Pengaruh Suhu Dan Konsentrasi - Kel 2 - A2 - KIMFIS
Pengaruh Suhu Dan Konsentrasi - Kel 2 - A2 - KIMFIS
Disusun Oleh:
Kelompok II (A2)
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sebagai berikut:
1. Larutan Na2S2O3 0,25 M
2. Larutan HCl 1M
1. 25 0 2
2. 20 5 2
3. 15 10 2
4. 10 15 2
5. 5 20 2
6. 0 25 2
B. Bagian B
1. Dimasukkan 10 ml Na2S2O3 0,25 ml kedalam gelas ukur, lalu diencerkan
volumenya menjadi 50 ml.
2. Diukur 2 ml HCl 1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditempatkan
gelas ukur dan tabung reaksi tersebut dipenangas air pada suhu 32˚C.
Dibiarkan kedua larutan beberapa lama sampai mencapai suhu
kesetimbangan, diukur suhu dengan thermometer dan dicatat.
3. Ditambahkan HCl kedalam larutan Na2S2O3 tersebut, pada saat yang
bersamaan dihidupkan stopwatch. Larutan diaduk lalu ditempatkan gelas
ukur diatas kertas bertanda silang hitam, dicatat waktu yang dibutuhkan
sampai tanda silang menjadi kabur bila dilihat dari atas.
4. Diulangi langkah kerja diatas dengan variasi suhu 35˚C, 40˚C, dan 45˚C,
50˚C, dan 55˚C.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini terdapat pada Tabel 4.1
dan 4.2.
Tabel 4.1 Hasil percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Volume Volume Volume Waktu 1/waktu
No
Na2S2O3 (ml) H2O (ml) HCl (ml) (s) (s-1)
1. 25 0 2 12,27 0,081
2. 20 5 2 16,07 0,062
3. 15 10 2 16,87 0,059
4. 10 15 2 18,49 0,054
5. 5 20 2 64,27 0,015
6. 0 25 2 ∞ ∞
4.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan bertujuan mempelajari pengaruh perubahan
konsentrasi terhadap laju reaksi. Percobaan bagian ini dilakukan dengan variasi
konsentrasi Na2S2O3 dan H2O sedangkan konsentrasi HCl tetap. Hasil yang
diperoleh pada percobaan ini adalah pada beaker glass I dimasukkan 25 ml
larutan Na2S2O3 25 ml + 0 ml H2O + 2 ml HCl ke dalam beaker glass. Kemudian
diletakkan diatas kertas yang bertanda silang hitam. Campuran tersebut
memerlukan waktu 12,27 detik untuk memudarkan tanda silang jika dilihat dari
atas. Secara berturut dan dengan perbandingan yang telah ditetapkan diperoleh
waktu yang diperlukan untuk memudarkan tanda silang jika dilihat dari atas
adalah 16,07 detik, 16,87 detik, 18,49 detik, 64,27 detik dan tidak terhingga.
Pada saat pencampuran, dilakukan pengadukkan yang bertujuan untuk
membuat larutan bercampur homogen agar mecapai hasil yang maksimal. Larutan
ini juga mengalami perubahan warna yang semakin keruh dan ketika dilihat dari
atas tanda silang yang berada dibawah beaker glass perlahan tidak terlihat.
Perubahan warna larutan menjadi keruh disebabkan karena konsentrasi dan
volume Na2S2O3 dalam campuran lebih banyak dari pada H2O dan HCl. Selain itu
keadaan ini juga dapat terjadi karena sifat dari Na2S2O3 adalah salah satu jenis
dari garam trehidrat, dimana garam terhidrat itu merupakan garam yang terbentuk
dari senyawa kimia yang mengikat molekul air pada suhu kamar. Garam natrium
memiliki sikap higroskopis sehingga hal inilah yang menyebabkan keadaannya
menjadi keruh.
Berikut dapat digambarkan melalui grafik dibawah ini:
0,09
KECEPATAN REAKSI (1/WAKTU)
Dapat dilihat dari grafik diatas, bahwa semakin tinggi volume suatu
larutan menandakan bahwa semakin pekat suatu campuran tersebut maka semakin
cepat terjadinya reaksi. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi
suatu zat maka jumlah molekul semakin banyak dan hal ini mengakibatkan
besarnya kemungkinan tiap molekul bertumbukkan. Hal ini membuktikan bahwa
konsentrasi berpengaruh terhadap laju reaksi dan konsentrasi berbanding lurus
dengan laju reaksi.
Percobaan selanjutnya adalah mengetahui pengaruh suhu terhadap laju
reaksi. Larutan yang digunakan sama dengan percobaan pertama yaitu
menggunakan larutan Na2S2O3, H2O dan HCl. Perbedaannya adalah larutan H2O
dipanaskan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menaikkan suhu agar dapat
dibandingkan mana yang lebih cepat bereaksi antara suhu yang dinaikkan dengan
suhu yang tidak dinaikkan atau suhu di ruangan. Pemanasan pada percobaan ini
juga bertujuan agar suhu tersebut merupakan ketetapan yang apabila suhu tersebut
dinaikkan maka akan membuat laju reaksi menjadi cepat.
Suhu yang digunakan adalah 35oC, 40oC, 45oC, 50oC, dan 55oC. Pada suhu
35oC memerlukan waktu 58,35 detik dengan laju reaksi 0,017 untuk bereaksi dan
menyebabkan terjadinya perubahan warna pada larutan yaitu larutan menjadi
keruh. Pada suhu 40oC memerlukan waktu 52,27 detik dengan laju reaksinya
0,019 untuk bereaksi. Pada suhu 45oC memerlukan waktu 46,50 detik dengan laju
reaksi 0,021 yaitu untuk bereaksi. Pada suhu 50oC memerlukan waktu 40,37 detik
dengan laju reaksi sebesar 0,025 untuk bereaksi dan yang terakhir pada suhu 55oC
memerlukan waktu 36,01 detik dengan laju reaksi 0,028 untuk bereaksi. Berikut
digambarkan pada grafik dibawah ini:
0,03
KECEPATAN REAKSI
0,025
y = 0,0006x - 0,0032
(1/WAKTU)
0,02 R² = 0,98
0,015
0,01
0,005
0
0 10 20 30 40 50 60
SUHU (°C)
-1,6
-1,65
-1,7
-1,75
-1,8
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Semakin tinggi suhu maka laju reaksi akan semakin cepat begitu
sebaliknya jika semakin rendah suhu maka akan semakin lama laju reaksi.
2. Semakin besar volume tiosulfat dalam campuran maka waktu yang terjadi
berlangsung semakin cepat hingga larutan keruh, dan sebaliknya.
3. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka akan semakin cepat laju
reaksi begitu sebaliknya semakin rendah konsentrasi suatu larutan maka
semakin lama laju reaksi.
4. Pada percobaan bagian A pada konsentarsi relatif thiosulfat 25, 1/waktu
yaitu 0,081 , konsentrasi relatif thiosulfat 20, 1/waktu yaitu 0,062, pada
konsentrasi 15, 1/waktu yaitu 0,059, pada konsentrasi 10, 1/waktu yaitu
0,054, konsentrasi relatif thiosulfat 5, 1/waktu yaitu 0,015 dan pada
konsentrasi relatif thiosulfat 0 tidak terjadi reaksi.
4. Pada suhu 35℃ 1/suhu yaitu 0,017 pada waktu 58,35 detik, pada suhu
40℃ 1/suhu yaitu 0,019 pada waktu 52,27 detik, pada suhu 45℃ 1/suhu
yaitu 0,021 pada waktu 46,50 detik, pada suhu 50℃ 1/suhu yaitu 0,025
pada waktu 40,37 detik, pada suhu 55℃ 1/suhu yaitu 0,028 pada waktu
36,01 detik.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini kedepannya selain menggunakan suhu dan
konsentrasi bisa juga ditambahkan katalis dalam satu percobaan sehingga dapat
dibandingkan mana percobaan yang hanya menggunakan faktor suhu dan
konsentrasi dengan percobaan faktor suhu, konsentrasi dan katalis. Pada saat
percobaan sebaiknya bahan yang digunakan harus diperiksa telebih dahulu agar
kita dapat mengetahui bahan yang kita gunakan layak atau tidaknya digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Krisbiyantoro.2008. Panduan Kimia Praktis SMA. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
Bird, Tony. 1990. Kimia Fisik untuk Universitas, Jakarta : Erlangga.
Keenan, 1990. Kimia Untuk Universita. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H.1985. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Moderen Jilid II.
Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Moderen Jilid II.
Erlangga: Jakarta.
Team Laboratorium Teknik Kimia. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisika.
Universitas Malikussaleh.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
DATA PENGAMATAN
KELOMPOK : 2
NAMA/NIM : 1. Fiqri Pradana Putra Nst NIM. 190140031
2. Oktarian Pranata Gurky NIM. 190140037
3. Nawardah Hanie NIM. 190140046
4. Erisantana Pelawi NIM. 190140052
5. Tassa Aurora NIM. 190140069
6. Topan Syah NIM. 190140075
7. Rahmad Hidayat NIM. 190140099
8. Sri Wiyani NIM. 190140110
Bagian A
Volume Volume Volume Waktu 1/waktu
No
Na2S2O3 (ml) H2O (ml) HCl (ml) (s) (s-1)
1. 25 0 2 12,27 0,081
2. 20 5 2 16,07 0,062
3. 15 10 2 16,87 0,059
4. 10 15 2 18,49 0,054
5. 5 20 2 64,27 0,015
6. 0 25 2 ∞ ∞
Bagian B
Suhu Suhu Waktu 1/waktu Log
No 1/suhu (K-1) -1
(˚C) (˚K) (detik) (det ) 1/waktu
1. 35 308 0,00324 58,35 0,017 -1,769
2. 40 313 0,00319 52,27 0,019 -1,721
3. 45 318 0,00314 46,50 0,021 -1,678
4. 50 323 0,00309 40,37 0,025 -1,602
5. 55 328 0,00304 36,01 0,028 -1,552
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
1. Bagian A
2. Bagian B
a. t = 58,35 detik
1/t = 1/ 58,35s = 0,017 s-1
b. t = 52,27 detik
1/t = 1/ 52,27s = 0,019 s-1
c. t = 46,50 detik
1/t = 1/ 46,50s = 0,021 s-1
d. t = 40,37 detik
1/t = 1/ 40,37s = 0,025 s-1
e. t = 36,01 detik
1/t = 1/ 36,01s = 0,028 s-1
C.1 Bagian A
Jawab:
0,09
KECEPATAN REAKSI (1/WAKTU)
0,081 25 0,062 20
0,062
= =
20 0,059 15
X = 1,045 X = 0,790
V3 C3 V4 C4
= =
V4 C4 V5 C5
0,059 15 0,054 10
= =
0,054 10 0,015 5
X = 0,728 X = 1,8
C.2 Bagian B
1. Lengkapi tabel di atas, laju reaksi dinyatakan dengan 1/waktu. Buat kurva
laju reaksi sebagai fungsi suhu (°C) dan buat juga kurva log laju reaksi
sebagai fungsi 1/suhu (K-1).
0,03
KECEPATAN REAKSI (1/WAKTU)
0,025
y = 0,0006x - 0,0032
0,02 R² = 0,98
0,015
0,01
0,005
0
0 10 20 30 40 50 60
SUHU (°C)
SUHU (°C)
-1,5
0 10 20 30 40 50 60
-1,55 y = 0,0111x - 2,1621
R² = 0,991
LOG (1/WAKTU)
-1,6
-1,65
-1,7
-1,75
-1,8
2. Dari kedua kurva di atas dapat diketahui bahwa, suhu yang dinaikkan
membuat reaksi berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh kenaikan
suhu yang memicu energi kinetik molekul membesar, sehingga
mempercepat reaksi. Hal ini membuktikan bahwa suhu berpengaruh
terhadap laju reaksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu berbanding
lurus terhadap kecepatan reaksi.
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT
Gelas ukur
Pipet volume
Thermometer
Batang pengaduk
Stopwatch