Anda di halaman 1dari 9

Al-Hadist dalam

Pandangan
Orientalis
Ria Rizka Awalliya
Magister Psikologi Sains Universitas Muhammadiyah Malang
“Telah Aku tinggalkan pada kamu
sekalian dua hal, jika kalian
berpegang keduanya, niscaya tidak
akan tersesat selamanya, dan hal
itu adalah; Al-Qur’an dan As-
Sunnah (al-Hadits).
Perkembangan
Orientalisme

01 02 03 04
Kata “orientalis” dari Dalam Para orientalis Dalam melakukan
kata orient yang perkembangannya, dengan dukungan kajian terhadap
berarti Asia Timur; Scr orientalisme penjajah telah dunia timur, kajian
geografis orient menjadi cabang berhasil para orientalis
bermakna dunia ilmu pengetahuan memalsukan dan cenderung
belahan timur dan yang subyektif, memutarbalikkan dihinggapi
secara etnologis berarti karena intervensi ajaran-ajaran subyektivitas, yakni
bangsa-bangsa timur. kolonial serta Islam. tidak terlepas dari
Sedangkan orientalisme kecenderungan fanatik agama atau
dalah suatu paham emosional. fanatik rasial.
atau aliran yg
berkeinginan
menyelidiki hal-hal yg
berkaitan dgn bangsa-
bangsa timur
Fokus Kajian Orientalis
Ada tiga hal yang sering dikemukakan orientalis dalam penelitian mereka terhadap al-Hadits;

2. Aspek Kepribadian 3. Aspek


1. Aspek Perawi Hadis
Nabi Muhammad SAW Pengklasifikasian Hadis

• Mempertanyakan • Orientalis membagi • Kajian terkait penulisan


tentang perawi. status nabi menjadi tiga; hadist, penulisan hadits
• Menurut orientalis, sebagai rasul, kepala yang baru dilakukan
perawi banyak dari negara, dan pribadi beberapa dekade setelah
sahabat nabi yang „baru‟ biasa (bahkan ada yang Nabi Muhammad wafat
dalam kehidupan menganggap paganis) juga perlu mendapat
Rasulullah. perhatian khusus.
Sikap para Orientalis terhadap Islam dan Al-Hadist
Perbedaan orientalis dalam memandang Islam, termasuk di dalamnya hadis, tidak terlepas dari
motivasi dan sikap mereka dalam mengkaji Islam.

01 02 03 04 05
Sikap orientalis Dalam bidang Perbedaan sisi Menurut Sa’d al- Dalam pandangan
setidaknya dibedakan hadis, sikap para Nabi telah Marsafi, sebagian kebanyakan
mjd 3; orientalis tidak membentuk citra orientalis orientalis, hadis
• Sikap netral terjadi terlepas dari sikap yang sama berpandangan hanya merupakan
pada awal dan pencitraan terhadap hadis. skeptis terhadap hasil karya ulama
persentuhan antara mereka terhadap Dalam pengertian keberadaan dan dan ahli fiqh yang
Timur dengan Barat Nabi Muhammad. bahwa mereka otentisitas hadis ingin menjadikan
pada masa sebelum Orientalis yang Nabi, sebab Islam sebagai
Perang Salib. mencitrakan Nabi berpandangan menurut agama yang multi
• Pasca perang Salib, Muhammad dari 3 negatif terhadap mereka, pada dimensional.
sikap tersebut sisi. Nabi Muhammad masa-masa awal
bergeser ke arah akan pertumbuhan
pendistorsian Islam. berpandangan Islam, hadis tidak
• Sikap mulai negatif pula tercatat
mengapresiasi Islam terhadap hadis, sebagaimana al-
demikian pula Qur’an.
sebaliknya.
Pandangan atau Asumsi Orientalis terhadap Hadis
menurut Sahiron Syamsuddin, secara umum kajian orientalisme terhadap islam khususnya hadits dapat dipetakan menjadi tiga asumsi;

Asumsi Skeptis Asumsi Non-Skeptis Asumsi Middle-Grown


Asumsi Skeptis adalah asumsi/persepsi Asumsi non-skeptis adalah asumsi yang Asumsi yang menengahi dua teori yang
yang meragukan otentisitas hadits Nabi. tidak meragukan otentisitas hadits Nabi. berlawanan tersebut (septis dan non-skeptis)

• Dimulai dari Alois Sprenger, yang menyatakan • Nabia Abbot, berkesimpulan • Haraldz Motzki, mengkritik asumsi skeptic
keragu-raguannya terhadap ketepercayaan hadis bahwa terdapat bukti-bukti Schchat dan Jyunboll dengan mengatakan
sebagai sumber sejarah, dan sikap tersebut konkrit yang menunjukkan bahwa otentisitas hadis terbukti terjadi sejak
akhirnya diikuti oleh William Muir, yang juga adanya pencatatan dan abad ke-1 H.
mempertahankan sikap kritisnya terhadap penulisan hadis sejak kurun • Menurutnya, sanad dan matan hadis-hadis
autentisitas hadits. pertama hijriah, yakni sejak dalam kitab tersebut layak dipercaya.
• Ignaz Goldziher adalah seorang pelopor yang rasulullah SAW masih hidup. • Coulson, mengusulkan agar para orientalis
telah meragukan adanya otentisitas hadits • Ia berpendapat bahwa sejak membalik tesis Schacht dari via negative
sebagai sesuatu yang berasal dari Nabi awal dalam Islam telah ada menjadi via positive.
Muhammad, menurutnya sulit untuk menentukan tradisi tulis menulis selain al- • Jika Schacht menyatakan bahwa semua hadis
hadis orisinil. Qur‟an. Oleh karena itu, harus dianggap tidak otentik hingga terbukti
• Jyunboll, menyatakan belum tentu hadis itu adalah tidak benar pendapat sebaliknya, maka harus dibalik menjadi: “semua
otentik dan memiliki klaim kesejahteraan yang yang menytakan bahwa hadis hadis harus dianggap otentik, kecuali jika
pasti. adalah bentuk pemalsuan terbukti ketidak-otentikannya”.
• Josepth Scachth, meyakini hadits-hadis dalam Islam
sebenarnya tidaklah berasal dari Nabi, tetapi
berasal dari generasi tabi‟in.
Bantahan Ulama dalam Pandangan Orientalis
Pandangan mereka bagaikan suatu virus yang perlu mendapatkan penanganan secara khusus, di samping memberikan pula obat
penawarnya agar tidak menjangkiti siapa pun dan di manapun.

S W O T
STRENGTHS WEAKNESS OPPORTUNITIES THREATS

• Lorem ipsum dolor • Lorem ipsum dolor • Lorem ipsum dolor • Lorem ipsum dolor
• sit amet Consectetur • sit amet Consectetur • sit amet Consectetur • sit amet Consectetur
• adipisicing elit • adipisicing elit • adipisicing elit • adipisicing elit
• Sed do eiusmod tempor • Sed do eiusmod tempor • Sed do eiusmod tempor • Sed do eiusmod tempor
• incididunt • incididunt • incididunt • incididunt
• Ut labore et dolore • Ut labore et dolore • Ut labore et dolore • Ut labore et dolore
• magna aliqua. • magna aliqua. • magna aliqua. • magna aliqua.
Bantahan Ulama dalam Pandangan Orientalis
Pandangan mereka bagaikan suatu virus yang perlu mendapatkan penanganan secara khusus, di samping memberikan pula obat
penawarnya agar tidak menjangkiti siapa pun dan di manapun.

Mengajukan bukti-bukti Antusiasme sahabat dalam Dalam tradisi Islam terdapat


yang cukup valid tentang menuntut ilmu kepada Nabi dua hal yang menyebabkan
keberadaan pencatan hadits Muhammad yang dibuktikan diterima atau ditolaknya
pada awal-awal periode dengan adanya kunjungan suatu hadits, yaitu adanya
Islam. Bahwa penulisan para sahabat yang dilakukan keshahihan sanad dan juga
hadits bisa secara bergilir, dan bagi yang matannya.
direkonstruksikan dalam 4 tidak menghadirinya, maka
fase: pertama, masa Nabi mereka akan mendapatkan
hidup, kedua, masa wafat hadis dari orang-orang yang
Nabi sampai masa Ummayah, telah mendapatkan hadis
ketiga, pada masa Ummayah secara langsung dari Nabi.
dengan titik sentral bahasan
pada peran ibn Syihab al-
Zuhri dan keempat adalah
periode kodifikasi hadits
kedalam buku-buku fiqh.
PENUTUP

Ketika para orientalis gagal dalam menggugat otentisitas


Al-Qur'an, mereka lalu beralih menggugat otentisitas hadis,
yang upaya tersebut mereka lakukan agar kaum Muslimin
pada akhirnya menjauhi dan meninggalkan Al-Qur’an dan
hadis sebagai sumber hukumnya.

Meskipun demikian, Allah telah menjaga kaum Muslimin


dengan memberikan bimbingan keilmuan dan cahaya-Nya,
di mana para ulama yang ada telah memberikan banyak
sanggahan kepada para orientalis.

Anda mungkin juga menyukai