Anda di halaman 1dari 45

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS MAKALAH USAHA KESEHATAN

SEKOLAH (UKS)

OLEH: KELOMPOK 7
KELAS B14-B

1. NI NYOMAN YUNITA DEWI 213221269


2. NI PUTU SEKARINI 213221270
3. NI PUTU SANTIKA WIDYASWARI 213221271
4. KOMANG WAHYU GINTARI 213221272
5. NI KOMANG LIONY DAMAYANTI 213221273

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA MEDIKA
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tugas Keperawatan Komunitas
Makalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
berdasarkan ruang lingkupnya sehingga dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik, rapi, dan
berdasarkan pada sumber yang akurat. Penulis berharap semoga makalah ini bisa menjadi
sarana untuk menambah wawasan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi di penulisan berikutnya.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 13 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ................................................................................................i


KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................3


1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................3
1.4 Sistemtika Penulisan.......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) .................................................5
2.2 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) .....................................................6
2.3 Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)..........................................................7
2.4 Kebijakan SKB 4 Menteri Terkait UKS.......................................................24
2.5 KMS Remaja ................................................................................................29
2.6 Rujukan Kesehatan UKS ..............................................................................30
2.7 Peran Dokter Kecil pada UKS Tingkat SD ..................................................31
2.8 Peran KKR pada UKS Tingkat Lanjut SMP dan SMA................................32
BAB III PENUTUP................................................................................................34
3.1 Simpulan ....................................................................................................34
3.2 Saran .............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................35
LAMPIRAN ..........................................................................................................36

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pembangunan bangsa Indonesia yang melibatkan segala
aspek kehidupan dapat digolongkan ke dalam beberapa bidang, misalnya
pendidikan, kebudayaan, ekonomi, dan tata pemerintahan. Satu aspek
penunjang perkembangan bangsa, pendidikan merupakan proses memanusiakan
manusia muda (Agus Taufiq, dkk, 2010). Hal ini tujuan pendidikan menjadi target
yang harus dicapai oleh pelaku pendidikan.
Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan formal, tempat anak
didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sekolah
mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu penetahuan dan ketrampilan, agar
mampu berdiri sendiri dalam masyarakat. Di dalam pengembangan nasional,
anak merupakan investasi pembangunan dalam bagian tenaga kerja dan pewaris
negara di masa depan, maka pembinaan untuk anak perlu dimulai sejak dini.
Sehubungan dengan itu bidang pendidikan dan kesehatan mempunyai peranan
yang besar karena secara organisatoris sekolah berada di bawah Departemen
Pendidikan Nasional, sedangkan secara fungsional Departemen Kesehatan
bertanggung jawab atas kesehatan peserta didik (Sonja Poernomo, 1978). Salah
satu tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah untuk menyebarluaskan
informasi yang bersifat mendidik dan keahlian-keahlian yang berguna serta
praktis, supaya pembangunan terus berlangsung dan masyarakat terus dapat
hidup dalam kebiasaan yang layak dan sehat (Tono Sadjimin dan Peter Whiticar,
1979).
Peningkatan kualitas manusia Indonesia memerlukan berbagai upaya
yang diantaranya melalui upaya pendidikan dan kesehatan baik di sekolah
maupun luar sekolah. Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan, yaitu
memiliki pengetahuan tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif
terhadap prinsip hidup sehat, memiliki keterampilan dalam pemeliharaan,
pertolongan dan perawatan kesehatan, memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu

1
menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik tumbuh kembang secara
harmonis, menerapkan prinsipprinsip pencegahan penyakit, memiliki daya
tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki kesegaran jasmani dan
kesehatan yang optimal. Tempat yang baik untuk tumbuh dan kembangnya
generasi penerus, maka sekolah perlu memperhatikan hal-hal yang mendukung
dalam proses perkembangan dan pertumbuhan, serta tercapainya status kesehatan,
baik di sekolah maupun di sekitar lingkungan hidupnya, sehingga mereka dapat
tumbuh secara harmonis, efisien, dan optimal, maka perlu diciptakan lingkungan
yang sehat dan memupuk kebiasaan hidup sehat. Perilaku hidup sehat merupakan
kebiasaan yang butuh ketelatenan dalam penanaman pada setiap anak dan harus
dimulai sedini mungkin.
Seluruh lapisan masyarakat berhak hidup sehat dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang layak serta ikut berperan aktif dalam pembangunan
kesehatan. Hidup sehat dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai juga
berhak didapatkan oleh seluruh anak Indonesia ketika menempuh jenjang
pendidikan, mereka pun diharapkan ikut berperan aktif dalam melaksanakan
pembangunan kesehatan. Untuk itu, salah satu bidang yang terpenting adalah
bidang kesehatan sekolah. Salah satu usaha yang dilakukan dan terus
dikembangkan adalah Usaha Kesehatan Sekolah atau yang disebut dengan UKS.
Program UKS dilaksanakan pada semua jenis dan tingkat pendidikan, baik
Sekolah Negeri maupun Sekolah Swasta mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga
Sekolah Menegah Atas, khusus pengembangan UKS tingkat Sekolah Dasar
penyelenggaraannya bersama-sama dengan lembaga pendidikan mulai tingkat
daerah sampai tingkat pusat. Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan
baik sehingga sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau
mempromosikan derajat kesehatan peserta didik. Penyelenggaraan program
kesehatan sekolah sebagai upaya untuk mencapai tujuan pengembangan
kemampuan hidup, sebagai syarat utama tercapainya derajat kesehatan yang
optimal, dan selanjutnya menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas.
Sarana dan prasarana program pelayanan usaha kesehatan sekolah harus
ditunjang dengan sarana yang berkualitas. Program pelayanan usaha kesehatan
sekolah akan tercapai dengan memaksimalkan sarana dan prasarana yang dimiliki

2
serta adanya kerjasama semua pihak yang terkait misal Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan, orang tua siswa dan dengan organisasi lainnya. Kegiatan pelayanan
usaha kesehatan sekolah hanya dilakukan apabila ada Dinas Kesehatan yang
mempunyai program untuk kemajuan usaha kesehatan sekolah. Sekolah hanya
mampu menerima dan belum bisa mengembangkan program yang diberikan
karena selain sarana dan prasarana yang kurang juga dikarenakan keterkaitan
pihak yang lain belum saling mendukung.
Keterkaitan pihak yang saling mendukung juga sangat dibutuhkan dalam
pengadaan sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah. Hal ini terlihat bahwa di
sekolah dasar banyak yang tidak memiliki ruang UKS. Selama ini apabila ada
siswa yang membutuhkan pertolongan pertama hanya ditempatkan di ruang guru.
Begitu juga dengan peralatan dan perlengkapan lainnya belum mendapat
perhatian. Dana sangat diperlukan untuk membiayai pelaksanaan program UKS,
tanpa dana yang cukup maka mustahil program UKS akan berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu berbagai pihak harus mengupayakan sumber-sumber untuk
keperluan penyelenggaraan UKS, mengingat UKS adalah suatu yang sangat
penting untuk keberhasilan anak didik di sekolah. Karena dalam kenyataannya
tidak sedikit sekolah yang tidak dapat melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dengan alasan minimnya dana yang tersedia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian UKS?
1.2.2 Apa saja sasaran UKS?
1.2.3 Apa saja trias UKS?
1.2.4 Apa saja kebijakan SKB 4 Menteri terkait UKS?
1.2.5 Apakah yang dimaksud KMS remaja?
1.2.6 Bagaimana rujukan kesehatan remaja?
1.2.7 Apa peran dokter kecil pada UKS tingkat SD?
1.2.8 Apa peran Kader Kesehatan Remaja pada UKS tingkat SMP dan SMA?

3
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian UKS.
1.3.2 Mengetahui sasaran UKS.
1.3.3 Memahami trias UKS.
1.3.4 Mengetahui kebijakan SKB 4 Menteri terkait UKS.
1.3.5 Mengetahui KMS remaja.
1.3.6 Mengetahui rujukan kesehatan remaja.
1.3.7 Mengetahui peran dokter kecil pada UKS tingkat SD.
1.3.8 Memahami peran KKR pada UKS tingkat SMP dan SMA.

1.4 Sisstematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan (terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, dan sistematika penulisan)
BAB II : Pembahasan (menjabarkan isi makalah)
BAB III : Penutup (berisi kesimpulan dan saran)

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada masyarakat sekolah yaitu anak didik, guru, dan karyawan sekolah
lainnya dengan prioritas UKS diberikan kepada SD, mengingat SD merupakan
dasar dari sekolah lanjutan (MGMP Pati, 2019). Menurut Kemenkes RI (2017) UKS
adalah program pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat
bagi warga sekolah. Program UKS diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas.
Sejalan dengan pengertian tersebut usaha kesehatan terutama ditujukan
kepada usaha peningkatan kesehatan masyarakat dengan mencakup antara lain:
mencegah penyakit, memperpanjang hidup manusia, meningkatkan hidup yang
sehat, memberantas penyakit menular, dan membina peran serta masyarakat dalam
rangka memelihara kesehatan. Usaha membina dan mengembangkan hidup sehat
dilakukan secara terpadu, baik dengan program pendidikan di sekolah melalui
pendidikan olahraga dan kesehatan, melalui usaha-usaha yang dilakukan dalam
rangka pembinaan dan pemilaharaan kesehatan (Amin, 2015).
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan wadah dan program yang sangat efesien
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan perserta didik
sedini mungkin, yang dilakukan secara terpadu oleh 4 Depertemen terkait beserta
seluruh jajarannya baik di pusat maupun daerah, Adapun landasan 4 menteri, yaitu
Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri (Trishandra, 2019). Berdasarkan peraturan bersama Kemendikbud,
Kemenkes, Kemenag, dan Kemendagri No. 6, 73,41,81 pasal 1 tahun 2014 Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disingkat UKS/M adalah kegiatan
yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan.

5
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah usaha
kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar
lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat
sekolah yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis serta optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

2.2 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ialah usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran utama adalah anak-anak sekolah dan
lingkungannya (Mu’rifah, 1991) Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS
meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, guru, orang tua, pengelola pendidikan
dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder.
Sedangkan sasaran tersier adalah lembaga pendidikan mulai dari tingkat SD sampai
SLTA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi, agama serta
pondok pesantren beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan
prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Sasaran tersier lainnya
adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat
sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga (institusi) pendidikan merupakan media
yang penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata cara dan
kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada anak-anak. Dengan
demikian, agar dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga,
masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik
dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap kebiasaan hidup dengan
normanorma kesehatan.
Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS mempunyai
peranan yang sangat efektif yaitu: 1) Sekolah Dasar, sebagai masyarakat yang
mempunyai komunitas (peserta didik) yang sangat besar, 2) Sekolah Dasar, sebagai
lembaga pendidikan yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air, dari pedesaan
hingga kota-kota besar. Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program
UKS mempunyai peranan yang sangat efektif sebab sekolah dasar, sebagai lembaga
pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, dari pedesaan hingga
kotakota besar. Di pandang dari segi pembiayaan pemerintah dan harapan untuk

6
masa depan, pelaksanaan UKS di sekolah dasar adalah ekonomis. Apalagi untuk
kepentingan ini masyarakat (orang tua murid) selalu dilibatkan dalam berbagai
bentuk, melalui POMG (persatua orang tua murid dan guru). Peserta didik dari
tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk perguruan agama beserta
lingkungan yang merupakan sasaran utama dari pembinaan UKS (Depkes RI,
1982).
Sasaran lain UKS adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan
pelayanan kesehatan serta lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga,
dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan
media yang penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata cara dan
kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada anak-anak. Dengan
demikian, akan dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga,
masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik
dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasan hidup dengan
norma-norma kesehatan. Peserta didik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat
menengah termasuk perguruan tinggi beserta lingkungannya merupakan sasaran
utama dari pembinaan UKS, sehingga secara fungsional departemen kesehatan
bertanggung jawab atas kesehatan peserta didik.

2.3 Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Dalam upaya meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip dan pola hidup sehat sedini
mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok UKS/M
(Trias UKS). Jadi pengertian Trias UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), yaitu
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah
sehat.
a. Pendidikan Kesehatan
Trias UKS yang pertama adalah pendidikan kesehatan, adapun yang dimaksud
pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau
tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi pribadi (fisik,
mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

7
1) Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan adalah adalah peserta didik :
a) Memiliki adab, sopan santun dan akhlak mulia dalam kehidupan
sehari – hari sesuai dengan prinsip karakter etika ketimuran
b) Memiliki pengetahuan tentang kesehatan, termasuk perilaku hidup
berih dan sehat
c) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip dan pola hidup
bersih dan sehat
d) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan degan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan
e) Memiliki perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan
sehari – hari
f) Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan
berat badan secara harmonis (proporsional)
g) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip – prinsip pencegahan
penyakit dalam kehidupan sehari – hari
h) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba,
miras, alkohol dan zat adiktif serta gaya hidup tidak sehat)
2) Pelaksanaan pendidikan kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui :
a) Kegiatan kurikuler
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat dilakukan melalui kegiatan
kurikuler, yaitu melalui pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran,
sesuai kurikulum yang berlaku untuk setiap jenjang yang dapat
diintegrasikan ke semua mata pelajaran khususnya pendidikan
jasmani, kesehatan dan agama.
(1) Sekolah Dasar (SD)
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui peningkatan
pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip
hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan
perawatan kesehatan mencakup :

8
(a) Tidak merokok
(b) Cuci tangan sampai sabun
(c) Konsumsi minuman dan makanan sehat
(d) Penggunaan jamban sehat
(e) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
(f) Pemantauan berat badan secara teratur
(g) Membuang sampah pada tempatnya
(h) Etika batuk dan bersin
(i) Pengelolaan kebersihan saat menstruasi
(j) Kebersihan gigi dan mulut
(k) Mengenal bahaya narkoba dan miras
(l) Pemahaman tentang kesegaran jasmani
(m) Mengenal cara P3K dan P3P
(n) Mengenal pentingnya imunisasi
(o) Mengenal pentingnya sarapan pagi
(p) Mengenal bahaya penyakit diare, DBD dan influenza
(q) Menjaga kebersihan pribadi
(r) Mengenal makanan sehat
(s) Menjaga kebersihan lingkungan, sekolah dan rumah
(2) Sekolah Menengah Pertama (SLTP)
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, penanaman kebiasaan hidup bersih dan
sehat, terutama melalui penanaman konsep yang berkaitan
dengan prinsip hidup sehat, mencakup :
(a) Tidak merokok
(b) Cuci tangan pakai sabun
(c) Konsumsi minuman dan makanan sehat
(d) Pengunaan jamban sehat
(e) Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah
(f) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
(g) Pemantauan berat badan dan tinggi badan secara teratur
(h) Membuang sampah pada tempatnya

9
(i) Etika batuk dan bersin
(j) Pengelolaan kebersihan saat menstruasi
(k) Kebersihan reproduksi
(l) Kebersihan gigi dan mulut
(m) Bahaya narkoba dan miras
(n) Bahaya HIV/AIDS
(o) Memahami bahaya penyakit menular
(p) Memahami bahaya seks bebas
(q) Pemahaman tentang kesegaran jasmani
(r) Perundungan (bullying)
(3) Sekolah Menengah Atas (SLTA)
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan
melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, terutama
melalui peningkatan pemahaman dan konsep yang berkaitan
dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai kemampuan
untuk menularkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari – hari, mencakup :
(a) Tidak merokok
(b) Cuci tangan pakai sabun
(c) Konsumsi minuman dan makanan sehat
(d) Pengunaan jamban sehat
(e) Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah
(f) Pemberantasan jentik nyamuk
(g) Pemantauan berat badan dan tinggi badan secara teratur
(h) Membuang sampah pada tempatnya
(i) Etika batuk dan bersin
(j) Pengelolaan kebersihan saat menstruasi
(k) Kebersihan gigi dan mulut
(l) Bahaya narkoba dan miras
(m) Bahaya HIV/AIDS dan seks bebas
(n) Kebersihan reproduksi
(o) Memahami dan menghindari penyakit menular

10
(p) Pemahaman tentang kesegaran jasmani
(q) Perundungan (bullying)
b) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah
maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan kesehatan. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan antara lain :
(a) PMR (Palang Merah Remaja)
(b) Dokter kecil
(c) Apotek hidup
3) Pendekatan dan Metode
a) Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam
rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain :
(1) Pendekatan individual
(2) Pendekatan kelompok
(a) Kelompok kelas
(b) Kelompok bebas
(c) Lingkungan keluarga
(d) Teman sebaya
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat
tercapai secara optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya
memperhatikan hal - hal sebagai berikut:
a) Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual
peserta didik
b) Diupayakan sebanyak – banyaknya melibatkan peran aktif peserta
didik
c) Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat

11
d) Selalu mengacu pada tujuan pendidikan termasuk upaya alih
teknologi
e) Memperhatikan kebutuhan dan kemampuan sekolah
f) Mengikuti/memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
g) Dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan
kepribadian dan akhlak mulia
b) Metode
Dalam proses ajar – mengajar guru dan pembina dapat menggunakan
metode:
(1) Belajar kelompok
(2) Kerja kelompok/penugasan
(3) Diskusi
(4) Belajar perorangan
(5) Pemberian tugas
(6) Pemeriksaan langsung
(7) Karyawisata
(8) Bermain peran
(9) Ceramah
(10) Demonstrasi
(11) Tanya jawab
(12) Simulasi
(13) Dramatisasi
(14) Bimbingan (konseling)
(15) Role play

b. Pelayanan Kesehatan
Trias UKS yang kedua adalah pelayanan kesehatan. Adapun yang
dimaksud pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya.
1) Kegiatan pelayanan kesehatan

12
Adapun kegiatan – kegiatan tersebut adalah :
a) Peningkatan kesehatan promotif dilaksanakan melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan
b) Pencegahan preventif dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan
daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit
dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum
timbul penyakit
c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan
melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal
d) Membuat area promosi kesehatan di sekolah
2) Tujuan pelayanan kesehatan
Tujuan pelayanan kesehatan adalah :
a) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup bersih dan sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup
bersih dan sehat
b) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelalaian dan cacat
c) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit, kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan
kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar berfungsi optimal.
3) Tempat pelayanan kesehatan
a) Di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa penyuluhan dan
latihan keterampilan, antara lain :
(1) Dokter kecil
(2) Kader Kesehatan Remaja
(3) Palang Merah Remaja
(4) Saka Bakti Husada
b) Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai
kebutuhan
4) Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

13
a) Pelayanan kesehatan di sekolah
Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan sebagai berikut :
(1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah perlu
didelegasikan kepada guru, setelah guru diantar kader UKS
dibimbing oleh petugas Puskesmas. Kegiatan tersebut adalah
kegiatan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif) dan
dilakukan pertolongan sederhana pada waktu terjadi kecelakaan
atau penyakit sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan
kesehatan juga menjadi kegiatan pendidikan.
(2) Sebagian dari kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh
dilakukan oleh petugas Puskesmas dan dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan secara terpadu (antara
Kepala Sekolah dan Petugas Puskesmas).
b) Pelayanan kesehatan di Puskesmas
Bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah khusus untuk kasus yang
tidak dapat diatasi oleh sekolah. Untuk itu perlu diadakan kesepakatan
dalam rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta didik yang
dirujuk ke Puskesmas. Sekolah sebaiknya mengupayakan dana UKS
untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah pembiayaan tidak
menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan. Untuk ini setiap
peserta didik harus memiliki kartu/kartu rujukan sesuai tingkat
pelayanan kesehatan. Tugas dan fungsi Puskesmas dalam UKS adalah
pelaksana dan pembina mencakup :
(1) Memberikan pencegahan terhadap suatu penyakit dengan
imunisasi dan lainnya yang dianggap perlu
(2) Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang
berhubungan dengan peserta didik (kepala sekolah, guru, orang
tua.komite sekolah, peserta didik dll)
(3) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan
UKS pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, kader UKS
dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam
pelaksanaan UKS.

14
(4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan
UKS pada khususnya kepada Kepala Sekolah, guru, kader
UKS/M dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta
dalam pelaksanaan UKS/M
(5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS/M dan kader
UKS/M (Dokter Kecil dan Kader Kesehatan Remaja)
(6) Melakukan penjaringan (tes kesegaran jasmani untuk siswa) dan
pemeriksaan berkala serta rujukan terhadap kasus-kasus tertentu
yang memerlukannya
(7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling;
(8) Menginformasikan kepada warga sekolah tentang derajat
kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara
peningkatannya
(9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina UKS/M
setempat meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan
permasalahan yang dialami
(10)Membina kantin sekolah sehat
(11)Perlu pembinaan bagi pedagang kaki lima dan penjaja makanan
yang ada di sekitar sekolah
c) Peserta Didik yang Perlu Dirujuk
Adapun peserta didik yang perlu dirujuk adalah :
(1) Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti
pelajaran, dan bila masih memungkinkan segera disuruh
pulang dengan membawa surat pengantar dan buku/kartu
rujukan agar dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan
kesehatan yang ditunjuk.
(2) Bila peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan
disuruh pulang dan segera membutuhkan pertolongan
secepatnya agar dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang
terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu agar
segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke
Puskesmas/sarana pelayanan kesehatan tersebut.

15
d) Pendekatan
Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokan sebagai berikut:
(1) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau
mengurangi masalah perorangan, antara lain pencarian,
pemeriksaan, dan pengobatan penderita
(2) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau
mengurangi masalah lingkungan di sekolah, khususnya
masalah lingkungan yang tidak mendukung tercapainya
derajat kesehatan optimal
(3) Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat sekolah
e) Metode yang diperlukan
(1) Penataran/pelatihan
(2) Bimbingan kesehatan dan bimbingan khusus (konseling);
(3) Penyuluhan kesehatan
(4) Pemeriksaan langsung
(5) Pengamatan (observasi)

c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


Trias UKS yang ketiga adalah pembinaan lingkungan sekolah sehat. Adapun
yang dimakud lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi
wadah/tempat kegiatan pendidikan.
1) Jenis Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu : a)
Lingkungan fisik meliputi
Ruang kelas, ruang UKS/M, ruang laboratorium, kantin sekolah, sarana
olahraga, ruang Kepala Sekolah, guru, pencahayaan, ventilasi, WC,
kamar mandi, kebisingan, kepadatan, sarana air bersih dan sanitasi,
halaman, jarak papan tulis, vektor penyakit, meja, kursi, sarana ibadah,
dan sebagainya.
b) Lingkungan Non Fisik

16
Perilaku membuang sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih mengalir, perilaku memilih
makanan jajanan yang sehat, perilaku tidak merokok, pembinaan
masyarakat sekitar sekolah, bebas jentik nyamuk dan sebagainya.
2) Lingkungan Sekolah Sehat
Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang
dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta
membentuk perilaku hidup bersih dan sehat serta terhindar dari pengaruh
negatif.
3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat adalah usaha untuk menciptakan
kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan
sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler,
maka kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat lebih banyak
diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
yang dapat menunjang pembinaan lingkungan sekolah sehat antara lain:
a) Lomba sekolah sehat
b) Lomba kebersihan antar kelas
c) Menggambar/melukis
d) Mengarang
e) Menyanyi
f) Kerja bakti
g) Pembinaan kebersihan lingkungan, pemberantasan sumber penularan
penyakit
h) Melaksanakan Jambore UKS/M
i) Membuat sekolah/madrasah menjadi wisata UKS/M
j) Membuat sekolah sebagai percontohan bagi masyarakat sekitar

17
Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah
sehat sebaiknya dilakukan kegiatan identifikasi masalah, perencanaan,
intervensi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan.
1) Identifikasi Faktor Risiko Lingkungan Sekolah
Identifikasi faktor risiko dilakukan dengan cara pengamatan
dengan menggunakan instrumen pengamatan dan bila perlu dilakukan
pengukuran lapangan dan laboratorium.Analisis faktor risiko
dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan dengan
standar yang telah ditentukan. Penentuan prioritas masalah
berdasarkan perkiraan potensi besarnya bahaya atau gangguan yang
ditimbulkan, tingkat keparahan dan pertimbangan lain yang
diperlukan sebagai dasar melakukan intervensi.
2) Perencanaan
Dalam perencanaan sudah dimasukkan rencana pemantauan
dan evaluasi serta indikator keberhasilan. Perencanaan masingmasing
kegiatan/upaya harus sudah terinci volume kegiatan, besarnya biaya,
sumber biaya, waktu pelaksanaan, pelaksana dan penanggung jawab.
Agar rencana kegiatan atau upaya mengatasi masalah atau
menurunkan risiko menjadi tanggung jawab bersama maka dalam
menyusun perencanaan hendaknya melibatkan masyarakat sekolah,
peserta didik, guru, Kepala Sekolah, orang tua/Komite Sekolah,
peserta didik, penjaja makanan di kantin sekolah, instansi terkait, Tim
Pembina UKS/M Kecamatan.
3) Intervensi
Intervensi terhadap faktor risiko lingkungan dan perilaku pada
prinsipnya meliputi tiga kegiatan yaitu penyuluhan, perbaikan sarana
dan pengendalian.
a) Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah sendiri
atau dari pihak luar yang diperlukan.
b) Perbaikan Sarana

18
Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko lingkungan
ditemukan kondisi yang tidak sesuai dengan standar teknis maka
segera dilakukan perbaikan.
c) Pengendalian
Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan
di sekolah, upaya pengendalian faktor risiko disesuaikan dengan
kondisi yang ada, antara lain sebagai berikut:
(1) Pemeliharaan Ruang dan Bangunan
(a) Atap dan talang dibersihkan secara berkala sekali dalam
sebulan dari kotoran/sampah yang dapat menimbulkan
genangan air
(b) Pembersihan ruang sekolah dan halaman minimal sekali
dalam sehari
(c) Pembersihan ruang sekolah harus menggunakan kain pel
basah untuk menghilangkan debu atau menggunakan alat
penghisap debu
(d) Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan
desinfektan
(e) Lantai harus disapu terlebih dahulu sebelum dipel
(f) Dinding yang kotor atau yang catnya sudah pudar harus
dicat ulang
(g) Bila ditemukan kerusakan pada tangga segera diperbaiki
(2) Pencahayaan dan Kesilauan
(a) Pencahayaan ruang sekolah harus mempunyai
intensitas yang cukup sesuai dengan fungsi ruang
(b) Pencahayaan ruang sekolah harus dilengkapi dengan
penerangan buatan
(c) Untuk menghindari kesilauan maka harus disesuaikan
tata letak papan tulis dan posisi bangku peserta didik (d)
Gunakan papan tulis yang menyerap cahaya.
(3) Ventilasi

19
(a) Ventilasi ruang sekolah harus menggunakan sistem
silang agar udara segar dapat menjangkau setiap sudut
ruangan
(b) Pada ruang yang menggunakan AC ( AirConditioner ),
harus disediakan jendela yang bisa dibuka dan ditutup;
(c) Agar terjadi penyegaran pada ruang ber-AC, jendela
harus dibuka terlebih dahulu minimal satu jam sebelum
ruangan tersebut dimanfaatkan
(d) Filter AC harus dicuci minimal 3 bulan sekali.
(4) Kepadatan Ruang Kelas
Kepadatan ruang kelas dengan perbandingan minimal setiap
peserta didik mendapat tempat seluas 2 m2. Rotasi tempat
duduk perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga
keseimbangan otot mata.
(5) Jarak Papan Tulis
(a) Jarak papan tulis dengan meja peserta didik paling
depan minimal 2,5 meter
(b) Jarak papan tulis dengan meja peserta paling belakang
maksimal 9 meter
(c) Petugas menghapus papan tulis sebaiknya
menggunakan masker
(6) Sarana cuci tangan
(a) Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun/cairan
antiseptik
(b) Tersedia saluran pembuangan air bekas cuci tangan
(c) Bila menggunakan tempat penampungan air bersih
maka harus dibersihkan minimal seminggu sekali
(d) Rasio kelas dengan tempat cuci tangan 1 : 1
(7) Kebisingan
Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan
dalam proses belajar, maka dapat dilakukan dengan cara :

20
(a) Lokasi jauh dari keramaian, misalnya : pasar,terminal,
pusat hiburan, jalan protokol, rel kereta api dan lain- lain
(b) Penghijauan
(c) Pembuatan pagar tembok tinggi yang mengelilingi
sekolah
(8) Air bersih
(a) Sarana air bersih harus jauh dari sumber pencemaran
(tangki septik, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, dll)
(b) Bila terjadi keretakan pada dinding sumur atau lantai
sumur agar segera diperbaiki
(c) Tempat penampungan air harus dibersihkan/dikuras
secara berkala
(9) Toilet/Jamban
(a) Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak
berbau
(b) Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam
seminggu, dan bila tidak digunakan dalam waktu lama
(libur panjang) maka bak air harus dikosongkan agar
tidak menjadi tempat perindukan nyamuk
(c) Menggunakan desinfektan untuk membersihkan
lantai, closet serta urinoar
(d) Tersedia sarana cuci tangan, sabun untuk cuci tangan,
cermin dan tempat sampah dalam toilet
(e) Perbandingan toilet pria dan wanita adalah pria 1:40
dan wanita 1:25
(10) Sampah
(a) Setiap kelas tersedia tempat sampah yang terpilah
(organik dan non-organik)
(b) Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan
setiap hari an dibuang ke tempat pembuangan

21
sampah sementara yang terpilah (organik dan
nonorganik)
(c) Pembuangan sampah dari tempat pembuangan
sampah sementara ke tempat pembuangan sampah
akhir dilakukan setiap hari.
(11) Sarana Pembuangan Air Limbah
Membersihkan saluran pembuangan limbah terbuka minimal
seminggu sekali agar tidak terjadi perindukan nyamuk dan
tidak menimbulkan bau.
(12) Vektor (Pembawa Penyakit)
Agar lingkungan sekolah bebas dari nyamuk demam
berdarah maka harus dilakukan kegiatan:
(a) Kerja bakti rutin sekali dalam seminggu dalam
rangka pemberantasan sarang nyamuk
(b) Menguras bak penampungan air secara rutin minimal
seminggu sekali dan bila libur panjang dikosongkan
(c) Bila ada kolam ikan dirawat agar tidak ada jentik
nyamuk
(d) Pengamatan terhadap jentik nyamuk di setiap
penampungan air atau wadah yang berpotensi adanya
jentik nyamuk. Hasil pengamatan dicatat untuk
menghitung Container Index
(13) Kantin Sekolah
(a) Makanan jajanan harus dibungkus dan atau tertutup
sehingga terlindung dari lalat, binatang lain dan debu
(b) Makanan tidak kadaluarsa
(c) Tempat penyimpanan makanan dalam keadaan bersih,
terlindung dari debu, terhindar dari bahan berbahaya,
serangga dan hewan lainnya
(d) Tempat pengolahan atau penyiapan makan harus bersih
dan memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yang
berlaku

22
(e) Peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyajikan
dan peralatan makan harus bersih dan disimpan pada
tempat yang bebas dari pencemaran
(f) Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukannya
(g) Dilarang menggunakan kembali peralatan yang
dirancang untuk sekali pakai
(h) Penyaji makanan harus selalu menjaga personal
hygiene (menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum
memasak dan setelah dari toilet, memakai celemek dan
tutup kepala, tidak berkuku panjang, dan tidak
menggunakan perhiasan)
(i) Persyaratan makanan yang dijual di kantin: tidak
mengandung bahan pengawet, pewarna, penyedap rasa,
dan bahan berbahaya lainnya
(j) Daftar menu yang disajikan harus memenuhi gizi
seimbang
(k) Bila tidak tersedia kantin di sekolah maka harus
dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh guru UKS/
M terhadap penjaja makanan di sekitar sekolah dengan
memenuhi persyaratan di atas
(14) Halaman
(a) Melakukan penghijauan
(b) Melakukan kebersihan halaman sekolah secara berkala
seminggu sekali
(c) Menghilangkan genangan air di halaman dengan
menutup/mengurug atau mengalirkan ke saluran umum
(d) Melakukan pengaturan dan pemeliharaan tanaman
(e) Memasang pagar keliling yang kuat dan kokoh tetapi
tetap memperhatikan aspek keindahan
(15) Meja dan kursi peserta didik

23
Desain meja dan kursi harus memperhatikan aspek
ergonomis, permukaan meja/bangku memiliki kemiringan
ke arah pengguna sebesar 15% atau sudut 10o.
(16) Perilaku
(a) Mendorong peserta didik untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat dengan memberikan kateladanan,
misalnya tidak merokok, menggunakan obat-obat
terlarang di sekolah
(b) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
(c) Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setelah buang air besar, sebelum menyentuh
makanan, setelah bermain atau setelah beraktifitas
lainnya
(d) Membiasakan membuang air kecil yang benar dengan
cara S-K-S (Siram-Kencing-Siram)
(e) Membiasakan memilih makanan jajanan yang sehat;
(f) Belajar budaya antri;
(g) Membiasakan makan dengan posisi duduk.
4) Pelaksana Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
a) Kepala Sekolah
b) Guru
c) Peserta Didik
d) Pegawai Sekolah
e) Komite Sekolah
f) Masyarakat

2.4 Kebijakan SKB 4 Menteri Terkait UKS


Berikut ini kutipan teks dari isi berkas Peraturan Bersama (SKB) Antara Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 6/X/PB/2014 Menteri Kesehatan RI
Nomor 73 Tahun 2014 Menteri Agama RI Nomor 41 Tahun 2014 Menteri Dalam
Negeri RI Nomor 81 Tahun 2014 tentang pembinaan dan pengembangan UKS/M
(Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah). Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah yang
selanjutnya disingkat UKS/M adalah kegiatan yang dilakukan untuk

24
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan. UKS/M bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan pekembangan yang harmonis peserta didik.
Sasaran UKS/M dalam Peraturan Bersama ini meliputi:
a. Peserta didik
b. Pendidik
c. Tenaga kependidikan
d. Masyarakat sekolah
Kegiatan pokok UKS/M dilaksanakan melalui Trias UKS/M (2) Trias UKS/M
meliputi:
a. Pendidikan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan
c. Pembinaan lingkungan sekolah sehat Pendidikan kesehatan meliputi:
a. Meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap, dan keterampilan untuk hidup
bersih dan sehat
b. Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari luar
c. Pembudayaan pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari
Pelaksanaan pelayanan kesehatan ntara lain meliputi:
a. Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
b. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala
c. Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut
d. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
e. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)/pertolongan pertama pada penyakit
(P3P)
f. Pemberian imunisasi
g. Tes kebugaran jasmani
h. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
i. Pemberian tablet tambah darah
j. Pemberian obat cacing

25
k. Pemanfaatan halaman sekolah sebagai taman obat keluarga (TOGA)/apotek
hidup
l. Penyuluhan kesehatan dan konseling
m. Pembinaan dan pengawasan kantin sehat
n. Informasi gizi
o. Pemulihan pasca sakit
p. Rujukan kesehatan ke puskesmas/rumah sakit Pembinaan lingkungan sekolah
sehat meliputi:
a. Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan,
kerindangan, dan kekeluargaan (7K)
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap rokok,
pornografi, narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), dan
kekerasan
c. Pembinaan kerja sama antar masyarakat sekolah
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Trias UKS/M, memerlukan aspek
pendukung meliputi: a. Ketenagaan
b. Pendanaan
c. Sarana prasarana
d. Manajemen
e. Penelitian dan pengembangan.

Pembinaan dan pengembangan UKS/M dilaksanakan pada tingkat provinsi dan


kabupaten atau kota.
Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan UKS/M dilaksanakan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Agama, dan Kementerian Dalam Negeri baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pembinaan dan


pengembangan UKS/M meliputi:
a. Menetapkan kebijakan teknis dalam pembinaan dan pengembangan UKS/M
melalui kurikuler dan ekstrakurikuler
b. Merumuskan dan menyusun standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan

26
UKS/M
c. Mendorong pemerintah daerah melaksanakan pelatihan bagi guru pembina
UKS/M, dan kader kesehatan
d. Menyusun pedoman pendidikan kesehatan yang dibutuhkan untuk proses
kegiatan belajar mengajar
e. Mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup
bersih dan sehat
f. Membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkaladi
semua sekolah
g. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS/M
h. Mendorong pemerintah daerah untuk pengadaan sarana prasarana UKS/M
i. Mengembangkan model sekolah sehat
j. Melaksanakan pengendalian faktor resiko lingkungan di sekolah

Kementerian Kesehatan melakukan pembinaan dan pengembangan UKS/M


meliputi:
a. Menetapkan kebijakan yang mendukung kegiatan UKS/M
b. Memfasilitasi gerakan masyarakat, sekolah, maupun kampanye kesehatan
yang mendukung pelaksanaan UKS/M
c. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS/M
d. Menyediakan prototype media KIE, pedoman pembinaan UKS/M bagi tenaga
kesehatan, dan memfasilitasi dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota
untuk penggandaan media KIE
e. Meningkatkan akses terhadap media KIE, pedoman, dan buku-buku tentang
materi kesehatan
f. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan sekolah

g. Memonitor, mengendalikan, mengelola agar penjaringan kesehatan oleh tenaga


kesehatan dapat terlaksana dengan baik
h. Melakukan persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS)

27
i. Melaksanakan pembinaan pengendalian faktor resiko lingkungan di
sekolah/madrasah
j. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian faktor resiko
lingkungan secara terpadu
k. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
l. Mengembangkan metode promosi kesehatan di sekolah yang mendukung
UKS/M

Kementerian Agama melakukan pembinaan dan pengembangan UKS/M meliputi:


a. Menetapkan kebijakan teknis dalam pembinaan dan pengembangan UKS/M
melalui kurikuler dan ekstrakurikuler
b. Menetapkan standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan UKS/M
c. Mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan agama
d. Menyusun, menggandakan, dan mendistribusikan pedoman pendidikan
kesehatan dan buku-buku UKS/M lainnya untuk memenuhi kebutuhan
madrasah dan pondok pesantren umum di bawah binaan Kementeriaan
Agama
e. Menyediakan fasilitas UKS/M yang meliputi sarana prasarana berupa ruang
UKS/M beserta peralatan yang dibutuhkan
f. Membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di
semua madrasah dan pondok pesantren
g. Melaksanakan pengendalian faktor resiko lingkungan di madrasah dan
pondok pesantren
h. Melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang lingkungan
madrasah dan pondok pesantren sehat
i. Mengembangkan model Madrasah dan Pondok Pesantren Sehat.

Kementerian Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengembangan UKS/M


meliputi :
a. Memfasilitasi penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria program
UKS/M

28
b. Mendorong pemerintah daerah kabupaten/kota untuk membuat Peraturan
Daerah tentang penyelenggaraan UKS/M
c. Mendorong pemerintah daerah untuk memasukkan UKS/M dalam perencanaan
daerah di tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi
d. Mendorong daerah untuk mengalokasikan pembiayaan pelaksanaan UKS/M
e. Mendorong daerah untuk membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP
UKS/M dan sekretariat TP UKS/M provinsi, sekretariat TP UKS/M
kabupaten/kota, dan sekretariat TP UKS/M kecamatan.

Pada saat Peraturan Bersama ini mulai berlaku, Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1/U/SKB/2003, 1067/Menkes/SKB/VII/2003, MA/230A/2003,
dan 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

2.5 KMS Remaja


KMS remaja merupakan instrumen sederhana yang mudah dimengerti,
mudah dilaksanakan, berorientasi pendidikan, dan sangat relevan dengan program
UKS. KMS remaja berguna untuk memantau pertumbuhan fisik, keadaan gizi, dan
kesehatan siswa. (Husaini dan Sandjaja, 2012).
Menurut Mubarak & Chayatin (2009), pada KMS remaja terdapat kolom
yang harus diisi dan penayangan informasi tentang :
a. Identitas siswa
b. Catatan perkembangan kesehatan siswa.
c. Grafik berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB), atau grafik
pertumbuhan.
Indeks BB dan TB digunakan dalam KMS remaja karena indeks ini yang
paling tepat dalam mendiagnosa keadaan gizi sekarang, dibandingkan dengan
indeks antropometri lainnya. Grafik pertumbuhan ini berguna untuk
mengidentifikasi siswa tentang keadaan gizi dan pola pertumbuhan.
Pertumbuhan yang kurang baik karena kekurangan gizi pada siswa perlu
dideteksi agar dapat dilakukan perbaikan.

29
Menurut Mubarak & Chayatin (2009), fungsi dari KMS remaja antara
lain :
a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.
b. Sebagai alat untuk pendidikan gizi dan kesehatan .
c. Meningkatkan partisipasi guru dan orang tua dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan anak sekolah
d. Sebagai catatan pelayanan kesehatan yang telah diperoleh peserta didik.

*) Contoh KMS Remaja laki-laki (biru) dan perempuan (pink) terlampir.

2.6 Rujukan Kesehatan UKS


Rujukan dilakukan kepada peserta didik, khusus untuk kasus yang tidak
dapat diatasi oleh sekolah/madrasah. UKS akan memberikan rujukan pada peserta
didik yang membutuhkan pengobatan dan perawatan lebih lanjut ke Puskesmas atau
Rumah Sakit (Juniati, 2019).
Mengenai pembiayaan peserta didik yang dirujuk ke Puskesmas, sekolah
telah mengupayakan dana UKS agar masalah pembiayaan tidak menghambat
pelayanan pengobatan yang diberikan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
oleh Ismail pada tahun 2017 dalam penelitiannya yang berjudul “Pelaksanaan UKS
di SD Muhammadiyah 1 Surakarta”, dapat diketahui bahwa dana UKS berasal dari
SPP tiap siswa dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Peserta didik wajib
memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan kesehatan.
Menurut Susanto dkk (2019), adapun peserta didik yang perlu dirujuk adalah :
a. Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila
masih memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat pengantar
dan buku/kartu rujukan agar dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan
kesehatan yang ditunjuk. Contoh : Siswa yang mengalami suhu badan tinggi
dan panas tidak turun ketika sudah mendapatkan penanganan UKS akan
dirujuk ke Puskesmas, siswa yang mengalami sakit gigi.

b. Bila peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan disuruh pulang dan
segera membutuhkan pertolongan secepatnya, segera dibawa ke sarana

30
pelayanan kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu
orang tua peserta didik tersebut akan diberitahukan untuk datang ke Puskesmas.
Contoh : Siswa yang mengalami kecelakaan/cidera parah di lingkungan
sekolah, siswa yang mengalami diare dan muntah sampai dehidrasi di sekolah.

2.7 Peran Dokter Kecil pada UKS Tingkat SD


Salah satu program dalam UKS ialah pembinaan dokter kecil. Dokter kecil
ialah peserta didik yang telah memenuhi kriteria dan dipilih untuk ikut serta
melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan untuk dirinya sendiri dan
orangorang disekitarnya. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah melalui program
UKS adalah salah satu strategi yang ditempuh dalam rangka pembangunan di
bidang kesehatan. Menurut Nugroho (2016), peran dokter kecil pada tingkat SD di
dalam usaha kesehatan sekolah meliputi:
1. Promosi Kesehatan
a. Meggerakkan dan membimbing teman dalam melaksanakan pengamatan
kebersihan dan kesehatan pribadi, pengukuran Tinggi Badan dan Berat
Badan dan Penyuluhan kesehatan.
b. Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan
sekolah, contoh: kebersihan ruang kelas dan perlengkapannya, kebersihan
halaman sekolah, tempat suci, WC, kamar mandi, persediaan air bersih,
tempat sampah, saluran pembuangan, termasuk upaya pemberantasan
sarang nyamuk (PSN).
2. Penyelenggaraan Kesehatan Sekolah
Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah,
antara lain distribusi obat cacing, vitamin, dll; Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K), Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dokter kecil
memiliki peran untuk mempromosikan dan menjadi motivasi gaya hidup sehat
bagi orang-orang yang ada di sekelilingnya. Dokter kecil juga memiliki peran
untuk membantu setiap kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh UKS. Namun
seluruh warga sekolah berperan penting untuk memaksimalkan berjalannya
program UKS.

31
2.8 Peran Kader Kesehatan Remaja pada KS Tingkat Lanjut SMP dan SMA
2.8.1 Pengertian Kader Kesehatan Remaja (KKR)
Kader kesehatan remaja adalah remaja yang dipilih/secara sukarela
mengajukan diri, memenuhi kriteria dan terlatih untuk ikut melaksanakan
upaya kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga serta masyarakat.
Yang termasuk dalam Kader Kesehatan Remaja umumnya disingkat KKR,
antara lain : konselor sebaya, dokter kecil, pendidik sebaya (Peer Educator),
anggota saka bakti husada, anggota PMR, anggota karang taruna, kader
posyandu remaja, remaja masjid, pemuda gereja, dan kader jumantik kecil.
Kader Kesehatan Remaja (jenjang SLTP dan SLTA) biasanya berasal dari
murid kelas 1 dan 2 SLTP dan sederajat, murid kelas 1 dan 2 SMU dan
sederajat, yang telah mendapatkan pelatihan KKR. Dasar pembentukan
KKR tertuang dalam UU nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal
no 17 dinyatakan bahwa kesehatan anak diselenggarakan untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesehatan anak
dilakukakan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandunagan, masa
bayi, masa balita, usia pra sekolah, dan usia sekolah.
2.8.2 Manfaat Dan Fungsi Kader Kesehatan Remaja
1. Menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat
2. Menjadi promotor/penggerak dan motivator dalam upaya
meningkatkan kesehatan diri sendiri, teman-teman dan lingkungan
sekitar.
3. Membantu teman, guru, keluarga, dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan kesehatan termasuk melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan.
2.8.3 Peran Dan Fungsi Kader Kesehatan Usia Sekolah Dan Remaja
1. Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
pendididkan keterampilan hidup sehat ( PHKS)
2. Menyebarluaskan informasi kesehatan di linkungan sekolah dan
lingkungan tempat tinggalnya.

3. Peduli terhadap masalah kesehatan di lingkungan sekolah dan


lingkungan tempat tinggalnya.

32
4. Mengawasi kebersihan lingkungannya.
5. Mengingatkan teman sebaya dilingkungan sekitarnya agar
melaksanakan PHBS.
6. Membantu petugas kesehatan dalam melakukan penjaringan kesehatan
dan pemeriksaan berkala.
7. Membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan teman sebayanya.
8. Membantu memfasilitasi teman sebaya dalam rujukan kesehatan dasar
bila diperlukan.
2.8.4 Kriteria KKR
Kriteria kader kesehatan remaja sebagai berikut:
1. Telah menduduki kelas 1 dan kelas 2 SLTP / SLTA
2. Berprestasi di sekolah/ kelas
3. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
4. Bersih dan berperilak sehat
5. Bermoral baik dan suka menolong
6. Bertempat tingal di rumah sehat
7. Di ijinkan oleh orang tua nya

Dalam rangka menunjang peran kader kesehatan remaja tersebut perlu


adanya pembinaan, pembinaan kader kesehatan remaja dilakukan bersama lintas
sector terkait yaitu pihak kecamatan, pendidikan, puskesmas dan departemen
agama, dalam pembinaan kader diberikan pengetahuan dan informasi tentang
sanitasi pribadi, NAPZA, termasuk rokok dan minuman keras, kesehatan
reproduksi, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan indera, berbagai penyakit menular
dan tidak menular, P3K, dan gizi.
Hasil yang ingin dicapai setelah terbentuknya KKR yaitu para kader KKR
menjadi rujukan teman –temannya yang kebetulan ada masalah, permasalahan yang
timbul di antara remaja, maupun remaja dengan orang tuanya, dan akan dicurahkan
kepada teman sebayanya, dengan adanya KKR diharapkan permasalahan dapat
dipecahkan dikalangan mereka sendiri. Terutama disaat ada remaja yang
membutuhkan pertolongan pertama dan pelayanan kesehatan, maka KKR harus siap
membantu dan menolong.

33
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang
ada di dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat yang ada sekitar lingkungan
sekolah, yang sasaran utamanya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah
lainnya.
Terbentuknya usaha kesehatan sekolah (UKS) bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan yang sehat, yang memungkinkan pertumbuhan yang
harmonis dan optimal.
Sasaran utama yang menjadi subjek program kerja usaha kesehatan masyarakat
adalah siswa dan lingkungannya. Namun disamping itu terdapat sasaran lain UKS
yaitu sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan serta
lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar
sekolah.
Dalam menjalankan fungsi UKS di sekolah, UKS memiliki struktur organisasi
inti yang terdiri dari pembina, ketua, sekretaris I, sekretaris II, dan anggota. Selain
itu keorganisasian UKS juga dibagi berdasarkan tingkat wilayahnya. Selain itu
komponen terpenting dalam terbentuknya UKS adalah adanya sarana prasarana
kesehatan yang menunjunjang proses pelayanan. Serperti tempat tidur, alat
kesehatan sederhana, dan obat-obatan.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Sebagai tim pengelola UKS wajib memperhatikan komponen penting yang
sudah seharusnya ada di UKS sesuai standar pelayanan yang ada.
2. Sebagai perawat komunitas yang bekerja sama dalam pelayanan kesehatan
komunitas sekolah, harus mampu memberikan pendampingan baik proses
pelayanan kesehatan (pertolongan pertama pada kasus penyakit yang sering
terjadi di sekolah) serta sistem mekanisme pelayanan dan peraturan UKS.

34
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. 2015. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan. Jurnal Skripsi. Diakses


pada tanggal 18 November 2020, pukul 13.35 WITA.

Hidayat, Podo. 2015. Kelengkapan Sarana dan Prasarana UKS di Sekolah Dasar
Negeri se-Gugus Diponegoro Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.
Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/26372/1/full%20skripsi%20podo.pdf
diakses pada 1 November 2017.

Husaini, dkk. 2012. KMS Remaja, Relevansinya Dengan Pemantauan Tumbuh


Kembang Dalam Upaya Meningkatkan Gizi Dan Kesehatan. Jakarta :
Jurnal Penelitian Badan Litbangkes Kemenkes.

Jati, Ismail. 2017. Pelaksanaan UKS di SD Muhammadiyah 1 Surakarta.


Surakarta : Karya tulis Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Juniati, Agus,dan Riasmini. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas Dan


Keluarga Edisi 1. Indonesia : Elseveir

Kemenkes. 2018. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja. Jakarta : Kementrian


Kesehetaan RI

Kemenkes RI. 2017. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi Transformasi dalam
Upaya Kesehatan di Lingkungan Sekolah. Jakarta: Kemenkes RI.

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri


Agama, Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia NOMOR
1/U/SKB/2003, NOMOR 1067/MENKES/VII/2000, NOMOR MA/230
A/2003, NOMOR 26 Tahun 2003 Tentang Pembinaan dan Pengembangan
UKS

MGMP Pati. 2019. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk SMK Farmasi I.


Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan
Aplikasi. Jakarta:Salemba Medika.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 24 Tahun


2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana untuk SD/MI,SMP/MTS,Dan
SMA/MA

35
Susanto, dkk. 2019. Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan UKS/M. Jakarta :
Direktorat jendral Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sisi Edukasi. 2018. SKB 4 Menteri terkait UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Tersedia pada https://www.berkasedukasi.com/2018/03/skb-4-
menteritentang-uks-usaha.html diakses pada 19 November 2020

Trishandra, J. (2019). Tinjauan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SD


Negeri 159/III Semumu Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci, Jurnal
Ensiklopedia,.

Yuniarsyah, Rizal. 2014. Pengelolaam Pelaksanaan UKS di SMP Negeri/ MTs


Negeri di Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Diakses pada 19 November
2020.

36
ii
3
4
5
6
7

Anda mungkin juga menyukai