Anda di halaman 1dari 4

Name : Amelia Zulaikha Pratiwi

NIU/Class : 468610/ MAK43 – Matrikulasi Kelas B


Topic : Resume Auditing Ch.3 Audit Reports dan Ch.4 Professional
Ethics

I. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


A. Laporan Audit Unmodified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian)
Laporan audit merupakan proses terakhir dari tahapan audit. Unsur-unsur dalam Laporan
Audit Unmodified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian) :
1. Judul Laporan
Judul menggunakan kata “independen” untuk meyakinkan bahwa audit terbebas dari
praduga apapun. Contoh : Laporan Auditor Independen.
2. Alamat laporan audit
3. Paragraf pendahuluan
a. Paragraf pertama menyatakan bahwa KAP telah melaksanakan audit.
b. Menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit termasuk tanggal neraca serta
periode akuntansi dari laporan laba rugi dan laporan arus kas.
4. Tanggung jawab manajemen
Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen
termasuk kesesuaian dengan standar akuntansi yang berlaku dan pengendalian
internal dalam pelaporan keuangan agar terbebas dari kesalahan penyajian ataupun
kecurangan.
5. Tanggung jawab auditor
a. Paragraf pertama menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan dan audit telah
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Paragraf ini juga
menjelaskan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
b. Paragraf kedua menjelaskan ruang lingkup audit dan bukti audit yang diperoleh
terkait jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
c. Paragraf terakhir menjelaskan bahwa auditor telah memperoleh bukti yang memadai
untuk mendukung opininya.
6. Paragraf opini
Menyajikan kesimpulan dari audit yang telah dilakukan berdasarkan professional
judgement /pertimbangan professional. Contoh pernyataan opini wajar tanpa
pengecualian dalam laporan audit “menyajikan secara wajar dalam hal yang material…”.
7. Tandatangan dan alamat KAP
8. Tanggal laporan audit

B. Syarat terpenuhinya Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian


1. Semua laporan keuangan tersaji secara lengkap meliputi laporan posisi keuangan, laba
rugi, perubahan modal dan laporan arus kas.
2. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan
penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu
menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah terpenuhi.
3. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah
paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.
C. Standar laporan audit dan laporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan
sesuai dengan standar audit

Kategori laporan audit :

1. Wajar tanpa syarat: kelima kondisi yang dinyatakan dalam point 2 di atas terpenuhi.
2. Wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelasan atau dengan modifikasi
kalimat: Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan serta
laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi auditor merasa perlu
memberikan informasi tambahan.
3. Wajar dengan pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan
keuangan memang telah disajikan dengan wajar, tetapi lingkup audit telah dibatasi
secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4. Tidak wajar (adverse) atau menolak memberikan pendapat (disclaimer): Auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar (adverse),
auditor tidak dapat memberikan opininya mengenai apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar (disclaimer). Pendapat disclaimer dapat disebabkan dua hal
yaitu dibatasinya lingkup audit dan ketidakindependennya auditor.

D. Materialitas
Materialitas memberikan suatu pertimbangan penting dalam menentikan jenis laporan
audit yang diterbitkan. Kesalahan penyajian laporan keuangan dianggap material jika
kesalahan penyajian tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh
pengguna laporan keuangan.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN JENIS OPINI

Tingkat Pengaruhnya terhadap Keputusan Yang Dibuat oleh Jenis Opini


Pengguna Laporan
Materialitas

Tidak Material Tidak mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna Wajar tanpa
laporan syarat

Material Mempengaruhi keputusan pengguna laporan hanya jika Wajar dengan


informasi yang salah saji tersebut sangat penting bagi
Pengecualian
keputusan tertentu. Tetapi keseluruhan lapo ran keuangan
disajikan secara wajar

Sangat Material Sebagian besar atau seluruh keputusan yang dibuat oleh Disclaimer/
pengguna laporan sangat dipengaruhi oleh kesalahan
penyajian tersebut

E. Proses Keputusan Auditor untuk laporan audit


1. Menentukan kondisi yang menyebabkan tidak terpenuhinya opini WTP
2. Menentukan materialitas pada setiap kondisi
3. Menentukan jenis laporan yang sesuai untuk setiap kondisi sesuai dengan materialitasya
4. Menyusun Laporan Auditor Independen.

II. ETIKA PROFESIONAL


1. Etika secara garis besar didefinisikan sebagai perangkat prinsip atau nilai moral.

2. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku
yang layak harus dibuat.
3. Etika dibutuhkan dalam profesi dikarenakan adanya kebutuhan kepercayaan publik akan
kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Bagi
akuntan publik, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan atas
kualitas audit dan jasa lainnya karena pemakai tidak memiliki kompetensi dan waktu untuk
mengevaluasi pekerjaan akuntan publik. Akuntan publik mempunyai hubungan profesional
yang berbeda dengan profesional lain. Profesional lain hanya bertanggung jawab kepada
klien yang ditanganinya sedangkan akuntan publik ditugaskan dan dibayar oleh yang
mengeluarkan laporan keuangan (manajemen/klien) sedangkan yang mendapat manfaat
dari audit adalah pemakai laporan keuangan yang umumnya tidak pernah berhubungan
dengan auditor

4. Kode Etik Profesi.

Merupakan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan khusus yang
menguraikan berbagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Berdasarkan kode etik
profesi akuntan publik yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), lima
prinsip dasar etika untuk anggota adalah sebagai berikut :

a. Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
b. Objektivitas - tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak
lain.
c. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - untuk:
i) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesional pada level
yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya
bekerja memperoleh jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar
profesional dan standar teknis terkini serta ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku; dan
ii) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar
teknis yang berlaku.
d. Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan
profesional dan bisnis.
e. Perilaku Profesional - mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh Anggota mungkin akan
mendiskreditkan profesi Anggota.

5. Independensi
a. Independence in appearance (Independensi dalam penampilan) – pandangan pihak
lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit
b. Independence in fact (inependensi dalam fakta) – auditor harus memiliki kejujuran yang
tinggi dan keterkaitan yang erat dengan objektivitas dalam pelaksanaan audit.

6. Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :


a. Kepentingan keuangan .
• Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk non partner
berlaku jika mereka terlibat dalam penugasan.
• Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak langsung jika
jumlahnya material.
• Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan kekayaan pribadi
anggota dan penghasilannya.
b. Kepentingan keuangan dengan pihak berelasi
• Pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil, hipotek
rumah, atau pinjaman tanpa agunan .
• Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali kontak jarang
terjadi atau letaknya yang terpisah secara geografis.
• Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang kecuali
jumlahnya maksimal 5 % dari total aktiva .
• Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan dengan
klien
• Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau pengurus
perusahaan klien kecuali untuk organisasi nirlaba atau sepanjang profesinya
bersifat kehormatan.
c. Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang
d. Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP diijinkan dengan
syarat :
• Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan .
• Akuntan publik tidak berperan sebagai pegawai atau manajemen perusahaan
• Dalam pemeriksaan harus sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum
e. Honor audit tidak boleh dibayar oleh manajemen kecuali auditor pemerintah atau
komite audit.

III. REGULASI AKUNTAN PUBLIK


• Kode Etik Profesi Akuntan Publik
• Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
• PMK Nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik
• PMK Nomor 155/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 Tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi
Akuntan dan Akuntan Publik
• POJK No.13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan

Anda mungkin juga menyukai