Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MPMP

“INTERVENSI TQM DALAM LAYANAN PENDIDIKAN”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengendalian Mutu


Pendidikan

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. R. Madhakomala, M.Pd.

Oleh:

Chyta Anindhyta NIM. 9911921023

Liberti Natalia Hia NIM. 9911922001

Rusmita NIM. 9911922018

Sapta Mupakkat T. P NIM. 9911922005

Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan review
buku dengan judul “Intervensi TQM dalam Layana Pendidikan”.

Makalah ini disusun sebagian persyaratan untuk memenuhi nilai tugas


mata kuliah Managemen Pengendalian Mutu Pendidikan pada program Doktor
Manajemen Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Penulis
menyadari tidak akan mampu menyelesaikan Makalah ini dengan baik tanpa
adanya dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. R. Madhakomala, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah


Managemen Pengendalian Mutu Pendidikan pada program Doktor
Manajemen Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
2. Teman - teman seperjuangan kelas Reguler program Doktor Manajemen
Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tahun 2021.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan


dikarenakan keterbatasan penulis, namun penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, pengembangan ilmu dan dapat
digunakan sebagai salah satu bahan referensi terkait dengan penulisan makalah
Managemen Pengendalian Mutu Pendidikan ke depannya.

Jakarta, Oktober 2021

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan
tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat
beroperasi secara efektif agar mampu mencapai tujuannya, perusahaan dapat
mempergunakan sumber daya secara efisien, serta perusahaan dapat
memperoleh input secara ekonomis. Auditor internal seringkali dianggap
sebagai pencari kesalahan manajemen karena perannya sebagai pihak yang
memeriksa manajemen perusahaan (Media Pertamina, 2008). Selain itu,
auditor internal dianggap kurang menguntungkan karena dampak positif yang
diberikan tidak signifikan bagi perkembangan perusahaan (Roux, 2008).
Persepsi perusahaan terhadap auditor internal seperti demikianlah yang
menjadi tantangan bagi profesi auditor internal. Seiring berjalannya waktu,
paradigma audit internal mengalami pergeseran yang pada awalnya auditor
internal memiliki fungsi sebagai watchdog untuk mengungkap temuan
bersifat korektif dan memiliki sikap pasif, menjadi watchdog sekaligus
konsultan dan katalisator yang berfungsi memecahkan masalah bersifat
korektif, preventif, prediktif dan memiliki sikap aktif dan komunikatif.
Dimulai dari sewaktu terungkapnya berbagai skandal dunia seperti yang
terjadi di Enron dan Bank Global di Indonesia yang melibatkan adanya
aktivitas fraud, korupsi, investasi tidak patut, dan lainnya, kondisi ini salah
satunya disebabkan oleh lemahnya pengendalian internal perusahaan yang
berpengaruh terhadap kinerja dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Ditambah lagi dengan minimnya informasi mengenai efektivitas
pengendalian suatu perusahaan yang diungkapkan kepada publik, sehingga
banyak ketidakefisiensian yang tidak tertangkap.
Begitu pula dengan di Indonesia, krisis ekonomi yang melanda pada tahun
1997-1998 menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan,
salah satu penyebabnya adalah dikarenakan lemahnya pengawasan dan belum

3
diterapkan praktik Good Corporate Governance (GCG) yang baik. Sehingga
saat ini di Indonesia, perusahaan milik publik, perbankan dan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) wajib memiliki unit audit internal untuk membantu
memastikan sistem pengendalian internal di perusahaan. Pedoman umum
GCG Indonesia juga merekomendasikan agar setiap perusahaan memiliki
fungsi pengawasan internal yang merupakan bagian dari sistem. Bahkan
untuk perbankan, dijelaskan dalam peraturan Bank Indonesia nomor: 1/ 6
/PBI/1999 yang menjelaskan tentang penugasan direktur kepatuhan dan
penerapan standar pelaksanaan fungsi audit intern bank umum. Di dalam
peraturan tersebut tercantum bahwa bank umum memiliki kewajiban untuk
menerapkan standar pelaksanaan fungsi audit intern bank.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melakukan analisis bedah buku
Handbook of International Quality Control, Auditing, Review, Other
Assurance, and Related Services Pronouncements. Diharapkan melalui
analisis buku ini pemakalah dapat memaparkan apa saja komponen utama
yang disampaikan pada buku tersebut, menganalisis audit pada perbankan
yang disampaikan pada buku, serta mampu mengimplementasikannya dalam
permasalahan perbankan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, pada makalah ini ditarik beberapa
rumusan masalah untuk mengetahui analisis terkait intervensi TQM dalam
pendidikan secara mendalam adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Layanan Pendidikan dalam TQM?
2. Apa sajakah komponen layanan prima dalam TQM?
3. Bagaimana kebutuhan pengelolaan layana pendidikan dalam TQM?
4. Apa pentingnya kualitas layanan pendidikan dalam TQM?
5. Bagaimana karakteristik jasa layanan pendidikan dalam TQM?
6. Bagaimana kebutuhan pengelolaan layanan pendidikan dalam TQM?

4
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pada makalah ini ditarik beberapa
tujuan penulisan untuk mengetahui analisis terkait bagan Intervensi TQM
dalam bidang pendidikan secara mendalam adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui implementasi Layanan Pendidikan dalam TQM.
2. Untuk mengetahui komponen layanan prima dalam TQM.
3. Untuk mengetahui kebutuhan pengelolaan layana pendidikan dalam TQM.
4. Untuk mengetahui pentingnya kualitas layanan pendidikan dalam TQM.
5. Untuk mengetahui karakteristik jasa layanan pendidikan dalam TQM
6. Untuk mengetahui kebutuhan pengelolaan layanan pendidikan dalam
TQM.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui implementasi Layanan Pendidikan dalam TQM.


2. Untuk mengetahui komponen layanan prima dalam TQM.
3. Untuk mengetahui kebutuhan pengelolaan layana pendidikan dalam TQM.
4. Untuk mengetahui pentingnya kualitas layanan pendidikan dalam TQM.
5. Untuk mengetahui karakteristik jasa layanan pendidikan dalam TQM
6. Untuk mengetahui kebutuhan pengelolaan layanan pendidikan dalam
TQM.

6
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
Tujuan dari audit laporan keuangan ini adalah untuk mengetahui dan
juga menentukan apakah laporan yang telah dibuat disajikan secara wajar dan
bisa dipertanggungjawabkan. Penyajian kondisi keuangan sebuah perusahaan
pun haruslah dilaporkan sebenar-benarnya dan sesuai dengan tanggal
pelaporan maupun kinerja manajemen periode tersebut. Mulai dari semua hal
yang material, posisi keuangan hingga hasil dari usaha tersebut.
Hal terpenting lainnya adalah mengetahui apa saja tanggung jawab
yang dibebankan pada auditor. Pertama adalah tanggung jawab pada bagian
perencanaan, pengendalian dan juga pencatatan segala pekerjaannya sebagai
seorang auditor. Selanjutnya yaitu pada bertanggung jawab atas sistem
akuntansi, dimana seorang auditor harus tahu dengan pasti mengenai sistem
pencatatan maupun transaksi dan menilainya untuk laporan keuangan.
Hal selanjutnya adalah tanggung jawab pada bukti audit, dimana
auditor akan mendapatkan bukti audit yang wajar dan relevan dengan apa
yang ada untuk memberikan kesimpulan yang rasional. Selanjutnya yaitu
pada pengendalian intern, seorang auditor diwajibkan untuk memastikan dan
juga melakukan pengendalian internal dengan menggunakan compliance test.

7
Tanggung jawab terakhir seorang auditor adalah melakukan
peninjauan ulang pada laporan keuangan yang tersedia. Hal ini dilakukan
untuk mengambil kesimpulan dan juga pendapat yang rasional atas laporan
keuangan sebuah perusahaan atau lembaga bersangkutan.
Dalam menetapkan sifat, luas, dan waktu pekerjaan yang akan
dilaksanakan, auditor mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Tingkat kepercayaan yang masuk akal untuk ditempatkan pada sistem
klasifikasi kualitas pinjaman bank, pada prosedurnya untuk memastikan
bahwa semua dokumentasi telah dilengkapi dengan benar, pada prosedur
tinjauan pinjaman internal dan pada pekerjaan audit internal.
b. Mengingat kepentingan relatif dari pinjaman luar negeri, auditor biasanya
memeriksa:
i. Informasi atas dasar yang bank menilai dan memantau risiko
negara dan kriteria (misalnya, klasifikasi khusus dan rasio
penilaian) yang digunakannya untuk tujuan ini; dan
ii. Apakah dan, jika demikian, oleh siapa batas kredit ditetapkan untuk
masing-masing negara, berapa batasnya dan sejauh mana batas
tersebut telah dicapai.

Berikut inilah prosedur dari auditor yang dilakukan, yaitu:

1. Merencanakan Kegiatan Audit


Hal pertama yang harus dilakukan adalah merencanakan kegiatan
audit laporan keuangan. Tentunya pada proses perencanaan seorang
auditor harus mengerti dan paham mengenai objek yang akan diperiksa.
Dengan begitu proses audit yang telah disusun sedemikian rupa bisa
berjalan lancar dan juga efektif.
2. Melakukan Uji Pengendalian
Langkah berikutnya adalah melakukan pemeriksaan laporan
keuangan dan uji pengendalian. Tugas seorang auditor disini ialah
melakukan pengujian pada efektivitas pengendalian informasi hingga
mengevaluasi berbagai transaksi oleh klien dalam laporan keuangan.

8
3. Menerapkan Prosedur Analitis
Dalam melakukan sebuah audit, maka akan terjadi perbandingan-
perbandingan antara saldo akun dengan data yang disajikan. Hal inilah
yang menjadi bahan untuk melakukan prosedur analitis. Auditor pun akan
melakukan berbagai prosedur untuk menguji salah saji moneter yang ada
pada akun laporan keuangan perusahaan yang ditangani.

4. Mengumpulkan Temuan
Pada tahap ini, seorang auditor akan mengumpulkan hasil temuan
dan mendokumentasikannya untuk mengidentifikasi laporan keuangan
secara rasional. Sehingga bisa didapatkan suatu kesimpulan secara
menyeluruh mengenai laporan keuangan tersebut.
5. Melengkapi Proses Audit dan Melaporkan Hasil
Tahapan terakhir adalah melengkapi berbagai proses audit dan juga
menyusun laporan audit. Hal ini berisikan tujuan pemeriksaan, sifat dan
juga kedalaman pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan tersebut.

2. Saran
Penulis menyarankan kepada penulisan makalah selanjutnya agar dapat
membahas terkait topic pada Manajemen Pengendalian Mutu Pendidikan
secara lebih mendalam.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullatif, M. (2013). Fraud Risk Factors and Audit Programme Modifications:


Evidence from Jordan. Australasian Accounting, Business and Finance
Journal, 7(1). https://doi.org/10.14453/aabfj.v7i1.5

Azad, A., Salehi, M., & Lari Dashtbayaz, M. (2021). An empirical study on the
materiality calculation at financial statements level. Journal of Public Affairs.
https://doi.org/10.1002/pa.2608

Baotham, S. (2007). Effects of Professionalism on Audit Quality and Self-image


of CPAs in Thailand. Journal of International Business Strategy, 7(2).

Juhara. (2017). Pengaruh Kode Etik Akuntan Publik Terhadap Kualitas Hasil
Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. Jurnal Riset Bisnis Dan
Iptek, 10(2).

Kiswara, D. E., Iswajuni, I., Handayani, C., & Soetedjo, S. (2018). META
ANALISIS: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
AUDIT PADA APARAT PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH
(APIP) DI INDONESIA. JURNAL AKUNTANSI, EKONOMI Dan
MANAJEMEN BISNIS, 6(1). https://doi.org/10.30871/jaemb.v6i1.811

Kusuma, G. S. M. (2021). PENGARUH INTEGRITAS, PROFESIONALISME,


DAN BEBAN KERJA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT.
JURNAL KOMPETITIF, 10(1).
https://doi.org/10.52333/kompetitif.v10i1.747

Nuban, E. (2021). Konstanta dalam Konteks: Teologi Misi pada Era Postmodern.
Angelion: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 2(1).
https://doi.org/10.38189/jan.v2i1.118

Suryandari, N. N. A., & Endiana, I. D. M. (2021). PERAN KARAKTER


AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT. KRISNA: Kumpulan Riset

10
Akuntansi, 13(1). https://doi.org/10.22225/kr.13.1.2021.113-121

11

Anda mungkin juga menyukai