Anda di halaman 1dari 3

Beberapa konsep dari archetypes :

a. Persona
Orang-orang di dunia ini memakai persona (topeng). Jika kita terlalu tahu dengan
persona kita, maka kita akan tinggal tidak sadar terhadap individualitas dan terhalang
untuk mendapatkan self-realization . Jika kita terlalu mengidentifikasi persona kita,
maka kita akan kehilangan kontak dengan diri yang ada di dalam dan tetap
bergantung pada harapan masyarakat pada kita. Supaya tetap sehat, kita harus
menyeimbangkan antara permintaan lingkungan dan apa kita adanya.  Ketika
kita tidak menghiraukan persona kita, maka kita akan menjadi boneka
masyarakat, tetapi ketika kita terlalu fokus pada persona kita, maka kita
meremehkan pentingnya lingkungan kita.

b. Shadow
Shadow adalah sebuah jenis archetypes dari kegelapan dan repressi yang
merepresentasikan kualitas yang tidak ingin diakui dan kita berusaha untuk
menyembunyikannya dari diri kita sendiri dan orang lain. Jung mengatakan bahwa
kita harus mengetahui bagaimana cara kita berjuang melawan shadow  ini.  Kita lebih
mudah memproyeksikan keburukan dari kepribadian kita kepada orang lain, yang
kita tolak untuk kita lihat pada diri kita. Kita tidak sadar akan shadow  kita tetapi kita
lebih sering sadar akan sisi baik dari kepribadian kita. Orang yang tidak pernah
menyadari shadow nya  menurut Jung adalah orang yang memiliki hidup yang
tragis dan tidak berani.

c. Anima
Jung percaya seperti Freud bahwa manusia secara psikologis adalah biseksual dan
memiliki sisi feminimitas dan maskulinitas. Sisi feminim dari seorang laki-laki
berasal dari collective unconscious yang adalah tertinggal untuk melawan
kesadaran. Beberapa laki-laki  mengenali anima mereka dengan sangat baik sehingga
mereka memerlukan keberanian yang besar dan lebih sulit untuk mengenali
shadow mereka.  Untuk menguasai anima ini, laki-laki harus menang terhadap
tembok intelektual, menyelidiki secara jauh dalam ketidaksadaran mereka dan
menyadari feminisme dari kepribadian mereka. Jung percaya bahwa anima berasal
dari pengalaman laki-laki yang pertama dengan wanita seperti dengan ibu, saudara
perempuan dan orang yang mereka cintai yang terkombinasi menjadi satu generalisasi
terhadap wanita. Anima ini juga dapat muncul dalam bentuk mood atau
feeling . Ketika laki-laki sedih, ia tidak pernah mengakuinya,dimana saat itu, sisi
feminitas sedang bekerja dan laki-laki akan berusaha menjelaskan secara maskulinitas.

d. Animus
Animus adalah acrchetypes dari wanita yang bersifat maskulinitas. Animus
adalah simbolik dari pemikiran dan beralasan serta dapat mempengaruhi
pemikiran seorang wanita yang sebenarnya bukan punya dia. Dalam menajalankan
hubungan antara laki-laki dan wanita, wanita mempunyai resiko yang diproyeksikan
sebagai pengalamannya dengan ayahnya,saudara laki-lakinya, orang yang ia
cintai, puteranya, ataupun dengan orang yang ia tanpa curiga.  Pengalaman
personalnya dengan laki-laki,yang dipendam di dalam personal unconscious, akan
muncul dalam hubungannya dengan laki-laki. Jung percaya bahwa, animus inilah yang
memicu pemikiran dan opini yang seperti laki-laki,seperti halnya anima bagi laki-
laki dalam hal mood dan feeling.

e. Great Mother
Konsep ini ada sisi negatif dan positifnya. Menurut Jung, great mother ini
merepresentasikan dua kekuatan, yakni fertilitas dan pemeliharaan (fertility and
nourishment) serta kekuatan dan kehancuran(power and destruction) pada sisi
lainnya. Dia dapat memproduksi kehidupan dan menjaga kehidupan (fertility and
nourishment) dan di sisi lainnya, ia dapat menelan ataupun mengabaikan anaknya
(power and destruction). Ia dapat digambarkan sebagai pohon, kebun,laut, surga,
rumah, negara, tempat ibadah, ataupun alat berongga lainnya pada
penggambaran fertility and nourishment,sedangkan pada power and
destruction,  dapat di  gambarkan sebagai penyihir, ibu tiri, godmother, the Mother of
God, Mother Nature, Mother Earth

f. Wise old Man


Archetypes dimana kebijakan, arti dan simbol manusia adalah pengetahuan yang
sudah ada sebelumnya dan bersifat tidak sadar serta tidak bisa dirasakan melalui
pengalaman individual. Politikus yang bersifat authoritatif tetapi bukan
authentik sering kedengaran sensitif dan bijak kepada yang lain.  Architypes
ini sering dipersonafikasi sebagai ayah, kakek, guru, filsuf, dokter. pemuka agama.
Menurut Jung,ia akan muncul seperti raja, penyihir, dalam dongeng untuk
menolong orang yang baik (protagonist).

g. Hero
Hero adalah archetypes yang direpresentasikan dalam mitos dan legenda sebagai
orang yang kuat dalam melawan kejahatan pada naga, monster, ataupun
iblis. Hero  mempunyai kelemahan, seorang yang tidak mempunyai kelemahan tidak
dapat menjadi hero.  Pada akhirnya, bagaimanapun, seorang hero akan dikalahkan
oleh seorang yang nampaknya biasa saja. Contohnya adalah cerita Achilles. Konsep
ini muncul ketika terpesona dengan film tentang pahlawan, novel, dan program
telivisi. Hero  inilah yang sering kali menjadi model ideal bagi kepribadian. Menurut
Jung, hero  ini berasal dari awal sejarah manusia, dimana mulainya muncul
kesadaran

h. Self
Self adalah disposisi bawaan yang menekankan tiap orang untuk bertumbuh,
berkembang, kesempurnaan serta kelengkapan. Menurut Jung, self ini adalah
archetype dari semua archetypes dan yang paling
komprehensif. Self  ini menyatukan semua archetype dalam suatu proses yang
dianamakan self-realization. Dia disimbolisasikan sebagai ide seseorang dalam
kesempurnaan, kelengkapan dan keutuhan, tetapi simbol pokoknya adalah
mandala, simbol dimana sebuah lingkaran berada di dalam persegi atau
sebaliknya atau berbagai figur konsentris lainnya. Mandala menunjukan
suatu collective unconscious untuk kesatuan, keseimbangan dan keutuhan.

Anda mungkin juga menyukai