Anda di halaman 1dari 76

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI – NILAI DASAR PNS

UPAYA PENINGKATAN PENCAPAIAN TARGET AKSEPTOR KB


METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KARANGMALANG KECAMATAN MIJEN
KOTA SEMARANG

Disusun oleh:

Nama : Bintang Anggun Atika Palupi


NIP : 19941101 201902 2 010
Nomor Presensi : 12
Gol / Angkatan : II / 3
Jabatan : Calon Bidan
Unit Kerja : Puskesmas Karangmalang
Kota Semarang
Coach : Tri Mardiyanti Ratnasari, SE. M.Acc.
Mentor : dr. Anasih Rachmawati

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN 3


PEMERINTAH KOTA SEMARANG
BEKERJASAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI JAWA TENGAH
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : Upaya Peningkatan Pencapaian Target Akseptor KB


Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang

Nama : Bintang Anggun Atika Palupi


NIP : 19941101 201902 2 010
Angkatan : III
No. Presensi : 12

Disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari : Jumat
Tanggal : 03 Mei 2019
Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang

Semarang, 03 Mei 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Bintang Anggun Atika Palupi


NIP. 19941101 201902 2 010

Menyetujui
Pembimbing/Coach Mentor

Tri Mardiyanti Ratnasari, SE. M.Acc. dr. Anasih Rachmawati


Widyaiswara Ahli Muda Ka. Puskesmas Karangmalang
NIP. 19710317 199703 2 005 NIP. 19710117 200212 2 003
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : Upaya Peningkatan Pencapaian Target Akseptor KB


Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang

Nama : Bintang Anggun Atika Palupi


NIP : 19941101 201902 2 010
No. Presensi : 12

Dinyatakan layak untuk diaktualisasikan dalam habituasi.


Disahkan pada
Hari : Jumat
Tanggal : 03 Mei 2019
Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang
Semarang, 03 Mei 2019
Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Bintang Anggun Atika Palupi


NIP. 19941101 201902 2 010

Menyetujui
Pembimbing/Coach Mentor

Tri Mardiyanti Ratnasari, SE. M.Acc. dr. Anasih Rachmawati


Widyaiswara Ahli Muda Ka. Puskesmas Karangmalang
NIP. 19710317 199703 2 005 NIP. 19710117 200212 2 003

Narasumber
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi yang
berjudul “Upaya Peningkatan Pencapaian Target Akseptor KB Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang” sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Pemerintah Kota Semarang dengan baik, dimana Pemerintah Kota
Semarang bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan pada rancangan
Aktualisasi ini diharapkan mampu mencerminkan nilai-nilai dasar profesi
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang meliputi materi tentang Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
yang dapat diterapkan di unit kerja.

Penulisan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan


dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah turut serta membantu
penyusunan rancangan ini kepada :
1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah
yang telah memfasilitasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
III;
2. Ir. Zulkifli Sahardin, M.BA selaku narasumber atau penguji, yang
memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat diterapkan dengan baik;
3. dr. Anasih Rachmawati selaku mentor yang telah memberikan
masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
diselesaikan dengan baik;
4. Tri Mardiyanti Ratnasari, SE. M.Acc. selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik;
5. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan III;
6. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan III;
7. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II khususnya
Angkatan III atas inspirasi, kekompakan, bantuan dan dukungannya;
8. Orang tua saya, terimakasih atas bantuan, fasilitas, dorongan dan doa
yang tidak pernah putus. Semoga penulis dapat memberikan yang
terbaik untuk kalian.
Penulis menyadari dalam aktualisasi ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan kritik
dan saran yang membangun untuk penyempurnaan aktualisasi ini.
Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat
diterpakan di lingkungan kerja dengan sebaik-baiknya, serta dapat
dikembangan lebih lanjut.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga aktualisasi ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 01 Mei 2019


Penulis

Bintang Anggun Atika Palupi


NIP. 19941101 201902 2 010
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Isu......................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ................................................................. 8
D. Tujuan .................................................................................... 8
E. Manfaat .................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 10
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara ............................................ 10
B. Nilai – nilai Dasar PNS .......................................................... 11
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI .............................. 27
BAB III STRUKTUR ORGANISASI ...................................................... 32
A. Profil Organisasi .................................................................... 32
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ........................... 32
2. Nilai dasar, Visi, Misi danTujuan Organisasi ..................... 33
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsinya ........................ 38
B. Keadaan Sumberdaya............................................................ 39
C. Gambaran Singkat Bisnis....................................................... 44
D. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................... 45
E. Role Model ............................................................................. 46
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI .............................. 49
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA .............................................................. 49
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi .............................................. 60
C. Antisipasi dan Strategi Mengahadapi kendala ...................... 61
BAB V PENUTUP ................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu ....................................................................... 4


Tabel 1.2 Identifikasi Isu dengan APKL ................................................ 5
Tabel 1.3 Analisis Isu dengan metode USG ........................................ 7
Tabel 3.1 Tabel data tenaga kerja Puskesmas Karangmalang ........... 39
Tabel 4.1 Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi ............................... 51
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi ............................................. 60
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ...................... 61
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi .......................................................... 38


Gambar 3.2 Menteri Kesehatan Republik Indonesia ........................... 46
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan cita - cita bangsa dan
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tertuang dalam Undang -
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 perlu dibangun
Aparatur Sipil  Negara sebagai pelaksana kebijakan yang memiliki
integritas,  profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik  korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat, dan mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 sesuai UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN.
Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5
Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum
disebut sebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan
tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. ASN perlu
membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang
kesehatan yang dilaksanakan di instansi Puskesmas.
Dewasa ini, pelayanan publik yang dilakukan ASN di bidang
kesehatan mendapat sorotan publik, terutama tentang kualitas pelayanan
yang kurang memuaskan. Banyaknya masalah yang timbul diakibatkan
kurangnya dan turunnya kesadaran serta kepeduliaan ASN dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,
termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan
dengan  peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat.
Baik pelayanan yang  bersifat  preventif, promotif, kuratif , maupun
rehabilitative  hal ini menunjukan  bahwa pandangan masyarakat terhadap
kesehatan telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum
masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat
kesehatan yang optimal. Oleh sebab itu perlu pelayanan kesehatan yang
tepat, cepat dan akurat di Puskesmas dengan berdasarkan nilai-nilai
dasar ANEKA, yaitu:
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
5. Anti Korupsi
Berdasarkan PERLAN nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa CPNS menjalani
masa percobaan selama 1 (satu) tahun. Setiap Instansi Pemerintah wajib
memberikan Pelatihan Dasar CPNS selama Masa Prajabatan
dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan yang hanya dapat
diikuti satu kali.
Pelatihan Dasar CPNS dapat dilaksanakan dalam bentuk pelatihan
klasikal dan/atau pelatihan nonklasikal. Selama proses pembelajaran
secara klasikal yang dilaksanakan pada 18 (delapan belas) hari pertama
Pelatihan Dasar CPNS dilakukan proses pendampingan. Proses
pendampingan dapat dilakukan kegiatan penguatan jasmani, rohani dan
spiritual. Pelaksanaan pendampingan disesuaikan dengan lingkungan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi ASN.
Pada dasarnya isu bersumber dari individu, unit kerja dan
organisasi yang terkait dengan peran dan kedudukan ASN pada Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Penulis adalah bidan pelaksana di
Puskesmas Karangmalang Kota Semarang. Penulis mengamati bahwa
terdapat isu – isu yang terdapat pada unit kerja terkait layanan kepada
pasien. Isu – isu tersebut adalah :
1. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya kunjungan neonatus ke
fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang
Kecamatan Mijen Kota Semarang;
2. Kurangnya sosialisai mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) kepada Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang;
3. Kurang optimalnya petugas melakukan sosialisasi mengenai
pentingnya imunisasi TT (Tetanus Toxoid) kepada Wanita Usia Subur
(WUS) di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen
Kota Semarang;
4. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya kunjungan ibu nifas ke
fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang
Kecamatan Mijen Kota Semarang;
5. Kurang optimalnya petugas melakukan sosialisasi mengenai gizi pada
ibu hamil untuk mencegah kelahiran dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen
Kota Semarang.
Untuk kebutuhan aktualisasi, nantinya akan dipilih satu core issue
yang menjadi prioritas untuk dipecahkan melalui gagasan - gagasan
kegiatan kreatif dan inovatif yang dilandasi oleh nilai - nilai dasar PNS
yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi (ANEKA) yang dituangkan dalam sebuah rancangan aktualisasi.

B. Identifikasi Isu
1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan di Puskesmas
Karangmalang yang berdasarkan pada nilai dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) yaitu ANEKA dan berprinsip kepada Layanan Publik,
Managemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Whole of Government.
Laporan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu
yang ditemukan di tempat kerja dengan metode Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Layak (APKL) dan diprioritaskan dengan mengukur
urgensinya (Urgency), tingkat keseriusan masalah dan (Seriously)
perkembangan isu tersebut jika tidak dipecahkan (Growth), atau yang
dikenal dengan USG. Isu yang menjadi prioritas segera diidentifikasi
faktor penyebabnya, sehingga terbentuk kegiatan-kegiatan yang
digagas untuk menyelesaikan permasalahan mengenai isu prioritas.
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Identifikasi isu Kondisi saat ini
diharapkan
1 Kurangnya sosialisasi Belum Tercapainya
mengenai pentingnya tercapainya target KN-3
Kunjungan Neonatus (KN-3) target KN-3
ke fasilitas kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang
2 Kurangnya sosialisai Masih PUS yang
mengenai Metode rendahnya menggunakan
Kontrasepsi Jangka Panjang PUS yang KB MKJP
(MKJP) kepada Pasangan belum mencapai
Usia Subur (PUS) di menggunakan target
Puskesmas Karangmalang KB MKJP
Kecamatan Mijen Kota
Semarang
3 Kurang optimalnya petugas Masih Tercapainya
melakukan sosialisasi rendahnya target
mengenai pentingnya caupan imunisasi TT
imunisasi TT (Tetanus imuinsasi TT pada WUS
Toxoid) kepada Wanita Usia pada WUS
Subur (WUS) di Puskesmas
Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang
4 Kurangnya sosialisasi Masih Tercapainya
mengenai pentingnya rendahnya taget
kunjungan ibu nifas (KN-4) ke kunjungan ibu kunjungan
fasilitas kesehatan di wilayah nifas KN-4 nifas KN-4
kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang
5 Kurang optimalnya petugas Masih terdapat Tidak ada
melakukan sosialisasi Kelahiran kelahiran
mengenai gizi pada ibu hamil dengan BBLR dengan BBLR
untuk mencegah kelahiran
dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) di
Puskesmas Karangmalang
Kecamatan Mijen Kota
Semarang

a. Identifikasi Isu dengan Metode APKL


Penentuan isu aktual prioritas untuk secepatnya diatasi
dilakukan dengan menggunakan skala nilai (Rensis Likert) antara 1 –
5 dengan berpedoman pada 4 kriteria isu yakni :
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
komples, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4) Layak artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Tabel 1.2 Identifikasi Isu dengan APKL
Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
1. Kurangnya sosialisasi mengenai + - - + Tidak
pentingnya Kunjungan Neonatus memenuhi
(KN-3) ke fasilitas kesehatan di syarat
wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen
Kota Semarang

(Pelayanan Publik)
2. Kurangnya sosialisai mengenai + + + + Memenuhi
Metode Kontrasepsi Jangka syarat
Panjang (MKJP) kepada
Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Karangmalang
Kecamatan Mijen Kota
Semarang

(Pelayanan Publik)
3. Kurang optimalnya petugas + - - + Tidak
melakukan sosialisasi mengenai memenuhi
pentingnya imunisasi TT syarat
(Tetanus Toxoid) kepada Wanita
Usia Subur (WUS) di Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen
Kota Semarang
(Pelayanan Publik)
4. Kurangnya sosialisasi mengenai + - - + Tidak
pentingnya Kunjungan ibu Nifas memenuhi
(KN-4) ke fasilitas kesehatan di syarat
wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen
Kota Semarang

(Pelayanan Publik)
5. Kurang optimalnya petugas + + + + Memenuhi
melakukan sosialisasi mengenai syarat
gizi pada ibu hamil untuk
mencegah kelahiran dengan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) di
Puskesmas Karangmalang
Kecamatan Mijen Kota
Semarang

(Pelayanan Publik)

Dari analisa APKL diperoleh isu yang memenuhi untuk


dianalisis lebih lanjut, maka dapat disusun daftar masalah sebagai
berikut :
Kurangnya sosialisai mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) kepada Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang
Kurang optimalnya petugas melakukan sosialisasi mengenai gizi
pada ibu hamil untuk mencegah kelahiran dengan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang
b. Prioritas Masalah dengan Metode USG
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau isu yang
bersifat aktual, sebaiknya menggunakan kemampuan berpikir kritis
yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu. Salah satu alat bantu penetapan kriteria isu yang
berkualitas adalah menggunakan kriteria USG :
1) Urgency menilai seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis, dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness menilai seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
3) Growth menilai seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani.

Tabel 1.3 Analisis isu dengan metode USG

NO Isue U S G Total Priorotas


Kurangnya sosialisai mengenai Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
1 kepada Pasangan Usia Subur (PUS) di 4 5 4 13 I
Puskesmas Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang
Kurang optimalnya petugas melakukan
sosialisasi mengenai gizi pada ibu hamil
untuk mencegah kelahiran dengan Bayi
2 3 5 3 11 II
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota
Semarang

Keterangan:
1) U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas,dianalisis dan ditindaklanjuti.
2) S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
3) G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Skala likert 1-5
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
Urutan masalah berdasarkan prioritas masalah adalah :
1. Kurangnya sosialisai mengenai Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) kepada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang
2. Kurang optimalnya petugas melakukan sosialisasi mengenai gizi
pada ibu hamil untuk mencegah kelahiran dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) di Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen
Kota Semarang
Berdasarkan urutan prioritas masalah, Kurangnya sosialisai
mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kepada
Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Karangmalang Kota
Kecamatan Mijen Semarang menjadi prioritas pertama. Pencapaian
target akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
masih belum tercapai. Maka dari itu, perlu dilakukan analisis
terhadap masalah tersebut.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah bagaimana cara
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang tekandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
(ANEKA) dalam meningkatkan pencapaian target akseptor KB Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang?

D. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan pencapaian target Akseptor KB Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang.
b. Menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA
yang telah dipelajari dan dipahami saat melakukan aktualisasi dan
habituasi di Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen Kota
Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah kurangnya sosialisai mengenai
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kepada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen
Kota Semarang.
b. Mampu menganalisis faktor-faktor penyebab rendahnya program
pencapaian target akseptor KB MKJP.
c. Mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan pada
Kurangnya sosialisai mengenai Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) kepada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang.
d. Mampu merencanakan kegiatan aktualisasi untuk peningkatan
pencapaian target akseptor KB MKJP di Puskesmas Karangmalang
Kecamatan Mijen Kota Semarang.

E. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
a. Dapat meningkatkan program peningkatan target akseptor KB
MKJP di Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen Kota
Semarang sesuai target.
b. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya
yang dilakukan untuk program pencapaian target akseptor KB
MKJP di Puskesmas Karangmalang Kecamatan Mijen Kota
Semarang.
2. Bagi Masyarakat
Dapat menambah wawasan masyarakat mengenai KB dengan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Puskesmas
Karangmalang Kecamatan Mijen Kota Semarang.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-
cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk
mempertahankan negara dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta tanah
air. Selain itu menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di
dalam diri PNS. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik
yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan
pengaruh pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan
lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan
kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis
sebagai wawasan strategis PNS. Sehingga PNS dapat memahami
modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, dapat
mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu
kritikal dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu
PNS dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakan
profesionalnya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara.
Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat
tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela
negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945
tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman yang berasal dari dalam maupun dari luar
negeri.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara
yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani
yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan
intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan
raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji,
merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab tiu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali
dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
c. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
d. Keprotokolan;
e. Kegiatan ketangkasan dan permainan.

B. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam tugas
jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai
dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini diakronimkan
menjadi “ANEKA” yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada
pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat kepada
birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan
sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship), adalah hubungan antara dua belah pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented). Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah
perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting). Dengan memberikan laporan kinerja berarti
mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah
dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu
memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah
dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences). Akuntabilitas adalah
kewajiban, kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan
tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi
tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance). Tujuan utama dari akuntabilitas adalah
memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melapor “kesamping” kepada pejabat lainnya dan lembaga
negara.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas
kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder:
1) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada
diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya
sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu
dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya
sebagai pemberi wewenang.
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya atas kerja sama kelompok,
maka pembagian kewenangan dan semangat kerja sama yang
tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi
memainkan peranan penting dalam tercapainya kinerja
organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu
terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,
pengguna layanan, pembayar pajak yang memberikan
masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi
akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsive dan bermartabat.
d. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,
yaitu :
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di
mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi
Adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya. Nilai-nilai yang yang senantiasa berorientasi pada
kepentingan publik menjadi dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Pegawai ASN harus memahami dan mampu
mengaktualisasikan Pancasila dan semangat nasionalisme serta
wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan tugasnya,
sesuai bidangnya masing-masing. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila, dan kisah
ketauladanan yang dapat diambil hikmahnya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standard/norma yang
menentukan baik/buruk, perilaku benar/salah, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayan publik. Etika merupakan sistem penilaian
perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas,
guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut. Sebagai ASN diharapkan
mampu menanamkan nilai dan membentuk sikap dan perilaku patuh
kepada standard etika publik yang tinggi.
a. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
b. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
c. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
d. Manfaat nilai etika bagi organisasi sebagai berikut:
1) Kebersamaan
2) Empati
3) Kepedulian
4) Kedewasaan
5) Orientasi organisasi
6) Respect
7) Kebajikan
8) Integritas
9) Inovatif
10) Keunggulan
11) Keluwesan
12) Kearifan
Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa
memiliki kompetensi etika, pejabat menjadi cenderung tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali deskriminatif , terutama pada masyarakat
tingkat bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktekkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dengan ditetapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik
harus dirubah. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
kedua, berubah dari wewenang menjadi peranan; ketiga, menyadari
bahwa pejabat publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh
individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektif
Efektif dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada dan tidaknya pemborosan sumberdaya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme keluar alur.
3) Inovasi
Inovasi muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada
desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan
pasar. Inovasi lahir dari imajinasi pemikiran orang-orang kreatif,
dan lahirnya kreativitas didorong oleh munculnya ide/gagasan
baru untuk keluar dari rutinitas yang membosankan. Munculnya
ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilatarbelakangi oleh
semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam
proses pembelajaran secara berkelanjutan. Gagasan kreatif
yang muncul dari hasil pemikiran individu akan mendorong
munculnya berbagai prakarsa, sehingga dapat memperkaya
program kerja dan memunculkan diferensiasi produk/jasa,
seiring dengan berkembangnya tuntutan kebutuhan pelanggan.
4) Orientasi Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dijadikan alat
pembeda atau pembanding terhadap produk/jasa sejenis
lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
5) Adaptif
Perilaku adaptif adalah perilaku dimana mudah untuk
beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga dapat
menciptakan pelayanan yang bermutu kepada pelanggan.
Sedangkan menurut AAMD (the American Association on
Mental Deficiency, 1983), perilaku adaptif adalah tingkat
kemampuan atau kefektifan seseorang dalam memenuhi
standar kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial yang
diharapkan untuk usia dan budaya kelompoknya.
6) Sepenuh hati
Pelayanan yang diberikan dengan ikhlas dan berasal dari
dalam "sanubari" diri kita. Sanubari merupakan tempat
bersemayamnya emosi – emosi, watak, keyakinan – keyakinan,
nilai-nilai, sudut pandang dan perasaan-perasaan (Patton,
dalam Boediono, 1999: 49). Pelayanan sepenuh hati dilakukan
berdasarkan pada pertimbangan – pertimbangan logis (pikiran)
dan sentimentalitas (perasaan). Untuk itu, dalam pelayanan
sepenuh hati, menurut Patricia Pattan (1998, dalam Boediono,
1999: 50)
7) Berkelanjutan
Hal ini berarti bahwa memberikan pelayanan yang bermutu
tidak boleh berhenti ketika kebutuhan pelanggan sudah
terpenuhi, melaikan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki
gara mutu pelayanan dapat melebihi harapan pelanggan.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan betapa
pentingnya pelayanan yang berorientasi mutu (yang diwujudkan
dalam pelayanan prima) dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Alangkah baiknya apabila seluruh aparatur penyelenggara
pemerintahan dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai
dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap
individu aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang
dapat dilakukan dari posisinya masing-masing. Dipihak lain pimpinan
melakukan pemberdayaan aparatnya secara optimal, dan memberi
arah menuju terciptanya layanan prima yang dapat memuaskan
stakeholder.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu “corruptio” yang
artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan asal
katanya korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara
b. Suap-menyuap
c. Pemerasan
d. Perbuatan curang
e. Penggelapan dalam jabatan
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gratifikasi.
Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari
KUHP (pasal 1 ayat 1 sub C UU No.3/71).
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung
jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan
kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang
telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip
ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan
yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat
jangka panjang. Fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan
kehidupan dan dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai
yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadikan sarana
untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(UU ASN), dalam rangka mencapai tujuan nasional diperlukan ASN yang
profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan
dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pegawai
ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas pegawai ASN adalah
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu,
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Peran dan kedudukan
ASN dalam NKRI dapat dilihat dari kemampuan memahami manajemen
ASN, Pelayanan Publik, dan inovasi yang berkaitan dengan Whole of
Government (WoG).
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu , diangkat sebagai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. PPPK adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesusi
dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).
2. Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) dipandang menunjukkan atau
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas
sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004). Dari
definisi itu diketahui bahwa WoG merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat
sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM. Bentuk
pendekatannya bias dilakukan dalam pelembagaan formal atau
pendekatan informal.
Beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal antara lain:
a. Penguatan koordinasi antar lembaga, yaitu penguatan koordinasi
yang dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masuh terjangkau dan manageable.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, yaitu pembentukan
lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementrian.
c. Membentuk gugus tugas, yaitu bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan diluar struktur formal, yang sifatnya tidak
permanen.
d. Koalisi sosial, yaitu merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di
tataran praktek antara lain:
a. Kapasitas SDM dan institusi
b. Nilai dan budaya organisasi
c. Kepemimpinan
Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh
pendekatan WoG adalah:
a. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat.
b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan
lainnya.
c. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat seperti jalan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya.
d. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman
dan peraturan perundang-undangan maupun kebijakan publik
yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat
dibedakan dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:
a. Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan
publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang, tugas, fungsi dan wewenangnya.
b. Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan
secara terpadu pada suatu instansi pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.
c. Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan masyarakat yang
diberikan secara tunggal oleh satu unit kerja pemerintahan
berdasarkan pelimpahan kewenangan dari unit kerja pemerintah
terkait lainnya yang bersangkutan.
d. Pola pelayanan terpusat, yaitu pelayanan masyarakat yang
dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku
koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah.
e. Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang
bersifat elektronik atau on-line sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan keinginan dan kapasitas masyarakat pengguna.
3. Pelayanan Publik
Pelayan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di
Pusatdan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
(Lembaga Admunistrasi Negara: 1998). Sedangkan definisi yang ada
saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pelayanan
publik sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur
pertama adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur
kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat
atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga adalah
kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Kesadaran seluruh anggota
ASN untuk memberikan kontribusi terhadap upaya perbaikan kualitas
pelayanan publik di Indonesia akan memiliki implikasi strategis jangka
panjang yang penting bagi upaya untuk mengubah kinerja birokrasi
dalam memberikan pelayanan publik.
ASN perlu memahami berbagai hal yang menjadi fundamen
pelayanan publik antara lain:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan
datang.
BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Pada awalnya Puskesmas Karangmalang merupakan
Puskesmas Pembantu dari Puskesmas Mijen. Gedung Puskesmas
dibuat tahun 1983, berupa bangunan Pustu dan Rumah Dinas,
kemudian pada tahun 1993 berubah menjadi Puskesmas Induk. Saat
itu, Puskesmas hanya melayani pasien rawat jalan saja. Kemudian
Pada tahun 2000 mulai melayani Rawat Inap setelah dibangunkan
gedung rawat inap. Hingga saat ini gedung Puskesmas telah
mengalami beberapa kali rehab, yaitu pada tahun 2006 , kemudian
2013 dan diteruskan 2014
Puskesmas Karangmalang sebagai salah satu Puskesmas
yang berada di Kecamatan Mijen, merupakan puskesmas yang
berada di perbatasan antara kota Semarang dengan kabupaten
Kendal.
Meskipun termasuk Wilayah Kota Semarang, namun wilayah
Puskesmas Karangmalang merupakan daerah yang masih
berkembang, dari wilayah pedesaan menjadi perkotaan, sehingga
masih banyak daerah persawahan, diselingi pedesaan dan kebun,
dengan luas wilayah 1162.373 ha, Puskesmas Karangmalang
mempunyai wilayah kerja 4 kelurahan yaitu :
a. Kelurahan Karangmalang
b. Kelurahan Bubakan
c. Kelurahan Polaman
d. Kelurahan Purwosari

Dengan batas wilayah kerja :


a. Sebelah utara : Kelurahan Mijen dan Jatibarang
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Boja
c. Sebelah Timur : Kecamatan Gunungpati
d. Sebelah Barat : Kelurahan Tambangan dan Kel.Cangkiran
Wilayah Karangmalang merupakan wilayah perbatasan dengan
jarak sekitar 20 km dengan pusat kota Semarang dan 10 km dari kota
Ungaran.
2. Nilai dasar, Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi
a. Nilai dasar
Nilai dasar disusun sebagai acuan bagi insan Puskesmas
dalam berperilaku yang menunjang tercapainya Visi dan Misi
Puskesmas Karangmalang Kota Semarang. Nilai dasar tersebut
diharapkan menjadi budaya organisasi dan menjadi motivator bagi
setiap individu untuk senantiasa bekerja lebih baik dan profesional

Visi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Individu Puskesmas


bukan hanya dituntut menjadi pintar, tetapi juga memiliki perilaku
yang baik. Oleh karena itu, Manajemen Puskesmas Karangmalang
Kota Semarang berupaya menumbuhkan sistem nilai yang diyakini
dapat dijalani bersama dan menjadi acuan berperilaku setiap insan
Puskesmas yang andal dan terpercaya, yaitu melalui
pengembangan budaya ”SIAP” (Senyum, Ikhlas, Adil dan
Profesional). Pengertian dan penerpan budaya ”SIAP” dalam
memberikan layanan kepada pasien meliputi :
1) Senyum : Senyum, ramah, dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.
2) Ikhlas : Melayani dengan ikhlas dan sepenuh hati
3) Adil : Pelayanan yang tidak membeda bedakan
pelanggan.
4) Profesional : Pelayanan yang yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
b. Visi
Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke
mana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat
berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta

Visi
produktif. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan
instansi pemerintah. Puskesmas Karangmalang memiliki visi
sebagai berikut:

“ MENJADI PUSKESMAS SEBAGAI PUSAT PELAYANAN


KESEHATAN TERDEPAN GUNA MEWUJUDKAN
MASYARAKAT YANG SEHAT SECARA MANDIRI ”

Makna visi tersebut adalah :


Penetapan Visi tersebut merupakan harapan agar
puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer yang
dikenal masyarakat mempunyai fasilitas dan pelayanan serta
tenaga yang bisa menjadi leader bagi fasilitas kesehatan yang lain
di wilayah kerja puskesmas Karangmalang. Program dan jenis
pelayanan yang diberikan bersifat komprehensif, baik kesehatan
perorangan, masyarakat, dan lingkungan, melaksanakan usaha
kesehatan promotive, kurative dan rehabilitative. Puskesmas
Karangmalang juga diharapkan bisa menggali dan
mengembangkan potensi masyarakt didalam menjaga kesehatan
diri pribadi dan lingkungan. Menggugah masyarakat agar aktif
berperan serta dalam meningkatkan derajad kesehatannya, tidak
menggantungkan pada orang lain atau puskesmas dan pemerintah
Visi Puskesmas Karangmalang yang telah menjadi
komitmen tersebut diharapkan mampu menumbuhkan motivasi dan
inspirasi untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan tujuan
pembangunan kesehatan. Di samping itu, visi tersebut dapat
menjadi pedoman untuk bertindak dan mampu memberdayakan
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) serta menjadi
semakin konkrit pada saat dijabarkan lebih lanjut menjadi misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan.
c. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi Puskesmas Karangmalang
tersebut, maka ditetapkan 2 (dua) Misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas


Puskesmas selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan Pelayanan Kesehatah terhadap masyarakat,
Sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat adalah
pelayanan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Standar yang ditetapkan meliputi standar tenaga yang
professional sesuai bidang kompetensinya, peralatan yang
memadai, pelaksanaan pelayanan, sesuai SOP ,maupun
waktu pelayanan. Pelayanan ini diberikan kepada masyarakat
yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang, tanpa diskriminasi.
Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan
puskesmas mencakup pula aspek lingkungan. Dan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
sesuai.
2) Meningkatkan Kesehatan masyarakat beserta lingkungan yang
mandiri.
Puskesmas selalu berupaya setiap individu, keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
semakin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup
sehat. Peran puskesmas adalah memberikan penyuluhan,
konsultasi dan pendampingan bagi seluruh individu, keluarga
dan masyarakat agar pengetahuan kesehatannya semakin
meningkat dan mereka memiliki kemauan dan kemampuan
untuk menjaga kesehatan tersebut, serta menumbuhkan perran
serta masyarakat untuk menjadi kader kesehatan. Kemauan
masyarakat untuk menjadi peserta BPJS non PBI merupakan
salah satu wujud kemandirian masyarakat untuk melindungi
kesehatan mereka secara individu dan keluarga

Misi Puskesmas Karangmalang mendukung visi dan misi


besar dari Dinas kesehatan. Visi yang ingin dicapai oleh Dinas
Kesehatan adalah “KESEHATAN KOTA SEMARANG TERBAIK
SE JAWA TENGAH TAHUN 2020”.
Visi tersebut mengandung filosofi pokok yaitu Kesehatan
adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk
secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit hasil
yang akan dapat dicapai. Perilaku masyarakat kota Semarang yang
mandiri untuk hidup sehat diharapkan adalah yang bersifat proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat. Disamping itu semua lapisan masyarakat di
Kota Semarang juga mempunyai akses dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang sebagai penjabaran visi
yang telah ditetapkan. Adapun rumusan Misi Dinas kesehatan Kota
Semarang adalah :
1) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Prima
Pelayanan Kesehatan Prima (excellent service) adalah suatu
pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan
kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, pelayanan prima
merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar
Pelayanan sesuai dengan harapan dan kepuasan.
2) Menggerakkan Masyarakat Untuk Hidup Sehat;
Masyarakat secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat.
3) Mengembangkan Kemitraan;
Melakukan kerjasama dengan Lintas Sektor dan lintas
Program berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan
4) Peningkatan sarana prasarana Puskesmas.
Melakukan pendataan sarana dan prasarana puskesmas
kemudian mengisi yang masih kurang.
d. Tujuan Organisasi
Maksud dan tujuan penerapan BLUD Puskesmas
Karangmalang Kota Semarang yaitu :
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat;
2) Puskesmas menjadi lebih mandiri dalam pengelolaan
keuangan sehingga pelayanaan lebih responsif;
3) Puskesmas menjadi lebih akuntabel dan efisien dalam
pengelolaan anggaran;
4) Puskesmas bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai.
B. Keadaan Sumberdaya Puskesmas Karangmalang
1. Sarana Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Karangmalang merupakan Puskesmas Rawat Inap
tetapi tidak mempunyai Puskesmas Pembantu. Pelayanan yang
diberikan meliputi pelayanan rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap dan
Puskesmas Keliling.
Di wilayah Kerja Puskesmas Karangmalang saat ini belum ada
Dokter Praktek swasta maupun Bidan Praktek mandiri, sehingga semua
pelayanan kesehatan dilakukan oleh Puskesmas atau oleh Dokter dan
Bidan praktek di luar wilayah Puskesmas Karangmalang.
2. Tenaga Kesehatan
Data Ketenagaan di Puskesmas Karangmalang tahun 2015
3. 1 Tabel data tenaga kerja Puseksmas Karangmalang
No Jenis Tenaga Jmlh Lebih Kurang Keterangan

1 Kepala Puskesmas 1 - - PNS

2 Ka. Sub. Bag Tata 1 - - PNS


Usaha

3 Dokter 3 - 1 PNS (1tubel)


Umum/Fungsional

4 Dokter gigi 1 - -
5 Bidan 4 - 3 PNS + 3
Magang
6 Perawat 5 - 3 PNS + 1
Magang
7 Perawat Gigi 1 - - PNS
8 Sanitarian 1 - - PNS

9 Apoteker - - 1

10 Ass Apoteker 1 - - PNS


11 Analis Kesehatan/ 1 - 1 PNS
laborat

12 Nutrisionis 1 - - PNS

13 Penyuluh 1 - PNS
Kesehatan
14 Epidemiolog - - 1 -

39
15 Entomolog - - 1

16 Pengolah - - 2
simpus/data
17 Bendahara/Penguru - - 2
s barang

18 Bendahara APBD - - 1
19 Bendahara BOK - - 1

20 Pengadministrasi - - 3

21 Petugas Loket 1 - 1 PNS


22 Pramusaji 1 - 2

23 Penjaga malam 1 - 1

24 Pengemudi 1 - 1 Magang 1
25 Petugas kebersihan 2 - 1

total 23 27

Kedudukan Puskesmas adalah sebagai unit pelaksana teknis


dinas kesehatan dibidang pelayanan kesehatan dasar yang
bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan yang merupakan sarana pelayanan kesehatan strata
pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 Tahun 2014)
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam
melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.

40
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM Puskesmas berwenang
untuk :
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan;
b. Masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
c. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
d. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
e. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait;
f. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
g. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
h. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan; dan memberikan
rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKP Puskesmas bertugas
untuk :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

41
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan sistem rujukan.
Selain menyelenggarakan fungsi UKM dan UKP sebagaimana
tersebut diatas, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan Tenaga Kesehatan.
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor
741/Menkes/PER/VII/2008 tentang standar pelayanan minimal bidang
kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan indikator kinerja dan
target pembangunan kesehatan tahun 2016 – 2021 yang mencakup
pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan,
penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa
serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Dan
beberapa SPM umah sakit yang relevan.
Bisnis Puskesmas adalah bisnis kepercayaan (Trusty Business/
Value Business) yang berarti bahwa berkembang tidaknya organisasi
ini tergantung pada besarnya kepercayaan pelanggan/ pengguna jasa
pelayanan Puskesmas. Pada masa sekarang ini sangat sulit untuk
mempertahankan kepercayaan masyarakat sebagai pelanggan/
pemakai jasa pelayanaan Puskesmas, hal ini terlihat dengan semakin
maraknya tuntutan sosial terhadap Puskesmas, dokter maupun tenaga
profesional lainnya di Puskesmas.

42
Dengan adanya aturan-aturan yang kadangkala justru
menimbulkan kekakuan dalam pengelolaan keuangan Puskesmas serta
dengan semakin menurunnya kemampuan dana pemerintah dalam
penganggaran, memacu Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis
untuk mencari jalan keluar, oleh karena itu berbagai upaya
penyempurnaan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat perlu terus dilakukan, salah satu langkah strategis yang
harus ditempuh dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pelayanan tersebut adalah dengan secara aktif meningkatkan kinerja
organisasi Puskesmas secara profesional dan mandiri.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 yang
kemudian diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005
tentang Badan Layanan Umum yang diubah dengan Peraturan
Pemerintah nomor 74 tahun 2012 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah, lembaga-lembaga pelayanan sosial
milik pemerintah baik di Provinsi/Kabupaten/Kota dapat mengubah
statusnya dari Lembaga Birokratis menjadi Badan Layanan Umum
( BLU ) yang merupakan badan yang memiliki otonomi atau semi
otonomi dalam pengelolaan keuangannya. Dalam peraturan pemerintah
tersebut, puskesmas dapat diklasifikasikan sebagai Lembaga Usaha
Non Profit, dengan demikian prinsip efisiensi dan produktifitas harus
menjadi bagian dari social management, hal inilah yang nantinya dapat
dijadikan starting point untuk meningkatkan sosial manajemen di
Puskesmas pemerintah
Terkait dengan adanya PP Nomor 23 Tahun 2005 dan
perubahannya serta Permendagri Nomor 61 tahun 2007 tersebut, maka
dalam upaya untuk pengusulan dan penetapan satuan kerja Instansi
Pemerintah untuk menerapkan PPK-BLU, Puskesmas Karangmalang
termasuk salah satu instansi pelayanan kesehatan yang juga
berkewajiban memenuhi persyaratan pada peraturan tersebut. Dengan
pengelolaan Badan Layanan Umum diharapkan Puskesmas

43
Karangmalang akan lebih mampu bersaing dengan kompetitor yang
saat ini sudah jauh melangkah kedepan, disamping juga akan lebih
leluasa dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis guna
menjawab tuntutan pelayanan kepada masyarakat yang paripurna dan
prima.
Dalam rangka Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLU) disamping persyaratan substantif juga harus dipenuhi
persyaratan teknis dan administratif. Dengan latar belakang
permasalahan seperti tersebut diatas perlu dimaksimalkan peran dan
fungsi Puskesmas Karangmalang kearah fungsi sosial ekonomy.
Untuk maksud tersebut perlu dilakukan analisis tentang berbagai
aspek yang ada di lingkungan internal maupun eksternal Puskesmas
Karangmalang dalam bentuk penyusunan Rencana Bisnis Strategis
Puskesmas Karangmalang sebagai Badan Layanan Umum Daerah.

C. Gambaran Singkat Bisnis


Kegiatan utama Puskesmas Karangmalang adalah memberikan :
1. Kesehatan Dasar (Upaya Kesehatan Wajib: “Basic Six”) dengan core
bisnis meliputi Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan,
KIA KB, Perbaikan Gizi masyarakat, P2M dan Pengobatan Dasar.
2. Program Kesehatan Pengembangan (Upaya Kesehatan
Pengembangan) dengan core bisnis meliputi : Pelayanan Rawat Inap,
Upaya Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Kesehatan Lansia,
Kesehatan Gigi dan mulut, Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata,
Kesehatan THT, Kesehatan Kerja dan Perawatan Kesehatan
Masyarakat/Perkesmas.
3. Upaya Kesehatan Penunjang dengan core bisnis adalah upaya
kesehatan dasar meliputi SP2TP dan Laboratorium.
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap
competitor layanan sejenis di Kota Semarang, Puskesmas Karangmalang
berusaha memenangkan persaingan dengan cara menjaga mutu layanan;
Leader dalam SDM dan Sarana Prasarana, dan terjangkau oleh semua

44
lapisan masyarakat dengan baik. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas Karangmalang banyak mendapatkan
perhatian dari komponen masyarakat baik secara individu/keluarga
maupun secara institusi baik bisnis ataupun pendidikan.
Salah satu upaya kongkrit yang dilakukan adalah Puskesmas
Karangmalang adalah melakukan evaluasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang selanjutnya digunakan sebagai feedback dalam
upaya penyempurnaan penyelenggaraan layanan publik. Upaya tersebut
ditempuh salah satunya melalui survei yang dimaksudkan untuk melihat
tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diterima dan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara
obyektif dan periodik terhadap perkembangan kinerja unit –unit yang ada
di Puskesmas Karangmalang.
Penetapan tujuan dan sasaran organisasi di dasarkan pada faktor-
faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi.
Tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan
terarah dalam rangka mencapai visi dan misi suatu organisasi. Program
kerja (rencana strategi) sebagai penentuan tindakan untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, sehingga program merupakan suatu
jenis rencana yang disusun lebih konkrit, di dalamnya terkandung
sekumpulan kegiatan yang berbeda-beda, akan tetapi menuju pada satu
tujuan yang sama.
D. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Adapun uraian tugas pokok Bidan Pelaksana di Puskesmas
Karangmalang adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapakan pelayanan kebidanan
2. Melaksanakan anamnesa klien/ pasien pada kasus fisiologis tanpa
masalah
3. Melaksnakan pemeriksaan fisik klien/ pasien pada kasus fisiologis
tanpa masalah
4. Membuat diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian klien/ pasien
pada kasus fisiologis tanpa masalah

45
5. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus
fisiologis tanpa masalah
6. Melaksanakan asuhan kebidanan klien / pasien pada kasus
fisiologis tanpa masalah kesehatan reproduksi remaja dan
menopause, klimakterium, bayi, anak, dan KB AKDR
7. Melaksanakan asuhan kebidanan klien/ pasien pada kasus
fisiologis bermasalah ibu hamil, bayi baru lahir, KB sederhana,
hormonal, oral dan suntik
8. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan klien/ pasien pada
kasus fisiologis tanpa masalah
9. Melakukan dokumentasi kebidanan kasus fisiologis tanpa masalah
10. Melaksanakan tugas jaga/ shif di Puskesmas
Tugas penunjang :
1. Membuat laporan kegiatan harian dan bulanan
2. Membuat peta wilayah termasuk : polindes, posyandu.
3. Menghadiri pertemuan : rapat, seminar/lokakarya, profesi IBI,
pelatihan.
Tugas Tambahan :
1. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan

E. Role Mode

Gambar 3.2 Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM (K). Tempat,


tangggal lahir Jakarta, 11 April 1949 adalah Menteri Kesehatan

46
Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Beliau juga seorang
ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata) dan guru besar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI).
Nila Moeloek adalah putri pasangan perantau Minangkabau. Beliau
menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan spesialis mata, serta
mengikuti program sub-spesialis di International Fellowship di Orbita
Centre, University of Amsterdam, Belanda dan di Kobe
University, Jepang. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikan konsultan
Onkologi Mata dan Program Doktor Pasca-Sarjana di FKUI.
Selain menjadi dokter di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Kirana, beliau juga menjadi Ketua Umum Dharma Wanita
Persatuan Pusat (2004-2009), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata
(Perdami), dan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) periode
2011-2016, (Akuntabilitas: Kepemimpinan). Prof. Nila sempat disebut-
sebut menjadi calon kuat Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia
Bersatu II setelah mengikuti proses seleksi calon menteri pada 18
Oktober 2009. Namun beliau malah ditunjuk oleh presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menjadi Utusan Khusus Presiden Republik
Indonesia untuk Millennium Development Goals. Tugasnya ialah
menurunkan kasus HIV-AIDS dan angka kematian ibu dan anak.
Meskipun begitu, beliau menjalankan tugasnya dengan tulus sepenuh hati
(Komitmen Mutu) dan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas).
Berbagai inovasi (Komitmen Mutu) dilakukan beliau dalam
memperbaiki kinerja pegawai. Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang
disiplin (Anti Korupsi) ditunjukan dengan tegas akan menolak semua
pegawai yang memilki kinerja yang tidak memenuhi target. Sekitar 4,5
tahun, Nila telah melakukan berbagai kebijakan di sektor kesehatan untuk
meningkatkan angka harapan hidup (Nasionalisme) sebagai contoh
mengurangi stunting, mengatasi berbagai wabah penyakit, kredibilitas
rumah sakit hingga soal BPJS. Hal ini membuktikan bahwa beliau peduli
(Etika Publik) dengan kesehatan masyarakat Indonesia.

47
Sebagai wanita penulis sangat mengagumi beliau karena dari
beliau penulis dapat belajar bahwa wanita juga bisa menjadi pemimpin
sebuah organisasi. Beliau sangat tegas dengan pengawasan obat dan
makanan, sehingga sekarang regulasi perijinan lebih ketat. Beliau juga
sangat memikirkan perkembangan kesehatan yang menyeluruh untuk
seluruh masyarakat Indonesia.
Penulis berharap dapat mencontoh teladan yang diberikan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia tersebut dan menerapkan hal-hal
yang beliau lakukan sesuai dengan kapasitas dan peranan di lingkungan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

48
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi Dan Keterkaitan Dengan


Nilai ANEKA
Unit Kerja : Puskesmas Karangmalang, Kec. Mijen,
Kota Semarang
Identifikasi isu :
1. Kurangnya sosialisasi mengenai
pentingnya kunjungan neonatus ke
fasilitas kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang
Kecamaatn Mijen Kota Semarang
2. Kurangnya sosialisai mengenai
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) kepada Pasangan Usia
Subur (PUS) di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang
Kecamaatn Mijen Kota Semarang
3. Kurang optimalnya petugas
melakukan sosialisasi mengenai
pentingnya imunisasi TT (Tetanus
Toxoid) kepada Wanita Usia Subur
(WUS) di wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamaatn Mijen
Kota Semarang
4. Kurangnya sosialisasi mengenai
pentingnya kunjungan ibu nifas ke
fasilitas kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang
Kecamaatn Mijen Kota Semarang

49
5. Kurang optimalnya petugas
melakukan sosialisasi mengenai gizi
pada ibu hamil untuk mencegah
kelahiran dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang
Kecamaatn Mijen Kota Semarang
Isu yang diangkat : Kurangnya sosialisai mengenai Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
kepada Pasangan Usia Subur (PUS) di
wilayah kerja Puskesmas
Karangmalang Kecamaatn Mijen Kota
Semarang
Analisis penyebab masalah : Kurangnya sosialisasi kepada
Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai
KB jenis Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) di wilayah kerja
Puskesmas Karangmalang Kecamatan
Mijen Kota Semarang
Gagasan pemecahan isu : Upaya Peningkatan Pecapaian Target
Akseptor KB Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Karangmalang
Kecamatan Mijen Kota Semarang

50
Tabel 4.1 Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi Dan Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Melakukan Saya melaksanakan konsultasi dan Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai – nilai
sosialisasi konsultasi dan musyawarah dengan pimpinan transparansi, Meningkatkan Pelayanan organisasi yang
kepada PUS meminta untuk mendapatkan persetujuan dan tanggung jawab Kesehatan Yang terkandung
mengenai KB persetujuan arahan yang arif, secara sopan Nasionalisme : Berkualitas adalah Senyum,
Metode atasan langsung. dapat dipertanggung jawabkan Musyawarah Profesional
Kontrasepsi dimana kegiatan ini dilakukan secara Etika Publik : Sopan
(Kebajikan), Kearifan
Jangka jujur terbuka (transparansi) dalam
Komitmen : Orientasi
Panjang rangka meningkatkan kegiatan
Mutu
(MKJP) pelayanan kesehatan yang Anti Korupsi : Jujur
bermutu dan berkualitas.
2. Menyiapkan Saya menyiapkan materi untuk Akuntabilitas : Misi organisasi Nilai – nilai
(SKP) materi MKJP sosialisasi dengan jelas dan Kejelasan dan organisasi yang
untuk sosialisasi tanggung jawab Meningkatkan
bertanggung jawab untuk terkandung
Komitmen Mutu : Kesehatan masyarakat
menciptakan kegiatan yang adalah
Orientasi Mutu beserta lingkungan yang
bermutu dan dapat meningkatkan Profesional
mandiri
kesehatan masyarakat
3. Memberikan Saya melakukan sosialisasi secara Akuntabilitas : Visi Menjadi Puskesmas Nilai - nilai
sosialisasi jelas, efektif, efisien sehingga Kejelasan, Sebagai Pusat organisasi yang
mengenai KB mudah dipahami (Sederhana). transparansi Pelayanan Kesehatan terkandung
Metode Diberikan dengan sepenuh hati, Nasionalisme : tidak Terdepan Guna adalah Senyum,
Kontrasepsi ramah dan tanpa membeda- diskriminatif Mewujudkan Masyarakat Ikhlas, Adil dan
Jangka Panjang bedakan PUS. Dengan harapan Etika Publik : Yang Sehat Secara

51
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(MKJP) semua PUS akan mendapatkan Kebajikan Mandiri Profesional
informasi yang sama maka akan Komitmen Mutu :
terwujud masyarakat yang Efektif, Efisien,
mandiri untuk hidup sehat Sepenuh hati
Anti Korupsi :
Sederhana, Adil
4. Menyediakan Saya menyediakan daftar hadir Akuntabiltas : Visi Organisasi Menjadi Nilai – nilai yang
daftar hadir untuk untuk dokumentasi pencatatan PUS Kejelasan Puskesmas Sebagai terkandung
dokumen yang hadir dengan jelas, efektif Komitmen Mutu : Pusat Pelayanan adalah
pencatatan PUS sehingga terdokumentasikan Efektif Kesehatan Terdepan Profesional
menghadiri seberapa banyak masyarakat yang Guna Mewujudkan
sosialisasi telah mendapatkan sosialisasi yang Masyarakat Yang Sehat
agar teruwujudnya masyarakat Secara Mandiri
yang mandiri untuk hidup sehat.
5. Melakukan Saya membuat laporan kegiatan Akuntabilitas : Misi organisasi Nilai – nilai yang
pembuatan berita dalam bentuk berita acara secara Kejelasan dan terkandung
acara untuk tanggung jawab Meningkatkan
jelas, dapat dipertanggung Profesional
laporan kegiatan Komitmen Mutu : Kesehatan masyarakat
jawabkan telah terselenggaranya
Orientasi Mutu beserta lingkungan yang
sosialisai yang dapat meningkatkan
mandiri.
kesehatan masyarakat secara
mandiri dan bermutu

2 Membuat 1. Konsultasi dan Saya melaksanakan konsultasi dan Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai – nilai
leaflet meminta musyawarah dengan pimpinan transparansi, Meningkatkan Pelayanan organisasi yang
persetujuan tanggung jawab

52
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

tentang KB atasan untuk mendapatkan persetujuan dan Nasionalisme : Kesehatan Yang terkandung
Metode langsung arahan yang arif, secara sopan Musyawarah Berkualitas adalah Senyum,
Kontrasepsi dapat dipertanggung jawabkan Etika Publik : Sopan Profesional
Jangka dimana kegiatan ini dilakukan secara (Kebajikan), Kearifan
Panjang jujur terbuka (transparansi) dalam Komitmen : Orientasi
(MKJP) dan rangka meningkatkan kegiatan Mutu
Anti Korupsi : Jujur
menyediakan pelayanan kesehatan yang
leaflet di bermutu dan berkualitas.
Pelayanan
2. Menyusun bahan Saya menyusun materi mengenai Akuntabilitas : Misi Meningkatkan Nilai - nilai
Puskesmas
dan materi MKJP dengan jelas, kreatif Kejelasan Kesehatan masyarakat Profesional
(Inovasi (Inovasi), mudah dipahami Etika Publik : Inovasi beserta lingkungan yang
yang (Sederhana), namun materi tetap Komitmen Mutu mandiri
disetujui bermutu sehingga dapat Orientasi mutu
meningkatkan kehidupan Anti Korupsi :
atasan)
Sederhana
masyarakat yang sehat
3. Mencetak leaflet Saya mencetak leaflet secara Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai – nilai yang
efisien, melampirkan bukti tanggung jawab dan Meningkatkan Pelayanan terkandung
pembayaran secara transparansi kepercayaan Kesehatan Yang adalah
dan jujur sebagai bentuk tanggung Berkualitas Profesional
jawab dan kepercayaan. sehingga Komitmen Mutu :
nantinya akan tercipta pelayanan Efisien
kesehatan yang berkualitas Anti Korupsi : Jujur
4. Menyediakan Saya membagikan leaflet kepada Akuntabilitas : Visi Organisasi Menjadi Nilai – nilai yang
leaflet di PUS saat sosialisasi tanpa Tanggung Jawab : Puskesmas Sebagai terkandung:

53
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pelayanan membeda-bedakan, sepenuh hati Nasionalisme : tidak Pusat Pelayanan Senyum, Ikhlas,
Puskesmas dan ramah (Kebajikan), diskriminatif Kesehatan Terdepan Adil, dan
menyediakan leaflet di Puskesmas Etika Publik : Guna Mewujudkan Profesional
diperuntukan untuk pengunjung Kebajikan Masyarakat Yang Sehat
sehingga menjadi kegiatan yang Komitmen Mutu : Secara Mandiri
berkelanjutan, sebagai bentuk Orientasi mutu,
tanggung jawab untuk berkelanjutan Misi Meningkatkan
meningkatkan kesehatan Anti Korupsi : Adil, Kesehatan masyarakat
masyarakat yang bermutu Kerja Keras beserta lingkungan yang
mandiri

3 Membuat 1. Melakukan Saya melaksanakan konsultasi dan Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai – nilai
Poster KB konsultasi musyawarah dengan pimpinan transparansi, Meningkatkan Pelayanan organisasi yang
MKJP dan di kepada atasan untuk mendapatkan persetujuan dan tanggung jawab Kesehatan Yang terkandung
ditempel di arahan yang arif, secara sopan Nasionalisme : Berkualitas adalah Senyum,
Ruang KIA dapat dipertanggung jawabkan Musyawarah Profesional
dan ruang dimana kegiatan ini dilakukan secara Etika Publik : Sopan
(Kebajikan), Kearifan
bersalin jujur terbuka (transparansi) dalam
Komitmen : Orientasi
Puskesmas rangka meningkatkan kegiatan
Mutu
Karangmalan pelayanan kesehatan yang Anti Korupsi : Jujur
g bermutu dan berkualitas.
(SKP) 2. Membuat Saya membuat rancangan desain Akuntabilitas : Misi Meningkatkan Nilai organisasi
rancangan mengenai MKJP dengan jelas, Kejelasan Kesehatan masyarakat yang terkandung :
desain poster kreatif (Inovatif), mudah dipahami Komitmen Mutu beserta lingkungan yang Profesional
KB MKJP Efektif, Inovatif

54
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(sederhana), namun materi tetap Orientasi Mutu mandiri
bermutu sehingga dapat Anti Korupsi :
meningkatkan kehidupan Sederhana
masyarakat yang sehat
3. Mencetak Saya mencetak poster secara Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai – nilai yang
poster efisien, melampirkan bukti tanggung jawab dan Meningkatkan Pelayanan terkandung
pembayaran secara transparansi kepercayaan Kesehatan Yang adalah
dan jujur sebagai bentuk tanggung Etika Publik : Unggul Berkualitas Profesional
jawab dan kepercayaan, sehingga Komitmen Mutu :
nantinya akan tercipta pelayanan Efisien
kesehatan yang berkualitas dan Anti Korupsi : Jujur
unggul
4. Menempelkan Saya menempelkan poster di ruang Akuntabilitas : Jelas Visi Puskesmas Nilai – nilai yang
poster di ruang KIA dan Ruang bersalin secara Etika Publik : Karangmalang yaitu terkandung
KIA dan Ruang jelas, sederhana, efektif dan Komitmen Mutu : “Menjadi Puskesmas adalah
bersalin efisien, diharapkan masyarakat Efektif dan efisien, Sebagai Pusat Profesional
Puskesmas dapat menerapkan hal yang tertulis orientasi mutu, Pelayanan Kesehatan
Karangmalang di poster secara berkelanjutan berkelanjutan Terdepan Guna
sehingga tercipta kehidupan Anti Korupsi :
Mewujudkan Masyarakat
masyarakat sehat Sederhana
Yang Sehat Secara
Mandiri”

4 Melakukan 1. Melakukan Saya melaksanakan konsultasi dan Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai – nilai
tertib konsultasi musyawarah dengan pimpinan transparansi, Meningkatkan Pelayanan organisasi yang
administasi kepada atasan untuk mendapatkan persetujuan dan tanggung jawab Kesehatan Yang terkandung

55
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

dengan arahan yang arif, secara sopan Nasionalisme : Berkualitas adalah Senyum,
rekan kerja dapat dipertanggung jawabkan Musyawarah Profesional
mengenai dimana kegiatan ini dilakukan secara Etika Publik : Sopan
komitmen jujur terbuka (transparansi) dalam (Kebajikan), Kearifan
pencatatan rangka meningkatkan kegiatan Komitmen : Orientasi
perencanaan pelayanan kesehatan yang Mutu
Anti Korupsi : Jujur
KB MKJP bermutu dan berkualitas.
saat masa
2. Melakukan Saya melakukan koordinasi secara Akuntabilitas : Visi Puskesmas Nilai – nilai
kehamilan
koordinasi sopan (kebajikan) dan ramah Kejelasan, Konsisten Karangmalang yaitu organisasi yang
dengan dengan rekan dengan rekan kerja mengenai Nasionalisme : “Menjadi Puskesmas terkandung
mengisi kerja mengenai Koordinasi,
komitmen untuk selalu konsisten Sebagai Pusat adalah Senyum,
lembar P4K komitmen Kerjasama
dan berkelanjutan melakukan Pelayanan Kesehatan Profesional
di buku KIA pencatatan Etika Publik :
pencatatan perencanaan KB MKJP Terdepan Guna
perencanaan Kebajikan
(SKP) di lembar P4K dalam buku KIA Mewujudkan Masyarakat
KB MKJP saat Komitmen :
secara jelas, bertujuan agar ibu Yang Sehat Secara
masa berkelanjutan
kehamilan hamil mempunyai rencana KB Anti Korupsi : Mandiri”
dengan mengisi setelah bersalin sehingga akan Disiplin
lembar P4K di terwujud kehidupan masyarakat
buku KIA mandiri dan sehat
3. Membuat Saya membuat notulen kegiatan Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai organisasi :
notulen sebagai bentuk pelaporan Tanggung Jawab, Meningkatkan Pelayanan Ikhlas dan
kegiatan pertanggung jawaban yang dibuat Kejelasan Kesehatan Yang Profesional
secara ikhlas, jelas dan jujur dari Komitmen Mutu :

56
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kegiatan telah dilakukan. Dimana Orientasi mutu, Berkualitas
kegiatan tersebut diharapkan dapat berkelanjutan
meningkatkan pelayan kesehatan Anti Korupsi : Jujur
yang berkualitas dan bermutu
serta berkelanjutan

5. Melakukan 1. Melakukan Saya melaksanakan konsultasi dan Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai – nilai
kerja sama konsultasi dan musyawarah dengan pimpinan transparansi, Meningkatkan Pelayanan organisasi yang
dengan meminta untuk mendapatkan persetujuan dan tanggung jawab Kesehatan Yang terkandung
Gasurkes persetujuan arahan yang arif, secara sopan Nasionalisme : Berkualitas adalah Senyum,
KIA (Petugas atasan dapat dipertanggung jawabkan Musyawarah Profesional
Surveilens dimana kegiatan ini dilakukan secara Etika Publik : Sopan
(Kebajikan), Kearifan
Kesehatan jujur terbuka (transparansi) dalam
Komitmen : Orientasi
Kesehatan rangka meningkatkan kegiatan
Mutu
Ibu dan pelayanan kesehatan yang Anti Korupsi : Jujur
Anak) dalam bermutu dan berkualitas.
konseling
2. Melakukan kerja Saya melakukan kerja sama yang Akuntabilitas : Visi Puskesmas Nilai – nilai
pemilihan KB
sama dengan jujur, ramah dan sepenuh hati kepercayaan, Karangmalang yaitu organisasi yang
kepada ibu Gasurkes KIA dengan Gasurkes KIA untuk tanggung jawab “Menjadi Puskesmas terkandung
hamil (Petugas mencapai tujuan bersama yaitu Nasionalisme : Kerja Sebagai Pusat adalah Senyum,
maupun ibu Surveilens bertanggung jawab tersampainya sama Pelayanan Kesehatan Ikhlas,
nifas Kesehatan informasi mengenai KB kepada ibu Etika Publik : Terdepan Guna Profesional
Kesehatan Ibu hamil agar memiliki perencanaan Kebersamaan, Mewujudkan Masyarakat
dan Anak) menggunakan KB MKJP pascasalin, kebajikan Yang Sehat Secara
yang diharapkan menjadi kegiatan Komitmen Mutu : Mandiri”

57
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Inovasi yang bekelanjutan sehingga sepenuh hati,
yang tercipta kehidupan masyarakat berkelanjutan
disetujui yang sehat Anti korupsi : jujur
atasan)
3. Melakukan Saya melakukan pembahasan dan Akuntabilitas : Visi Puskesmas Nilai – nilai
pembahasan musyawarah secara bersama kejelasan Karangmalang yaitu organisasi yang
mengenai mengenai konseling yang di berikan Nasionalisme : “Menjadi Puskesmas terkandung
pemberian kepada ibu hamil secara jelas, musyawarah, tidak Sebagai Pusat adalah Senyum,
konseling inovatif, dan mudah dimengerti diskriminatif Pelayanan Kesehatan Ikhlas, Adil,
mengenai (sederhana), yang di bawakan Etika Publik : Terdepan Guna Profesional
pemilihan KB kebersamaan,
dengan sepenuh hati, tidak Mewujudkan Masyarakat
pasca salin kebajikan
membeda-bedakan dan ramah, Yang Sehat Secara
Komitmen Mutu :
sehingga akan terwujud kehidupan inovatif, sepenuh hati, Mandiri”
masyarakat yang sehat dan orientasi mutu
bermutu Anti Korupsi : adil,
sederhana
4. Membuat Saya membuat notulen kegiatan Akuntabilitas : Misi organisasi yaitu Nilai organisasi :
notulen sebagai bentuk pelaporan Tanggung Jawab, Meningkatkan Pelayanan Ikhlas dan
kegiatan pertanggung jawaban yang dibuat Kejelasan Kesehatan Yang Profesional
secara ikhlas, jelas dan jujur dari Komitmen Mutu : Berkualitas
kegiatan telah dilakukan. Dimana Orientasi mutu,
kegiatan tersebut diharapkan dapat berkelanjutan
Anti Korupsi : Jujur
meningkatkan pelayan kesehatan
yang berkualitas dan bermutu

58
Keterkaitan dengan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Materi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
serta berkelanjutan

B. Jadwal Rancangan Aktualisasi


Rancangan aktualisasi yang akan dilakukan disajikan dalam bentuk timeline sebagai mekanisme kontrol.
Rencana Jadwal Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu :
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
Mei Juni
No. Kegiatan Portofolio
2 3 4 1
1 Sosialisasi kepada PUS mengenai KB 1. Foto konsulasi dengan atasan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 2. Materi mengenai KB Metode Kontrasepsi
(MKJP) Jangka Panjang (MKJP)
3. Foto kegiatan Sosialisai
4. Daftar hadir kegiatan sosialisasi
5. Berita acara kegiatan sosialisasi
2 Membuat leaflet tentang KB MKJP dan 1. Foto konsultasi dengan atasan
menyediakan leaflet di Pelayanan 2. Materi leaflet
Puskesmas 3. Nota bukti pembayaran leaflet
4. Leaflet yang di bagikan
5. Foto kegiatan membagikan leaflet
3 Membuat poster KB MKJP dan ditempel 1. Foto konsultasi dengan atasan
di ruang KIA dan ruang bersalin 2. Desain poster MKJP
Puskesmas Karangmalang 3. Nota bukti pembayaran poster

59
Mei Juni
No. Kegiatan Portofolio
2 3 4 1
4. Foto poster yang dipasang
5. Foto kegiatan menempel poster
4 Melakukan tertib administrasi dengan 1. Foto konsultasi dengan atasan
rekan kerja mengenai komitmen 2. Foto kegiatan koordinasi dengan rekan kerja
pencatatan perencanaan KB MKJP saat 3. Notulen kegiatan
masa kehamilan dengan mengisi lembar
P4K di buku KIA
5 Melakukan kerja sama dengan Gasurkes 1. Foto konsultasi dengan atasan
KIA dalam konseling pemilihan KB 2. Foto kegiatan pertemuan kerjasama dan
kepada ibu hamil maupun ibu nifas pembahasan KIE
3. Notulen kegiatan

C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


Aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah diaplikasikan pada institusi tempat kerja
banyak memberikan kontribusi baik demi perubahan kearah yang lebih baik. Penyusun akan terus berusaha untuk
tetap mengaplikasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari Manajemen Aparatur Sipil Negara

60
(ASN), Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik, sebagai dasar dari segala kegiatan belajar mengajar
maupun berorganisasi, meskipun dalam pelaksanaanya mungkin akan menghadapi beberapa kendala. Analisis potensi
kendala terkait pelaksanaan kegiatan secara sebagai berikut :

Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


No. Kegiatan Kendala Resiko Solusi
1 Sosialisasi kepada PUS Terkendala dalam PUS belum memahami Bekerjasama dengan tim
mengenai KB Metode penyampaian sosialisasi Materi mengenai KB bidan dan gasurkes
Kontrasepsi Jangka yang kurang jelas kepada Metode Kontrasepsi dalam memberikan
Panjang (MKJP) PUS Jangka Panjang (MKJP) sosialisasi maupun KIE
pada PUS yang
berkunjung ke
Puskesmas.
2 Membagikan leaflet Leaflet yang diletakkan di Informasi dalam leaflet Leaflet yang disediakan
tentang KB MKJP dan pelayanan Puskesmas tidak tersampaikan secara di pelayanan
menyediakan leaflet di tidak akan diperhatikan maksimal Puskesmas, melakukan
Pelayanan Puskesmas klien apabila tidak kolaborasi dengan rekan
dipersilahkan mengambil kerja agar memberikan
leaflet tersebut pada
PUS yang periksa
3 Membuat poster KB Pelaksanaan sosialisasi Informasi dari poster tidak Menempelkan poster di
MKJP dan ditempel di tidak maksimal jika kondisi tersampaikan dengan tempat yang mudah
ruang KIA dan ruang pasien yang lain antri baik dilihat dan dapat dibaca
bersalin Puskesmas banyak sehingga tidak dengan jelas dari jarak
Karangmalang memungkinkan membaca jauh.
poster
4 Melakukan tertib Terkendala kepentingan Pertemuan bidan Menentukan tanggal dan
administrasi dengan pribadi dan jadwal dinas Puskesmas tidak bisa waktu pertemuan jauh-
rekan kerja mengenai masing-masing bidan menyeluruh jauh hari, agar bidan-

61
No. Kegiatan Kendala Resiko Solusi
komitmen pencatatan Puskesmas. bidan dapat
perencanaan KB MKJP menyempatkan
saat masa kehamilan waktunya untuk
dengan mengisi lembar menghadiri pertemuan.
P4K di buku KIA
5 Melakukan kerja sama Terkendala waktu Pertemuan dengan Menentukan jadwal
dengan Gasurkes KIA pertemuan dan Gasurkes KIA tidak dapat pertemuan dengan
dalam konseling kepentingan pribadi menyeluruh masing – masing
pemilihan KB kepada ibu masing – masing Gasurkes KIA
hamil maupun ibu nifas Gasurkes KIA

62
BAB V
PENUTUP

Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat untuk menjadi pedoman


dan panduan untuk menyelesaikan isu melalui gagasan pemecah isu yang
tertuang dalam kegiatan yang dirancang. Dengan adanya pelaksanaan
kegiatan aktualisasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan
perencanaannya. Selain itu dengan membuat Rancangan Aktualisasi,
penulis dapat memahami nilai-nilai dasar ANEKA yang diimplementasikan
dalam berbagai kegiatan selama melakukan aktualisasi maupun dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penulis juga faham mengenai sikap
dan perilaku yang dapat memberikan kontribusi terhadap visi dan misi
organisasi serta menguatkan nilai organisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi akan dilakukan di Puskesmas
Karangmalang, Kec. Mjen, Kota Semarang pada rentang waktu bulan 05
Mei s.d. 09 Juni 2019. Isu-isu yang teridentifikasi antara lain:

1. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya kunjungan neonatus ke


fasilitas kesehatan
2. Kurangnya sosialisai mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) kepada Pasangan Usia Subur (PUS)
3. Kurang optimalnya petugas melakukan sosialisasi mengenai
pentingnya imunisasi TT (Tetanus Toxoid) kepada Wanita Usia Subur
(WUS)
4. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya kunjungan ibu nifas ke
fasilitas kesehatan
5. Kurang optimalnya petugas melakukan sosialisasi mengenai gizi pada
ibu hamil untuk mencegah kelahiran dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)

Hasil Identifikasi Isu dengan Metode APKL dan USG didapatkan


core Isu yang harus segera dipecahkan yaitu Kurangnya sosialisai

63
mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kepada
Pasangan Usia Subur (PUS).

Dalam aktualisasi ini terdapat 7 kegiatan sebagai gagasan


pemecahan isu, kegiatan tersebut bersumber SKP, penugasan atasan
dan dipadukan dengan kegiatan yang masih relevan dari inisiatif
penyusun yang dibuat inovatif. kegiatan tersebut sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi kepada PUS mengenai KB Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP)
2. Membagikan leaflet tentang KB MKJP dan menyediakan leaflet di
Pelayanan Puskesmas
3. Membuat poster KB MKJP dan ditempel di ruang KIA dan ruang
bersalin Puskesmas Karangmalang
4. Melakukan tertib administrasi dengan rekan kerja mengenai komitmen
pencatatan perencanaan KB MKJP saat masa kehamilan dengan
mengisi lembar P4K di buku KIA
5. Melakukan kerja sama dengan Gasurkes KIA (Petugas Surveilens
Kesehatan Kesehatan Ibu dan Anak) dalam konseling pemilihan KB
kepada ibu hamil maupun ibu nifas

Perencanaan yang komperhensif untuk meningkatkan pelayanan


kesehatan yang terdepan yang menyeluruh dan profesional menuju
terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.

64
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara 2014.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12


Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta;
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil


Negara. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara

65
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government. Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta; Lembaga Administrasi
Negara

66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Identitas Diri
Nama : Bintang Anggun Atika Palupi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Kendal, 01 November 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum menikah
Tinggi, berat badan : 154 cm, 50 kg
Kesehatan : Baik
Agama : Islam

B. Riwayat Pendidikan
2000 – 2006 SD N 1 Tampingan, Boja, Kendal
2006 – 2009 SMP Negeri 1 Boja
2009 – 2012 SMA Negeri 1 Boja
2012 – 2015 Akademi Kebidanan Panti Wilasa Semarang

67

Anda mungkin juga menyukai