Anda di halaman 1dari 13

PAPER

VARIABAEL DAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

Yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
Manajemen Pendidikan Islam yang diampuh oleh Dosen Dani Hermawan, M.Pd.

Oleh:

Alfira Rahmatul Karimah (T20193115)

Aulia Zahrotun NC (T20193116)

M. Robith Fajrin (T20193132)

Kautsar Lazuardi Sabila (T20193146)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

MARET 2021
PEMBAHASAN

A. VARIABEL PENELITIAN

1. Pengertian Variabel

Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam
waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan
yang berlalu. Supaya proses penelitian akan berjalan lancar, dan dapat berhasil
dengan baik maka penelitian ditekankan untuk membuat rancangan penelitian.
Dalam menentukan rancangan penelitian, hal yang perlu diingatkan adalah
seluruh kompenen penelitian itu harus terjalin secara serasi dan tertib. Salah satu
penelitian yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan proses studi
secara komprhensif adalah variabel penelitian.Variabel merupakan sesuatu yang
menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang
berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti.

Istilah “variabel” sering digunakan dalam proyek-proyek penelitian. Didalam


penelitian para peneliti mendefinisikan dan mengidentifikasi variabel-variabel
sambil mendisen suatu proyek penelitian kuantitatif. Sebuah variabel akan
memicu keingintahuan peneliti untuk menyelidikinya. Oleh karena itu, sejak awal
kita harus memahami jelas istilah ini dan konsep-konsep yang terkait.

Secara umum variabel dipahami sebagai sesuatu yang dapat berubah dan
dapat memiliki lebi dari satu nilai. “sebuah variabel”, sepeeti nama itu sendiri
(variabel), adalah “sesuatu yang bervariasi). bisa jadi mengenai berat badan,
tinggi badan, tingkat kecemasan, pendapatan, suhu tubuh dan lain-lain. Ciri-ciri
tersebut berbeda setiap orang dan memiliki nilai yang berbeda pula. Hal itu bisa
berarti mengenai sifat demografis, fisik atau sosial, agama, pendapatan,
pekerjaan, suhu, kelembaban, bahasa, makanan, mode, dan lain-lain. Beberapa
variabel bisa sangat konkret dan jelas, seperti jenis kelamin, kelahiran, golongan
darah, dan lain-lain. Sedangkan yang lain jauh lebih abstrak dan samar-samar.

Menurut Kenglinger (2006), variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi. Kerlinger juga mengatakan
bahwa variabel adalah simbol/ lambang yang padanya kita letakkan sembarang
nilai atau bilangan. Menurut Sugiyono (2012), variabel adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Selanjutnya menurut Arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi suatu titik perhatian penelitian.

2. Jenis-jenis Variabel

Ada beberapa jenis variabel yang berbedan dan memeiliki pengaruh yang
berbeda dalam suatu penelitian yaitu, Variabel-variabel Bebas (independen) dan
variabel-variabel Terikat (dependen), variabel-variabel Aktif dan variabel-
variabel Atribut, variabel Kontinu, variabel Diskrit atau Kategorial, variabel
Asing dan variabel-variabel Demografis.

1) Jenis-jenis variabel Berdasarkan Hubungan

a. Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel independen adalah anteseden, prediktor, penyebab atau


variabel bebas, sedangkat variabel dependen adalah variabel akibat, atau
variabel terikat. Jika variabel independen adalah variabel aktif maka kita
memanipulasi nilai-nilai untuk mempelajari pengaruhnya terhadap
variabel lain. Misalnya kita ingin mengubah poloa pendekatan
kepemimpnan untuk melihat apakah seseorang memiliki semangat dalam
berkerja atau tidak. Model kepemimpinan adalah variabel aktif. Disisni,
variabel dependen adala variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Pola kepemimpinan adalah variabel independen, semangat
kerja adalah variabel dependen. Variabel dependen tergantung pada
veriabel independen.

b. Variabel Intervening (Penghubung/ Asing)

Variabel moderating adalah variabel yang memeperkuat atau


memeperlemah hubungan antara variabel beas dan variabel terikat.
Variabel moderaing juga disebut variabel bebas kedua dan dipakai dalam
analisis regresi linear. Misalnya, gaya kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas dan orang (X) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
(Y). tetapi motivasi berprestasi (X2/ moderating) dari karyawan juga
meningkatkan pegaruh dari gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan.

c. Variabel Pengganggu

Kadang-kadang kita mempertanykan hasil penelitian kita karena


hasil tidak sesuai dengan apa yang kit harapkan. Semua prosedur sudah
dilakukan dengan baik tetapi hasilnya justru diluar perkiraan. Hal ini bisa
saja terjadi karena adanya variabel asing. Variabel-variabel asing disebut
juga variabel peracau atau variabel intervening. Variabel-varibel yang
dapat mempengaruhi hasil pnelitian tetapi belum dipertimbangkan secara
memadai dalam suatu penelitian disebut juga seagai variabel asing.

Variabel penganggu atau variabel asing menciptakan suatu


hubungan palsu antara X dan Y karena variabel tersebut terkait dengan X
dan Y. hubungan demikian bukan merupakan hubungan sebab akibat.
Misalnya, jumlah konsumsi es krim (X) dalam sebulan dapat
memprediksi jumlah serangan hiu (Y). inilah yang disebut hubungan
palsu dan tidak mempunyai hubungan sebab-akibat karena tidak ada
hubungan hiu dan es krim. Jumla es krim berkolerasi dengan musim
panas, bukan dengan hiu. Disini, veriabel peracaunya adalah suhu (Z).
hubungan palsu ini diciptakan oleh peracau yang mengarah pada
peningkatan konsumsi es krim dengan serangan hiu; suhu (Z). orang-
orang makan es krim lebih banyak dan berenang di lautan dalam bulan-
bulan yang panas.

d. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang ditetapkan oleh peneliti.


Tujuannya adalah agar variabel-variabel yang bukan sebagai variabel
penelitian tidak mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel kontrol juga dipakai untuk penelitian yang
bertujuan memebuat perbandingan. Misalnya, seorang peneliti akan
membandingkan kinerja pendidik yang berlatar sarjana pedidikan dan
yang bukan sarjana pendidikan. Supaya dapat membuat perbandingan
maka peneliti harus menetapkan variabel kontrol. Dalam hal ini variabel
kontrolnya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi
kepribadian dan kompetensi profesional.

Variabel kontrol juga berupa faktor lain dari luar perlakuan yang
dikenakan pada objek penelitian. Misalnya tentang pengaruh jenis pupuk
pada tanaman maka variabel kontrolnya adalah cahaya. Contoh lain dari
penelitian tersebut dapat berupa jumlah air, jenis tnah maupun jumlah
pupuk.

2) Jenis-jenis Variabel Berdasarkan Sifatnya

a. Variabel Deskrit

Merupakan variabel katagorikal, yaitu variabel yang


pemilihannya dilakukan secara katagorikal dengan memeperhatikan
beberapa kualitatif. Variabel ini tidak memiliki angka pecahan. Jumlah
katagori variabel bisa dua dan dapat pula lebih.

Contoh:

 Agama : Islam

Katolik

Hindu

Protestan

Budha

 Kualitas poduk : Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Variabel diatas akan mengasilkan data nominal dan dapat pula


data ordinal. Data nominal “ saling lepas” dan tuntas. Masing-masing
katagori mempunyai kedudukan yang setara dan penetapannya dilakukan
berdasarkan golongan. Contoh perama merupakan katagori data nominal
karena hanya berdasarkan penggolongan semata dan lepas serta tuntas.
Data ordinal merupakan bagian dari variabel deskrit. Jika pada
data nominal masing-masing kategori kedudukannya setara, pada data
ordinal masing-masing katagori memiliki perbedaan jenjang dan urutan
dalam atribut tertentu, serta tidak ada nilai nihil atau nol mutlak.

Contohnya:

Kemampuan akademis yang didapat mahasiswa dapat dikatagorikan


menjadi:

 Rendah

 Sedang

 Tinggi

b. Variabel Kontinu (Continuos Variabel)

Variabel kontinu sering juga disebut variabel kuantitatif, yaitu


variabel yang berkesinambungan, yang memiliki nilai berhubungan
atauada dalam beberapa tingkatan (degree) serta dapat berupa angka
(numeral) terhadap individu atau objek yang berbeda untuk menunjukkan
berapa banyak variabel yang mereka miliki.

Contoh:

Tinggi Badan : 165 cm

160 cm

155 cm

Tinggi badan juga dapa dinyatakan dalam kelompong atau rentangan


(range), seperti:

150 - 155 cm

156 - 160 cm

161 - 165 cm
Atau mungkin juga dinyatakan dalam bentuk tingkatan (bukan
kategorikal) dengan menggunakan uit satuan dan interval tertentu seperti
cm terlebih dahulu, sehingga dapat disusun dalam berbagai tingkatan,
anatar lain:

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Rendah sekali

Variabel kontinu akan menghasilkan data interval dan rasio. Data


interval memenuhi semua karakteristik yang berlaku pada data ordinal
dan nominal. Beberapa ciri tambahan data interval:

a) Antar katagori dalam data ini dapat diketahui selisih jumlahnya.

b) Satuan ukuran mempunyai unit yang sama, dan setiap kategori


mempunyai skala yang sama dalam selisih ukurannya.

Dapat diambil kesimpulan dari beberapa contoh diatas, bahwa variabel


deskrit atau kategori bukan merupakan hasil perhitungan, melainkan
merupakan hasil pemilihan atau pengkatagorian. Atar katagori satu dengan
yang lain saling lepas dan tuntas. Sedangkan variabel kontinu memiliki unit
pengukuran tertentu, saling berhubungan antara katagori satu dengan
katagori lainnya, dan merupakan hasil perhitungan.

B. HIPOTESIS

1. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang artinya di bawah, thesis artinya
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Hipotesis merupakan sebuah istilah
ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah dan
kaidah berpikir biasa, secara sadar, teliti dan terarah. Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya .Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimanarumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum d i d a s a r k a n p a d a
fakta& fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki
s u a t u h i p o t e s i s a t a u j a w a b a n sementara terhadap penelitian yang akan
dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar. Penelitian
yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh
peneliti denga nmenggunakan pendekatan kuantitatif. Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti.
Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangandengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja
dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejalah kesengajaan
ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya
disebut teori.

2. Fungsi Hipotesis

Dalam pandangan Kartini Kartono, tanpa hipotesa, maka proses pengumpulan


data itu merupakan usaha pencarian yang buta. Karena hipotesa itu memberikan
pengarahan pada penyelidikan dan pemecahan masalah; dapat membatasi data
informasi yang relevan dan mengeliminasi data lain yang tidak berkaitan dengan
permasalahannya.

Hal ini tidak jauh berbeda dari pendapat Pauline V. Young (1966), dimana fungsi
suatu hipotesa adalah:

-         Memberikan suatu pengarahan yang definitif dan mantap bagi suatu
penelitian.

-         Memberikan ruang lingkup yang tegas, dan merupakan suatu patokan
untuk dapat memilih unsur-unsur yang relevan bagi penelitian.
-         Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti dalam melakukan
penelitian.

-         Dapat mencegah pengumpulan data yang tidak ada hubungannya


dengan tujuan serta hakekat penelitian yang akan dilaksanakan.

Disini, secara terperinci Soejono memaparkan bahwa fungsi hipotesa adalah:

a.   Memberikan petunjuk dan pengarahan pada penelitian serta pemecahan


masalah.

b.   Memberikan batasan pada data informasi yang relevan seperlunya saja
dengan mengeliminasi data lain yang tidak berhubungan dengan inti
permasalahan.

c.    Menyadarkan kita akan keterbatasan indera manusia dan alat-alat


pengukur hasil ciptaan manusia dalam menanggapi permasalahan social
yang rumit.

d.   Mengurangi kesalahan dalam usaha pengumpulan data.

3.  Ciri-Ciri Hipotesa

Hipotesis yang baik, mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

a.   Hipotesis harus menyatakan hubungan,

b.   Hipotesis harus sesuai dengan fakta,

c.    Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh
dengan ilmu pengetahuan,

d.   Hipotesis harus dapat diuji,

e.    Hipotesis harus sederhana,

f.     Hipotesis harus bisa menerangkan fakta.

4.  Pembagian Hipotesa

Black dan Champion, seperti dikutip Soerjono, membedakan tipe utama hipotesis
menjadi tiga, yaitu hipotesa penelitian (research hypotheses) atau hipotesa kerja,
hipotesa nol (null hypotheses) dan hipotesa statistik (statistical hypotheses).
Menurut Black dan Champion, hipotesa penelitian atau hipotesa kerja biasanya
diambil dari teori yang dijadikan acuan si peneliti mengenai suatu gejala sosial
tertentu, karenanya dia percaya bahwa hipotesanya benar, sebab diambil dari teori
yang mantap, namun demikian, hipotesis ini masih bersifat tentatif dan masih harus
diuji kebenarannya.

Sedangkan hipotesa nol merupakan sarana untuk menguji hipotesa kerja, dimana
ia harus diuji atau dibuktikan secara empiris. Fungsinya adalah sebagai penyangkalan
terhadap gejala tertentu, atau hubungan antara gejala-gejala tertentu. Hipotesa ini
lebih sering digunakan karena lebih objektif antara teori probabilitas dan uji hipotesa
penelitian, apakah benar atau salah. Karenanya, hipotesa ini pada umumnya
digunakan dalam penelitian eksperimental.

Terakhir, hipotesa statistik adalah pernyataan-pernyataan mengenai populasi


statistik yang atas dasar informasi yang diperoleh dari data penelitian, ingin
dipertahankan atau dinyatakan tidak berlaku. Bermula dari objek-objek dalam
hipotesa nol yang semula dipergunakan kemudian dikwantifikasikan sehingga
menjadi hipotesa statistik  dan dapat dievaluasikan secara kwantitatif.

Sedangkan hipotesis dalam pandangan Suharsimi dapat dibagi menjadi dua


macam saja,yaitu:

a.   Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternative, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,
atau adanya perbedaan dua kelompok.

Rumusannya:

-         Jika……maka….

-         Ada perbedaan antara…..dan….

-         Ada pengaruh…….terhadap…..

b.   Hipotesis nol, atau disebut hipotesis statistik, disingkat Ho. Karena
biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan
antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap
variabel Y. Rumusannya:
-         Tidak ada perbedaan antara ……..dengan…..

-         Tidak ada pengaruh……terhadap…..

Perumusan dan Pengujian Hipotesis

Cara merumuskan hipotesis adalah dengan membuat kerangka teori terlebih


dahulu, lalu kemudian mengeksplorasi hubungan-hubungan yang ada atau terjadi
dalam permasalahan yang sedang diteliti. Sebab hipotesis dibentuk dengan suatu
pernyataan tentang frekuensi kejadian atau dari hubungan antarvariabel-variabel, baik
itu dalam bentuk pengaruh maupun korelasi lain. Disamping juga, hipotesa dapat
dinyatakan dalam bentuk sebab-akibat atau hipotesa kausal.

Petunjuk dalam merumuskan hipotesis adalah seperti berikut:

-    Hipotesa harus dirumuskan secara jelas dan padat, serta spesifik,

-    Hipotesa sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan,

-  Hipotesa sebaiknya menyatakan hubungan antardua atau lebih variable


yang dapat diukur,

-    Hipotesa hendaknya dapat diuji,

-    Hipotesa sebaiknya mempunyai kerangka teori

Menguji hipotesa dapat dilakukan melalui dua hal, yaitu dengan konsistensi logis,
baik itu deduktif maupun induktif, dan menguji hipotesa dengan mencocokkan
dengan fakta, hal ini sering dilakukan pada penelitian dengan metode percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Siyoto, Sandu. 2015. Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media


Publishing.

Nurudin, Ismail. 2019. Metodelogi Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat


Cendekia.

Duli, Nikoluas. 2019. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: CV Budi


Utama.

Nizar, Mohammad. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghali Indonesia.


PERTANYAAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud variable. (Kelompok 1)


2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis variable berdasarkan hubungannya. (Kelompok
3)
3. Berikan contoh penggunaan Variabel Intervening. (Kelompok 4)
4. Sebutkan dan jelaskan Jenis-jenis Variabel Berdasarkan Sifatnya. (Kelompok 5)
5. Berikan contoh penggunaan Variabel Deskrit. (Kelompok 6)
6. Jelaskan apa yang dimaksud hipotesis. (Kelompok 7)
7. Sebutkan dan Jelaskan fungsi hipotesis menurut Pauline V. Young. (Kelompok 8)
8. Sebutkan dan Jelaskan fungsi hipotesis menurut Soejono. (Kelompok 9)
9. Jelaskan pembagian hipotesis menurut black and champion. (Kelompok 10)
10. Jelaskan pembagian hipotesis menurut suharsimi. (Kelompok 11)
11. Jelaskan cara perumusan dan pengujian hipotesis. (Kelompok 12)

Anda mungkin juga menyukai