Anda di halaman 1dari 86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK GPI Solokanjeruk


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kompetensi Keahlian : TBSM dan RPL
Kelas / Semester :X/1
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok/Tema : Konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik dalam
mempelajari sejarah
Alokasi Waktu : 3 JP/1 JP (Pertemuan Ke-1)
I. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami konsep dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang
dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan)
4.1 Menyajikan hasil pemahaman tentang konsep dasar sejarah (berpikir
kronologis,diakro-nik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan
keberlanjutan)

II. Tujuan Pembelajaran


Melalui kegiatan diskusi dengan model pembelajaran discovery learning, nilai karakter
jujur, kerjasama, disiplin, dan tanggungjawab Peserta didik dapat menjelaskan konsep
dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta
perubahan dan keberlanjutan) secara tertulis

III. Materi Pembelajaran


konsep dasar sejarah berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta
perubahan dan keberlanjutan.

IV. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah Bervariasi,
Presentasi,
E-learning (Blended Learning)
Daring : Melalui Google Classroom

V. Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
 Menyampaikan Classroom.
tujuan pembelajaran  Menyampaikan lingkup
serta KD yang akan dan teknik penilaian
dicapai yang akan digunakan.
 Melakukan apersepsi  Guru menyampaikan
dengan mengajukan kompetensi dasar dan
pertanyaan untuk
mengarahkan Peserta tujuan pembelajaran
didik ke materi yang akan dicapai
Konsep berpikir
kronologis, diakronik,
sinkronik dalam
mempelajari sejarah
dengan memberikan
suatu kasus yang
berkaitan dengan
Konsep berpikir
kronologis, diakronik,
sinkronik dalam
mempelajari sejarah.
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 1. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35
Guru menayangkan menit melalui Google Menit
Video tentang Classroom sesuai
“Konsep Dasar kelasnya masing-
Sejarah” di Chanel masing
Youtube :  Peserta didik
https://www.youtu mempelajari link
be.com/watch?v=BY https://sumberbelajar.
HY76UADgU belajar.kemdikbud.go.i
d/sumberbelajar/tamp
https://youtu.be/o4 il/Konsep-Berpikir-
nSFwcb6Dc Diakronik-dan-
Sinkronik-dalam-
2. Identifikasi Masalah: Seja/konten5.html
Peserta didik secara  Peserta didik
individu dan mempelajari materi
berkelompok untuk berupa Ms. Word, dan
mencari dan Video Link
mengidentifikasi :https://www.youtube.com
sebuah masalah /watch?v=BYHY76UADgU
tentang “Konsep tentang Konsep berpikir
Dasar Sejarah” yaitu kronologis, diakronik,
esai tentang sinkronik dalam
“Dinamika Politik di mempelajari sejarah
Indonesia dimulai melalui Google
dari Politik Etis Classroom sesuai
sampai dengan masa kelasnya masing-
sekarang” yang masing
dijadikan bahan  Guru menyediakan
diskusi. ruang diskusi untuk
memfasilitasi peserta
3. Mengumpulkan dan didik bertanya jawab.
Mengolah data  Peserta didik dapat
Peserta Didik mengamati, menanya,
bekerja sama mengumpulkan
dengan informasi,dan tugas,
kelompoknya menalar, serta
mengumpulkan membuat kesimpulan
berbagai informasi setiap pembelajaran
tentang “Konsep yang diberikan oleh
Dasar Sejarah” di guru secara daring
buku maupun melalui Google
internet Classroom.

4. Aplikasi dan Tindak


Lanjut
 setiap kelompok
saling berdiskusi
dan menuliskan
hasil kerja
tentang “Konsep
Dasar Sejarah”
secara tertulis
sesuai dengan
format yang telah
disediakan oleh
guru
 Setiap Peserta
Didik,
mengumpulkan
hasil kliping yang
telah dibuat
secara individu
dan dikumpulkan
ke Kantong Tugas
yang telah
disediakan oleh
guru (Google
Classroom) atau
di Google Drive
Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15
bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Konsep Dasar  Peserta didik mengirim
Sejarah dengan resume (pendek) dalam
menggunakan definisi menu tugas di
limit Classroom.
 Peserta didik diberi  Memberikan umpan
PR untuk balik terhadap proses
mempelajari materi dan hasil
selanjutnya pembelajaran;
 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

VI. Penilaian
Penilaian Pengetahuan
 Teknik : Tes Tertulis (contoh)
 Bentuk instrumen: Soal Uraian (terlampir)
 Kriteria penilaian: terlampir
Penilaian Keterampilan
 Penilaian unjuk kerja
 Observasi
Dengan daring
1. Keaktifan peserta didik dalam diskusi online
2. Kedisiplinan pesertadidik dalam mengikuti proses pembelajaran di Google Classroom
3. Penilaian tugas yang dikumpulkan melalui Google Classroom.

Mengetahui, Solokanjeruk, Juli 2021


Kepala SMK GPISolokanjeruk Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Ridwan Yuli Yulianingsih, S.Pd


NUPTK NUPTK 9053767668130113
MATERI PEMBELAJARAN 1

MEMAHAMI KONSEP BERPIKIR KRONOLOGIS, DIAKRONIK, SINKRONIK, RUANG DAN WAKTU


DALAM SEJARAH
Sinkronik
Sinkronik berasal dari bahasa Yunani, syn (dengan) dan khronos (waktu, masa). Atau menurut
Kuntowijoyo sinkronik berasal dari bahasa yunani synchronus yang berarti terjadi secara bersamaan.
Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik berarti segala sesuatu yang bersangkutan
dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Galtung menjelaskan pengertian sejarah
secara sinkronik adalah mempelajari peristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau
kurun waktu yang terbatas sehingga meneliti gejala-gejala secara meluas dalam ruang tetapi dalam
kurun waktu yang terbatas. Dengan melihat seperti ini maka seorang sejarahwan melakukan
pembahasan tentang keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan, maka akan dibahas aspek ekonomi,
politik, militer, sosial budaya dan ideologi.
Sedangkan Kuntowijoyo memberikan ciri-ciri konsep berpikir sinkronik : (1) kerangka
berpikir sinkronik mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang. (2) konsep berpikir
sinkronik memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan saling
berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya. (3) Menguraikan kehidupan masyarakat secara
deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian. (4) menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-
masing unit dalam kondisi statis. (5) Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sosiologi,
politik, ekonomi, antropologi dan arkeologi.
Salah satu contoh sinkronik dalam sejarah adalah buku berjudul Mobilitas dan Kontrol : Studi
tentang Perubahan Sosial di Pedesaan jawa 1942 – 1945 karya Aiko Kurasawa.

Diakronik / Kronologis
Menurut Kuntowijoyo Diakronis berasal dari bahasa latin dan Yunani yaitu dia berarti
melampaui, bahasa Yunani chromos yang berarti waktu. Hal yang sama dengan Kuntowijoyo, Galtung
menyatakan bahwa diakronik berasal dari bahasa Yunani yaitu dia (melintasi / melewati)
dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Maka berpikir diakronik dalam ilmu sejarah menguraikan
proses dan urutan kejadian suatu peristiwa sejarah secara kronologis. Ini akan membantu dalam
rekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu secara tepat. Dengan pendekatan ini, kita
dapat menyaksikan bahwa peristiwa sejarah terus bergerak dari masa kemasa. Disini kita bisa
mengamati proses perubahan dari waktu ke waktu. Terlihat disini bahwa peristiwa sejarah tidaklah
berdiri sendiri atau biasa kita kenal ada unsur kausalitas (sebab akibat) antara satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya secara kronologis. Dengan berpikir diakronik kita dapat mengamati perkembangan
kehidupan masyarakat pada suatu zaman dengan zaman berikutnya.
Ciri-ciri konsep berpikir diakronik atau kronologis adalah sebagai berikut : (1) dalam konsep
berpikir kronologis atau diakronik mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi
waktu.
(2) konsep berpikir diakronik memandang masyarakat sebagai suatu yang terus bergerak dan
memiliki hubungan kausalitas ataupun sebab akibat. (3) menguraikan proses tranformasi (perubahan)
yang terus berlangsung dari waktu ke waktu dalam kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
(4) menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis. (5) digunakan dalam ilmu sejarah.
Contoh diakronik antara lain : peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia, perkembangan
Budi Utomo di Solo tahun 1908 – 1939, terjadinya perang Diponegoro 1825 – 1830 dan revolusi fisik
di Indonesia tahun 1945 – 1949.

Perbedaan Sinkronik dan diakronik :


NO SINKRONIK DIAKRONIK
1 Meluas dimensi ruang Memanjang, dimensi waktu
2 Sistem terstruktur Terus bergerak, hubungan kausalitas
3 Diskripsi integratif Naratif, berproses dan bertransformasi
4 Statis Dinamis
5 Menekankan pada struktur dan fungsi Menekankan pada proses dan durasi
6 Digunakan dalam ilmu gegrafi, sosiologi, Digunakan dalam ilmu sejarah
politik, ekonomi, antropologi, dan
arkeologi.

Sinkronis dan Diakronis Dalam Sejarah


Sejarah dan ilmu-ilmu sosial mempunyai hubungan timbal balik. Sejarah diuntungkan oleh
ilmu- ilmu sosial, dan sebaliknya. Dalam sejarah baru, yang lahir berkat ilmu-ilmu sosial, penjelasan
sejarah didasarkan atas ilmu-ilmu sosial. Belajar sejarah tidak dapat dilepaskan dari belajar ilmu-ilmu
sosial, meskipun sejarah punya cara sendiri menghadapi objeknya. Topik-topik baru terpikirkan
berkat ilmu- ilmu sosial. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa sejarah dan ilmu-ilmu sosial
berbeda tujuannya. Tujuan sejarah ialah mempelajari hal-hal yang unik, tunggal, ideografis, dan sekali
terjadi. Sedangkan
ilmu-ilmu sosial tertarik kepada yang umum, ajek, nomotetis dan merupakan pola. Pendekatan sejarah
juga berbeda dengan ilmu-ilmu sosial. Sejarah itu diakronis, memanjang dalam waktu, sedangkan
ilmu- ilmu sosial itu sinkronis, melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sementar ilmu-
ilmu sosial menekankan struktur (Kuntowijoyo, 2013: 83-84).
Pada dasarnya sejarah ialah ilmu diakronis, yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang
yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinrkonis.
Artinya selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam ruang. Jadi, dengan sumbangan
ilmu, sejarah sebagai ilmu diakronis yang juga ilmu sinkronis. Maka lengkaplah sejarah (Kuntowijoyo,
2013: 51) .
Bisa kita ambil contoh dalam sejarah politik. Biasanya sejarah akan merekonstruksikan masa
lampau dengan melihat pada perkembangan partai-partai politik. Akan tetapi sekarang sejarah dapat
juga berbicara tentang hubungan partai dengan sistem status dan kelas yang diambil dari disiplin ilmu
Sosiologi. Selain itu sejarah politik dapat juga menghubungkan perkembangan partai dengan
masyarakat desa dan masyarakat kota. Dengan sumbangan ilmu, tema-tema baru yang bersifat
sinkronis dapat ditulis. Misalnya tentang kriminalitas, sistem sekolah, dan percukongan. Dalam sejarah
kota adalah contoh yang jelas ihwal bagaimana sejarah yang bersifat diakronis telah diperkaya ilmu
yang sinkronis (Kuntowijoyo, 2013: 52). Sebenarnya, semua tulisan sejarah yang melibatkan
penelitian suatu gejala sejarah dengan jangka yang relatif panjang (aspek diakronis) dan yang
melibatkan penelitian aspek ekonomi, masyarakat, atau politik (aspek sinkronis), pastilah memakai
juga pendekatan ilmu-ilmu sosial (Kuntowijoyo, 2013: 89).

Ruang dan Waktu Dalam Sejarah


Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan pengertian ruang adalah sela-sela antara
dua (deret) tiang atau sela-sela empat tiang (dibawah kolong rumah) : diartikan sebagai rongga yang
berbatas atau terlingkung oleh bidang: atau juga ronggga yang tidak terbatas, tempat segala yang ada.
Ruang atau tempat merupakan unsur penting yang harus ada dalam sejarah. Bila diibaratkan sebuah
pertunjukkan, maka ruang merupakan panggung ketika peristiwa sejarah berlangsung. Ruang atau
tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah terkait dengan unsur geografis, seperti daerah torpis dan
sub tropis, daerah pesisir dan pedalaman, iklim, cuaca, sungai, laut, permukaan bumi (topografi),
semua berpengaruh terhadap perjalanan sejarah. Alhasil ruang atau tempat memberikan warna corak
tertentu bagi peristiwa sejarah.
Selain itu, ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah juga mempunyai sistem sosial dan
sistem budaya yang berbeda-beda yang biasanya turun-termurun dari para pendahulunya yang juga
berpengaruh terhadap gerak sejarah para pendukungnya. Maka kisah sejarah manusia merupakan
proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada suatu ruang atau tempat
tertentu. Hal inilah diantaranya yang menyebabkan setiap kejadian sejarah itu bersifat unik.
Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya memang hidup dalam waktu dan tidak dapat
melepaskan diri dengan waktu. Manusia dan makhluk hidup lainnya itu hidup di masa lalu, masa kini,
dan masa depan. Waktu menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah rangkaian saat ketika proses,
perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung.
Konsep waktu mempunyai arti masa atau periode berlangsunya perjalanan kisah kehidupan
manusia. Unsur waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Karena mempelajari sejarah adalah
mempelajari sesuatu yang terus bergerak seiring dengan perjalanan waktu. Maka waktu dibagi
menjadi tiga bagian yaitu masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Setiap peristiwa sejarah
berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya. Begitu pula
setiap peristiwa berpengaruh terhadap kurun waktu berikutnya, sehingga ketiga unsur waktu tersebut
saling berkesinambungan. Unsur waktu juga memberikan konteks tertentu bagi berlangsungnya
peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah terus bergerak ke depan secara dinamis sehingga konteks sejarah
pun terus bergerak, mengalir dan berubah secara kronologis.
Setiap zaman juga memiliki sistem budaya, sistem sosial dan semangat zaman yang berbeda-
beda yang terus begerak secara dinamis. Oleh karena itulah unsur waktu ini juga menjadikan setiap
peristiwa sejarah itu unik dari waktu ke waktu. Waktu terus bergerak dan berjalan secara
berkesinambungan. Setiap orang yang mempunyai kesadaran waktu bisa memanfaatkan waktu
dengan baik sehingga terus menerus melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
Manusia hidup dalam ruang dan waktu. Pada setiap ruang dan waktu, setiap orang atau
komunitas mengukir sejarah masing-masing yang unik, Jika diibaratkan dengan sebuah pertunjukan,
maka pada setiap ruang dan waktu manusia menyajikan pertunjukkan yang berbeda-beda dan silih
berganti. Alhasil setiap orang atau komunitas memiliki sejarahnya sendiri sendiri yang unik pula. Oleh
karena itu dalam mempelajarai sejarah, perlu ditentukan secara tegas, siapa pelakunya (who), kapan
berlangsung (when), dimana peristiwa itu berlangsung (where), serta bagaimana peristiwa sejarah itu
terjadi (how).
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN TERTULIS
(Bentuk Uraian)
Soal Tes Uraian
1. Jelaskan arti dari sejarah itu sinkronik!
2. Mengapa diperlukan berpikir kronologi dalam sejarah?
3. Mengapa pada umumnya sejarawan memaki konsep three age system? Jelaskan
alasanya!
4. Apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai ilmu?
5. Apa itu konsep kausalitas?

Kunci Jawaban Soal Uraian dan Pedoman Penskoran


Alternatif
Penyelesaian Skor
jawaban
sejarah itu sinkronik artinya sebuah metode yang lebih menekankan
1 10
struktur ketimbang proses di dalam penelitiannya
agar penulisan sejarah yang dilakukan bersifat runut, selain itu sejarah
2 10
yang diakronik atau memanjang dalam waktu
a. Jumlah tiga mudah diingat
b. antara periode pertama dan ketiga sangat berbeda, dan
3 10
c. periode kedua umumnya periode peralihan

sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of


knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat
4 manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan 10
metodis berdasarkan asas-asas, prosedur, dan metode serta teknik
ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
5 kausalitas adalah hukum sebab akibat mengenai suatu peristiwa 10
Jumlah 50

Nilai =

- Penilaian Unjuk Kerja


Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik Baik
(100) (75) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh Peserta didik dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA

Pekerjaan :
 ...................................................................................................................................................
.
 ...................................................................................................................................................
.
 ...................................................................................................................................................
.
 ...................................................................................................................................................
.
Tabel : Rubrik Penilaian Unjuk Kerja
Tingkat Kriteria
4 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan
tugas ini. Ciri-ciri:
Semua jawaban benar, sesuai dengan prosedur operasi dan penerapan konsep
yang berhubungan dengan tugas ini
3 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan
tugas ini. Ciri-ciri:
Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban
salah. Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima
2 Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurang memahami masalah yang
berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur, dan ada jawaban tidak
sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan.
1 Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan
bahasa Inggris yang berhubungan dengan masalah ini.
Ciri-ciri:
Semua jawaban salah, atau
Jawaban benar tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar.
0 Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong

Instrumen Penilaian Keterampilan


a. Tugas Mandiri Terstruktur

- Cari fenomena sosial yang aktual


- Buatlah laporan secara deskriptif peristiwa tersebut dari tinjauan cara berfikir
diakronis dan sinkronis.
Skor Penilaian tugas mandiri:
- Diskripsi peristiwa tidak menunjukkan cara berfikir diakronik dan sinkronik, skor : 40
- Diskripsi peristiwa hanya menunjukkan cara berfikir diakronik, atau hanya
menunjukkan cara berfikir sinkronik Skor : 75
- Diskripsi peristiwa menunjukkan cara berfikir diakronik dan sinkronik, skor : 100
b. Rubrik Unjuk Kerja Presentasi

. ma Peserta mampuan mampuan emberi lai


didik Bertanya Menjawab/ Masukan/Saran Keterampila
(*) Argumentasi (*) n (**)
(*)

Pedoman Penskoran:
No Aspek Pedoman Penskoran
1 Kemampuan Skor 4 apabila selalu bertanya
Bertanya Skor 3 apabila sering bertanya
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya
2 Kemampuan Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.
Menjawab/Arg Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak jelas
umentasi Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak
jelas
Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional,
dan tidak jelas
3 Kemampuan Skor 4 apabila selalu memberi masukan/saran
memberi Skor 3 apabila sering memberi masukan/saran
saran/masukan Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan/saran
Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan./saran
(*) diisi sesuai dengan perolehan skor sesuai dengan pedoman
penskoran (**) nilai keterampilan diperoleh dari penghitungan:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK GPI Solokanjeruk


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kompetensi Keahlian : TBSM dan RPL
Kelas / Semester :X/1
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok/Tema : Kehidupan Masa Prakasara Indonesia
Alokasi Waktu : 6 JP/2 JP (Pertemuan Ke 2-3)
I. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis kehidupan manusia dan hasil-hasil budaya masyarakat praaksara
4.2 Menyajikan informasi mengenai manusia dan hasil-hasil budaya khususnya
masyarakat praaksara Indonesia

II. Tujuan Pembelajaran


1. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan dengan model pembelajaran discovery learning, siswa
dapat menganalisis kehidupan manusia dan hasil-hasil budaya masyarakat praaksara Indonesia
2. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan dengan model pembelajaran discovery learning siswa
dapat menganalisis asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

III. Materi Pembelajaran


1. Corak kehidupan dan hasil kebudayaan masyarakat praaksara Indonesia.
2. Teori Asal-usul nenek moyang Bangsa Indonesia

IV. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah Bervariasi,
Presentasi,
E-learning (Blended Learning)
Daring : Melalui Google Classroom

V. Langkah Pembelajaran
(Pertemuan Ke 2)
Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Kegiatan Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
 Menyampaikan Classroom.
tujuan pembelajaran  Menyampaikan lingkup
serta KD yang akan dan teknik penilaian
dicapai yang akan digunakan.
 Melakukan apersepsi  Guru menyampaikan
dengan mengajukan kompetensi dasar dan
pertanyaan untuk
mengarahkan Peserta Tujuan pembelajaran
didik ke materi yang akan dicapai
kehidupan manusia
dan hasil-hasil
budaya masyarakat
praaksara dengan
memberikan suatu
kasus yang berkaitan
dengan
corak kehidupan
masyarakat
praaksara Indonesia
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan

Inti 1. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35


Guru menayangkan menit melaluiGoogle Menit
Video tentang Classroomsesuai
“pembabakan zaman Kelasnya masing-
pra aksara dan corak masing
kehidupan  Peserta didik
masyarakat pra mempelajari link
aksara” di Chanel https://www.ruangguru.
Youtube : com/blog/pembabakan-
https://youtu.be/nd6 zaman-praaksara-
SqrSUDTQ berdasarkan-arkeologi

 Peserta didik
https://youtu.be/ohJC mempelajari materi
W82Jpe8
berupa Ms. Word, dan
Video Link
2. Identifikasi Masalah: :
Peserta didik secara https://youtu.be/ohJCW
individu dan 82Jpe8
berkelompok untuk tentang corak
mencari dan kehidupan masyarakat
mengidentifikasi praaksara melalui
“hasil kebudayaan Google Classroom
masyarakat pra sesuai kelasnya
aksara” yang masing- masing
dijadikan bahan  Guru menyediakan
diskusi. ruang diskusi untuk
memfasilitasi peserta
didik bertanya jawab.
 Peserta didik dapat
mengamati, menanya,
mengumpulkan
informasi,dan tugas,
menalar, serta
3. Mengumpulkan dan membuat kesimpulan
Mengolah data Peserta setiap pembelajaran
Didik bekerja sama yang diberikan oleh
dengan kelompoknya guru secara daring
menganalisis dan
mengumpulkan berbagai
informasi tentang “corak
kehidupan dan hasil-
hasil budaya masyarakat
pra aksara” di
buku maupun melalui Google
internet Classroom.

5. Aplikasi dan Tindak


Lanjut
 setiap kelompok
saling berdiskusi
menganalisis dan
menuliskan hasil
kerja tentang
“corak kehidupan
dan hasil-hasil
budaya
masyarakat pra
aksara”
secara tertulis
sesuai dengan
format yang telah
disediakan oleh
guru
 Setiap Peserta
Didik,
mengumpulkan
hasil tugas uraian
yang telah d ibuat
secara individu
dan dikumpulkan

Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15


bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Kehidupan  Peserta didik mengirim
manusia dan hasil- resume (pendek) dalam
hasil budaya menu tugas di
masyarakat pra Classroom.
aksara  Memberikan umpan
 Peserta didik diberi balik terhadap proses
PR untuk dan hasil
mempelajari materi pembelajaran;
selanjutnya  Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
(Pertemuan ke-3)
Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Kegiatan Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
 Menyampaikan Classroom.
tujuan pembelajaran  Menyampaikan lingkup
serta KD yang akan dan teknik penilaian
dicapai yang akan digunakan.
 Melakukan apersepsi  Guru menyampaikan
Dengan mengajukan kompetensi dasar dan
pertanyaan untuk Tujuan pembelajaran
mengarahkan Peserta yang akan dicapai
didik ke materi asal-
usul nenek Moyang
bangsa Indonesia
dengan memberikan
suatu kasus yang
berkaitan dengan
Asal-usul nenek
moyang bangsa
indonesia
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 1. Pemberian Stimulus:  Peserta didik diundang
Guru menayangkan melaluiGoogle
Video tentang “asal- Classroomsesuai
usul nenek moyang Kelasnya masing-
bangsa Indonesia” di masing
Chanel Youtube :  Peserta didik
mempelajari materi
https://www.youtube. asal-usul nenek
com/watch? moyang bangsa
v=X4Kvfsbz85A Indonesia melalui link
https://www.ruangguru.
com/blog/sejarah-
nenek-moyang-bangsa-
indonesia
 Peserta didik
mempelajari materi
berupa Ms. Word, dan
Video Link
:
https://www.youtube.c
om/watch?
v=X4Kvfsbz85A
tentang asal-usul nenek
moyang bangsa
Indonesia melalui
Google Classroom kelas
masing-masing
 Guru menyediakan
2. Identifikasi Masalah:
ruang diskusi untuk
Peserta didik secara
memfasilitasi peserta
individu dan
didik bertanya jawab.
berkelompok untuk
mencari dan  Peserta didik dapat
mengidentifikasi mengamati, menanya,
“teori asal-usul nenk mengumpulkan
moyang Bangsa informasi,dan tugas,
Indonesia” yang menalar,serta membuat
dijadikan bahan kesimpulan setiap
diskusi. pembelajaran
Yangdiberikan oleh
gurusecara daring
3. Mengumpulkan dan melaluiGoogle
Mengolah data Classroom.
Peserta Didik
bekerja sama dengan
kelompoknya
menganalisis dan
mengumpulkan
berbagai informasi
tentang “teori asal-
usul nenek moyang
Bangsa Indonesia” di
buku maupun
internet

4. Aplikasi dan
Tindak Lanjut
 setiap kelompok
saling berdiskusi
menganalisis dan
menuliskan hasil
kerja tentang
“teori asal-usul
nenek moyang
bangsa Indonesia”
secara tertulis
sesuai dengan
format yang telah
disediakan oleh
guru

 Setiap Peserta
Didik,mengumpulk
an hasil tugas
uraian yang telah d
ibuat
secaraindividu dan
dikumpulkan
Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15
bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Kehidupan  Peserta didik mengirim
manusia dan hasil- resume (pendek) dalam
hasil budaya menu tugas di
masyarakat pra Classroom.
aksara  Memberikan umpan
 Peserta didik diberi balik terhadap proses
PR untuk dan hasil
mempelajari materi pembelajaran;
selanjutnya  Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

VI. Penilaian
Penilaian Pengetahuan
 Teknik : Tes Tertulis (contoh)
 Bentuk instrumen : Soal Uraian (terlampir)
 Kriteria penilaian : terlampir
Penilaian Keterampilan
 Penilaian unjuk kerja
 Observasi

Dengan daring
1. Keaktifan peserta didik dalam diskusi online
2. Kedisiplinan pesertadidik dalam mengikuti proses pembelajaran di Google Classroom
3. Penilaian tugas yang dikumpulkan melalui Google Classroom.

Mengetahui, Solokanjeruk, Juli 2021


Kepala SMK GPISolokanjeruk Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Ridwan Yuli Yulianingsih, S.Pd


NUPTK NUPTK 9053767668130113
Materi Pembelajaran 2
Pembabakan Zaman Praaksara Berdasarkan Geologi

Zaman prasejarah merupakan pembabakan peradaban manusia dalam periode sejarah, yang mana pada saat
itu belum dikenalnya tulisan atau bisa juga disebut dengan zaman praaksara, sehingga kehidupan manusianya
sangatlah sederhana. Nah RG Squad, kali ini kita akan bahas pembabakan zaman prasejarah atau praaksara
berdasarkan Geologi.

Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, berdasarkan komposisinya, struktur, sejarah,
sifat-sifatnya, dan juga proses pembentukannya, dan orang yang memelajari dan mendalami ilmu geologi disebut
geolog. Berdasarkan geologi, zaman praaksara dibagi menjadi 4, ada zaman tertua (Arkaekum), zaman primer
atau zaman hidup tua (Paleozoikum), zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan (Mesozoikum), serta
zaman hidup baru (Neozoikum).

Nah, kira-kira seperti apa ya zaman-zaman itu? Sekarang RG Squad bisa membaca ulasannya di bawah ini ya!

a. Arkaekum

Zaman ini merupakan zaman tertua, kira-kira berlangsung selama 2.500 juta tahun. Pada saat itu, kulit bumi masih
panas lho.  Alhasil, pada zaman ini belum ada kehidupan. Lantas kapan kehidupan itu muncul?

b. Paleozoikum

Nah, di zaman ini kehidupan mulai muncul. Zaman primer atau zaman hidup tua ini berlangsung sekitar 340 juta
tahun. Pada saat itu, makhluk hidup yang muncul seperti mikroorganisme, ikan, amfibi, reptil, dan juga binatang-
binatang lain yang tidak bertulang punggung. Di bawah ini adalah gambar makhluk hidup yang hidup pada zaman
Paleozoikum:

Makhluk Hidup Pada Zaman Paleozoikum (Sumber: shutterstock.com)

c. Mesozoikum

Zaman ini bisa juga disebut zaman sekunder atau pertengahan, kira-kira berlangsung selama 140 juta tahun.
Pada zaman pertengahan ini, jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar, sehingga pada zaman ini sering disebut
juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman ini, maka muncul kehidupan yang lain, yaitu jenis burung
dan binatang menyusui. Namun, tingkat populasinya masih sangat rendah.

Sayangnya, pada zaman ini jenis-jenis reptilnya mulai mengalami kepunahan.

Beberapa Jenis fosil hewan purba yang pernah hidup di Indonesia (Sumber: sebandung.com)
d. Neozoikum

Nah, zaman yang ke 4 ini sering disebut juga zaman hidup baru. Zaman ini dapat dibedakan menjadi dua zaman,
yaitu:

1) Tersier atau zaman ketiga

Zaman tersier berlangsung kira-kira selama 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis
binatang menyusui seperti kera.

2) Kuartier atau zaman keempat

Zaman kuartier ditandai dengan adanya kehidupan manusia, sehingga zaman ini menjadi zaman terpenting,
kemudian dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman Pleistocen dan Holocen.

a) Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung kira-kira selama 600.000 tahun. Pada zaman ini ditandai
dengan adanya manusia purba.

b) Zaman Holocen atau Alluvium berlangsung kira-kira selama 20.000 tahun yang lalu dan terus berkembang
sampai dewasa ini. Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri
seperti manusia yang hidup pada zaman modern sekarang.

Pembabakan Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi

S MA Kelas 10 Sejarah X
Dolmen, peninggalan zaman praaksara

Pembabakan kehidupan manusia pada masa pra-aksara dibagi menjadi beberapa zaman berdasarkan teknologi
yang digunakan. Sekarang kita bahas berdasarkan peninggalan arkeologi ya.
a. Zaman Batu Tua

Zaman batu tua disebut juga paleolitikum atau masa berburu dan meramu. Pada zaman ini, kehidupan manusia
masih sangat tergantung pada alam dan berpindah-pindah (nomaden). Makanan didapat dari sumber makanan yang
ada di sekitar tempat tinggal. Tempat tinggal manusia pada masa tersebut biasanya dekat dengan sumber air yang
berpohon banyak dan berelief datar. Alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana bentuknya dan terbuat dari
batu atau tulang.

b. Zaman Batu Tengah

Zaman batu tengah disebut juga mesolitikum atau masa berburu dan meramu tingkat lanjutan. Pada zaman ini,
manusia hidup di gua-gua dan masih berpindah-pindah. Makanan didapat dengan cara berburu hewan-hewan liar
dan buah-buahan dari pepohonan yang ada di hutan. Manusia masih menggunakan alat-alat terbatas yang terbuat
dari batu dan tulang dengan bentuk yang lebih baik. Sumber daya alam masih mampu memenuhi kebutuhan hidup
manusia.

c. Zaman Batu Baru

Zaman batu baru disebut juga neolitikum atau masa bercocok tanam. Pada zaman ini, manusia mulai mengenal
bercocok tanam dengan cara berladang dan mereka tinggal sekaligus menetap di dekat ladang-ladang yang mereka
buat, mereka membabat hutan dengan sistem ladang berpindah. Setelah berkali-kali panen dan kesuburan ladang
berkurang, mereka akan berpindah dan membuka ladang baru di tanah yang masih subur. Pada masa ini, manusia
mulai memelihara hewan ternak dan hidup dalam kelompok-kelompok besar serta mulai mengenal kepemimpinan
secara terbatas. Peralatan yang digunakan masih terbuat dari batu yang diasah hingga halus dan berbentuk lebih
baik.

d. Zaman Logam

Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau masa perundagian. Pada zaman ini, manusia telah
menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu. Oleh karena itu, kehidupan
masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki.
Manusia pada zaman ini juga telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu yang mudah didapat
seperti perunggu dan besi.
Pola Kehidupan Menetap Masyarakat Zaman Praaksara
Manusia adalah makhluk hidup yang berkelompok dan memiliki organisme, secara biologis sih pastinya berbeda
ya dan juga lebih lemah dibandingkan dengan jenis binatang. Akan tetapi, tingkat evolusi otak manusialah yang
paling jauh dibandingkan makhluk lainnya. Dengan begitu, kemampuan otak manusia dalam proses berpikir
membuat mereka mulai mampu memilah hal dan tindakan seperti apa yang dapat menguntungkan keberlangsungan
hidup mereka.

Pola Kehidupan Masyarakat Zaman Praaksara

Melalui kemampuan proses berpikir manusia yang terus berkembang, manusia pun kemudian membentuk
kebudayaan dan membentuk masyarakat itu sendiri, hal ini dilakukan dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berkelompok dan tidak dapat hidup
sendiri.

Corak Kehidupan Manusia Zaman Pra Aksara

Dahulu, manusia hidup dengan pola semi nomaden yaitu harus terus berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya,
kemudian setiap orang harus membangun tempat tinggal, padahal hanya untuk sementara waktu. Hal itu dirasa
kurang menguntungkan karena tidak efektif dan juga tidak efisien, akhirnya kehidupan masyarakat praaksara ini
mengalami perkembangan. Atas dasar untung dan rugi, mulailah muncul gagasan untuk merubah pola kehidupan
menjadi menetap. Nah, dari situlah konsep yang mendasari perkembangan masyarakat praaksara.

Nah, berikut ini adalah keuntungan atau kelebihan dari pola kehidupan menetap, RG Squad:

• setiap keluarga dapat membangunan tempat tinggal yang lebih baik untuk waktu yang lebih lama;

• setiap orang dapat menghemat tenaga karena tidak harus membawa peralatan hidup dari satu tempat ke tempat
lain; 

• para wanita dan anak-anak dapat tinggal lebih lama di rumah dan tidak akan merepotkan;

• wanita dan anak-anak sangat merepotkan, apabila mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain;

• mereka dapat menyimpan sisa-sisa makanan dengan lebih baik dan aman;
• mereka dapat memelihara ternak sehingga mempermudah pemenuhan kebutuhan, terutama apabila cuaca sedang
tidak baik;

• mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkumpul dengan keluarga, sekaligus menghasilkan
kebudayaan yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya;

• mereka mulai mengenal sistem astronomi untuk kepentingan bercocok tanam; dan

• Mereka mulai mengenal sistem kepercayaan.


Lembar Kerja Kelompok 1

1. Analisis oleh kalian perbedaan masyarakat pra aksara masa berburu dan masa bercocok tanam
serta nilai apa saja yang terkandung pada gambar tersebut

Kelompok 2

1. Analisis oleh kalian perbedaan hasil budaya zaan baru tua dan zaman batu muda serta fungsinya
masing-masing!

Kelompok 3

1. Analisis oleh kalian system kepercayaan pada masa pra aksara serta fungsi dari hasil budaya
pada gambar tersebut!
Lembar Penilaian
Penilaian Pengetahuan
Tes tertulis

1. Jelaskan mengenai pengertian pra aksara


2. Analisis oleh kalian 3 perbedaan masyarakat pra aksara masa bercocok tanam dan berburu
3. Analisis oleh kalian hasil budaya masyarakat pra aksara zaman batu tua dan muda
4. Analisis oleh kalian system kepercayaan masyarakat pra aksara
5. Identifikasi fungsi dari 5 alat kebudayaan zaman batu

besar Kunci Jawaban Tes Tertulis (uraian Tes)dan Pedoman


Alternatif
Penyelesaia Skor
Jawaban
Penskoran
n
1 10
2 25
3 25
4 25
5 15
jumlah 100

Skor Perolehan
Nilai = 𝑋
100
Skor Maksimal

Penilaian Keterampilan
Penilaian presentasi:
Nama Sistematik
Komunikas Wawas Keberani Antusi Penam Jumla
No Pesert a
i 1-3 a n 1- a n 1-3 a s 1- p ila 1- h Skor
a penyampai
3 3 3
didik a
n 1-3

Rubrik Penilaian Presentasi


Penilaia
Aspek yang dinilai n
1 2 3
Komunikasi Lancar
Komunikas Tidak Komunikasi Komunikasi sedang
dan baik
i
Sistematika Penyampaian tidak Sistematika Sistematika
penyampaian sistematis penyamian penyampaian baik
sedang
Wawasan Wawasan kurang Wawasan sedang Wawasan luas
keberanian Tidak ada keberanian Keberanian sedang Keberanian baik
Antusias dalam
antusias Tidak antusias Antusias sedang kegiatan
penampila Penampilan kurang Penampilan sedang Penampilan baik
n

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :


Skor Perolehan
Skor Maksimal 𝑋 100
Penilaian Sikap
1. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif
terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;
Catatan penting siswa
Hari / Tanggal No Nama Keterangan
(bisa positif atau
negatif)

3. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan
ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK GPI Solokanjeruk


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kompetensi Keahlian : TBSM dan RPL
Kelas / Semester :X/1
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok/Tema : Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia
Alokasi Waktu : 9 JP @45 Menit/3 JP (@60 Menit (Pertemuan4-6)
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia
(pemerintahan, budaya)
4.3 Mengolah informasi tentang berbagai teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia
(pemerintahan, budaya)

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dengan model pembelajaran discovery learning, nilai karakter
jujur, kerjasama, disiplin, dan tanggungjawab Peserta didik dapat menjelaskan
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia

II. Materi Pembelajaran


 Teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia
 Pengaruh Hindu-Buddha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia di bidang
pemerintahan dan budaya
 Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan warisan budayanya

III. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah Bervariasi,
Presentasi,
E-learning (Blended Learning)
Daring : Melalui Google Classroom

IV. Langkah Pembelajaran

Pertemuan 4
Kegiatan Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
 Menyampaikan Classroom.
tujuan pembelajaran
serta KD yang akan  Menyampaikan lingkup
dicapai dan teknik penilaian
 Melakukan apersepsi yang akan digunakan.
dengan mengajukan  Guru menyampaikan
pertanyaan untuk kompetensi dasar dan
mengarahkan Peserta tujuan pembelajaran
didik ke materi Teori yang akan dicapai
masuknya agama dan
kebudayaan Hindu-
Buddha ke Indonesia
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 1. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35
Guru menayangkan menit melalui Google Menit
Video tentang “Teori Classroom sesuai
masuknya agama kelasnya masing-
dan kebudayaan masing
Hindu-Buddha ke  Peserta didik
Indonesia mempelajari link
” di Chanel Youtube : https://www.ruanggur
https://www.youtub u.com/blog/proses-
e.com/watch?v=525e masuknya-agama-
pmJtdsk hindu-buddha-ke-
nusantara
2. Identifikasi Masalah: Peserta didik
Peserta didik secara mempelajari materi
individu dan berupa Ms. Word, dan
berkelompok untuk Video Link :
mencari dan https://www.youtube.c
mengidentifikasi om/watch?v=525epmJt
sebuah masalah dsk
tentang Video tentang Teori
tentang Teori masuknya agama dan
masuknya agama kebudayaan Hindu-
dan kebudayaan Buddha ke Indonesia
Hindu-Buddha ke melalui Google
Indonesiayang Classroom sesuai
dijadikan bahan kelasnya masing-
diskusi. masing
 Guru menyediakan
3. Mengumpulkan dan ruang diskusi untuk
Mengolah data memfasilitasi peserta
Peserta Didik didik bertanya jawab.
bekerja sama  Peserta didik dapat
dengan mengamati, menanya,
kelompoknya mengumpulkan
mengumpulkan informasi,dan tugas,
berbagai informasi menalar, serta
tentang Teori membuat kesimpulan
masuknya agama setiap pembelajaran
dan kebudayaan yang diberikan oleh
Hindu-Buddha ke guru secara daring
Indonesia melalui Google
” di buku maupun Classroom.
internet
4. Aplikasi dan Tindak
Lanjut
setiap kelompok
saling berdiskusi
dan menuliskan
hasil kerja tentang
“Teori masuknya
agama dan
kebudayaan Hindu-
Buddha ke Indonesia
secara tertulis sesuai
dengan format yang
telah disediakan
oleh guru
 Setiap Peserta
Didik,
mengumpulkan
hasil kliping yang
telah dibuat
secara individu
dan dikumpulkan
ke Kantong Tugas
yang telah
disediakan oleh
guru (Google
Classroom) atau
di Google Drive
Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15
bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Teori  Peserta didik mengirim
masuknya agama resume (pendek) dalam
dan kebudayaan menu tugas di
Hindu-Buddha ke Classroom.
Indonesia  Memberikan umpan
 Peserta didik diberi balik terhadap proses
PR untuk dan hasil
mempelajari materi pembelajaran;
selanjutnya  Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

Pertemuan 5:
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Peserta didik diminta
presensi lewat menu
 Memeriksa kehadiran absensi di Google
peserta didik sebagai Classroom.
sikap disiplin  Menyampaikan lingkup
 Menyampaikan dan teknik penilaian
tujuan pembelajaran yang akan digunakan.
serta KD yang akan  Guru menyampaikan
dicapai kompetensi dasar dan
 Melakukan apersepsi tujuan pembelajaran
dengan mengajukan yang akan dicapai
pertanyaan untuk
mengarahkan Peserta
didik ke materi
Pengaruh Hindu-
Buddha terhadap
kehidupan
masyarakat Indonesia
di bidang
pemerintahan dan
budaya
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 1. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35
Guru menayangkan menit melalui Google Menit
Video tentang Classroom sesuai
“Pengaruh Hindu- kelasnya masing-
Buddha terhadap masing
kehidupan  Peserta didik
masyarakat Indonesia mempelajari link
di bidang https://id.wikipedia.or
pemerintahan dan g/wiki/Sejarah_Nusant
budaya ara_pada_era_kerajaan_
” di Chanel Youtube : Hindu-Buddha
https://www.youtub
e.com/watch?v=525e  Peserta didik
pmJtdsk mempelajari materi
berupa Ms. Word, dan
2. Identifikasi Masalah: Video Link :
Peserta didik secara https://www.youtube.c
individu dan om/watch?v=525epmJt
berkelompok untuk dsk
mencari dan tentang Pengaruh
mengidentifikasi Hindu-Buddha
sebuah masalah terhadap kehidupan
tentang “Pengaruh masyarakat Indonesia
Hindu-Buddha di bidang pemerintahan
terhadap kehidupan dan budaya melalui
masyarakat Indonesia Google Classroom
di bidang sesuai kelasnya masing-
pemerintahan dan masing
budaya yang  Guru menyediakan
dijadikan bahan ruang diskusi untuk
diskusi. memfasilitasi peserta
didik bertanya jawab.
3. Mengumpulkan dan  Peserta didik dapat
Mengolah data mengamati, menanya,
Peserta Didik mengumpulkan
bekerja sama informasi,dan tugas,
dengan menalar, serta
kelompoknya membuat kesimpulan
mengumpulkan setiap pembelajaran
berbagai informasi yang diberikan oleh
tentang “Pengaruh guru secara daring
Hindu-Buddha melalui Google
terhadap kehidupan Classroom.
masyarakat
Indonesia di bidang
pemerintahan dan
budaya
” di buku maupun
internet
4. Aplikasi dan Tindak
Lanjut
setiap kelompok
saling berdiskusi dan
menuliskan hasil
kerja tentang
“Pengaruh Hindu-
Buddha terhadap
kehidupan
masyarakat
Indonesia di bidang
pemerintahan dan
budaya” secara
tertulis sesuai
dengan format yang
telah disediakan oleh
guru
 Setiap Peserta Didik,
mengumpulkan hasil
kliping yang telah
dibuat secara
individu dan
dikumpulkan ke
Kantong Tugas yang
telah disediakan
oleh guru (Google
Classroom) atau di
Google Drive
Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15
bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Pengaruh  Peserta didik mengirim
Hindu-Buddha resume (pendek) dalam
terhadap kehidupan menu tugas di
masyarakat Indonesia Classroom.
di bidang  Memberikan umpan
pemerintahan dan balik terhadap proses
budaya dan hasil
 Peserta didik diberi pembelajaran;
PR untuk  Menyampaikan rencana
mempelajari materi pembelajaran pada
selanjutnya pertemuan berikutnya
Pertemuan 6:
Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Kegiatan Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
 Menyampaikan Classroom.
tujuan pembelajaran  Menyampaikan lingkup
serta KD yang akan dan teknik penilaian
dicapai yang akan digunakan.
 Melakukan apersepsi  Guru menyampaikan
dengan mengajukan kompetensi dasar dan
pertanyaan untuk tujuan pembelajaran
mengarahkan Peserta yang akan dicapai
didik ke materi
Kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha dan
warisan budayanya
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 1. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35
Guru menayangkan menit melalui Google Menit
Video tentang Classroom sesuai
“Kerajaan-kerajaan kelasnya masing-
Hindu-Buddha dan masing
warisan budayanya  Peserta didik
” di Chanel Youtube : mempelajari link
https://www.youtub https://tirto.id/kerajaa
e.com/watch?v=525e n-kerajaan-bercorak-
pmJtdsk hindu-buddha-di-
indonesia-f7Nk
2. Identifikasi Masalah:  Peserta didik
Peserta didik secara mempelajari materi
individu dan berupa Ms. Word, dan
berkelompok untuk Video Link :
mencari dan https://www.youtube.c
mengidentifikasi om/watch?v=525epmJt
sebuah masalah dsk
tentang “Kerajaan- tentang Kerajaan-
kerajaan Hindu- kerajaan Hindu-
Buddha dan warisan Buddha dan warisan
budayanya budayanya melalui
yang dijadikan bahan Google Classroom
diskusi. sesuai kelasnya
masing-masing
1. Mengumpulkan dan  Guru menyediakan
Mengolah data ruang diskusi untuk
Peserta Didik memfasilitasi peserta
bekerja sama didik bertanya jawab.
dengan  Peserta didik dapat
kelompoknya mengamati, menanya,
mengumpulkan mengumpulkan
berbagai informasi informasi,dan tugas,
tentang “Kerajaan- menalar, serta
kerajaan Hindu- membuat kesimpulan
Buddha dan warisan setiap pembelajaran
budayanya yang diberikan oleh
” di buku maupun guru secara daring
internet melalui Google
Classroom.
2. Aplikasi dan Tindak
Lanjut
setiap kelompok
saling berdiskusi
dan menuliskan
hasil kerja tentang
“Kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha dan
warisan budayanya
” secara tertulis
sesuai dengan format
yang telah
disediakan oleh guru
1. Setiap Peserta Didik,
mengumpulkan hasil
kliping yang telah
dibuat secara
individu dan
dikumpulkan ke
Kantong Tugas yang
telah disediakan
oleh guru (Google
Classroom) atau di
Google Drive
Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15
bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Kerajaan-  Peserta didik mengirim
kerajaan Hindu- resume (pendek) dalam
Buddha dan warisan menu tugas di
budayanya Classroom.
 Peserta didik diberi  Memberikan umpan
PR untuk balik terhadap proses
mempelajari materi dan hasil
selanjutnya pembelajaran;
 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
V. Penilaian
Penilaian Pengetahuan
 Teknik : Tes Tertulis (contoh)
 Bentuk instrumen: Soal Uraian (terlampir)
 Kriteria penilaian: terlampir
Penilaian Keterampilan
 Penilaian unjuk kerja
 Observasi
Dengan daring
1. Keaktifan peserta didik dalam diskusi online
2. Kedisiplinan pesertadidik dalam mengikuti proses pembelajaran di Google Classroom
3. Penilaian tugas yang dikumpulkan melalui Google Classroom.

Mengetahui, Solokanjeruk, Juli 2021


Kepala SMK GPISolokanjeruk Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Ridwan Yuli Yulianingsih, S.Pd


NUPTK NUPTK 9053767668130113
MATERI PEMBELAJARAN 3
Teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha

Kalian tahu nggak sih kalau dahulu, jauh sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, sudah ada
orang-orang yang lebih dahulu sampai ke Nusantara. Orang-orang ini adalah para pedagang dari India
dan China. Melalui jalur perdagangan merekalah, agama Hindu-Buddha mulai hadir di Indonesia. Kalian
juga harus tahu, kalau masing-masing dari agama Hindu-Buddha, memiliki kerajaan yang sangat besar
di Nusantara.
Contohnya Sriwijaya, yang merupakan kerajaan agama Buddha dan Majapahit yang merupakan
kerajaan agama Hindu. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari bagaimana mereka bisa masuk ke
Nusantara.

Perdagangan China di Bumi Nusantara (sumber: keunoan.com)


Menurut para ahli sejarah, cara masuk dan proses penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia terbagi
menjadi 2, yaitu:
 Masyarakat Nusantara berperan pasif
Maksudnya adalah masyarakat Nusantara mempelajari agama Hindu dan Buddha melalui masyarakat
India dan China yang datang ke Nusantara.

 Masyarakat Nusantara berperan aktif


Masyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari agama tersebut secara
mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar agama tersebut.

Dari 2 cara tersebut Squad, muncul 5 teori tentang masuknya agama Hindu-Buddha. 3 untuk yang
berperan pasif dan 2 untuk yang berperan aktif. Berikut ini adalah teori-teorinya:

PASIF
1. Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum brahmana diundang
datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa dengan ajaran agama Hindu
dan Buddha. Sehingga raja-raja tersebut mendatangkan para kaum brahmana untuk mengajarkan
agama tersebut untuk raja dan rakyatnya.
2. Teori Waisya
Dikemukakan oleh N.J.Krom yang menyebutkan bahwa para pedagang yang beragama Hindu dan
Buddha lah penyebar utama agama tersebut di Nusantara. Karena perdagangan pada jaman
dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada angin, ketika para pedagang ini menetap di
Nusantara, mereka memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada masyarakat.

3. Teori Ksatria
Pada jaman masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, di daratan India dan China sedang berlangsung
perang saudara. Raja-raja yang kalah peperangan melarikan diri ke Nusantara untuk berlindung.
Lambat laun mereka mendirikan kerajaan kembali di Nusantara dengan corak-corak yang
berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha yang sebelumnya mereka anut. Nah, teori ini
dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C. Moens.
AKTIF
1. Teori Arus Balik
Teori ini berasumsi bahwa perkembangan ajaran Hindu dan Buddha yang pesat di India, kabarnya
sampai terdengar sampai ke Nusantara, dan kemudian menarik minat para kaum terpelajar di
Nusantara untuk berguru ke India. Setelah mereka berguru dan pulang ke Nusantara, mereka mulai
menyebarkan agama baru yang mereka pelajari disana sebagai pemuka agama dan pendeta. Teori ini
dikemukakan oleh F.D.K Bosch.

2. Teori Sudra
Para budak dari India dan China datang ke Nusantara karena dibawa oleh pemiliknya atau karena
mencari kehidupan yang lebih baik. Pada saat mereka menetap di Nusantara, mereka berasimilasi dan
berakulturasi dengan penduduk sekitar. Hal tersebut membawa perubahan pada penduduk yang pada
awalnya memeluk Animisme dan Dinamisme, berganti memeluk agama Hindu atau Buddha. Teori ini
dikemukakan oleh van Faber.
Kebudayaan Hindu dan Buddha tidak hanya memengaruhi cara beribadah masyarakat Nusantara pada
jaman itu, tetapi juga memberikan beberapa peninggalan lain. Misalnya kerajaan yang pernah
berkuasa, tempat keagamaan, prasasti, cara hidup, dan masih banyak lagi. Berikut ini adalah
nama- nama kerajaan Hindu-Buddha:
Selain kerajaan, Hindu-Buddha juga meninggalkan berbagai macam bentuk prasasti. Kalian tahu candi
prambanan? Nah itu adalah salah satu peninggalan agama Hindu.

Candi-candi yang merupakan prasasti peninggalan Hindu dan Buddha


Bagaimana Squad, sudah tahu kan bagaimana proses masuknya agama Hindu-Buddha ke Nusantara.
Ya, bangsa China dan India berperan besar terhadap proses tersebut. Selain membawa dan
menyebarkan kepercayaan, mereka juga meninggalkan bekas pada nama, kata, dan simbol-simbol yang
tanpa disadari sering kita jumpai.

Terdapat banyak pendapat tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia mulai teori Brahmana,
Waisya dan lain-lain. Masuknya kepercayaan dan budaya Hindu-Budha juga berpengaruh pada segi
aspek kehidupan bangsa Indonesia,namun tak semuanya ada perkembangan dengan adanya
kepercayaan ini, hanya sebagian saja.
Pada artikel ini akan saya jelaskan tentang beberapa teori tentang masuknya kepercayaan Hindu
Budha ke Indonesia, beserta ajaran-ajaran agama Hindu dan Budha, serta pengaruhnya terhadap
kehidupan bangsa.
Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia

Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia di perkirakan pada awal tarikh Masehi di Benua Asia
terdapat dua negeri besar yang memiliki tingkat peradaban bisa dikatakan sudah tinggi, yaitu India
dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi perdagangan yang baik. Perkembangan lalu
lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalur darat dan laut.
Salah satu jalur lintasan laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang dulunya
masih bernama Nusantara terletak di jalur posisi silang dua benua dan juga dua Samudera, serta
berada dekat Selat Malaka memiliki keuntungan sebagai berikut:
 Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing seperti India, Cina, Arab, dan juga Persia.
 Kesempatan untuk melakukan hubungan perdagangan internasional terbukalebar.
 Adaptasi atau pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas.
 Pengaruh kepercayaan asing mudah masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan Nusantara dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional, menyebabkan
timbunya percampuran budaya. Negara India, merupakan negara pertama yang memberikan
pengaruh kepada Nusantara (Indonesia) yaitu dalam bentuk budaya Hindu-Budha.
Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia

Dalam pembahasan tentang awal mula masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia terdapat beberapa
pendapat mengenai teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia. Terdapat enam teori tentang sejarah
masuknya agama Hindu-Budha, antara lain:
C. Teori Brahmana
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang pertama adalah teori Brahmana ini dikemukakan oleh
JC. Van Leur, berpendapat bahwa para Brahmana datang dari India ke Nusantara atas undangan
pimpinan suku dalam rangka pengesahan kekuasaan mereka, sehingga menjadikan sama dengan raja-
raja India.
Para kepala suku di Nusantara aktif mendatangkan brahmana untuk mengadakan
upacara abhiseka secara Hindu, sehingga para kepala suku menjadi maharaja. Dalam masa
perkembangannya, para brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja).
Teori brahmana kelihatannya dianggap lebih mendekati kebenaran, karena agama Hindu bersifat
tertutup, dimana hanya diketahui kalangan brahmana. Teori brahmana didasarkan pada pengamatan
sisa-sisa peninggalan kerajaan bercorak Hindu di Indonesia, umumnya banyak ditemukannya prasasti-
prasasti berbahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
Pada Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya. Umumnya di India, bahasa dan
huruf tersebut hanya digunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan
Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Selain itu, brahmana di Indonesia berkaitan dengan
upacara Vratyastoma dan abhiseka.
Namun terdapat kelemahan dari teori ini, di India ada peraturan bahwa brahmana tidak boleh
keluar dari negerinya. Oleh sebab itu, tidak mungkin mereka dapat menyiarkan agama ke Indonesia.
D. Teori Kesatria
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang kedua ialah teori kesatria dikemukakan oleh C.C Berg,
Mookerji, dan J.C Moens, menurut teori ini, masuknya budaya India ke Nusantara adalah melalui para
kesatria. Saat zaman dulu, di negara India sering terjadi peperangan antar golongan, salah satunya
adalah kekacauan politik dalam negara India berupa perang besar antara Brahmana dan Kesatria.
Para kesatria yang kalah dalam peperangan lalu memilih untuk meninggalkan India, diantara kesatria
yang pergi ada yang sampai ke wilayah Nusantara. Kesatria inilah yang kemudian berusaha mendirikan
koloni-koloni baru sebagai tempat tinggal. Disamping mereka menetap, juga para kesatria
menyebarkan agama dan budaya yang mereka ikuti, yaitu agama dan budaya Hindu.
E. Teori Waisya
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia adalah teori Waisya dikemukakan oleh N.J Krom, ia
berpendapat bahwa kasta Waisya adalah yang paling berjasa dalam penyebaran agama Hindu di
Nusantara. Kaum Waiysa merupakan mereka yang berasal dari kalangan pekerja ekonomi, seperti
pedagang dan saudagar.
Para pedagang yang berasal dari India atau pusat-pusat Hindu lain di Asia ini banyak melakukan
hubungan dagang dengan masyarakat atau penguasa pribumi. Kesempatan ini yang membuka peluang
bagi masuknya agama Hindu di Indonesia. Teori ini dirasa lebih tepat karena sesuai dengan kondisi
Nusantara sebagai Negeri yang sering dilewati perdagangan internasional.
F.Teori Sudra
Teori Sudra dikemukakan oleh Van Faber, ia berpendapat bahwa orang-orang yang termasuk kasta
Sudra adalah mereka yang dianggap sebagai orang buangan. Kasta Sudra ini diduga datang ke Indonesia
bersama kaum Waisya atau Kesatria. Sebab datang dengan jumlah yang sangat besar, para kasta Sudra
ini yang telah memberikan andil paling besar terkait masuknya agama Hindu di Indonesia.
G. Teori Arus Balik
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang ini dikemukakan oleh G.Coedes, ia berpendapat
bahwa berkembangnya pengaruh kebudayaan India dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung ke India. Sebab hubungan dagang
Indonesia dengan India yang meningkat diikuti brahmana untuk menyebarkan agama Hindu dan
Budha.
Para pribumi kemudian mempelajari agama Hindu dan Buddha, setelah cukup lama, mereka kembali
ke Indonesia dan ikut menyebarkan pengetahuan mengenai agama Hindu-Budha dengan
menggunakan bahasa sendiri di masyarakat Indonesia. Sebab demikian ajaran agama lebih cepat
diterima bangsa Indonesia.
Mungkin pendapat ini lebih masuk akal beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang lain.
H. Teori Nasional
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang terakhir adalah teori Nasional dikemukakan
oleh F.D.K. Bosch, ia mengatakan bahwa dalam proses penyebaran agama Hindu, bangsa Indonesia
berperan aktif. Sesudah dinobatkan sebagai seorang Hindu, mereka lalu giat menyebarkan agama
Hindu dan segala kebudayaannya.
Pendapat ini didasarkan pada temuan adanya unsur-unsur budaya India dalam budaya Indonesia.
Menurut F.D.K. Bosch, pada masa itu telah terbentuk golongan cendekiawan yang disebut “Clerk”.
Oleh sebab itu, proses akulturasi antara budaya Indonesia dan India disebutnya sebagai proses
penyuburan.
Ajaran Agama Hindu

balimediainfo.com
Pada mulanya agama Hindu berkembang di India sekitar tahun 1500 SM. Ajaran agama Hindu
terdapat bersumber pada kitab sucinya yaitu Weda. Pada Kitab Weda terdiri atas
4 Samhitaatau “himpunan” yaitu:
1. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada paradewa.
2. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Umat Hindu selain kitab Weda, juga mempunyai kitab suci lainnya yaitu;
 Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
 Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Ajaran agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau
“Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa
pemelihara dan pelindung), Dewa Siwa (dewa perusak). Selain dari tiga dewa utama, umat Hindu juga
menyembah dewa-dewa lain yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk
pertanian, Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan.
Pada ajaran agama Hindu terdapat 4 tingkatan atau kasta antara lain:
1. Kasta Brahmana, merupakan terdiri dari para pendeta.
2. Kasta Ksatria, merupakan terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
3. Kasta Waisya, merupakan terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
4. Kasta Sudra, merupakan terdiri dari para petani, buruh kecil,dan budak.
Selain dari 4 kasta tersebut, terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang
telah melanggar aturan-aturan kasta. Umat Hindu memiliki tempat yang dianggap suci
misalnya, Benares sebagai tempat Dewa Siwa serta Sungai Ganggayang yang airnya dianggap dapat
mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
Ajaran Agama Budha
tisarana.net
Pada mulanya untuk agama Buddha, diajarkan oleh Sidharta Gautama di India sekitar tahun 531 SM.
Ayah Sidharta Gautama adalah seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Dalam istilah
Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara. Untuk kitab suci agama
Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli.
Kitab tripittaka antara lain;
1. Winayapittaka, merupakan berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan
oleh umat Buddha.
2. Sutrantapittaka, merupakan berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
3. Abhidarmapittaka , merupakan berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Para pemeluk ajaran agama Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau“Tiga Kebaktian” antara lain:
1. Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
2. Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3. Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Selain itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran
atau Astavidha antara lain:
1. Pandangan yang benar.
2. Niat yang benar.
3. Perkataan yang benar.
4. Perbuatan yang benar.
5. Penghidupan yang benar.
6. Usaha yang benar.
7. Perhatian yang benar.
8. Bersemedi yang benar.
Agama Budha sendiri terpecah menjadi dua golongan yaitu Buddha Hinayana (setiap orang dapat
mencapai nirwana atas usahanya sendiri), Buddha Mahayana (orang dapat mencapai nirwana dengan
usaha bersama dan saling membantu).
Pemeluk ajaran Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat antara lain:
1. Kapilawastu, merupakan tempat lahirnya Sang Buddha
2. Bodh Gaya, merupakan tempat Sang Buddha bersemedidan memperoleh Bodhi
3. Sarnath/ Benares, merupakan tempat Sang Buddhamengajarkan ajarannya pertama kali
4. Kusinagara, merupakan tempat wafatnya Sang Buddha.
Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia

Pixabay.com

Dengan masuknya agama Hindu-Buddha dari India, telah mengubah dan menambah banyaknya
budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
Penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia berpengaruh luas dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, diantaranya dalam bidang berikut.
I. Aspek Kebudayaan
Pengaruh Hindu-budha terlihat dari hasil-hasil kebudayaan seperti bangunan candi, seni sastra,
berupa cerita-cerita epos diantaranya Epos Mahabharata dan Epos Ramayana. Pengaruh kebudayaan
lainnya adalah sistem tulisan. Pada kebudayaan Hindu-Budha ikut berperan memperkenalkan sistem
tulisan pada masyarakat Indonesia.
J. Aspek Agama
Sebelum datangnya agama Hindu, Budha dan Islam, umumnya masyarakat Indonesia menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Seiring berkembangnya zaman, masyarakat Indonesia mulai
menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha sejak berinteraksi dengan orang-orang
India.
Kebudayaan baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan aspek keagamaan, misalnya dalam
hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat ibadah.
K. Aspek Pemerintahan
Sistem pemerintahan pada kerajaan umumnya di kenalkan oleh orang-orang India. Pada sistem
kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan pemilik wilayah yang luas. Para kepala suku
yang terbaik dan terkuat berhak atas lingkup kekuasaan kerajaan. Oleh sebab itu, lahir kerajaan-
kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
L.Aspek Sosial
Dalam aspek sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan masyarakat misalnya, dalam
masyarakat Hindu dikenalkan adanya sistem kasta.
M. Aspek Kepercayaan
Rakyat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan
aslinya. misal dalam upacara pemujaan nenek moyang.
N. Aspek Ekonomi
Pada aspek ekonomi, pada dasarnya tidak besar pengaruh dan perubahannya, karena masyarakat
Indonesia sudah mengenal kegiatan perekonomian melalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelum
masuknya agama Hindu-Budha.
O. Aspek Sastra
Berkat adanya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra.
Banyak karya sastra terkenal yang mereka bawa misalnya kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya
kitab-kitab itu memacu para pemuda Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri.
Diantara karya sastra yang muncul di Indonesia adalah :
 Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa.
 Sutasoma, karya Mpu Tantular.
 Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.
P. Aspek Arsitektur
Salah satu kebiasaan megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Kebiasaan tersebut
bercampur dengan budaya India yang mendasari pembuatan bangunan candi. Jika kita mengamati
pada Candi Borobudur, maka akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-
undak.
Q. Aspek Bahasa
Pada umumnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang
sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Pada perkembangan selanjutnya bahkan
hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta.
Kata-kata atau kalimat bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu
Pancasila, Dasadarma, Kartika Eka Paksi, Parasamya PurnakaryaNugraha.
Penutup
Mungkin hanya itu saja sedikit informasi atau pengetahuan yang dapat saya sampaikan untuk sobat
ilmunik tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia. Semoga dengan sedikit penjelasan ini
dapat membantu Anda serta dapat menjadikan kalian untuk mengerti tentang sejarah di masa lalu.

Kerajaan Hindu-Budha
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua bercorak Hindu di Indonesia adalah kerajaan Kutai. Kerajaan ini terletak di
Kalimantan, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya
prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Tujuh buah yupa (berhuruf pallawa dan berbahasa
sansekerta, berangka tahun 400 M) merupakan sumber utama bagi para ahli untuk
menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut, diketahui bahwa raja yang
memerintah Kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman.
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga, Nama Mulawarman dan
Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sansekerta. Putra Kudungga, Aswawarman,
kemungkinan adalah raja pertama kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai
pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk Keluarga.
Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa, diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir
seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

2. Kerajaan Tarumanegara (Abad 5 M)


Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara diperoleh dari prasasti-prasasti yang berhasil
ditemukan. Namun, tulisan pada beberapa prasati, seperti pada Prasati Muara Cianten dan Prasasti
Pasir Awi sampai saat ini belum dapat diartikan. Banyak informasi berhasil diperoleh dari tulisan pada
kelima prasasti lainnya, terutama Prasasti Tugu yang merupakan prasasti terpanjang, Tujuh prasasti
dari kerajaan Tarumanegara adalah: Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti
Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Munjul.
Sumber sejarah penting lain yang dapat menjadi bukti keberadaan kerajaan Tarumanegara
adalah catatan sejarah pengelana Cina. Catatan sejarah pengelana Cina yang menyebutkan keberadaan
Kerajaan Tarumanegara adalah catatan perjalanan pendeta Cina Fa-Hsein, pada tahun414 dan catatan
kerajaan Dinasti Sui dan Dinasti Tang. Dari salah satu prasasti, yakniPrasati Ciaruteun yang ditemukan
di Desa Ciampea, Bogor, diketahui bahwa Purnawarman dikenal sebagai raja yang gagah berani. Data
sejarah yang lebih jelas, terdapat pada Prasasti Tugu. Pada prasasti yang panjang ini, dikatakan bahwa
pada tahun pemerintahannya yang ke-22, Purnawarman telah menggali Sungai Gomati. Dari prasati
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Purnawarman memerintah dalam waktu yang cukup lama.

Kerajaan Melayu
Kerajaan-kerajaan Buddha di Sumatra muncul pada sekitar abad ke-6 dan ke-7. Sejarah
mencatat ada dua kerajaan bercorak Buddha di Sumatra, yaitu Kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya.
Nama kerajaan Sriwijaya selanjutnya mendominasi hamper seluruh informasi tentang kerajaan dari
Sumatra pada abad ke -7 hingga ke-11. Kerajaan Melayu merupakan salah satu kerajaan tertua di
Indonesia. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang bias ditemukan, Kerajaan Melayu diperkirakan
berpusat di daerah Jambi, tepatnya di tepi alur Sungai Batanghari. Di sepanjang alur Sungai Batanghari
ditemukan banyak peninggalan berupa candi dan arca.
Sumber sejarah lain yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk keberadaan Kerajaan Melayu
adalah catatan dari seorang pengelana dari Cina yang bernama I-Tsing (671-695). Ia menyebutkan
bahwa pada abad ke-7 terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Melayu yang secara politik
dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Dari cerita I-Tsing, diketahui bahwa
Kerajaan Melayu terletak ke dalam Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan terdekat antara
India dan Cina. Menurut Kitab Negarakertagama, pada tahun 1275, Raja Kertanegara dari kerajaan di
Jawa mengadakan ekspedisi penaklukan ke Sumatra. Ekspedisi tersebut disebut ekspedisi Pamalayu.
Setelah cukup lama di bawah kekuasaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu muncul kembali sebagai
pusat kekuasaan di Sumatra. Pada abad 17, adityawarman, putra Adwayawarman memerintah Kerajaan
Melayu. Adityawarman memerintah hingga tahun 1375. Kemudian, digantikan oleh anaknya
Anangwarman.

Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya yang muncul pada abad ke-6, pada mulanya berpusat di sekitar Sungai
Batanghari, pantai timur Sumatra. Pada perkembangannya, wilayah kerajaan Sriwijaya meluas hingga
meliputi wilayah Kerajaan Melayu, Semenanjung Malaya, dan Sunda (kini wilayah Jawa Barat). Catatan
mengenai kerajaan-kerajaan di Sumatra didapat dari seorang pendeta Buddha bernama I-Tsing yang
pernah tinggal di Sriwijaya antara tahun 685-689 M. Pada tahun 692, ketika I-Tsing, bias disimpilkan
bahwa Sriwijaya telah menaklukan dan menguasai kerajaan-kerajaan disekitarnya.
Dari Prasasti Kedukan Bukit (683), dapat diketahui bahwa Raja Dapunta Hyang berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukan daerah Minangatamwan, Jambi. Daerah Jambi
sebelumnya adalah wilayah kerajaan Melayu. Daerah itu merupakan wilayah taklukan pertama
Kerajaan Sriwijaya. Dengan dikuasainya wilayah Jambi, Kerajaan Sriwijaya memulai peranannya
sebagai kerajaan maritim dan perdagangan yang kuat dan berpengaruh di Selat Malaka. Ekspansi
wilayah Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 menuju ke arah selatan dan meliputi daerah perdagangan
Jawa di Selat Sunda.
Kerajaan Sriwijaya mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Pada
masa itu, kegiatan perdagangan luar negeri ditunjang juga dengan penaklukan wilayah-wilayah sekitar.
Sepanjang abad ke-8, wilayah Kerajaan Sriwijaya meluas kea rah utara dengan menguasai Semenanjung
Malaya dan daerah perdagangan di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Sejarah tentang Raja
Balaputradewa dimuat dalam dua prasasti, yaitu Prasasti Nalanda dan Prasasti Ligor.
Raja kerajaan Sriwijaya yang terakhir adalah Sri Sanggrama Wijayatunggawarman. Pada masa
pemerintahan Sri Sanggrama Wijayatunggawarman, hubungan Kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Chola
dari India yang semula sangat erat mulai renggang. Hal itu disebabkan oleh seranggan yang dilancarkan
Kerajaan Chola di bawah pimpinan Rajendracoladewa atas wilayah Sriwijaya di semenanjung Malaya.
Serangan-serangan tersebut menyebabkan kemunduran kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Mataram Kuno


Di wilayah Jawa Tenggah, pada sekitar abad ke-8, perkembangan sebuah Kerajaan Mataram
Kuno. Pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno disebut Bhumi Mataram yang terletak di pedalaman
Jawa Tenggah. Daerah tersebut memiliki banyak pegununggan dan sungai seperti Sungai Bogowanto,
Sungai Progo, dan Bengawan Solo. Pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno juga sempat berpindah
ke Jawa Timur. Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tenggah ke Jawa Timur disebabkan oleh
dua hal.
1. Selama abad ke-7 sampai ke-9, terjadi serangan-serangan dari Sriwijawa ke Kerajaan Mataram
Kuno. Besarnya pengaruh Kerajaan Sriwijaya itu menyebabkan Kerajaan Mataram Kuno semakin
terdesak ke wilayah timur.
2. Terjadinya Letusan Gunung Merapi yang dianggap sebagai tanda pralaya atau kehancuran dunia.
Kemudian, letak kerajaan di Jawa Tenggah dianggap tidak layak lagi untuk ditempati.

Dinasti Sanjaya
Prasasti Canggal yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir memberikan gambaran yang
cukup jelas tentang kehidupan politik Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini bertuliskan tahun654 Saka
atau 732, ditulis dengan huruf Palawa yang menggunakan bahasa Sansekerta. Kerajaan Mataram Kuno
didirikan oleh Raja Sanna. Raja Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya Sanjaya. Masa
pemerintahan Sanna dan Sanjaya dapat kita ketahui dari deskripsi kitab Carita Parahyangan. Dalam
prasasti lain, yaitu Prasasti Balitung, Raja Sanjaya dianggap sebagai pendiri Dinasti Sanjaya, penguasa
Mataram Kuno.
Sanjaya dinobatkan sebagai raja pada tahun 717 dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya. Kedududkan Sanjaya sangat kuat dan berhasil menyejahterakan rakyat Kerajaan Mataram
Kuno. Sanjaya menyebarkan pengaruh Hindu di pulau Jawa. Hal ini ditempuh dengan cara mengundang
pendeta-pendeta Hindu untuk mengajar di Kerajaan Mataram Kuno. Raja Sanjaya juga mulai
pembangunan kuil-kuil pemujaan berbentuk candi. Stelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram
Kuno diperintah oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran.
Raja Rakai Panangkaran banyak mendirikan candi, seperti Candi Sewu, Candi Plaosan dan Candi
Kalasan. Dari bukti-bukti tersebut, diketahui bahwa Raja Rakai Panangkaran beragama Buddha. Raja
Mataram Kuno setelah Rakai Panangkaran berturut-turut adalah Rakai Warak dan Rakai Garung. Raja
Mataram Kuno selanjutnya adalah Rakai Pikatan. Persaingan dengan Dinasti Syilendra yang waktu itu
diperintahkan oleh Raja Samaratungga dianggap menghalangi cita-citanya untuk menjadi Penguasa
tunggal di Pulau Jawa.
Pada abad ke-9 terjadi penggabungan kedua dinasti tersebut melalui pernikahan politik antara
Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya dengan Pramodawardhani (Putri Raja Samaratungga), dari
keluarga Syailendra. Namun, perkawinan antara Rakai Pikatan dengan Pramodawardhani tidak berjalan
lancer. Setelah Samaratungga wafat, Kekuasaan beralih kepada Balaputradewa yang merupakan adik
tiri dari Pramodawardhani. Menurut beberapa Prasasti, seperti Prasasti Ratu Boko (856), menunjukkan
telah terjadinya perang saudara antara Rakai Pikatan dengan Balaputradewa.
Balaputradewa mengalami kekalahan dan melarikan diri ke Swarnadwipa(Sumatra). Ia
kemudian berkuasa sebagai raja, mengantikan kakeknya di kerajaan Sriwijaya. Hal ini dapat dapat
diketahu dari Prasasti Nalanda (India), yang menyatakan bahwa Raja Deewapaladewa dari Bengala
menghadiahkan sebidang tanah kepada Raja Balaputradewa dari Swarnadwipa untuk membagun
sebuah biara.
Setelah Balaputradewa dikalahkan, wilayah Kerajaan Mataram Kuno menjadi semakin luas
kearah selatan (sekarang yogyakarta). Daerah ini dahulunya adalah wilayah Dinasti Syailendra. Rakai
Pikatan mengusahakan agar rakyat dinasti Sanjaya dan Syailndra dapat hidup rukun. Pada masa ini,
dibangun kuil pemujaan berbentuk candi, Seperti Candi Prambanan. Menurut Prasasti Siwagraha, Rakai
Pikatan dan raja-raja Mataram Kuno berikutnya masih tetap menganut agama Hindu Siwa.
Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan Mataram Kuno diperintah
oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebuah dewan penasehat yang juga jd pelaksana pemerintahan.
Dewan yang terdiri atas lima patih yang dipimpin oleh seorang mahapatih ini sangat penting perananya.
Raja Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang. Raja Mataram Kuno yang diketahui kemudian
adalah Dyah Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Maha
Dambhu adalah Raja Mataram Kuno yang sngat terkenal. Raja Balitung berhasil menyatukan kembali
Kerajaan Mataram Kuno dari ancaman perpecahan.
Dimasa pemerintahannya, Raja Balitung menyempurnakan struktur pemerintahan dengan
menambah susunan hierarki. Bawahan Raja Mataram terdiri atas tiga pejabat penting, yaitu Rakryan I
Hino sebagai tangan kanan raja yang didampingi oleh dua pejabat lainnya. Rakryan I Halu,dan Rakryan I
Sirikan Struktur tiga pejabat itu menjadi warisan yang terus digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu
berikutnya, seperti Kerajaan Singasari dan Majapahit.
Selain struktur pemerintahan baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang
juga dikenal sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama di Kerajaan Mataram Kuno yang
memuat silsilah pemerintahan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Setelah Raja Balitung wafat
pada tahun 910, Kerajaan Mataram Kuno masih mengalami pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya
pusat kerajaan pindah ke Jawa Timur. Sri Maharaja Daksa, yang pada masa pemerintahan Raja Balitung
menjabat Rakryan i Hino, tidak lama memerintah Kerajaan Mataram Kuno. Penggantinya, Sri Maharaja
Tulodhong juga mengalami nasib serupa.
Dibawah pimpinan Sri Maharaja Rakai Wawa. Kerajaan Mataram Kuno dilanda kekacauan dari
dalam, yang membuat kacau ibu kota. Sementara itu, kekuatan ekonomi dan politik Kerajaan Sriwijaya
makin mendesak kedudukan Mataram di Jawa. Pada masa itu, wilayah kerajaan mataram kuno juga
dilanda oleh bencana letusan Gunung Merapi yang sangat membahayakan ibu kota kerajaan. Seluruh
masalah ini tidak dapat diselesaikan oleh Rakai Wawa. Ia wafat secara mendadak. Kedudukannya
kemudian digantikan oleh Mpu Sindok yang waktu itu menjadi Rakryan i Hino.

Dinasti Syailendra
Dinasti Syailendra berkuasa didaerah Begelan dan Yogyakarta pada pertengahan abad ke-8.
Beberapa sumber sejarah tentang Dinasti Syailendra yang berhasil ditemukan, antara lain prasasti
Kalasan, Kelurak, Ratu Boko, dan Nalanda. Prasasti Kalasan (778), menyebutkan nama Rakai
Panangkaran yang diperintahkan oleh Raja Wisnu, penguasa Dinasti Syailendra, untuk mendirikan
sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara bagi para pendeta. Rakai Panangkaran
kemudian memberikan Desa Kalasan kepada Sanggha Buddha. Prasasti Ratu Boko (856), menyebutkan
Raja Balaputradewa kalah dalam perang saudara melawan kakaknya, yaitu Pramodhawardani.
Kemudian, ia melarikan diri ke Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Nalanda (860), menyebutkan asal usul Raja
Balaputradewa. Disebutkan bahwa Raja Balaputradewa adalah putra dari Raja Samaratungga dan cucu
dari Raja Indra.
Pada abad ke-8, Dinasti Sanjaya yang memerintah KerajaanMataram Kuno mulai terdesak oleh
dinasti Syailendra. Hal itu kita ketahui dari prasasti Kalasan yang menyebutkan bahwa Rakai
Panangkaran dari keluarga Sanjaya diperintah oleh Raja Wisnu untuk mendirikan Candi Kalasan,
sebuah candi Buddha. Dinasti Syailendra muncul dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno tidak lebih dari
satu abad. Pengaruh Dinasti Syailendra terhadap kerajaan Sriwijaya juga semakin kuat karena Raja
Indra menjalankan strategi perkawinan politik. Raja Indra mengawinkan putranya yang bernama
Samaratungga dengan salah seorang putri Raja Sriwijaya.
Pengganti Raja Indra adalah Raja Samaratungga. Pada masa kekuasaannya, dibangun Candi
Borobudur. Namun, sebelum Candi tersebut selesai dibangun, Raja Samaratungga meninggal dunia,
dalam sebuah perang saudara. Balaputradewa kemudian melarikan diri ke Kerajaan Sriwijaya dan
menjadi raja disana.

Kerajaan Medang Kemulan


Kerajaan Medang kemulan diperkirakan terletak di Jawa Timur, tepatnya di muara Sungai
Brantas. Ibu kota Medang Kemulan adalah Watan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok, setelah
ia memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pada
awalnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kemulan mencakup daerah Nganjuk, Pasuruan,
Surabaya, dan Malang.
Prasasti yang menyebutkan keberadaan Kerajaan Medang Kemulan, antara lain adalah Prasasti
Mpu Sindok dan Prasasti Kalkuta. Prasasti Mpu Sindok ditemukan di Tangeran, Bangil, dan Nganjuk.
Prasasti bertahun 933 yang ditemukan di Tangeran, Jombang, menyebutkan bahwa Raja Mpu Sindok
memerintah Kerajaan Medang Kemulan bersama permaisurinya Sri Wardhani Mpu Kebi. Selain Prasasti
Mpu Sindok, sumber sejarah yang lain adalah Prasasti Kalkuta.
Prasasti bertahun 951 M ini berasal dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah keturunan
raja-raja dari Raja Mpu Sindok. Dari beberapa sumber yang ditemukan, diketahui bahwa sebelum
menjadi raja, Mpu Sindok pernah memangku jabatan sebagai Rakai Halu dan Rakai Mapatih i Hino pada
kerajaan Mataram. Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kemulan dari tahun 929 hingga 948. Mpu
Sindok memerintah bersama permaisuri yang bernama Mpu Kebi, yang bergelar Sri Prameswari
Wardhani Mpu Kebi. Nama permaisuri Mpu Kebi atau Dyah kebi ini dapat ditemukan dalam Prasasti
Cunggrang dan Prasasti Geweg.
Dari Prasasti Pucangan, kita memperoleh keterangan tentang para pengganti Mpu Sindok.
Pengganti Mpu Sindok yang terkenal adalah Sri Dharmawangsa dengan gelar Teguh
Anantawikramattanggadewa. Dari prasasti ini di ketahui bahwa pada tahun 1016 Kerajaan Medang
Kemulan diserang oleh Kerajaan Wurawari dan Waram. Pulau Jawa digambarkan mengalami sebuah
pralaya (tragedy) yang menyebabkan banyak orang yang meninggal, termasuk Sri Maharaja
Dharmawangsa. Dalam peristiwa itu, Airlangga (menantu Dharmawangsa) berhasil melarikan diri ke
hutan Wonogiri bersama pengawalnya, Narottama. Mereka hidup bersama dengan para pertapa selama
hamper dua tahun sampai akhirnya Airlangga berhasil menguasasi Kerajaan Medang Kemulan kembali
pada tahun 1019.
Pada tahun 1029, Airlangga berhasil mengalahkan Raja Wishnupraba dari Waratan. Setahun
Kemudian, Raja Wengker berhasil ditaklukannya. Akhirnya, pada tahun 1032, Raja Wurawari yang dulu
menghancurkan Dharmawangsa berhasil dikalahkan. Setelah musuh-musuhnys dikalahkan, Airlangga
mulai menata negaranya. Ia dibantu oleh Narottama yang diberi gelar Rakryan Kanuruhan. Airlangga
kemudian mengangkat putrinya yang bernama Sanggraman Wijayatunggadewi menjadi Rakryan
Mahamantri i Hino untuk menjadi raja. Namun, rupanya sang putrid tidak berambisi menjadi raja dan
memilih menjadi pertapa.
Dengan mundurnya putri mahkota, pada tahun 1044, Airlangga memutuskan untuk membagi
kerajaan menjadi dua. Kedua kerajaan ini masing-masing dipimpin oleh dua putranya. Hal itu dilakukan
Raja Airlangga untuk mencegah terjadinya perang saudara. Dengan bantuan seorang Brahmana
bernama Mpu Bharada, Kerajaan Medang Kemulan dibagi dua. Kerajan Jenggala (yang berarti hutan)dan
Kerajaan Panjalu (kediri). Jenggala beribu kota di Kahuripan dan Panjalu beribukota di Daha.

Kerajaan Kediri
Raja Sri Jayawarsha merupakan raja pertama Kerajaan Kediri. Raja yang bergelar Sri Jayawarsha
Digjaya Shastra Prabhu ini mengaku dirinya sebagai titisan Dewa Wisnu seperti Airlangga. Raja kerajaan
kediri selanjutnya adalah Bameswara. Bameswara bergelar Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameshwara
Sakalabhuwanatushtikarana Sarwwaniwaryyawiryya Parakrama Digjayatunggadewa. Dalam kitab
Kakawin Smaradahana, karangan Mpu Dharmaja, diceritakan bahwa Raja Bameswara adalah keturunan
pendiri Dinasti Isyana yang menikah dengan Chandra Kirana, putrid Jayabhaya.
Jayabhaya bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudanawataranindita Suhrtsingha
Parkrama Digjayotunggadewa Jayabhayalanchana. Pada masa pemerintahan Jayabhaya, terjadi perang
saudara ini diabadikan dalam bentuk Kakawin Bharatayuddha yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu
Punuluh. Jayabhaya berhasil memenangkan perang saudara tersebut sehingga wilayah Kediri berhasil
disatukan lagi dengan wilayah Jenggala. Peristiwa kemenangan ini diabadikan dalam Prasasti Ngantang.
Pengganti Jayabhaya yaitu Sarweswara dari Aryyeswara, tidak banyak diketahui. Raja berikutnya
adalah Gandra. Pada masa pemerintahannya, Gandra menyempurnakan struktur pemerintahan yang
diwariskan Kerajaan Medang Kemulan.
Para pejabat diberi gelar tertentu dengan nama-nama hewan, seperti Gajah atau Kebo.
Penggunaan nama-nama tersebut menjadi tanda pengenal kepangkatan tertentu di Kerajaan Kediri.
Setelah Gandra, pemerintahan Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Kameshwara. Pemerintahan
Kameshwara ditandai dengan pesatnya hasil karya sastra Jawa. Pada masa pemerintahannya, cerita-
cerita panji atau kepehlawanan banyak dihasilkan seperti juga bentu cerita kakawin.
Raja kerajaan Kediri berikutnya adalah Kertajaya atau Srengga. Pada masa pemerintahannya,
Kediri mulai mengalami masalah dan ketidakstabilan. Hal ini karena Kertajaya berusaha membatasi dan
mengurangi hak istimewa para kaum Brahmana saat itu, di daerah Tumapel (sekarang Malang) muncul
kekuatan baru di bawah pimpinan Ken Arok. Perlahan-lahan, terjadi arus pelarian para Brahmana dari
wilayah Kediri menuju Tumampel. Kertajaya menyikapi arus pelarian ini dengan mengerahkan tentara
Kerajaan Kediri untuk menyerbu Tumapel. Perang antara pasukan Kertajaya dan Ken Arok terjadi di
Ganter (1222). Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan kekuasaan pasukan Kertajaya dan dengan
sendirinya mengakhiri kekuasaan Kerajaan Kediri.

Kerajaan Singasari
Sumber sejarah tentang Kerajaan Singasari di Jawa Timur adalah kitab-kitab kuno, seperti
Pararaton (Kitab Raja-Raja) dan Negarakertagama. Kedua kitab itu berisis sejarah raja-raja. Kerajaan
Singasari dan majapahit yang saling berhubungan erat. Ketika Ken Arok berkuasa di Tumapel, di
Kerajaan Kediri berlangsung perselisihan antara Raja Kertajaya dengan para Brahmana. Para Brahmana
tersebut melarikan diri ke Tumapel. Namun, dalam pertempuran di Ganter, ia mengalami kekalahan dan
meninggal. Kemudian, Ken Arok menyatukan Kerajaan Kediri dan Tumapel, serta mendirikan Kerajaan
Singasari. Ia bergelar Sri Rangga Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindrawangsa di Jawa Timur.
Dari istri yang pertamanya yang bernama Ken Umang, Ken Arok mempunyai empat orang anak,
yaitu Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi. Dari perkawinannya dengan Ken
Dedes, Ken Arok mempunyai empat orang anak, yaitu Mahisa Wong ateleng, Panji Sabrang, Agni Bhaya,
dan Dewi Rimbu. Ken Arok juga memiliki seorang anak tiri, yaitu Anusapati yang merupakan anak
Tunggal Tunggul ametung dan Ken Dedes. Tunggul Ametung adalah Bupati Tumapel yang dibunuh Ken
Arok.
Pada tahun1227, masa pemerintahan Ken Arok berakhir ketika ia dibunuh oleh anak tirinya
Anusapati, sebagai balas dendam terhadap kematian Ayahnya. Diceritakan bahwa Ken Arok dibunuh
dengan menggunakan keris Mpu Gandring yang di pakai untuk membunuh Tunggul Ametung.
Kemudian Ken Arok dimakamkan di Kagenengan (sebelah selatan Singasari). Setelah Ken Arok wafat,
Anusapati yang bergelar Amusanatha, naik tahta sebagai raja kedua Kerajaan Singasari. Anusapati
memerintah sampai tahun 1248. Tohjaya yang mengetahui bahwa ayahnya dibunuh oleh Anusapati,
merencanakan pembalasan dendam. Tohjaya membunuh Anusapati juga dengan mengunakan keris
Mpu Gandring.
Setelah Wafat, jenazahanusapati diperabukan di Candi Kidal. Tohjaya kemudian mengantikan
Anusapati menjadi Raja di Kerajaan singasari pada tahun 1248. Ia tidak lama memerintah karena terjadi
pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Sinelir dan Rajasa yang digerakkan oleh Ranggawuni,
anak Anusapati. Ranggawuni dibantu oleh Mahisa Cempaka, anak Mahisa Wong Ateleng, saudara tiri
Anusapati dari ibu yang sama.
Pemberontakan Ranggawuni berhasil menyerbu masuk ke istana dan melukai Tohjaya dengan
tombak. Tohjaya berhasil dilarikan oleh para pengawalnya ke luar Istana, tetapi akhirnya meninggal di
Katalang Lumbang. Dengan wafatnya Tohjoyo. Tahta kerajaan Singasari kembali kosong.
Setelah tohjaya wafat, Ranggawuni naik tahta pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya
Wishnuwardhana. Mahisa Cempaka yang telah membantunya merebut tahta, memperoleh anugrah
kedudukan sebagai Ratu Angabhaya, pejabat terpenting kedua di Kerajaan Singgasari dengan gelar
Narasinghamurti. Pada tahun 1254. Wishnuwardhana menobatkan anaknya yang bernama Kertanegara
sebagai Yuwaraja atau Kumararaja (Raja Muda). Kertanegara mendampingi ayahnya memerintah
sampai tahun 1268. Ketika Wishnuwardhana meninggal di Mandaragiri, ia dimuliakan di dua tempat
yang berbeda. Di Candi Jago (Jajaghu) sebagai Buddha Amoghapasha dan di Candi Weleri sebagai Siwa.
Setelah ayahnya wafat, Kertanegara sebagai raja muda langsung dinobatkan sebagai Raja Singasari.
Dalam menjalankan pemerintahan, Kertanegara dibantu oleh tiga orang pejabat bawahan, yaitu
Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan dan Rakryan i Halu. Dibawah ketiga Mahamantri, masih terdapat pula
tiga orang pejabat bawahan, yaitu Rakryan Apatih, Rakryan Demung, dan Rakryan Kanuruhan.
Untuk mengatur soal keagamaan, diangkat pejabat yang disebut Dharmadhyaksa ri
Kasogatan.
Raja Kertanegara adalah raja yang terkenal dan terbesar dari kerajaan Singasari. Ia mempunyai
semangat Ekspansionis. Kertanegara bercita-cita memperluas Kerajaan Singasari hingga keluar Pulau
Jawa yang disebut dengan istilah Cakrawala Mandala. Pada tahun 1275, ia mengirim pasukan ke
Sumatra untuk menguasai Kerajaan Melayu yang disebut sebagai ekspedisi Pamalayu. Dalam ekspedisi
tersebut, Kerajaan Melayu berhasil di taklukan tahun1260. Peristiwa ini diabadikan pada alas patung
Amoghapasha di Padangroco (Sungai Langsat) yang berangka tahun 1286.
Raja Melayu saat itu, Tribhuwana atau Raja Mulawarmandewa, beserta rayatnya menyambut
hadiah itu dengan suka cita. Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Melayu secara resmi berada dibawah
kekuasaan Raja Kertanegara. Kertanegara juga membawa putrid Melayu kembali ke Singasari untuk
dinikahkan dengan salah seorang bangsawan Singasari. Tujuh pengiriman arca dan penaklukan Kejaan
Melayu adalah untuk menghadang rencana perluasan kekuasaan Kaisar Kubilai Khan dari Cina.
Diceritakan bahwa sudah beberapa kali utusan dari Cina dating ke Kerajaan Melayu menurut
pengakuan untuk tunduk kepada Cina. Raja Kertanegara menolak mengirim upeti atau utusan sebagai
pernyataan tunduk kepada Cina. Raja Kertanegara menolak mengirim upeti atau utusan sebagai
pernyataan tunduk.
Pada tahun 1289, utusan Cina bernama Meng K’i dikirim pulang ke Cina sehingga Kaisar Kubilai
Khan marah dan mengirim pasukan untuk menyerang Kerajaan Singasari. Sebagian besar pasukan
Kerajaan Singasari sedang dikirim ke Sumatra untuk menghadapi serangan pasukan Cina. Sementara
itu, Raja Jayakatwang di Kerajaan Kediri yang menjadi bawahan Kerajaan Singasari melihat kesempatan
yang baik untuk merebut kekuasaan. Pada tahun 1292, Raja Jayakatwang dengan pasukan Kerajaan
Kediri menyerang Ibu kota Kerajaan Singasari.
Menurut cerita, pada saat serangan musuh dating, Raja Kertanegara beserta para pejabat dan
pendeta sedang melakukan upacara Tantrayana sehingga dapat dengan mudah mereka semua dibunuh
oleh musuh. Kerajaan Singasari akhirnya berhasil direbut oleh Jayakatwang, Raja Kediri.

11. Kerajaan Bali


Informasi tentang raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Bali diperileh terutama dari
prasasti Sanur yang berasal dari 835 Saka atau 913. Prasasti Sanur dibuat oleh Raja Sri
Kesariwarmadewa. Sri Kesariwarmadewa adalah raja pertama di Bali dari Dinasti Warmadewa. Setelah
berhasil mengalahkan suku-suku pedalaman Bali, ia memerintah Kerajaan Bali yang berpusat di
Singhamandawa. Pengganti Sri Keariwarmadewa adalah Ugrasena. Selama masa pemerintahannya,
Ugrasena membuat beberapa kebijakan, yaitu pembebasan beberapa desa dari pajak sekitar tahun 837
Saka atau 915. Desa-desa tersebut kemudian dijadikan sumber penghasilan kayu kerajaan dibawah
pengawasan hulu kayu (kepala kehutanan). Pada sekitar tahun 855 Saka atau 933, dibangun juga
tempat-tempat suci dan pesanggrahan bagi peziarah dan perantau yang kemalaman.
Pengganti Ugrasena adalah Tabanendra Warmadewa yang memerintah bersama permaisurinya,
ia berhasil membagun pemandian suci Tirta Empul di Manukraya atau Manukaya, dekat Tampak Siring.
Pengganti Tabanendra Warmadewa adalah raja Jayasingha Warmadewa. Kemudian Jayasadhu
Earmadewa. Masa pemerintahan kedua raja ini tidak diketahu secara pasti. Pemerintahan kerajaan Bali
selanjutnya dipimpin oleh seorang ratu. Ratu ini bergelar Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Ia
memerintah pada tahun 905 Saka atau 938. Beberapa ahli memperkirakan ratu ini adalah putrid Mpu
Sindok dari kerajaan Mataram Kuno.
Pengganti ratu ini adalah Dharma Udayana Warmadewa. Pada masa pemerintahan Udayana,
hubungan Kerajaan Bali dan Mataram Kuno berjalan sangat baik. Hal ini disebabkan oleh adanya
pernikahan antara Udayana dengan Gunapriya Dharmapatni, cicit Mpu Sendok yang kemudian dikenal
sebagai Mahendradata. Pada masa itu banyak dihasilkan prasasti-prasasti yang menggunakan huruf
Nagari dan Kawi serta bahasa Bali Kuno dan Sangsekerta.
Setelah Udayana wafat, Marakatapangkaja naik tahta sebagai raja Kerajaan Bali. Putra kedua
Udayana ini menjadi raja Bali berikutnya karena putra mahkota Airlangga menjadi raja Medang
Kemulan. Airlangga menikah dengan putrid Darmawngasa dari kerajaan Medang Kemulan. Dari
prasasti-prasasti yang ditemukan terlihat bahwa Marakatapangkaja sangat menaruh perhatian pada
kesejahteraan rakyatnya. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah yang luas termasak Gianjar, Buleleng.
Tampaksiring dan Bwahan (Danau Batur). Ia juga mengusahakn pembangunan candi di Gunung Kawi.
Pengganti raja Marakatapangkaja adalah adiknya sendiri yang bernama Anak Wungsu. Ia
mengeluarkan 28 buah prasasti yang menunjukkan kegiatan pemerintahannya. Anak Wungsu adalah
raja dari Wangsa Warmadewa terakhir yang berkuasa di kerajaan Bali karena ia tidak mempunyai
keturunan. Ia meninggal pada tahun 1080 dan dimakamkan di Gunung Kawi (Tampak Siring).
Setelah anak Wungsu, kerajaan Bali dipimpin oleh Sri Sakalendukirana. Raja ini digantikan Sri
Suradhipa yang memerintah dari tahun1037 Saka hingga 1041 Saka. Raja Suradhipa kemudian
digantikanJayasakti. Setelah Raja Jayasakti, yang memerintah adalah Ragajaya selitar tahun 1155. Ia
digantikan oleh Raja Jayapangus (1177-1181). Raja terakhir Bali adalah Paduka Batara Sri Artasura
yang bergelar Ratna Bumi banten (Manikan Pulau Bali). Raja ini berusaha mempertahahankan
kemerdekaan Bali dari seranggan Majapahit yang di pimpin oleh Gajah Mada. Sayangnya upaya ini
mengalami kegagalan. Pada tahun 1265 Saka tau 1343, Bali dikuasai Majapahit. Pusat kekuasaan mula-
mula di Samprang, kemudian dipindah ke Gelgel dan Klungkung.

12. Kerajaan Pajajaran


Pusat Kerajaan Pajajaran awalnya terletak di daerah Galuh, jawa Barat. Raja pertama Kerajaan
Pajajaran bernama Sena. Namun, tahta Kerajaan Pajajaran kemudian direbut oleh saudara Raja Sena
yang bernama Purbasora. Raja Sena dan keluarganya terpaksa meninggalkan keratin. Tidak lama
kemudian, Raja Sena berhasil merebut kembali tahta Kerajaan Pajajaran.
Raja Pajajaran selanjutnya adalah Jayabhupati. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajajaran
mengembangkan ajaran Hindu Waisnawa. Setelah Jayabhupati, Kerajaan diperintah oleh Rahyang
Niskala Wastu Kencana. Pada masa pemerintahannya, pusat kerajaan dipindahkan ke Kawali. Raha
Wastu kemudian digantikan oleh Hayam Wuruk. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1357 dan disebut
dalam kitab Pararaton sebagai Perang Bubat.
Ketika perang Bubat terjadi, Sri Baduga Maharaja bersama seluruh pengiringnya tewas.
Kerajaan Pajajaran diambil alih oleh Hyang Bunisora (1357-1371), pengasuh putra mahkota Wastu
Kencana yang masih kecil. Hyang Bunisora berkuasa selama 14 tahun. Pada Prasasti Batu Tulis, raja ini
disebut juga Prabu Guru Dewataprani.
Kerajaan Pajajaran selanjutnya diperintah secara berurutan oleh Wastu Kencana. Tohaan, lalu
Sang Ratu Jayadewata. Pada masa pemerintahan Sang Ratu Jayadewata, diperkirakan bahwa di Kerajaan
Pajajaran telah terdapat penduduk yang beragama islam. Hal ini tergambar dari tulisan seorang ahli
sejarah Portugis yang bernama Tome Pires (1513) yang mengatakan bahwa di wilayah timur kerajaan
ini terdapat banyak penganut Islam. Tampaknya pengaruh Islam belum masuk ke pusat kerajaan.
Namun, pengaruh Islam dari Kerajaan Demak di Jawa Tegah mulai mengancam Kerajaan Pajajaran.
Oleh karena itu Jayadewata bermaksud meminta bantuan Portugis di Malaka untuk menghadapi
kerajaan Demak. Usaha itu terlambat karena pada tahun1527, pasukan yang dipimpin oleh Falatehan
dari Demak berhasil menguasai pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan terbesar Kerajaan Pajajaran. Ketika
itu, yang berkuasa di Pajajaran adalah Ratu Samiam, putra Jayadewata.
Setelah pelabuhan Sunda Kelapa direbut oleh Kerajaan Demak, Kerajaan Pajajaran harus
menghadapi serangan Kerajaan Banten dari arah barat. Pengganti Samiam, yaitu Prabu Ratu Dewata,
berusaha mempertahankan ibu kota Pajajaran dari pasukan Maulana Hasanuddin dan putranya,
Maulana Yusuf. Pada tahun1579, Kerajaan Pajajaran akhirnya runtuh setelah Kerajaan Banten yang
bercorak Islam berhasil menguasai Ibu kota kerajaan. Orang-orang Hindu Pajajaran yang tidak mau
tunduk pada penguasa Islam akhirnya melarikan diri kedaerah pedalaman dan kemudian hidup sebagai
suku Badui.

13. Kerajaan Majapahit


Kerajaan bercorak Hindu yang terakhir dan terbesar di pulau Jawa adalah Majapahit. Nama
kerajaan ini berasal dari buah maja yang pahit rasanya. Ketika orang-orang Madura bernama Raden
Wijaya membuka hutan di Desa Tarik, mereka menenukan sebuah pohon maja yang berubah pahit.
Padahal rasa buah itu biasanya manis. Oleh karena itu mereka menamakna permukiman mereka itu
sebagai Majapahit. Daerah ini merupakan daerah yang diberikan Raja Jayakateang dari Kerajaan Kediri
kepada Raden Wijaya. Raja Wijaya adalah menantu Raja Kertanegara dari kerajaan Singasari. Pada saat
Kerajaan Singasari diserbu dan dikalahkan oleh Jayakatwang, Raden Wijaya berhasil melarikan diri. Ia
mencari perlindungan kepada Bupati Madura yang bernama Arya Wiraraja. Dengan bantuan orang-
orang Madura, ia membangun pemuliman di Desa Tarik yang kemudian diberi nama Majapahit tersebut.
Pada tahun 1292, armada Cina yang terdiri dari 1.000 buah kapal dengan 20.000 orang prajurit
tiba di Tuban, Jawa Timur. Tujuan mereka adalah menghukum Raja Kertanegara yang menyatakan tidak
mau tunduk kepada Kaisar Kubilai Khan dari Cina. Mereka tidak mengetahui bahwa Raja Kertanegara
dari Singasari itu telah meninggal dikalahkan oleh Raja Jayakatwang dari Kediri.
Melihat peluang ini, Raden Wijaya mengambil kesempatan untuk merebut kembali Kerajaan
Singasari. Ia menggabungkan diri dengan pasukan cina dan menyerang Raja Jayakatwang di Kediri.
Kerajaan Kediri tidak mampu menghadapi serangan itu. Raja Jayakatwang berhasil dikalahkan.
Kemenangan itu membuat pasukan Cina bergembira dan berpesta pora. Mereka tidak menyaka kalau
kesempatan itu dipakai oleh Raden Wijaya untuk balik menyerang mereka. Pasukan Raden Wijaya
berhasil mengusir armada Cina kembali ketanah airnya. Sejak saat itu Kerajaan Majapahit dianggap
sudah berdiri.
Raden Wijaya naik tahta sebagai Raja Majapahit pada tahun 1293 dengan gelar Sri Kertarajasa
Jayawardhana. Pada tahun 1295., berturut-turut pecah pembrontakan yang dipimpin oleh Rangga lawe
dan disusul oleh Saro serta Nambi. Pembrontakan-pembrontakan itu bisa dipadamkan. Raden Wijaya
wafat pada tahun 1309 dan mendapat penghormatan di dua tempat, yaitu Candi Simping (Sumberjati)
dan Candi Artahpura.
Setelah Raden Wijaya wafat, putera permaisuri Tribuwaneswari yang bernama Jayanegara
menggantikannya sebagai Raja Majapahit. Pada awal pemerintahannya Jayanegara harus menghadapi
sisa pemberontakan yang meletus dimasa ayahnya masih hidup. Selain pembrontakan Kuti dan Sumi,
Raja Jayanegara diselamatkan oleh pasukan pengawal (Bhayangkari) yang dipimpin oleh Gajah Mada ia
kemudian diungsikan ke Desa Bedager.
Raja Jayanegara wafat tahun1328 karena dibunuh oleh salah seorang anggota
dharmaoutra yang bernama Tanca. Oleh karena ia tidak mempunyai putra ia kemudian digantikan oleh
adik perempuannya Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuanatunggadewi
Jayawishnuwardhani. Suaminya bernama Cakradhara yang berkuasa di Singasari dengan gelar
Kertawerdhana.
Dari kitab Negarakertagama, digambarkan adanya beberapa pemberontakan di masa
pemerintahan Ratu Tribuanatunggadewi. Pembrontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan
di Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Namun pemberontakan itu pemberontakan itu dapat dipadamkan
oleh Gajah Mada. Setelah itu Gajah Mada bersumpah di hadapan Raja dan para pembesar kerajaan
bahwa ia tidak akan amukti palapa (memakan buah palapa), sebelum ia dapat menundukan Nusantara.
Pada tahun 1334, lahirlah putra mahkota Kerajaan Majapahit yang diberi nama Hayam Wuruk.
Pada tahun 1350, Ratu Tribuanatunggadewi mengundurkan diri setelah berkuasa 22 tahun. Ia wafat
pada tahun 1372. Pada tahun 1350, Hayam Muruk dinobatkan sebagai raja Majapahit dan bergelar Sri
Rajasanagara. Gajah Mada diangkat sebagai Patih Hamangkubumi. Dibawah pemerintahan Hayam
Wuruk dan Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan Majapahit
menguasai wilayah yang sangat luas. Hampir seluruh wilayah Nusantara tunduk pada Majapahit.
Gajah Mada meninggal tahun 1364. Meninggalnya Gajah Mada menjadi titik tolak kemunduran
Majapahit. Setelah Gajah Mada tidak ada negarawan yang kuat dan bijaksana. Keadaan semakin
memburuk setelah Hayam Wuruk juga meninggal pada tahun 1389. Hayam Wuruk tidak memiliki putra
mahkota. Tahta kerajaan Majapahit diberikan pada menantunya yang bernama Wikramawardhana
(suami dari putri mahkota Kusumawardhani). Hayam Wuruk sebenarnya memiliki putra yang bernama
Bhre Wirabhumi. Namun, dia bukan anak dari permaisuri sehingga tidak berhak mewarisi tahta
Kerajaan Majapahit.
Meskipun demikian, Wirabhumi tetap diberi kekuasaan di wilayah kekuasaan di wilayah
Kerajaan sebelah Timur, yaitu Blambangan. Dengan cara tersebut, kemungkinan perpecahan antara
Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana berhasil diredam. Masalah kembali timbul ketika tahta
Kerajaan Majapahit kembali kosong setelah Kusumawardhani meninggal dunia pada tahun 1400.
Wikramawardhana berniat untuk menjadi pendeta dan menunjuk putrinya, Suhita, menjadi ratu
Kerajaan Majapahit.
Pada tahun 1401, pecah perang antara keluarga Wikramawardhana dan Wirabhumi yang
dikenal sebagai Perang Paregreg. Perang Paregreg baru berakhir pada tahun 1406 dengan terbunuhnya
Bhre Wirabhumi. Parang saudara ini semakin melemahkan Kerajaan Majapahit. Satu demi satu daerah
kekuasaannya melepaskan diri. Tidak ada lagi raja yang kuat dan mampu memerintah kerajaan yang
demikian luas. Menurut catatan. Kerajaan Majapahit runtuh sekitar tahun 1500an yang didasarkan pada
tahun bersimbol Sirna Ilang Kertaning Bhumi.

Bukti Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia

Hubungan perekonomian juga perdagangan India dan China melewati jalur Selat Malaka. Selat Malaka
merupakan salah satu jalur lalu lintas laut India-China dan Indonesia sering menjadi tempat
persinggahan karena lokasinya berdekatan dengan Selat Malaka. Dari itu Indonesia memiliki
keuntungan misalnya, mempunyai kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional
sehingga pergaulan dengan bangsa lain terjadi dan pengaruh asing pun masuk ke Indonesia baik
langsung ataupun tidak langsung. Misalnya, masuknya agama Hindu-Budha.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah
khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
1. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut kepercayaan animisme dan
dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak
berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan
keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat
peribadatan.
2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-
kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik
dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti
Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
3. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu
dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan Candi
Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi
bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
4. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar
berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini,
bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa
Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika
Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.
5. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya
sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu
memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul
di Indonesia adalah:
1. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
2. Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
3. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.

Bukti Adanya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia


 Adanya arca Buddha bergaya amarawati (gaya India Selatan) di Sempaga, Sulawesi Selatan, dan di
Jember. Arca di Sempaga merupakan yang tertua.
 Selain itu, ditemukan pula arca bergaya gandhara (India Utara) di Bukit Siguntang (Sumatra
Selatan) dan Kota Bangun, Kutai.
 Adanya prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta di Kutai dan Tarumanegara.
 Adanya penganut agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
 Berkembangnya seni patung di Indonesia.
 Penggunaan istilah warman sebagai nama raja seperti di India.
 Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
 Penggunaan bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa dalam kehidupan masyarakat.
 Adanya sistem kemaharajaan.
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN TERTULIS
(Bentuk Uraian)
Soal Tes Uraian

1. Apa latar belakang masuknya agama hindu budha ke Indonesia ?


2. Sebutkan saluran penyebaran agama hindu budha di Indonesia !
3. Sebutkan empat teori masuknya agama hindu dan budha di Indonesia !
4. Tuliskan sumber-sumber sejarah yang menjelaskan tentang keberadaan Kerajaan
Tarumanegara
5. Tulislah faktor-faktor yang mendorong kemajuan Sriwijaya

Kunci Jawaban Soal Uraian dan Pedoman Penskoran


Alternatif
Penyelesaian Skor
jawaban
a. Pendapat para pedagang
Para pedagang dari India tinggal dan menetap di Indonesia dengan
kurun waktu selama enam bulan untuk menunggu angin muson dan
pada saat menetap itulah mereka sambil menyebarkan agama sebelum
mereka pulang kembali ke India.
1 b. Pendapat Dharmaduta 10
- Dharmaduta adalah orang-orang yang bertugas menyebarkan agama
budha.
- Golongan ini mempunyai keahlian dan pengalaman khusus di dalam
bidang keagamaan.

a. Penyebaran melalui brahmana yang datang ke Indonesia.


b. Penyebaran melalui para raja yang berkunjung di Indonesia.
c. Penyebaran melalui pedagang yang singgah di Indonesia.
2 10
d. Penyebaran melalui masyarakat Indonesia yang berdagang dan
belajar di India.
a. Teori ksatria
Teori ksatria adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa agama
hindu budha merupakan agama yang di bawa oleh kaum ksatria yang
mana mereka melakukan ekspedisi militer ke Indonesia.
b. Teori waisya
Teori waisya adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa agama
hindu budha merupakan agama yang di bawa oleh pedagang dari India
ke Indonesia.
3 10
c. Teori brahmana
Teori brahmana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa agama
hindu budha merupakan agama yang di bawa oleh kaum brahmana.
d. Teori arus balik
Teori arus balik adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa agama
hindu budha merupakan agama yang di bawa oleh orang Indonesia
yang balik dari India untuk menyebarkan agama hindu budha ke
Indonesia.
Sumber sejarah yang menjelaskan tentang keberadaan Kerajaan
Tarumanegara berasal dari berita Cina pada masa pemerintahan
Dinasti Tang dan Sung. Sumber sejarah yang menjelaskan tentang
keberadaan Kerajaan Tarumanegara juga berasal dari tujuh buah
prasasti, yaitu Prasasti Ciaruteun, ditemukan di dekat muara Sungai
4 10
Cisadane, Jawa Barat; Prasasti Kebun Kopi, ditemukan di
Cibungbulang, Bogor; Prasasti Tugu, ditemukan di Cilincing, Jakarta
Utara; Prasasti Jambu, ditemukan di Bukit Koleangkak, dekat Bogor;
Prasasti Pasir Awi, ditemukan di Bogor; Prasasti Muara Cianten,
ditemukan di Bogor; Prasasti Lebak, ditemukan di Lebak, Jawa Barat
5 a. Letaknya yang strategis 10
b. Sriwijaya telah menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung
Malaya, dan Tanah Genting Kra sebagai pusat perdagangan
c. Hasil bumi Sriwijaya dan sekitarnya sebagai mata perdagangan yang
berharga, terutama rempah-rempah dan emas.
d. Armada lautnya yang kuat.
e. Pendapatan Sriwijaya yang melimpah ruah.

Jumlah 50

Nilai =

- Penilaian Unjuk Kerja


Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik Baik
(100) (75) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh Peserta didik dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA

Pekerjaan :
 ....................................................................................................................................................
 ....................................................................................................................................................
 ....................................................................................................................................................
 ....................................................................................................................................................

Tabel : Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Tingkat Kriteria
4 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan
tugas ini. Ciri-ciri:
Semua jawaban benar, sesuai dengan prosedur operasi dan penerapan konsep
yang berhubungan dengan tugas ini
3 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan
tugas ini. Ciri-ciri:
Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban
salah. Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima
2 Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurang memahami masalah yang
berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur, dan ada jawaban tidak
sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan.
1 Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan
bahasa Inggris yang berhubungan dengan masalah ini.
Ciri-ciri:
Semua jawaban salah, atau
Jawaban benar tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar.
0 Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong

Instrumen Penilaian Keterampilan


a. Tugas Mandiri Terstruktur

- Buatlah laporan secara deskriptif kehidupan manusia purba beserta hasil


kebudayaannya
Skor Penilaian tugas mandiri:
- Diskripsi peristiwa tidak menunjukkan cara berfikir diakronik dan sinkronik, skor : 40
- Diskripsi peristiwa hanya menunjukkan cara berfikir diakronik, atau
hanya menunjukkan cara berfikir sinkronik Skor : 75
- Diskripsi peristiwa menunjukkan cara berfikir diakronik dan sinkronik, skor : 100

b. Rubrik Unjuk Kerja Presentasi

. ma Peserta mampuan mampuan emberi lai


didik Bertanya Menjawab/ Masukan/Saran Keterampila
(*) Argumentasi (*) n (**)
(*)
Pedoman Penskoran:
No Aspek Pedoman Penskoran
1 Kemampuan Skor 4 apabila selalu bertanya
Bertanya Skor 3 apabila sering bertanya
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya
2 Kemampuan Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.
Menjawab/Arg Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak jelas
umentasi Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak
jelas Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak
rasional, dan tidak jelas
3 Kemampuan Skor 4 apabila selalu memberi masukan/saran
memberi Skor 3 apabila sering memberi masukan/saran
saran/masukan Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan/saran
Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan./saran
(*) diisi sesuai dengan perolehan skor sesuai dengan pedoman
penskoran (**) nilai keterampilan diperoleh dari penghitungan
CANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK GPI Solokanjeruk


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kompetensi Keahlian : TBSM dan RPL
Kelas / Semester :X/1
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok/Tema : Masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia
Alokasi Waktu : 9 JP @45 Menit/3 JP (@60 Menit (Pertemuan7-9)
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan
Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia
(pemerintahan, budaya)
4.3 Mengolah informasi tentang berbagai teori masuknya agama dan kebudayaan Islam
serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia (pemerintahan,
budaya)

VI. Tujuan Pembelajaran


Melalui kegiatan diskusi dengan model pembelajaran discovery learning, nilai karakter
jujur, kerjasama, disiplin, dan tanggungjawab Peserta didik dapat menjelaskan
Masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia

VII. Materi Pembelajaran


 Teori masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia
 Pengaruh Hindu-Buddha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia di bidang
pemerintahan dan budaya
 Kerajaan-kerajaan Islam dan warisan budayanya

VIII. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah Bervariasi,
Presentasi,
E-learning (Blended Learning)
Daring : Melalui Google Classroom
IX. Langkah Pembelajaran

Pertemuan 7
Kegiatan Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
 Menyampaikan Classroom.
tujuan pembelajaran
serta KD yang akan  Menyampaikan lingkup
dicapai dan teknik penilaian
 Melakukan apersepsi yang akan digunakan.
dengan mengajukan  Guru menyampaikan
pertanyaan untuk kompetensi dasar dan
mengarahkan Peserta tujuan pembelajaran
didik ke materi Teori yang akan dicapai
masuknya agama dan
kebudayaan Islam ke
Indonesia
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 4. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35
Guru menayangkan menit melalui Google Menit
Video tentang “Teori Classroom sesuai
masuknya agama kelasnya masing-
dan kebudayaan masing
Islam-Buddha ke  Peserta didik
Indonesia mempelajari link
” di Chanel Youtube : https://www.ruangguru.
https://www.youtube.c com/blog/4-teori-
om/watch? masuknya-islam-ke-
v=Gp1lpHM6o64 nusantara
Peserta didik
mempelajari materi
5. Identifikasi Masalah:
berupa Ms. Word, dan
Peserta didik secara
Video Link :
individu dan
https://www.youtube.co
berkelompok untuk m/watch?
mencari dan v=Gp1lpHM6o64
mengidentifikasi tentang Teori masuknya
sebuah masalah agama dan
tentang Video kebudayaan Islam ke
tentang Teori Indonesia melalui
masuknya agama Google Classroom
dan kebudayaan sesuai kelasnya
Islam ke masing- masing
Indonesiayang  Guru menyediakan
dijadikan bahan ruang diskusi untuk
diskusi. memfasilitasi peserta
didik bertanya jawab.
6. Mengumpulkan dan  Peserta didik dapat
Mengolah data mengamati, menanya,
Peserta Didik mengumpulkan
bekerja sama informasi,dan tugas,
dengan menalar, serta
kelompoknya membuat kesimpulan
mengumpulkan setiap pembelajaran
berbagai informasi yang diberikan oleh
tentang Teori guru secara daring
masuknya agama melalui Google
dan kebudayaan Classroom.
Islam ke Indonesia
” di buku maupun
internet
5. Aplikasi dan Tindak
Lanjut
setiap kelompok
saling berdiskusi
dan menuliskan
hasil kerja tentang
“Teori masuknya
agama dan
kebudayaan Islam
ke Indonesia secara
tertulis sesuai
dengan format yang
telah disediakan
oleh guru
 Setiap Peserta
Didik,
mengumpulkan
hasil kliping yang
telah dibuat
secara individu
dan dikumpulkan
ke Kantong Tugas
yang telah
disediakan oleh
guru (Google
Classroom) atau
di Google Drive
Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15
bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Teori  Peserta didik mengirim
masuknya agama resume (pendek) dalam
dan kebudayaan menu tugas di
Islam ke Indonesia Classroom.
 Peserta didik diberi  Memberikan umpan
PR untuk balik terhadap proses
mempelajari materi dan hasil
selanjutnya pembelajaran;
 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

Pertemuan 8:
Kegiatan Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Peserta didik diminta
presensi lewat menu
 Memeriksa kehadiran absensi di Google
peserta didik sebagai Classroom.
sikap disiplin  Menyampaikan lingkup
 Menyampaikan dan teknik penilaian
tujuan pembelajaran yang akan digunakan.
serta KD yang akan  Guru menyampaikan
dicapai kompetensi dasar dan
 Melakukan apersepsi tujuan pembelajaran
dengan mengajukan yang akan dicapai
pertanyaan untuk
mengarahkan Peserta
didik ke materi
Pengaruh Islam
terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia
di
bidang
pemerintahan dan
budaya
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 4. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35
Guru menayangkan menit melalui Google Menit
Video tentang Classroom sesuai
“Pengaruh Islam kelasnya masing-
terhadap kehidupan masing
masyarakat Indonesia  Peserta didik
di bidang mempelajari link
pemerintahan dan https://www.ruangguru.
budaya com/blog/pengaruh-
” di Chanel Youtube : islam-di-kehidupan-
https://www.youtube.c masa-kini
om/watch?
v=Sk7WtsMkCd0  Peserta didik
mempelajari materi
5. Identifikasi Masalah: berupa Ms. Word, dan
Peserta didik secara Video Link :
https://www.youtube.co
individu dan
m/watch?
berkelompok untuk v=Sk7WtsMkCd0
mencari dan tentang Pengaruh
mengidentifikasi Islam terhadap
sebuah masalah kehidupan
tentang “Pengaruh masyarakat Indonesia
Islam terhadap di bidang pemerintahan
kehidupan dan budaya melalui
masyarakat Indonesia Google Classroom
di bidang sesuai kelasnya masing-
pemerintahan dan masing
budaya yang  Guru menyediakan
dijadikan bahan ruang diskusi untuk
diskusi. memfasilitasi peserta
didik bertanya jawab.
6. Mengumpulkan dan
 Peserta didik dapat
Mengolah data
mengamati, menanya,
Peserta Didik mengumpulkan
bekerja sama informasi,dan tugas,
dengan menalar, serta
kelompoknya membuat kesimpulan
mengumpulkan setiap pembelajaran
berbagai informasi yang diberikan oleh
tentang “Pengaruh guru secara daring
Islam terhadap melalui Google
kehidupan Classroom.
masyarakat
Indonesia di bidang
pemerintahan dan
budaya
” di buku maupun
internet
4. Aplikasi dan Tindak
Lanjut
setiap kelompok
saling berdiskusi dan
menuliskan hasil
kerja tentang
“Pengaruh Islam
terhadap kehidupan
masyarakat
Indonesia di bidang
pemerintahan dan
budaya” secara
tertulis sesuai
dengan format yang
telah disediakan oleh
guru
 Setiap Peserta Didik,
mengumpulkan hasil
kliping yang telah
dibuat secara
individu dan
dikumpulkan ke
Kantong Tugas yang
telah disediakan
oleh guru (Google
Classroom) atau di
Google Drive

Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15


bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
Membuat resume Classroom.
Tentang Pengaruh  Peserta didik mengirim
Islam terhadap resume (pendek) dalam
kehidupan menu tugas di
masyarakat Indonesia Classroom.
di bidang  Memberikan umpan
Pemerintahan dan balik terhadap proses
budaya dan hasil
 Peserta didik diberi pembelajaran;
PR untuk  Menyampaikan rencana
mempelajari pembelajaran pada
materi selanjutnya pertemuan berikutnya
Pertemuan 9:
Kegiatan Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
 Menyampaikan Classroom.
tujuan pembelajaran  Menyampaikan lingkup
serta KD yang akan dan teknik penilaian
dicapai yang akan digunakan.
 Melakukan apersepsi  Guru menyampaikan
dengan mengajukan kompetensi dasar dan
pertanyaan untuk tujuan pembelajaran
mengarahkan Peserta yang akan dicapai
didik ke materi
Kerajaan-kerajaan
Islam dan warisan
budayanya
 Guru menjelaskan
tentang cara
penilaian yang akan
digunakan
Inti 1. Pemberian 100  Peserta didik diundang 35
Stimulus: Guru menit melalui Google Menit
menayangkan Classroom sesuai
Video tentang kelasnya masing-
“Kerajaan- masing
kerajaan Islam  Peserta didik
dan warisan mempelajari link
budayanya https://www.ruangguru.
” di Chanel Youtube : com/blog/kerajaan-
https://www.youtub kerajaan-maritim-islam-
e.com/watch?v=mn- di-nusantara
gx0L094s  Peserta didik
mempelajari materi
berupa Ms. Word, dan
2. Identifikasi Video Link :
Masalah: Peserta
https://www.youtube.c
didik secara om/watch?v=mn-
individu dan
gx0L094s
berkelompok
tentang Kerajaan-
untuk mencari
kerajaan Islam dan
dan
warisan budayanya
mengidentifikasi
melalui Google
sebuah masalah
Classroom sesuai
tentang
kelasnya masing-
“Kerajaan-
masing
kerajaan Islam
dan warisan
budayanya
yang dijadikan bahan
diskusi.
3. Mengumpulkan  Guru menyediakan
dan Mengolah ruang diskusi untuk
data Peserta Didik memfasilitasi peserta
bekerja sama didik bertanya jawab.
dengan  Peserta didik dapat
kelompoknya mengamati, menanya,
mengumpulkan mengumpulkan
berbagai informasi,dan tugas,
informasi tentang menalar, serta
“Kerajaan- membuat kesimpulan
kerajaan Islam setiap pembelajaran
dan warisan yang diberikan oleh
budayanya guru secara daring
” di buku maupun melalui Google
internet Classroom.

4. Aplikasi dan
Tindak Lanjut
setiap kelompok
saling berdiskusi
dan menuliskan
hasil kerja
tentang
“Kerajaan-
kerajaan Islam
dan warisan
budayanya ”
secara tertulis
sesuai dengan
format yang telah
disediakan oleh
guru
5. Setiap Peserta
Didik,
mengumpulkan
hasil kliping yang
telah dibuat secara
Individu dan
dikumpulkanke
Kantong Tugas yang
telah disediakan
oleh guru (Google
Classroom) atau di
Google Drive
Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15
bimbingan guru, menit emoticon melalui Google Menit
membuat resume Classroom.
tentang Kerajaan-  Peserta didik mengirim
kerajaan Islam dan resume (pendek) dalam
warisan budayanya menu tugas di
 Peserta didik diberi Classroom.
PR untuk  Memberikan umpan
mempelajari materi balik terhadap proses
selanjutnya dan hasil
pembelajaran;
 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
X. Penilaian
Penilaian Pengetahuan
 Teknik : Tes Tertulis (contoh)
 Bentuk instrumen: Soal Uraian (terlampir)
 Kriteria penilaian: terlampir
Penilaian Keterampilan
 Penilaian unjuk kerja
observasi Dengan daring
1. Keaktifan peserta didik dalam diskusi online
2. Kedisiplinan pesertadidik dalam mengikuti proses pembelajaran di Google
Classroom
3. Penilaian tugas yang dikumpulkan melalui Google Classroom.

Mengetahui, Solokanjeruk, Juli 2021


Kepala SMK GPISolokanjeruk Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Ridwan Yuli Yulianingsih, S.Pd


NUPTK NUPTK 9053767668130113
Materi Pembelajaran 4

Para ahli sejarah memberikan 4 teori bagaimana proses masuknya Islam ke Nusantara. Masing-
masing teori dijelaskan berdasarkan rentan waktu yang berbeda. Mulai dari abad ke 7, hingga ada
pula yang menyebutkan abad ke 13. Nah apa saja ya teori-teori yang dimaksud? 

1. Teori Gujarat

Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam dibawa oleh para pedagang dari daerah
Gujarat, India yang berlayar melewati selat Malaka. Teori ini menjelaskan bahwa kedatangan Islam
ke Nusantara sekitar abad ke 13, melalui kontak para pedagang dan kerajaan Samudera Pasai yang
menguasai selat Malaka pada saat itu.

Teori ini juga diperkuat dengan penemuan makam Sultan Samudera Pasai, Malik As-Saleh pada tahun
1297 yang bercorak Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. Hurgronje dan J. Pijnapel.

Makam Sultan Malik As-Saleh (sumber: steemit.com)

2. Teori Persia

Umar Amir Husen dan Hoesein Djadjadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara
melalui para pedagang yang berasal dari Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah sebuah kerajaan
yang saat ini kemungkinan besar berada di Iran.

Teori ini tercetus karena pada awal masuknya Islam ke Nusantara di abad ke 13, ajaran yang marak
saat itu adalah ajaran Syiah yang berasal dari Persia. Selain itu, adanya beberapa kesamaan tradisi
Indonesia dengan Persia dianggap sebagai salah satu penguat.

Contohnya adalah peringatan 10 Muharam Islam-Persia yang serupa dengan upacara peringatan


bernama Tabuik/Tabut di beberapa wilayah Sumatera (Khususnya Sumatera Barat dan Jambi).
Prosesi Acara Tabuik (sumber: wartakepri.co.id)

3. Teori China

Lain halnya dengan Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby, mereka berpendapat bahwa


sebenarnya kebudayaan Islam masuk ke Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China.

Teori ini berpendapat, bahwa migrasi masyarakat muslim China dari Kanton ke Nusantara,
khususnya Palembang pada abad ke 9 menjadi awal mula masuknya budaya Islam ke Nusantara.
Hal ini dikuatkan dengan adanya bukti bahwa Raden Patah (Raja Demak) adalah keturunan
China, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah China, dan catatan yang menyebutkan bahwa
pedagang China lah yang pertama menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.

4. Teori Mekkah

Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam di Nusantara dibawa langsung oleh para musafir dari
Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia pada abad ke 7. Hal ini
diperkuat dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara yang dikenal
dengan nama Bandar Khalifah.

Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yang terkenal adalah mahzab Syafi’i. Mahzab ini juga terkenal
di Arab dan Mesir pada saat itu. Kemudian yang terakhir adalah digunakannya gelar Al-Malik pada
raja-raja Samudera Pasai seperti budaya Islam di Mesir. Teori inilah yang paling benyak mendapat
dukungan para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

Islam juga sempat menjadi kekuatan yang cukup disegani di Nusantara, hal ini ditandai dengan
munculnya banyak kerajaan Islam yang cukup terkenal dan berkuasa. Apa saja kerajaan-kerajaan
Islam yang berkuasa?

Sekarang kamu sudah paham kan bagaimana Islam bisa hadir di bumi Nusantara kita? Selain
mempelajari 4 teori masuknya Islam ke Nusantara, kalian juga bisa belajar melalui video
animasi di ruangbelajar. Pastinya dengan menggunakan aplikasi belajar, kamu bisa menghemat
waktu dan bisa belajar dengan lebih efektif.

Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara


Setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan maritim Islam akhirnya menggantikan kerajaan Hindu-
Buddha yang pernah jaya. Kehidupan maritim yang merajai masa itu tentunya menarik untuk diikuti.
Squad ingin tahu? Sekarang, kita simak, yuk penjelasan di bawah ini.

1. Samudra Pasai
Squad tahu apa pulau paling barat di Indonesia? Yap, Sabang. Pulau Sabang ada di Aceh, lokasi
kerajaan Islam pertama di Nusantara. Nama kerajaannya Samudra Pasai. Berdiri sejak tahun 1128 dan
terletak di pantai timur Sumatra, Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan maritim karena
didukung kawasan Selat Malaka yang strategis. Nggak heran, hal ini membuat Samudra Pasai banyak
dijadikan tempat singgah dan menetap oleh banyak pedagang.

Wilayah kerajaan Samudra Pasai. (Sumber: skul-id.com).

Ternyata Squad, bukan hanya Sriwijaya saja yang jadi pusat belajar agama Buddha. Samudra Pasai
juga menjadi pusat studi Islam di Asia Tenggara ada awal abad ke-14 Para elite kerajaan menjadikan
lingkungan kerajaan sebagai tempat diskusi ulama dengan elite atau antarulama.

Perdagangan merupakan bagian dari kehidupan ekonomi Samudra Pasai yang cemerlang. Untuk
mendukung perekonomian, masyarakat Samudra Pasai menggunakan alat tukar berupa koin dinar
emas dan keueh dari timah. Nilai 1 dinar sama dengan 1.600 keueh.

Meski berjaya, peran Samudra Pasai sebagai pusat dagang di Selat Malaka mulai digantikan oleh
pelabuhan-pelabuhan baru di Semenanjung Malaya. Hal ini menyebabkan kemunduran ekonomi
Samudra Pasai, ditambah kedatangan Portugis yang menguasai dan memonopoli Malaka.

Foto naskah surat Sultan Zainal 'Abidin yang saat ini terdapat di Museum Negeri Aceh, Banda Aceh.
(Sumber: mapesaaceh.com).
 

2. Aceh Darussalam

Selain Samudra Pasai, di wilayah Aceh juga berdiri kerajaan lainnya. Namanya Aceh Darussalam dan
didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada abad ke-16. Pusat kerajaannya berada di ujung utara
Sumatra yang kini merupakan Kabupaten Aceh Besar. Kerajaan Aceh berkembang menjadi kerajaan
besar sejak Portugis menguasai Malaka dan banyak pedagang Muslim berpindah ke Aceh. Merasa
akan dikalahkan, Portugis kemudian berusaha menaklukan Aceh. Usaha mereka gagal pada tahun
1521 karena dikalahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Pada tahun 1524 pun, pasukan Aceh berhasil
menguasai Samudra Pasai.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh Darussalam mencapai kejayaan. Wilayah
kekuasaan Aceh mencapai wilayah-wilayah yang saat ini berada di Sumatera Utara, Riau, hingga
Jambi. Kekuatan angkatan laut Aceh yang tangguh ketika masa Sultan Iskandar Muda
mengkhawatirkan Belanda dan Inggris yang ingin menguasai Selat Malaka.

Pemimpin Kesultanan Aceh, Sultan Iskandar Muda. (Sumber: abulyatama.ac.id).

Bagai kehilangan induknya, Aceh mengalami kemunduran setelah Sultan Iskandar Muda wafat.
Pengaruh Belanda dan Inggris mulai mengusik Aceh, dengan menguasai wilayah-wilayah kerajaan
Aceh. Pada tahun 1873 Belanda menyatakan perang terhadap Aceh. Kegigihan rakyat Aceh mampu
menahan serangan Belanda hingga awal abad ke-20. Belanda akhirnya berhasil mengurangi kekuatan
Aceh dan pada tahun 1903, Sultan Muhammad Daud Syah menyerah. 

3. Demak

Tahukah kamu kalau Demak merupakan kerajaan maritim Islam pertama di Jawa? Demak berdiri
di abad ke-16 dan menguasai seluruh pantai utara Jawa. Demak memanfaatkan kemunduran
Majapahit untuk membuat daerah-daerah pesisir melepaskan diri dari Majapahit dan bergabung
dengan Demak.
Masjid Agung Demak merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Demak. (Sumber: greatnesia.id).

Portugis yang menguasai Malaka sejak tahun 1511 menjadi ancaman bagi perkembangan Demak.
Demak kemudian melakukan ekspansi ke Selat Malaka yang dipimpin Adipati Unus (Pangeran
Sabrang Lor) pada tahun 1512-1513. Sayangnya, ekspansi tersebut belum berhasil karena dikalahkan
Portugis yang memiliki armada lebih kuat, dan kurangnya perbekalan pasukan Demak.

Demak di masa Sultan Trenggana memperluas kekuasaannya hingga ke seluruh Jawa Tengah dan


Jawa Timur, serta memantapkan penguasaan pesisir Jawa. Hampir seluruh Jawa berada di bawah
kekuasaan Demak, lho. Kerajaan Demak juga mengirim Fatahillah untuk menyerang Banten, Sunda
Kelapa, dan Cirebon pada 1522. Serangan tersebut bertujuan untuk memutuskan pengaruh Portugis di
Pajajaran.

Pada tahun 1527, pasukan Demak berhasil merebut Sunda Kelapa setelah mengalahkan kekuatan
Portugis. Fatahillah kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Ini dia asal-usul
nama Jakarta, Squad.

 4. Banten

Di ujung barat Pulau Jawa, Kerajaan Banten berdiri sekitar tahun 1552. Wilayah kekuasaannya
meliputi bagian barat Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat. Kemunculan kerajaan
ini berhubungan dengan pengaruh Demak.

Squad masih ingat dengan Sultan Trenggana dari Demak? Beliau memberi hadiah berupa wilayah
kerajaan kepada Maulana Hasanuddin (putra Fatahillah). Banten kemudian menjadi kerajaan yang
mandiri seiring melemahnya Demak. Lokasi Banten strategis karena di sekitar Selat Sunda dan Laut
Jawa, sehingga memungkinkan munculnya pelabuhan-pelabuhan besar untuk perdagangan. Banten
menjadi kerajaan maritim yang terbuka, dengan kedatangan para pedagang asing dari Arab, Turki,
Tiongkok, India, Melayu, Portugis, dan Belanda.

Komoditas penting yang diperdagangkan di kerajaan Banten adalah lada. Lada banyak dihasilkan di
Lampung dan Sumatra Selatan yang merupakan vassal kerajaan Banten. Adapun Kalimantan Barat
merupakan penghasil berlian. Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai puncak kejayaan.
Kejayaan Banten juga dapat menandingi VOC dalam perdagangan di Selat Sunda dan Laut Jawa.
Masjid Agung Banten merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Banten di kawasan Banten Lama.
(Sumber: id.wikipedia.org).

5. Ternate

Pernah lihat Pattimura di uang kertas seribu rupiah, Squad? Coba kamu lihat gambar di baliknya. Itu
dia Pulau Ternate dan Tidore. Ternate terletak di barat Halmahera dan di utara Tidore. Saat menjadi
kerajaan Islam di wilayah Ambon Utara, Ternate merupakan pemasok cengkeh untuk para pedagang
dari Jawa, Banten, Melayu, Makassar, dan Bugis.

Di Ternate, pernah terjadi pertempuran dengan Kesultanan Tidore. Ternate memimpin Uli Lima untuk


bersaing dengan Tidore yang memimpin Uli Siwa. Persaingan itu semakin buruk ketika Portugis dan
Spanyol datang berebut rempah-rempah di Maluku. Portugis semakin ingin menguasai Ternate setelah
Spanyol pergi dari Maluku akibat Perjanjian Saragosa.

Sultan Baabullah berhasil membuat Ternate berjaya. Kora-kora sebagai kapal armada perangnya
berhasil memperluas kekuasaan Ternate. Wilayah kekuasaan Ternate meliputi Maluku Utara, Pulau
Buru, Seram, Sulawesi Utara, dan sekitar Teluk Tomini.

Pembagian wilayah Uli Lima dan Uli Siwa. (Sumber: id.wikipedia.org).

 
6. Gowa-Tallo (Makassar)

Kerajaan Gowa berawal dari penyatuan sembilan distrik yang disebut bate


salapang oleh Pancalaya (ketua dewan adat), kemudian didirikan kerajaan dengan raja pertama
bernama Tumanurung. Islam masuk ke Gowa pada masa Raja Gowa X, Karaeng Tunipallangga
Ulaweng. Adapun Raja Gowa XIV I Mangarangi Daeng Manrabia (Sultan Alauddin) merupakan raja
pertama yang beragama Islam.

Peran orang Makassar dalam pelayaran di Nusantara berlangsung sejak abad ke-16. Gowa dengan
Somba Opu sebagai pelabuhannya adalah kerajaan dagang yang kuat. Kerajaan ini memperdagangkan
rempah-rempah untuk ditukarkan dengan komoditas dari Jawa dan Malaka, seperti beras, tekstil,
sutra, dan porselen.

Wilayah Kerajaan Gowa-Tallo. (Sumber: en.wikipedia.org).

Kemajuan perdagangan bebas Makassar mengancam VOC yang sedang berusaha memonopoli
rempah-rempah Nusantara. VOC tidak mau Makassar menandingi perdagangan VOC di Ambon dan
Batavia, sehingga menyebabkan Perang Makassar (1666-1669). Perang ini akhirnya meruntuhkan
politik dan ekonomi Kerajaan Gowa-Tallo.

Ilustrasi penyerangan Makassar oleh VOC. (Sumber: vocwarfare.net).


Pengaruh Islam di Kehidupan Masa Kini SMA Kelas 11 Sejarah XI

Walaupun masa jaya Kerajaan Islam di Nusantara tidak berlangsung lama, namun tetap memberikan pengaruh
besar yang masih bisa kita rasakan saat ini. Bahkan, sekarang Indonesia menjadi negara yang memiliki penduduk
beragama Islam terbanyak di dunia. Selain berpengaruh pada kepercayaan masyarakat Nusantara masa itu,
kehadiran Islam tentunya juga memengaruhi aspek lainnya. Simak yuk pengaruh Islam di kehidupan masa kini!

Kehidupan Ekonomi

Squad tentu masih ingat kalau kerajaan Islam bertumpu pada perdagangan ‘kan? Ternyata, perdagangan antarpulau
dan antarnegara itu memiliki peran yang penting, seperti menghubungkan penduduk antarpulau maupun terjadi
penyebaran budaya antardaerah.

Selain kedua hal di atas, pelabuhan yang dulu menjadi tempat berdagang masih ada yang digunakan, lho. Lokasi
tersebut masih digunakan karena merupakan lokasi strategis untuk berdagang. Kamu bisa sebutkan salah satu
contoh tempatnya?

Pulau Batam (Riau) serta Bangka dan Belitung menjadi beberapa tempat yang memiliki lokasi strategis di Selat
Malaka. (Sumber: eaglespeak.us)

Bahasa

Bahasa Melayu menjadi bahasa yang tumbuh berkembang sejalan dengan penyebaran Islam, serta pelayaran dan
perdagangan di Nusantara. Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan antarsuku bangsa sehingga disebut lingua
franca.

Bangsa Melayu tersebar ke mayoritas wilayah Nusantara seiring dengan pesatnya perdagangan pada abad ke-15.
Aktivitas bangsa Melayu yang menggunakan bahasa Melayu sehari-hari semakin menyebarkan bahasa dan budaya
Melayu ke berbagai wilayah Nusantara.

Salah satu naskah huruf Arab gundul dan Bahasa Melayu Kuno. Kamu bisa baca nggak? (Sumber:
hidayatullah.com).
Jaringan Keilmuan di Nusantara

Ketika di masa jayanya, Samudra Pasai pernah menjadi pusat studi Islam di Nusantara, dan menyiarkan Islam di
wilayah Malaka. Sistem pendidikan Islam ini diadaptasi oleh sekolah-sekolah saat ini seperti pesantren ataupun
madrasah.

Pesantren Al-Kahfi Somalangu merupakan pesantren pertama di Asia Tenggara. Sayangnya, pesantren ini tidak
didirikan oleh orang Indonesia. (Sumber: laduni.id).

Akulturasi Budaya Islam dengan Nusantara

Ketika pertama kali masuk, Islam tidak bisa diterima begitu saja oleh masyarakat Nusantara, karena mereka saat
itu masih beragama Hindu-Buddha atau masih menganut animisme, dinamisme, dll. Agar dapat diterima, Islam
perlu berbaur dengan budaya asli Nusantara. Akulturasi budaya itu dapat kamu lihat pada:

1. Masjid dan Menara

Pada beberapa masjid peninggalan kerajaan Islam, kamu dapat melihat perpaduan unsur budaya Islam dengan
praislam. Masjid Agung Demak, misalnya. Atapnya berbentuk seperti meru (nama gunung) yang bersusun,
semakin ke atas semakin kecil. Kemudia, di bagian puncak menara masjidnya ada mustaka. Perpaduan praislam
juga ada pada menara seperti Masjid Kudus. Menara Masjid Kudus mirip candi Jawa Timur.

Mustaka di Kubah Masjid Agung Yogyakarta (Sumber: id.wikipedia.org).

2. Makam

Makam-makam biasanya terdapat dekat dengan masjid agung. Seperti makam sultan-sultan Demak di samping
Masjid Agung Demak, kompleks makam di Samudra Pasai, makam sultan-sultan Aceh di Kandang XII, makam
sultan-sultan Gowa di Tamalate.

3. Seni Ukir

Pada masa Islam, mulai berkembang seni-seni kaligrafi. Ini disebabkan karena seni ukir patung kurang
berkembang karena adanya ajaran yang tidak boleh menggambarkan manusia atau hewan. Sampai saat ini, kamu
masih bisa menemukan seni kaligrafi di banyak tempat.
4. Aksara dan Sastra

Huruf Arab-Melayu mulai dikenal pada masa kerajaan Islam Nusantara dan digunakan dalam surat, kaligrafi, dan
karya sastra. Pengaruh Persia (banyak pedagang datang dari sana) cukup kuat pada bidang sastra seperti cerita
tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman, dan Cerita 1001 Malam. Ada empat macam seni sastra masa Islam yaitu:

a. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa berisi cerita, peraturan, dan silsilah bersifat rekaan,
keagamaan, historis, maupun biografis. Contohnya: Hikayat Raja-raja Pasai dan Hikayat Iskandar Zulkarnain.
b. Babad adalah karya sastra kisahan berbahasa Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Madura yang berisi tentang sejarah
dengan balutan mitos. Contohnya: Babad Tanah Jawi dan Babad Cirebon.
c. Suluk yaitu kitab-kitab tentang tasawuf. Contohnya: Suluk Sukarsa dan Suluk Wujil.
d. Syair adalah sajak-sajak yang terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya. Contohnya: syair pada nisan makam
putri Pasai di Minye Tujoh.

5. Kalender

Squad pernah dengar perayaan 1 Sura di Yogyakarta? Itu adalah salah satu pengaruh Islam yang masih bisa kamu
ikuti sekarang. Akulturasi budaya pada perayaan tersebut berawal dari penyampuran Kalender Saka dengan
Kalender Islam yang akhirnya melahirkan Kalender Jawa.

Dalam Kalender Saka, ada nama hari seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Sedangkan dalam Kalender
Islam, ada nama bulan Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rajab, Syakban, Ramadhan, dan Syawal. Selain itu,
nama-nama harinya adalah Ahad, Isnen, Tsulatsa, Arba’a, Khomis, Jumuah, dan Sabtu.

Perpaduan keduanya melahirkan Kalender Jawa yang memiliki nama


bulan Sura, Safar, Mulud, Rajab, Ruwah, Pasa, dan Sawal. Selain itu, nama-nama harinya menjadi seperti Legi,
Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Perayaan Malam Satu Suro selalu diadakan setiap tanggal satu di bulan Muharram. (Sumber: indonesiakaya.com)
CANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK GPI Solokanjeruk Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kompetensi Keahlian : TBSM dan RPL
Kelas / Semester :X/1
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok/Tema : Imperealisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia
Alokasi Waktu : 9 JP @45 Menit/3 JP (@60 Menit (Pertemuan10-12)
I. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) ke Indonesia
3.6 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia

II. Tujuan Pembelajaran


Melalui kegiatan diskusi dengan model pembelajaran discovery learning, nilai karakter
jujur, kerjasama, disiplin, dan tanggungjawab Peserta didik dapat menganalisis proses
masuk dan menelaan perkembangan penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia

III. Materi Pembelajaran


a. Proses masuknya bangsa Eropa Ke Indonesia
b. Perkembangan Penjajahan bangsa Eropa ke Indonesia

IV. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah Bervariasi,
Presentasi,
E-learning (Blended Learning)
Daring : Melalui Google Classroom
V. Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke 1
Kegiatan Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
 Guru menunjuk ketua salam dan meminta
untuk memimpin do’a berdoa )
untuk memulai  Apersepsi: Peserta didik
pembelajaran sebagai membuka voice yg
sikap religius dikirim guru.
 Memeriksa kehadiran  Peserta didik diminta
peserta didik sebagai presensi lewat menu
sikap disiplin absensi di Google
Inti 1. Pemberian Stimulus: 100  Classroom.
Peserta didik diundang 35
Guru menit melalui Google Menit
menayangkan Classroom sesuai
Video tentang kelasnya masing-
“kedatangan masing
bangsa Eropa Ke  Peserta didik
Indonesia mempelajari link
” di Chanel Youtube : https://www.ruangguru.
https://www.youtub com/blog/sejarah-kelas-
e.com/watch?v=mn- 11-perkembangan-
gx0L094s kolonialisme-dan-
2. Identifikasi Masalah: imperialisme-eropa-di-
Peserta didik secara indonesia
individu dan  Peserta didik
berkelompok untuk mempelajari materi
mencari dan berupa Ms. Word, dan
mengidentifikasi Video Link :
sebuah masalah https://www.youtube.c
tentang om/watch?v=mn-
“Kedatangan gx0L094s
Bangsa-Bangsa Kedatangan bangsa-
Eropa Ke Indonesia bangsa Eropa ke
yang dijadikan bahan Indonesia melalui
diskusi. Google Classroom
3. Mengumpulkan dan sesuai kelasnya
Mengolah data masing-masing
Peserta Didik  Guru menyediakan
bekerja sama ruang diskusi untuk
dengan memfasilitasi peserta
kelompoknya didik bertanya jawab.
mengumpulkan Peserta didik dapat
berbagai informasi mengamati,
tentang menanya,
“Kedatangan mengumpulkan
Bangsa-bangsa informasi, dan
Eropa ke Indonesia” tugas, menalar, serta
di buku maupun membuat
internet kesimpulan setiap
4. Aplikasi dan Tindak pembelajaran yang
Lanjut setiap diberikan oleh guru
kelompok saling secara daring
berdiskusi dan melalui Google
menuliskan hasil Classroom.
kerja tentang
“Kedatangan
Bangsa-bangsa
Eropa ke Indonesia
” secara tertulis
sesuai dengan
format yang telah
disediakan oleh
guru

5. Setiap Peserta
Didik,mengumpulka
n hasil tugas yang
telah dibuat secara
Individu dan
dikumpulkanke
Kantong Tugas yang
telah disediakan oleh
guru

Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15


bimbingan guru, menit emoticon melalui Menit
membuat resume Google Classroom.
tentang Kerajaan-
kerajaan Islam dan  Peserta didik mengirim
warisan budayanya resume (pendek) dalam
 Peserta didik menu tugas
diberi PR untuk di Classroom
mempelajari
materi selanjutnya  Memberikan umpan
balik terhadap proses
dan hasil
pembelajaran

 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

Pertemuan Ke-2
Kegiatan Langkah Pembelajaran
Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
salam dan meminta
 Guru menunjuk ketua berdoa )
untuk memimpin do’a  Apersepsi: Peserta didik
untuk memulai membuka voice yg
pembelajaran sebagai dikirim guru.
sikap religius  Peserta didik diminta
presensi lewat menu
absensi di Google
 Memeriksa kehadiran Classroom.
peserta didik sebagai
sikap disiplin

Inti 1. Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35


Guru menayangkan menit melalui Google Menit
Video tentang Classroom sesuai
“Perlawanan kelasnya masing-
bangsa Indonesia masing
terhadap  Peserta didik
Penjajahan Bangsa mempelajari link
Eropa” https://www.ruangguru.
” di Chanel Youtube : com/blog/strategi-
https://www.youtube perlawanan-bangsa-
.com/watch? indonesia-terhadap-
v=rcgL9EBDh6I penjajahan-belanda
2. Identifikasi Masalah: Peserta didik
Peserta didik secara mempelajari materi
individu dan berupa Ms. Word, dan
berkelompok untuk Video Link :
mencari dan https://www.youtube.c
mengidentifikasi om/watch?
sebuah masalah v=rcgL9EBDh6I
tentang 
“Perlawanan bangsa “Perlawanan bangsa
Indonesia terhadap Indonesia terhadap
Penjajahan bangsa Penjajahan bangsa
Eropa” Eropa” melalui
yang dijadikan bahan Google Classroom
diskusi. sesuai kelasnya
3. Mengumpulkan dan masing-masing
Mengolah data  Guru menyediakan
Peserta Didik ruang diskusi untuk
bekerja sama memfasilitasi peserta
dengan didik bertanya jawab.
Peserta didik dapat
kelompoknya mengamati,
mengumpulkan menanya,
berbagai informasi mengumpulkan
tentang informasi, dan
“Perlawanan bangsa tugas, menalar, serta
Indonesia terhadap membuat
Penjajahan bangsa kesimpulan setiap
Eropa” di buku pembelajaran yang
maupun internet diberikan oleh guru
4. Aplikasi dan Tindak secara daring
Lanjut setiap melalui Google
kelompok saling Classroom.
berdiskusi dan
menuliskan hasil
kerja tentang
“Perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap
Penjajahan bangsa
Eropa” secara
tertulis sesuai
dengan format yang
telah disediakan
oleh guru

5. Setiap Peserta
Didik,mengumpulka
n hasil tugas yang
telah dibuat secara
Individu dan
dikumpulkanke
Kantong Tugas yang
telah disediakan oleh
guru

Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15


bimbingan guru, menit emoticon melalui Menit
membuat resume Google Classroom.
tentang “Perlawanan
bangsa Indonesia  Peserta didik mengirim
terhadap Penjajahan resume (pendek) dalam
bangsa Eropa menu tugas
 Peserta didik diberi di Classroom
PR untuk
mempelajari  Memberikan umpan
materi selanjutnya balik terhadap proses
dan hasil
pembelajaran

 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

Pertemuan Ke-3

Kegiatan Langkah Pembelajaran


Tatap Muka Dalam Jaringan (Pjj)
Uraian Alokasi Uraian Alokasi
waktu waktu
Pendahuluan  Guru memberi salam 15  Melaui chat di Google 10
pembuka Menit Classroom memberi Menit
salam dan meminta
 Guru menunjuk ketua berdoa )
untuk memimpin do’a  Apersepsi: Peserta didik
untuk memulai membuka voice yg
pembelajaran sebagai dikirim guru.
sikap religius  Peserta didik diminta
presensi lewat menu
absensi di Google
 Memeriksa kehadiran Classroom.
peserta didik sebagai
sikap disiplin

Inti 1.Pemberian Stimulus: 100  Peserta didik diundang 35


Guru menit melalui Google Menit
menayangkan Classroom sesuai
Video tentang kelasnya masing-
“sistem tanam masing
paksa pemerintah  Peserta didik
kolonial Belanda” mempelajari link
” di Chanel Youtube : https://www.detik.co
https://www.youtu m/edu/detikpedia/d-
be.com/watch? 5685094/sejarah-
v=LJpfWrhuyIQ sistem-tanam-paksa-
2. Identifikasi Masalah: latar-belakang-
Peserta didik secara peraturan-dan-
individu dan penyimpangan
berkelompok untuk  Peserta didik
mencari dan mempelajari materi
mengidentifikasi berupa Ms. Word, dan
sebuah masalah Video Link :
tentang “sistem https://www.youtube.c
tanam paksa om/watch?
pemerintah kolonial v=LJpfWrhuyIQ
Belanda” yang “sistem tanam paksa
dijadikan bahan pemerintah kolonial
diskusi. Belanda” melalui
3. Mengumpulkan dan Google Classroom
Mengolah data sesuai kelasnya masing-
Peserta Didik masing
bekerja sama dengan  Guru menyediakan
kelompoknya ruang diskusi untuk
mengumpulkan memfasilitasi peserta
berbagai informasi didik bertanya jawab.
tentang “Perlawanan Peserta didik dapat
bangsa Indonesia mengamati, menanya,
terhadap Penjajahan mengumpulkan
bangsa Eropa” di informasi, dan
buku maupun tugas, menalar, serta
internet membuat kesimpulan
4. Aplikasi dan Tindak setiap pembelajaran
Lanjut setiap yang diberikan oleh
kelompok saling guru secara daring
berdiskusi dan melalui Google
menuliskan hasil Classroom.
kerja tentang
“sistem tanam
paksa pemerintah
kolonial Belanda”
secara tertulis
sesuai dengan
format yang telah
disediakan oleh
guru

5. Setiap Peserta
Didik,mengumpulka
n hasil tugas yang
telah dibuat secara
Individu dan
dikumpulkan ke
Kantong Tugas yang
telah disediakan oleh
guru

Penutup  Peserta didik dengan 20  Peserta didik memberi 15


bimbingan guru, menit emoticon melalui Menit
membuat resume Google Classroom.
tentang “sistem
tanam paksa  Peserta didik mengirim
pemerintah kolonial resume (pendek) dalam
Belanda” menu tugas
 Peserta didik diberi di Classroom
PR untuk
mempelajari  Memberikan umpan
materi selanjutnya balik terhadap proses
dan hasil
pembelajaran

 Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

VI. Penilaian
Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis (contoh)
b. Bentuk instrumen: Soal Uraian (terlampir)
c. Kriteria penilaian: terlampir
Penilaian Keterampilan
d. Penilaian unjuk kerja
e. Observasi

Dengan daring
4. Keaktifan peserta didik dalam diskusi online
5. Kedisiplinan pesertadidik dalam mengikuti proses pembelajaran di Google Classroom
6. Penilaian tugas yang dikumpulkan melalui Google Classroom.

Mengetahui, Solokanjeruk, Juli 2021


Kepala SMK GPISolokanjeruk Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Ridwan Yuli Yulianingsih, S.Pd


NUPTK NUPTK 9053767668130113
Lampiran Materi
1. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia
Indonesia dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah dicari bangsa
Eropa karena manfaatnya sebagai penghangat dan bisa dijadikan pengawet makanan. Selain
karena harganya yang mahal, memiliki rempah-rempah juga menjadi simbol kejayaan
seorang raja pada saat itu. Dari faktor-faktor tersebut, banyak bangsa Eropa yang berusaha
untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah, salah satunya Indonesia.

Portugis

Bartholomeus Diaz melakukan penjelajahan samudra dan sampai di Tanjung Harapan, Afrika
Selatan, pada 1488. Penjelajahan lalu diteruskan Vasco da Gama yang sampai di Gowa
(India) pada 1498, lalu pulang ke Lisboa, Portugal, dengan membawa rempah-rempah.

Portugis pun semakin gigih dalam mencari sumber rempah-rempah. Untuk itu, Portugis
melanjutkan ekspedisi ke timur yang dipimpin Alfonso d’Albuquerque untuk menguasai
Malaka. Ia berhasil menguasai Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia
Tenggara pada 10 Agustus 1511.

Spanyol

Orang Spanyol yang pertama kali melakukan penjelajahan samudra adalah Christopher
Columbus. Pada 1492, ia berlayar ke arah barat melewati Samudra Atlantik, hingga akhirnya
tiba di benua Amerika. Saat itu, Columbus berpikir kalau dia telah sampai di daerah yang
ditujunya, yaitu India. Karena itulah Columbus lalu menamakan penduduk lokal yang ia
temui sebagai warga Indian.

Penjelajahan berikutnya dilakukan Magelhaens dari Spanyol ke barat daya. Melintasi


Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika, kemudian melewati Samudra Pasifik dan
mendarat di Filipina pada tahun 1521. Pelayaran Magelhaens berpengaruh bagi dunia ilmu
pengetahuan karena dirinya berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Penjelajahan
Magelhaens kemudian dilanjutkan Sebastian del Cano. Pada 1521, Sebastian del
Cano berhasil berlabuh di Tidore, namun kedatangan mereka dianggap melanggar Perjanjian
Tordesillas. Untuk menyelesaikan permasalahan keduanya, Portugis dan Spanyol melakukan
Perjanjian Saragosa pada 1529.
Belanda

Pada 1596, Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten. Sikap Belanda yang kurang


ramah dan berusaha memonopoli perdagangan di Banten membuat Sultan Banten saat itu
marah. Akibatnya, ekspedisi ini terbilang gagal. Sekitar 1598-1600, pedagang Belanda mulai
berdatangan kembali. Kedatangannya kali ini dipimpin Jacob van Neck. Ia berhasil
mendarat di Maluku dan membawa rempah-rempah. Keberhasilan van Neck menyebabkan
semakin banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia.

Inggris

Masuknya bangsa Inggris ke Indonesia juga bertujuan mencari rempah-rempah. Tokoh


penjelajahnya adalah Sir Henry Middleton dan James Cook. Henry Middleton mulai
menjelajah di tahun 1604 dari Inggris menyusuri perairan Cabo da Roca (Portugal) dan Pulau
Canary. Henry Middleton lanjut menuju perairan Afrika Selatan hingga Samudra Hindia. Ia
sampai di Sumatra, lalu menuju Banten di akhir 1604. Ia berlayar ke Ambon (1605), lalu ke
Ternate, serta Tidore, dan mendapat rempah-rempah, seperti lada dan cengkeh.
Sedangkan James Cook sampai ke Batavia tahun 1770, setelah dari Australia.

Perkembangan Kekuasaan Bangsa Eropa di Indonesia 


Di antara bangsa-bangsa tersebut, Belanda merupakan negara yang cukup lama berada di
Indonesia. Hingga akhirnya mereka membuat perusahaan dagang di Indonesia. Meski telah
bangkrut, sampai sekarang, perusahaan ini tercatat sebagai salah satu perusahaan terkaya di
dunia, lho! Ada yang bisa menebak nama perusahaannya?

Vereenigde Oostindische Compagnie atau lebih dikenal dengan VOC merupakan


perusahaan dagang tersebut. VOC didirikan pada 20 Maret 1602 oleh Johan van
Oldenbarnevelt. Kepemimpinannya dipegang oleh 17 orang pemegang saham (Heeren
Zeventien) yang berkedudukan di Amsterdam. Tujuan pembentukannya adalah:

1) Menghindari persaingan sesama pedagang Belanda.

2) Memperkuat Belanda dalam persaingan dengan Bangsa Eropa lain.

3) Memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Keberadaan VOC tidak hanya sebagai kongsi dagang, namun juga menjadi kekuatan politik.
VOC memiliki hak octrooi, yaitu monopoli perdagangan, mencetak mata uang sendiri,
mengadakan perjanjian, menyatakan perang dengan negara lain, menjalankan kekuasaan
kehakiman, memungut pajak, memiliki angkatan perang, dan mendirikan benteng. VOC pun
memiliki beberapa kebijakan, yaitu:

1. Contingenten: pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan ke VOC.

2. Verplichte leverantie: penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan
VOC. Kebijakan ini berlaku di daerah jajahan yang tidak secara langsung dikuasai VOC,
misalnya Kesultanan Mataram.
3. Ekstirpasi: menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya tidak berlebihan,
sehingga harga dapat dipertahankan.

4. Pelayaran Hongi: Pelayaran dengan perahu kora-kora untuk memantau penanaman dan
perdagangan rempah-rempah oleh petani.

Pada tahun 1799, VOC bangkrut karena pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi,
menanggung utang akibat perang, dan kemerosotan moral para pegawai. Dengan
dibubarkannya VOC, maka kekuasaannya di Indonesia kemudian diambil alih oleh
pemerintah kerajaan Belanda yang saat itu dikuasai Prancis.

Perebutan Politik Hegemoni Bangsa Eropa di Indonesia


1. Masa Pemerintahan Republik Bataaf

Kerajaan Belanda dipimpin Louis Napoleon, yang merupakan adik Napoleon Bonaparte,
mengangkat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1808 untuk
mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Tugas lainnya adalah memperbaiki nasib
rakyat selaras dengan cita-cita Revolusi Prancis. Adapun kebijakan Daendels adalah:

Sisi negatif pemerintahan Daendels adalah membiarkan terus praktik perbudakan serta
hubungan dengan raja-raja di Jawa yang buruk, sehingga menimbulkan banyak perlawanan.
Daendels ditarik ke Eropa, lalu digantikan Gubernur Jenderal Janssens pada tahun 1811.
Masa pemerintahannya tidak lama, karena pasukan Inggris datang menyerang. Janssens dan
pasukannya menyerah dengan ditandatanganinya Perjanjian Tuntang, sehingga selanjutnya
Nusantara berada di bawah kekuasaan Inggris.

2. Masa Pemerintahan Inggris

Pada 1811, pimpinan Inggris di India, Lord Minto, memerintahkan Thomas Stamford


Raffles yang berada di Penang untuk menguasai Pulau Jawa. Penjajahan bangsa Inggris tidak
berlangsung lama. Sejak 1816, Inggris menyerahkan kembali kekuasaannya kepada Belanda.
Indonesia kembali berada di bawah kekuasaan Belanda.
2. Perlawanan Bangsa Indonesia melawan Penjajahan bangsa Eropa

Perang Padri

Tuanku Imam Bonjol (Sumber: pinterest.com)

Perang Padri diawali dengan konflik antara Kaum Padri dengan Kaum Adat terkait
pemurnian agama Islam di Sumatera Barat. Kaum Adat masih sering melakukan kebiasaan
yang bertentangan dengan Islam, seperti berjudi dan mabuk-mabukan. Kaum Padri yang
terdiri dari para ulama menasihati Kaum Adat untuk menghentikan kebiasaan tersebut, Kaum
Adat menolaknya, sehingga terjadi perang yang berlangsung tahun 1803 – 1821. Perang
diakhiri dengan kekalahan Kaum Adat
Kondisi tersebut lalu dimanfaatkan Belanda untuk bekerja sama dengan Kaum Adat guna
melawan Kaum Padri. Belanda memang bertujuan untuk menguasai wilayah Sumatera Barat.
Salah satu tokoh pemimpin Kaum Padri adalah Tuanku Imam Bonjol. Fase perang ini
berlangsung tahun 1821 – 1838. Tuanku Imam Bonjol lalu mengajak Kaum Adat agar
menyadari tipuan Belanda dan akhirnya bersatu melawan Belanda. Perang diakhiri dengan
kekalahan di pihak Padri dan Adat karena militer Belanda yang cukup kuat.

Perang Pattimura

Kapten Pattimura (Sumber: Merdeka.com)

Pada 1817, Belanda juga berusaha menguasai Maluku dengan monopoli perdagangan. Rakyat
Maluku yang dipimpin Thomas Matulessy (Pattimura) menolaknya dan melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Pertempuran sengit terjadi di benteng Duurstede, Saparua.
Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran, rakyat Maluku terdesak. Perlawanan
rakyat Maluku melemah akibat tertangkapnya Pattimura dan Martha Christina Tiahahu.
Perang Diponegoro

Pangeran Diponegoro (Sumber: Tirto.id)

Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dialami Belanda. Perlawanan ini dipimpin
Pangeran Diponegoro yang didukung pihak istana, kaum ulama, dan rakyat Yogyakarta.
Perang ini terjadi karena Belanda memasang patok-patok jalan yang melalui makam leluhur
Pangeran Diponegoro. Perang ini terjadi tahun 1825 – 1830. Pada tahun 1827, Belanda
memakai siasat perang bernama Benteng Stelsel, yaitu setiap daerah yang dikuasai didirikan
benteng untuk mengawasi daerah sekitarnya. Antara satu benteng dan benteng lainnya
dihubungkan pasukan gerak cepat, sehingga ruang gerak pasukan Diponegoro dipersempit.

Benteng Stelsel belum mampu mematahkan serangan pasukan Diponegoro. Belanda akhirnya


menggunakan tipu muslihat dengan cara mengajak berunding Pangeran Diponegoro, padahal
sebenarnya itu berupa penangkapan. Setelah penangkapan, gerak pasukan Diponegoro mulai
melemah. Belanda dapat memenangkan perang tersebut, namun dengan kerugian yang besar
karena perang tersebut menguras biaya dan tenaga yang banyak.
Perang Jagaraga Bali

I Gusti Ketut Jelantik (Sumber: merdeka.com)

Perang ini terjadi akibat protes Belanda terhadap Hak Tawan Karang, yaitu aturan yang
memberik hak kepada kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas kapal asing beserta muatannya
yang terdampar di Bali. Protes ini tidak membuat Bali menghapuskan Hak Tawan Karang,
sehingga perang puputan (habis-habisan) antara kerajaan-kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti
Ketut Jelantik dengan Belanda terjadi. Belanda berhasil menguasai Bali karena kekuatan
militer yang lebih unggul.

Perang Banjar

Pangeran Antasari (Sumber: okezone.com)

Perang ini dilatarbelakangi oleh Belanda yang ingin menguasai kekayaan alam Banjar, serta
keikut-campuran Belanda dalam urusan kesultanan. Akibatnya, rakyat yang dipimpin
Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari melakukan perlawanan terhadap Belanda
sekitar tahun 1859. Serangkaian pertempuran terus terjadi hingga Belanda menambahkan
kekuatan militernya. Pasukan Pangeran Hidayatullah kalah, karena pasukan Belanda lebih
unggul dari segi jumlah pasukan, keterampilan perang pasukannya, dan peralatan perangnya.
Perlawanan rakyat Banjar mulai melemah ketika Pangeran Hidayatullah tertangkap dan
dibuang ke Pulau Jawa, sementara itu Pangeran Antasari masih melakukan perlawanan secara
gerilya hingga ia wafat.

Perang Aceh

Cut Nyak Dien (Sumber: merdeka.com)

Perang Aceh dilatarbelakangi Traktat Sumatra (1871) yang menyebutkan bahwa Belanda
bebas meluaskan wilayah di Sumatera termasuk Aceh. Hal ini ditentang Teuku Cik Ditiro,
Cut Mutia, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan Panglima Polim. Belanda mendapatkan
perlawanan sengit dari rakyat Aceh. Rakyat Aceh berperang dengan jihad, sehingga
semangatnya untuk melawan Belanda sangat kuat.

Untuk menghadapinya, Belanda mengutus Snouck Hurgronje untuk meneliti budaya dan
karakter rakyat Aceh. Ia menyarankan agar pemerintah Belanda menggempur pertahanan
Aceh bertubi-tubi agar mental rakyat semakin terkikis, dan memecahbelah rakyat Aceh
menjadi beberapa kelompok.

Anda mungkin juga menyukai