Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Made Surya Widya Negara

NIM : 20089016014

Prodi : S1 Farmasi

RESUME DIABETES

a. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan

kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat mengenai

banyak orang pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. Diabetes Mellitus ditandai oleh

hiperglikemia serta gangguan-gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang

bertalian dengan defisiensi absolut atau relativ aktivitas dan atau sekresi insulin. Karena itu

meskipun diabetes asalnya merupakan endokrin, manifestasi pokoknya adalah penyakit

metabolik.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,

disfungsi, atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan

pembuluh darah

b. Gejala Diabetes Mellitus

Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama malam

hari dan berat badan yang turun dengan cepat. Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah,

kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks

menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi dengan berat badan diatas

4 kg.

c. Klasifikasi Diabetes Mellitus


1) Diabetes Mellitus mencakup 3 sub kelompok diagnostik, yaitu :

a) Diabetes Mellitus tipe I (Insulin dependent) : DM jenis ini paling sering

terdapat pada anak-anak dan dewasa muda, namun demikian dapat juga

ditemukan pada setiap umur. Destruksi sel-sel pembuat insulin melalui

mekanisme imunologik menyebabkan hilangnya hampir seluruh insulin

endogen. Pemberian insulin eksogen terutama tidak hanya untuk

menurunkan kadar glukosa plasma melainkan juga untuk menghindari

ketoasidosis diabetika (KAD) dan mempertahankan kehidupan.

Diabetes Mellitus tipe II (non-insulin dependent) : DM jenis ini

biasanya timbul pada umur lebih 40 tahun. Kebanyakan pasien DM

jenis ini bertubuh gemuk, dan resistensi terhadap kerja insulin dapat

ditemukan pada banyak kasus. Produksi insulin biasanya memadai

untuk mencegah KAD, namun KAD dapat timbul bila ada stress berat.

Insulin eksogen dapat digunakan untuk mengobati hiperglikemia yang

membandel pada para pasien jenis ini.

b) Diabetes Mellitus lain (sekunder) : Pada DM jenis ini hiperglikemia

berkaitan dengan penyebab lain yang jelas, meliputi penyakit-penyakit

pankreas, pankreatektomi, sindroma cushing, acromegaly dan sejumlah

kelainan genetik yang tak lazim.

2) Toleransi Glukosa yang terganggu merupakan klasifikasi yang cocok untuk para

penderita yang mempunyai kadar glukosa plasma yang abnormal namun tidak

memenuhi kriteria diagnostik.

3) Diabetes Mellitus Gestasional : istilah ini dipakai terhadap pasien yang menderita

hiperglikemia selama kehamilan. Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes. Jenis

ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak
ditangani dengan benar. Pada pasien-pasien ini toleransi glukosa dapat kembali

normal setelah persalinan.

d. Faktor Risiko Diabetes

Faktor risiko diabetes tipe 1, antara lain:

a. Faktor riwayat keluarga atau keturunan, yaitu ketika seseorang akan lebih memiliki risiko
terkena diabetes tipe 1 jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama,
karena berhubungan dengan gen tertentu.
b. Faktor geografi, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di
Finlandia dan Sardinia, berisiko terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena
kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu
penyakit autoimun.
c. Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4–7 tahun,
kemudian pada anak-anak usia 10–14 tahun.
d. Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang
mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan,
memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.

Faktor risiko diabetes tipe 2, antara lain:

a. Berat badan berlebih atau obesitas.


b. Distribusi lemak perut yang tinggi.
c. Gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolahraga.
d. Riwayat penyakit diabetes tipe 2 dalam keluarga.
e. Ras kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki angka pengidap
lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih.
f. Usia di atas 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum usia
45 tahun.
g. Kondisi prediabetes, yaitu ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi tidak
cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
h. Riwayat diabetes saat hamil.
i. Wanita dengan sindrom ovarium polikistik, yang ditandai dengan menstruasi tidak
teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, dan obesitas.

e. Pengobatan Diabetes

Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis diabetes yang kamu alami. Terapi insulin menjadi
salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Bahkan,
pada diabetes tipe 1 yang cukup berat, tranplantasi pankreas bisa dilakukan guna mengatasi
kerusakan pada pankreas. Sedangkan, pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis
obat-obatan untuk menangani diabetes tipe 2.
Namun, umumnya ada beberapa perawatan yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko
diabetes, seperti:

1. Melakukan Pola Makan Sehat


2. Rutin Melakukan Aktivitas Fisik

f. Pencegahan Diabetes

Lakukan beberapa gaya hidup sehat ini untuk mencegah penyakit diabetes:

1.Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah lemak.

2.Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.

3.Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.

4.Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik.

5.Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti ketika menonton televisi.

6.Menghindari atau berhenti merokok.

Anda mungkin juga menyukai