Dampak Pernikahan Dini Pada Remaja Putri: (Impact of Early Marriage On Adolescent Women)
Dampak Pernikahan Dini Pada Remaja Putri: (Impact of Early Marriage On Adolescent Women)
1 (September 2021)
Program Studi Ilmu Kebidanan Program Magister (S-2), Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: rhadika08wkn@gmail.com,
anjarwati@unisayogya.ac.id
ABSTRAK
Pernikahan dini memiliki resiko yang tinggi pada kesehatan, terutamanya pada kesehatan reproduksi
remaja putri. Remaja putri yang melakukan pernikahan dini memiliki resiko tinggi terhadap kesehatan
reproduksi. Resiko yang dialami ibu berupa masalah reproduksi pada wanita dan Resiko meninggal pada
saat melahirkan sekitar 35 (55%), keguguran 32 (17,1%), resiko yang terjadi pada bayi dengan BBLR
sebesar 73%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pernikahan dini pada remaja putri.
Metode yang digunakan adalah Scoping review. Pencarian kata yang digunakan dalam artikel seperti
“Adolescent” OR” Adolescent girls”) AND “Early marriage, “Mental health” and “adolescent”, “Reproductive
Health”, “Maternal” and “Child Health” Data base yang digunakan dalam pencarian artikel berupa Pubmed,
Google Scholar, scient direct dan ebsco. 9 artikel telah dilakukan identifikasi terkait dampak pernikahan dini
pada remaja putri bahwa berdampak pada kesehata reproduksi, psikolog dan kesehatan secara fisik.
Kesimpulannya yaitu Dampak pernikahan dini pada remaja putri mengakibatkan masalah kesehatan
reproduksi pada wanita, kesehatan fisik, psikologis, dan psikososial. Selain itu kesiapan mental pada usia
remaja dalam menghadapi sesuatu yang baru sebagai ibu dan istri, diperlukan kesiapan mental dan
pemikiran yang matang utnuk mengambil keputusan menikah diusia remaja. Dari banyak dampak yang
terjadi pada pernikahan remaja putri maka pemerintah memberikan aturan baru untuk usia pernikahan
maksimal diusia 19 tahun. Pernikahan dini dapat terjadi pada remaja putri karena dari berbagai faktor yaitu,
faktor pendidikan, ekonomi, dan budaya/adat istiadat
Kata kunci : Kesehatan Remaja, Pernikahan Dini, Kesehatan Jiwa Pada Remaja, Kesehatan
Reproduksi, dan Kesehatan Ibu dan Anak
ABSTRACT
Early marriage has a high risk to health, especially the reproductive health of young women. Adolescent
girls who marry early have a high risk of reproductive health. The risk experienced by the mother in the form
of reproductive problems in women and the risk of dying during childbirth is around 35 (55%), miscarriage
32 (17.1%), the risk that occurs in babies with low birth weight is 73%. The purpose of this study was to
determine the impact of early marriage on young women. The method used is Scoping review. Search
words used in articles such as “Adolescent” OR” Adolescent girls”) AND “Early marriage, “Mental health”
and “adolescent”, “Reproductive Health”, “Maternal” and “Child Health” Data base used in article search in
the form of Pubmed, Google Scholar, Scient Direct and Ebsco. 9 articles have been identified regarding the
impact of early marriage on adolescent girls that have an impact on reproductive health, psychology and
physical health. The conclusion is that the impact of early marriage on adolescent girls causes reproductive
health problems in women, physical, psychological, and psychosocial health. In addition, mental readiness
at the age of teenagers in facing something new as a mother and wife, mental readiness and careful
thinking are needed to make a decision to marry at a young age. Of the many impacts that occur on young
women's marriages, the government provides new rules for the maximum age of marriage at the age of 19
years. Early marriage can occur in young women because of various factors, namely, educational,
economic, and cultural/customary factors
Keywords : Adolescent Health, Early Marriage, Mental Health in Adolescents, Reproductive Health,
and Maternal and Child Health
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 37
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 38
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
1.071, kemudian dilakukan penyelesaian artikel ditemukan secara transparan. Data charting
secara cepat dari masing-masing database, dan disajikan sebagai berikut:
didapatkan hasil 18 artikel dari jumlah
tahap kelima, peneliti Menyusun, meringkas
keseluruhan artikel sebanyak 132 yang
dan melaporkan hasil penelitian, ada beberapa
ditemukan di PubMed, dan dari google Scholar
tahapan. Pertama peneliti menggolongkan
ditemukan 86 dari 357 artikel. 61 artikel dari 298
karakteristik artikel berdasarkan metode, negara
yang ditemukan di scient direct, 22 dari 284
dan grade. Kedua, peneliti Menyusun tema yang
artikel yang didapatkan dari Ebsco. Setelah
dapat memunculkan satu atau lebih tema dari
dilakukan penyaringan yang sesuai judull
trma-tema ini, maka dapat memunculkan
ditemukan 187 artikel, kemudian dilakukan
subtema.
penyaringan data termasuk duplikasi,
screening abstract, full text dan prisma flow
diagram dilakukan dengan menggunakan alat HASIL DAN PEMBAHASAN
bantu Mendeley. Sebanyak 187 artikel yang HASIL
ditemukan melalui pencarian dari emapat 1. Karakteristik Studi
database. Terdapat 10 artikel terduplikat, 177 Hasil literature menyebutkan bahwa
artikel dilakukan screening abstract dan 112 karakteristik studi diantaranya desain
artikel tidak relevan. 65 artikel dilakukan penelitian, Negara, Grade, dan Tema.
screening full text dan ada 56 artikel yang di a. Karakteristik artikel berdasarkan desain
eksklusi, dan didapatkan hasil yang relevan penelitian
sejumlah 9 artikel. Hasil pencarian menunjukkan bahwa
dampak pernikahan dini pada remaja putri
Hasil pencarian dengan empat
menggunakan empat data base didapatkan
Indentification
dataset:
PubMed : 18 9 jurnal dengan menggunakan desain
Google Scholar : 86
Science direct : 61 penelitian yang berbeda-beda meliputi,
EBSCO
n= 187
: 22
kuantitatif, mix method dan kualitatif.
Artikel duplikat di hapus
n=10
Screening
kelayakannya
n= 65
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 39
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
1 (Adedokun et Nigeria Tujuan Mix method Kuesioner dan Sampel pada 1. Semua responden masih muda
al., 2016) Child penelitian ini wawancara penelitian ini ibu yang menikah dini pada
marriage and adalah untuk adalah wanita berbagai usia sebelum usia 16
maternal health mengkaji yang berusia tahun dan telah menikah kurang
risks among implikasi subur 15-49 tahun. dari 5 tahun (45,0%), 5-9 tahun
young mothers pernikahan anak (50,0%) dan sedikit (5,0%)
in Gombi, terhadap selama lebih dari 10 tahun.
Adamawa State, kesehatan dan 2. Responden mulai melahirkan
Nigeria: kebebasan ibu. antara usia 14 dan 18 tahun
implications for dan 71% dan pernah
mortality, mengalami kehamilan serius
entitlements and atau masalah kesehatan terkait
freedoms kelahiran yang meliput
perdarahan berlebihan selama
persalinan (19,0%), terhambat
dan/berkepanjangan.Persalinan
(49,0%), sering keguguran
(12,0%) dan lama sakit setelah
melahirkan (20%) Komplikasi
Kehamilan dan responden yang
berusia 15-19 tahun (OR 1.211,
CI 1.328-1.504, P <0.005) lebih
mungkin mengalami komplikasi
kehamilan.
2 (Patra, 2016) India Tujuan Kuantitatif Tabel Sampel pada 1. Presentase keberhasilan
Motherhood in penelitian ini Study: cross data/survei penelitian ini kehamilan dikalangan remaja
childhood: untuk sectional demografi adalah remaja perempuan adalah 88,9%,
addressing mengetahui usia 15-17 dan 18- sedangkan 11,1% kehamilan
reproductive tingkat dan tren 19 tahun yang mengakibatkan lahir meninggal
health hazards kehamilan masing-masing 2% dan aborsi 9,1%. Proporsi
among remaja di India. nya berjumlah lahir meninggal pada remaja
adolescent 2.701 dan 11.305 lebih tinggi disbanding yang
married women dan 73.455 wanita lebih tua.
in India. dewasa. 2. Komplikasi kehamilan dan
komplikasi persalinan lebih
tinggi pada remaja dibawah
usia 20 tahun. Selama
kehamilan banyak mengalami
komplikasi (62,4%) dibandiang
wanita dewasa (59, 9%,
p<0,001).
3 (Herliana et al., Lombok Tujuan Kualitatif Wawancara Sampel pada Berdasarkan dari hasil penelitian
2018) Early penelitian ini deskriptif penelitian ini bahwa dampak negative dari
marriage adalah bertujuan adalah tujuh pernikahan dini pada penelitian
practices and untuk remaja putri yang ini menimbulkan komplikasi
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 40
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 41
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 42
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
Kehamilan pada masa remaja tidak hanya mental belum siap menghadapi perubahan
berdampak pada masalah psikologis tetapi peran dan menghadapi masalah rumah
masalah sosial yang muncul dapat terjadi tangga sehingga seringkali menimbulkan
gangguan sosialisasi dan penarikan diri penyesalan akan kehilangan masa sekolah
terhadap lingkungan. Karena masalah yang dan masa remaja, karena pernikahan dini
dihadapi remaja dalam rumah tangga akan berpotensi kekerasan dalam rumah tangga
meningkat pada saat terjadinya interaksi secara psikologis yang mengakibatkan
antara tuntutan dari lingkungan sosial trauma sampai kematian terumata dialami
remaja dengan kewajiban untuk mengasuh ole remaja perempuan.
anak. Pada masa remaja kebutuhan untuk
2. Pencegahan Pernikahan Dini pada Remaja
bersosialisasi masih tinggi, sehingga
Putri
pekerjaan rumah maupun merawat anak
dirasa sebagai beban dalam dunia Program dalam pemerintah untuk pencegahan
remajanya Batubara (2016). Maka maslah pernikahan dini sesuai dengan keputusan yang
psikososial yang dihadapi remja perlunya telah dibuat Undang-Undang Republik Indonesia
dukungan keluarga, orang tua maupun No 16 tahun 2019 tentang perkawinan.
tenaga kesehatan untuk memberikan Pemerintah Pemerintah memutuskan bahwa
pengetahuan mengenai kehamilan dan ibu batas umur untuk nikah baik bagi pria maupun
pada masa remaja. Hal ini sejalan dengan bagi wanita sudah mencapai umur 19 tahun.
penelitian Maisya & Susilowati (2017) Dalam pelaksanaannya, pernikahan berkaitan
bahwa gangguang psikososial terjadi juga erat dengan keyakinan sakral berdasarkan kaidah
karena kurang nya dukungan keluarga dan dan nilai-nilai suci agama yang tidak dapat
pengetahuan dalam kehamilan pada masa diabaikan. Sebagaimana ditegaskan UUD 1945
remaja. Pada hal ini para remaja putri juga Pasal 28B Ayat (1) yang menyatakan, “Setiap
membutuhkan dukungan maupun pola asuh orang berhak membentuk keluarga dan
yang tepat dari orang terdekat yaitu melanjutkan keturunan melalui pernikahan yang
orangtua yang bisa memahami dan sah”. Pemahaman pernikahan yang sah tersebut
mengerti kondisi putrinya (Anjarwati, 2019). harus dilihat dari dua aspek, yakni sah menurut
d. Psikologi hukum agama dan sah menurut hukum negara.
Secara psikis remaja belum siap dan Meningkatkan batas usia pernikahan dan
mengeti seutuhnya mengenai hubungan memperketat aturan terkait dispensasi pernikahan
seksual secara dini dan dampak terhadap dan positif juga beresiko dalam penyembunyian
pernikahan dini, yang dimana pada usia perkawinan anak dan dapat meningkatkan
remaja mengalami turun naik emosi yang perkawinan anak dibawah umur tidak tercatat
dapat menimbulkan trauma psikis karena seperti kawin sirih. Dan pemerintah juga
percekcokan dengan pasangan, menerima membuat pencegahan perkawinan anak prioritas
kenyaataan bahwa sekarang menjadi ibu yang terdapat dalam rencana pembangunan
muda yang sudah mengurus anak, rumah jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024
tangga, dan suami. dengan perubahan dan sedang Menyusun strategi nasional untuk
tersebut menghilangkan hak-haknya menurunkan pravalensi perkawinan anak (Badan
sebagai remaja yang seharusnya menikmati Pusat Statistik, 2020).
masa-masa bermain, belajar, menikmati Program peningkatan usia minimum
masa muda seperti teman-teman yang pernikahan juga menjadi salah satu kebijakan
lainnya yang masih belum menikah. Karena pemerintah dalam bidang keluarga berencana.
remaja ini dalam masa transisi menuju Agar remaja bisa mengerti bagaimana cara
dewasa yang memiliki rasa ingin tahu yang berpikir positif tentang pernikahan sebagai bagian
besar mengenai kehidupan manusia dari kehidupan. Pernikahan yang direncanakan
disekitar dan yang dialami teman-temannya. dengan pemikiran dan persiapan yang baik akan
Dengan perubahan tersebut mereka harus berdampak pada terbentuknya keluarga yang
menerima dan menyiapkan mental untuk positif dari segi kesehatan dan kualitas generasi
menghadapi rumah rumah tangga yang keturunan (Anjarwati, 2017).
mereka bina Diananda (2019). Hal ini Kekurangan dari penelitian ini terdapat pada
sejalan dengan penelitian Kartikawati pencarian artikel yang berkualitas sesuai tema
(2015) yang menjelaskan bahwa secara yang diinginkan peneliti, penyaringan artikel
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 43
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
dalam database harus teliti dan kurangnya Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
pengalaman peneliti dalam penyusunan scoping Reproduksi Remaja (PIK-KKR) dan Kejadian
review. Peneliti harus meningkatkan kemampuan Kehamilan Remaja. Jurnal Ilmiah Bidan,
dalam scoping review. IV(1), 36–47.
Arksey, H., & O‘Malley, L. (2005). Scoping
KESIMPULAN studies: towards a methodological
framework. Nternational Journal of Social
Dampak pernikahan dini pada remaja putri Research Methodology 8, 19–32.
mengakibatkan masalah kesehatan reproduksi https://doi.org/10.1080/13645570320001196
pada wanita, kesehatan fisik, psikologis, dan 16
psikososial. Selain itu kesiapan mental pada usia Astuti, A. W., Anjarwati, Kurniawati, H. F., &
remaja dalam menghadapi sesuatu yang baru Kurniawati, H. F. (2020). Knowledge about
sebagai ibu dan istri, diperlukan kesiapan mental sexual and reproductive health (SRH),
dan pemikiran yang matang utnuk mengambil practice of premarital sexual relationship and
keputusan menikah diusia remaja. Dari banyak pregnancy among indonesian adolescents: A
dampak yang terjadi pada pernikahan remaja qualitative exploratory study. International
putri maka pemerintah memberikan aturan baru Journal of Advanced Science and
untuk usia pernikahan maksimal diusia 19 tahun. Technology, 29(7 Special Issue), 191–204.
Pernikahan dini dapat terjadi pada remaja putri Badan Pusat Statistik. (2020). Pencegahan
karena dari berbagai faktor yaitu, faktor Perkawinan Anak percepatan yang tidak bisa
pendidikan, ekonomi, dan budaya/adat istiadat. ditunda. Badan Pusat Statistik, 0–44.
Batubara, J. R. (2016). Adolescent Development
(Perkembangan Remaja). Sari Pediatri,
SARAN 12(1), 21.
Remaja putri lebih banyak melakukan hal-hal https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9
yang positif, dengan mencari informasi maupun BKKBN. (2010). Pendewasaan Usia Perkawinan
pengetahuan tentang menjaga kesehatan dan Hak-hak Reproduksi bagi Remaja
reproduksi wanita, mengikuti program remaja Indonesia (Direktorat).
yang mencegah pernikahan dini juga pergaulan BPS. (2020). Statistik Daerah Kabupaten
bebas. Tetap dalam pengawasan orang tua, Kotawaringin Barat (Badan Pusa).
bekali diri dengan agam, ibadah dan Dharminto, D. (2019). Hubungan Karakteristik
pengetahuan, sebagai benteng diri agar terhindar Sosio-Demografi Orang Tua dengan
dari hal-hal yang negative. Penyuluhan atau Kejadian Pernikahan Usia Dini pada WUS
informasi melalui edukasi yang dapat diperoleh Kecamatan Tembalang Kota Semarang
dari sekolah, dinas sosial maupun tenaga Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
7. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan
Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1),
DAFTAR PUSTAKA
116–133.
Alfina, R., Akhyar, Z., & Matnuh, H. (2016). https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
Implikasi Psikologis Pernikahan Usia Dini Isnaini, N., & Sari, R. (2019). Pengetahuan
Studi Kasus Di Kelurahan Karang Taruna Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan
Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Dini Pada Kesehatan Reproduksi Di Sma
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 6(2), Budaya Bandar Lampung. Jurnal Kebidanan
1021–1032. Malahayati, 5(1), 77–80.
https://media.neliti.com/media/publications/1 https://doi.org/10.33024/jkm.v5i1.1338
21343-ID-implikasi-psikologis-pernikahan- Kartikawati, R. (2015). Dampak Perkawinan Anak
usia-din.pdf di Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 3(1), 1–
Anjarwati. (2017). Increasing the minimum age of 16.
marriage program to improve maternal and Kemenkes. (2014). Infodatin Reproduksi Remaja-
child health in Indonesia. AIP Conference Ed.Pdf. In Situasi Kesehatan Reproduksi
Proceedings, 1868(August). Remaja (p. 1).
https://doi.org/10.1063/1.4995195 https://www.kemkes.go.id/download.php?file
Anjarwati, dkk. (2019). Studi Tentang Pola Asuh, =download/pusdatin/infodatin/infodatin
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 44
ISSN : 2598-0068 Vol. 5 No. 1 (September 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/midwiferyandreproduction 45