Anda di halaman 1dari 7

Terbentuknya Kelompok Berbagai Persperktif (Psikodinamika, Sosiobiologis, Perbandingan Sosial,

Pertukaran Sosial)

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu
dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan
dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan
atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok
dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan
muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya
terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok

Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok.       Yaitu, Teori


Kedekatan (Propinquity), Teori Interaksi (Geome Homans), Teori Keseimbangan (Theodore
Newcomb), Teori Pertukaran.

Ada 4 pandangan terhadap terbentuknya kelompok, yang pertama pandangan psikodinamika,


sosiobiologis, perbandingan social, dan pertukaran social.

Tahap-tahap dalam pembentukan kelompok yaitu, tahap forming, tahap storming, tahap norming, tahap
performing, dan tahap adjourning.

Oleh karena itu kami disini ingin memberikan sedikit informasi mengenai berbagai hal yang ada dalam
materi dinamika kelompok.

 Teori pembentukan kelompok      


 Terbentuknya kelompok menurut perspektif psikodinamika
 Terbentuknya kelompok menurut perspektif sosiobiologis
 Terbentuknya kelompok menurut perspektif perbandingan social
 Terbentuknya kelompok menurut perspektif pertukaran social
 Tahap-tahap terbentuknya kelompok

Tujuan materi :

 Untuk mengetahui teori pembentukan kelompok


 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif psikodinamika
 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif sosiobiologis
 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif perbandingan social
 Untuk mengetahui terbentuknya kelompok menurut perspektif pertukaran social
 Untuk mengetahui tahap-tahap terbentuknya kelompok

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu
dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan
dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan
atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok
dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan
muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya
terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini
akan ditentukan kedudukan masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi
anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang memungkinkan
terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok
ini lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu
perubahan kelompok akan mudah terjadi. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
saat proses pembentukan kelompok :

·         Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota yang
mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi
mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mencolok

·         Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk berkompetisi
secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.

·         Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu
dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu kelompok memiliki
tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.

·         Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah
kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.

·         Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini adalah
kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan disesuaikan
dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses kelompok.

·         Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam
kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan
menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat
berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).

Teori – teori Pembentukan Kelompok

Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok. yaitu:

1.       Teori Kedekatan (Propinquity)

Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya afiliasi di antara
orang – orang tertentu.

2.       Teori Interaksi (Geome Homans)


Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari George  
Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen
(perasaan atau emosi).

3.       Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)

Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan


kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh
Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan
atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan

4.       Teori Pertukaran

Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam memahami terbentuknya
kelompok  ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori
motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di
dalam teori pertukaran ini.

Terbentuknya kelompok menurut perspektif Psikodinamika

Perspektif psikodinamika dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam perkembangan pekerjaannya. Teori
ini memegang pengaruh penting pada priode 1930-1060 dimana pekerjaan sosial didirikan. Dimana teori
ini menjadi dasar bagi pekerjaan sosial tradisional. Pendekatan ini menyatakan bahwa individu
bergabung dgn kelompok untuk pemenuhan kebutuhan biologis dan psikologis (Teori perkembangan
kelompok dan Teori Firo-B).

Perspektif psikodinamika merupakan bagian dari aliran individualis yang memiliki fokus terhadap
perubahan sosial. Dikatakan psikodinamika karena teori yang mendasari mereka mengasumsikan bahwa
perilaku berasal dari gerakan dan intraksi dalam pikiran orang. Dimana, teori-teori ini menggunakan
berbagai teknik untuk menafsirkan bagaimana pikiran orang bekerja dengan mengamati perilaku
mereka . Teori Psychodinamic menekankan  bahwa pikiran merangsang perilaku dan keduanya saling
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.

Terbentuknya kelompok menurut perspektif Sosiobiologis

Sosiobiological: dipengaruhi oleh C Darwin. Pendekatan ini fokus pada keinginan

manusia untuk hidup lebih lama. Sosiobiologis diambil dari dua kata yaitu: sosio dan biologi, sosiologi
berarti ilmu yang berkembang sejak lama. Ilmu yang menerangkan bagaimana manusia berinteraksi
sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil
pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis atau umum. sedangkan pengertian sosiobiologi adalah
deskripsi gejala sosial yang dianalisis dari ilmu biologi.
membahas mengenai keterkaitan kelompok dengan sosiobiologi adalah dimana menurut pandangan
sosiobiologi orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk
mempunyai pertalian dan hubungan sebagai anggota.

Teori tentang keinginan manusia bergabung dalam kelompok

Banyak kajian yang menghasilkan teori yang menelaah mengapa orang berkelompok. Karena kelompok
merupakan gejala sosial, maka telaah yang banyak dilakukkan, bergerak dari teori ilmu-ilmu sosial,
seperti : sosiologi

Terbentuknya kelompok menurut perspektif Perbandingan Sosial

Dalam perbandingan sosial ini mengemukakan bahwa tindak komunikasi dalam kelompok berlangsung
karena adanya kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat, dan kemampuan dalam
individu lainnya. Pada pandangan ini tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok
lainnya akan mengalami peningkatan.

Teori perbandingan ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para
anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan. 

Proses perbandingan sosial

Orang-orang mencari orang lain karena mereka membutuhkan informasi mengenai  diri sendiri dan
lingkungan dan informasi yang di butuhkan tersebut hanya tersedia dari orang lain.

Individu membandingkan dengan orang lain, dan akan menyimpulkan bahwa keyakinan, opini atau
sikapnya adalah benar atau tepat jika cocok dengan interprestasi dari orang lain.

Terbentuknya kelompok menurut perspektif Pertukaran Sosial

Pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai suatu pengertian
mengenai sifat dari kelompok dengan mengkaji hubungan diantara dua orang. Model keterikatan
kelompok, dengan mepertimbangkan reward dan cost. Prinsip pandangan sosial yaitu berusaha untuk
mendapatkan reward yang sebesar-besarnya dan mengurangi cost sekecil-kecilnya. Dalam kelompok ini
melibatkan pertukaran barang dan jasa, biaya dan imbalan dipahami dalam situasi yang akan disajikan
untuk mendapatkan respon dari individu selama interaksi sosial. jika imbalan dirasakan tidak cukup atau
lebih banyak dari cost maka interaksi kelompok akan diakhiri. pertukaran sosial ini penting karena
berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup ekonomi dan perilaku  mengenai cost dan
imbalan pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok .

Kerelaan seseorang untuk memulai hubungan interpersonal yang baru tergantung pada:

1.      Reward (penghargaan dan kepuasan yang mereka pikir akan mereka terima dari keanggotaan
dalam kelompok).
2.      Cost (biaya dan ketidakpuasan yang dapat diperoleh).

3.      Seseorang bergabung dalam kelompok yang memberikan mereka sejumlah  reward maksimal
sedangkan costnya sedikit.

Reward kelompok

a.       Interaksi sosial

b.      Karakteristik anggota kelompok

·         Kompetensi. Orang-orang yang cerdas, mampu dan terampil melaksanakan tugas dianggap
dipandang lebih menarik dan diinginkan oleh anggota kelompok.

·         Daya tarik fisik. Orang-orang yang memiliki keadaan fisik enak dipandang dianggap “menjual”
dalam interaksi sosial.

c.       Jenis kegiatan kelompok

Seseorang akan cenderung membentuk kelompok dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang
sama.

d.      Tujuan

Sumber reward yang terakhir adalah ketika keanggotaan dalam kelompok dapat memfasilitasi tujuan
yang diinginkan.

Biaya iteraksi sosial

1.      Ketegangan, terutama pada saat awal pembentukan kelompok.

2.      Investasi, baik investasi  nyata berujud uang atau investasi sosial (tenaga, waktu, usaha)

3.      Penolakan sosial

4.      Gangguan

5.      Perubahan, misalnya kemerdekaan terbatas

Tahap-tahap terbentuknya kelompok

1.      Tahap 1 – Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok masih cenderung
untuk bekerja sendiri dan masih belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak
dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan informasi dan mendekatkan diri satu sama lain.

Contoh: dalam suatu acara ospek, para mahasiswa seangkatan belum saling mengenal antara
mahasiswa satu dengan yang lain, ketika dibagi kedalam suatu kelompok-kelompok kecil, setiap
mahasiswa melakukan suatu perkenalan dan saling menanyakan identitas teman sekelompok.
2.      Tahap 2 – Storming

Pada tahap ini kelompok sudah mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka
hadapi. Anggota kelompok saling terbuka dan mengeluarkan ide-ide dan perspektif mereka masing-
masing. Sehingga kemungkinan tejadinya konflik.

Contoh : Kelompok kecil mahasiswa ospek yang telah saling mengenal tersebut dihadapkan pada suatu
permainan kelompok. Ketika mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permainan tersebut, beberapa
anggota telah mulai berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang bervariasi memungkinkan
terjadinya konflik.

3.      Tahap 3 – Norming

Pada tahap ini sudah terdapat kesepakatan antara anggota kelompok. Kelompok mulai menemukan
kesesuaian dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang
digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan
melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelompok.

Contoh: kelompok mahasiswa ospek tersebut mulai saling menentukan jalan keluar mana yang mereka
pilih untuk menyelesaikan permainan. Mereka membuat suatu kesepakatan seperti menentukan siapa
yang harus memimpin permainan dan siapa yang bekerja menyelesaikan tugas permainan.

4.      Tahap 4 – Performing

Pada tahap ini, kelompok dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas dengan lancar dan
efektif. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lain dan mereka saling respek dalam
berkomunikasi.

Contoh: Kelompok mahasiswa ospek yang telah menentukan peraturan dan fungsi anggota memulai
mengerjakan permainan sesuai dengan tugas yang telah disepakati.

5.      Tahap 5 – Adjourning

Ini adalah tahap terakhir dalam kelompok dimana proyek tugas atau pekerjaan berakhir dan kelompok
membubarkan diri.

Contoh: kelompok mahasiswa ospek telah menyelesaikan permainan dan ospek telah berakhir. Sehingga
mereka membubarkan kelompok mereka.

Anda mungkin juga menyukai