Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
pembelian barang secara terus menerus terhadap suatu produk atau jasa. Selain
itu, loyalitas juga dapat dilihat sebagai komitmen yang dipegang teguh untuk
membeli kembali produk/jasa yang disukai secara konsisten dimasa depan (Sheng
& Liu, 2010). Jika layanan sebelumnya tidak sesuai dengan keinginan, pelanggan
pasti beralih pada penyedia jasa lainnya (Kuntari et al., 2016). Lebih jelasnya,
loyalitas adalah perilaku pelanggan yang cenderung membeli lebih banyak
produk, tidak mencoba produk baru, dan mendorong orang lain untuk menjadi
pelanggan (Suwono & Sihombing, 2016)
TABEL 2.1
TABEL 2.2
PENGUKURAN LOYALITAS
No. Sumber Penulis Dimensi/Indikator Indikator
1. (Zeithaml & Berry, 1988) 1. Say Positive
Thing
2. Recommend
Friends
1. Continue
Purchasing
2. (John T. Bowen & Shiang‐ 3. behavioral
Lih Chen, 2001) approach
4. attitudinal
approach
5. mix approach
3. (Juhl et al., 2002) 1. the customer’s
intention to
repurchase
2. intention of
cross buying
(buy another
product from the
same company)
4. (Mattila, 1. revisit intention
2001:Evanschitzky et al., 2. positive word of
2006) mouth
3. willingness to
recommend
5. (Griffin, 2010) 1. Make reguler
repeat purchase
2. Purchase across
product and
service lines
i
3. Refers other
4. Demonstrates
immunity to the
pull of the
competition
6. S. Famiyeh et al., dalam 1. Repurchase
(Vigneswharan, 2021) intention
2. Buy addition
3. Recommendatio
n
Pada tahun 1994, (Dick & Basu) menggambarkan sebuah model yang
berisi tentang klasifikasi dari loyalitas. Hasil pengembangan ini mengarah kepada
empat kondisi yang tertera pada gambar.
GAMBAR 2.1
1. No Loyalty (tidak ada loyalitas). Sikap relatif rendah yang menandakan tidak
adanya loyalitas. Sikap ini menunjukkan ketidakmampuan dan lemahnya
pembelian ulang dari pelanggan. Hal ini membuat loyalitas tidak terbentuk.
2. Latent Loyalty (loyalitas tersembunyi). Sikap loyalitas yang dapat disebabkan
oleh lingkungan pasar. Loyalitas tersembunyi dapat menyebabkan seseorang
memiliki sikap relatif tinggi terhadap produk tertentu dan mungkin dapat
merendahkan beragam preferensi dari produk lainnya.
3. Spurious Loyalty (loyalitas palsu). Sikap loyalitas yang ditandai dengan
pengaruh yang tidak memihak kepada perilaku. Secara konseptual loyalitas
palsu menggambarkan bahwa konsumen merasakan sedikit perbedaan antara
merek dalam keterlibatan rendah dan juga melakukan pembelian berulang
hanya berdasarkan isyarat sementara, pertimbangan situasional, dan faktor
kebiasaan.
4. Loyalty (loyalitas). Loyalitas adalah korespondensi yang menguntungkan
antara tingkat relatif dan patronase berulang. Penelitian (Dick & Basu, 1994)
i
tentang sikap relatif menunjukkan bahwa loyalitas dapat dicapai pada tingkat
kekuatan sikap rendah dan tinggi, asalkan konsumen sasaran merasakan
perbedaan yang signifikan di antara merek pesaing.
1. Cognitive loyalty
2. Affective loyalty
3. Conative loyalty
4. Action loyalty.
GAMBAR 2.2
sebelumnya atau informasi berbasis pengalaman terkini. Loyalitas pada fase ini
diarahkan pada merek, namun keadaan pelanggan tahap ini bersifat dangkal.
4. Action Loyalty. Studi tentang mekanisme dimana niat diubah menjadi tindakan
yang disebut sebagai "kontrol tindakan”. Action loyalty ini mengandung anggapan
bahwa niat termotivasi dalam loyalitas sebelumnya, ditransformasikan menjadi
kesiapan untuk bertindak. Paradigma kontrol tindakan mengusulkan bahwa
perilaku tahap ini disertai dengan keinginan tambahan untuk mengatasi hambatan
yang mungkin bisa mencegah tindakan tersebut.
Model loyalitas yang dikembangkan oleh (Pelzer et al., 2017) yang ada
pada Gambar 2.3 menyatakan bahwa loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh
commitment dan satisfaction despite competition.
i
GAMBAR 2.3
TABEL 2.3
Menurut pemikiran yang dikembangkan oleh (Omar Ali et al., 2021) pada
jurnalnya yang berjudul “Assessing Customer Satisfaction Towards Service
Quality in the Hospitality Industry” kualitas pelayanan memiliki 3 dimensi yaitu:
(Kano, N., Seraku, N., Takahashi, F., & Tsuji, 1984) mengidentifikasi
fungsi, kebutuhan produk atau layanan yang akan memberikan kepuasan
proporsional yang lebih kepada pelanggan. Berikut adalah gambarannya:
Model kepuasan pelanggan yang dirumuskan oleh (Kano, N., Seraku, N.,
Takahashi, F., & Tsuji, 1984) mengklasifikasikan kepuasan menjadi tiga tingkatan
yaitu:
1. Basic requirements atau basic needs, kinerja yang cukup dan rendah tidak
akan memberikan kepuasan bagi pelanggan. Walaupun kinerja dari atribut
tinggi, kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh.
i
Seperti yang diketahui, kualitas layanan adalah campuran dari dua kata-
kata yaitu layanan dan kualitas. Layanan mengacu pada fitur penting dari suatu
layanan tertentu, sementara kualitas mengacu pada penggunaan, terutama
pendekatan berbasis pengguna. Dan kualitas layanan bersama-sama mengacu pada
nilai layanan kepada pelanggan (Ali et al., 2021) Jika perusahaan tidak peduli
dengan kepuasan pelanggan, itu artinya perusahaan tidak akan mengharapkan
pelanggannya untuk peduli dengan produknya (Ali et al., 2021)
Beberapa sitasi definisi kualitas pelayanan menurut para ahli lainnya bisa
dilihat pada tabel berikut:
TABEL 2.5
Konsep dari metode ini adalah kualitas pelayanan dapat diukur dengan
membandingkan antara pelayanan yang diharapkan (ekspektasi) dengan kinerja
pelayanan (persepsi). Dengan kata lain metode servqual adalah membandingkan
antara harapan dan persepsi konsumen atas suatu pelayanan. Data pengukuran
kualitas pelayanan dapat dilihat di tabel berikut:
TABEL 2.6
GAMBAR 2.5
MODEL KUALITAS PELAYANAN
GAMBAR 2.6
KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH SERVICE QUALITY TERHADAP
CUSTOMER LOYALTY MELALUI CUSTOMER SATISFACTION
GAMBAR 2.7
2.3 Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA
Ali, B. J., Saleh, P. F., Akoi, S., Abdulrahman, A. A., Muhamed, A. S., Noori, H.
N., & Anwar, G. (2021). Impact of Service Quality on the Customer
Satisfaction: Case study at Online Meeting Platforms. International Journal
of Engineering, Business and Management, 5(2), 65–77.
https://doi.org/10.22161/ijebm.5.2.6
Czinkota, M. R., Kotabe, M., Vrontis, D., & Shams, S. M. R. (2021). Marketing
Management: Past, Present and Future (4th ed.). Springer Nature.
https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978-3-030-66916-4
Evanschitzky, H., Iyer, G. R., Plassmann, H., Niessing, J., & Meffert, H. (2006).
The relative strength of affective commitment in securing loyalty in service
relationships. Journal of Business Research, 59(12), 1207–1213.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2006.08.005
Hackl, P., Scharitzer, D., & Zuba, R. (2000). Customer satisfaction in the Austrian
food retail market. Total Quality Management, 11(7), 999–1006.
https://doi.org/10.1080/09544120050135524
Haines, G. H., Howard, J. A., & Sheth, J. N. (1970). The Theory of Buyer
Behavior. Journal of the American Statistical Association, 65(331), 1406.
i
https://doi.org/10.2307/2284311
John T. Bowen, & Shiang‐Lih Chen. (2001). The Relationship Between Customer
Loyalty and Customer Satisfaction. International Journal of Contemporary
Hospitality Management, 5(13), 213–217.
Kano, N., Seraku, N., Takahashi, F., & Tsuji, S. (1984). Attractive quality and
must be quality. The Journal of Japanese Society for Quality Control, 14(2).
Kuntari, B., Kumadji, S., & Hidayat, K. (2016). Pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan (Survei Pada Pelanggan Bengkel
PT Astra International Tbk â Daihatsu Malang). Jurnal Administrasi Bisnis
S1 Universitas Brawijaya, 36(1), 196–202.
Mosahab, R., Mahamad, O., & Ramayah, T. (2010). Service Quality, Customer
Satisfaction and Loyalty: a Test of Mediation. International Business
Research, 3(4). https://doi.org/10.5539/ibr.v3n4p72
Omar Ali, S. R., Norizan, S. N., Mohd Said, N. S., Mat, K. A., & Jislan, F. (2021).
Assessing Customer Satisfaction Towards Service Quality in the Hospitality
Industry. Jurnal Intelek, 16(1), 67–73. https://doi.org/10.24191/ji.v16i1.365
Pelzer, K., Stebbins, J. F., Prinz, F. B., Borisov, A. S., Hazendonk, P., Hayes, P.
G., Abele, M., Nmr, S., York, N., Santibáñez-Mendieta, A. B., Didier, C.,
Inglis, K. K., Corkett, A. J., Pitcher, M. J., Zanella, M., Shin, J. F., Daniels,
L. M., Rakhmatullin, A., Li, M. M., … Society, C. (2017). No 主観的健康
感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構
造 分 析 Title. Solid State Ionics, 2(1), 1–10.
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0167273817305726%0Ahttp://dx
.doi.org/10.1038/s41467-017-01772-
1%0Ahttp://www.ing.unitn.it/~luttero/laboratoriomateriali/RietveldRefineme
nts.pdf%0Ahttp://www.intechopen.com/books/spectroscopic-analyses-
developme
Sheng, T., & Liu, C. (2010). An empirical study on the effect of e-service quality
on online customer satisfaction and loyalty. Nankai Business Review
International, 1(3), 273–283. https://doi.org/10.1108/20408741011069205
van der Made, J. (2003). Suoidea (pigs) from the Miocene hominoid locality
i
Van Ree, H. J. (2010). Service Quality Indicators for Business Support Services.
Wilson, H., Daniel, E., Mcdonald, M., Wilson, H., & Daniel, E. (2010). Factors
for Success in Customer Relationship Management ( CRM ) Systems
Relationship Management ( CRM ). March 2013, 37–41.
Wong, A., & Sohal, A. (2003). Service quality and customer loyalty perspectives
on two levels of retail relationships. Journal of Services Marketing, 17(5),
495–513. https://doi.org/10.1108/08876040310486285
Zaibaf, M., Taherikia, F., & Fakharian, M. (2013). Effect of Perceived Service
Quality on Customer Satisfaction in Hospitality Industry: Gronroos’ Service
Quality Model Development. Journal of Hospitality Marketing and
Management, 22(5), 490–504.
https://doi.org/10.1080/19368623.2012.670893
Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1988). SERVQUAL : A multiple- Item Scale for
measuring consumer perceptions of service quality. January.