Makalah Geopolitik
Makalah Geopolitik
Disusun Oleh :
Jl. Veteran No. 74, Nagri Kaler, Kec. Purwakarta, Kab. Purwakarta, Jawa Barat 41115
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atasberkah dan
rahmat-Nya saya bisa menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunan ini kami tentu menjumpai beberapa hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami sebagaipenyusun mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak terkait yang telah membantu kami menyelesaikan
makalah ini. Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu kami sedangkan segala
sesuatu yang benar datangnya dari Allah SWT, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam penyusunan kami ini masih terdapat berbagai kesalahan baik itu
dalam penulisan atau tata bahasa dan kritik beserta saran yang membangun sangat kami
harapkan guna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat khusunya bagi kami sebagai penyusun umumnya
untuk semua pihak pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1
B. RumusanMasalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Perumusan.....................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Wawasan Nusantara.........................................................................................................................3
1. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia...................................................................3
2. Latar Belakang dan Pengertian Wawasan Nusantara................................................................4
3. Hakikat, Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara...................................................6
4. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara..............................................................................7
5. Asas Wawasan Nusantara..........................................................................................................9
6. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara...............................................................................10
7. Sosialisasi Wawasan Nusantara...............................................................................................11
8. Tentang Implementasi Wawasan Nusantara...........................................................................12
B. Otonomi Daerah..............................................................................................................................13
BAB III..............................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................................................21
B. Saran-Saran..............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RumusanMasalah
1
2
C. Tujuan Perumusan
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasiakan rumusan masalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
A. Wawasan Nusantara
1. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Paham geopolitik bangsa indonesia terumuskan dalam konsepsi wawasan nusantara.
Bagi bangsa indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan
faktor-faktor geografis wilayah negara untuk mancapai tujuan nasionalnya. Untuk
indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan
memanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah
tentang kondisi geografis tersebut.
Secara geografis indonesia memiliki ciri khas, yaitu diapit dua samudera (Hindia dan
pasifik) dan dua benua (asia dan australia), serta terletak dibawah orbit Geostationary
Satellite Orbit ( GSO). Indonesia merupakan negara kepulauan yang disebut nusantara
( nusa di antara air), sehingga bisa disebut sebagai benua maritim indonesia. Wilayah
negara indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam pasal 25A UUD 1945
amandemen IV yang mengatakan “ Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah
negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan dengan undang-undang”. Atas dasar itulah indonesia mengembangkan
paham geopolitik nasionalnya, yaitu wawasan nusantara.
Secara historis, wilayah indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan belanda
yang dulunya disebut hinda belanda. Rakyat di wilayah hindia belanda memiliki le desir
d’etre ensemble serta charakter-gemeinschaft yang sama akibat penjajahan belanda. Oleh
karena itu, mereka disebut satu bangsa. Wilayah hindia belanda yang sekarang dinamakan
indonesia dari sabang sampai marauke yang merupakan ruang hidup (lebensraum) bangsa
indonesia yang harus disatukan dan dipertahankan.
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah indonesia beserta apa yang
ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau wawasan nasional
indonesia ini dinamakan wawasan nusantara. Wawasan nusantara sebagai konsepsi
geopolitik bangsa indonesia.
3
4
Oleh karna itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran dasar
pengembangan wawasan nusantara indonesia ditinjau dari :
1) Falsafah Pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara, antara lain
memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing,
sebagai wujud nyata penerapan HAM. Mengedepankan kepentingan masyarakat yang
lebih luas harus lebih diutamakan, tanpa mematikan kepentingan golongan.
Pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama diusahakan melalui
musyawarah. Kemakmuran yang hendak dicapai oleh masing-masing warganya tidak
merugikan orang lain. Sikap tersebut mewarnai wawasan nusantara yang dianut dan
dikembangkan bangsa indonesia.
4) Aspek kesejarahan
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya tumbuh dan
berkembang dari latar belakang sejarahnya. Dengan semangat kebangsaan yang
menghasilkan proklamasi 17 agustus 1945 dimana indonesia mulai merdeka, maka
semangat ini harus tetap dipertahankan dengan semangat persatuan yang esensinya
adalah mempertahankan persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan indonesia.
Wilayah negara kesatuan republik indonesia merupakan wawasan nusantara indonesia
diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan
dalam lingkungan bangsa dan negara indonesia.
Pengertian Wawasan Nusantara secara etimologis, berasal dari kata Wawasan dan
Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan,
tinjauan atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti
memandang, meninjau. Atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan,
penglihatan, atau tanggap indrawi. Wawasan berarti juga cara pandang atau cara
melihat.
Nusantara berasal dari kata Nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur Nusantara artinya
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan
dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Berdasarkan pengertian
modern, kata "Nusantara" digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
6
penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
Dengan demikian Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa (landasan
visional) dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Visi adalah keadaan atau
rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan. Wawasan Nusantara merupakan
visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai
dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah
yang satu dan utuh pula.
a. Wadah (Contour)
b. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita – cita serta tujuan
nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang
berkembang di masyarakat maupun cita – cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas,
bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan
dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Isi
menyangkut dua (2) hal yang esensial, yaitu sebagai berikut:
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari tata laku
batiniah dan tata laku lahiriah.
1) Tata laku Batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia.
2) Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku dari
bangsa Indonesia.
Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa
Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan
9
cinta kepada bangsa dan tanah air sehingga menumbuhkan nasionalisme yang tinggi
dalam semua aspek kehidupan nasional.
goyah apalagi ambruk berarti dapat dipastikan bahwa persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan bangsa Indonesia akan hancur berantakan pula. Ini berarti hilangnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut :
hal ini dibuktikan dengan penerimaan asas negara kepulauan berdasarkan Konvensi
Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai negara kepulauan diakui oleh dunia
internasional.
2) Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia. Berdasarkan Ordonansi 1939 wilayah
teritorial indonesia hanya seluas 2 juta km2. Dengan adanya konsepsi wawasan
nusantara maka luas wilayah indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai satu kesatuan
wilayah
3) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya
yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sumber daya tersebut terutama
sumber minyak yang ditemukan di wilayah teritorial dan landas kontinen indonesia.
4) Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan wilayah
nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa indonesia.
5) Wawasan nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya tercermin
dalam semboyan “ Bhineka Tunggal Ika”.
a. Pemberdayaan Masyarakat
13
B. Otonomi Daerah
Negara Indonesia melaksanakan otonomi daerah karena melaksanakan amanat UUD
1945 Pasal 18. Jadi, landasan hukum melaksanakan otonomi daerah adalah Pasal 18 UUD
1945 yang berbunyi sebagai berikut :
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan Undang-Undang.
2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
14
Menurut UU. 32 Tahun 2004, pasal 1 angka 5 yang dimaksud dengan Otonomi
Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain otonomi daerah adalah
penyerahan urusan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang menjadi urusan pmerintah pusat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Tujuan yang hendak dicapai dengan otonomi ini adalah antara lain
menumbuhkembangkan daerah dalam berbagai bidang, meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, menumbuhkan kemandirian daerah, dan meningkatkan daya saing daerah
dalam proses pertumbuhan (HAW. Wijaya, 2002). Lebih lanjut dijelaskan bahwa
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat, pemerataan , dan keadilan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam
kerangka Negara kesatuan republik Indonesia. Untuk itu beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
Jelas sekali bahwa dengan otonomi daerah paradigma pembangunan bergeser dari
bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Tujuan utama dari perubahan ini adalah
demokratisasi yang artinya memberdayakan masyarakat, atau pelayanan kepada rakyat.
Dengan cara ini diharapkan daerah yang tidak terjangkau oleh pembangunan pemerintah
pusat sekarang dapat di jangkau atau dikembangkan.
Adapun yang termasuk wewenang pemerintah pusat hanya menangani 6 urusan saja,
yaitu :
17
2. Pertahanan
Yang dimaksud dengan urusan pertahanan, misalnya mendirikan dan membentuk
angkatan bersenjata, menyatakan damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian
wilayah negara dalam keadaan bahaya, membangun dan mengembangkan sistem
pertahanan negara dan persenjataan, menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela
negara bagi setiap warga negara dan sebagainya.
3. Keamanan
Yang dimaksud dengan urusan keamanan, misalnya mendirikan dan membentuk
kepolisian negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak setiap orang,
kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan negara dan
sebagainya.
4. Yustisi
Yang dimaksud dengan urusan yustisi, misalnya mendirikan lembaga peradilan,
mengangkat hakim dan jaksa, mendirikan lembaga permasyarakatan, menetapkan
kebijakan kehakiman dan keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi,
membentuk undang-undang, peraturan pemerintah pengganti undang-undang,
peraturan pemerintah, dan peraturan lainnya yang berskala nasional.
5. Moneter dan fiskal nasional
Yang dimaksud dengan urusan moneter dan fiskal nasional adalah kebijakan makro
ekonomi,misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata uang, menetapkan
kebijakanmoneter, mengendalikan peredaran uang dans ebagainya.
6. Agama
Yang dimaksud dengan urusan agama, misalnya menetapkan hari libur keagamaan
yang berlakusecara nasional, memberikan pengakuan terhadap suatu agama,
menetapkan kebijakan dalam penyelengaraan dalam kehidupan keagamaan dan
sebagainya.
18
Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa
perwuju dan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangan
kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus di pikul oleh daerah dalam
mencapa I tujuan pemberian otonomi, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan
pemerataan, pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
dalam rangka menjaga keutuhan Negara kesatuanRepublik Indonesia.
Tantangan-tantangan yang masih Relevan untuk diangkat saat ini adalah masalah
sebagai berikut:
Sumber Daya Alam Berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD
tampaknya menjadi tolak ukur sebagai variable utama bagi terselenggaranya otonomi
daerah.Tantangan ini berkenaan dengan bagimana pemerintah daerah mengelola potensi
wilayah untuk dapat mengelola otonomi daerah dengan dana pembangunan yang
memadai. Dalam hal ini Soemodiningrat dalam kata pengantarnya pada buku
Dwijoerkerto (2000) mengidentifikasi ada tidaknya lingkup peluang dan tantangan
pembangunan ekonomi daerah. Lingkup pertama adalah Mikro, yaitu diharapkan setiap
pelaku pembangunan dapat melaksanakan proses pembangunan yang melibatkan
masyarakat sebagai subjek pembangunan yang mewujudkan kesejahteraannya sendiri.
Kedua lingkup Makro, yaitu daerah dan negara. Disini pengertian masyarakat sebagai
19
unsur horizontal dan vertikal bersama-sama sebagai pelaku pembangunan. Ketiga lingkup
Global, yaitu peluang dan tantangan pembangunan dalam konteks internasional. Dengan
prinsip ekonomi dimana sumber daya yang terbatas dengan hasil yang dicapai adalah
optimal, maka pengelolaan sumber daya ekonomi daerah dilaksanakan dalam suasana
kompetitif dan efisiensi tinggi. Disini jelas bahawa dibutuhkan pelaku-pelaku ekonomi
yang profesional. Oleh karena itu, dibuuhkan peran pemerintah yang arif untuk
menciptakan suasana dan iklim yang kondusif sehingga setiap pelaku pembangunan
mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.
Sumber daya ini sering kali terabaikan ketika orang sudah berbicara tentang masalah
pembangunan. Seringkali potensi pembangunan dilihat dalam konteks ekonomi dan
kebijakan yang bersifat top down. Seolah-olah masyarakat adalah dipandak subjek pasif
yang diproyeksi menjadi subjek aktif dengan kebijakan top down. Oleh karena itu,
pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi sumber daya alam didaerah
selayaknya memperhatikan nilai-nilai tradisional yang ada dan berkembang ditengah
daerah masyarakat daerah. Nilai-nilai tradisional ini menyatu dengan masyarakat daerah
yang menjadi pelaku pembangunan. Tidak jarang terjadi konflik didaerah disebabkan
kebijakan yang dirasakan oleh masyarakat sebagai beban, karena mereka harus
meninggalkan tradisi dan nilai-nilai yang telah lama mereka anut. Sering juga terjadi
pembangunan yang telah dirancang oleh pemerintah tidak berjalan dengan baik, karena
masyarakat lokal tidak mau terlibat. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan
pemerintah daerah belajar dari pola pembangunan masa lalu yang sangat sepihak dengan
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawasan nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu dan
utuh dalam satu kesatuan republik indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional maka
diperlukan suatu paham geopolitik dan dikembangkan menjadi wawasan nusantara
dan diwujudkan sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan. Kesatuan wawasan nusantara ini dilakukan dengan cara desentralisasi
dalam penyelenggaraan pemerintah.
Geopolitik merupakan sebagai sistem politik atau peraturan – peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik.
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dijadikan sebagai pola pikir dan
pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.Kekuatan
negara Indonesia terletak pada : posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya
sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah
air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh par pendiri negara ini dan diikrarkan dalam
sebuah Sempah Pemuda.Sehingga pandangan geopolitik bangsa Indonesia harus
didasarkan pada nilai – nilai Pancasila yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di
dalam Pembukaan UUD 1945 agar tercipta suatu Persatuan dan Kesatuan Negara
Indonesia
B. Saran-Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11560503/
22
23