Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


(PNA1102)

ACARA XIII

PENGENALAN FUNGISIDA DAN BAKTERISIDA

Oleh :

Aisyah Dwi L

A1D021084

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting di Indonesia.


Segala jenis usaha dalam pertanian sangat berpengaruh terhadap kehidupan untuk
mencukupi kebutuhan manusia. Hasil produk pertanian diharapkan akan maksimal
dengan potensi yang di Indonesia. Namun hal ini tentu sulit, karena banyak sekali
kendala dalam proses produksi pertanian yakni gangguan dari organisme
pengganggu tanaman.

Salah satu penggangu tanaman yaitu jamur. Jamur adalah nama regnum dari
sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya
di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Jamur memiliki
bermacam-macam bentuk.

Gangguan lainnya yaitu serangan bakteri. Bakteri merupakan makhluk


hidup yang bersifat kosmopolitan, yaitu paling banyak jumlahnya dan tersebar luas
hampir di semua terpat seperti pada makanan, tanah, air, udara, dalam tubuh
makhluk hidup dan bahkan di tempat yang sangat ekstrim. Bakteri dapat
menyebabkan berbagai bahaya dankerusakan.

Untuk menghadapi hal ini, petani perlu mengupayan cara untuk


mengatasinya. Bakteri dan jamur harus ditanggulangi jika ingin hasil panennya
optimal. Cara yang dapat dilakukan bisa dengan menggunakan bakterisida dan
fungisida.
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengenalan insektisida adalah :

1. Mengetahuimacam-macam bakterisida danfungisida.

2. Mengetahui kandungan bahan aktif yang terdapat dalam sebuah produk


bakterisida dan fungisida.
3. Mengetahui hama sasaran dari bakterisida dan fungisida yang dikenalkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur dan bakteri memang menjadi penganggu yang sangat merugikan


tanaman. Dampak yang ditimbulkan pun bisa sampai menyebabkan kematian
tanaman. Salah satu pengendaliannya yaitu dengan menggunakan pestisida.
Pestisida merupakan semua bahan-bahan bersifat racun yang digunakan untuk
menanggulangi organisme penganggu tanaman. Bakterisida dan fungisida
merupakan jenis pestisida yang tepat untuk mengendalikan atau membasmi
bakteri dan jamur penganggutanaman.

Fungisida

Jenis pestisida yang digunakan untuk meminimalisir perkembangan jamur


atau bahkan hingga membunuh fungi penyakit tanaman. Penggunaan fungisida
merupakan satu satunya cara terampuh dan masih secara luas dilakukan oleh para
petani untuk mengendalikan keberadaan jamur penyebab penyakit tanaman.

Fungisida juga terbagi menjadi fungida alama dan sintetis. Fungisida alami
yakni fungisida yang bahan-bahnnya terdapat di alam dan cendurung aman untuk
lingkungan sekitar, sedangkan fungisida sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia
yang cenderung tidak ramah lingkungan.

Bakterisida

Jenis pestisida yang digunakan untuk meminimalisir perkembangan


bakteri atau bahkan membunuhnya. Bakterisida sangat efektif sehingga menjadi
pestisida yang sangat sering digunakan para petani di Indonesia untuk membasmi
bakteri penganggu tanaman. Banyak sekali jenis bakteri penganggu dan semuanya
bisa dibasmi denganbakterisida.

Fungisida dan bakterisida merupakan dua jenis pestisida yang


mengandung bahan aktif yang berfungsi untuk meningkatkan performa pestisida
atau dapat juga untuk meningkatkan efektivitas bahan aktif dalam membunuh
bakteri danjamur.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan :

• Topsin-M70WP

• Antracol 70WP

• BiofungisidaSaco-P

• Agrept 20WP

Alat :

• HP

• Kertas

• Pulpen

• Laptop

B. Prosedur Kerja

➢ Pelajari buku petunjuk praktikum Dasar Perlindungan Tanaman


Acara4!
➢ Siapkan bahan danalat!

➢ Mengamati masing-masing pestisida yang sudah ditentukan!

➢ Catat informasi yang diperoleh dari keterangan pada kemasan!

➢ Gambar kemasan pestisida dengan disertai keterangan bahan


aktifnya, organisme sasaran, serta dosis dan konsentrasinya!
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Nama Bahan Formulasi Bentuk Organisme Dosis/


Dagang Aktif Sasaran Konsentrasi

1 Topsin-M Metil Powder Tepung a. Oidiumsp. a. Oidium sp.


70 WP Tiofanat pada tanaman
(P/WP) b. Alternaria
70 % apel : 1 - 2 g/l
porri

b. Alternaria
c. Mycosphaere porri pada
llamosicola tanaman
bawang
d. Cercospora
merah : 1 - 2
spp.
g/l
e. Cercospora
c. Mycosphaer
nicotianae
ella mosicola
pada tanaman
pisang : 0,5 -
1 kg/ha

d. Cercospora
spp. pada
tanaman
kacang hijau :
1 - 2 g/kg
benih

e. Cercospora
nicotianae
pada tanaman
tembakau : 0,5

- 1 g/l

Gambar

2 Antracol Propineb Powder Tepung a. Alternaria a. Alternaria


70 WP porri porri pada
70 % (P/WP)
tanaman
b. Alternaria
bawang daun :
allii
1 - 2kg/ha
c. Colletotrichu
b. Alternaria
m sp.
allii pada
d. Podosphaera tanaman
leucotricha bawang
merah : 2 g/l
e. Cercospora
(300 - 800 l
sp.
air/ha)

c. Colletotrich
um sp pada
tanamancabai
merah : 1 - 2
g/l (500-1000

liter air/ha)

d. Podosphaer
a leucotricha
pada tanaman
apel : 4 g/l

e. Cercospora
sp. pada
tanaman padi :
3 g/l
Gambar

3 Biofungis Trichoder Powder Tepung a. Fusariumsp. a. Fusarium sp


ida Saco- ma pada tanaman
(P/WP)
P koningii b. Rigidoporus cabai : 3
lignosus gram/liter

b. Rigidoporus
c. Penyakit
lignosus pada
Moller pada
tanaman
tanaman
Bawang Merah karet : 3 - 5
gram/liter
d. Penyakit
c. Penyakit
Layu Fusarium
Moller pada
pada tanaman
tanaman
Pisang
Bawang
e. Penyakit Merah : 3 - 5
Layu pada gr/liter
tanaman
d. Penyakit
bawang merah
Layu Fusarium
pada tanaman
Pisang : 3 - 5
gr/liter

e. Penyakit
Layu pada
tanaman
bawang
merah : 3-5
gr/liter
Gambar

4 Agrept 20 Streptomis Powder Tepung a. Hawar daun a. Penyakit


WP in sulfat sengon hawar daun
(P/WP)
20% pada tanaman
b. Bercak daun
sengon : 1 -
jarakpagar
1,5 g/l
c. Layu bakteri
tembakau b. Bakteri
bercak daun
d. Layu
pada tanaman
kentang
jarak pagar : 1-
e. Bakteri layu 1,5 g/l
tomat
c. layu bakteri
pada tanaman
tembakau : 2 -
2,5 g/l

d. Layu pada
tanaman
kentang : 1 -
1,5 g/l

e. layu bakteri
pada tanaman
tomat : 1-2 g/l
Gambar

Keterangan:

g = gram
l = liter
g/l = gram per liter air
ha = hektar
kg/ha = kilogram per hektar
B. Pembahasan

Produk pada tabel pertama yaitu fungisida topsin-M 70 WP, merupakan


fungisida preventif dan kuratif berupa tepung yang bersifat sistemik untuk
mengendalikan jamur penyakit pada berbagai tanaman bawang-bawangan, cabai,
dan lainnya. Produk ini digunakan dengan cara disempro, celup, maupun
dioloeskan pada tanaman, lalu akan terserap dan disebarluaskan oleh jaringan
tanaman untuk mencegah busuk dan kematian pada tanaman.

Topsin-M 70 memiliki bahan aktif berupa Metil Tiofanat 70 % dengan


formulasi berupa Powder (WP). Karena cara kerjanya yang protektif bahan aktif
ini akan melindungi tanaman dari serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur
patogen. Sedangkan kuratif yaitu fungisida ini biasanya diaplikasikan jika sudah
ditemukanya tanda-tanda gejala dari serangan penyakit.

Organisme-organisme sasaran dari topsin-M 70 WP antara lain Alternaria


porri yang menyebabkan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah dan
bawang putih, Oidium sp. yang menyebabkan penyakit embun tepung pada
tanaman apel, semangka, dan melon, Mycosphaerella mosicola yang
menyebabkan penyakit sigatoka pada tanaman pisang, Cercospora sp. yang
menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman kacang hijau, cabai, dan kacang
tanah.

Produk pada tabel kedua yaitu fungisida Antracol 70 WP, merupakan jenis
fungisida racun kontak yang bersifat protektif berbentuk tepung berwarna coklat
muda yang dapat disuspensikan kedalam air, dapat digunakan untuk melindungi
tanaman dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh jamur pada tanaman seperti
cengkeh, jagung, dan jeruk.

Antracol 70 WP memiliki bahan aktif berupa propineb 70 % yang efektif


mengendalikan berbagai jenis penyakit tanaman yang di sebabkan oleh jamur atau
cendawan, dengan formulasi berupa Powder (P/WP). Antracol 70 WP merupakan
pestisida berbahan aktif Propineb 70 %, artinya Antracol mengandung 7% bahan
aktif dan sisanya terdiri dari bahan pembawan (carrier) dan bahan lain.
Organisme-organisme sasaran dari antracol 70 WP antara lain Phyllosticta
sp. menenyebabkan penyakit cacar daun pada tanaman cengkeh,
Helminthosporium turcicum menyebabkan penyakit hawar daun pada tanaman
jagung, Oidium tingitanium menyebabkan penyakit embun tepung pada tanaman
jeruk.
Produk pada tabel ketiga terdapat Biofungisida saco-P, merupakan
Fungisida dengan bahan aktif trichoderma bubuk berupa tepung yang digunakan
untuk mengendalikan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh jamur pada
tanaman cabai, tanaman karet, dan semua tanaman.

Biofungisida Saco-P memiliki bahan aktif berupa Trichoderma koningii.


Trichoderma sp. merupakan cendawan parasit yang dapat menyerang dan
mengambil nutrisi dari cendawan lain dan memiliki kemampuan untuk mematikan
atau menghambat pertumbuhan cendawan lain.

Organisme sasaran dari Biofungisida Saco-P antara lain Fusarium sp


meenyebabkan penyakit layu pada tanaman cabai dan intensitas penyakit moler
dan layu pada tanaman bawang merah, Rigidoporus lignosus menyebabkan
penyakit jamur akar putih pada tanaman karet, dan Penyakit Layu Fusarium pada
tanaman Pisang.

Produk pada tabel keempat yaitu bakterisida Agrept 20 WP, merupakan


jenis bakterisida sistemik yang bersifat antibiotik berbentuk tepung berwarna
putih yang dapat disuspensikan dan bermanfaaat untuk mengendalikan penyakit
layu bakteri pada tanaman kedelai dantembakau.

Agrept 20 WP memiliki bahan aktif berupa Streptomisin sulfat 20% ,


dengan formulasi berupa Powder (P/WP). Agrept 20 WP memiliki bahan aktif
berupa Streptomisin sulfat. Streptomisin adalah antibiotika aminoglikosida, yang
diperoleh dari Streptomyces griceus dan spesies streptomyces lainnya.

Penyakit layu bakteri pada tanaman kedelai, dosisnya yaitu 2 - 2,5 g/l,
cara penggunaan yaitu penyemprotan dengan volume tinggi saat gejala muncul
pada intensitas rendah, dilakukan seminggu 7 kali. Penyakit hawar daun pada
tanaman padi, dosisnya yaitu 1 - 1,5 g/l, cara penggunaannya yaitu penyemprotan
volume tinggi saat gejala muncul pada saat intensitas rendah, dilakukan seminggu
sebanyak 7 kali.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu bakterisida dan fungisida merupakan
jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan jamur dan bakteri. Adapun
jenis-jenis fungisida dan bakterisida yang sering digunakan oleh petani yaitu
Topsin-M 70WP, Antracol 70 WP, Biofungisida Saco-P, dan Agrept 20 WP.
Namun, penggunaan fungisida dan bakterisida tersebut juga tetap harus
berdasarkan dosis dan anjuran pakai.

D. Saran

Saran saya, lebih dijelaskan materi tentang fungisida dan bakterisida agar
praktikan lebih mudah dalam pengerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Amaria, Widi, Funny Soesanthy dan Yulius Ferry. 2016. Keefektifan biofungisida
Trichoderma sp. dengan tiga jenis bahan pembawa terhadap jamur akar
putih Rigidoporus microporus. Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar 3.1 :
37-44. Diakses 18 November 2021 pada
https://pdfs.semanticscholar.org/f163/42a6f903b77b89381a67e5c9ec2ab11
e64ef.pdf

Cahayatani.id. 2021. Agrept 20 WP. Diakses 17 November 2021 pada


https://cahayatani.id/toko-pertanian/pestisida/bkterisida/agrept-20wp/

Direktorat Pupuk dan Pestisida. 2016. Pestisida Pertanian dan Kehutanan 2016.

Kementerian Pertanian Indonesia. Jakarta.

Gurusinga, Rika Estria, et al. 2020. Dampak Penggunaan Fungisida Sintetik pada
Kelimpahan Cendawan Endofit Tanaman Padi. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia 25.3 : 434-441. Diakses 19 November 2021 pada
https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/26943

Hidayati, Nurul, Pienyani Rosawanti, dan Ninik Karyani. 2019. Perlakuan


Trichoderma koningii dan Biourine terhadap Pengendalian Penyakit
Moler (Fusarium oxysporum), Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.) di Tanah Mineral. Agrikan: Jurnal
Agribisnis Perikanan 12.1: 83-92. Diakses 20 November 2021 pada
https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/article/view/269

Kliktani.com. 2019. Dosis Antracol untuk Padi, Bawang, dan Cabai. Diakses 16
November 2021 pada https://www.kliktani.com/2019/03/dosis-
antracol.html?m=1
Moekasan, T. K., L. Prabaningrum. 2011. Penggunaan Pestisida Berdasarkan
Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Bandung. Yayasan Bina
Tani Sejahtera.

Pertanianindonesia.com. 2021. Jual Bakterisida Agrept 20 WP. Diakses 17


November 2021 pada https://pertanianindonesia.com/jual-bakterisida-
agrept-20-wp

Petrokayaku.com. 2021. Topsin-M 70 WP. Diakses 16 November 2021 pada


http://m.petrokayaku.com/content/produk/fungisida/31/Topsin-M-70-WP

Sumardiyono, Christanti. 2008. Ketahanan jamur terhadap fungisida di


Indonesia. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 14.1 : 1-5. Diakses 18
November 2021 padahttps://journal.ugm.ac.id/jpti/article/view/11869
Fairuzah, Zaida, et al. 2014. Keefektifan Beberapa Fungi Antagonis (Trichoderma
SP) Dalam Biofungisida Endohevea Terhadap Penyakit Jamur Akar Putih
(Rigidoporus Microporus) Di Lapangan. Jurnal Penelitian Karet : 122-128.
Diakses 18 November 2021 pada
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/158
BIODATA PRAKTIKAN

Nama Lengkap : Aisyah Dwi Lestari

Nama Panggilan : Aisyah

NIM : A1D021084

Tempat/tanggal lahir : Kebumen, 07 Mei 2003

Kewarganegaraan : Indonesia

Fakultas/Prodi : Pertanian/Agroteknologi

Motto Hidup : Terus belajar dan mengembangkan dir

Anda mungkin juga menyukai