Gejala min dlm 2 minggu. Gangguan mood bisa – 2 thn/ seumur hidup.
Irritable, hampa, pesimis, putus asa, salahkan diri sendiri, ingin bunuh diri.
Jika berat dapat disertai gejala psikotik (halusinasi dan waham).
C. Mengakhiri Wawancara
6. Memperlihatkan sikap empati pada pasien
Crosscheck. Saya mengerti apa yang Bapak rasakan
7. Menyimpulkan hasil wawancara
Berdasarkan wawancara, saya menyimpulkan bapak mengalami depresi.
8. Menjelaskan tindak lanjut terapi
Saya bantu dengan obat dan vitamin ya pak. Ada yang mau ditanyakan?
Tx:
Antidepresan:
Trisiklik: Amitriptilin
Tetrasiklik
SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor): Sertraline
NDRI (Norepinephrine Dopamine Reuptake Inhibitor)
Masalah perkawinan: Marital therapy
Tidak berhasil/toleran obat: Terapi Kejang Listrik
Panik = periode rasa takut yang tak nyaman Cemas = Kekhawatiran berlebihan tentang
disertai 5 gejala: berdebar, gemetar, nafas berbagai kejadian atau aktifitas selama
pendek, berkeringat dan rasa tercekik. sedikitnya 6 bulan.
1. Basmalah
A. Membina sambung rasa, menanyakan identitas dan menanyakan keluhan utama
2. Sikap menerima pasien yang datang
3. Perkenalkan diri, salam Islami, persilahkan duduk
4. Tanyakan nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan
5. Tanyakan keluhan pasien untuk berobat
B. Menggali riwayat penyakit
Menanyakan apakah pasien sering mendapat serangan mendadak merasa cemas,
takut, tidak tenang atau tidak nyaman dalam situasi yang orang lain tidak merasa
demikian.
Jika YA:
Apakah serangan tersebut datang secara tidak terduga?
Jika YA:
Menanyakan apakah selama serangan terburuk yang pasien bisa ingat, apakah
pasien:
a. Denyut jantung tidak teratur, cepat atau berdebar keras
b. Berkeringat
c. Gemetar atau bergetar
d. Merasa mulut kering
a. Sulit bernafas
b. Merasa tercekik
c. Nyeri, tertekan atau tidak enak di dada
d. Mual atau gangguan perut
e. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan
f. Merasa asing dengan sekeliling pasien atau bagian tubuh pasien
g. Takut menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan
h. Takut pasien akan mati
i. Mengalami kilatan panas atau kedinginan
j. Kesemutan atau baal pada tubuh
C. Mengakhiri Wawancara
6. Memperlihatkan sikap empati pada pasien
7. Menyimpulkan hasil wawancara
8. Menjelaskan tindak lanjut terapi
Crosscheck. Saya mengerti apa yang Bapak rasakan
Berdasarkan wawancara, saya menyimpulkan bapak mengalami depresi.
Saya bantu dengan obat dan vitamin ya pak. Ada yang mau ditanyakan?
Tx:
Farmakoterapi:
Alprazolam, Sertraline dan Paroksetin, Lorazepam
Trisiklik
Tetrasiklik
SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor)
Terapi Kognitif Behavior
1. Basmalah
A. Membina sambung rasa, menanyakan identitas dan menanyakan keluhan utama
2. Sikap menerima pasien yang datang
3. Perkenalkan diri, salam Islami, persilahkan duduk
4. Tanyakan nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan
5. Tanyakan keluhan pasien untuk berobat
B. Menggali riwayat penyakit
Menanyakan apakah pasien khawatir berlebihan atau cemas terhadap perihal 2
atau lebih masalah hidup sehari-hari (mis. Keuangan, kesehatan anak, nasib
buruk) selama 6 bulan terahir? Lebih daripada orang lain? Apakah kekhawatiran
muncul hampir setiap hari? Atau apakah orang orang mengatakan kepada pasien
bahwa pasien khawatir berlebihan?
Jika YA:
Menanyakan apakah pasien sering:
a. Denyut jantung tidak teratur, cepat atau berdebar keras
b. Berkeringat
c. Gemetar atau bergetar
d. Merasa mulut kering
e. Sulit bernafas
f. Merasa tercekik
g. Nyeri, tertekan atau tidak enak di dada
h. Mual atau gangguan perut
i. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan
j. Merasa asing dengan sekeliling pasien atau bagian tubuh pasien
k. Takut menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan
l. Takut pasien akan mati
m. Mengalami kilatan panas atau kedinginan
n. Kesemutan atau baal pada tubuh
o. Merasa sakit, nyeri otot atau tegang
p. Merasa gelisah tidak bisa santai
q. Tegang
r. Sulit menelan, kerongkongan tersumbat
s. Mudah kaget atau terkejut
t. Sulit konsentrasi/ pikiran kosong
u. Mudah tersinggung
v. Sulit tidur karena kekhawatiran pasien
C. Mengakhiri Wawancara
6. Memperlihatkan sikap empati pada pasien
7. Menyimpulkan hasil wawancara
8. Menjelaskan tindak lanjut terapi
Saya bantu dengan obat dan vitamin ya pak. Ada yang mau ditanyakan?
Tx:
Farmakoterapi:
Buspiron, Benzodiazepin
SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor)
Trisiklik : Amitriptilin
Antihistamin
Beta Adrenergik Antagonis: Propanolol
Pengobatan mungkin seumur hidup
Gangguan Jiwa
Meracau
karena factor Psikotik Non Psikotik
fisik:
Reality Testing
Kehilangan Ability
kesadaran, Bukan
(+) Halusinasi Gangguan
delirium, lansia Gangguan
Mood
Waham (+) Delusi/ Mood
waham
Bizarre
Non
Tdk masuk akal:
Bizarre Gangguan Bukan Gangguan
Mengaku nabi, Neurotik Neurotik
tumbuh pohon Kenyataannya
di badan bisa tapi bukan: Anxietas, Stress
mengaku
presiden
Gejala Positif
Halusinasi
Inkoherensi: tdk nyambung
Katatonik: Posisi tidak berubah, diam
Gejala Negatif ( jg ada pada org normal) : tdk inisiatif dsb
1. Basmalah
Menjelaskan bahwa akan menanyai pasien perihal pengalaman yang tidak lazim
yang mungkin dialami seseorang
Menanyakan apakah keluarga atau kerabat menganggap keyakinan pasien aneh
dan tidak lazim (Hanya diberi kode ya jika contoh yang diberikan jelas merupakan
ide-ide kebesaran, hipokondriasis, kehancuran, bersalah)
Menanyakan apakah pasien percaya ada yang memata-matai pasien, atau
berkomplot melawan pasien, atau mencoba mencederai pasien
Apa pernah ada orang yang berniat tidak baik pada bapak?
Menanyakan apakah pasien percaya bahwa seseorang atau sesuatu kekuatan di
luar pasien, atau bisa mendengar pikiran pasien, atau bahwa pasien sungguh bisa
membaca atau mendengar apa yang difikirkan orang lain
Menanyakan apakah pasien percaya bahwa sesorang atau suatu kekuatan di luar
pasien memasukkan buah pikiran yang bukan milik pasien ke dalam pikiran pasien,
atau menyebabkan pasien bertindak yang bukan lazimnya pasien
Menanyakan apakah pasien percaya bahwa pasien sedang dikirimi pesan khusus
melalui TV, Radio, Koran, atau bahwa sesorang yang tidak pasien kenal secara
pribadi tertarik pada pasien
Menanyakan apakah pasien mendapatkan penampakan atau bisa melihat yang
tidak bisa dilihat orang lain
Menanyakan apakah pasien mendengar sesuatu yang tak dapat didengar orang
lain seperti suara-suara
C. Mengakhiri Wawancara
Saya bantu dengan obat dan vitamin ya pak. Ada yang mau ditanyakan?
Tx:
Farmakoterapi:
Dopamin Reseptor Antagonis: CPZ, Haloperidol, Sulpirid
Dopamin Serotonin Antagonis: Risperidon, Clozapin
Terapi Psikososial:
Terapi perilaku: latihan keterampilan dan komunikasi
Terapi kelompok: mengurangi isolasi social dan tingkatkan
kebersamaan
Terapi orientasi keluarga: perbaiki hubungan keluarga
Psikoterapi individual:
o Suportif: dorongan moral dan harga diri
o Orientasi tilikan: melatih kemampuan menyadari
gangguan yang dialami
ANAMNESIS TERFOKUS
1. Basmalah
2. Salam, perkenalkan diri
3. Tanyakan identitas
4. Keluhan utama
Jenis? Karakteristik? Onset (sejak kapan? berapa lama?)
Sakitnya disebelah mana? (minta pasien menunjuk)
Untuk meringankan ngapain? Yang memperberat apa?
Mengganggu aktivitas? Tidur?
Nafsu makan? BB?
Pernah coba minum obat apa?
5. Keluhan yang relevan
6. Keluhan Tambahan
Ada gejala …. jg tdk? Ada demam/batuk/dahak/menggigil/Sulit BAB/Sulit BAK/ BAK
bercabang/ BAK lampias?
7. Keluhan tambahan yang relevan
8. Riwayat penyakit dahulu serta riwayat pengobatan yang relevan
Ada riwayat? Pernah mengalami hal serupa? Kapan? Dulu berobat? Obat apa? Ada
alergi obat tidak?
9. Riwayat penyakit keluarga
Anggota keluarga ada yang sakitnya serupa? Tetangga? Yg serumah? Satu lingkungan?
Kapan?
10. Factor risiko
Adar riwayat ke daerah endemis? Merokok? Makanan diperoleh darimana? Menu
seimbang?
11. Pertanyaan terarah
12. Pertanyaan terbuka dan tertutup seimbang
13. Menentukan diagnosis kerja
14. Menentukan diagnosis banding
15. Menjelaskan alasan diagnosis
16. Melakukan komunikasi verbal dan non verbal secara efektif
17. Menunjukan profesionalitas dokter
18. Hamdalah, salam islami.
Bronchitis TB
Pegawai gudang Salesman
- Batuk 4 hari - Batuk 3 minggu
- Dahak hijau - Dahak hijau merah
kental - Demam 7 hari
- Dada nyeri - Dada nyeri
- Merokok 1 - Orang tua sakit batuk
bungkus - Merokok
- BAK BAB (-) - Nafsu makan dan bb turun
- Tdk nafsu - Baru kali ini
makan - Berkeringat malam
- Minum OBH - BAK kuning
- Pernah batuk, - BAB lancer
OBH: sembuh - Tetangga batuk menahun
Anemia Malaria
Tukang sampah Supir luar kota
DBD Leptospirosis
Karyawan Tukang sampah/ SAR Banjir
- Demam panas 3 hari - Demam 3 hari
- Demam naik turun - Kepala pusing
- Hari pertama tinggi - Mual
- Mual, muntah - Badan ngilu terutama betis
- Kepala pusing - Tidak pakai alas kaki
- BAK normal, BAB mencret - Mata takut kena sinar
- Nyeri otot - BAK kuning keruh
- Sudah minum obat warung - Ke daerah banjir
- Bitnik merah di tangan
- Tetangga penyakit serupa
Angina Pektoris
Karyawan
- Dada kiri sakit 4 hari
- Menetap seperti di tusuk
- Menjalar ke belakang
- Ringan dengan istirahat
- Rokok 1 bungkus
tersebut. Kondisi ini termasuk sebagai salah satu penyakit pernapasan. Bronkitis akut
berasal dari infeksi paru-paru yang kebanyakan disebabkan oleh virus. Iritasi dan
peradangan menyebabkan bronkus menghasilkan mukosa atau lendir lebih banyak. Dan
tubuh berusaha mengeluarkan lendir atau mukosa yang berlebihan dengan cara batuk.
Penyebab bronkitis kronis yang paling umum adalah kebiasaan merokok. Tiap isapan
rokok berpotensi merusak bulu-bulu kecil di dalam paru-paru yang disebut rambut silia.
Rambut silia berfungsi menghalau dan menyapu keluar debu, iritasi, dan mukosa atau
lendir yang berlebihan.
REUMATOLOGI
ATRITIS REUMATOID
Pengertian Penyakit inflamasi sistemik kronik yang terutama mengenai sendi diartrodial.
Termasuk penyakit autoimun dengan etiologi yang tidak diketahui.
Kriteria Diagnosis ACR 1982. diagnosis ditegakkan bila didapatkan 4 dari 11 kriteria
di bawah ini :
OSTEOARTRITIS
Osteoartritis
3. Nyeri lutut
4. Salah satu dari 3 kriteria berikut :
iv. Usia > 50 tahun
v. Kaku sendi < 30 menit
vi. Krepitasi + osteofit
SPONDILITIS ANKILOSA
SIROSIS HATI
Pengertian Penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya nekrosis,
pembentukan jaringan ikat disertai nodul.
Pemeriksaan fisik stigma sirosis (palmar eritema, spider nevi) vena kolateral
Diagnosis
dinding perut, ikterus, ederma pretibial, asites, splenomegali.
HEPATOMA
Laboratorium : peningkatan AFP, PIVKA II, ALP, USG, lesi fokal/difus dihati.
No.Dokumen
Anamnesis: : malaise, anoreksia,
mual, No. Revisiurin
: berwarna gelap,
Hal.
Laboratorium : luekositosis,
pus (+)
TROPIK INFEKSI
Pengertian Penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi
kriteria WHO untuk DBD
Derajat
III : terdapat kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah atau hipotensi,
disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah
DEMAM TIFOID
Pengertian Penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typi
Diagnosis Anamnesis : demam naik secara bertangga lalu menetap selama beberapa
hari, demam terutama sore/malam hari, sakit kepala nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, obstipasi atau diare.
Kultur darah negatif tidak menyingkirkan diagnosis. Uji widal tunggal dengan
liter antibodi O 1/320 atau H 1/640 disertai gambaran klinis khas menyokongh
diagnosis.
Tifoid Karier : ditemukannya kuman salmonella typhi dalam biakan feses atau
urin pada seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau pada seseorang setelah 1
tahun pasca-demam tifoid.
LEPTOSPIROSIS
Pengertian Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh spirokaeta patogen dari famili
leptospiracese
Diagnosis Anamnesis: demam tinggi, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah,
diare,
penurunan kesadaran
Serologi leptospira positif, (tiler, 1 > 100 atau terdapat peningkatan > kali
pada tiler ulangan).
Diagnosis Banding Hepatitis tifosa, ikterus obstruktifm malarie, kolangitis, hepatitis fulminan.
MALARIA
Pengertian Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodiurn falsiparum, Plasmodium vivax.
Plasmodium ovale, atau Plasmodium malariae dan ditularkan melatui gigitan nyamuk
anopheles
Anainnesis: riwayat demam intermiten atau terus menerus, riwayat dari atau pergi ke
daerah endemik malaria, trias malaria (keadaan menggigil yang dikuti dengan demarn
dan kemudian timbul keringat yang banyak; pada daerah endemik malaria, trias malaria
mungkir tidak ada, diare dapat merupakan gejala utama)
Lab: sediaan darah tebal clan tipis ditemukan plasmodium, serologi malaria (+) [sebagai
penunjang]
Malaria berat: ditemukannya P. falsiparuni dalam stadium aseksual disertai satu atau
leb;h gejala berikut:
7. Perdarahan spontan dad hidung, gusi, saluran cerna, dan lateu disertai ganguan
koalgulasi intrevaskular
8. Kejarg berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam setelah pendinginan pada
hipertermia
9. Asidernia (pH 7,25) atau. asidesis (bikarbonatt plasma <15 mEq/1)
10. Hemogiobinuria makroskopik oleh karena infeksi. malaria akut (bukan karena
efek samping obat antimalaria pada pasien dengan defisierisi G6PD)
11. Diagnosis pasca-kematian dengan ditemukannya P.
falsiparurn yang padat pada pembuluh darah kapiler jaringan otak.
Beberapa keadaan yang juga digolongkan sebagai malaria berat sesuai dengan gambaran
1. Gangguan kesadaran
2. Kelemahan otot tanpa kelainan neurologis (tak bIsa duduk/jalan)
3. hiperparasitemia >5% pada daerah hipoendemik atau
daerah tak stabil malaria.
PEDS
1. Basmalah
2. Siapkan alat dan bahan
3. Perkenalkan diri
4. Tujuan dan alasan
5. Meminta persetujuan
6. Menanyakan apakah orangtua akan mengisi sendiri atau dibantu
7. Mengisi lembar penanyaan, penilaian dan interpretasi
Contoh Kasus:
Bayu, yang sejak lahir selalu diperiksa secara rutin. Pada usia 3 tahun orang tua
mengeluhkan Bayu panas badan dan dari telinga kiri keluar cairan. Bayu diberi obat dan
disarankan untuk kontrol 5 hari kemudian.
Pada saat kontrol, Bayu sudah tidak panas dan dari telinganya tidak keluar cairan lagi, tetapi
ditindak lanjuti.
Bayu belum bisa lancar berbicara, anaknya pendiam dan pemalu, Anak mau bicara bila
ditanya, itupun hanya beberapa kata
Tidak mengerti apa yang anda katakan, tidak mendengar Bahasa reseptif
dengan baik
Tidak dapat membuat garis lururs, tidak dapat menulis nama, Motorik halus
tidak dapat menggambar suatu bentuk, tidak benar dalam
memegang pensil, belum dapat makan menggunakan
sendok/makan masih berantakan
Ceroboh, berjalan aneh, berjinjit, belum dapat naik sepeda, Motorik kasar
sering terjatuh, pincang, kurang keseimbangan, tidak mnyukai
menendang bola
Tidak bisa menulis nama (nilai sama seperti motorik halus) Sekolah
tidak tahu warna atau angka, tidak mau belajar membaca,
tidak dapat mengingat huruf, kadang-kadang tidak dapat
mengeja kata-kata
Infeksi telinga, asma, kecil untuk anak seusianya, sering sakit, Lain-lain
pendengaran kurang baik, penglihatan kurang baik
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
1. Basmalah
2. Salam, perkenalkan diri
3. Inform consent. Tujuan: Memeriksan kondisi genital interna dan eksterna; screening
4. Mempersiapkan alat (LAMPU nyalakan duluan!!)
Tidak steril: lampu, kursi atur dulu, cawan ginjal, kom alat dengan klorin 0,5%,
Povidone Iodine, Alkohol, Kasa steril dibantu asisten
Steril: (cuci tangan WHO, pakai glove) pinset, speculum cocor bebek
5. Meminta pasien membuka pakaian bawah dan pakaian dalam
(Laki2 minta ditemani perawat wanita atau suami pasien)
Inspeksi
Pemeriksaan Inspekulo
1. Jelaskan bahwa akan dilakukan prosedur pemasangan alat. Mohon merespon bila terdapat
rasa nyeri, dan meminta pasien agar tidak mengedan.
2. Asepsis dengan povidone iodine dan alcohol/NaCl
3. Pasang speculum
4. Lihat dinding vagina: Rugae baik, Atrophy (Menopause), ulkus, discharge
5. Lihat Porsio Vaginalis Servisis Uteri: Bulat, licin, merah muda homogeny, tdk hiperemis,
discharge, OUE tertutup
6. Lepas speculum, letakkan di kom.
7. Laporkan
Pemeriksaan Bimanual
7. Perabaan Parametrium dan Adnexum: cek fornix lateral. Minta pasien menarik nafas dan
menghembuskan nafas. Raba saat ekspirasi. Raba parametrium, tuba, dan ovarium.
Laporkan: tdk ada massa dan nyeri tekan)
8. Pemeriksaan selesai. Persilahkan pasien memakai pakaian kembali. Terimakasih.
9. Buka sarung tangan, cuci tangan, MATIKAN LAMPU, laporkan hasil.
10. Hamdalah, salam.
NB:
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-12) x 155 gram (jika kepala belum masuk PAP).
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-11) x 155 gram ( Jika kepala sudah masuk PAP).
Leopold 2
Letakkan tangan kiri pemeriksa di perut ibu sebelah kanan dekat fundus uteri.
Tekan tekan kearah kaudal sambal merasakan lengkung kontinyu (vertebrae),
maka itu adalah punggung janin.
Laporan: Punggung kanan/kiri
Leopold 3
Tangan kanan pemeriksa memegang bagian terbawah janin diantara ibu jari dan
jari lainnya. Tekan secara lembut untuk menentukan bagian terbawah janin. Keras
bulat dan hampir homogen adalah kepala, lunak kurang simetris adalah bokong.
Coba digoyangkan. Jika bisa digoyangkan maka bagian bawah janin belum masuk
PAP. Jika terfiksir, maka sudah masuk PAP
Laporkan: presentasi kepala/bokong, msk PAP/belum.
Leopold 4
Pemeriksa menghadap kaki pasien.
Tangan kiri dan kanan di lateral setinggi umbilicus, ditekan-tekan kearah simfisis.
Jika salah satu jari (jari tengah) menyentuh sinsiput maka gerakan dihentikan.
Jika tangan kiri menyentuh sinsiput, ibu jari tangan kiri diletakkan di sebelah
kanan perut ibu. Tarik garis hayal, berapa jari dari PAP. 3 jari: 2/5
Laporkan: ../5
Auskultasi
6. Meletakkan stetoskop Laenec subumbilikus kearah punggung janin
7. Mendengarkan dan menghitung frekuensi bunyi jantung janin
Laporkan:
Ibu: G..P..A..H.., Hamil.. minggu (Rumus Neagle: +7, -3, +1)
Janin: Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala/bokong/sungsang
8. Bersihkan tangan dengan antiseptic
9. Akhiri dengan hamdalah dan salam Islami
INTERPRETASI HASIL
Cuci tngan, hamdalah, salam.
Redupkan ruangan
Cek pupil dengan senter
Tes hitung jari (makin mundur)
Tes warna dengan bola
Tes lapang pandang donder +/- 1 m
pupil segera miosis, dan apakah ada pelebaran kembali yang tidak terjadi
dengan segera.
Strabismus (juling)
Motorik
Mengunyah/menggigit dan relaksasi. Raba m. masseter dan m. temporalis
Pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian meraba M. masseter dan M.
temporalis. Normalnya kiri dan kanan kekuatan, besar dan tonus nya sama.
Sensorik
- Dengan kapas lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah.
- Refleks kornea : Mata ikuti tangan pemeriksa. Sentuhkan kapas pada putih
mata. Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan menutup
matanya atau menanyakan apakah pasien dapat merasakan.
Lesi UMN/LMN?
Motorik:
Pasien bersuara (disfonia atau afonia)
Pasien buka mulut, minta pasien mengucapkan aaaaa
Lihat palatum molle dan arkus faring. Uvula simetris/tdk
Reflex muntah dengan spatel (jangan di depan pasien)
Dysarthria: dalam keadaan diam lidah tidak simetris, biasanya tergeser kedaerah
lumpuh karena tonus disini menurun. Bila lidah dijulurkan maka lidah akan
membelok kesisi yang sakit.
Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah.
Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah kesamping pada pipi dan
dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.
Lesi UMN/LMN?
ekstensor tungkai
Massa otot Hanya sedikit mengalami Atropi dapat sangat jelas
disuse atropi
Refleks Meninggi : Babinski Menurun atau tidak ada :
positif Babinski negatif
Fasikulasi Tidak Ada
Klonus Seringkali ada Tidak ada.
. Gangguan UMN menigkatkan tonus otot, sedangkan gangguan LMN menurunkan tonus
otot.
Kelumpuhan
Yang pertama disebut sebagai neuron motorik atas ( upper motor neuron ) dan yang
terakhir disebut neuron motorik batah ( lower motor neuron ). Setiap saraf motorik yang
menggerakkan setiap otot merupakan komposisi gabungan ribuan saraf – saraf motorik
bawah.
Jaras motorik dari otot ke medula spinalis dan juga dari serebrum ke batang otak
dibentuk oleh UMN. UMN mulai di dalam korteks pada sisi yang berlawanan di otak,
menurun melalui kapsul internal, menyilang ke sisi berlawanan di dalam batang otak,
menurun melalui traktus kortikospinal dan ujungnya berakhir pada sinaps LMN. LMN
menerima impuls di bagian ujung saraf posterior dan berjalan menuju sambungan mioneural.
Berbeda dengan UMN, LMN berakhir di dalam otot.
UMN : kehilangan kontrol volunter, peningkatan tonus otot, spastisitas otot, tidak ada
atropi otot, reflek hiperaktif dan abnormal.
LMN : kehilangan kontrol volunter, penurunan tonus otot, paralysis flaksid otot, atropi otot,
tidak ada atau penurunan reflek.
Rangkaian sel saraf berjalan dari otak melalui batang otak keluar menuju otot yang
disebut motor pathway. Fungsi otot yang normal membutuhkan hubungan yang lengkap
disepanjang semua motor pathway. Adanya kerusakan pada ujungnya menurunkan
kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan – pergerakan otot.
Tipe paralisis :
Penyebab kelumpuhan
Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam otak atau
batang otak ( pusat sistem saraf ) atau mungkin di luar batang otak ( sistem saraf perifer ).
Lebih sering penyebab kerusakan pada otak adalah stroke, tumor, truma ( disebabkan jatuh
atau pukulan ), multiple sclerosis ( penyakit yang merusak bungkus pelindung yang menutupi
sel saraf ), serebral palsy ( keadaan yang disebabkan injuri pada otak yang terjadi sesaat
setelah lahir ), gangguan metabolik ( gangguan dalam penghambatan kemampuan tubuh
untuk mempertahankannya ).
Kerusakan pada batang otak lebih sering disebabkan trauma, seperti jatuh atau
kecelakaan mobil. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dalam atau
dengan segera berdekatan pada tulang belakang termasuk : tumor, herniasi sendi ( juga
disebut ruptur sendi ), spondilosis, rematoid artrirtis pada tulang belakang atau multiple
sklerosis.
Kerusakan pada saraf tepi mungkin disebabkan trauma, carpal tunel sindrom, Gullain
Barre Syndrom, radiasi, toksin atau racun, CIDP, penyakit dimielinisasi.
Distribusi paralisis memberikan syarat yang penting untuk bagian saraf yang rusak.
Hemiplegia disebabkan kerusakan otak pada sisi berlawanan dengan paralysis, biasanya dari
stroke. Paraplegia terjadi setelah injuri pada bagian bawah batang otak , dan quadriplegia
terjadi setelah kerusakan bagian atas batang otak pada tingkat bahu atau lebih tinggi ( saraf
yang mengontrol lengan sejajar tulang belakang ). Diplegia biasanya mengindikasikan
kerusakan otak, lebih sering karena serebral palsy. Monoplegia mungkin disebabkan
pemisahan kerusakan diantara system saraf pusat atau saraf perifer. Kelemahan atau paralysis
hanya dapat terjadi pada lengan dan kaki dapat mengindikasikan penyakit diemelinisasi.
2. Capsula Interna: terdapat nervus VII dan XII yang bersifat kontralateral. bila ada kelainan
maka menyebabkan lesi pada otot-otot bicara yang mengakibatkan bicara pelo.
3. Medulla Spinalis: bila lesi setinggi cervical terjadi kelumpuhan tangan dan kaki, bila lesi
setinggi thorakal terjadi kelumpuhan tungkai, bila lesi setinggi lumbosakral terjadi
kelumpuhan hanya tungkai. Perbedaan lesi pada thorakal dan lumbosakral yaitu pada letak
lesi motoriknya. kalo pada thorakal di upper motorneuron, sedangkan pada lumbosakral di
lower motorneuron.
4. Batang otak: Lesi berupa kelumpuhan anggota gerak yang bersifat kontralateral (bila
lumpuh pada sebelah kanan maa lesi pada saraf sebelah kiri)