Anda di halaman 1dari 4

SELINGAN

CERITA HANTU
GENRE TERHORMAT
INTAN PARAMADHITA MENJADIKAN KISAH HANTU UNTUK MENYAMPAIKAN
PESAN-PESAN DENGAN SUDUT PANDANG PEREMPUAN.

DOK. KOMUNITAS SALIHARA


MAJALAH DETIK 7 - 13 APRIL 2014
SELINGAN

M
ENJAMURNYA novel horor be- dullah, di cerpen ini Intan pun menyelipkan
berapa tahun ini barangkali dipicu bumbu seksual dalam kisah horornya.
oleh terbitnya kumpulan 12 cerita Tokohnya, Salimah, digambarkan sebagai
pendek (cerpen) Kumpulan Budak perempuan dengan goyangan erotis yang
Setan karya tiga penulis muda berbakat, yakni akan membuat siapa pun selalu penasaran.
Abdullah Harahap (kiri)
bersama Eka Kurniawan, Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, dan Ugor- Tapi tokoh ini terbunuh dengan sangat tragis
Intan Paramaditha, dan
Ugoran Prasad. an Prasad, pada 2010. Mereka sengaja menulis karena berani menantang seorang ulama yang
INTAN PARAMADITHA BLOGSPOT tema horor untuk mengapresiasi karya-karya telah mengusirnya dari desa. Di cerpen ini, isu
Abdullah Harahap. feminisme tersirat: bagaimana seorang wanita
Lewat Goyang Penasaran, misalnya, Intan ingin diperlakukan dengan wajar dan adil.
membangun cerita bertema balas dendam Bagi Intan dan dua koleganya, Abdullah me-
dengan alur yang sangat tertata. Seperti Ab- rupakan pionir penulisan novel gotik modern di
Indonesia. Pada 1970-1990-an, Abdullah adalah
penulis paling produktif di antara penulis horor
lainnya, seperti S.B. Chandra dan Motinggo
Busye.
Keduanya masing-masing terkenal lewat
karya serial Manusia Harimau dan serial 7 Ma-
nusia Harimau. Bedanya, Chandra terbatas di
Sumatera dan ceritanya agak plural, sedangkan
Abdullah lebih variatif dengan setting desa dan
kota di berbagai daerah.
Pada 2005, Intan menerbitkan Sihir Perem-
puan. Ia menyodorkan dunia hantu yang tak
semata kumuh. Meminjam kalimat Nirwan

MAJALAH DETIK 7 - 13 APRIL 2014


SELINGAN

Slamet Rahardjo, Naomi


Srikandi, Intan Paramaditha,
Sapardi Djoko Damono saat
peluncuran buku Goyang
Penasaran.
DOK. GOYANG PENASARAN

Dewanto yang ditulis di sampul belakang buku beragam, dan beberapa di antaranya bergaya
ini, “...menjadikan cerita hantu sebagai genre sastrawi. Kisah Jeritan dalam Botol, misalnya.
terhormat....” “Gita merasakan bau asing yang menyengat.
Maksudnya, bila kebanyakan buku bergenre Bukan bau tubuh yang berkeringat, yang manu-
horor ala Abdullah Harahap dipandang sebe- siawi, melainkan wangi cengkih dari daerah nan
lah mata sebagai karya picisan, buku ini justru jauh, dupa untuk para arwah, tubuh kaku yang
berhasil menarik perhatian para kritikus sastra. dimandikan bunga sebelum masuk liang kubur”
Intan tak sekadar mengumbar pocong dan para (halaman 93).
dedemit berwajah tak keruan, dengan bumbu Dari 11 cerpen yang ditulisnya, perempuan
adegan seks. Tapi ada pesan-pesan serius yang kelahiran Bandung, 15 November 1979, ini ter-
disampaikan. asa lancar membangun jalinan cerita. Intan,
Sesuai dengan judulnya, Sihir Perempuan, In- yang pernah berkuliah di Universitas California,
tan mengangkat tema cerita tentang perempu- layaknya seorang ibu yang tengah menyampai-
an dan hal-hal gelap yang mengelilinginya. Ha- kan dongeng pengantar tidur bagi anaknya.
nya, gaya penceritaan yang digunakan cukup “Mari, mari, Nak. Duduk di dekatku. Yakinkah

MAJALAH DETIK 7 - 13 APRIL 2014


SELINGAN

pesan-pesan dengan sudut pandang perempuan.


Dalam cerpen Darah, misalnya, ia menceritakan
fenomena haid seorang tokoh perempuan deng-
an cara yang horor, mengerikan.
“Di depan WC, perempuan berambut panjang
sedang berjongkok. Wajahnya pucat dan bibirnya
merah. Perempuan itu tengah menjilati pembalut
yang dipadati darah” (halaman 119).
Dalam kisah-kisah horor dan misteri, perem-
puan kerap digambarkan sebagai sosok yang
emosional, misterius, bahkan menakutkan.
Mulai cerita Nyi Blorong, Sundel Bolong, Si Ma-
nis Jembatan Ancol, hingga The Ring rata-rata
menempatkan hantu perempuan pada “trope”
yang sama: hantu yang penuh tipu daya, emo-
Pementasan Goyang kau ingin mengetahui bagaimana aku menjadi sional, dan pendendam.
Penasaran oleh Teater buta? Ah, ceritanya mengerikan sekali, Nak. Dalam beberapa cerita di buku ini, Intan pun
Garasi di Yogyakarta.
DOK. DETIKCOM Terlalu banyak darah tertumpah seperti saat sepertinya masih mengamini stereotipe seperti
hewan dikurbankan” (halaman 27). Demikian itu. Pada cerita Sang Ratu, misalnya. Di situ di-
Intan membuka cerpen berjudul Perempuan ceritakan bagaimana Herjuno Bambang Praso-
Buta tanpa Ibu Jari. jo, sang playboy yang mendapatkan hukuman
Sebagai feminis tanpa jargon, seperti kata Me- dari Ratu Pantai Selatan, lewat sosok sang istri,
lani Budianta di sampul belakang buku ini, Intan Dewi Wulandari. Jari tengahnya direnggut, juga
menjadikan kisah hantu untuk menyampaikan kewarasannya. ! SUDRAJAT

MAJALAH DETIK 7 - 13 APRIL 2014

Anda mungkin juga menyukai