Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONDISI SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA SELAMA PANDEMI COVID-19

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Internasional

Oleh :

Ajeng Fitri Ningtiyas (41152010190092)

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Langlangbuana

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kondisi Sumber Daya
Alam di Indonesia Selama Pandemi Covid-19” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pemasaran Internasional. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana kondisi alam/sumber daya alam di Indonesia selama Pandemi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Tak lupa, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Tanty Sondari, S.E., M.M
selaku dosen Manajemen Pemasaran Internasional yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi materi, maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih,
semoga bermanfaat.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3
2.1 Pengertian Dasar Sumber Daya Alam (SDA)..............................................................3
2.2 Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA).......................................................................5
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN............................................................................7
3.1 Analisa Kasus..................................................................................................................7
3.2 Pembahasan....................................................................................................................7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................9
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................9
4.2 Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu sektor primer yang ada di Indonesia adalah SDA (Sumber Daya Alam).
Sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri
dengan cara menjaga dan melestarikanya. Sumber daya alam merupakan awal atau
landasan dasar dalam hal pembangunan nasional yang berkelanjutan guna memberikan
manfaat bagi lingkungan hidup serta sosial budaya bagi masyarakat. Indonesia
merupakan Negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya, karunia tersebut tersirat
secara langsung ketika Indonesia menjadi sebuah Negara yang saat ini memiliki hutan
hujan tropis terluas ketiga di dunia dan keanekaragaman flora dan fauna yang hidup di
dalamnya.
Pelestarian dan pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara baik dan benar
dikarenakan sumber daya alam di Indonesia merupakan sektor paling penting untuk
kekayaan bangsa terutama menunjang dalam segi pendapatan Negara serta dapat
menunjang kehidupan ekonomi masyarakat. Hal ini sesuai dan diatur di dalam Pasal 33
ayat 3 Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu “Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat”.
Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi
lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu berupa suatu
kebijakan nasional perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus
dilaksanakan secara taat asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.
Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi dunia ketika tiba-tiba muncul wabah
Covid-19, yang awalnya muncul secara lokal di Wuhan – China, lalu merebak dan
memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian dunia. Data global per 2 Juni 2020
menunjukkan ada 6.140.934 orang dari 216 negara di dunia terkonfirmasi wabah Covid-
19 dan 373.548 orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan untuk data Indonesia
menunjukkan ada 27.549 orang yang tersebar di 34 provinsi positif Covid-19 dan 1.663
orang diantaranya meninggal dunia. Ketika Covid-19 mulai muncul pada akhir tahun

1
2019 dan mulai mewabah dan meledak secara lokal di China pada akhir Januari 2020,
kemudian merembet ke seluruh dunia sepanjang bulan Februari hingga kini, salah satu hal
yang terkena dampak dari pandemi adalah sektor primer di Indonesia yanitu Sumber
Daya Alam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Seperti apa pengertian dasar sumber daya alam?
2. Bagaimana sumber daya alam di indonesia setelah adanya Pandemi Covid-19?
3. Apa saja tindakan yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengelola sumber daya
alam di Indonesia dikala pandemi?

1.3 Tujuan Makalah


1. Menjelaskan mengenai pengertian dasar sumber daya alam.
2. Menjelaskan tentang sumber daya alam Indonesia saat adanya pandemi Covid-19.
3. Menjabarkan seperti apa tindakan pemerintah Indonesia dalam mengelola sumber
daya alam dikala pandemi Covid-19.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Dasar Sumber Daya Alam (SDA)


Sumberdaya alam (SDA) berarti sesuatu yang ada di alam yang berguna dan
mempunyai nilai dalam kondisi dimana kita menemukannya. Tidak dapat dikatakan SDA
apabila sesuatu yang ditemukan tidak diketahui kegunaannya sehingga tidak mempunyai
nilai, atau sesuatu yang berguna tetapi tidak tersedia dalam jumlah besar dibanding
permintaannya sehingga ia dianggap tidak bernilai. Secara ringkasnya, sesuatu dikatakan
SDA apabila memenuhi 3 syarat yaitu :
1. Sesuatu itu ada.
2. Dapat diambil.
3. Bermanfaat.
Dengan demikian, pengertian SDA mempunyai sifat dinamis, dalam arti peluang
sesuatu benda menjadi sumberdaya selalu terbuka. Pemahaman mengenai SDA akan
semakin jelas jika dilihat menurut jenisnya. Berdasarkan wujud fisiknya, SDA dapat
dibedakan menjadi 4 klasifikasi yaitu :
 Sumber daya Lahan.
 Sumber daya Hutan.
 Sumber daya Air.
 Sumber daya Mineral.

Sedangkan berdasarkan proses pemulihannya, SDA dibedakan menjadi 3 klasifikasi


(Alen, 1959), yaitu :

1. Sumber daya alam yang tidak dapat habis (inexhaustible natural resources), seperti :
udara, energi matahari, dan air hujan.

2. Sumber daya alam yang dapat diganti atau diperbaharui dan dipelihara (renewable
resources), seperti : air di danau/ sungai, kualitas tanah, hutan, dan margasatwa

3. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources/


irreplaceable atau stock natural resources), seperti : batubara, minyak bumi, dan
logam.

3
Dalam penggunaannya, SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui
dapat saling melengkapi (komplementer), saling menggantikan (substitusi) atau dapat
bersifat netral. Kajian tentang hubungan di antara berbagai penggunaan SDA ini akan

4
sangat bermanfaat pada saat membahas masalah kebijaksanaan dalam pengelolaan SDA.
Ruang lingkup SDA mencakup semua pemberian alam di bawah atau di atas bumi baik
yang hidup maupun yang tidak hidup. Pengertian SDA meliputi semua sumberdaya dan
sistem yang bermanfaat bagi manusia dalam hubungannya dengan teknologi, ekonomi,
dan keadaan sosial tertentu. Definisi ini berkembang dan sekarang mencakup sistem
ekologi dan lingkungan. Setelah lepas dari alam dan dikuasai oleh manusia, maka
sumberdaya tersebut disebut barang-barang sumberdaya (resource commodity ). Dari
definisi tersebut menjadi jelas bahwa yang kita ketahui mengenai SDA tergantung pada
keadaan yang kita warisi, tingkat teknologi saat ini maupun yang akan datang serta
kondisi ekonomi maupun preferensi pasar (Howe, 1979).

2.2 Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)


Prinsip umum dalam ilmu ekonomi adalah bagaimana memenuhi kebutuhan umat
manusia yang cenderung tidak terbatas dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas
atau langka. Kelangkaan SDA ini merupakan salah satu faktor utama dalam kajian
ekonomi yang berwawasan lingkungan dan karena faktor kelangkaan itu pula maka
dibutuhkan pengelolaan SDA secara arif dan bijaksana. Tingkat ketersediaan dan
kelangkaan sumberdaya memberikan indikasi tentang bagaimana seharusnya mengelola
sumberdaya yang langka dimaksud agar tidak mengancam kelestariannya dengan tanpa
dan atau meminimalkan terjadinya degradasi lingkungan. Macam dan karakterisasi
sumberdaya tidak hanya menggambarkan bagaimana pentingnya sumberdaya tersebut
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana sebaiknya sumberdaya itu dikelola agar
memenuhi kebutuhan ummat manusia tidak hanya masa kini, tapi juga masa yang akan
datang. Ada 4 (empat) hal yang perlu dicatat dalam mengelola SDA (Irawan, 1992) :
1. Biaya pengambilan/ penggalian semakin tinggi dengan semakin menipisnya
persediaan SDA tersebut.
2. Kenaikan dalam biaya pengambilan/ penggalian SDA akan diperkecil dengan
diketemukannya deposit baru serta adanya teknologi baru.
3. Sebidang tanah tidak hanya bernilai tinggi karena adanya sumberdaya mineral yang
terkandung di dalamnya, tetapi juga karena adanya “opportunity cost” berupa
keindahan alam itu.
4. Juga perlu diingat dan dibedakan antara penggunaan sumberdaya yang bersifat dapat
dikembalikan lagi dan penggunaan sumberdaya yang tak dapat dikembalikan ke
keadaan semula (irreversible).

5
Sumberdaya yang menjadi perhatian utama dalam literatur ekonomi lingkungan
adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu alokasi yang
dinamik dari waktu ke waktu adalah penting untuk menjamin alokasi sumberdaya
yang berkelanjutan, diikuti dengan upaya-upaya lain yang bisa menekan kehabisan
sumberdaya. Disamping usaha alokasi yang berkelanjutan tersebut, kelangkaan
sumberdaya mempunyai peluang untuk diatasi yaitu paling tidak melalui 4 cara
(Yakin, 1997 : 37) yaitu :

1. Eksplorasi dan penemuan

2. Kemajuan teknologi

3. Penggunaan sumberdaya substitusi

4. Pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycling).

6
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Kasus


Ketika semua menghadapi krisis kesehatan global akibat pandemi covid-19 yang
menyebarkan penderitaan global, mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, dan
mengguncang ekonomi global, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Ibu
Siti Nurbaya mengingatkan bahwa “Pelajaran yang bisa diambil dari krisis ini adalah
bahwa kita harus senantiasa siap menghadapi darurat kesehatan dan harus melakukan
investasi layanan publik untuk menghadapi krisis.” Ditekankan bahwa pelajaran penting
lainnya adalah perlunya meningkatkan kesadaran akan kualitas lingkungan dan
kelestarian ekosistem yang terkait dengan kesehatan masyarakat.

Pada banyak kesempatan, Menteri LHK tak pernah henti terus mengingatkan bahwa
bumi, atmosfir, biosfir dan lingkungan memiliki link yang sangat kuat dengan societal-
beneficiaries. “Kita harus menyadari bahwa masalah lingkungan hidup tidak dapat
diselesaikan melalui satu panasea atau resep dan dengan cara yang memuaskan dalam
waktu singkat. Namun, diperlukan upaya langkah demi langkah dan bahu-membahu
bersama masyarakat menuju solusi” katanya lagi dalam pembukaan Webinar Forum
ICCE.

Pemerintah Indonesia terus menterjemahkan kebijakan ramah lingkungan ke dalam


tindakan, termasuk kesadaran masyarakat Indonesia tentang lingkungan hidup yang
bersih. Hal ini sangat jelas kandungan maksudnya di dalam pasal 28 H UUD 1945.
Kesadaran tentang planet bumi yang kita huni, dimana makanan, air, udara, dan iklim
semuanya berasal dari alam, telah mengirim pesan kepada kita semua untuk membangun
dengan lebih baik. Memelihara alam sekaligus merawat diri sendiri. Dalam sistem
kebumian atau atmosfir yang terkait dengan sistem penopang kehidupan (life support
system), itulah rambu-rambu dalam upaya kita memelihara dan menjaga alam dan
lingkungan.

3.2 Pembahasan
Bagi Indonesia yang telah cukup berhasil dalam menata pembangunannya dengan
prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dapat menapak maju menata
kembali untuk peradaban dunia, yang memasuki fase “Tatanan Kenormalan Baru”.

7
Pembangunan berkelanjutan di masa depan hanya dimungkinkan dengan membangun
kemitraan dengan membangun kemitraan secara adil dan jujur dengan memobilisasi
respons darurat kesehatan, ekonomi dan keamanan global atas dukungan semua pohak,
seluruh elemen bangsa.

Upaya-upaya pemulihan global yang berkelanjutan, Indonesia memprakarsai 4 tujuan


pembangunan berkelanjutan sebagai langkah strategis ke depan sebagai kontribusi bagi
dunia dengan tetap berpedoman pada protokol Covid-19. Prakarsa tersebut meliputi :

Pertama, konsisten dalam komitmen dan kontinyu dalam implementasi penurunan emisi
karbon, sesuai dengan kesepakatan Paris tahun 2015. Sekaligus mengidentifikasi dan
memfasilitasi peluang untuk mendukung keberhasilan di Konferensi Perubahan Iklim
berikutnya.

Kedua, memperkuat kebijakan pengelolaan lingkungan, kemanan hayati dan biosekuriti,


serta langkah-langkah pengaturan untuk mendeteksi, mencegah, mengendalikan industri,
kehutanan, pertambangan dan perumahan yang tidak berkelanjutan.

Ketiga, penguatan ekosistem kelautan dari degradasi ekosistem laut, pantai, air, dan
tawar alami serta keanekaragaman hayati yang dikombinasikan dengan peningkatan
pemanasan laut, pengasaman laut, dan polusi yang meluas.

Hal ini perlu dikemukakan mengingat sumber daya genetik laut digunakan untuk
keperluar farmasi termasuk anti-virus dan konservasi ekosistem laut yang menjamin
konservasi keanekaragaman hayati;

Keempat, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dari praktik-praktik yang
menyebabkan menipisnya sumber daya alam, gangguan ekosistem, ekonomi dan
infrastruktur yang intensif, sumber daya karbon serta masalah dan penyakit kesehatan
lingkungan.

Empat hal tersebut disampaikan oleh Menteri LHK ditutup dengan pesan menyentuh
seorang Ibu “melalui momentum hari lingkungan hidup sedunia ini, diharapkan dapat
menambah semangat kita untuk senantiasa memperbaiki diri dalam berperilaku adil
terhadap lingkungan. Adil dalam pemanfaatan menurut kapsitas dan daya dukungnya,
serta adil untuk terus merawat bagi kepentingan generasi masa depan”.

8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan, beberapa kesimpulan dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. Sumberdaya Alam (SDA) sebagai salah satu unsur yang menentukan


perkembangan ekonomi daerah. Struktur perekonomian daerah didominasi oleh
SDA (pertanian, pertambangan dan galian). Namun demikian, share terhadap
pendapatan daerah masih belum optimal.
2. Upaya Pengelolaan SDA merupakan suatu keharusan. Hal ini mengingat
ketersediaan SDA terbatas.
3. Misalkan, pengelolaan SDA daerah memerlukan kebijakan yang bersifat
konseptual, aspiratif, dan aplikatif. Oleh karena itu, pengelolaan secara
partisipatif dengan mempertimbangkan penilaian secara menyeluruh dan
terkoordinasi sesuai dengan kondisi dan peran masingmasing pemangku
kepentingan.

4.2 Saran
Sesuai dengan Pengembangan Konsep Pengelolaan SDA harus disesuaikan dengan
situasi dan kondisi daerah sendiri juga;

1. Konsep Pengelolaan SDA secara terpadu merupakan salah satu alternatif


yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan. Hal ini karena implikasinya
yang sangat luas, disamping untuk kepentingan membuat berbagai
kebijakan, juga yang terutama adalah bertujuan untuk memperkuat
perekonomian nasional/ daerah.
2. Dalam rangka Penerapan suatu konsep pengelolaan SDA diperlukan
penelitian/ pengkajian awal yang matang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Redi Ahmad. 2014. “Sumber Daya Alam dalam Sektor Kehutanan”.

Solihin, Muhammad Amir. 2007. “Pengelolaan sumber daya alam secara terpadu untuk
memperkuat perekonomian lokal”.

Azheri Busyra. 2016 “Prinsip Pengelolaan Mineral dan Batu Bara, kajian Filosifis terhadap
Undang Undang No 4 Tahun 2009”.

Muhyiddin. 2020. “Covid-19, new normal dan perencanaan pembangunan di Indonesia”.

INTERNET

Diah Suradiredja. 2020. Dalam Jaringan. “kembali ke alam di tengah Pandemi Covid-19”
https://m.mediaindonesia.com/opini/318794/kembali-ke-alam-di-tengah-pandemi-covid-19 /.
Diakses pada Jumat. 19 November 2021 pukul 17.03 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai