Judul : Signifikansi Jumlah Wisatawan Dengan Tingkat Penjualan Barang Di Pasar Indah
Pertanyaan : Adakah signifikansi antara jumlah wisatawan dengan tingkat penjualan di Pasar Indah
CATATAN
URAIAN
REFLEKSI PERTANYAAN
Pertanyaan lanjutan:
Mengapa banyaknya wisatawan datang ke Tretes tidak memberikan pengaruh positif terhadap
penjualan barang dagangan di pasar Indah?
Informan : Mbah Arlina (70 tahun), Pedagang Pisang asal Desa Pecaluk
CATATAN
URAIAN
REFLEKSI PERTANYAAN
Hasil hunting selanjutnya 1. Pedagang dalam pasar tidak
ditemukan, bahwa hanya berkutik dalam mengahadapi
sebagian pedagang yang fakta ini untuk membela
berpengaruh positif terhadap dirinya, meski pedagang di
kehadiran wisatawan. Dalam trotoar jelas-jelas menyalahi
soal pengaruh kehadiran aturan dan merugikan
wisatawan terhadap hasil mereka.
penjualan barang dagangan di 2. Dari pengakuan dua
pasar Indah bisa dikelompokkan pedagangan dari barang yang
menjadi 2 bagian. Kelompok sama dan tempat berbeda,
pertama, pedagang yang terdapat perbedaan
berjualan di pinggir jalan (di atas pendapatan yang mencolok.
trotoar). Kelompok kedua, Mbah Arlina (penjual pisang
pedagang yang menempati di dalam pasar) rata-rata Mengapa banyaknya wisatawan
bedak di dalam pasar. perhari hanya dapat Rp datang ke Tretes tidak
Kelompok pertama adalah 50.000 perhari. Sedangkan memberikan pengaruh positif
kelompok yang tidak Kamil (penjual pisang di terhadap penjualan barang
berpengaruh positif (bisa pinggir trotoar) mengaku dagangan sayuran di pasar
mengalami penurunan omset) mendapatkan penghasilan Indah?
oleh kehadiran banyaknya rata-rata Rp 2 juta perhari.
wisatawan di Tretes. Mereka
adalah pedagang di bedak-bedak
di dalam pasar.
Kelompok kedua adalah
kelompok yang berpengaruh
positif (omset mengalami
peningkatan) setelah hadirnya
banyak wisatawan di Tretes.
Mereka berjualan di pinggir jalan
(di atas trotoar) bagian depan
pasar Indah.
Kelompok pertama diwakili
oleh nara sumber kami, Mbah
Arlina, Ny Tholiah, Ny Aisyah
(ketiganya pedagang di dalam
pasar). Sedangkan kelompok
kedua diwakili oleh Kamil,
pedagang buah di pinggir trotoar.
Semua nara sumber dari
pedagang kelompok pertama
mengatakan, bahwa omset
mereka sejak ada pedagang
kelompok kedua (pedagang yang
berjualan di luar) mengalami
penyusutan.
“Sejak ada yang jualan di
luar itu. Barang dagangan saya
jarang laku. Kemarin hanya dapat
Rp 6.000. Hari Kamis Kliwon lalu,
hanya dapat 1.000,” kata Ny
Aisyah yang mengaku sudah
berjualan sejak 1971 di pasar
Indah.
Sedangkan Mbah Arlina
sampai pukul 12.00 wib, pisang
yang dijualnya baru laku satu
sisir, senilai Rp 15.000. “Ya, rata-
rata perhari paling hanya dapat
Rp 50.000,” sambil malu-malu
menyebut angkanya.
Kamil, penjual pisang yang
mengambil lokasi di atas trotoar
mengaku hasilnya setiap hari
rata-rata mencapai Rp 2 juta.
Pertanyaan lanjutan:
Informan : Sunarko (45), staf Disperindag Kabupaten Pasuruan yang bertugas sebagai mantri
pasar asal Desa Pecalukan.