Anda di halaman 1dari 13

Syifa Al-Qulub x, x (xxxxx): x-xx

Website: journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub
ISSN-25-8453 (online) dan ISSN-2540-8445 (cetak)

SPIRITUALITAS SEBAGAI SUMBER


KESEHATAN BATIN SUFISME

Nadiyah Amaliyah
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Nadiyahamaliyah10@gmail.com
_________________________
Abstract
The writing of this journal article is to find out spirituality as one of the inner sources discussing spirituality and
health that comes from literature. The method used in this study is a literature review. In the midst of a life crisis that
is too materialistic, secular as well as a very hard life, economically and psychologically, Sufism provides a spiritual
antidote, which provides resistance to the crisis of modern spirituality which causes them to no longer know who is
the goal and purpose of life on earth. Lack of eventuality and purpose in life, results in prolonged suffering. Sufism
teaches about happy life. A happy life must be alive and healthy both physically and mentally. A happy life with
inner conflict will never be obtained. This is because the happiness that is created will throw away the entire realm
of the mind-mind.

Key words :
Spirituality, inner health, Sufism
__________________________

Abstrak
Ditulisnya artikel jurnal ini adalah untuk mengetahui spiritualitas sebagai sumber kesehatan batin seorang sufisme,
membahas mengenai spiritualitas dan kaitannya dengan kesehatan batin yang bersumber pada literatur. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur. Ditengah krisis kehidupan yang terlalu materialistis,
sekuler juga sebagai kehidupan yang sangat keras, secara ekonomi dan psikologis, tasawuf memberikan penawar
spiritual, yang memberikan kekuatan terhadap krisis spiritualitas modern yang mengakibatkan mereka tidak tahu
lagi siapa yang dia maksud dan tujuan hidup di bumi. Kurangnya kejelasan maksud dan tujuan hidup, akhirnya
mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan. Tasawuf mengajarkan tentang hidup bahagia. Hidup bahagia
harus hidup dan sehat baik secara fisik maupun mental. Hidup bahagia dengan konflik batin tidak akan pernah
didapat. Ini karena kebahagiaan yang tercipta akan membuang seluruh alam pikiran-otak batin.

Kata Kunci:
Spiritualitas, kesehatan batin, sufisme

DOI: http://dx.doi.org/10.15575/jw.xxx.xxx
Received: xxxxxx ; Accepted: xxxxxx ; Published: xxxxxxx

A. PENDAHULUAN Tidak semua orang bisa beradaptasi,


Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, akibatnya individu memiliki berbagai
perubahan di segala aspek begitu cepat dan masalah psikologis dan fisik yang secara
meluas sehingga mengharuskan setiap orang alami menimbulkan konflik batin, oleh
bisa beradaptasi dan menelusuri setiap karena itu diperlukan cara yang efektif
perubahan yang terjadi, namun nyatanya tidak untuk mengatasinya.
semua orang bisa melakukan hal tersebut. Apa Arus globalisasi yang terus maju pada
yang terjadi adalah bahwa ada banyak abad modern saat ini membuat hidup setiap
masalah dalam masyarakat atau kemanusiaan. individu menjadi lebih materialistik dan
Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

individualis. Perkembangan teknologi dan menjadi permasalahan pada psikologis dan


ekonomi yang terus menjadi pesat, sudah fisik yang serius, apabila individu tersebut
menjadikan setiap individu menjadi individu tak dapat mengatasi permasalahan
yang tak lagi mempunyai individual yang psikologis tersebut.
bebas karena kehidupan setiap individu pada Di tengah berbagai permasalahn
saat ini kerap kali diimbangi oleh teknologi- kehidupan yang serba materialis dan
teknologi serba mekanis, hal itu membuat kehidupan yang kian sulit secara ekonomi
rutinitas tiap hari nya pun menjadi terusun ataupun psikologis, tasawuf berperan
oleh alur susunan aktivitas yang padat. sebagai obat penawar rohani yang memberi
Akhirnya beberapa individu kadang tak peduli daya tahan karena permasalahan
lagi terhadap agama serta peran agama kerohanian di masa modern ini yang
tersebut menjadi semakin terlupakan karena mengakibatkan beberapa individu tak lagi
kepentingan materi duniawi. memahami bagaimana dirinya, makna serta
Kemudian, kebanyakan individu di masa tujuan kehidupan di dunia. Karena tidak
arus globalisasi yang sedang maju pesat ini jelasnya makna hidup serta tujuan hidup ini
pun semakin mementingkan ilmu pengetahuan akibatnya menghasilkan permasalahan
dan majunya teknologi sedangkan pemahaman batin yang berterusan.
keagamaan yang berdasarkan wahyu dari Sebenarnya agama adalah sebagai
Tuhan mulai diabaikan kemudian hidup dalam terapi untuk permasalahan batin atau jiwa.
keadaan yang sekuler. Beberapa individu di Hal itu disebabkan karena agama dapat
masa ini, lebih mengutamakan menuntut mengalihkan serta memperbaiki batin.
kehidupan yang bermateri serta bergaya hidup Agama pun dapat menjadi kekuatan kepada
hedonis ketimbang memikirkan agama. individu ketika berhadapan dengan
Tentu, keadaan seperti ini sedikit banyak kebingungan atau keputusasaan. Kemudian
sudah mempengaruhi batin atau kejiwaan agama juga memberikan kesabaran pada
setiap individunya kemudian yang terjadi invidu ketika merasa keputusasaan serta
adalah individu yang memendam beberapa memberikan ketenangan pada saat individu
permasalahan. Konflik batin atau permasalahn merasa dalam kecemasan atau marak
batin pada beberapa individu terkadang bahaya. Karena melalui Aqidah, kekuatan
dipengaruhi oleh terhalangnya individu dari spiritual serta keimanan dalam hati maka
apa yang di inginkan atau dengan kata lain individu tersebut akan hidup dalam
individu tersebut tidak dapat mendapat yang ketentraman dan kenyamanan batin.
diinginkannya. Sesorang individu akan

2 Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

Tren individu dalam masyarakat Walaupun dalam perspektif ilmu


menjunjung kegiatan-kegiatan spiritual dalam pengetahuan esensi tasawuf tak diakui
ilmu tasawuf saat ini mulai kian banyak yang disebabkan karena bersifat supranatural,
menjungjung. Tasawuf sebagai suatu ajaran tetapi eksistensi tasawu pada kalangan
dalam Islam timbul dengan memberikan jalan masyarakat menunjukkan bahwasannya
keluar dan penawar untuk permasalahan tasawuf merupakan bagian tersendiri dari
individu dengan cara semakin mendekatkan suatu kehidupan masyarakat sebagai
diri kepada Allah SWT. Kemudian sebuah pergerakan, keyakinan, agama
berkembang juga rutinitas bibingan organisasi, jaringan bahkan penyembuhan
psikoterapi yang tentunya bertujuan untuk atau terapi (Moh. Sholeh, 2005 :35)
membantu individu dapat menyelesaikan Tasawuf atau sufisme telah diakui
permasalahan batinnya. Karena pada setiap dalam perspektif sejarah sudah
permasalahan tentu terdapat solusi atau cara berkontribusi banyak pada kehidupan
penyelesaiannya. Perilaku spiritual dalam moral dan spiritual Islam selama ribuan
tasawuf untuk mengatasi permasalahan- tahun yang silam. Dalam kurun waktu
permasalahan psikolog kian berkembang pesat tersebut tasawuf menjadi kian dekat pada
di masa era globalisasi sekarang ini. pergerakan kehidupan individu tidak hanya
Pada dasarnya tasawuf adalah jalan atau sebatas lingkup kecil yang eksklusif dan
cara yang ditempuh oleh seseorang individu terisolasi dari dunia luar, atas adanya
agar memahami perilaku nafsu dan sifat-sifat tasawuf pada dunia modern saat ini
nafsu yang tercela atauapun yang terpuji. Oleh semakin diperlukan, agar dapat membawa
sebab itu peran tasawuf dalam Agama Islam tiap individu untuk terus mendejatan diri
sudah diakui sebagai ajaran agama yang pada Tuhannya serta dapat mengubah
berikatan pada perspektif budi pekerti ataupun kehidupan individu yang tadinya dalam
tingkah laku yang merupakan esensi dalam kahidupan glamour atau kehidupan yang
Islam. Kemudian secara filsafat sufisme suka berhura-hura menjadi orang yang
tersebut lahir dari salah satu komponen dasar asketis yaitu kehidupan Zuhud pada dunia.
agama Islam yaitu Iman, Islam dan Ihsan. jika Omar Alishah dalam bukunya yang
iman menghasilkan ilmu teologi (kalam), berjudul “Tasawuf Sebagai Terapi”
kemudian Islam menghasilkan ilmu syari’at, menuliskan cara Islami dalam mengatasi
maka ihsan menghasilkan ilmu akhlak atau permasalahan batin yang kerap dialami
tasawuf (Amin Syukur, 2003 : 112). individu, yaitu menggunakan cara terapi
sufi dan kekuatan spiritualnya. Terapi

Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx 3


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

tasawuf tidaklah mengrubah tempat atupun dasarnya spiritual mempunyai beberapa


mengubah terapi yang selama ini di dominasi arti, diluar dari konsep agama, kita
oleh medis, tetapi cara terapi sufi ini berbicara masalah orang dengan spiritual
mempunyai sifat dan manfaat untuk atau menunjukan spiritual tingkah laku.
melengkapi. Hal itu karena terapi tasawuf kebanyakan spiritual selalu dihubungkan
adalah terapi pengobatan yang berkarakteristik sebagai faktor kepribadian. Secara pokok
alternatif. Terapi dalam dunia sufi tentu sangat spiritual merupakan energi baik secara fisik
khas dan unik. Terapi ini sudah dipraktekkan dan psikologi (Tamami, 2011 : 19)
selama berabad-abad tahun lamanya, tetapi Spiritualitas adalah terjemahan dari
baru di zaman-zaman pada saat ini dapat kata ruhaniyah. Ruhaniyah secara
mengambil perhatian banyak di kalangan kebahasaan berasal dari kata ruh. Al
medis pada umumnya atupun kalangan terapis Qur’an menyebutkan bahwasannya ruh
umum pada khususnya. Karena menurut Omar manusia ditiupkan langsung oleh Allah
Alisyah, terapi sufi adalah cara yang tidak bisa setelah fisik terbentuk dalam rahim (Aman,
diremehkan begitu saja dalam dunia terapi dan 2013 : 22).
penanganan penyakit (gangguan jiwa), ia Menurut (Aman, 2013 : 20), Spiritual
adalah sebuah alternatif yang sangat penting dalam definisi yang luas adalah hal yang
(Omar Alishah, 2004 : 195) berhubungan dengan spirit, sesuatu hal
Dengan demikian, terapi tasawuf dan juga yang spiritual memiliki kebenaran yang
kekuatan spiritual kerap juga disebut abadi yang berhubungan dengan tujuan
penyembuhan sufis adalah penyembuhan cara hidup manusia, sering dibandingkan
Islami yang dipraktikkan oleh para sufi dengan Sesuatu yang bersifat duniawi, dan
ratusan tahun lalu. Prinsip dasar penyembuhan sementara, Didalamnya mungkin terdapat
ini adalah bahwa kesembuhan hanya datang kepercayaan terhadap kekuatan
dari Allah Yang Maha penyembuh, sedangkan supernatural seperti dalam agama, tetapi
para sufi sebagai terapis hanya bertindak memiliki penekanan terhadap pengalaman
sebagai perantara. (Amin Najjar, 2004 : 195) pribadi.
Spiritual bisa menjadi sebagai tampilan
B. SPIRITUALITAS dari kehidupan yang dianggap lebih tinggi
Menurut Fontana dan Davic definisi atau lebih khusus atau bisa dikatakan lebih
spiritual lebih sulit dibandingkan terintegrasi pada makna hidup bagi seorang
mendefinisikan agama atau religion, individu. Salah satu prospek untuk menjadi
dibanding dengan kata religion, para psikolog spiritual yaitu mempunyai tujuan yang
membuat beberapa definisi spiritual, pada

4 Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

secara signifikan meningkatkan kebijaksanaan yaitu spiritual memenuhi jawaban apa dan
atau kekuatan berkemauan pada seorang siapa individu tersebut, sementara itu
individu, mencapai hubungan yang lebih dekat agama memenuhi jawaban atas apa yang
dan dalam kepada ketuhanan dan alam seharusnya dilakukan oleh individu
semesta serta mengalihkan tanggapan dari tersebut. Seorang individu dapat bebas
pendapat salah yang timbul dari alat indera, untuk menganut agama (kepercayaan)
perasaan serta pikiran. Aspek spiritual tertentu dan seharusnya mempunyai
mempunya dua proses yaitu : spiritualitas. Individu mampu mempercayai
1) proses kepada yang diatas yakni agama (kepercayaan) yang sama,tetapi hal
munculnya keleebihan internal yang akan itu tak dapat memastikan manusia tersebut
mempererat ikatan individu dengan Tuhan mempunyai kekuatan spiritualitas yang
2) proses menuju kebawah yakni dengan sama.
ditandai naiknya realita jasmani individu Menurut Rosito, spiritualitas adalah
yang dikarenakan pengalihan internal. usaha mencari, mendapatkan serta menjaga
Dengan kata lain, pengalihan tersebut suatu hal yang berarti dalam kehidupannya.
muncul pada diri individu ditandainya Penafsiran mengenai arti hidup tentunya
dengan peningkatannya kesadaran diri, membuat timbul emosi positif dalam jalan
yaitu nilai-nilai ketuhanan internal akan pencariannya, mendapatkannya serta
terwujud muncul seiring karena suka duka memeliharanya. Usaha yang semangat
kehidupan dan perkembangan diri. dalam pencariannya untuk mampu
mendatangkan kemauan yang merupakan
Menurut Nico Syukur (Tamami, 2013:20), keinginan agar mennggapai hajat meskipun
spiritualitas merupakan pemahaman diri serta harus berhadapan dengan berbagai
pemahaman individu mengenai asal, tujuan permaslaahn yang berasal dari luar ataupun
serta nasib. Agama merupakan kabsahan yang berasal dari dalam. Dalam kekuatan
seluruhnya pada kehidupan yang mempunyai kemauan tersebut terdapat sifat keberanian,
perwujudan jasmani pada duniawi. Agama rajin dan antusiasme. Jikalau telah
adalah implementasibeberapa tingkah laku menemukan suatu hal yang bermakna
tertentu yang terhubung pada keyakinan yang tersebut, maka sifat tersebut akan menjadi
dinyatakan oleh institusi yang menyatakan sangat kuat pada diri individu, yang paling
keyakinan tertentu yang diyakini oleh penting pada tahap penjagaannya serta
pengikutnya. Agama mempunyai pengakuan memeliharanya. jikalau sedalam
iman, khalayak dan prosedur, dengan kata lain kehidupannya maka akan menjadi kian

Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx 5


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

sennag dan kian berhasil untuk menjalani Menurut Baharuddin (Baharuddin,


kehidupannya. (Rosito 2010 : 37) 2004 : 135-136), dalam konsep psikologi
Menurut perspektif Islam, konsep islami ada istilah Al-Ruh, sebagai dimensi
spiritualitas tersebut berkaitan langsung pada spiritual psikis manusia. Dimensi yang
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Nasr dimaksudkan adalah sisi psikis yang
menyebutkan bahwa ayat-ayat Al Qur’an serta memiliki kadar dan nilai tertentu dalam
tingkah laku Nabi Muhammad menyimpan system organisasi jiwa manusia. Dimensi
implementasi dan juga arti dari spiritual. Al- spiritual dimaksudkan adalah sisi jiwa yang
Qur’an ataupun Sunnah Nabi mengunjukkan memiliki sifat-sifat ilahiyah (ketuhanan)
berbagai tekhnik dalam menggapai kehidupan dan memiliki daya untuk menarik dan
dengan spiritualisasi yang paling tinggi. Pada mendorong dimensi-dimensi lainnya untuk
sejarah Islam, prospek dalam menggapai mewujudkan sifat-sifat Tuhan daam
spiritualisasi ini disebut dengan “Jalan menuju dirinya. Pemilikan sifat-sifat Tuhan
Tuhan”, yang di masa sekarang ini disebut bermakna memiliki potensi-potensi luhur
dengan tasawuf. Tasawuf memiliki tujuan batin. Potensi-potensi itu melekat pada
dalam memelihara makna-makna dalam Al- dimensi-dimensi psikis manusia dan
Qur’an dan Sunnah Nabi dengan tata cara memerlukan aktualisasi.
hidup yang baik. Kemudian hal ini berkaitan Dimensi psikis manusia yang
dengan kesucian batin dari semua hal seperti bersumber secara langsung dari Tuhan ini
memelihara ketulusan, kerelaan, kesungguhan, adalah dimensi al-ruh. Dimensi al-ruh ini
kesederhanaan, kepedulian dan juga kekuatan membawa sifat-sifat dan daya-daya yang
dalam menemukan serta menguasai makna dimiliki oleh sumbernya, yaitu Allah.
islam yang paling dalam. (Adami, 2006 : 30) Dimensi al-ruh merupakan daya
Spiritualitas adalah kesadaran ruhani potensialitas internal dalam diri manusia
untuk berhubungan dengan kekuatan besar, yang akan mewujud secara aktual sebagai
merasakan nikmatnya ibadah (mistik), khalifah Allah. (Baharuddin, 2004 : 136)
menemukan nilai-nilai keabadian, menemukan
makna hidup dan keindahan, membangun C. SUFISME
keharmonisan dan keselarasan dengan semesta Tasawuf menurut pemikir Barat disebut
alam, menangkap sinyal dan pesan di balik juga dengan sebutan sufisme. Kata tasawuf
fakta, menemukan pemahaman yang tak disebut di dalam Al-Quran, tetapi muali
menyeluruh, dan berhubungan dengan hal-hal diketahui di abad III Hijriah. Secara
yang gaib. (Aman, 2013 : 24) etimologi, ada berbagau pendapat berkaitan

6 Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

asal mula dar kata tasawuf atau sufi, terdapat Shad. Apabila kata sufi tersebut asal
yang meyatakan bahwasannya kata tasawuf katanya dari bahasa Yunani, apabila huruf
timbul dari kata Shafa yang artinya suci, shad di cantumkan pada awalnya maka
murni atau jernih. (Al-Kabazi, 1993 : 25) tidak selaras pada syarat yang sebenarnya.
Adapun pendapat lain menyatakan bahwa (Munahen Ikalson, 2002 : 11-12)
tasawuf berasal dari kata Shaf yang artinya Kemudian adapun Harun Nasution
baris, orang sufi tentunya selalu berada di shaf berpendapat bahwasannya tujuan dari
pertama pada saat shalat agar mraih rahmat sufisme yakni agar mendapatkan keutuhan
dari Allah Swt. (Mir Vahuddin, 1993 : 1) ikatan langsung dan dilandasi dengan
Adapun yang menyatakan bahwasannya Tuhan, maka kemudian individu berada
asal muasal kata tasawuf berasal dari kata pada kehadirat Tuhan. Pokok utama dari
Shuffah yang artinya teras sederhana yang tasawuf yakni terdapat ikatan dan
dibuat dari tanah serta bangunan tersebut percakapan pada roh manusia kepada
sedikit lebih tinggi ketimbang tanah masjid. Tuhan yakni dengan proses menyendiri dan
Tentunya orang sufi dahulu merupakan bertafakur. (Harun Nasution, 1973 : 56)
sekelompok sahabat Nabi Muhammad Saw Sementara itu, Sayyed Hussein Nasher
yang sangat gemar menjalankan ibadah serta juga berpendapat bahwa tujuan dari
mereka pun tinggal di teras masjid Nabi. tasawuf yaitu dapat mencapainya kondisi
(Yunalsir Ali, 2009 : 37) suci secara keseluruhan tidak melalui
Adapun yang menyatakan bahwasannya penghilangan pikiran serta akal, selayaknya
kata tasawuf berasal dari kata Shafwah yang kerap kali adanya pada kegiatan amalan
artinya orang-orang yang terpilih. Kemudian baik yang dipegang teguh pada sufi
adapun yang menyatakan bahwa sufi berasal tertentu, adapun melewati pengetahuan
dari kata Shuf yang berarti kain wol kasar. pada setiap unsur dari wujud individu
Ilmuwan berat kemudian menyatakan mengarah tujuan yang benar. tasawuf
bahwasannya tasawuf asal katanya berasal bukanlah reaksi dari suatu pikiran khusus
dari bahasa Yunani, yakni sophos yang artinya tetapi juga penglihatan mata hati melewati
kebijaksanaan, tetapi kemudian hal ini ditolak suatu hal cara untuk hidup. (Sayyed
oleh Ibrahim Basyumi alasannya karena beliau Hussein Nasr, 1994 : 44)
menyatakan bahwasannya huruf sigma pada
Yunani apabila disangkutpautkan pada huruf D. KESEHATAN BATIN

Sin Arab dan pada semua kalimat Yunani Batin memiliki makna yang selaras

yang diarabkan akan menjadi bukan huruf dengan mental, jiwa, nyawa, sukma
ataupun roh. Prof. Dr. Hj Zakiyah Darajat,

Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx 7


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

memaknai kesehatan batin yaitu terlepasnya Kemudian al-Ghazali memaknai


seseorang dari gejala-gejala penyakit batin. kesehatan batin terseut pada tazkiyat al-
Berkenaan hal itu dapat dimaknai nafs yaitu selaras pada iman dan takwa.
bahwasannya individu yang sehat batinnya Al-Ghazali memaknai tazkiyat al-nafs
yakni orang-orang yang terlepanya dari semua tersebut berkenaan ilmu penyakit batin dan
bentuk gejala, gangguan serta penyakit batin. penyebabnya, kamudian ilmu berkenaaan
Beberapa teori yang dinyatakan oleh para pemeliharaan dan peningkatan kualitas
ilmuwan batin mengenai kesehatan batin, hidup batin manusia.
contohnya yakni teori humanisme. adapun Agama berperan sebagai terapi
selayaknya teori humanism tersebut terdapat kesehatan batin dalam Islam diwahyukan
interpretasi serta tidak berkaitan pada semua dengan jelas dalam ayat Al-Qur’an, yakni
aspek dan kegiatan rutinitas dalam keseharian yang membahas berkenaan ketentraman
individu yang berperan sebagai makhluk dan kesenangan pada QS. An-Nahl ayat 97
sosial dan makhluk yang berptensi. Manusia
sberperan sebagai makhluk sosial selayaknya
‫ا ُ ْن ٰثى َو ُه َو‬ ‫صا ِل ًحا ِم ْن ذَ َك ٍر اَ ْو‬ َ ‫َم ْن َع ِم َل‬
mempunyai aspek jasmani, rohani, agama, ‫َولَن َْج ِزيَنَّ ُه ْم‬ ً‫طيِبَ ًۚة‬
َ ً ‫ُمؤْ ِم ٌن فَلَنُ ْح ِييَنَّهٗ َح ٰيوة‬
akhlak, sosial, akal, dan estetika. Kemudian
َ‫س ِن َما َكانُ ْوا َي ْع َملُ ْون‬
َ ‫ا َ ْج َر ُه ْم بِا َ ْح‬
manusia yang berperan sebagai makhluk yang
berpotensi seharusnya manusia mempunyai Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan
kemampuan yang sangat beragam yang talah amal saleh, baik laki-laki maupun
diberikan Allah SWT kepada manusia. perempuan dalam keadaan beriman, Maka
Islam mempunyai makna khusus dan Sesungguhnya akan kami berikan
istimewa mengenai kesehatan batin. Menurut kepadanya kehidupan yang baik dan
perspektif islam mengenai kesehatan batin Sesungguhnya akan kami beri balasan
berhubungan dengan pilar keagamaan serta kepada mereka dengan pahala yang lebih
pemikiran falsafat yang dimiliki didalam baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.”
ajaran-ajaran islam. Kandungan ayat diatas tak hanya
Kemudian adapun pandangan islam spesifik dalam konsep gangguan dan
berkenaan individu sehat batinnya yakni penyakit batin serta pencegah kemudian
individu yang bertingkah laku, pola pikir serta tekhnik pengobatannya, adapun juga
perasaanya menunjukkan selaras padas ajaran terdapat pemeliharaan serta peningkatan
islam. kualitas batin untuk menggapai kesehatan
dan integritasnya sepadan pada makna

8 Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

tazkiyat al-nafs tersebut pada pendidikan Al- 2) Pola positif atau ijabiy yaitu kesehatan
Qur’an. Adapun berkenaan hal itu kesehatan batin merupakan potensi dari individu
batin pun selaras bagi al-Ghazali pada atas adaptasi dengan individunya
keimanan dan ketakwaan pada makna sendiri serta dengan lingkungan
tazkiyat al nafs. Dalam penjelasan yang telah sosialnya. Pola ini lebih lumrah apabila
dituliskan tersebut dapat diambil pokok dibandingkan pada pola sebelumnnya
utamanya bahwasannya iman dan takwa (Ramayulis, Haji, 2002 : 128)
tersebut mempunyai ikatan atau hubungan
Menurut Al-Ghazali indikator dari
yang amat kuat berkenaan dengan hal
kesehatan batin berdasarkan pada semua
kebatinan. Iman dan takwa tersebut memiliki
dimensi dalam kehidupan individu dalam
makna kesehatan batin serta psikologi yang
habl min Allah (hubungan manusia dengan
sebenarnya pada ajaran Islam.
Allah), habl min al-nas (hubungan manusia
Pada makna yang sangat alamiah batin dengan manusia), serta habl min al-alam
tersebut telah mulai dikenal dari mulai adanya (hubungan manusia dengan alamnya).
manusia pertama yakni Adam, hal itu Dalam pandangan Al-Ghazali yang dapat
dikarenakan Nabi Adam as merasa memiliki menentukan kesehatan batin seorang
dosa sehingga hal tersebut membuat invividu terdapat tiga indikator yaitu:
batinnnya gundah dan hatinya bersedih. Agar 1) Kestabilan beruntun pada jasmani dan
dapar mengalihkan kegundahan serta rohani dalam kehidupan manusia.
kesedihan itu, lalu Ia meminta ampun kepada 2) Mempunyai kebaikan dalam bertingkah
Allah SWT kemudian permintaannya laku serta kemuliaan batin dengan kata lain
dikabulkan oleh Allah SWT barulah Ia mempunyai kualitas iman dan takwa yang

merasa tenang seperti semula. tinggi.


3) Mempunyai makrifat tauhid kepada Allah.
Adapun Musthafa Fahmi mengemukakan
selayaknya yang dikutip oleh Muhammad Ilmu pengetahuan Islami berkaitan
Mahmud. Menurutnya, kesehatan batin manusia amat beragam sumber dalam Al-
terdapat dua pola yakni: Qur’an, (Djamaludin Ancok, 2005 : 156)
1) Pola negatif atau salabiy yaitu kesehatan dapat diinti sari kan melalui riwayat Nabi
batin merupakan terlepasnya individu dari Adam yakni :
segala gangguan neurosis yakni al-amarah 1) Manusia mempunyai posisi yang amat
al-ashabiyah dan psikosis yakni al- tinggi sebagai khalifah Allah SWT
amaradh al-dzibaniyah. 2) Manusia tak akan pernah terkena dosa
turunan

Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx 9


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

3) Manusia adalah satu-kesatuan yang terdiri ruh, memiliki hak dalam kebebasan untuk
dari empat aspek yaitu fisik (biologi), berkemauan atau berkendak serta memiliki
mental (psikis), sosio (kultural) serta akal. Dari segala kemampuan yang
spiritual manusia miliki maka ketika tak mampu
4) Aspek spiritual dapat membuat manusia untuk memegang teguh nafsunya, hal itu
mendapatkan ikatan atau memahami dapat membuat batin menjadi tak sehat.
Tuhan melewati tekhnik-tekhnik yang Hal ini dikarenakan manusia yang
telah dianjurkan-Nya menguasai nafsunya tidak memanfaatkan
5) Manusia mempunyai hak untuk bebas indra dan hati yang dimiliki oleh manusia.
dalam berkehendak atau berkemauan. Hal Supaya nafsu tersebut terus-menerus pada
ini dapat membuat seorang individu agar hal yang benar, maka dari itu manusia
mampu dengan sadar untuk mengantarkan harus terus-menerus berpegang teguh
dirinya ke arah kesesatan atau ke arah dalam keimanan kepada Allah SWT,
keluhuran teruslah menanamkan keikhlasan di setiap
6) Manusia mempunyai akal yang berperan amalan serta terus-menerus tak lupa
memiliki potensi ekslusif serta adanya akal bahwasannya manusia akan berpulang
tersebut untuk meningkatkan keilmuwan, kepada-Nya.
kemajuan teknologi serta peradaban.
E. TINJAUAN KRITIS SPIRITUALITAS
7) Manusia tidak akan dibebaskan hidup
PADA KESEHATAN BATIN SUFISME
dengan tidak bimbingan atau petunjuk-
Berbagai macam penyebab yang dapat
Nya (Djamaludin Ancok, 2005 : 156)
menjadi sebab musabab pada kesehatan
batin, salah satunya yakni spiritualitas.
Kewajiban pokok seorang manusia, selain
Spiritualitas dimaknai sebagai suatu hal
berperan menjadi hamba Allah manusia pun
yang berkarakteristik istimewa yang
berperan menjadi pemimpin (khalifah) pada
berkaitan mengenai penelusuran makna
muka bumi supaya manusia mampu
hidup serta memahami tujuan kehidupan.
mengerjakan kewajiban kekhalifahan dengan
Kemudian spiritualitas pun
sesungguh-sungguhnya, manusia pun
berkarakteristik subjektif, pengalaman,
dikaruniai dengan berbagai kemampuan, hal
analisis serta keutamaan. Spiritualitas juga
ini memungkinkan manusia agar mampu
menyimpan aspek-aspek berkerakteristik
mengemban amanah itu. Keistimewaan dari
kerohanian misalnya integritas, kebaikan
manusia yakni memiliki fisik yang sebaik-baik
serta kesenangan. Beragam penelitian
bentuknya, bagus menurut fitrahnya, memiliki
mengemukakan bahwa spiritualitas

10 Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

mempunyai otoritas dalam situasi kesehatan Permalahan dalam batin adalah


batin manusia. Religusitas dan spiritualitas permasalahan yang tak dapat terlihat
dapat memenuhi motivasi agar bertahan untuk langsung dalam batin manusia. Agar
individu yang merasa emosi negatif atau mampu memcahkan permasalahan dalam
kemauan untuk bunuh diri, kemudian dapat batin sangat perlu adanya sebuah cara yang
mengembangkan kemampuan untuk bertahan mengandung dorongan agar berupaya
diri pada saat menghadapi permasalahan dalam peningkatan makna diri sendiri yang
dalam kehidupan. tak terlihat, kemudian dengan begitu akan
Ilmu tasawuf adalah perilaku batin yang melahirkan banyak perubahan pada batin
terus-menerus mempertahankan kesucian diri, manusia. Permasalahan batin tersebut dapat
hidup sederhana, beribadah, rela berkorban terjadi disebabkan karena adanya gangguan
dalam kebaikan serta selalu bersikap dalam ikatan di antara dua orang atau dua
kebijaksanaan. Pada makna lainnya tasawuf kelompok, perilaku yang satu bertolak
adalah usaha membiasakan batin dengan belakang dengan perilaku yang lain
berbagai aktivitas yang mampu akhirnya salah satu nya akan merasa
menghindarkan dirinya dari gangguan terganggu.
kehidupan di dunia, maka akan melahirkan Sejak pertama kali, ilmu tasawuf
cerminan akhlak yang mulia dan dekat pada tersebut memiliki tujuan mendekatkan diri
Allah SWT. Pada ilmu psikoterapi perilaku kepada Tuhan. Tetapi hal ini menunjukkan
manusia yang berperan menjadi anggota bahwa saat ini pun kita masih sangat jauh
masyarakat dianggap menjadi perwujudan dan dari-Nya. Menurut ajaran para sufi,
kegiatan kerohanian, paling utama yang manusia tidak hanya disebut dengan
terdapat kaitannya dengan perilaku di dalam makhluk fisik tetapi manusia pun disebut
atapun di luar kelompoknya, serta korelasi sebagai makhluk spiritual. Begitu disadari
dari yang satu dan lainnya pada masyarakat. bahwa manusia pun makhluk spiritual,
Pada tiap tingkah manusia, hal tersebut dengan demikian hal yang lebih bijak dan
selalu berdasarkan sesuai kemauan dari tepat bagaimana mengatur diri sendiri amat
manusia itu sendiri. Semua yang telah dibutuhkan. Dalam menilik ketentraman,
manusia lakukan maka hal itu muncul berasal kesucian serta kesehatan batin. (Mulyadhi
dari kebatinannya. Meskipun alat indera sulit Kartanegara, 2006 : 272)
untuk melihat karakteristik dari kebatinan Untuk mengimbangi permasalahan
namun hal tersebut mampu terlihat dari ilmu kejiwaan, tasawuf menjabarkan
bagaimana kelakuannya. mengenai kehidupan yang sejahtera dan

Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx 11


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

bahagia. Hidup sejahtera dan bahagia sudah dalam menyimpulkan mengenai agama
seharusnya hidup dalam kondisi yang sehat terhadap dirinya.
secara batin ataupun secara fisik. Apabila Tingkah laku dari sufisme adalah
hidup secara bahagia, hal tersebut akan tingkah laku yang spiritual. Tingkah laku
membuat batin tak akan terkena permasalahan sufisme memiliki pengaruh besar terhadap
apapun. Hal itu pun disebabkan karena otak seorang manusia. Pemahaman-
kebahagiaan yang muncul tersebut secara pemahaman dari sufisme mengajarkan para
tidak langsung akan menyingkirkan segala pengikutnya agar sesering mungkin dalam
pikiran-pikiran negatif. menjalankan relaksasi. Seorang individu
yang kerap kali menjalankan relaksasi
F. KESIMPULAN tentu membuat sehat batinnya. Dengan
Dapat disimpulkan bahwasannya begitu, dapat disimpulkan bahwa tingkah
religiusitas ataupun spiritualitas memiliki laku dari sufisme dan kesehatan batin pun
pengaruh baik secara positif ataupun negatif berdampak positif.
pada kesehatan batin. Religiusitas ataupun Efek dari tingkah laku sufisme yang
spiritualitas memiliki pengaruh yang positif berdampak positif pada kesehatan batin
terhadap kesehatan batin yang berupa mempu membuat individu merasakan
ketentraman pada batin misalnya rasa percaya kepuasan dari hidup, makna serta tujuan
diri, ketentraman diri serta rasa damai. hidupnya, ketentraman, kedamaian,
Kemudian religiusitas atapun spiritualitas kenyamanan, rasa percaya diri serta
pun mampu menghindari dari tingkah laku mempunyai impian yang baik dan terarah
yang dapat menghancurkan diri seperti untuk masa depan. Adapun efek tingkah
perilaku berbuat kejam atau ketergantungan laku yang berdampak negatif dari tingkah
terhadap obat-obat terlarang. apabila laku sufisme dapat berupa cemas
memahami ajaran agama dan spiritualitas berlebihan, berperilaku kejam maupun
dengan benar dan tepat maka tingkah laku stress. Situasi yang seperti demikian dapat
yang dapat menghancurkan diri mampu terjadi disebabkan karena kelirunya dalam
dijauhi. memahami maupun menyimpulkan
Religiusitas atapun spiritualitas juga mengenai ajaran sufisme. Kekeliruan yang
dapat menjadi pengaruh negatif pada lain mungkin dapat terjadi disebabkan
pengikutnya dalam bentuk stress, frustasi atau karena dalam proses pembelajaran sufisme
lain sebagainya. Hal yang demikian ini dapat tidak adanya bimbingan yang baik dan
terjadi disebabkan karena terdapat kekeliruan tepat.

12 Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx


Nadiyah Amaliyah Spiritualitas sebagai sumber Kesehatan batin sufisme

DAFTAR PUSTAKA
Alishah, Omar. Tasawuf Sebagai
Terapi. Bandung: Pustaka Hidayah, 2002.
Annajar, Amin. Psikoterapi Sufistik
dalam Kehidupan Modern. Bandung: Mizan
Media Utama, 2004.
Ali, Yunalsir, Pengantar Ilmu
Tasawuf, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1987
Ancok, Jamaludin. (2005). Psikologi
Islami: Solusi Islam atas Problem-Problem
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ikalson, Munahen, Menjadi Sufi, terj.
Yuliani Liputo, judul asli A Sufi Rube for
Novies, Bandung: Pustaka Hidayah, 2002.
Kalabazi, Al-, Ajaran Kaum Sufi, terj.
Rahmani Astuti judul asli al-Ta’arruf li
Mażahabi li alTashawuf , Bandung: Mizan,
1993
Nasr, Seyyed Hussein, Tasawuf Dulu dan
Sekarang, terj. Abdul Hadi, W.M, judul asli
Living Sufisme, Jakarta: Pustaka Firdaus,
1994.
Nasution, Harun, Falsafah dan
Mistisisme Dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1973
Ramayulis, Haji, 2002. Psikologi Agama.
Jakarta : Kalam Mulia.
Syukur, M. Amin. Tasawuf
Kontekstual Solusi Problem Manusia Modern.
Yogyakarta: Pustaka, 2003
Soleh, Moh. Agama Sebagai Terapi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Vahuddin, Mir, Tasawuf dalam
Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993

Syifa Al-Qulub x, x (xxxxxxx): x-xx 13

Anda mungkin juga menyukai