Anda di halaman 1dari 54

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum oficnarum L.

)
DI PT. PEMUKASAKTI MANISINDAH
KABUPATEN WAYKANAN

(Laporan Praktik Kerja Lapangan)

Oleh

Sri Habsari Puji Astuti


NPM 15722066

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2019
PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum oficnarum L.)
DI PT. PEMUKASAKTI MANISINDAH
KABUPATEN WAYKANAN

(Laporan Praktik Kerja Lapangan)

Oleh

Sri Habsari Puji Astuti


NPM 15722066

Program Studi
Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan
Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2019
i

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Laporan PKL : Pengelolaan Tanaman Tebu


(Saccharum officinarum L.) di
PT. Pemukasakti Manisindah

2. Nama Mahasiswa : Sri Habsari Puji Astuti

3. Nomor Pokok Mahasiswa : 15722066

4. Program Studi : Produksi dan Manajemen Industri


Perkebunan

5. Jurusan :Budidaya Tanaman Perkebunan

Menyetujui,

Ketua Program Studi Produksi dan Dosen pembimbing,


Manajemen Industri Perkebunan,

Ir. Any Kusumastuti, M.P. Ir. Dewi Riniarti, M.P.


NIP 19620803 198803 2 003 NIP 19610223 198703 2 001

Ketua Jurusan
Budidaya Tanaman Perkebunan,

Ir. M Tahir, M.P.


NIP 195912311988031014

Tanggal Ujian : 30 Agustus 2019


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia

nikmat serta hidayahnya sehingga penyusunan laporan praktik kerja lapang yang

berjudul “Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum oficnarum L.) di PT.

Pemukasakti Manisindah ” ini dapat diselesaikan.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan, support, arahan dan

bimbingan berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin sampaikan terima kasih

kepada:

1. Manajer beserta jajarannya di PT. Pemukasakti Manisindah yang telah

menerima kami untuk praktik kerja lapang.

2. I Gede Made Budanta selaku Manajer HRD PT. Pemukasakti Manisindah

yang telah menyambut dan menerima kami untuk melaksanakan praktik kerja

lapang.

3. Amirudin selaku Manajer Plantation PT. Pemukasaki Manisindah yang telah

yang telah menyambut dan menerima kami untuk melaksanakan Praktik

Kerja Lapang.

4. Firmansyah selaku pembimbing lapang yang telah memberikan waktu dan

kesempatan nya, untuk membimbing dan memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat bagi kami.

5. Ir. Dewi Riniarti, M.P., selaku pembimbing Praktik Kerja Lapang yang telah

banyak memberikan masukan dan motivasi dalam menyelesaikan praktik

kerja lapang ini.


iii

6. Ir. Any Kusumastuti, M.P., selaku Ketua Program Studi Produksi dan

Manajemen Industri Perkebunan.

7. Teman-teman seperjuangan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan khusus

Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan angkatan 2015.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan praktik kerja

lapang ini terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata,

semoga laporan ini dapat bermanfaat semua pihak.

Bandar Lampung, 22 Mei 2019

Penulis
iv

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................. 3

II. Keadaaan Umum ................................................................... 4


2.1. Letak Geografis ............................................................. 4
2.2. Sejarah Singkat Perusahaan............................................ 5
2.3. Organisasi ...................................................................... 6
2.3.1. Visi dan Misi PT. PSMI .................................... 7
2.3.2. Tenaga Kerja ..................................................... 7
2.3.3. Fungsi Sosial dan Jaminan Sosial ...................... 8
2.3.4. Kondisi Tanah dan Curah Hujan ....................... 9
2.3.5. Luas Areal dan Tata Guna Lahan ...................... 9
2.3.6. Keadaan Tanaman & Perkembangan Produksi . 10
III. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................ 12
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................... 12
3.2. Kegiatan yang Dilaksanakan ......................................... 12
3.2.1. Land Preparation (Persiapan Lahan) ................. 12
3.2.2. Penanaman ......................................................... 13
3.2.3. Pemeliharaan ..................................................... 14
3.2.4. Pemupukan ........................................................ 14
3.2.5. Panen ................................................................. 15
IV. Hasil dan Pembahasan .......................................................... 16
4.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................. 16
4.2. Kegiatan yang Dilaksanakan ......................................... 17
4.2.1. Land Preparation (Persiapan Lahan) ................. 17
4.2.2. Penanaman ......................................................... 20
4.2.3. Pemeliharaan ..................................................... 24
v

4.2.4. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi ............... 25


4.2.5. Pengendalian Hama ........................................... 28
4.2.6. Panen ................................................................. 31
V. KESIMPULAN .................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 34
LAMPIRAN .................................................................................... 35
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas Areal, Produksi, dan Tujuan Pengiriman 1996-2009 ........ 12

2. Kebutuhan Tenaga Kerja Land Preparation 1 Ha ...................... 20

3. Kebutuhan Tenaga Kerja Planting 1 Ha .................................... 24

4. Dosis Pre Emergence PC .......................................................... 26

5. Dosis Pre Emergence RC .......................................................... 26

6. Dosis Pengendalian Pasca Tumbuh .......................................... 28

7. Dosis Pengendalian Pasca Tumbuh Second Pre ....................... 28

8. Anggaran Kegiatan Land Preparation ....................................... 36

9. Anggaran Kegiatan Planting ..................................................... 37

10. Anggaran Kegiatan Maintenance .............................................. 39

11. Anggaran Kegiatan Agrochemical ............................................ 40

12. Anggaran Kegiatan Research .................................................... 41

13. Anggaran Kegiatan Harvesting ................................................. 42

14. Anggaran Kegiatan Plant Cane dengan Bundle Cane ............... 43

15. Anggaran Kegiatan Plant Cane dengan Loose Cane ................. 43

16. Anggaran Kegiatan Plant Cane dengan Chopped Cane ............ 43

17. Anggaran Kegiatan Ratoon dengan Bundle Cane ..................... 44

18. Anggaran Kegiatan Ratoon dengan Loose Cane ...................... 44

19. Anggaran Kegiatan Ratoon dengan Chopped Cane .................. 44


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Lokasi PT. PSMI .................................................................... 4

2. Struktur Organisasi PT. PSMI ......................................................... 5

3. Peta Pembagian Divisi .................................................................... 6

4. Jabatan dan Jenjang Kepangkatan PT. PSMI ................................... 8

5. Kegiatan Land Preparation .............................................................. 19

6. Kegiatan Pencampuran Pupuk Bassal Dressing .............................. 21

7. Kegiatan Ecer Bibit ......................................................................... 23

8. Hasil Kegiatan Weeding ................................................................. 25

9. Kegiatan Pengadukan Herbisida ..................................................... 28

10. Kegiatan Pemasangan Pias .............................................................. 29

11. Kegiatan Pemupukan Menggunakan Fertilizer Aplicator ............... 31

12. Kegiatan Tebang ............................................................................. 32


1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk keluarga Graminae atau

rumput-rumputan yang berkembang biak di daerah beriklim sedang sampai

panas.Tebu merupakan tumbuhan berbiji tunggal dengan tinggi batang 2-4

meter.Batang pohon tebu terdiri dari banyak ruas yang masing-masing ruasnya

terdiridari buku-buku sebagai tempat tumbuhnya daun. Setiap jenis tebu memiliki

warnadan ukuran batang yang berbeda-beda. Sedangkan daun tebu memiliki

bentukmenyirip, dengan panjang 1-2 meter dan lebar hingga 8 centimeter

(Thomas, 1992).

Bibit yang digunakan untuk menanam tebu memiliki berbagai persyaratan

mutlak, antara lain varietasnya yang unggul, murni, sehat dan cukup umur, cukup

jumlah dan tersedia tepat waktu. Syarat syarat tersebut harus dipenuhi guna

meningkatkan produktivitas gula nasional. Varietas unggul perlu digunakan

karena selain murah, varietas unggul juga memiliki potensi untuk memberikan

produktivitas yang cukup baik (Rahmad, 2012).

Selain dengan pengelolaan tanaman yang baik, tanaman tebu dapat tumbuh

dengan optimal pada kondisi lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya.

Beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan tingkat kesesuaian

lahan tanam untuk tanaman tebu antara lain regim suhu, kondisi

perakaran, terrain, retensi hara tanah, dan jumlah hara tersedia. Pengelolaan
2

tanaman yang baik meliputi persiapan lahan, persiapan bahan tanam (bibit),

penanaman, pemeliharaan, pascapanen, dan pemasaran (Mulyono, 2011).

Batang tebu memiliki kadar air yang cukup tinggi, yaitu sekitar 20%. Hal ini

yang menyebabkan batang tebu memiliki rasa yang manis dan segar ketika

ekstaknya diambil untuk dijadikan minuman dingin (Rahmad, 2012). Selain itu,

tanaman tebu merupakan bahan baku untuk membuat gula pasir. Kebutuhan akan

gula setiap tahun terus mengalami peningkatan, oleh karena itu dibutuhkan

varietas tanaman tebu yang baik sehingga produktivitasnya tinggi dan dapan

memenuhi kebutuhan gula. Penggunaan bibit bermutu atau varietas unggul

merupakan persyaratan mutlak yang dibutuhkan bagi budidaya tanaman tebu

(Fernandez dan Nuthall, 2009).

Selain sebagai bahan baku gula, tebu juga dapat menjadi bahan baku pebuatan

bioetanol. Tetes tebu atau biasa disebut molase adalah hasil sampingan dari proses

pembuatan gula tebu. Tetes tebu berbentuk cairan kental yang didapat dari tahap

pemisahan kristal gula. Tetes tebu masih memiliki kadar gula yang tinggi yaitu

50-60%.

Walaupun tidak dapat diolah kembali menjadi sukrosa, namun tetes tebu

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Ketersediaan tetes

tebu sebagai bahan baku bioetanol di Indonesia cukup banyak. Hal ini

berhubungan dengan luas areal perkebunan tebu yang semakin meningkat.

Diperkirakan setiap ton tebu akan menghasilkan 2,7% tetes tebu (Hambali dkk,

2007).
3

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktik kerja lapangan ini adalah :

1. Membentuk kompetensi siap bekerja.

2. Melatih penulis menghadapi kondisi lingkungan dengan daya nalar serta

bekal teknik budidaya dan kemampuan manajerial

3. Mampu melaksanakan dan mengerti proses budidaya tanaman tebu di PT.

PSMI mulai dari perencanaan awal hingga proses panen.


4

II. KEADAAN UMUM

2.1 Letak Geografis

PSMI

Gambar 1. Peta Lokasi PT. PSMI

Kantor pusat PT. PSMI berkedudukan di Jakarta, sedangkan lokasi areal

perkebunan tebu dan pabrik gula teletak di Desa Gunung Waras Kecamatan

Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan Lampung. Wilayah PT. Pemuka Sakti

Manis Indah membentang dari barat sampai ke timur, mulai dari Kampung Mesir

Ilir, Kecamatan Bahuga, sampai Kampung Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar

sepanjang 70 km yaitu terletak pada 104’17”-105’04” BT dan 4’12”-4’56” LS,

dengan ketinggian 100 m dari permukaan laut. Areal PT. PSMI cukup jauh dari

pusat kota, yakni dari Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan sejauh 250 km

dan dari Bandar Lampung Sejauh 215 km. Keadaan topogarfi PT. PSMI

bergelombang dan sebagian besar memiliki tingkat kemiringan yang cukup terjal.
5

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. PSMI

2.2 Sejarah Singkat Perusahaan


Inverstor PT Pemuksakti Manisindah adalah investor yang datang dari luar

negeri dan memulai pertama kali industri gula di Asia Tengggara. Inverstor

tersebut mempunyai pengalaman dibidang gula maupun dibidang kelapa sawit di

Malaysia. Pada tahun 1990, investor bersama pemilik PT Gunung Madu

Plantation (GMP) berkeinginan untuk membangun pabrik gula di Kabupaten Way

Kanan Kecamatan Pakuan Ratu. Pemerintah menjamin lahan seluas 30.000

hektar, berdasarkan izin lokasi No. 60/II/PMDN/BKMPD90 pada tanggal 19

September 1990. Awalnya PT PSMI bernama PT Teknik Umum dengan akta

pendirian No. 164 Oktober 1990 dengan status penanaman modal asing.

Kemudian, atas usulan masyarakat setempat dan direksi PT Teknik Umum diganti

dengan PT Pemukasakti Manisindah. Pada tahun 1992 PT PSMI mulai

mengganti lahan dan mulai membuka lahan pada tahun 1993. Pada tahun 1996

PT PSMI sudah memulai merencanakan pembangunan pabrik dan telah membeli


6

beberapa mesin. Tahun 2009 PT. PSMI memulai giling pertama sampai sekarang

tahun 2019 sudah giling yang kesepuluh kali (Made, 2016).

2.3 Organisasi

PT. PSMI merupakan perusahaan yang dipimpin oleh Site Manager yang

berkedudukan di lokasi perkebunan yang membawahi beberapa Kepala

Departemen. Departemen PT. PSMI dibagi menjadi beberapa divisi yaitu divisi I,

II, Tiuh Baru, Mesir, Negara Batin dan G2.

Gambar 3.Peta Pembagian divisi PT. PSMI


7

2.3.1 Visi dan Misi PT PSMI

Setiap perusahaan tidak lepas dari visi dan misi perusahaan untuk

keberlangsungan perusahaan tersebut, begitu juga PT PSMI memiliki visi dan

misi sebagai berikut :

 Visi PT PSMI

PT Pemukasakti Manisindah sebagai salah satu perusahaan perkebunan

mempunyai Visi “berkembang menjadi perkebunan tebu dan pabrik gula

yang efisien sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi

pemegang saham, karyawan, dan lingkungan sekitar”.

 Misi PT PSMI

Misi PT PSMI adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan tempat yang nyaman sehingga karyawan terinspirasi untuk

bekerja dengan sebaik mungkin.

2. Menghasilkan produk dengan merek dan kualitas yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen.

3. Membangun tim kerja yang berinovasi tinggi, evisien, dan cepat maju.

2.3.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang ada di PT. PSMI pada tahun 2019 mencapai 3727 orang

dengan tingkat jenjang yang berbeda yaitu: SD, SMP, SMU, Diploma III dan

Starata I yang terbagi dalam dua status: Pegawai tetap dan harian. Pegawai tetap

memiliki jabatan seperti Mandor, Conduktor, Supervaisor dan Officer sedangkan

pegawai harian sebagai tenaga pelaksana di lapangan. Sistem jam kerja di

PT. PSMI di bagi dalam 4 bagian yaitu: shift pagi dimulai pukul 06.00 WIB

sampai dengan 14.00 WIB, shift siang dimulai pukul 14.00 WIB sampai dengan
8

22.00 WIB, shift malam dimulai pukul 22.00 WIB sampai dengan pukul 06.00

WIB. Sedangkan untuk non shift, kegiatan kerja dimulai pukul 07.00 WIB

sampai dengan pukul 12.00 WIB kemudian istirahat dan kegiatan kerja dimulai

pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.

Gambar 4. Jabatan dan jenjang kepangkatan PT. PSMI

2.3.3 Fungsi Sosial dan Jaminan Sosial

Sebagai salah satu perusahaan perkebunan tebu, PT. PSMI berperan besar bagi

masyarakat sekitar dalam penyerapan tenaga kerja dan program kemitraan yang

saling menguntungkan. Perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan sosial

karyawan berupa:

1. Fasilitas perumahan,

2. Jaminan sosial berupa biaya pengobatan dan opname di Rumah sakit,

3. Asuransi tenaga kerja,

4. Tunjangan hari raya,

5. Hak cuti tahunan,

6. Bonus akhir tahun,


9

7. Fasilitas pendidikan untuk anak karyawan dari SD sampai SMP,

8. Sarana ibadah, olahraga dan kesehatan.

2.3.4 Kondisi Tanah dan Curah Hujan

Areal perkebunan PT. PSMI pada umumnya memiliki jenis tanah podsolik

merah kuning (PMK) yang memiliki pH tanah antara 4,5 - 5 berwarna merah

kekuning-kuningan dengan kandungan unsur hara yang sedikit, kandungan bahan

organik yang rendah, dan konsistensi yang tinggi. Topografi bergelombang,

miring dan sebagian datar dengan curah hujan rata-rata 2.300 mm selama 15

tahun.

2.3.5 Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Keseluruhan luas lahan PT PSMI sekitar 30.000 ha. Luasan tersebut terbagi

atas 18.000 ha lahan produktif, areal budidaya devisi I dan II, Negeri Batin, Tiuh

Baru, Mesir, G2, dan mitra,dan 12.000 ha non areal pertanaman. Sisa luas yang

tidak terpetak berupa lebung, rawa yang bisa menjadi sumber irigasi pada saat

kemarau, jalan kebun, perkantoran, perumahan, pabrik, sekolah, sarana olah raga,

dan lain-lain.Selain menghasilkan produk utama berupa gula rafinasi, PT. PSMI

juga menghasilkan produk samping yaitu ampas tebu (bagasse), blotong (filter

cake), dan tetes (molasse). Perusahaan memanfaatkan bagasse sebagai bahan

bakar ketel uap (boiler) sebagai sumber listrik untuk keperluan pabrik dan

perumahan dari Divisi II – Divisi I. Blotong adalah hasil dari proses pemurnian

yang dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman tebu. tetes adalah hasil samping dari

proses pemutaran yang dapat diolah lebih lanjut menjadi etanol, MSG dan pakan

ternak.
10

2.3.6 Keadaan Tanaman dan Perkembangan Produksi

Tanaman tebu yang dibudidayakan di PT. PSMI dibagi menjadi 3 kategori,

yaitu tanaman Plant cane (PC), Replanting cane (RPC), dan Ratooncane (RC).

PC merupakan pembudidayaan tanaman tebu yang pertama ditanam pada areal

yang baru dibuka. RPC merupakan pembudidayaan tanaman tebu pada areal yang

pernah ditanami tebu dan RC (tanaman keprasan) merupakan tanaman yang

berasal dari tebangan tebu sebelumnya. Pada umumnya RC di PT. PSMI

diusahakan sebanyak 3 kali. Untuk varietas tanaman tertentu bila rendemen dan

TCH masih cukup tinggi tanaman dapat diusahakan sampai kategori RC 5.

PT. PSMI menggunakan varietas yang beragam dalam setiap musim tanam.

Untuk menentukan varietas yang akan ditanam PT. PSMI mempertimbangkan

beberapa faktor antara lain pada kesesuiaan lahan, periode bulan tanam, bulan

tebang dan kemasakan tebu.

Jenis varietas yang akan ditanam PT. PSMI disesuaikan dengan masa tanam

tebu yaitu varietas masak awal, masak tengah dan masak akhir. Tanam masak

awal dimulai pada September-Oktober dan panen pada April-Juni, tanam masak

tengah dimulai pada November dan panen Juli-Agustus sedangkan tanam masak

akhir pada Februari dan panen pada September-Oktober.

Pada tahun 1996, PT. PSMI telah melakukan panen perdana.Sebelum memilki

pabrik pengolahan, tebu yang dihasilkan PT. PSMI dikirim untuk diolah ke

berbagai perusahaan tebu yang ada di sekitar Lampung diantaranya adalah

Gunung Madu Plantation, Sweet Indo Lampung, PTPN Bunga Mayang dan Gula

Merah.
11

Setelah mampu mendirikan pabrik pada tahun 2008, PT. PSMI telah mampu

memproduksi gula secara mandiri dan memulai giling perdana pada tahun 2009

dengan kapasitas giling 4.000 TCD dan meningkat menjadi 6.000 TCD pada

tahun 2010. Produksi dan Tujuan Pengiriman Tebu PT. PSMI dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Luas areal, produksi dan tujuan Pengiriman tebu PT. PSMI dari 1996-
2007
Luas Panen (Ha) TCH Hasil (Ton) Tujuan
Tahun

1996 26,44 7,85 2.085 Gula Merah

1997 1.040,76 74,15 7.769 GMP dan SIL

1998 2.506,07 69,92 17.5220 GMP,SILdan BM

1999 3.739,83 67,78 25.3486 GMP,SIL dan BM

2000 3.146,46 70,98 22.3337 GMP dan BM

2001 2.939,81 60,50 17.7854 BM

2002 2.597,00 53,31 14.3690 BM

2003 3705,00 51,10 18.9338 BM

2004 4589,00 51,03 23.4203 BM

2005 5331,00 54,03 18.8055 BM

2006 5101,00 54,26 27.6700 GMP dan BM

2007 5165,00 51,30 26.5040 GMP dan BM

Sumber :PT. PSMI, 2014.


12

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan mulai 04 Maret sampai dengan 04 Mei

2019 di PT Pemukasakti Manisindah, Desa Gunung Waras Kecamatan Pakuan Ratu

Kabupaten Way Kanan Lampung.

3.2 Kegiatan yang Dilaksanakan

3.2.1. Land Preparation (Persiapan Lahan)

Tujuan dari Land Preparation yaitu menyiapkan lahan sebagai media

tumbuh untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman supaya optimal.

Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan yaitu mempersiapkan unit traktor dan

implement yang akan digunakan dengan baik dan membuat program replanting.

Jenis kegiatan Land Preparation yaitu : bajak 1, garu 1, bajak 2, garu 2 dan

ridging.

Hal pertama yang harus dilaksanakan dalam LP adalah survey area,yaitu :

1. Survey dilakukan oleh staff, Supervisor, Conductor dan Mandor setelah

kegiatan harvesting selesai dilakukan

2. Survey meliputi :

a) Kebersihan area dari sampah, kondisi (kelembaban) tanah,

topografi.

b) Arah bajakan dan rencana kontur tanah

c) Alat – alat yang akan digunakan.

3. Bila survey layak maka kegiatan pengolahan tanah dapat dilanjutkan.


13

4. Bila survey tidak layak khususnya pada trash/ sampah berarti harus

berkoordinasi dengan seksi Staff Maintenance Manual.

3.2.3 Penanaman

Penanaman tebu dilahan kering dapat dilakukan secara mekanis maupun

secara manual dengan tenaga manusia. PT.PSMI saat ini menggunakan sistem

tanam secara manual dengan bibit Stek Panjang (Long Stek). Jarak tanam yang

digunakan yaitu single row 150 cm (standar) : 6666m.

Pemupukan dasar (Basal Dressing) dilakukan setelah furrowing/ pembuatan

ridgeran dan dilakukan sebelum penanaman tebu. Dosis aplikasi Urea 100kg/ha,

TSP 100kg/ha, RP 300kg/ ha, KCL 100kg/ha. Kemudian mengaplikasikan

dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha dilakukan secara manual dengan cara ditaburkan

pada kairan.

Tahapan pekerjaan dalam penanaman tebu yaitu :

a) Persiapan Bibit (ideal umur 6 - 8 bulan)

b) Peletakkan bibit dan pemotongan bibit

c) Penutupan bibit (covering)

d) Merapihkan lingkungan

e) Pemadatan tanah / penampatan tanah

f) Irigasi.
14

3.2.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman tebu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan

berkembang secara maksimal dan mendukung keberhasilan budidaya tanaman

tebu. Pemeliharaan yang berada di PT. PSMI yaitu :

a) Pengendalian gulma secara mekanis, manual dan kimiawi

 Pengendalian gulma secara mekanis yaitu persiapan lahan dan

kultivasi yang baik

 Pengendalian gulma secara manual yaitu pencabutan gulma

(weeding manual)

 Pengendalian gulma secara kimiawi yaitu menggunakan herbisida

yang sesuai dosis anjuran

b) Pengendalian hama dan penyakit

Mengendalikan hama kutu perisai yang berada di PT.PSMI yaitu dengan

cara pengelentekan daun tebu dengan umur tanaman 5 – 7 bulan atau sebelum

tanaman roboh. Varietas yang rentan kutu perisai yaitu RGM 1010, GP 11,

RGM 108, RGM 919, RGM 469, RGM 477, RGM 612, SS 57, RGM 838,

RGM 515. Berbagai macam musuh alami kutu perisai yaitu parasit atau

predator kutu perisai Lady bug, Pupa Lady bug, Tetrastichus Sp.

3.2.5 Pemupukan

Pemupukan di PT.PSMI yaitu menggunakan pupuk Urea, KCL, TSP dan

blotong. Tujuannya dilakukan pemupukan yaitu untuk menjamin ketersediaan

hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh

peningkatan hasil panen yang baik. Alat yang digunakan untuk pemupukan yaitu

traktor 4 WD dan 2 WD menggunakan implement (fertilizer applicator).


15

3.2.6 Panen (Harvesting)

Panen di PT.PSMI dengan menggunakan 3 cara yaitu :

1. Loose Cane yaitu cara penebangan tebu dimana tebang dilakukan

secara manual sedangkan proses pemuatannya (loading) dilakukan

oleh pihak perusahaan dengan menggunakan Grab Loader dan

proses pengangkutan tebu dari petak tebang ke pabrik menggunakan

Cane Trailer dan Box Truck.

2. Bundle Cane yaitu cara pelaksanaan tebang ikat dan muat

menggunakan tenaga manusia (manual). Jenis tebang Bundle Cane

yaitu tebang tebu hijau.

3. Chopped Cane yaitu kegiatan tebang dan muat dilakukan dengan

Cane Harvester dan Side Tipping Trailer. Tebu Chopped Cane

diangkut dengan menggunakan Box Truck berpenutup.


16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Kegiatan

Hasil kegiatan yang kami lakukan di PT. Pemukasakti Manisindah yaitu Land

Preparation, Planting, Maintenance, Agrochemical, Fertilizer, Research (hama

dan penyakit) dan Harvesting.

4.2. Pembahasan
Pada semua kegiatan di PT. PSMI mulai dari Land Preparation hingga
panen harus berdasarkan pada POAC (Planning/Perencanaan, Organizing/
Pengorganisasian, Actuating/ Menggerakkan, dan Controlling/ Pengawasan)
sebagai landasan tercapainya efisiensi dan efektivitas pada setiap kegiatan yang
ada.

Planning/ Perencanaan dilaksanakan oleh Staff masing-masing kegiatan


mulai dari perencanaan anggaran/budgeting, pelaksanaan waktu, pelaksanan
tempat hingga perencanaan teknis lapangan. Hasil output perencanaan yang telah
dibuat oleh staff nantinya akan disetujui oleh Manajer sebelum dilaksanakan.

Organizing/ Pengorganisasian dilaksanakan dengan membagi setiap


kegiatan sesuai dengan jobdesc yang ada.

Actuating/ Menggerakkan dilaksanakan oleh atasan ke bawahan mulai dari


manajer hingga pekerja lini terbawah. Mulai dari staff untuk menggerakan
conductor. Kemudian conductor akan menggerakka para mandor, dan para
mandor menggerakkan Daily Workers/ Pekerja harian.

Controlling/ Pengawasan dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat apakah


ada gap yang jauh antara perencanaan dan pelaksanaan, controlling juga
digunakan sebagai acuan untuk menilai workers.
17

Pengawasan dilapangan dilaksanakan oleh mandor dan conductor. Staff


melakukan pengawasan secara kualitas data dan melakukan pengawasan dengan
terjun ke lapangan juga saat pelaksanaan kegiatan dan hasilnya nanti akan
dilaporkan kepada manajer.

4.2.1. Land Preparation ( Persiapan Lahan)


Land preparation dilakukan untuk menyiapkan tanah sebagai media tumbuh

untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman supaya optimal. Persiapan yang

dilakukan sebelum kegiatan yaitu mempersiapkan unit traktor dan implement

yang akan digunakan dengan baik dan membuat program replanting. Jenis

kegiatan Land Preparation yaitu :

1. Bajak 1

 Kecepatan traktor, panjang pendek top link, draft saat bekerja dan

posisi saat travelling.

 Kedalaman bajak min 25cm untuk disc dan 35cm untuk singkal.

 Arah bajakan memotong kairan lama (kemiringan 300 – 450 ).

 Jarak antara ancakan bajak kurang lebih 20 baris tebu.

 Kerataan bajakan dan terakhir harus dibajak pinggir keliling 3 kali.

Unit traktor, implemen dan persiapan sebelum bekerja

 Small traktor > 90 HP; Disc Plough 4 disc 28”, gear transmisi H1.

 Medium traktor > 140 HP; Moulboard Plough 4 share

 Cek oli, solar, baut roda, tekanan ban, air radiator, greasing can

diameter disc bajak (apabila <25” maka disc harus diganti).

2. Garu 1

 Garu keliling sebanyak 2 kali dan ban garu harus diangkat


18

 Kecepatan traktor 1 C, overlapping 1-2 disc, dan arah garu

memotong bajakan kurang lebih 900 .

 Keremahan dan kerataan tanah

 Waktu pelaksanaan mengikuti bajak 1

Unit traktor, implemen dan persiapan sebelum bekerja

 Medium traktor > 140 HP menggunakan Disc Harrow 28” yang

berjumlah 28 disc.

 Cek traktor dan implemen diameter disc wajib ganti jika <25”

3. Bajak 2

 Unit traktor dan implement sama dengan yang digunakan bajak 1

 Arah bajakan 2 mengikuti rencana arah ridgeran/kairan.

 Waktu 2 minggu setelah garu 1 atau menyesuaikan dengan kondisi

areal.

4. Garu 2

 Unit traktor dan implement sama dengan yang digunakan garu 1

 Searah dengan rencana arah ridger

 Memastikan keremahan dan kerataan tanah

 Pelaksanaan garu 2 disesuaikan dengan kondisi dilapangan

5. Ridging

 Arah ridger mengikuti arah kontur tanah 2-4 % yang telah

ditentukan

 Kedalaman > 30cm

 Over lapping 1 mata.


19

a) b)

c)

Gambar 5. Kegiatan Land Preparation ; a) Kegiatan Bajak ; b) Kegiatan Garu ; c)


Kegiatan Ridgern
20

Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Kerja Land Preparation 1 Ha

No Kegiatan Status Pekerja Waktu Jumlah Keterangan


(jam) Pekerja
1. Bajak 1 Daily 1,15 4 - 1 Operator Bajak 1
- 1 Helper Bajak 1
- 1 Operator Emergence
- 1 Helper Emergence
2. Bajak 2 Daily 1,15 4 - 1 Operator Bajak 2
- 1 Helper Bajak 2
- 1 Operator Emergence
- 1 Helper Emergence
3. Garu 1 Daily 1,15 4 - 1 Operator Garu 1
- 1 Helper Garu 1
- 1 Operator Emergence
- 1 Helper Emergence
4. Garu 2 Daily 1,15 4 - 1 Operator Garu 2
- 1 Helper Garu 2
- 1 Operator Emergence
5. Ridger Daily 1,15 4 - 1 Operator Ridger
- 1 Helper Ridger
- 1 Operator Emergence
- 1 Helper Emergence

4.2.2. Planting (Penanaman)

Penanaman tebu dilahan kering dapat dilakukan secara mekanis maupun secara

manual dengan tenaga manusia. PT.PSMI saat ini menggunakan sistem tanam

secara manual dengan bibit Stek Panjang (Long Stek). Jarak tanam yang

digunakan yaitu single row 150cm (standar) : 6666m.

Pemupukan Dasar ( Bassal Dressing ) :

 Dilakukan setelah furrowing / pembuatan ridgeran.

 Memberikan pupuk dasar pada ridgeran (lubang tanam) sebelum

dilakukan dengan menggunakan fertilizer aplication ditarik dengan

90HP atau 110HP dengan gear transmisi H1 dengan RPM 1800.


21

Tabel 3 Dosis Aplikasi Bassal Dressing

JENIS PUPUK DOSIS (kg/ha)

UREA 100

TSP 100

ROCK PHOSPATE 300

KCL 100

Gambar 6. Kegiatan Pencampuran Pupuk Bassal Dressing

Waktu Tanam
Lakukan penanaman segera setelah pembuatan kairan selesai
 Tebu giling : April – September

 Tebu bibit : Oktober – Januari

 Varietas tebu (kemasakan dan kesesuaian jenis tanah

Masak awal : RGM 469, RGM 1212, GP11 (40%)

Masak akhir : RGM1010, RGM838, RGM477, RGM515, SS57 (60%)

Observasi : RGM1834, RGM108, RGM1206, RGM1802.


22

1. Persiapan Bibit

Bibit yang digunakan idealnya berumur 6- 8 bulan, bibit harus sehat (bebas

hama penyakit) dan kemurnian varietasnya terjaga, tebang bibit rata dengan

permukaan tanah dan langsung memotong pucuk sampai batas titik tumbuh, susun

sebanyak 25 batang lalu ikat dengan kuat, tenggang waktu antara tebang dan muat

idealnya satu hari.

Cara menghitung kebutuhan bibit yaitu dengan cara sebagai berikut :

Panjang bibit = 2 meter

Overlapping = 25% (Double Row)

Jumlah per ikat = 25 batang tebu

Jarak tanam = 1,5 meter

Luasan = = = 6666 m

Kebutuhan Bibit = 6666 x 2 batang = 13332 batang

= 13332 x 0,25 = 3333 batang

= 13332 batang + 3333 batang = 16665 batang

= = 8332 batang

Jumlah Ikatan = = 333,3 ikat / Ha

= 334 ikat / Ha

Jadi, jumlah ikatan bibit pada setiap Ha luasan adalah 334 ikat bibit.
23

2. Peletakkan Bibit (Sett Placement) dan Pemotongan Bibit (Chopping)

Single Row : Double Overlapping 25%

Double Row : Single Overlapping 25%

Ecer bibit diatur agar pangkal batang tumpang tindih dengan pucuk.

3. Penutupan Bibit (Covering)

Lakukan penutupan bibit segera menggunakan tanah remah dan harus rapat

setebal 5cm pada musim penghujan, dan 10cm pada musim kemarau dengan

menggunakan cangkul, tanah penimbun diambil dari sisi kairan (Single Row),

segera lakukan koreksi apabila ditemukan penutupan yang tidak sempurna.

Gambar 7. Kegiatan Pengeceran Bibit

4. Merapihkan Lingkungan

Angkut sisa bibit dari petakan sesegera mungkin (collecting), titik krisis pada

proses tanam terdapat pada proses ecer bibit, overlapping bibit, choping, dan

ketebalan cover.

5. Pemadatan atau Pemampatan Tanah

Pemadatan dilakukan setelah penanaman selesai dan pada kondisi tanah

kapasitas lapang (umumnya dilakukan pada musim kering), pemadatan


24

menggunakan traktor, ban traktor harus tepat pada kairan, setelah pemadatan

lakukan koreksi penutupan apabila ada bibit yang muncul ke permukaan tanah.

Tabel 3. Kebutuhan Tenaga Kerja Planting 1 Ha

No. Kegiatan Status Pekerja Target/Ha Jumlah

1. Bassal Dressing Daily - 4

2. Persiapan Bibit Tasking 0,8 2

3. Peletakan Bibit Tasking 0,8 2

4. Cover & Merapikan Tasking 0,8 2

5. Pemadatan Daily - 2

6. Emergence Daily - 2
(Tebang Bibit)

4.2.3. Pemeliharaan Tanaman Tebu (Maintenance)

Pemeliharaan tanaman tebu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan

berkembang secara maksimal dan mendukung keberhasilan budidaya tanaman

tebu. Pemeliharaan tanaman tebu secara manual adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan dari tanaman mulai tumbuh sampai saat tanaman akan di panen yang

dikerjakan secara manual oleh pekerja. Tujuannya untuk membaskan tanaman

tebu dari gangguan gulma sejak awal pertumbuhan sampai dengan akan di panen,

agar pertumbuhan tanaman tebu optimal dilakukan dengan tepat waktu, tepat

sasaran, tepat cara, efektif, efisien, aman dan ramah lingkungan. Waktu yang

dilakukan penyiangan (weeding) yaitu sebelum gulma berbunga, dapat dilakukan

sebelum atau setelah post 1 sesuai kondisi dilapangan dan weeding 2 dapat

dilakukan jika diperlukan. Cara penyiangan yaitu mencabut seluruh gulma

tersebut diatas sampai di akar, umbi dan rimpangnya dibuang keluar areal
25

kemudian ikuti perkembangan gulma generasi berikutnya dan tidak boleh

terlambat pengendaliannya.

Dalam pelaksanaan weeding, pekerja menggunakan tasking 0,8 atau 1 Ha

membutuhkan 2 orang.

Gambar 8. Kegiatan Hasil dari Weeding Manual

4.2.4. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi (Agrochemical)

Pengendalian Gulma Secara Kimia di PT. PSMI

A. Pra Tumbuh

1. Pre Emergence Plant Cane

2. Pre Emergence Ratoon Cane

B. Pasca Tumbuh

1. Post Emergent 1

2. Post Emergent 2

1. Pelaksanaan Boom Emergence PC (Plant Cane)

Pengecekan pada areal yang akan dilakukan penyemprotan apakah akan

menggunakan boom pre a, pre c atau pre – pre


26

Tabel 4. Dosis Pre Emergence PC


Dosis herbisida per Ha

Jenis Pre Diuron 2,4 D- Ametrin Paraquat Glisofat

(kg/ha) Amine(lt/ha) (lt/ha) (lt/ha) (lt/ha)

Pre A 2,50 2,00 - - -

Pre B 2,50 2,00 - - 1,5

Pre – Pre - - - 1,50-2,50 -

Pre A dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah.

Pre C dilakukan pada areal gulma sudah mulai berkecambah ( 2 daun ).

Pre – Pre dilakukan pada kondisi areal gulma sudah mulai berkecambah ( > 6

daun).

2. Pelaksanaan Pre Emergence RC (Ratoon Cane)

Pengecekan pada areal yang akan di semprot apakah akan menggunakan pre a,

pre b, pre c atau pre d.

Tabel 5. Dosis Pengendalian Pre Emergence RC


Dosis herbisida per Ha

Jenis Pre Diuron 2,4 D- Ametrin Paraquat Metribusin

(kg/ha) Amine(lt/ha) (lt/ha) (lt/ha) (lt/ha)

Pre A 2,50 2,00 - - -

Pre B - - - - 1,25

Pre C 2,50 2,00 1,00 - -

Pre D - 2,00 1,00 - -

Pre A dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah.
27

Pre B dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah ( awal

musim hujan ).

Pre C dilakukanpada areal gulma sudah mulai berkecambah ( 2 daun ).

Pre D dilakukan pada saat kita akan cross pendek (kurang lebih 2minggu) bila

fertilizer balance tinggi.

3. Pengendalian Gulma Pasca Tumbuh Post 1 dan Post 2

Tabel 6. Dosis Pengendalian Pasca Tumbuh


Dosis herbisida per Ha

2,4 D- Ametrin Paraquat Sulfactan


Jenis Pre
Amine(lt/ha) (lt/ha) (lt/ha) (lt/ha)

Post I A 2,00 2,40 1 0,6 – 1,20

Post II B 2,00 - 1,50 0,6 – 1,20

Post I A dilakukan saat gulma sudah mulai tumbuh setelah masa pre habis

(sebelum gulma berbunga )

Post II B dilakukan saat tanaman berumur 4 – 7 bulan karena setelah post I tebu

tidak segera kanopi dan gulma tumbuh kembali ( areal bersih tidak perlu post II).

Tabel 8. Dosis Pasca Tumbuh Second Pre


Dosis herbisida per Ha

Jenis Pre Diuron 2,4 D- Ametrin Paraquat Metribusin

(kg/ha) Amine(lt/ha) (lt/ha) (lt/ha) (lt/ha)

Second Pre

Pre A 2,50 2,00 - - -

Pre C 2,50 2,00 1,00 - -


28

Second Pre dilakukan pada saat awal musim hujan tiba, baik di pc pada areal yang

sudah di top dan tanaman rc dengan kondisi areal bersih dari gulma.

Pre A dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah.

Pre C dilakukan pada areal gulma sudah mulai berkecambah ( 2 daun ).

Gambar 9. Kegiatan Pengadukan Herbisida

4.2.5. Pengendalian Hama (Research)


Kegiatan yang dilaksanakan dalam mengendalikan hama adalah pemasangan

pias Tricogamma SP yang merupakan pengendalian hama secara hayati, untuk

mengurangi pengendalian hama secara kimiawi.

Pemasangan pias ini bertujuan untuk mengendalikan hama penggerek batang

tebu yang diaplikasikan pada tebu yang berumur 2-6 bulan. Pemasangannya 24

lembar pias/Ha dengan interval 2 minggu sehingga dalam sebulan terpasang 48

pias/Ha.

Teknis dalam pemasangan yaitu dimulai pada baris ke 7 kemudian masuk dari

tepi ±10 meter kedalam dengan interval setiap 13 baris dipasang kembali.
29

Pemasangan dilakukan di bawah sisi daun agar tidak terkena sinar matahari

langsung demi keberlangsungan hidup parasit.

Gambar 10. Pemasangan Pias

4.2.6. Pemupukan

Pemupukan tanaman tebu yaitu untuk menjamin ketersediaan hara secara

optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh

peningkatan hasil panen dengan tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis

dan tepat cara aplikasi. Pupuk yang digunakan di PT.PSMI yaitu pupuk UREA,

KCL, dan TSP. Alat yang digunakan untuk pemupukan yaitu traktor 4 WD dan

traktor 2 WD dengan menggunakan implement (Fertilizer Aplicator).

Teknis Pemupukan yang dilakukan di PT.PSMI :

1. Pemupukan Plant Cane (Top Dressing)\

Pemupukan top dressing ini dilakukan pada saat tanaman berumur 1,5- 2

atau sesuai tinggi rendahnya tanaman tebu. MRISS pupuk top sesuai dengan

dosis Urea 200kg dan Kcl 200kg sehingga terdapat 400kg.

2. Pemupukan Ratoon Cane (Single Aplication)


30

Pemupukan ratoon (single aplication) dilakukan secepat mungkin setelah

tebang angkut tebu selesai dan pastikan kondisi areal bersih dari sisa-sisa

daun tebu atau batang tebu maksimal 7 hari setelah tebang. MRISS pupuk

single seluas area yang telah dicek dengan dosis Urea 300kg, Kcl 300kg,

TSP 200kg sehingga terdapat 800kg.

Gambar 11. Kegiatan Pemupukan Menggunakan Fertilizer Aplicator


31

4.2.7. Panen (Harvesting)


Kegiatan tebang yang dilakukan di PT. PSMI yaitu Bundle Cane,

pelaksanaan tebang ikat dan muat menggunakan tenaga manusia (manual). Tujuan

dari tebang bundle cane yaitu mendapatkan tebu giling yang manis, segar dan

bersih. Kelebihan tebang bundle cane yaitu dapat menyerap tenaga kerja dalam

jumlah besar, resiko kerusakan area kecil dan dapat beroperasi dalam kondisi

basah. Kekurangannya yaitu jumlah tenaga tidak stabil. Faktor – faktor yang

mempengaruhi kualitas tebang yaitu kesegaran tebu, karena tebu harus dikirim

secepatnya kepabrik setelah tebang semakin lama tebu tertinggal semakin

menurun kualitasnya.

Selain dengan metode Bundle Cane PT. PSMI menggunakan metode Loose

Cane dan juga Harvester/Chopped Cane.

Metode Loose Cane merupakan metode semi otomatis dimana untuk proses

penebangan masih menggunakan tenaga manusia dan pengangkutannya/loading

menggunakan grab loader.

Metode Harvester/Chopped Cane adalah metode yang sudah full otomatis dari

proses penebangan hingga proses angkut.

Dari hasil analisis secara anggaran metode Harvesterlah yang memiliki

efisiensi tertinggi (Tabel) karena menggunakan anggaran paling sedikit, namun

disisi lain perusahaan mempertimbangkan CSR (Corporate Social Responsibility)

atau tanggung jawab perusahaan terhadap sosial baik warga sekitar maupun

lingkungan, sehingga untuk panen di PT. PSMI masih lebih banyak menggunakan

metode Bundle Cane. Bentuk pertanggung jawaban perusahaan yang

dimaksudkan disini adalah pada masyarakat sekitar yakni menyerap tenaga kerja

dari sekitar perusahaan untuk panen. Setiap tahun PT. PSMI mampu menyerap
32

lebih dari 2000 tenaga kerja untuk kegiatan panen dengan menggunakan Bundle

Cane.

Penggunaan harvester pun memiliki kelemahan yaitu tidak bisa digunakan

pada topografi kemiringan yang lebih dari 5% serta tidak dapat digunakan pada

tanaman ratoon hanya dapat digunakan pada tanaman PC (Plant Cane).

Gambar 12. Kegiatan Tebang

Cara menghitung kebutuhan tenaga kerja tebang untuk 1 Ha :

Tasking = 230 m
Luasan =

= 6667 m

Tenaga Kerja =

= 29 Orang
33

V. KESIMPULAN

Kegiatan yang dilkakukan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) yaitu Land

Preparation, Penanaman Tebu, Pemeliharaan Tebu, Pengendalian Gulma,

Pengendalian Hama dan Penyakit, Pemupukan dan Panen.

Pelaksanaan seluruh kegiatan di PT. PSMI dilaksanakan dengan sesuai

dengan teknik budidaya yang baik dan alur kerja POAC yaitu Planning, Organize,

Actuating, dan Controlling dengan seefektif mungkin dan seefisien mungkin

sesuai dengan prinsip dari manajemen itu sendiri.

PT. PSMI menjalankan CSR (Corporate Social Rensponsibillity) sebagai

bentuk pertanggungjawaban perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya

kemasyarakatan (lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, baksos, pembangunan

infrastruktur, beasiswa pendidikan, dll) dan kegiatan yang sifatnya lingkungan.


34

DAFTAR PUSTAKA

Fernandez, M,D,P., and Nuthall, P,L. 2009. Technical efficiency in the production
of sugar cane in central negros area: Philippines: an aplication of data
envelopment analysis. J-ISSAAS. 15(1): 77-90.

Hambali, E,S., Mujdalipah, A,H., Tambunan, A,W., Pattiwiri. R, Hendroko. 2007.


Teknologi Bioenergi. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Mulyono, D. 2011. Analisis kesesuaian lahan dan evaluasi jenis tanah dalam
budidaya tanaman tebu untuk pengembangan daerah kabupaten tegal.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 13(2): 116-123.

Mulyono, D. 2011. Kebijakan Pengembangan Industri Bibit Tebu Unggul untuk


penunjang Program Swasembada Gula Nasional. Jurnal Sains dan
Teknologi Indonesia 13(1): 60-64.

PT. PemukaSakti ManisIndah. 2017.Profil dan Keadaan Umum Perusahaan PT


PemukaSakti ManisIndah. Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.
Lampung.
Rahmad, D. 2012. Karakteristik morfologi pertumbuhan beberapa varietas tebu.
Agroplantae. 1(2): 126-131..

Thomas, A,N. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius, Yogyakarta


35

LAMPIRAN
xxxvi

38
Tabel 8. Anggaran Kegiatan Land Preparation

Tasking/ Volume
Luas Vol Harga Nama Total Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Daily Jmlh Total Alat/ Total
(Ha) (%) Satuan (Rp) Bahan/Alat Vol Satuan (Rp) (Rp)
HK/Ha Bahan
1. Ridger 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 26 182 Rp 6.500 Rp 1.183.000
30 210 Rp 6.500 Rp 1.365.000
Rp 380.000 Rp 2.548.000 Rp 2.928.000
2. Bajak 1 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 380.000 Rp 2.730.000 Rp 3.110.000
3. Bajak 2 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 380.000 Rp 2.730.000 Rp 3.110.000
4. Garu 1 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 17 119 Rp 6.500 Rp 773.500
30 210 Rp 6.500 Rp 1.365.000
Rp 380.000 Rp 2.138.500 Rp 2.518.500
5. Garu 2 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 17 119 Rp 6.500 Rp 773.500
30 210 Rp 6.500 Rp 1.365.000
Rp 380.000 Rp 2.138.500 Rp 2.518.500
Jumlah Rp 14.185.000
Tabel 9. Anggaran Kegiatan Planting
Volume
Luas Vol Tasking/Daily Harga Nama Total Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jmlh Total Alat/ Total
(Ha) (%) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat Vol Satuan (Rp) (Rp)
Bahan
1. Tabur Dolomit 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Dolomit 100 700 Rp 4.000 Rp 2.800.000
Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 380.000 Rp 5.530.000 Rp 5.910.000
2. Bassal Dressing 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Urea 100 700 Rp 14.000 Rp 9.800.000
KCL 100 700 Rp 20.000 Rp 14.000.000
TSP 100 700 Rp 7.000 Rp 4.900.000
RP 300 2100 Rp 500 Rp 1.050.000
Rp 380.000 Rp 29.750.000 Rp 30.130.000
2. Tebang Bibit 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
TK(Tebang) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000
Rp 950.000 Rp 2.730.000 Rp 3.680.000
3. Peletakan Bibit 7 100 1
TK (Letak) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000
Rp 570.000 Rp 570.000
Cover Bibit +
4. Rapikan
Lingkungan 7 100 1
TK
(Cover+Rapi) 0,8 6
Rp 95.000 Rp 570.000
Rp 570.000 Rp 570.000
Pemadatan
5. Tanah 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 190.000 Rp 2.730.000 Rp 2.920.000
Jumlah Rp 47.460.000
Volume
Luas Vol Tasking/Daily Juml Harga Nama Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Total Alat/ Total
(Ha) (%) HK/Ha ah Satuan (Rp) Bahan/Alat Satuan (Rp) (Rp)
Bahan
1. Top Dressing 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Urea 200 1400 Rp 14.000 Rp 19.600.000
Kcl 200 1400 Rp 20.000 Rp 28.000.000
Rp 47.600.000 Rp 47.790.000

Single
2. 7 100 1
Aplication
TK Traktor Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Urea 300 2100 Rp 14.000 Rp 29.400.000
Kcl 300 2100 Rp 20.000 Rp 42.000.000
Tsp 200 1400 Rp 7.000 Rp 9.800.000
Rp 190.000 Rp 81.200.000
Jumlah Rp 81.390.000
Tabel 10. Anggaran Kegiatan Maintenance

Harga
Luas Tasking/Daily Harga Nama Volume Total biaya
No Kegiatan Vol (%) Rotasi Jumlah Total Satuan Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat Alat/ Bahan (Rp)
(Rp)
1. Weeding 7 100 2
TK 0,8 6 Rp 95.000 Rp 1.140.000
Rp 1.140.000 Rp 1.140.000
Jumlah Rp 1.140.000
Tabel 11. Anggaran Kegiatan Agro Chemical

Volume
Luas Vol Tasking/Daily Harga Nama Total Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jmlh Total Alat/ Total
(Ha) (%) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat vol (Rp) (Rp)
Bahan
1. Pre PC 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Diuron 2,5 17,5 Rp 55.000 Rp 962.500
TK (Semprot) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000 Ametrin 2 14 Rp 62.000 Rp 868.000
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 2.670.500 Rp 3.430.500
2. Pre Ratoon 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Diuron 2,5 17,5 Rp 55.000 Rp 962.500
TK (Semprot) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000 Ametrin 2 14 Rp 62.000 Rp 868.000
Glifosfat 1,5 10,5 Rp 52.000 Rp 546.000
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 3.216.500 Rp 3.976.500
3. Post 1 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Ametrin 0,8 5,6 Rp 62.000 Rp 347.200
TK (Semprot) 6 2 Rp 95.000 Rp 570.000 Paraquat 0,7 4,9 Rp 52.500 Rp 257.250
Surfaktan 0,7 4,9 Rp 9.000 Rp 44.100
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 1.488.550 Rp 2.248.550
3. Post 2 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 2,4 D 0,7 4,9 Rp 42.000 Rp 205.800
TK (Semprot) 6 2 Rp 95.000 Rp 570.000 Paraquat 0,7 4,9 Rp 52.500 Rp 257.250
Surfaktan 0,7 4,9 Rp 9.000 Rp 44.100
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 1.347.150 Rp 2.107.150
Jumlah PC Rp 7.786.200
Jumlah Ratoon Rp 8.332.200
Tabel 12. Anggaran Kegiatan Research

Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha/Rot Satuan (Rp) Bahan/Alat Satuan (Rp) (Rp)
Bahan
1. Pemasangan Pias 1 1
TK Daily 1 Rp 95.000 Rp 95.000 Straples 2 Rp 25.000 Rp 50.000
Isi Straples 2 Rp 10.000 Rp 20.000
Rp 95.000 Rp 70.000 Rp 165.000
2. Pembuatan Pias 1 1
Daily 1 Rp 95.000 Rp 95.000 Karton Manila 1 Rp 15.000 Rp 15.000
Lem 1 Rp 8.000 Rp 8.000
Sraples 1 Rp 16.000 Rp 16.000
Isi STraples 1 Rp 5.000 Rp 5.000
Karton 1 Rp 5.000 Rp 5.000
Plastik 1 Rp 15.000 Rp 15.000
Rp 95.000 Rp 64.000 Rp 159.000
Rp 324.000
Tabel 13. Anggaran Kegiatan Harvesting

Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat (Rp) (Rp)
Bahan
1. Bundle 1 1
TK 230 29 Rp 95.000 Rp 2.755.000 Truk 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
Rp 2.755.000 Rp1.200.000 Rp 3.955.000

Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat (Rp) (Rp)
Bahan
1. Loose 1 1
TK (Cut) 230 29 Rp 95.000 Rp 2.755.000 Solar GL 30 Rp 6.500 Rp 195.000
TK (GL) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Solar Traktor 13,5 Rp 6.500 Rp 87.750
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000
Rp 3.135.000 Rp 282.750 Rp 3.417.750

Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat (Rp) (Rp)
Bahan
1. Chopped 1 1
TK (Harvester) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Truk 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Solar Harvester 50 Rp 6.500 Rp 325.000
Solar Traktor 30 Rp 6.500 Rp 195.000
Rp 380.000 Rp1.720.000 Rp 2.100.000
Tabel 14. Plant Cane dengan Bundle Cane (1 Ha)

No. Kegiatan Biaya


1. Land Preparation Rp 2.026.429
2. Planting with top dressing Rp 13.607.143
3. Agro Rp 112.314
4. Maintenance Rp 162.857
5. Research Rp 324.000
6. Harvesting Rp 3.955.000
Jumlah Rp 20.187.743

Tabel 15. Plant Cane dengan Loose Cane (1 Ha)

No. Kegiatan Biaya


1. Land Preparation Rp 2.026.429
2. Planting with top dressing Rp 13.607.143
3. Agro Rp 112.314
4. Maintenance Rp 162.857
5. Research Rp 324.000
6. Harvesting Rp 3.417.750
Jumlah Rp 19.650.493

Tabel 16. Plant Cane dengan Chopped Cane (1 Ha)

No. Kegiatan Biaya


1. Land Preparation Rp 2.026.429
2. Planting with top dressing Rp 13.607.143
3. Agro Rp 112.314
4. Maintenance Rp 162.857
5. Research Rp 324.000
6. Harvesting Rp 2.100.000
Jumlah Rp 18.332.743
Tabel 17. Ratoon dengan Bundle Cane (1 Ha)

No Kegiatan Uraian
1. Planting Rp 12.125.714
2. Agro Rp 1.190.314
3. Maintenance Rp 1.626.850
4. Research Rp 324.000
5. Harvesting Rp 3.955.000
Jumlah Rp 19.221.878

Tabel 18. Ratoon dengan Loose Cane (1 Ha)

No Kegiatan Uraian
1. Planting Rp 12.125.714
2. Agro Rp 1.190.314
3. Maintenance Rp 1.626.850
4. Research Rp 324.000
5. Harvesting Rp 3.417.750
Jumlah Rp 18.684.628

Tabel 19. Ratoon dengan Chopped Cane (1 Ha)

No Kegiatan Uraian
1. Planting Rp 12.125.714
2. Agro Rp 1.190.314
3. Maintenance Rp 1.626.850
4. Research Rp 324.000
5. Harvesting Rp 2.100.000
Jumlah Rp 17.366.878

Anda mungkin juga menyukai