Sri Habsari PKL 2020
Sri Habsari PKL 2020
)
DI PT. PEMUKASAKTI MANISINDAH
KABUPATEN WAYKANAN
Oleh
Oleh
Program Studi
Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan
Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Budidaya Tanaman Perkebunan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia
nikmat serta hidayahnya sehingga penyusunan laporan praktik kerja lapang yang
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan, support, arahan dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin sampaikan terima kasih
kepada:
yang telah menyambut dan menerima kami untuk melaksanakan praktik kerja
lapang.
Kerja Lapang.
5. Ir. Dewi Riniarti, M.P., selaku pembimbing Praktik Kerja Lapang yang telah
6. Ir. Any Kusumastuti, M.P., selaku Ketua Program Studi Produksi dan
laporan ini.
lapang ini terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata,
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................. 3
Tabel Halaman
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
meter.Batang pohon tebu terdiri dari banyak ruas yang masing-masing ruasnya
terdiridari buku-buku sebagai tempat tumbuhnya daun. Setiap jenis tebu memiliki
(Thomas, 1992).
mutlak, antara lain varietasnya yang unggul, murni, sehat dan cukup umur, cukup
jumlah dan tersedia tepat waktu. Syarat syarat tersebut harus dipenuhi guna
karena selain murah, varietas unggul juga memiliki potensi untuk memberikan
Selain dengan pengelolaan tanaman yang baik, tanaman tebu dapat tumbuh
dengan optimal pada kondisi lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya.
lahan tanam untuk tanaman tebu antara lain regim suhu, kondisi
perakaran, terrain, retensi hara tanah, dan jumlah hara tersedia. Pengelolaan
2
tanaman yang baik meliputi persiapan lahan, persiapan bahan tanam (bibit),
Batang tebu memiliki kadar air yang cukup tinggi, yaitu sekitar 20%. Hal ini
yang menyebabkan batang tebu memiliki rasa yang manis dan segar ketika
ekstaknya diambil untuk dijadikan minuman dingin (Rahmad, 2012). Selain itu,
tanaman tebu merupakan bahan baku untuk membuat gula pasir. Kebutuhan akan
gula setiap tahun terus mengalami peningkatan, oleh karena itu dibutuhkan
varietas tanaman tebu yang baik sehingga produktivitasnya tinggi dan dapan
Selain sebagai bahan baku gula, tebu juga dapat menjadi bahan baku pebuatan
bioetanol. Tetes tebu atau biasa disebut molase adalah hasil sampingan dari proses
pembuatan gula tebu. Tetes tebu berbentuk cairan kental yang didapat dari tahap
pemisahan kristal gula. Tetes tebu masih memiliki kadar gula yang tinggi yaitu
50-60%.
Walaupun tidak dapat diolah kembali menjadi sukrosa, namun tetes tebu
tebu sebagai bahan baku bioetanol di Indonesia cukup banyak. Hal ini
Diperkirakan setiap ton tebu akan menghasilkan 2,7% tetes tebu (Hambali dkk,
2007).
3
1.2. Tujuan
PSMI
perkebunan tebu dan pabrik gula teletak di Desa Gunung Waras Kecamatan
Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan Lampung. Wilayah PT. Pemuka Sakti
Manis Indah membentang dari barat sampai ke timur, mulai dari Kampung Mesir
Ilir, Kecamatan Bahuga, sampai Kampung Negeri Besar Kecamatan Negeri Besar
dengan ketinggian 100 m dari permukaan laut. Areal PT. PSMI cukup jauh dari
pusat kota, yakni dari Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan sejauh 250 km
dan dari Bandar Lampung Sejauh 215 km. Keadaan topogarfi PT. PSMI
bergelombang dan sebagian besar memiliki tingkat kemiringan yang cukup terjal.
5
negeri dan memulai pertama kali industri gula di Asia Tengggara. Inverstor
pendirian No. 164 Oktober 1990 dengan status penanaman modal asing.
Kemudian, atas usulan masyarakat setempat dan direksi PT Teknik Umum diganti
mengganti lahan dan mulai membuka lahan pada tahun 1993. Pada tahun 1996
beberapa mesin. Tahun 2009 PT. PSMI memulai giling pertama sampai sekarang
2.3 Organisasi
PT. PSMI merupakan perusahaan yang dipimpin oleh Site Manager yang
Departemen. Departemen PT. PSMI dibagi menjadi beberapa divisi yaitu divisi I,
Setiap perusahaan tidak lepas dari visi dan misi perusahaan untuk
Visi PT PSMI
Misi PT PSMI
3. Membangun tim kerja yang berinovasi tinggi, evisien, dan cepat maju.
Tenaga kerja yang ada di PT. PSMI pada tahun 2019 mencapai 3727 orang
dengan tingkat jenjang yang berbeda yaitu: SD, SMP, SMU, Diploma III dan
Starata I yang terbagi dalam dua status: Pegawai tetap dan harian. Pegawai tetap
PT. PSMI di bagi dalam 4 bagian yaitu: shift pagi dimulai pukul 06.00 WIB
sampai dengan 14.00 WIB, shift siang dimulai pukul 14.00 WIB sampai dengan
8
22.00 WIB, shift malam dimulai pukul 22.00 WIB sampai dengan pukul 06.00
WIB. Sedangkan untuk non shift, kegiatan kerja dimulai pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 12.00 WIB kemudian istirahat dan kegiatan kerja dimulai
Sebagai salah satu perusahaan perkebunan tebu, PT. PSMI berperan besar bagi
masyarakat sekitar dalam penyerapan tenaga kerja dan program kemitraan yang
karyawan berupa:
1. Fasilitas perumahan,
Areal perkebunan PT. PSMI pada umumnya memiliki jenis tanah podsolik
merah kuning (PMK) yang memiliki pH tanah antara 4,5 - 5 berwarna merah
miring dan sebagian datar dengan curah hujan rata-rata 2.300 mm selama 15
tahun.
Keseluruhan luas lahan PT PSMI sekitar 30.000 ha. Luasan tersebut terbagi
atas 18.000 ha lahan produktif, areal budidaya devisi I dan II, Negeri Batin, Tiuh
Baru, Mesir, G2, dan mitra,dan 12.000 ha non areal pertanaman. Sisa luas yang
tidak terpetak berupa lebung, rawa yang bisa menjadi sumber irigasi pada saat
kemarau, jalan kebun, perkantoran, perumahan, pabrik, sekolah, sarana olah raga,
dan lain-lain.Selain menghasilkan produk utama berupa gula rafinasi, PT. PSMI
juga menghasilkan produk samping yaitu ampas tebu (bagasse), blotong (filter
bakar ketel uap (boiler) sebagai sumber listrik untuk keperluan pabrik dan
perumahan dari Divisi II – Divisi I. Blotong adalah hasil dari proses pemurnian
yang dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman tebu. tetes adalah hasil samping dari
proses pemutaran yang dapat diolah lebih lanjut menjadi etanol, MSG dan pakan
ternak.
10
yaitu tanaman Plant cane (PC), Replanting cane (RPC), dan Ratooncane (RC).
yang baru dibuka. RPC merupakan pembudidayaan tanaman tebu pada areal yang
diusahakan sebanyak 3 kali. Untuk varietas tanaman tertentu bila rendemen dan
PT. PSMI menggunakan varietas yang beragam dalam setiap musim tanam.
beberapa faktor antara lain pada kesesuiaan lahan, periode bulan tanam, bulan
Jenis varietas yang akan ditanam PT. PSMI disesuaikan dengan masa tanam
tebu yaitu varietas masak awal, masak tengah dan masak akhir. Tanam masak
awal dimulai pada September-Oktober dan panen pada April-Juni, tanam masak
tengah dimulai pada November dan panen Juli-Agustus sedangkan tanam masak
Pada tahun 1996, PT. PSMI telah melakukan panen perdana.Sebelum memilki
pabrik pengolahan, tebu yang dihasilkan PT. PSMI dikirim untuk diolah ke
Gunung Madu Plantation, Sweet Indo Lampung, PTPN Bunga Mayang dan Gula
Merah.
11
Setelah mampu mendirikan pabrik pada tahun 2008, PT. PSMI telah mampu
memproduksi gula secara mandiri dan memulai giling perdana pada tahun 2009
dengan kapasitas giling 4.000 TCD dan meningkat menjadi 6.000 TCD pada
tahun 2010. Produksi dan Tujuan Pengiriman Tebu PT. PSMI dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Luas areal, produksi dan tujuan Pengiriman tebu PT. PSMI dari 1996-
2007
Luas Panen (Ha) TCH Hasil (Ton) Tujuan
Tahun
Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan mulai 04 Maret sampai dengan 04 Mei
Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan yaitu mempersiapkan unit traktor dan
implement yang akan digunakan dengan baik dan membuat program replanting.
Jenis kegiatan Land Preparation yaitu : bajak 1, garu 1, bajak 2, garu 2 dan
ridging.
2. Survey meliputi :
topografi.
4. Bila survey tidak layak khususnya pada trash/ sampah berarti harus
3.2.3 Penanaman
secara manual dengan tenaga manusia. PT.PSMI saat ini menggunakan sistem
tanam secara manual dengan bibit Stek Panjang (Long Stek). Jarak tanam yang
ridgeran dan dilakukan sebelum penanaman tebu. Dosis aplikasi Urea 100kg/ha,
dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha dilakukan secara manual dengan cara ditaburkan
pada kairan.
d) Merapihkan lingkungan
f) Irigasi.
14
3.2.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman tebu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan
(weeding manual)
cara pengelentekan daun tebu dengan umur tanaman 5 – 7 bulan atau sebelum
tanaman roboh. Varietas yang rentan kutu perisai yaitu RGM 1010, GP 11,
RGM 108, RGM 919, RGM 469, RGM 477, RGM 612, SS 57, RGM 838,
RGM 515. Berbagai macam musuh alami kutu perisai yaitu parasit atau
predator kutu perisai Lady bug, Pupa Lady bug, Tetrastichus Sp.
3.2.5 Pemupukan
peningkatan hasil panen yang baik. Alat yang digunakan untuk pemupukan yaitu
Hasil kegiatan yang kami lakukan di PT. Pemukasakti Manisindah yaitu Land
4.2. Pembahasan
Pada semua kegiatan di PT. PSMI mulai dari Land Preparation hingga
panen harus berdasarkan pada POAC (Planning/Perencanaan, Organizing/
Pengorganisasian, Actuating/ Menggerakkan, dan Controlling/ Pengawasan)
sebagai landasan tercapainya efisiensi dan efektivitas pada setiap kegiatan yang
ada.
yang akan digunakan dengan baik dan membuat program replanting. Jenis
1. Bajak 1
Kecepatan traktor, panjang pendek top link, draft saat bekerja dan
Kedalaman bajak min 25cm untuk disc dan 35cm untuk singkal.
Small traktor > 90 HP; Disc Plough 4 disc 28”, gear transmisi H1.
Cek oli, solar, baut roda, tekanan ban, air radiator, greasing can
2. Garu 1
berjumlah 28 disc.
Cek traktor dan implemen diameter disc wajib ganti jika <25”
3. Bajak 2
areal.
4. Garu 2
5. Ridging
ditentukan
a) b)
c)
Penanaman tebu dilahan kering dapat dilakukan secara mekanis maupun secara
manual dengan tenaga manusia. PT.PSMI saat ini menggunakan sistem tanam
secara manual dengan bibit Stek Panjang (Long Stek). Jarak tanam yang
UREA 100
TSP 100
KCL 100
Waktu Tanam
Lakukan penanaman segera setelah pembuatan kairan selesai
Tebu giling : April – September
1. Persiapan Bibit
Bibit yang digunakan idealnya berumur 6- 8 bulan, bibit harus sehat (bebas
hama penyakit) dan kemurnian varietasnya terjaga, tebang bibit rata dengan
permukaan tanah dan langsung memotong pucuk sampai batas titik tumbuh, susun
sebanyak 25 batang lalu ikat dengan kuat, tenggang waktu antara tebang dan muat
Luasan = = = 6666 m
= = 8332 batang
= 334 ikat / Ha
Jadi, jumlah ikatan bibit pada setiap Ha luasan adalah 334 ikat bibit.
23
Ecer bibit diatur agar pangkal batang tumpang tindih dengan pucuk.
Lakukan penutupan bibit segera menggunakan tanah remah dan harus rapat
setebal 5cm pada musim penghujan, dan 10cm pada musim kemarau dengan
menggunakan cangkul, tanah penimbun diambil dari sisi kairan (Single Row),
4. Merapihkan Lingkungan
Angkut sisa bibit dari petakan sesegera mungkin (collecting), titik krisis pada
proses tanam terdapat pada proses ecer bibit, overlapping bibit, choping, dan
ketebalan cover.
menggunakan traktor, ban traktor harus tepat pada kairan, setelah pemadatan
lakukan koreksi penutupan apabila ada bibit yang muncul ke permukaan tanah.
5. Pemadatan Daily - 2
6. Emergence Daily - 2
(Tebang Bibit)
tebu. Pemeliharaan tanaman tebu secara manual adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dari tanaman mulai tumbuh sampai saat tanaman akan di panen yang
tebu dari gangguan gulma sejak awal pertumbuhan sampai dengan akan di panen,
agar pertumbuhan tanaman tebu optimal dilakukan dengan tepat waktu, tepat
sasaran, tepat cara, efektif, efisien, aman dan ramah lingkungan. Waktu yang
sebelum atau setelah post 1 sesuai kondisi dilapangan dan weeding 2 dapat
tersebut diatas sampai di akar, umbi dan rimpangnya dibuang keluar areal
25
terlambat pengendaliannya.
membutuhkan 2 orang.
A. Pra Tumbuh
B. Pasca Tumbuh
1. Post Emergent 1
2. Post Emergent 2
Pre A dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah.
Pre – Pre dilakukan pada kondisi areal gulma sudah mulai berkecambah ( > 6
daun).
Pengecekan pada areal yang akan di semprot apakah akan menggunakan pre a,
Pre B - - - - 1,25
Pre A dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah.
27
Pre B dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah ( awal
musim hujan ).
Pre D dilakukan pada saat kita akan cross pendek (kurang lebih 2minggu) bila
Post I A dilakukan saat gulma sudah mulai tumbuh setelah masa pre habis
Post II B dilakukan saat tanaman berumur 4 – 7 bulan karena setelah post I tebu
tidak segera kanopi dan gulma tumbuh kembali ( areal bersih tidak perlu post II).
Second Pre
Second Pre dilakukan pada saat awal musim hujan tiba, baik di pc pada areal yang
sudah di top dan tanaman rc dengan kondisi areal bersih dari gulma.
Pre A dilakukan pada kondisi areal bersih, biji gulma belum berkecambah.
tebu yang diaplikasikan pada tebu yang berumur 2-6 bulan. Pemasangannya 24
pias/Ha.
Teknis dalam pemasangan yaitu dimulai pada baris ke 7 kemudian masuk dari
tepi ±10 meter kedalam dengan interval setiap 13 baris dipasang kembali.
29
Pemasangan dilakukan di bawah sisi daun agar tidak terkena sinar matahari
4.2.6. Pemupukan
peningkatan hasil panen dengan tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis
dan tepat cara aplikasi. Pupuk yang digunakan di PT.PSMI yaitu pupuk UREA,
KCL, dan TSP. Alat yang digunakan untuk pemupukan yaitu traktor 4 WD dan
Pemupukan top dressing ini dilakukan pada saat tanaman berumur 1,5- 2
atau sesuai tinggi rendahnya tanaman tebu. MRISS pupuk top sesuai dengan
tebang angkut tebu selesai dan pastikan kondisi areal bersih dari sisa-sisa
daun tebu atau batang tebu maksimal 7 hari setelah tebang. MRISS pupuk
single seluas area yang telah dicek dengan dosis Urea 300kg, Kcl 300kg,
pelaksanaan tebang ikat dan muat menggunakan tenaga manusia (manual). Tujuan
dari tebang bundle cane yaitu mendapatkan tebu giling yang manis, segar dan
bersih. Kelebihan tebang bundle cane yaitu dapat menyerap tenaga kerja dalam
jumlah besar, resiko kerusakan area kecil dan dapat beroperasi dalam kondisi
basah. Kekurangannya yaitu jumlah tenaga tidak stabil. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kualitas tebang yaitu kesegaran tebu, karena tebu harus dikirim
menurun kualitasnya.
Selain dengan metode Bundle Cane PT. PSMI menggunakan metode Loose
Metode Loose Cane merupakan metode semi otomatis dimana untuk proses
Metode Harvester/Chopped Cane adalah metode yang sudah full otomatis dari
atau tanggung jawab perusahaan terhadap sosial baik warga sekitar maupun
lingkungan, sehingga untuk panen di PT. PSMI masih lebih banyak menggunakan
dimaksudkan disini adalah pada masyarakat sekitar yakni menyerap tenaga kerja
dari sekitar perusahaan untuk panen. Setiap tahun PT. PSMI mampu menyerap
32
lebih dari 2000 tenaga kerja untuk kegiatan panen dengan menggunakan Bundle
Cane.
pada topografi kemiringan yang lebih dari 5% serta tidak dapat digunakan pada
Tasking = 230 m
Luasan =
= 6667 m
Tenaga Kerja =
= 29 Orang
33
V. KESIMPULAN
Kegiatan yang dilkakukan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) yaitu Land
dengan teknik budidaya yang baik dan alur kerja POAC yaitu Planning, Organize,
DAFTAR PUSTAKA
Fernandez, M,D,P., and Nuthall, P,L. 2009. Technical efficiency in the production
of sugar cane in central negros area: Philippines: an aplication of data
envelopment analysis. J-ISSAAS. 15(1): 77-90.
Mulyono, D. 2011. Analisis kesesuaian lahan dan evaluasi jenis tanah dalam
budidaya tanaman tebu untuk pengembangan daerah kabupaten tegal.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 13(2): 116-123.
LAMPIRAN
xxxvi
38
Tabel 8. Anggaran Kegiatan Land Preparation
Tasking/ Volume
Luas Vol Harga Nama Total Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Daily Jmlh Total Alat/ Total
(Ha) (%) Satuan (Rp) Bahan/Alat Vol Satuan (Rp) (Rp)
HK/Ha Bahan
1. Ridger 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 26 182 Rp 6.500 Rp 1.183.000
30 210 Rp 6.500 Rp 1.365.000
Rp 380.000 Rp 2.548.000 Rp 2.928.000
2. Bajak 1 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 380.000 Rp 2.730.000 Rp 3.110.000
3. Bajak 2 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 380.000 Rp 2.730.000 Rp 3.110.000
4. Garu 1 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 17 119 Rp 6.500 Rp 773.500
30 210 Rp 6.500 Rp 1.365.000
Rp 380.000 Rp 2.138.500 Rp 2.518.500
5. Garu 2 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 17 119 Rp 6.500 Rp 773.500
30 210 Rp 6.500 Rp 1.365.000
Rp 380.000 Rp 2.138.500 Rp 2.518.500
Jumlah Rp 14.185.000
Tabel 9. Anggaran Kegiatan Planting
Volume
Luas Vol Tasking/Daily Harga Nama Total Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jmlh Total Alat/ Total
(Ha) (%) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat Vol Satuan (Rp) (Rp)
Bahan
1. Tabur Dolomit 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Dolomit 100 700 Rp 4.000 Rp 2.800.000
Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 380.000 Rp 5.530.000 Rp 5.910.000
2. Bassal Dressing 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Urea 100 700 Rp 14.000 Rp 9.800.000
KCL 100 700 Rp 20.000 Rp 14.000.000
TSP 100 700 Rp 7.000 Rp 4.900.000
RP 300 2100 Rp 500 Rp 1.050.000
Rp 380.000 Rp 29.750.000 Rp 30.130.000
2. Tebang Bibit 7 100 1
TK (Traktor) Daily 4 Rp 95.000 Rp 380.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
TK(Tebang) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000
Rp 950.000 Rp 2.730.000 Rp 3.680.000
3. Peletakan Bibit 7 100 1
TK (Letak) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000
Rp 570.000 Rp 570.000
Cover Bibit +
4. Rapikan
Lingkungan 7 100 1
TK
(Cover+Rapi) 0,8 6
Rp 95.000 Rp 570.000
Rp 570.000 Rp 570.000
Pemadatan
5. Tanah 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Solar Traktor 60 420 Rp 6.500 Rp 2.730.000
Rp 190.000 Rp 2.730.000 Rp 2.920.000
Jumlah Rp 47.460.000
Volume
Luas Vol Tasking/Daily Juml Harga Nama Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Total Alat/ Total
(Ha) (%) HK/Ha ah Satuan (Rp) Bahan/Alat Satuan (Rp) (Rp)
Bahan
1. Top Dressing 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Urea 200 1400 Rp 14.000 Rp 19.600.000
Kcl 200 1400 Rp 20.000 Rp 28.000.000
Rp 47.600.000 Rp 47.790.000
Single
2. 7 100 1
Aplication
TK Traktor Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Urea 300 2100 Rp 14.000 Rp 29.400.000
Kcl 300 2100 Rp 20.000 Rp 42.000.000
Tsp 200 1400 Rp 7.000 Rp 9.800.000
Rp 190.000 Rp 81.200.000
Jumlah Rp 81.390.000
Tabel 10. Anggaran Kegiatan Maintenance
Harga
Luas Tasking/Daily Harga Nama Volume Total biaya
No Kegiatan Vol (%) Rotasi Jumlah Total Satuan Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat Alat/ Bahan (Rp)
(Rp)
1. Weeding 7 100 2
TK 0,8 6 Rp 95.000 Rp 1.140.000
Rp 1.140.000 Rp 1.140.000
Jumlah Rp 1.140.000
Tabel 11. Anggaran Kegiatan Agro Chemical
Volume
Luas Vol Tasking/Daily Harga Nama Total Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jmlh Total Alat/ Total
(Ha) (%) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat vol (Rp) (Rp)
Bahan
1. Pre PC 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Diuron 2,5 17,5 Rp 55.000 Rp 962.500
TK (Semprot) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000 Ametrin 2 14 Rp 62.000 Rp 868.000
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 2.670.500 Rp 3.430.500
2. Pre Ratoon 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Diuron 2,5 17,5 Rp 55.000 Rp 962.500
TK (Semprot) 0,8 6 Rp 95.000 Rp 570.000 Ametrin 2 14 Rp 62.000 Rp 868.000
Glifosfat 1,5 10,5 Rp 52.000 Rp 546.000
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 3.216.500 Rp 3.976.500
3. Post 1 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Ametrin 0,8 5,6 Rp 62.000 Rp 347.200
TK (Semprot) 6 2 Rp 95.000 Rp 570.000 Paraquat 0,7 4,9 Rp 52.500 Rp 257.250
Surfaktan 0,7 4,9 Rp 9.000 Rp 44.100
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 1.488.550 Rp 2.248.550
3. Post 2 7 100 1
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 2,4 D 0,7 4,9 Rp 42.000 Rp 205.800
TK (Semprot) 6 2 Rp 95.000 Rp 570.000 Paraquat 0,7 4,9 Rp 52.500 Rp 257.250
Surfaktan 0,7 4,9 Rp 9.000 Rp 44.100
Air 1 7 Rp 120.000 Rp 840.000
Rp 760.000 Rp 1.347.150 Rp 2.107.150
Jumlah PC Rp 7.786.200
Jumlah Ratoon Rp 8.332.200
Tabel 12. Anggaran Kegiatan Research
Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha/Rot Satuan (Rp) Bahan/Alat Satuan (Rp) (Rp)
Bahan
1. Pemasangan Pias 1 1
TK Daily 1 Rp 95.000 Rp 95.000 Straples 2 Rp 25.000 Rp 50.000
Isi Straples 2 Rp 10.000 Rp 20.000
Rp 95.000 Rp 70.000 Rp 165.000
2. Pembuatan Pias 1 1
Daily 1 Rp 95.000 Rp 95.000 Karton Manila 1 Rp 15.000 Rp 15.000
Lem 1 Rp 8.000 Rp 8.000
Sraples 1 Rp 16.000 Rp 16.000
Isi STraples 1 Rp 5.000 Rp 5.000
Karton 1 Rp 5.000 Rp 5.000
Plastik 1 Rp 15.000 Rp 15.000
Rp 95.000 Rp 64.000 Rp 159.000
Rp 324.000
Tabel 13. Anggaran Kegiatan Harvesting
Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat (Rp) (Rp)
Bahan
1. Bundle 1 1
TK 230 29 Rp 95.000 Rp 2.755.000 Truk 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
Rp 2.755.000 Rp1.200.000 Rp 3.955.000
Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat (Rp) (Rp)
Bahan
1. Loose 1 1
TK (Cut) 230 29 Rp 95.000 Rp 2.755.000 Solar GL 30 Rp 6.500 Rp 195.000
TK (GL) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Solar Traktor 13,5 Rp 6.500 Rp 87.750
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000
Rp 3.135.000 Rp 282.750 Rp 3.417.750
Volume
Luas Tasking/Daily Harga Nama Harga Satuan Total biaya
No Kegiatan Rotasi Jumlah Total Alat/ Total
(Ha) HK/Ha Satuan (Rp) Bahan/Alat (Rp) (Rp)
Bahan
1. Chopped 1 1
TK (Harvester) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Truk 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
TK (Traktor) Daily 2 Rp 95.000 Rp 190.000 Solar Harvester 50 Rp 6.500 Rp 325.000
Solar Traktor 30 Rp 6.500 Rp 195.000
Rp 380.000 Rp1.720.000 Rp 2.100.000
Tabel 14. Plant Cane dengan Bundle Cane (1 Ha)
No Kegiatan Uraian
1. Planting Rp 12.125.714
2. Agro Rp 1.190.314
3. Maintenance Rp 1.626.850
4. Research Rp 324.000
5. Harvesting Rp 3.955.000
Jumlah Rp 19.221.878
No Kegiatan Uraian
1. Planting Rp 12.125.714
2. Agro Rp 1.190.314
3. Maintenance Rp 1.626.850
4. Research Rp 324.000
5. Harvesting Rp 3.417.750
Jumlah Rp 18.684.628
No Kegiatan Uraian
1. Planting Rp 12.125.714
2. Agro Rp 1.190.314
3. Maintenance Rp 1.626.850
4. Research Rp 324.000
5. Harvesting Rp 2.100.000
Jumlah Rp 17.366.878