Anda di halaman 1dari 72

LAM-PTKes

PEDOMAN EVALUASI-DIRI
UNTUK AKREDITASI PROGRAM STUDI

LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI


KESEHATAN
JAKARTA 2015

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 i


IDENTITAS PROGRAM STUDI

Fakultas : Fakultas Kedokteran


Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
Nomor SK Pendirian PS (*) : No. 147/DIKTI/Kep/2007
Tanggal SK Pendirian PS : 21 September 2007
Pejabat Penandatangan
SK Pendirian PS : Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Bulan & Tahun Dimulainya November 1957
Penyelenggaraan PS : Rektor Universitas Airlangga
Nomor SK Izin Operasional (*) : 12186/UN3/KR/2013
Tanggal SK Izin Operasional : 02 September 2013
Alamat PS : Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya
Nomor Telepon PS : 031-5501661, 031-5501656
Nomor Faksimili PS : 031-5036047
Homepage dan E-mail PS : Website : http://spesialis1.pikr.fk.unair.ac.id
Email : pulmoua@gmail.com
http://www.pulmoua.com

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 ii


IDENTITAS PENGISI LAPORAN EVALUASI DIRI

Nama : Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., Sp.P(K)


NIDN : 0008104704
Jabatan : Dosen
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Winariani Koesoemoprodjo, dr., Sp.P.(K)., MARS, FCCP


NIDK : 8856800016
Jabatan : Ketua Departemen
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Helmia Hasan, dr., Sp.P(K), M.Pd.Ked, FCCP


NIDK : 8877800016
Jabatan : Koordinator Program Studi
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Resti Yudhawati, dr., Sp.P(K)


NIDN : 0006127605
Jabatan : Sekretaris Departemen
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 iii
Nama : Isnin Anang Marhana, dr., Sp.P(K), M.Pd.Ked, FCCP
NIDK : 8805800016
Jabatan : Staf Pengajar
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Anna Febriani, dr., Sp.P


NIDK : -
Jabatan : Gugus Penjamin Mutu
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Tutik Kusmiati, dr., Sp.P(K)


NIDK : -
Jabatan : Staf Pengajar
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Dr. Daniel Maranatha, dr., Sp.P(K)


NIDK : 8824800016
Jabatan : Dokter Pendidik Klinis
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 iv


Nama : Dr. Laksmi Wulandari, dr., Sp.P(K), FCCP
NIDK : 8878210016
Jabatan : Dokter Pendidik Klinis
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Arief Bakhtiar, dr., Sp.P


NIDN : 0022107810
Jabatan : Dosen
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Prastuti Asta Wulaningrum, dr., Sp.P


NIDN : 0017087809
Jabatan : Asisten Ahli
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Irmi Syafa’ah, dr., Sp.P


NIDN : -
Jabatan : Dosen
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 v


Nama : Farah Fatma Wati, dr., Sp.P
NIDK : -
Jabatan : Staf Pengajar
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Ariani Permatasari, dr., Sp.P


NIDK : -
Jabatan : Staf Pengajar
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Alfian Nur Rosyid, dr., Sp.P


NIDK : -
Jabatan : Dosen
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

Nama : Ocky Tri Hapsari, A.Md


Jabatan : Administrasi Program Studi
Tanggal Pengisian : 20 Juni 2017
Tanda Tangan :

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 vi


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWTkita panjatkan atas segala karunia dan
rakhmat yang diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Evaluasi Diri
Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dari Lembaga Akreditasi Mandiri
Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes).
Evaluasi diri Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi disusun sebagai dasar perencanaan dalam pengembangan
program untuk mencapai Unggulan, oleh karena itu, laporan evaluasi diri disusun
dengan sistematika dan logical frame penyelenggaraan Program Pendidikan Dokter
Spesialis 1 Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi.
Analisis dilakukan secara komprehensif dengan memperhitungkan faktor
eksternal dan internal. Data faktor eksternal dihimpun melalui sumber primer dan
sekunder dari pemangku kepentingan; sedangkan data faktor internal dihimpun dari
program studi, fakultas, unit kerja dan direktorat serta Pimpinan Universitas.
Mekanisme penyusunan evaluasi diri didasarkan pada “Panduan Penyusunan
Laporan Evaluasi Diri” yang dikembangkan untuk setiap jenjang pendidikan
program D3, S1, dan S2 serta S3 oleh Badan Perencanaan dan Pengembangan
Universitas Airlangga, sehingga dokumen evaluasi diri menjadi lebih komprehensif.
Kepatuhan prodi / fakultas dalam menyusun laporan evaluasi diri sesuai dengan
panduan yang diberikan sangat diperlukan untuk memudahkan analisis bagi prodi /
fakultas itu sendiri dan memudahkan kompilasi di tingkat Universitas, oleh karena
itu, pembinaan dan asistensi terhadap penyusunan laporan evaluasi diri serta
pemahaman pentingnya evaluasi diri sebagai dasar perencanaan perlu dilakukan
secara berkelanjutan.
Menurut ilmu manajemen dan perencanaan sudah menjadi suatu keharusan
bahwa “evaluasi merupakan tonggak (milestone) dari suatu pengembangan”.
Pengembangan merupakan perubahan yang direncanakan dan bukan suatu
peristiwa yang kebetulan terjadi, oleh karena itu perlu dipahami secara benar,
bagaimana melakukan evaluasi secara komprehensif, terstruktur dan sistematis,
sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai suatu landasan / dasar proses

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 vii
perencanaan guna mencapai visi, misi dan tujuan yang diinginkan / dicita citakan,
yaitu peningkatan kualitas, seperti peningkatan kualitas Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS).
Evaluasi digunakan untuk berbagai tujuan, bergantung pada tujuan yang
diinginkan, namun pada dasarnya pasti terkait dengan salah satu tujuan sebagai
berikut :
1. Evaluasi ditujukan untuk memperlihatkan pencapaian mutu dari suatu
institusi atau program dari institusi tersebut.
2. Evaluasi, sebagai alat (tool) manajerial, yang ditujukan untuk menjaga
agar kinerja suatu institusi atau program yang telah dicapai tetap terjaga
keberlangsungannya.
3. Evaluasi, sebagai alat manajerial, yang ditujukan untuk penyusunan
rencana pengembangan institusi di masa mendatang.
Kemampuan untuk melaksanakan evaluasi adalah suatu faktor penting untuk
institusi akademik (perguruan tinggi, fakultas, departemen) dan program program
yang ada didalam institusi tersebut (program studi, program pendidikan spesialis,
program penelitian, laboratorium, dsb). Tanpa kemampuan untuk melakukan
evaluasi, tidak akan ada peningkatan kualitas yang dapat dicapai.
Berbagai macam evaluasi yang telah dilaksanakan di lingkungan pendidikan
tinggi, evaluasi diri dan evaluasi kesejawatan (peer review) adalah model / skema
evaluasi yang paling banyak diadopsi dan direkomendasikan untuk dilaksanakan
dalam mengevaluasi hasil proses akademik, khususnya pendidikan.
Adanya evaluasi diri diharapkan akan mendorong setiap institusi akademik
untuk terbiasa dengan budaya perencanaan yang menjadi ciri perguruan tinggi.
Budaya ini diharapkan akan mendorong setiap Program Studi / Departemen /
Fakultas untuk merencanakan pengembangan dirinya sesuai dengan karakteristik
dan mandat yang dipunyai, dengan demikian, cita cita menjadikan Departemen
sebagai ujung tombak kemajuan perguruan tinggi yang mampu mengangkat daya
saing bangsa dapat menjadi kenyataan.
Terima kasih disampaikan kepada seluruh tim penyusun, semua pihak yang
berkontribusi terhadap penyusunan laporan evaluasi Program Pendidikan Dokter
Spesialis 1 Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga tahun 2017 dalam memberikan fasilitas dan dukungan pada
proses penyusunan laporan evaluasi diri ini.
LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 viii
Surabaya, 19 Juni 2017
Program Pendidikan Dokter Spesialis I
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 ix


DAFTAR ISI

IDENTITAS PROGRAM STUDI.................................................................................ii


IDENTITAS PENGISI LAPORAN EVALUASI DIRI...................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................................x
RANGKUMAN EKSEKUTIF......................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................4
DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN................................................................4
A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian.................................4
B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan danPenjaminan Mutu........8
C. Mahasiswa dan Lulusan.....................................................................................21
D. Sumber Daya Manusia.......................................................................................30
E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik...........................................33
F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi...........................45
G. Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama............................52
BAB II.......................................................................................................................57
STRATEGI DAN PENGEMBANGAN......................................................................58
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................60

LAM-PTKes,Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015 x


RANGKUMAN EKSEKUTIF

Program Studi Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas


Airlangga berdiri sejak tahun 1957 Kemudian sejak tahun 2011 namanya
berubah menjadi Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
menyesuaikan dengan kesepakatan dan keputusan yang dibuat oleh
Kolegium Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, dan sudah ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor Nomor 626/UN3/2015 tanggal 22
April 2015. Sejak tahun 1952 hingga sekarang, prodi terus berupaya
melaksanakan pendidikan Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi yang
bermutu, unggul dan diakui baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam mewujudkan hal tersebut, prodi senantiasa melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan program pendidikan dokter spesialis yang telah
berjalan. Evaluasi diri terhadap prodi mengambil peranan yang penting
karena melalui evaluasi diri prodi dapat mengetahui posisinya dalam
organisasi.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kondisi internal terhadap
lingkungan luar prodi yang juga tidak mengesampingkan perkembangan
jaman dan kemajuan teknologi yang mempengaruhi ilmu kedokteran.
Penyusunan laporan evaluasi diri ini tidak hanya untuk memenuhi
kepentingan BAN-PT namun diharapkan menjadi cermin bagi seluruh
pengembang Prodi Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Melalui laporan
evaluasi diri BAN-PT ini diharapkan visi prodi PPDS I Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dapat
terwujud.
Evaluasi diri dilakukan dengan refleksi terhadap komponen yang
berkaitan dengan proses pembelajaran dan sistem organisasi yang ada di
prodi selama tiga tahun terakhir. Komponen tersebut terdiri dari visi, misi,
tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian, tata pamong, kepemimpinan,
sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, peserta didik dan lulusan, sumber
daya manusia, kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik,

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 1


pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi, dan yang terakhir
dari komponen penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan
kerjasama.
Secara umum langkah prodi terhadap perwujudan visi yang dicita-
citakan sudah sangat baik dan tepat arah dengan visi. Sejauh ini kejelasan
dan konsistensi visi, misi, tujuan dan strategi pencapaian terhadap sasaran
telah berjalan dengan baik. Civitas akademika juga telah memahami visi, misi,
dan tujuan prodi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Pada komponen tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan
penjaminan mutu telah diupayakan dengan baik.Karakteristik kepemimpinan
prodi juga dapat dikatakan baik.Sistem penjaminan mutu dan upaya penjamin
keberlanjutan program studi juga telah menuju ke arah yang lebih baik dan
selaras dengan upaya perbaikan kurikulum. Sementara pelaksanaan
manajemenkeuangan, masih harus diupayakan perbaikan dan penyesuaian.
Pada aspek peserta didik dan lulusan, dokumen penerimaan peserta
didik baru sudah ada dan dilaksanakan dengan konsisten. Sementara
peningkatan pencapaian terjadi pada peningkatan IPK dan rerata kelulusan
first taker. Hal yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan adalah rerata
kelulusan tepat waktu yang masih kurang.
Aspek sumberdaya manusia pada prodi PPDS I Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi yang meliputi mutu, kualifikasi, dan pengalaman staf
sudah baik. Kegiatan pembicara dan tenaga ahli dari luar yang didatangkan
untuk menunjang proses pembelajaran di prodi juga sudah optimal.
Sementara untuk aspek yang memerlukan perbaikan adalah rasio jumlah
dosen dan peserta PPDS yang masih belum mencapai standar.
Secara umum untuk aspek kurikulum, pembelajaran, dan suasana
akademik yang menunjang proses pendidikan di prodi tergolong baik. Sistem
evaluasi peserta didik dan kriteria kelulusan sudah dilaksanakan dengan baik.
Struktur kurikulum, proses belajar mengajar, kompetensi program studi,
kompetensi dasar dan kompetensi lanjut program studi yang diukur dari
pencapaian para peserta PPDS sudah sangat baik dan akan terus dijaga
konsistensinya. Beberapa aspek yang masih harus diperbaiki adalah belum

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 2


dikembangkannya kurikulum lokal yang memperhatikan kebutuhan
masyarakat luas.
Pada komponen pembiayaan, sarana, dan prasarana masih banyak
yang harus ditinjau ulang dan diperbaiki. Penggunaan dana untuk pelayanan
dan pengabdian kepada masyarakat masih harus ditingkatkan lagi.Ruangan
yang tersedia di prodi untuk proses pendidikan juga perlu ditinjau ulang.
Begitu pula untuk kelengkapan dan mutu sarana rawat inap. Sementara untuk
sarana di unit rawat jalan dan ruang tindakan paru berfungsi dengan baik.
Untuk sarana pendidikan di RS afiliasi dan satelit dapat dikatakan baik. Prodi
juga masih perlu memperbaiki aspek kelengkapan video/interactive materials,
majalah profesi nasional dan majalah profesi internasional. Untuk aspek
sistem informasi di prodi selama ini telah berjalan sangat baik dan untuk
sistem informasi lewat website masih perlu pengembangan lebih lanjut.
Aspek penelitian, pelayanan, pengabdian kepada masyarakat dan
kerjasama secara umum sudah cukup baik, namun aspek yang perlu
peningkatan adalah kegiatan penelitian dosen yang melibatkan peserta PPDS
di luar tugas akhir, karya peserta PPDS yang memiliki HaKI (Hak atas
Kekayaan Intelektual) dan hasil penelitian peserta PPDS yang dipublikasikan
ke jurnal nasional.
Dari kondisi tersebut prodi berada pada posisi yang dapat
memanfaatkan kekuatan dan memaksimalkan peluang yang ada. Sehingga
strategi prodi dalam menghadapi permasalahan dilakukan melalui
pengembangan produk, integrasi secara vertikal, pengembangan pasar, dan
penetrasi pasar.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 3


BAB I
DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian

1. Rumusan visi program pendidikan yang konsisten dengan visi lembaga.


Visi Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi adalah
menjadi salah satu pusat pendidikan profesi dokter spesialis Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi, menghasilkan lulusan yang inovatif, kompeten, dan
profesional yang mampu mengatasi semua masalah penyakit paru dan
kesehatan respirasi, yang diakui dan mampu bersaing di tingkat nasional dan
tingkat ASEAN.
Visi tersebut dinilai telah sejalan dan konsisten dengan visi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. Hal tersebut dapat dilihat dari kesesuaian
untuk menjadi unggul dan terkemuka di tingkat nasional dan tingkat ASEAN.

2. Rumusan misi program pendidikan yang diturunkan dari misi lembaga.


Misi Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi adalah :
- Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan Dokter Spesialis
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi yang berbudi luhur dan
menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia.
- Menyelenggarakan pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang
kompeten dan bermutu dalam bidang keilmuan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.
- Menghasilkan lulusan yang mempunyai keahlian untuk mengatasi masalah
kesehatan paru, baik yang bersifat preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif.
- Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sebagai Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu
pengetahuan, serta mampu mengembangkan pengalaman belajarnya
berdasarkan bukti ilmiah terkini.
- Menghasilkan penelitian yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran di tingkat
ASEAN

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 4


- Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan serta mengelola
pelayanan dan pendidikan di bidang pulmonologi dan ilmu kedokteran
respirasi.

Berdasarkan pada misi prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi


secara garis besar telah sejalan dengan misi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Hal tersebut dapat dilihat dari kesesuaian untuk meyelenggarakan
prodi yang menjunjung tinggi kode etik, dan berkompetensi secara global melalui
proses pendidikan, penelitian dan pengembangan dalam bidang pelayanan.

3. Rumusan tujuan program pendidikan yang merujuk tujuan lembaga dan


merupakan turunan dari misinya.
Tujuan Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
dijabarkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut:

Tujuan Umum :
- Menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan, penelitian, dan pelayanan kedokteran spesialistik yang
beretika, sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
mampu bersaing dalam skala nasional dan internasional
- Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan
memberdayakan masyarakat agar mampu menyelesaikan masalah secara
mandiri dan berkelanjutan;

Tujuan Khusus :
- Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi serta bertanggung jawab dalam pengamalan
ilmunya untuk menanggulangi masalah penyakit paru dan pernapasan di
masyarakat
- Memiliki citra positif di mata stakeholder internal dan eksternal;
- Memiliki basis standar manajemen dan standar pelayanan yang berfokus
pada pelanggan internal dan eksternal;
- Memiliki sifat profesional, mandiri, integritas dan daya saing yang tinggi.

Penjabaran tujuan prodi dengan fakultas secara garis besar sudah sesuai,
yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang mandiri,

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 5


mempunyai integritas dan daya saing yang tinggi, serta mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta`dapat bersaing di skala
nasional dan internasional.

4. Rumusan sasaran program pendidikan yang relevan dengan misinya.


Sasaran Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi adalah
sebagai berikut :
a. Menghasilkan lulusan Spesialis yang berkualitas, bermoral, yang
terbaik pada board of examination, serta lulusan yang tepat waktu.
b. Meningkatkan kerjasama internasional dan kerjasama kelembagaan
Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR.
c. Meningkatkan pengabdian masyarakat, kualitas riset, dan publikasi
ilmiah.
d. Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan Dokter Spesialis Paru.
e. Terwujudnya kepuasan stakeholders terkait lulusan Program Studi
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR.

Sasaran merupakan rumusan yang mengarahkan agar visi dapat tercapai


dan misi dapat dijalankan secara tepat dan terukur. Sasaran tersebut sesuai
dengan misi prodi yang mengedepankan program pendidikan yang unggul,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, melaksanakan
penelitian di bidang Pulmonolgi dan Ilmu Kedokteran Respirasi yang berkualitas
serta meningkatkan publikasi penelitian, dan meningkatkan pengabdian kepada
masyarakat.

5. Analisis keterkaitan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran program pendidikan
Visi dan misi Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga merujuk berdasarkan pada visi dan
misi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, sehingga visi dan misi program
studi dan lembaga saling terkait. Visi dan misi prodi dituangkan dalam tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai prodi, dan dirumuskan sebagai strategi
pencapaian. Dengan terlaksananya misi dan strategi serta tercapainya tujuan
dan sasaran Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi maka
visi prodi tersebut dapat terwujud.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 6


6. Analisis SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
a. Visi, misi, tujuan dan sasaran Program a. Civitas akademika prodi
Studi Pulmonologidan Ilmu Kedokteran Pulmonologi dan Ilmu
Respirasi merujuk pada visi, misi, tujuan Kedokteran Respirasi
dan sasaran Fakultas dan Universitas.
belum seluruhnya
b. Misi telah menggambarkan tuntutan profesi
memahami visi, misi,
seorang dokter spesialis paru sesuai
tujuan dan sasaran
dengan tujuan dan sasaran.
program studi.
c. Penetapan visi dan misi sudah sesuai
dengan standar penyusunan yang ada dan
b. Kerjasama kelembagaan

telah dibentuknya tim penyusun visi dan antara fakultas dan prodi
misi. masih belum maksimal.
d. Adanya kuesioner via website yang bisa
diakses oleh semua yang terlibat dalam
prodi Pulmonologi dan kedokteran
Respirologi tentang pemahaman visi dan
misi.
e. Koordinator Program Studi mengadakan
rapat pertemuan seluruh staf dosen, tenaga
kependidikan, dan PPDS yang terlibat
dalam pendidikan dan pelayanan untuk
membahas visi, misi, tujuan dan sasaran.

Peluang (O) Ancaman (T)


a. Banyaknya stakeholder yang bisa menjadi a. Penyebaran tenaga lulusan
mitra dalam rangka kerja sama yang saling dokter spesialis penyakit paru
menguntungkan (joint venture). yang belum merata.
b. Adanya peluang kerjasama dengan instansi b. Belum ada kerjasama di
pemerintah maupun swasta, karena Prodi bidang pendidikan dengan
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi institusi luar negeri
FK UNAIR merupakan salah satu Prodi c. Semakin banyak lulusan dari
Favorit/ terbaik di Indonesia. program studi sejenis yang
memiliki kompetensi lebih
tinggi.
d. Persaingan ketat dengan
universitas lain dalam

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 7


mendapatkan calon
mahasiswa yang berkualitas
e. Minimnya jumlah rekrutmen
staf dosen PNS yang baru.

B.Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan danPenjaminan Mutu

1. Personil beserta fungsi dan tugas pokoknya.


Struktur organisasi Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi FK UNAIR terdiri dari Ketua Departemen, Koordinator Program Studi,
Koordinator Keilmuan dan Divisi Keilmuan. Struktur organisasi Departemen
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR mengacu pada
Keputusan Ketua Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
nomor 169/UN3.1.1/TU/VI/2016. Struktur organisasi disusun dan dijabarkan
pada Rapat Staf.

DEKAN DIREKTUR
RS Dr.SOETOMO

PROGRAM DEPARTEMEN STAF MEDIK


STUDI FUNGSIONAL

GPM

KOORDINATOR PENELITIAN
KOORDINATOR KOORDINATOR
DAN PENGABDIAN
PENDIDIDIKAN PELAYANAN
MASYARAKAT

DIVISI
DIVISI DIVISI
DIVISI DIVISI ASMA, PPOK, DIVISI
ALERGI INTERVENSI &
INFEKSI ONKOLOGI REHABILITASI PARU KERJA
IMUNOLOGI GAWAT NAPAS
MEDIK

Gambar 1. Struktur Organisasi Departemen Pulmonologi dan Ilmu


Kedokteran Respirasi

Pada Struktur Organisasi Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran


Respirasi mempunyai peran dan tugas masing-masing dalam menjalankan
proses kegiatan pendidikan dokter spesialis. Dalam pelaksanaan tersebut, KPS

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 8


juga dibantu dari organisasi peserta didik melalui ketua paguyuban. Organisasi
peserta didik merupakan organisasi diluar organisasi departemen atau prodi.
Tugas pokok dan fungsi para personil di Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi adalah sebagai berikut :

Kepala Departemen
1. Mengkoordinasikan semua kebutuhan untuk kegiatan pelayanan, pendidikan,
penelitian pengembangan sumber daya Departemen serta melakukan
bimbingan, pemantauan, dan mengevaluasi pelaksanaannya.
2. Fungsi :
a. Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan,
pendidikan, dan penelitian dan pengembangannya.
b. Koordinasi kegiatan Pelayanan,Pendidikan, Penelitian dan
Pengembangan
c. Pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap perencanaan dan
pelaksanaan Pelayanan, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan.
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur RS dan
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Sekretaris Departemen
1. Melaksanakan semua tugas Ketua Departemen pada saat Ketua Departemen
berhalangan.
2. Membantu melaksanakan pengawasan melekat anggota staf Departemen
dalam melaksanakan tugasnya baik di bidang Pelayanan, Pendidikan,
Penelitian, serta presensi dan cuti.
3. Membuat laporan kepada Ketua Departemen tentang pelaksanaan semua
tugas minimal sebulan sekali dan setiap saat bila diperlukan.

Koordinator Program Studi


1. Menyusun buku panduan peserta didik Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS).
2. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum dan proses
pembelajaran.
3. Melaksanakan kebijakan yang berlaku di Departemen dan
mengkoordinasikan pelaksanaan rencana dan strategi program kerja yang
telah disusun.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 9


4. Membuat konsep rencana pengembangan Program Studi sebagai bahan
masukan untuk Kepala Departemen dan Dekan (studi lanjut, pelatihan staf
dosen, staf administrasi, pelatihan softskill peserta didik PPDS)
5. Menilai dan mengkomunikasikan hasil kegiatan pendidikan dan
pembelajaran peserta didik PPDS dilingkungan Program Studi untuk bahan
pengembangan.
6. Bertanggung jawab terhadap kapasitas daya tampung, persyaratan
penerimaan dan melakukan koordinasi proses seleksi penerimaan peserta
didik Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi baru.
7. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran klinik untuk
meningkatkan mutu lulusan Program Studi.
8. Mengkoordinasikan pembuatan buku rancangan pengajaran modul (BRP).
9. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian dan pengumpulan soal ujian dari
setiap Divisi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi.
10. Mengajukan usul penugasan Dosen Pembimbing Akademik atau Staf
kepada Ketua Departemen.
11. Mengevaluasi kegiatan penelitian peserta didik.
12. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan konsultasi peserta didik PPDS
dengan Dosen Pembimbing Akademik.
13. Melaporkan pelaksanaan kegiatan Program Studi kepada Dekan.
14. Membuat laporan berkala tiap semester kepada Komkordik PPDS tentang
hasil seleksi peserta baru Program Pendidikan Dokter Spesialis
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi,
a. Peserta baru (hasil seleksi)
b. Penyelesaian pendidikan (untuk pelantikan)
15. Mengusahakan pengembangan sistem pendidikan dalam Program Studi
bersama Komkordik, untuk mencapai efektifitas, efisiensi, serta relevansi
yang sebaik-baiknya.

Sekretaris Program Studi :


1. Membantu KPS dalam melaksanakan kebijakan yang berlaku di Program
Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Universitas Airlangga.
2. Membantu KPS menyusun bahan konsep rencana pengembangan Program
Studi (studilanjut, pelatihan staf/pengajar, dan staf administrasi, pelatihan
keterampilan klinismahasiswa)

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 10


3. Membantu KPS membuat pembagian tugas pendidikan dan beban mengajar
staf;
4. Membantu KPS memonitor dan melaksanakan evaluasi hasil belajar.
5. Dalam proses seleksi peserta didik baru;
a. Sebagai angggota tim seleksi calon peserta didik PPDS
b. Membantu KPS dalam kelancaran seleksi masuk calon peserta didik
PPDS
c. Mengelola dan menganalisis hasil seleksi masuk calon peserta didik
PPDS
d. Membantu KPS dalam menyusun instrumen dan materi seleksi masuk
PPDS
e. Menyiapkan laporan hasil seleksi calon peserta PPDS ke Komkordik
6. Mengkoordinasikan kegiatan tata usaha Prodi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi dan menghimpun dokumen yang berkaitan.
7. Mengkoordinasikan peserta didik yang menyelesaikan tugas ilmiah dengan
staf pembimbing untuk kelancaran tugas akademik.

Gugus Penjaminan Mutu


1. Bersama KPS bertanggung pada pelaksanaan penjaminan mutu Program
Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi.
2. Bersama KPS mengkoordinasi aktifitas penjaminan mutu Program Studi
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi.
3. Bersama KPS menyusun spesifikasi Program Studi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi.
4. Bersama KPS menyusun dokumen evaluasi diri
5. Bersama KPS melakukan persiapan akreditasi

Koordinator Pendidikan Spesialis


1. Bersama KPS menyusun buku panduan Program Pendidikan PPDS-1 di
Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi.
2. Mengatur jadwal masa kerja PPDS-1 di RS. Dr. Soetomo termasuk PPDS-1
dari Departemen/ SMF lain dan RS Jejaring.
3. Memonitor pelaksanaan perkuliahan PPDS-1
4. Mengatur jadwal Penyajian Karya Ilmiah PPDS-1.
5. Mengatur jadwal evaluasi tahap akhir.
6. Mengatur jadwal ujian proposal dan hasil Karya Akhir.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 11


7. Mengkoordinasikan hasil evaluasi peserta PPDS-I
8. Menyusun juklak tugas harian PPDS-1 di Ruangan, Poliklinik dan Divisi.
9. Melaksanakan semua tugas yang berhubungan dengan BK-II yang tidak
tercantum di atas.
10. Membuat laporan kegiatan.

Koordinator Pelayanan
1. Membantu Kepala Departemen dalam merumuskan kebijakan,
melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan pelayanan kesehatan
2. Melaksanakan bimbingan terstruktur tentang kegiatan pelayanan kesehatan
terhadap peserta didik program studi yang bertujuan pada patient safety dan
pendidikan
3. Melakukan evaluasi berkala terhadap pencapaian kegiatan pelayanan
kesehatan dengan melibatkan Kepala Departemen, Ketua Program Studi,
staf dosen dan peserta didik
4. Membuat laporan kegiatan pelayanan kesehatan kepada Kepala
Departemen dan memberikan saran pengembangan pelayanan kesehatan
yang konstruktif.

Koordinator Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


1. Membantu program studi dalam memantau produktivitas penelitian oleh staf
dosen dan peserta didik
2. Mengembangkan dan mengevaluasi pohon penelitian program studi secara
berkala.
3. Bersama seluruh staf dosen menyusun pemetaan penelitian program studi
dan mengevaluasi secara berkala.
4. Menyebarkan informasi tentang sumber-sumber pendanaan penelitian pada
seluruh staf dosen dan peserta didik
5. Mendokumentasikan semua kegiatan publikasi ilmiah seluruh staf dosen
dan peserta didik
6. Menyusun rencana dan memberikan masukan kepada Ketua Program Studi
dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas proposal penelitian oleh
staf dosen dan peserta didik

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 12


7. Menyebarkan informasi dan mendorong staf dosen dan peserta didik
program studi untuk berpartisipasi pada kegiatan ilmiah baik pada tingkat
regional, nasional, maupun internasional.
8. Membantu program studi dalam memantau produktivitas pengabdian
masyarakat oleh staf dosen dan peserta didik program studi.
9. Bersama dengan Ketua dan Sekretaris Program Studi menjalin kerja sama
di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.
10. Mendokumentasikan semua kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat,
dan kerja sama yang dilaksanakan oleh staf dosen dan peserta didik
program studi.

Divisi Infeksi
1. Membimbing peserta didik agar dapat melakukan penatalaksanaan penyakit
paru yang disebabkan infeksi spesifik dan non spesifik.
2. Memberikan bimbingan kepada peserta didik melakukan penatalaksanaan
pada kasus-kasus infeksi yang memerlukan perhatian khusus seperti wabah
atau kejadian luar biasa dibidang infeksi dan melakukan rujukan bila
dipandang perlu.
3. Melakukan bimbingan penelitian kepada peserta didik dalam bidang
penyakit infeksi.

Divisi Asma/PPOK
1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam penatalaksanaan
pasien asam/PPOK
2. Memberikan bimbingan kepada peserta didik tentang pemeriksaan
spirometri
3. Memberikan bimbingan teoritis kepada peserta didik mengenai uji
bronkodilator, uji jalan 6 menit, uji latih jantung paru pemeriksaan body
pletysmograph, polisomnografi/sleep study.
4. Membimbing peserta didik menganalisis hasil analisa gas darah.
5. Membimbing peserta didik mengenai uji provokasi bronkodilator paru dan
bronkospirometri.
6. Membimbing peserta didik dalam melaksanakan penelitian dalam bidang
asma PPOK

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 13


2. Sistem kepemimpinan, dan pengalihan (deputizing) serta akuntabilitas
pelaksanaan tugas.
Sistem kepemimpinan mengacu pada Pedoman Penyelenggaran FK
UNAIR, KPS dan SPS dipilih untuk masa jabatan yang telah ditentukan yaitu
selama 5 tahun. Sementara untuk proses pengalihan wewenang (jabatan) dari
KPS ke SPS atau staf lain, KPS menyampaikan langsung kepada dekan FK
UNAIR disertai lamanya pengalihan kekuasaan itu terjadi. Namun selama ini
belum pernah ada proses pengalihan wewenang (deputizing) di Prodi
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. Pada dasarnya sistem
kepemimpinan KPS dapat dinilai baik karena selain mempunyai tingkat
pendidikan berbasis magister pendidikan kedokteran, KPS juga memiiliki
kemampuan kepemimpinan dari tiga aspek yaitu pola kepemimpinan
operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik.

Pola Kepemimpinan Operasional


Dalam mencapai visi dan misi Prodi, KPS menerapkan sistem
kepemimpinan yang tidak otoriter, disiplin dan mampu berkomunikasi yang baik.
Untuk mewujudkan sistem kepemimpinan tersebut KPS bersama SPS dan
pembimbing akademik serta mengundang Ketua Departemen dan Koordinator
Pendidikan Spesialis secara triwulan mengadakan rapat pendidikan atau pertemuan-
pertemuan yang diperlukan untuk mengambil keputusan secara bersama-sama.

Pola Kepemimpinan Organisasi


Kepemimpinan organisasi terdiri dari kepemimpinan internal dan eksternal.
- Kepemimpinan internal; KPS dibantu SPS dalam membuat kebijakan dan
keputusan pada acara-acara seperti rapat staf dan rapat pendidikan. KPS
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses belajar mengajar di prodi.
- Kepemimpinan eksternal; KPS secara aktif berperan sebagai tim kurikulum
kolegium Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, dan sebagai anggota JCI
RSUD Dr. Soetomo.

Pola Kepemimpinan Publik


Pada kepemimpinan publik, KPS berperan penting dalam mengadakan
perjanjian kerjasama dengan institusi perguruan tinggi lain dan rumah sakit di
Indonesia guna menunjang pendidikan sekaligus memberikan manfaat berarti bagi
pihak kedua tersebut. Sebagai contoh, kegiatan stase peserta PPDS ke RS Jejaring,

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 14


peserta PPDS ke RS Jejaring, KPS juga aktif dalam berbagai undangan seperti
sebagai pembicara workshop/ seminar, narasumber kurikulum Prodi Pulmonologi
dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNUD.

3. Partisipasi civitas academica dalam pengembangan kebijakan, serta


pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program.
Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi memiliki civitas
academica yang terdiri dari staf dosen, peserta didik dan staf administrasi.
Peran civitas academica prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
dalam pengembangan kebijakan, serta pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan
program adalah pengembangan kerjasama rumah sakit jejaring, peran serta
dalam membantu penyebaran lulusan, dosen maupun peserta didik
berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan sumbangsih dalam
penyediaan prasarana pendidikan.

4. Perencanaan program jangka panjang (Renstra) dan monitoring


pelaksanaannya sesuai dengan visi, misi, sasaran dan tujuan program.
Renstra program jangka panjang disusun berdasarkan evaluasi diri program
studi bersama Fakultas dan Universitas untuk monitoring pelaksanaan program
dan kesesuaian dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan program studi. Evaluasi
diri dibuat sebagai alat ukur prodi terhadap capaian yang mengacu pada target
yang telah ditentukan sebelumnya. Renstra dapat direvisi melalui rapat kerja
apabila didapatkan perubahan fundamental yang dapat mempengaruhi
pencapaian target.

5. Efisiensi dan efektivitas kepemimpinan.


Sistem Kepemimpinan yang dilakukan oleh KPS Prodi Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi dapat dikatakan kepemimpinan yang efisien dan
efektif. Contoh; Kepemimpinan efisien yang diterapkan KPS adalah dengan
mengelola anggaran departemen dan anggaran dari Fakultas (BOP, SPD)
dengan persetujuan Ketua Departemen yang anggaran tersebut digunakan
untukpengembangan staf, pengembangan peserta didik dan untuk
penyelenggaraan pendidikan. Kepemimpinan efektif yang diterapkan adalah
dengan memanfaatkan SDM sebaik mungkin, semisal KPS mengusulkan daftar
pembimbing akademik, pembimbing ilmiah, dalam rapat staf. Tujuan untuk
membuat daftar pembimbing akademik adalah untuk menjalin komunikasi yang

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 15


baik antar dosen dan peserta didik, yang mana jika dalam masa pendidikan
peserta didik mendapat catatan dari dosen melalui form penilaian / dalam masa
pendidikan peserta didik tersebut bermasalah maka KPS akan mengadakan
rapat monitoring dan evaluasi dengan mengundang dosen pembimbing
akademik, Ketua Departemen dalam rapat pendidikan untuk mengambil
keputusan secara tepat dan tepat, selain itu KPS juga membuat form-form
penilaian (360 deggree, Mini cEx, CbD, dll) untuk peserta didik dan membuat
prosedur pendidikan yang disetujui dalam rapat staf.

6. Evaluasi program dan pelacakan lulusan.


- Evaluasi program pendidikan yang dilakukan prodi dengan cara evaluasi
internal dan eksternal. Secara internal dilakukan denganrapat pendidikan
dan dengan menggunakan berbagai instrumen yang telah ditetapkan serta
melaporkannya secara berkala. Setiap tahun prodi melaksanakan evaluasi
diri yang dilaporkan ke tingkat Fakultas dan laporan kemajuan belajar
peserta didik. Sedangkan secara eksternal dilakukan dengan cara survey
kepuasan alumni melalui kuesioner serta dilakukan dengan pengisian
borang/ instrumen akreditasi berdasarkan borang dari LAM-PTKes.
- Pelacakan kelulusan yang dilakukan oleh prodi dengan cara
a. Pada saat ujian wawancara penerimaan calon peserta didik yang
dilakukan oleh prodi adalah membuat maping peserta ujian dengan
memperhatikankebutuhan Spesialis Paru di daerah, sehingga KPS,
Ketua Departemen dan staf dosen lainnya dapat memperkirakan bahwa
calon peserta didik tersebut apabila lulus akan kembali kedaerahnya.
b. Melihat data alumni yang didapatkan dari Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI) atau melalui web site PDPI.
Secara umum evaluasi dan pelacakan kelulusan yang dilakukan Prodi
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi sudah dilaksanakan dengan baik.

7. Perencanaan dan pengembangan program, dengan memanfaatkan hasil


evaluasi internal dan eksternal.
Hasil evaluasi internal dan evaluasi eksternal digunakan sebagai masukan
untuk perencanaan dan pengembangan program selanjutnya. Contoh
perencanaan dan pengembangan program yang didapatkan dengan
memanfaatkan hasil evaluasi adalah sebagai berikut :

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 16


- Meningkatkan prosentase peserta didik first takerdalam ujian nasional
melalui program BBC.
- Mengembangkan rekruitmen staf dengan memperhitungkan ratio dosen/
peserta didik 1:3.
- Memberikan fasilitas dosen untuk mengembangkan keilmuan dan
pengetahuan melalui jalur studi lanjut (Fellowship, S-2, dan S-3)

8. Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu


pembelajaran mahasiswa.

Gambar 1 : Prosentase First Taker

Hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran


peserta didik memberikan dampak positif terhadap pembelajaran peserta didik.
Dapat dilihat dari gambar peserta didik first taker ujian nasional mengalami
peningkatan dari tahun sabelumnya.

9. Pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program pendidikan


(misalnya kajian kurikulum, monitoring dan mekanisme balikan bagi mahasiswa,
dosen dan penguji eksternal).
Pengelolaan mutu secara internal pada prodi yang dilakukan oleh GPM
bersama dengan KPSsudah berjalan secara baik. Bagi mahasiswa pengelolaan
mutu tersebut dapat dilihat dari rutinitas pertemuan (laporan pagi, laporan siang,
pertemuan ilmiah, rapat pendidikan), penentuan pembimbing akademik dan
ilmiah, pemberian judul ilmiah yang inovatif kepada peserta didik, penjadwalan
ujian utama maupun ujian perbaikan, mengevaluasi kurikulum untuk lama studi
peserta didik, mengevaluasi penyelesaian studi maupun ilmiah dan
mengevaluasi etika maupun komunikasi peserta didik terhadap dosen, antar
peserta didik dan pasien. Bagi staf dosen pengelolaan mutu dapat diukur dari

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 17


survey kepuasan terhadap staf dosen melalui kuesioner yang diisi oleh peserta
didik.

10. Hubungan dengan penjaminan mutu pada tingkat lembaga.


Hubungan prodi dengan penjaminan mutu pada tingkat lembaga tingkat
FK UNAIR berjalan dengan baik, hubungan tersebut dapat dilihat dari pertemuan
yang diadakan fakultas dengan mengundang GPM (tingkat prodi) dan KPS.
permintaan data yang terkait penjaminan mutu (borang evaluasi diri) yang
dikerjakan secara berkala.

11. Dampak proses penjaminan mutu terhadap pengalaman dan mutu hasil
belajar mahasiswa.
Penjaminan mututerhadap pengalaman dan mutu hasil belajar peserta
didik memberikan dampak yang positif, dampak tersebut dapat dilihat dari hasil
rapat pendidikan yang diadakan KPS tiap 3 bulan untuk peserta didik dalam
evaluasi lama pendidikan dan kompetensi, sehingga peserta didik lebih berpacu
dalam menyelesaikan studi tepat waktu. Bagi staf dosen dampak tersebut dapat
dilihat dari terekamnya aktivitas staf dosen secara periodik (semisal;
membimbing peserta didik, sebagai pembicara seminar, pengabdian
masyarakat) dan pengembangan dosen,

12. Metodologi baku mutu (benchmarking).


Metodologi baku mutu yang digunakan prodi dalam penyelenggaraan prodi
mengikuti panduan pendidikan dan kurikulum prodi yang perbaharui
berdasarkan kebutuhan prodi, misalnya penentuan batas nilai ujian kelulusan
yang distandarkan dengan peraturan FKUNAIR, kompetensi yang dicapai
peserta didik dalam proses pembelajaran, dan lama studi peserta didik.

13. Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan.


Pengembangan pranata kelembagaan yang terdapat di lingkungan prodi
yang sifatnya umum mengikuti peraturan dari lembaga yaitu FKUNAIR seperti
dalam peraturan jadwal jam pelayanan yang dimulai pukul 07.00 – 15.30 WIB,
pendaftaran peserta didik PPDS, drop-out, pelaksanaan wisuda, pelantikan,
pembayaran SOP dan SP3. Sedangkan untuk teknis pelaksanaan proses
pendidikan di prodi seperti jam dimulainya pendidikan / pelayanan, pengajuan

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 18


izin/cuti, peraturan pembuatan maupun maju karya ilmiah mengikuti peraturan
prodi.
Penilaian pranata atau etikadi prodi dilakukan sesuai peraturan yang ada
di buku tata tertib serta buku panduan pendidikan prodi.

14. Evaluasi internal yang berkelanjutan.


Upaya Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi akan
selalu melakukan evaluasi untuk peningkatan mutu dalam berbagai aspek
seperti meningkatkan animo / minat calon peserta didik, peningkatan mutu
lulusan, mutu manajemen, meningkatkan kerjasama, upaya dan prestasi
memperoleh pendanaan.
Upaya yang masih terkendala adalah manajemen pendanaan yang masih
belum terserap secara optimal dan manajemen ruangan yang terbatas sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan peserta PPDS terkadang pengelolaan ruangan
tersebut bertabrakan dengan jadwal kuliah DM, selain itu dengan terbatasnya
ruangan yang tersedia sehingga membuat sistem pengarsipan berjalan kurang
optimal.

15. Pemanfaatan hasil evaluasi internal dan eksternal/akreditasi dalam


perbaikan dan pengembangan program.
Kegiatan evaluasi internal yang dilakukan prodi seperti pelaksanaan ujian
tahap I, ujian jaga II, ujian lokal dan ujian nasional dan penggunaan instrumen
(form 360 degree, Cbd, Mini ceX, DOPS) untuk penilaian peserta didik yang
digunakan sebagai hasil evaluasi prodi yang dimanfaatkan untuk perbaikan dan
pengembangan prodi. Evaluasi secara eksternal dari akreditasi nantinya juga
digunakan untuk mengukur sejauh mana prodi dapat menjadi institusi
pendidikan berakreditasi A. Perbaikan dan pengembangan program yang
dilakukan seperti revisi kurikulum, ujian perbaikan, kajian soal-soal ujian, rapat
pendidikan, dan rapat staf yang digunakan sebagai tolak ukur penyelenggaraan
program studi dalam peningkatan mutu.

16. Kerjasama dan kemitraan instansi terkait dalam pengendalian mutu.


Kerjasama dan kemitraan instansi dalam upaya pengendalian mutu
berjalan dengan sangat baik sesuai dengan jadwal rotasi pendidikan dan
kesepakatan yang telah dibuat dalam suatu perjanjian. Kerjasama yang telah
dilaksanakan yaitu kerjasama antar rumah sakit jejaring dalam bidang

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 19


pendidikan dan pelayanan serta kegiatan lintas Departemen FKUNAIR yang
tujuannya untuk meningkatkan kompetensi peserta didiktelah dilakukan dengan
baik sesuai jadwal dan kesepakatan yang dilakukan dalam kerjasama.
Selain itu kerjasama internasional yang telah dilaksanakan dalam
pengendalian mutu yaitu dengan mengirimkan staf dosen prodi untuk mengikuti
fellowship di Belanda, Jepang dan India,dan ijin belajar pada University Kobe di
Jepang.

17. Analisis SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


a. Memiliki kriteria seleksi jabatan a. Manajemenen pendanaan dari
KPS dan SPS kelembagaan FK UNAIR yang
b. Memiliki struktur organisasi dan belum terserap secara optimal.
uraian tugas yang jelas b. Manajemen ruangan yang kurang
c. Memiliki organisasi peserta didik maksimal sehingga sistem
dalam menunjang pendidikan pengarsipan menjadi belum
d. Pengelolaan prodi yang optimal
transparan, akuntabel, dan c. Banyaknya aktivitas staf dosen
koordinatif sehingga program evaluasi internal
e. Peran serta civitas academica terkendala tidak sesuai waktu.
yang sesuai dengan job
description dalam membantu
penyelenggaraan prodi
f. Pelacakan lulusan terorganisir
yang didapatkan dari data
organisasi perhimpunan dokter
paru indonesia (PDPI)
g. Sistem evaluasi internal terhadap
peserta didik berdampak positif
dalam pencapaian prestasi peserta
didik.
h. Adanya kerjasama rumah sakit
jejaring (MoU) yang berjalan
dengan baik, bermanfaat untuk
peserta didik dalam menambah

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 20


kompetensi dan hubungan baik
antar staf.
Peluang (O) Ancaman (T)
a. Terdapat pembinaan secara a. Ketidaktepatan dalam melakukan
berkala dari kelembagaan tentang evaluasi internal karena banyaknya
penjaminan mutu aktivitas dosen berdampak pada
b. Terdapatnya kerjasama penilaian peserta didik dalam naik
international misalnya dalam tahap
pengembangan keilmuan staf b. Kurang koordinasi antar lembaga
melalui fellowship dan studi lanjut FK UNAIR dalam rekruitmen staf
ke luar negeri. dosen dan pengembangan karir.

C. Mahasiswa dan Lulusan

1. Sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa.


Sistem rekrutmen peserta didik baru mencakup: kebijakan rekrutmen calon
peserta didik baru, kriteria seleksi peserta didik baru, sistem pengambilan
keputusan dan prosedur penerimaan peserta didik baru yang telah ditentukan
oleh UNAIR dan dapat dilihat pada situs resmi PPMB UNAIR yaitu
www.ppmb.unair.ac.id. Sistem rekrutmen tersebut melalui beberapa
persyaratan/ kriteria. Persyaratan tersebut adalah persyaratan umum yang telah
ditetapkan oleh lembaga PPMB UNAIR dan persyaratan khusus yang diusulkan
oleh prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi kepada PPMB UNAIR.
Calon Peserta Didik yang terdaftar di FK UNAIR Prodi Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi akan diuji beberapa tahap, yaitu :

Tahap Awal; Seleksi Administrasi


Pendaftaran online melalui PPMB Universitas Airlangga. Penerimaan peserta
didik dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik UNAIR.
a. Seleksi administratif oleh PPMB berdasarkan persyaratan yang telah
disiapkan oleh Prodi (persyaratan umum dan persyaratan khusus Prodi
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi).
b. Calon PPDS yang memenuhi syarat administratif dan verifikasi akan
mengikuti ujian TPA (Tes Potensi Akademik), Bahasa Inggris, Psikotes
(Tulis dan Wawancara Psikologi).

Tahap Bagian Paru; Tes TPA dan Tes Wawancara

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 21


a. Calon PPDS akan mengikuti tes tulis dan wawancara yang dilaksanakan
oleh Tim Penguji calon PPDS Prodi.
b. Jadwal tes diinformasikan kepada calon mahasiswa melalui website PPMB.
c. Ujian dilaksanakan selama 1 hari untuk tes tulis, dan 2 hari untuk tes
wawancara.
d. Nilai total ditetapkan berdasarkan nilai tes tulis, nilai tes wawancara dan nilai
lain-lain.
e. Kelulusan calon PPDS ditetapkan pada rapat kecil tim penguji di Prodi.
f. Hasil rapat dikirim ke pantukir Dekan, Direktur, Bakordik, dan PPMB.

Tingkat rektorat
a. Hasil rapat pantukir menetapkan calon yang diterima berdasarkan seluruh
komponen penilaian.
b. Keputusan penerimaan yang telah disahkan akan diumumkan melalui
website PPMB.

2. Profil mahasiswa: akademik, sosio-ekonomi, pribadi (termasuk kemandirian dan


kreativitas).
Peserta didik Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi diseleksi
melalui rangkaian tes masuk dengan parameter penilaian diantaranya tes
potensi akademik, bahasa Inggris, psikotes, pengetahuan di bidang pulmonologi
dan minat serta prestasi di bidang lain. Peserta didik memiliki berbagai macam
latar belakang sosio ekonomi yang tercermin dari ragam pembiayaan belajar
termasuk pembiayaan mandiri, beasiswa pemerintah daerah, dan Program
Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis Kementerian Kesehatan.

3. Keterlibatan mahasiswa dalam berbagai komisi yang relevan.


Keterlibatan mahasiswa dalam beberapa kegiatan yang terkait dengan bidang
kesehatan paru, seperti kegiatan lomba senam asma bekerja sama dengan
Yayasan Asma Indonesia (YAI), kampanye World Cancer Day bekerja sama
dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) disertai kegiatan seminar dengan
materi kanker untuk menambah pengetahuan masyarakat, kegiatan kampanye
Hari TB sedunia yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan organisasi
masyarakat.

4. Kegiatan ekstra-kurikuler.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 22


Peserta didik diberikan kesempatan pengembangan diri melalui kegiatan ekstra
kurikuler. Beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh peserta didik
Prodi dan alumni diantaranya adalah :
a. Pengajian rutin ( Al carina) yang diadakan setiap satu bulan sekali.
b. Komunitas sepeda santai (Gowes Pulmobaya) yang dilakukan oleh peserta
didik, staf dosen dan alumni setiap satu hingga dua bulan sekali dengan rute
yang telah ditentukan.
c. Olah raga bersama misalnya futsal atau bulu tangkis yang rutin diadakan
setiap 2 minggu sekali dengan peserta didik dan alumni.

5. Keberlanjutan penerimaan mahasiswa (minat calon mahasiswa dan kebutuhan


akan lulusan program pendidikan).
Penerimaan peserta didik rutin diadakan setiap 6 bulan sekali dengan peminat
yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Minat terhadap prodi
Pulmonologi dan Ilmu kedokteran Respirasi FK UNAIR masih cukup tinggi,
seperti pada tabel dibawah ini. Dari data tabel tersebut juga tampak bahwa
kebutuhan dokter paru di daerah juga masih cukup tinggi.

Tahun Angkatan
Provinsi Asal 2013/201 2014/201 2015/201
Peminat 4 % 5 % 6 %
Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
27.2 34.3 30.0
16 11 6
Jawa Timur 1 8 0
Jawa Tengah 1 2.33 1 3.13 1 5.00
12.5 15.0
4 9.30 4 3
Jawa Barat 0 0
DI Yogyakarta 1 2.33 2 6.25 - -
DKI Jakarta 1 2.33 1 3.13 - -
12.5 10.0
1 2.33 4 2
Bali 0 0
11.6 5.00
- - 1
NTB 5 3
Kalimantan -
1 2.33 1 3.13 -
Selatan
Kalimantan 12.5 5.00
1 2.33 4 1
Timur 0
Kalimantan -
1 2.33 1 3.13 -
Tengah
Sumatra -
1 2.33 2 6.25 -
Selatan
Riau - - - - 1 5.00
Madura 2 4.65 - - 1 5.00
Maluku - - - - 1 5.00

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 23


Tahun Angkatan
Provinsi Asal 2013/201 2014/201 2015/201
Peminat 4 % 5 % 6 %
Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
Sulawesi 10.0
- - - - 2
Tenggara 0
Sulawesi 11.6 5.00
5 - - 1
Selatan 3
Sulawesi -
1 2.33 - - -
Tengah
Aceh 2 4.65 1 3.13 - -
Jumlah 43 100 32 100 20 100

6. Pelayanan untuk mahasiswa:


a. Bantuan tutorial yang bersifat akademik.
Berikut ini adalah beberapa kegiatan tutorial yang didapat peserta didik:
1. Kuliah Pra Pendidikan : kuliah materi dasar paru
sebelum masuk ke Prodi yang diikuti oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).
2. Disediakannya Dosen Pembimbing Akademik bagi tiap
peserta didik yg bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik
selama pendidikannya.
3. BBC (Belajar Bersama Chief) : Kegiatan ini berupa
kuliah yang diberikan oleh peserta didik senior (chief) untuk seluruh
peserta didik dengan tujuan melatih keberanian, bertukar dan menambah
ilmu serta persiapan ujian bagi para chief dan peserta didik lain.
4. Kuliah Penyegaran : kuliah yang diberikan oleh staf
dosen untuk memberikan update ilmu kepada peserta didik.
5. Chest Unit: Pembahasan kasus sulit pada pasien yang
didiskusikan oleh peserta didik dan staf dosen.
6. Tumor Board: pembahasan kasus sulit di bidang
onkologi paru dengan melibatkan prodi lain.
7. Chest Conference: pembahasan kasus sulit bidang
nononkologi parudengan melibatkan prodi lain.
8. Laporan Pagi: laporan jaga rutin yang dilakukan setiap
pagi oleh peserta didik
9. Visite Besar: bedsite teaching oleh staf dosen bersama
dengan peserta didik.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 24


10. Bimbingan Tugas Ilmiah diantaranya jurnal, laporan
kasus, tinjauan kepustakaan, proposal dan penelitian, dari staf dosen yang
ditunjuk oleh \Ketua Prodi. Pelaksanaan tugas ilmiah sesuai dengan
ketentuan beban studi pada kurikulum, dengan tujuan untuk pembelajaran
peserta didik sebelum mengikuti Ujian Akhir Nasional.

b. Informasi dan bimbingan karir.


Semua peserta didik akan menjadi spesialis paru yang nantinya akan kembali
dan bertugas ke daerah masing-masing. Kebutuhan informasi keilmuan
terbaru dan peluang kerja di daerah masing-masing disebarkan secara aktif
oleh Prodi dan alumni melalui media komunikasi antar alumni.

c. Konseling pribadi dan sosial.


Program studi menyelenggarakan kegiatan konseling bagi peserta didik
sebagai berikut :
1. Setiap peserta didik memiliki Dosen Pembimbing
Akademik yang dapat diajak berdiskusi bila menemui hambatan selama
menjalani masa pendidikan. Setiap peserta didik dijadwalkan untuk
berkonsultasi minimal 1 kali per 2 bulan.
2. Bimbingan akademik bagi peserta didik yang sedang
menjalani stase luar oleh staf dosen yang bersangkutan di RS Haji
Surabaya, RS Ulin Banjarmasin, RS Sanglah Bali.
3. Organisasi peserta didik yang bernama “Paguyuban
PPDS Paru UNAIR” mengadakan pertemuan terjadual maupun insidental
untuk mendukung kebutuhan belajar peserta didik.
4. Keikutsertaan peserta didik dalam kepanitiaan kegiatan
ilmiah Departemen seperti simposium, workshop, pelatihan klinis, guna
untuk melatih peserta peserta didik dalam mengembangkan potensi diri
manajerial.
5. Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan pengabdian
ke masyarakat diantaranya bakti sosial.
6. Keikutsertaan peserta didik, staf dosen, dan karyawan
Prodi dalam acara kebersamaan yang bertujuan membangun soliditas dan
kerjasama tim, diantaranya Family gathering.

7. Kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 25


Lulusan Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi diharapkan memiliki
kompetensi dan etika sebagai berikut:
a. Kompetensi Pendukung:

Semester 1(MKDU) Tahap 1 (semester 2 dan 3)


1. Metode belajar 1. Pumonary basic science
mengajar 2. Evidence Based Medicine I
2. Concept of life support 3. Diagnostik dan mikrobiologi
3. Epidemiologi klinik paru
4. Imunologi 4. Radiologi paru
5. Farmakologi klinik
6. Etik Hukum Kedokteran
Tahap 2 (semester 4,5,6) Tahap 3 (semester 7,8,9)
1. Ilmu Penyakit Dalam 1. EBM
2. EBM 2
3. Kardiovaskuler
4. Radiodiagnostik paru
5. Respirologi anak
6. EBM 3

b. Kompetensi Utama:

Semester 1 (MKDU) : Tahap 3 (semester 7,8,9)


1. Filsafat Ilmu 1. Ilmu Penyakit paru dan
2. Metodologi penelitian Kedokteran repirasi lanjut
dan Statistika 2. Faal Respirasi lanjut
3. Ilmu Respirasi Dasar 1 3. Kegawatan Respirasi lanjut
4. Ilmu Respirasi Dasar 2 4. Infasif dan diagnostik paru
5. Kegawatan Respirasi 5. Ilmu Respirasi Komprehensif
Dasar 6. Proposal tesis
6. Faal Respirasi Dasar 7. Tesis
7. Pulmonary integrated 1- 8. Pulmonary integrated 5
2

Tahap II (semester 4,5,6)


1. Pulmonary integrated 3-
4
2. Intensive Paru
3. Bedah TKV

c. Etika:

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 26


Etika profesionalisme peserta didik Program Studi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi adalah untuk menjadi dokter spesialis paru yang
bermanfaat bagi masyarakat dengan memenuhi persyaratan kemampuan
yang baik terhadap hal sebagai berikut :
- Sikap terhadap penderita
- Sikap terhadap staf dosen dan teman sejawat
- Sikap terhadap paramedis dan non paramedis
- Disiplin dan tanggung jawab
- Ketaatan pengisian dokumen medik
- Ketaatan tugas yang diberikan
- Ketaatan melaksanakan pedoman penggunaan obat dan alat

8. Hasil pembelajaran:
a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan.
Peserta didik prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK
UNAIR diharapkan memiliki kompetensi seorang dokter spesialis paru
melalui program pendidikan dengan struktur kompetensi seperti yang telah
dijabarkan pada poin 7. Pola pendidikan tersebut telah dilaksanakan
bertahun-tahun dan menghasilkan banyak dokter spesialis paru yang
tersebar di seluruh nusantara. Pada penjelasan kompetensi tersebut telah
tergambar dengan lengkap poin-poin yang harus dipenuhi oleh peserta
didik. Kompetensi tersebut antara lain:
1. Kompetensi umum yang terdiri dari pengetahuan etika,
komunikasi, kerjasama tim dan patient safety.
2. Kompetensi dasar yang didapat pada tahap pendidikan
junior terdiri dari pendidikan mengenai mikrobiologi klinik, imunologi,
faal paru dan radiologi. Selain itu peserta didik diharapkan juga mampu
menangani berbagai kelainan paru termasuk diantaranya tuberkulosis,
pneumonia, empiema, penyakit paru interstitial, mikosis,
pneumokoniosis, asma/PPOK, dan lain-lain.
3. Kompetensi dasar yang didapat pada tahap pendidikan
senior mencakup kemampuan untuk melakukan tindakan invasif dan
non invasif termasuk USG toraks, bronkoskopi, torakoskopi, ventilasi
mekanik, biopsi, dll. Selain itu senior diharapkan mampu memberikan
bimbingan pada peserta didik junior, mahasiswa serta mampu

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 27


menangani pasien ICU, pasien infeksi paru rawat jalan dan pasien
onkologi.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan pada peserta didik,
mayoritas kompetensi tersebut telah sesuai dengan yang mereka harapkan
untuk didapat sehingga dapat digunakan untuk menangani pasien ketika
lulus nanti.

b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan


pemanfaat lulusan.
Para lulusan merasa bahwa sebagian besar kompetensi yang telah
dicapai saat masa pembelajaran telah sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan dalam melaksanakan praktek serta perawatan pasien. Namun,
pada sebagian lulusan yang bekerja di fasilitas kesehatan tingkat lanjut,
beberapa kompetensi seperti torakoskopi, TTNA, USG toraks, ventilasi
mekanis, uji reversibilitas, serta uji provokasi bronkus masih dirasa kurang.

c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian


pendidikan mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).
Lulusan Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
FK UNAIR pada tiga tahun terakhir telah mencapai nilai IPK kelulusan yang
cukup baik, namun jumlah lulusan yang mencapai nilai cumlaude (IPK
≥3.50) masih sangat sedikit. Pencapaian prestasi peserta didik dalam tiga
tahun terakhir di bidang akademik cukup banyak, baik dari lomba poster
maupun ujian nasional, namun departemen pulmonologi dan ilmu
kedokteran respirasi UNAIR masih belum banyak berpartisipasi dalam
lomba akademik internasional serta presentasi oral lomba penelitian.

d. Kepuasan lulusan.
Kepuasan lulusan dinilai dari kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh
alumnus. Dari data yang ada, tampak mayoritas lulusan puas dengan
pendidikan yang didapat di prodi pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi
UNAIR.

9. Kepuasan pemanfaat lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan.


Pemanfaatan lulusan dan penyerapan lulusan sangat baik, karena semua
lulusan bekerja di rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia untuk

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 28


memberikan pelayanan kesehatan di bidang paru. Selain itu juga pemanfaatan
lulusan dan penyerapan lulusan di bidang akademisi dengan menjadi tenaga
pengajar (dosen).
Kualitas lulusan umumnya diukur atas dasar kepuasan para pengguna
lulusan, yang dalam hal ini bertindak sebagai stakeholders bagi institusi
penyelenggara proses pendidikan. Bagian ini diharapkan dapat menjelaskan
relevansi antara kompetensi dan keterampilan softskill lulusan dengan
kebutuhan/tuntutan dunia kerja berdasar hasil tracing studies yang dilakukan oleh
program studi.

10. Produk program pendidikan berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian.
Program Studi telah menghasilkan beberapa produk program pendidikan
yang bermanfaat bagi program studi, peserta didik, alumni dan masyarakat
khususnya guna pengembangan keilmuan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Majalah respirasi
b. Latihan Yoga pada pasien PPOK di lingkungan RSUD Dr. Soetomo
c. Buku ajar ilmu penyakit paru
d. Buku panduan periksaan fisik
e. Naskah lengkap PKB Paru
f. Naskah lengkap PIR
g. Naskah lengkap TB Update
h. Isa Card

11. Analisa SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


a. Penerimaan dilakukan berdasarkan a. Sebagian peserta didik masih ada
beberapa tahapan yang mampu yang tidak mengikuti kegiatan
menyaring calon peserta didik pembelajaran mandiri (BBC (belajar
secara baik. bersama chief)), pembinaan rohani,
b. Peserta didik memiliki support baksos, serta kegiatan lainnya.
system antara senior – junior untuk b. Masih minimnya peserta didik yang
menunjang proses pembelajaran ikut serta dalam kegiatan ilmiah
serta pelatihan di departemen paru. khususnya oral research
c. Peserta didik terlibat penuh dalam presentation di tingkat nasional
kepanitiaan kegiatan departemen, maupun internasional

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 29


sehingga kemampuan organisasi c. Masih adanya sejumlah PPDS yang
dapat terlatih. melewati waktu pendidikan
d. Adanya kebijakan Departemen dan maksimal yang telah ditentukan.
Program Studi untuk mengirimkan d. Kurangnya beberapa sarana untuk
peserta didik dalam agenda kegiatan pendidikan (Respiratory Intensive
ilmiah nasional dan internasional Care Unit, Body pletyshmograph).
e. Departemen paru memiliki cukup
banyak prestasi di bidang ilmiah.
f. Persentase first taker yang lulus
tinggi.
g. Keberagaman daerah asal para
alumni.
h. Adanya kebijakan Departemen dan
Program Studi untuk menjalin
kerjasama dengan alumni untuk
pengembangan pendidikan afiliasi
dan satelit secara baik.

Peluang (O) Ancaman (T)


a. Kepercayaan instansi luar atau a. Semakin berkembangnya pusat
dokter calon spesialis untuk pendidikan paru di luar UNAIR.
menimba ilmu di UNAIR
b. Penyebaran alumni Paru UNAIR
yang luas.
c. Adanya pertemuan rutin tahunan
alumni untuk silaturahmi serta
mendiskusikan kontribusi yang dapat
diberikan ke Departemen dan
Program Studi.
d. Adanya acara ilmiah internasional
yang memberikan insentif biaya
registrasi untuk mahasiswa
e. Adanya RS atau RS Pusat
Pendidikan di luar UNAIR yang
menjalin kerjasama dengan UNAIR
di bidang pendidikan, penelitian, dan

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 30


pengabdian masyarakat

D. Sumber Daya Manusia

1. Sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga


kependidikan.
Sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan selama ini
telah dilakukan sesuai standard operating procedure (SOP) yang mengacu
pada produk hukum yang lebih tinggi dari lembaga induk yaitu Peraturan
Rektor Universitas Airlangga Nomor 45 Tahun 2015 tentang Dosen Tetap
Universitas Airlangga dan Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 23
Tahun 2016 tentang Tenaga Kependidikan Tetap Universitas Airlangga

2. Pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan.


Pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan berupa proses monitoring dan
evaluasi yang dilakukan menurut SOP tersendiri dan dimaksudkan untuk
menilai kinerja staf dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi
(pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) yaitu dengan
menilai kehadiran staf berdasarkan daftar hadir, pengisian SKP (Standar
Kinerja Pegawai), pengerjaan Borang Evaluasi Kinerja Dosen (EKD), dan
umpan balik dari peserta PPDS melalui kuesioner evaluasi kinerja dosen.

3. Profil dosen dan tenaga pendukung: mutu, kualifikasi,


pengalaman, ketersediaan (kecukupan, kesesuaian, dan rasio dosen-
mahasiswa).
Mutu dosen yang dicerminkan dengan jumlah dosen yang memiliki gelar
konsultan sebanyak 17 orang. Dosen yang memiliki kualifikasi pendidik
berupa sertifikat pendidik sebanyak 12 orang. Pengalaman dosen yang dinilai
dari jumlah dosen dengan masa kerja diatas 10 tahun sebanyak 12 orang.
Ketersediaan dosen yang dinilai dari rasio dosen mahasiswa yaitu rata – rata
satu dosen untuk 2,79 mahasiswa

4. Karya akademik dosen (hasil penelitian, karya lainnya).


Karya akademik dosen berupa hasil penelitian dan laporan kasus dalam tiga
tahun terakhir yang dipublikasikan di media internasional sebanyak 22 buah,
dalam bentuk buku teks dengan ISBN sebanyak 48 buah, publikasi di jurnal

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 31


nasional sebanyak 29 buah, dan karya tulis yang didokumentasikan di
perpustakaan lokal sebanyak 8 buah.

5. Peraturan kerja dan kode etik.


Peraturan kerja yang meliputi proses penempatan, promosi, retensi, dan
pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan selama ini telah dilakukan
sesuai standard operating procedure (SOP) yang mengacu pada produk
hukum yang lebih tinggi dari lembaga induk yaitu Peraturan Rektor
Universitas Airlangga Nomor 45 Tahun 2015 tentang Dosen Tetap
Universitas Airlangga, Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 23
Tahun 2016 tentang Tenaga Kependidikan Tetap Universitas Airlangga, dan
Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Airlangga.

6. Pengembangan staf.
Pengembangan staf meliputi staf yang sedang menempuh pendidikan S3
dalam 3 tahun terakhir sebanyak tiga orang, dan staf dosen yang menjadi
anggota organisasi keilmuan atau organisasi profesi tingkat internasional
sebanyak 9 orang (37,5 %)

7. Keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya.


Pemanfaatan keahlian dosen dinilai dari rata – rata beban kerja dosen
sebanyak 1.188 jam tiap tahun masih masuk dalam rentang ideal (1088 –
1216 jam) dengan realisasi aktivitas dosen yang baik sebesar 100%

8. Analissi SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


a. Telah tersusun pedoman tertulis a. Banyak dosen yang belum
tentang sistem seleksi, perekrutan, mendapatkan gelar S3 atau
penempatan, promosi, retensi, dan konsultan
pemberhentian dosen dan tenaga b. Jumlah dosen yang memiliki
kependidikan, serta konsistensi keanggotaan organisasi
pelaksanaannya. profesi internasional masih
b. Telah tersusun pedoman tertulis kurang
tentang sistem monitoring dan evaluasi, c. Beberapa dosen belum
serta rekam jejak kinerja dosen dan memiliki NIDN / NIDK

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 32


tenaga kependidikan serta konsistensi d. Alih teknologi dengan pakar
pelaksanaannya. dari luar PT masih kurang
c. Rasio peserta didik terhadap dosen
yang bidang keahliannya sesuai ideal
d. Dosen mampu untuk tetap eksis di
dunia internasional ditandai dengan
banyaknya publikasi internasional
meskipun harus menjalani beban kerja
yang optimal.
Peluang (O) Ancaman (T)
a. Adanya tawaran kerja sama penelitian a. Belum ada kerjasama di bidang
dari luar negeri terutama di bidang pendidikan dengan institusi luar
infeksi TB negeri

E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

1. Kesesuaian dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran.


Kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik prodi Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR sudah sesuai dengan visi, misi, tujuan dan
sasaranprodi dimana dalam kurikulum telah mencakup kompetensi yang dimiliki
oleh dokter spesialis paru. Hal ini tercemin pada terwujudnya lulusan yang
tersebar di seluruh indonesia yang diakui dan mampu bersaing ditingkat
nasional dan internasional

2. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders.


Stakeholder dalam hal ini adalah universitas, pemerintah, rumah sakit
pengguna lulusan, organisasi profesi dan masyarakat. Kurikulum telah sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders. Hal tersebut dapat dinilai dengan
melakukan evaluasi kepuasan pengguna lulusan Spesialis Paru dan
Pernapasan serta evaluasi kepuasan RS jejaring.
- Tuntutan dan Kebutuhan universitas 
a. Terselenggaranya pendidikan sistematis dan terarah sehingga dapat
menghasilkan lulusan dengan kompetensi baik dan tepat waktu. Hal
ini dicapai dengan kurikulum yang sistematis dan efisien

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 33


b. Lulusan dokter spesialis paru FK UNAIR tidak hanya memiliki
kompetensi klinis namun dapat pula menjadi pendidik. Hal ini tercapai
dengan adanya sistem coaching dari senior ke junior dan juga aktif
terlibat dalam membimbing Dokter Muda baik secara teori maupun
praktek di lapangan
- Tuntutan dan kebutuhan pemerintah: Kompetensi dan kurikulum dapat
menunjang program pemerintah dalam bidang kesehatan seperti
a. Adanya stase peserta didik di poli TB DOTS yang mendukung
program STOP-TB, TB MDR, TBHIV yang memiliki kerjasama dengan
dinkes setempat
b. Adanya stase poli geriatri mendukung program pelayanan kesehatan
paripurna bagi lansia
- Tuntutan dan kebutuhan rumah sakit pengguna dan afiliasi : Kurikulum
dirancang agar lulusan ‘siap pakai’ baik dirumah sakit pengguna lulusan
maupun RS afiliasi, dari manajemen klinis dan manajemen penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien.
- Tuntutan dan kebutuhan organisasi profesi: penyusunan kompetensi
standar telah mengacu pada kompetensi dokter paru oleh kolegium
- Tuntutan dan kebutuhan masyarakat: Adanya pengabdian masyarakat
seperti kegiatan bakti sosial berkala, penyelenggaraan seminar awam.

3. Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/


organisasi).
- Struktur dan isi kurikulum telahdirancang berdasarkan relevansinya dengan
tujuan, cakupan dan kedalaman materi, pengorganisasian yang mendorong
terbentuknya hard skills danketerampilan kepribadian dan perilaku (soft
skills)yangdapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
- Struktur dan isi kurikulum telah mencakup kompetensi utama dan kompetensi
standar yang dijabarkan dan diaplikasikan dalam penentuan stase peserta
didik. Adanya kompetensi penunjang membantu peserta didik dalam
pengembangan diri untuk mempelajari ilmu yang berkaitan dengan penyakit
di bidang respirologi yang terdapat pada stase luar seperti BTKV ( intervensi
di bidang paru), pediatri (penyakit respirologi pada anak dan kaitannya
dengan orang dewasa), radiologi (mempelajari diagnostik terbaru terkait
penyakit respirologi), anastesi (mengetahui tatalaksana intensive care di
bidang paru )

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 34


- Struktur dan isi kurikulum telah koheren dengan kompetensi yang ingin
dicapai

4. Derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar disiplin ilmu).


Materi pembelajaran telah terintegrasi sesuai dengan ilmu intra dan antar
disiplin ilmu.
Penjabaran derajat integrasi prodi dengan fakultas secara garis besar
sudah sesuai, yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang
mandiri, mempunyai integritas dan daya saing yang tinggi serta mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, seni dan dapat
bersaing di tingkat nasional dan internasional.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya stase peserta didik di luar departemen
paru (pediatri, radiologi, penyakit dalam, kardiologi, anestesi), adanya diskusi
kasus sulit yang melibatkan lintas departemen (chest conference, tumor board).

5. Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat dan


kepentingan internal lembaga.
- Kurikulum lokal telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat dan
kepentingan internal lembaga. Menghasilkan lulusan berkualitas yang
mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni
serta dapat bersaing di pasar internasional berdasarkan moral agama.
Menghasilkan penelitian inovatif yang mendorong pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni dalam skala nasional maupun
internacional.
- Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat untuk memberdayakan
masyarakat agar mampu menyelesaikan masalah secara mandiri dan
berkelanjutan;
- Kurikulum lokal FK UNAIR disusun berdasarkan pelayanan berbasis
pendidikan. Hal ini tercermin dengan adanya stase di berbagai poliklinik,
IRD dan ruang rawat inap yang dapat menunjang pelayanan sesuai dengan
SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
6. Mata kuliah pilihan yang merujuk pada harapan/kebutuhan mahasiswa secara
individual/kelompok mahasiswa tertentu.
Tidak didapatkan materi mata kuliah pilihan. Semua materi mata kuliah
yang diberikankepada seluruh peserta didik secara umum sesuai dengan
kurikulum yang telah disusun yang merupakan mata kuliah wajib.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 35


7. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri : melanjutkan pendidikan,
mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi
khusus sesuai dengan bidang pendidikannya, mengembangkan keterampilan
yang dapat diaplikasikan (transferable skills) sehingga dapat menunjang
pengembangan karir.
Peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan
diri dan mendapat pembinaan dari dosen pembimbing melalui keikutsertaan
dalam kegiatan ilmiah di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu pada
struktur kurikulum yang telah disusun dengan beban studi diharapkan
terwujudnya lulusan yang memiliki kompetensi yang dapat dimanfaatkan
diberbagai tempat kesehatan (Rumah Sakit Pendidikan, Rumah Sakit Umum,
maupun pada klinik kesehatan).

8. Misi pembelajaran

a. Pengembangan/pelatihan kompetensi yang diharapkan.


Program studi Dokter Spesialis Paru menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan kurikulum dan memfasilitasi kebutuhan peserta didik untuk
meningkatkan kompetensi yang diharapkan.
Contoh : Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
mengadakan pelatihan TB DOTS, menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah dan
workshop terkait bidang paruyang diikuti oleh peserta didik.

b. Efisiensi internal dan eksternal.


Misi pembelajaran prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
telah berjalan dengan efisien. Program belajar yang telah dilakukan adalah
penugasan peserta didik untuk menjalankan stase di departemen disiplin
ilmu lain di RSUD DR. Sutomo dan di rumah sakit jejaring.

9. Mengajar:
a. Kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan.
Strategi dan metode mengajar yang diselenggarakan di prodi
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi sesuai dengan kurikulum.
Strategi pembelajaran yang diterapkan berupa : bimbingan mandiri,

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 36


bimbingan berkelompok dan sistem supervisi untuk tindakan dan pelayanan
medis.
Metode pembelajaran yang dilakukan dengan kuliah tatap muka dan
bedsite teaching serta didukung dengan penyediaan media pembelajaran
yang memadai.

b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan mata kuliah.


Materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik telah sesuai
dengan kurikulum yang disusun oleh Prodi Pulmonologi dan IK Respirasi
Unair yang mengacu pada kurikulum yang disusun oleh kolegium
Pulmonologi dan IK Respirasi, sehingga tercapai tingkat kompetensi yang
diharapkan pada masing masing lulusan.

c. Efisiensi dan produktivitas.


Kurikulum pendidikan dipergunakan sebagai dasar penyelenggaraan
pendidikan. Kurikulum yang ada dapat memfasilitasi peserta didik mencapai
kompetensi yang diharapkan dan mencetak lulusan ‘siap pakai’ dan
profesional sesuai dengan bidang keilmuannya.

d. Struktur dan rentang kegiatan mengajar.


Struktur dan rentang kegiatan mengajar pada prodi Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi di susun oleh KPS beserta BK 2 dan disetujui
dalam rapat staf dan dituangkan dalam kurikulum Prodi Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR

e. Penggunaan teknologi informasi.


Penggunaan wi-fi di ruang pertemuan departemen paru
mempermudah untuk mengakses jurnal nasional maupun internasional,
serta tersedia mailing list yang dapat menjadi sarana komunikasi berbasis
teknologi informasi.

10. Belajar:
a. Keterlibatan mahasiswa.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 37


Peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran di program studi
dokter spesialis paru dan pernapasan dalam bentuk kegiatan ilmiah maupun
pelayanan di departemen paru. Kegiatan ilmiah meliputi kuliah pakar,
laporan pagi, journal reading, tinjauan kepustakaan, textbook reading,
presentasi kasus, chest unit, chest conference, tumor board, dan kegiatan
ilmiah lainnya.

b. Bimbingan skripsi/tesis/disertasi.
Dilakukan bimbingan dalam penyusunan karya akhir peserta didik,
mulai dari pemilihan judul, penyusunan proposal, presentasi proposal, teknis
penelitian, penyusunan hasil penelitian, sampai dengan presentasi hasil
penelitian

c. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan:


1) Pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai bidangnya
Peserta didik diberikan kesempatan untuk memahami materi dan
pengetahuan sesuai dengan minat masing-masing. Contohnya dalam
hal penentuan judul karya ilmiah, dosen pembimbing memberikan
kebebasan kepada peserta didik dalam pemilihan judul sesuai dengan
pengetahuan dan pemahaman peserta didik sesuai bidangnya.

2) Keterampilan umum dan yang dapat dialihkan (transferable),


Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan melakukan tindakan spesifik di bidang ilmu penyakit paru
dan kemampuan untuk transfer knowledge (seperti bimbingan chief
terhadap peserta didik tahap 1, bimbingan DM).

3) Pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri


Peserta didik diharapkan dapat menilai kemampuan sendiri dan
melakukan konsultasi bila diperlukan sehingga dapat dilakukan
tatalaksana pasien dengan baik.

4) Kemampuan belajar mandiri


Peserta didik memiliki kemampuan belajar mandiri sehingga dapat
mengembangkan potensi dan mencapai kompetensi selama
pendidikan. Contohnya pada tahap III yaitu tahap kemandirian yang

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 38


menuntut peserta didik sebagi chief, diharapkan mampu membimbing
atas peserta didik junior dan mampu bertanggung jawab kepada staf
pengajar/ DPJP.

5) Nilai, motivasi dan sikap.


Kurikulum pendidikan mencakup evaluasi yang dilakukan oleh dosen
dalam bentuk umpan balik / feedback sehingga dapat meningkatkan
nilai, motivasi, dan sikap yang positif peserta didik, sehingga dapat
menunjang pengembangan keilmuan dan profesionalisme.

11. Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar:


a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian
pendidikan mahasiswa.
Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian pendidikan
termuat dalam panduan pendidikan prodi. Penilaian kemajuan pendidikan
peserta didik dilakukan secara berkala dalam bentuk formatif dan sumatif.

b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan


mahasiswa
Strategi penilaian dilakukan dengan mengadakan ujian yaitu formatif dan
sumatif diantaranya diselenggarakannya UTS, UAS, ujian akhir tahap I,
ujian jaga II, ujian proposal/ hasl penelitian, ujian lokal dan ujian nasional.
Selain itu strategi yang dilakukan adalah dengan cara pengisian berbagai
bentuk penilaian untuk memonitorkualitas PPDS-I antara lain 360 degree,
form cBd, form morning evaluation, dan mini ceX.
.
c. Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar
seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan).
Setelah peserta didik menyelesaikan seluruh tahapan dan mengikuti ujian
nasional yang diadakan oleh Kolegium, maka kelulusan peserta didik akan
ditentukan dalam yudisium kolegium.

d. Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa.


Kepuasan peserta didik dapat dinilai melalui kuisioner yang dibagikan
kepada peserta didik. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa peserta didik
merasa puas dengan kinerja dosen dalam pembelajaran

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 39


12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen–mahasiswa, baik di
dalam maupun di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang mendorong
perkembangan dan kegiatan akademik/profesional.
Sarana yang tersedia pada prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi adalah LCD Proyektor dan TV, Komputer untuk staf pengajar, laptop
untuk presentasi ilmiah, fasilitas WiFi, papan pengumuman dan papan ilmiah,
panduan pendidikan, kurikulum pendidikan, buku ajar, koleksi buku di ruang
perpustakaan, alat pelayanan pasien. Sarana yang tersedia didalam prodi
dimanfaatkan untuk interaksi dosen dan peserta didik pada kegiatan
pembelajaran seperti presentasi tugas ilmiah dan peserta didik diharapkan
mampu berkomunikasi dan berpendapat secara aktif pada kegiatan tersebut,
sedangkan diluar prodi dalam bentuk seminar yang menuntut profesional dari
peserta didik.

13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan civitas
academica lainnya.
- Laporan pagi (setiap hari kerja), pada saat laporan pagi, tim jaga peserta
didik melaporkan pasien yang masuk ke bagian paru maupun konsultasi ke
bagian paru, dosen memberikan masukan dan ppds dapat meminta saran
apabila terdapat kesulitan. Pada saat laporan pagi terjadi pula interaksi
antara sesama peserta didik, peserta laporan pagi juga dapat bertanya
ataupun memberikan masukan kepada tim jaga. Dosen juga dapat
memberikan transfer of knowledge keilmuan terkait kasus-kasus yang
dilaporkan. Pada laporan pagi terjadi interaksi timbal balik antara dosen dan
peserta didik, serta interaksi antar peserta didik
.
- Visite besar (1-2 kali seminggu), dosen melalukan visite terhadap seluruh
pasien yang dirawat di ruang paru, peserta didik melaporkan perkembangan
pasien selama dirawat. Dosen melakukan penilaian mengenai penanganan
yang telah diberikan, serta memberikan masukan dan pertanyaan, maupun
melakukan diskusi terkait keilmuan sesuai dengan kasus yang ditangani.
- Kuliah, perkuliahan di program studi dokter spesialis paru dilakukan pada
saat pradik (sebelum peserta didik menjalani stase ruangan paru laki dan
perempuan) sesuai jadwal yang ditentukan oleh program studi. Diberikan

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 40


pula kuliah pakar baik dengan sumber dari dalam program studi maupun dari
luar program studi dokter spesialis paru.
- Chest unit (1 kali seminggu), pada saat Chest unit peserta didik melaporkan
kasus yang sedang ditangani di ruangan, dosen mengajukan pertanyaan dan
melakukan diskusi, serta memberikan transfer of knowledge terkait kasus
yang dilaporkan.
- Konsultasi pasien dapat dilakukan pada saat awal menerima pasien di
ruangan maupun selama perjalanan merawat pasien di ruangan. Konsultasi
dapat dilakukan secara tatap muka maupun konsultasi melalui telepon.
Terjadi interaksi timbal balik antara peserta didik, dosen, peserta didik
melaporkan kasus yang ditangani serta rencana dan target penanganan,
dosen dapat memberikan masukan terkait kasus yang ditangani. Dosen juga
dapat menilai penangan peserta didik melalui lembar penilaian (feedback)
- Tumor Board (1 kali seminggu) dan Chest Conference (1 kali seminggu);
pada saat Tumor Board dan Chest Conference terjadi interaksi timbal balik
antara dosen dan peserta didik prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi dengan dosen dan peserta didik dari program studi lain. Peserta
didik bagian paru melaporkan pasien yang dilakukan perawatan dengan
bagian lain, kemudian dilakukan diskusi antar prodi mengenai rencana
perawatan terkait kasus yang ditangani
- Bimbingan Dokter Muda dilakukan dalam bentuk kuliah oleh dosen,
bimbingan dosen dengan melakukan pemeriksaan langsung terhadap pasien.
Peserta didik juga melakukan bimbingan dokter muda dengan metode diskusi
maupun bimbingan di ruang rawat paru.

14. Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang


kondusif untuk pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Suasana akademis sudah kondusif dalam pembelajaran, dimana pada saat
kegiatan ilmiah peserta didik diberikan kesempatan untuk berdiskusi, bertanya,
dan menyatakan pendapat. Dosen memberikan bimbingan pada saat
penyusunan dan presentasi karya ilmiah karya ilmiah. Makalah karya ilmiah
telah didistribusikan sebelum presentasi karya ilmiah sehingga peserta
presentasi karya ilmiah dapat mempelajari materi.

15. Keikutsertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar, simposium,


diskusi, eksibisi) di kampus.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 41


Departemen secara rutin menyelenggarakan kegiatan akademik seperti
workshop dan symposium TB Update setiap 2 tahun, workshop dan symposium
PIR (Pertemuan Ilmiah Respirasi) setiap tahun, workshop dan symposium PKB
Paru (Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan) setiap tahun, pelatihan TB DOTS,
pelatihan spirometri, pelatihan bronkoskopi, serta seminar dengan topik tertentu.
Kegiatan Pendidikan KedokteranBerkelanjutan secara rutin dilaksanakan
dengan bekerja sama dengan perhimpunan profesi dokter spesialis Pulmonologi
dan Ilmu Kedokteran Respirasidengan peserta dapat meliputi peserta meliputi
alumni program studi dokter spesialis paru, dokter umum, mahasiswa, apoteker,
perawat, bidan, dan mahasiswa.

16. Pengembangan kepribadian ilmiah.


Pengembangan kepribadian ilmiah dilakukan dengan penugasan
pembuatan dan presentasi journal reading, tinjauan kepustakaan, presentasi
kasus, textbook reading, serta tugas penelitian karya akhir. Pada saat
penyusunan makalah dan presentasi dilakukan bimbingan oleh dosen kepada
peserta didik. Selain itu juga dilakukan kegiatan belajar bersama antar peserta
didik, dimana peserta didik yang telah menyandang status ‘chief’ memberikan
presentasi sesuai dengan topik yang telah dijadwalkan diikuti dengan diskusi
dengan peserta belajar bersama.

17. Hasil pembelajaran:


a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan.
Kompetensi yang dicapai sebagian besar sudah sesuai dengan
standar kompetensi dari kolegium, namun ada beberapa kompetensi yang
masih memerlukan peningkatan terutama dalam hal ketrampilan melakukan
tindakan aspirasi biopsi transtorakal, melakukan pemeriksaan mikrobiologi,
tindakan kegawat daruratan dibagian paru yang berhubungan dengan alat
(ventilasi mekanis dan non invasif)

b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan


pemanfaat lulusan.
Kompetensi lulusan yang dicapai dapat dikatakan sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan. Hal ini dapat di nilai
berdasarkan feedback alumni dan sebaran lulusan diberbagai wilayah dan
kepulauan. Tuntutan yang diharapkan pemanfaat lulusan sebagai tantangan

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 42


bagi Prodi untuk lebih update dalam hal keilmuan, pengetahuan, maupun
ketrampilan.

c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian


pendidikan mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).
Data tentang kemajuan keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian
pendidikan peserta didik terekap dalam logbook peserta didik. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang terkait dengan kemajuan dan
keberhasilan peserta didik tidak terlepas dari arahan, bimbingan dan
evaluasi dari dosen pembimbing dan staf pengajar lainnya. Selain itu,
selama masa pendidikan peserta didik, KPS dibantu staf dosen
memonitoring dan evaluasi dengan menggunakan berbagai instrumen dan
membuat kalender akademik yang tujuannya untuk menghitung lama studi
peserta didik.

d. Kepuasan lulusan.
Kepuasan lulusan dapat dilihat dari kuesioner alumni yang dilakukan
setahun sekali. Berdasarkan hasil kuesioner dapat dikatakan cukup
memuaskan yang dapat dilihat dari hasil rekapan kuesioner alumni
mengenai bahwa materi pendidikan program studi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi sudah memenuhi kebutuhan pekerjaan.
18. Pemanfaat lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan.
Pemanfaatan Lulusan dan penyerapan lulusan sangat baik, karena
semua lulusan bekerja di rumah sakit yang tersebar di Indonesia untuk
memberikan pelayanan kesehatan di bidang paru. Selain itu juga pemanfaatan
lulusan dan penyerapan lulusan di bidang akademis dengan menjadi tenaga
pengajar (dosen) pada rumah sakit jejaring.

19. Produk program pendidikan berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian.
Karya ilmiah dari peserta didik tahap 1, 2 dan 3 diterbitkan dalam
publikasi lokal dan internasional

20. Analisis SWOT

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 43


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
a. Terdapat kurikulum dokter spesialis paru a. Kurikulum yang ada telah disusun
yang telah mengacu pada standar sistematis namun kurangnya
kompetensi yang dikeluarkan oleh dukungan administratif pada saat
kolegium perpindahan stase mengakibatkan
b. Kerjasama dengan departemen terkait perpanjangan waktu studi
baik yang berada di dalam lingkungan b. Pada beberapa stase supervisi sulit
RSUD Dr. Soetomo maupun di RS dilakukan karena kurangnya
Afiliasi. sosialisasi panduan pendidikan
c. Terdapat sarana dan prasarana yang c. Terdapat perbedaan pada
menunjang proses pendidikan pencapaian kompetensi dasar dan
d. Tersedianya akses wifi dan jurnal lanjut peserta didik karena
berbayar baik dari RS maupun fakultas keterbatasan kasus
e. Menghasilkan pelbagai karya ilmiah d. Tidak semua peserta didik
berupa tinjauan kepustakaan, kasus memperoleh kesempatan yang
maupun penelitian mengenai topik terkini sama pada stase RS afiliasi
untuk pengembangan ilmu pengetahuan sehingga memiliki pengalaman
dan profesionalisme. belajar yang berbeda dalam
mencapai kompetensi
e. Tahapan pendidikan peserta didik
yang tertuang dalam kurikulum tidak
secara spesifik berorientasi pada
divisi sehingga monitoring dan
evaluasi setiap divisi tidak maksimal
f. Kurangnya sosialisasi mengenai
akses jurnal berbayar dan tidak
semua peserta didik dapat
mengakses dengan bebas
g. Ruang perpustakaan belum optimal
dalam menunjang kegiatan ilmiah
peserta didik dari segi jam
operasional, kelengkapan materi
perpustakaan, serta kenyamanan.
h. Tidak semua peserta didik memiliki
kesempatan untuk dapat
mempublikasikan karya ilmiah ke

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 44


tingkat internasional kerena belum
difasilitasi secara optimal oleh prodi
i. Minimnya pemahaman terhadap
tata cara publikasi karya ilmiah baik
nasional maupun internasional

Peluang (O) Ancaman (T)


a. Penambahan tenaga kependidikan a. Iklim belajar dimana prioritas
dalam bidang administrasi untuk pelayanan yang tidak sejalan
mengatur rotasi stase peserta didik dengan prioritas pendidikan.
b. Sosialisasi panduan pendidikan kepada b. Rumah sakit pendidikan termasuk
seluruh staf dan peserta didik dilakukan dalam RS BPJS sehingga proses
terencana dan kontinu. pendidikan tidak dapat berjalan
c. Sosialisasi hasil monitoring dan evaluasi seperti yang seharusnya
pencapaian setiap peserta didik c. Tidak adanya waktu yang cukup
d. Menambah MOU dengan RS afiliasi untuk monitoring dan evaluasi.
untuk meningkatkan kesempatan d. Dana yang tidak mencukupi
peserta didik untuk mendapatkan e. Kurangnya dosen dan tenaga
pengalaman belajar yang sama. kependidikan yang
e. Alokasi dana terkait pengadaan dan bertanggungjawab dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana penyelenggaraan pendidikan dan
pendidikan dan penunjang pendidikan administrasi
f. Kerjasama antara departemen dengan f. Tidak adanya alokasi dana terkait
afiliasi international dalam hal publikasi publikasi karya ilmiah.
karya ilmiah g. Tidak adanya staf ahli dalam bidang
g. Meningkatkan peran serta masing- publikasi karya ilmiah
masing divisi untuk melakukan evaluasi
kegiatan pendidikan peserta didik

F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi

1. Sistem alokasi dana.


Sistem alokasi dana yang ada saat ini sudah cukup baik. Hal ini terlihat
dari program studi secara otonom dapat melaksanakan perencanaan anggaran

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 45


(perencanaan alokasi dan pembelanjaan dana) melalui penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Perolehan dana yang ada berasal dari berbagai sumber yaitu pemerintah
(rumah sakit, fakultas), peserta didik, usaha mandiri (kegiatan penelitian,
pelatihan mandiri, pengabdian masyarakat) serta sumber lain seperti beasiswa
instansi, sumbangan alumni serta jasa medis dari RS jejaring. Persentase
perolehan dana dari peserta didik dibandingkan dengan total penerimaan dana
(PDM) juga sangat baik sekitar 11,2%.
Selama ini pengajuan anggaran dari Prodi kepada pihak sumber dana
tidak sepenuhnya sesuai dengan realisasi penerimaan anggaran. Untuk
meningkatkan pagu anggaran, Departemen bersama dengan Program Studi
melakukan komunikasi intensif dengan pihak fakultas dan rumah sakit.
Pembiayaan operasional kegiatan program studi yang tidak masuk dalam
alokasi dana, diupayakan diperoleh dari dana talangan Departemen dan iuran
peserta didik. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Departemen dan
Program Studi melakukan penyusunan RKAT dan RAB dengan melibatkan
seluruh komponen staf dosen.

2. Pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana.


Pengelolaan penggunaan dana sudah sangat baik. Pengelolaan dan
pemanfaatan dana diperuntukkan untuk pendidikan dan pengabdian masyarakat
dengan estimasi penggunaan dana operasional (Dcp) sekitar 41,3% dalam 3
tahun terakhir dan penggunaan dana pengabdian kepada masyarakat dalam tiga
tahun terakhir dengan indikator DPKM(Rata-rata dana pengabdian kepada
masyarakat per dosen di RS Pendidikan (Utama, Afiliasi dan Satelit) per tahun)
sekitar Rp. 9.600.000,.
Pengelolaan penggunaan dana penelitian dalam tiga tahun terakhir
dengan indikator DPNL(Rata-rata dana penelitian per dosen di RS Pendidikan
(Utama, Afiliasi dan Satelit) per tahun) sudah baik yaitu sekitar Rp. 11.351.406,.
Tetapi sebagian besar dana penelitian tersebut berasal dari dana mandiri dan
sumber lain ( Farmasi ), bukan berasal dari RS dan fakultas. Hal ini disebabkan
syarat untuk mengajukan bantuan dana penelitian harus memiliki NIDK/ NIDM,
sementara jumlah staf pengajar yang telah memiliki NIDK/NIDM saat ini hanya 5
orang (29,4 %) dari 17 orang staf pengajar. Saat ini telah diupayakan
menambah jumlah staf pengajar untuk memiliki NIDK sehingga diharapkan
dapat meningkatkan pengelolaan penggunaan dana penelitian dan telah

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 46


dibentuknya Clinical Research Unit ( CRU ) RS untuk memfasilitasi kegiatan
penelitian di RS. Akuntabilitas penggunaan dana juga masih kurang yang
mungkin disebabkan oleh tidak adanya sumber daya manusia (SDM) yang
ditugaskan secara khusus menangani hal tersebut. Hal ini dapat ditingkatkan
dengan mencari SDM yang dapat menangani akuntabilitas penggunaan dana
dengan baik

3. Keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya.


Keberlanjutan pemanfaatan cukup baik. Hal ini terlihat dari adanya sarana
dan prasarana belajar mengajar baru yang dapat meningkatkan kualitas belajar
mengajar, penelitian-penelitian yang semakin baik hingga dapat dipresentasikan
dalam acara ilmiah nasional atau internasional.
Namun keberlanjutan pengadaan masih kurang karena ada sumber dana
seperti pemerintah(rumah sakit, fakultas) yang membuat prodi bersifat tidak
independen dan membutuhkan proses permintaan pengadaan yang tidak mudah
serta tidak sesuainya antara permintaan dengan yang diterima. Prodi dapat
mencari sumber pengadaan lain, misal sumbangan alumni, profit kegiatan ilmiah
symposium, untuk memelihara keberlanjutan pengadaan karena jika terhenti
maka akan mengganggu kelangsungan operasional kegiatan prodi.

4. Pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana.


Pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana sangat baik. Hal ini
terlihat dari BOR yang cukup tinggi, sekitar 80-90%/tahun, jumlah kunjungan di
unit rawat jalan dan ruang tindakan juga cukup tinggi.
Sehubungan dengan batas tanggung jawab pemeliharaan sarana dan
prasarana yang masih belum jelas diantara pihak Rumah Sakit dan Fakultas,
maka memberikan implikasi tidak optimalnya pemeliharaan sarana prasarana di
lingkungan Program Studi. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dibuat aturan
tertulis dan jelas yang memuat batas tanggung jawab mengenai pemeliharaan
sarana dan prasarana di lingkup prodi.
Jika sarana yang ada tidak dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik, akan
menjadi barang usang yang tidak dapat digunakan kembali. Sedangkan
prasarana yang tidak dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik dapat
dimanfaatkan oleh pihak RS untuk hal yang tidak terkait dengan kebutuhan
prodi.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 47


5. Ketersediaan dan mutu gedung, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dll.
Ketersediaan gedung, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dll cukup
baik. Hal ini terlihat dari adanya ruang sidang dan perpustakaan dengan koleksi
yang cukup beragam baik text book, majalah ilmiah nasional dan internasional
serta dilengkapi dengan akses internet dan adanya e-library. Laboratorium
dasar yang dapat digunakan untuk membantu dalam penegakan diagnosa
pasien.
Namun mutu gedung kurang baik dilihat adanya beberapa kerusakan di
beberapa tempat, jumlah ruang kuliah tidak sebanding dengan kegiatan dan
jumlah pengguna ruang tersebut. ruang laboratorium sangat tidak memadai baik
dari sarana maupun prasarana. Data inventaris buku/ jurnal di perpustakaan
belum tercatat dengan baik dan semua pemanfaatan masih dicatat secara
manual. Jika ketersediaan, mutu sarana dan prasarana tidak terjaga maka akan
mengurangi minat peserta didik baru dan mengurangi kualitas dan kemampuan
dari peserta didik.

6. Fasilitas komputer dan pendukung pembelajaran dan penelitian.


Ketersediaan fasilitas komputer danpendukung pembelajaran dan
penelitiansudah cukup memadai. Hal ini terlihat dari tersedianya LCD proyektor,
layar, TV LED dan ruang sidang paru yang berfungsi dengan baik. Namun
jumlahnya masih terbatas, sehingga jika terjadi kerusakan dapat menganggu
proses pembelajaran dan penelitian karena untuk pengadaan atau perbaikannya
membutuhkan waktu. Beberapa komputer perlu untuk diperbarui. Koordinasi
dengan badan terkait yaitu rumah sakit dan fakultas tentang pengadaan dan
pemeliharaan sangat diperlukan agar proses pembelajaran dan penelitian dapat
berjalan dengan baik.

7. Kesesuaian dan kecukupan sarana dan prasarana.


Kesesuaian dan kecukupan sarana dan prasarana cukup baik. Hal ini
terlihat dari proses belajar dan pelayanan tanpa hambatan berarti. Namun
banyak sarana dan prasarana dengan kondisi yang sudah berusia tua.
Peremajaan sarana dan prasarana secara berkesinambungan sangat
diperlukan. Koordinasi dengan badan terkait tentang pengadaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana sangat diperlukan karena bila tidak
berfungsi dengan baik dapat menyebabkan proses belajar dan pelayanan
menjadi terganggu.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 48


8. Keberlanjutan pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatannya
Keberlanjutan pengadaan, pemeliharaandan pemanfaatannya cukup
baik. Hal ini terlihat dari semua sarana dan prasarana masih dapat berfungsi
dengan cukup baik. Namun pemeliharaannya masih kurang berkesinambungan,
hanya jika terjadi kerusakan baru diperbaiki. Koordinasi yang baik antar instansi
tentang keberlanjutan pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatannya perlu
ditingkatkan karena bila tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan
terganggunya proses pembelajaran dan pelayanan.

9. Rancangan pengembangan sistem informasi.


Rancangan pengembangan sistem informasi cukup baik. Hal ini terlihat
dari sudah tersedianya koneksi internet di lingkungan kerja Prodi. Namun masih
tidak semua tempat sudah tersedia koneksi internet. Koordinasi dengan bagian
lain tentang pengadaan dan pemeliharaan diperlukan agar dapat di semua
tempat sudah tersedia koneksi internet. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistem informasi

10. Kecukupan dan kesesuaian sumber daya, sarana dan prasarana pendukung
untuk pemberdayaan sistem informasi.
Kecukupan dan kesesuaian sumber daya, sarana dan prasarana
pendukung untuk pemberdayaan sistem informasi yang tersedia cukup
memadai misalnya ketersediaan koneksi internet Wi-fi di area Prodi Pulmonologi
dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UNAIR. Namun terdapat banyak kekurangan,
dari segi jumlah SDM yang menguasai sarana atau prasarana yang tersedia.
Terdapat kekurangan dukungan dalam hal kerjasama serta komunikasi antara
prodi dan pihak rumah sakit terkait pemeliharaan sarana dan prasarana. Oleh
sebab itu diharapkan adanya peningkatan SDM dan kelengkapan sarana
prasarana. Diharapkan peningkatan hubungan kerjasama antara Prodi dengan
RS lebih ditingkatkan. Jika sarana prasana serta SDM kurang memadai akan
menghambat kinerja prodi

11. Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi


Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi sudah cukup
memadai. Namun kekurangannya adalah sistem informasi masih belum
terjangkau luas untuk kalangan PPDS, sehingga diperlukan peningkatan

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 49


efektivitas sistem informasi, agar penggunaan lebih merata dan maksimal.
Apabila sistem informasi kurang memadai dapat menghambat kegiatan prodi
dan kegiatan pengajaran

12. Keberadaan dan pemanfaatanon-campus connectivity devices(intranet).


Keberadaan dan pemanfaatan on-campus connectivity devices (intranet)
masih belum tersedia di prodi pulmonologi. Sehingga kegiatan intranet belum
dapat dilakukan. Dibutuhkan kerjasama pihak prodi dan RS untuk pemerataan
fungsi intranet sehingga efektibilitas berkurang.

13. Keberadaan dan pemanfaatanglobal connectivity devices (internet).


Penggunaan internet sudah dapat digunakan 24 jam. Prodi sudah memiliki
website namun kapasitas updating belum memadai. Kelemahan pada jaringan
internet jika pengguna terlalu banyakdan tidak dapat dijangkau di beberapa
ruangan, sehingga sangat diharapkan peningkatan kualitas website dari prodi,
penambahan SDM yang terkait dan meningkatkan kualitas jaringan internet.

14. Analisa SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


a. Alokasi dana berasal dari berbagai a. Kerjasama antara prodi dengan pihak
sumber yaitu pemerintah(rumah sumber dana kadang tidak terjalin
sakit, fakultas), peserta didik, usaha dengan baik.
mandiri(penelitian, pelatihan b. Akuntabilitas penggunaan dana masih
mandiri, pengabdian masyarakat), kurang.
sumber lain seperti beasiswa c. Keberlanjutan pengadaan sarana dan
instansi, serta fee dari RS jejaring. prasarana masih kurang karena ada
b. Pengelolaan penggunaan dana sumber danayang berasal dari
sudah sangat baik. Banyak sumber pemerintah(rumah sakit, fakultas) yang
dana lain ( Farmasi ) yang membuat prodi bersifat tidak
mendukung kegiatan penelitian di independen
prodi. d. Prosedur permintaan pengadaan
c. Tersedianya sarana dan prasarana sarana dan prasarana yang cukup sulit.
belajar mengajar yang baru. e. Kerjasama antara prodi dengan pihak
d. Pengelolaan dan pemanfaatan rumah sakit terkait sarana dan
sarana dan prasarana sangat baik. prasarana masih sangat kurang
BOR yang cukup tinggi, jumlah terutama dari segi pembiayaan dan

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 50


kunjungan rawat jalann dan batas tanggung jawab pemeliharaan
tindakan yang cukup tinggi. sarana dan prasarana terkait pelayanan
e. Ketersediaan gedung, ruang kuliah, atau pendidikan
laboratorium, perpustakaan, dll f. Mutu gedung kurang memadai serta
cukup baik dan beragam serta jumlah ruang kuliah tidak sebanding
dilengkapi dengan akses internet dengan kegiatan dan jumlah pengguna
dan e-library. ruang tersebut.
f. Ketersediaan fasilitas komputer g. Jumlah sarana pembelajaran masih
sebagai pendukung pembelajaran terbatas, sehingga jika terjadi
dan penelitian cukup memadai. kerusakan dapat menganggu proses
g. Kesesuaian dan kecukupan sarana pembelajaran dan penelitian karena
dan prasarana cukup baik. untuk pengadaan atau perbaikan
h. Keberlanjutan pengadaan, membutuhkan waktu
pemeliharaandan pemanfaatannya h. Banyak sarana dan prasarana yang
cukup baik semuanya masih dapat sudah lama beroperasi dan belum
berfungsi dengan cukup baik pernah diperbaharui
i. Rancangan pengembangan sistem i. Pemeliharaan kurang
informasi cukup baik. berkesinambungan, hanya jika rusak
j. Kecukupan dan kesesuaian sumber baru diperbaiki.
daya, sarana dan prasarana j. Koneksi internet tidak optimal di
pendukung untuk pemberdayaan beberapa tempat
sistem informasi yang tersedia k. kekurangan jumlah SDM yang
cukup memadai menguasai sarana atau prasarana
k. Efisiensi dan efektivitas yang tersedia
pemanfaatan sistem informasi l. Sistem informasi masih belum
sudah cukup memadai terjangkau luas untuk kalangan peserta
l. Keberadaan dan pemanfaatan didik.
global connectivity devices m. Keberadaan dan pemanfaatan on-
(internet) sudah cukup memadai. campus connectivity devices (intranet)
Internet dapat digunakan 24 jam. masih belum tersedia di prodi
pulmonologi
n. Prodi sudah memiliki website namun
kapasitas updating belum memadai.
Koneksi internet kadang sulit dijangkau
di beberapa ruangan.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 51


Peluang (O) Ancaman (T)
a. Adanya sumber investasi dana a. Jika alokasi dana dari 1 pihak
dan pengadaan lainselain pihak terhenti atau ada hambatan maka
RS dan Fakultas. akan mengganggu kelangsungan
b. Adanya program CRU di RS. prodi
c. Adanya pelatihan SDM tentang b. Jika pengelolaan dan akuntabilitas
akuntabilitas penggunaan dana. penggunaan dana tidak baik maka
d. Adanya kebijakan dari fakultas pihak sumber dana dapat
yang mempermudah proses menghentikan pemberian dana
pengurusan NIDK terkait tersebut.
kepentingan prodi c. Pihak RS akan mengalihfungsikan
e. Adanya partisipasi dari alumni prasarana yang tidak digunakan
dalam hal pemberian dengan baik.
sumbangan sarana prodi
f. Adanya komunikasi yang baik
dari pihak fakultas dan RS
dengan pihak program studi

G. Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama

1. Mutu, produktivitas, relevansi sasaran, dan efisiensi pemanfaatan


dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun tercatat sebanyak
61 penelitian. Dari jumlah tersebut, sebagian besar dipublikasikan pada skala
nasional dan sebagian dipublikasikan pada skala internasional dalam bentuk
jurnal, proceding book dan oral presentation.
Untuk tetap menjaga mutu dan produktivitas, dilakukan mekanisme
pembimbingan dengan menggunakan pedoman pembuatan karya ilmiah yang
berlaku di lingkungan prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. Untuk
menjaga relevansi, penelitian dilakukan dengan acuan pada pohon penelitian
yang telah disusun oleh Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 52


Perolehan dana untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat
berasal dari dana mandiri dan dana dari pemerintah/ swasta. Untuk pengabdian
masyarakat perolehan dana dimanfaatkan seefisien mungkin dalam bentuk
kegiatan bhakti sosial dan dalam bentuk seminar awam.

2. Agenda, keberlanjutan, diseminasi hasil penelitian danpengabdian


kepada masyarakat.
Secara umum agenda penelitian dan pengabdian masyarakat sudah
terjadwal setiap tahunnya. Untuk diseminasi hasil penelitian dilakukan melalui
publikasi jurnal dan seminar dalam bentuk oral presentation.

3. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bersama


dosen dan mahasiswa.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, tercatat 6 penelitian dosen yang
melibatkan peserta didik dan 54 penelitian yang dilakukan dosen sebagai
pembimbing tugas akhir/ penelitian terhadap peserta didik, sedangkan untuk
kegiatan pengabdian masyarakat tercatat 11 kegiatan pengabdian masyarakat
yang melibatkan peserta didik.

4. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan pengabdian kepada


masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa.
Kegiatan penelitian yang dilakukan peserta didik selain sebagai salah
satu prasyarat kelulusan juga dapat dimanfaatkan hasilnya bagi peserta didik
yaitu pengalaman melakukan penelitian dengan diterapkan kompetensi yang
dimiliki peserta didik.

5. Hubungan antara pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada


masyarakat

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 53


Semua kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat
saling terkait dimana ketiga komponen tersebut merupakan konteks dari
perwujudan visi, misi, dan tujuan program studi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi
Kegiatan pengajaran dan penelitian merupakan bukti dalam capaian
kompetensi serta pengembangan keilmuan dan pengetahuan, sedangkan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan bukti yang secara
langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam penanganan spesialis di
bidang paru.

6. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan publikasi dosen.


Dalam kurun waktu 3 tahun sebanyak 60 publikasi penelitian yang telah
dilakukan staf dosen dengan atau tanpa melibatkan peserta didik serta sebagai
pembimbing penelitian.

7. Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga


dalam dan luar negeri.
Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga dalam
dan luar berjalan dengan baik. Lembaga dalam yang dimaksud adalah Litbang
RSUD Dr. Soetomo, Komite etik RSUD Dr Soetomo dan Statistik FK UNAIR,
sedangkan dengan lembaga luar yang dimaksud adalah komite etik RSU
Soewandi Surabaya, RS Haji Surabaya, dan RS Universitas Airlangga.

8. Mutu dan kurun waktu penyelesaian skripsi/tesis/disertasi (termasuk


proses penulisan tesis dan pembimbingannya).
Mutu penelitian dinilai sangat baik, dimana dalam proses pembuatannya
dibawah bimbingan staf dosen mendapat koreksi penuh mulai dalam pemilihan
judul, materi penelitian, pembahasan penelitian maupun referensi yang didapat.
Selain itu, upaya yang dilakukan staf dosen adalah sedapat mungkin staf dosen
prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi menghimbau peserta didik
dalam plagiatisme. Dalam kurun waktu penyelesaian penelitian belum tercatat
secara administratif sejak pengajuan proposal penelitian kepada pembimbing
sampai dengan akhir penelitian.

9. Publikasi hasil penelitian, karya inovatif, dan rangkuman


skripsi/tesis/disertasi.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 54


Dalam kurun waktu 3 tahun program studi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Resprasi telah mempublikasikan hasil penelitinan dan karya
inovatifnya di tingkat nasional maupun internasional sebanyak 106 publikasi
dalam bentuk jurnal, buku, proceding book maupun oral presentation.

10. Kerjasama dengan instansi yang relevan


Kerjasama dengan instansi yang relevan sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama tersebut berdampak positif bagi prodi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi yaitu; peningkatan jumlah kasus baru yang ditangani
peserta didik, menambah skill peserta didik, serta menambah pengalaman
peserta didik dalam hal penanganan pasien dengan sistem rujukan yang
berbeda dengan RSUD Dr.Soetomo.

11. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama.


Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama berjalan dengan baik.
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh prodi adalah dari hasil evaluasi
penilaian yang diberikan rumah sakit jejaring terhadap peserta didik dalam
bidang pendidikan dan pelayanan yang disampaikan kepada Ketua Departemen
dan KPS Prodi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respiasi FK UNAIR.

12. Hasil kerjasama yang saling menguntungkan.


Hasil kerjasama yang saling menguntungkan yang didapat oleh prodi
adalah pengembangan capaian kompetensi peserta didik dalam bidang
pendidikan dan pelayanan, peningkatan jumlah kasus yang ditangani peserta
didik. Selain itu hasil yang didapat oleh rumah sakit jejaring adalah dapatnya
undangan bagi staf dokter spesialis jejaring menjadi pembicara kegiatan ilmiah
untuk updating dan sharing keilmuan terkait, penambahan tenaga medis
(peserta didik) dalam hal membantu penanganan pelayanan.

13. Kepuasan pihak-pihak yang bekerja sama


Kepuasan antar kedua belah pihak secara umum dapat dinilai sangat
puas, dimana dapat dilihat dari tetap terjalinnya kerjasama jejaring yang
berlangsung selama lima tahun lebih.

14. Analisis SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 55


a. Program studi memiliki dosen dari a. Belum optimalnya dalam penyerapan
Fakultas Kedokteran dan Program Studi dana lembaga untuk penelitian.
terakreditasi A b. Kurangnya kegiatan pengabdian
b. Program studi memiliki guru besar yang masyarakat yang dilakukan program
memiliki reputasi di tingkat nasional dan studi
internasional c. Afiliasi dengan RS/Universitas luar
c. Tersedia digital library UNAIR yang negeri kurang sehingga penelitian
memudahkan akses unduhan jurnal bertaraf internasional tidak terlalu
kedokteran gratis banyak
d. Memiliki PPDS yang dapat membantu
penelitian yang berkualitas serta
pengabdian masyarakat yang
bermanfaat
e. RSUD dr. Soetomo merupakan RS
Rujukan Utama Indonesia sehingga
memiliki jumlah kasus yang cukup untuk
melakukan penelitian
f. Beberapa dosen telah dan sedang
mengikuti pendidikan/pelatihan di luar
negeri
g. Memiliki dosen yang menguasai
teknologi informatika
h. Adanya kerjasama rumah sakit jejaring
yang terjalin dengan baik untuk
menunjang penyelenggaraan program
studi.
i. Adanya penelitian dosen yang terindeks
scopus
Peluang (O) Ancaman (T)
a. Terjalinnya kerjasama dengan pihak luar a. Peluang publikasi karya ilmiah yang
negri memberikan peluang selanjutnya dilakukan pusat pendidikan paru lain
untuk dosen dalam studi lanjut maupun lebih besar.
fellowship. b. Jumlah tenaga pendidik yang kurang
b. Jumlah penyakit paru di Indonesia dibandingkan dengan tugas akademik
khususnya di Jawa Timur masih tinggi dan administratif menyebabkan waktu
c. Dana penelitian yang disediakan negara dan tenaga untuk penelitian dan
cukup besar pengabdian masyarakat kurang

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 56


d. Universitas memberikan insentif yang c. Indonesia masih menjadi negara
cukup besar bagi dosen yang memiliki dengan jumlah publikasi rendah
karya ilmiah yang dimuat di dalam jurnal sehingga kurang menarik minat jurnal
yang terindeks scopus internasional untuk memuat karya
ilmiah dosen

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 57


BAB II
ANALISIS SWOT

Analisis SWOT Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga secara keseluruhan merujuk BAB I sesuai
dengan masing-masing komponen. Dari analisis tersebut dibuat analisis dan strategi
dan pengembangan Program Studi Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
1. Analisis antar komponen
a. Langkah 1:Identifikasi Kelemahan (W) dan Ancaman (T) yang paling
mendesak untuk diatasi secara umum pada tiap komponen.
b. Langkah 2: Identifikasi Kekuatan (S) dan Peluang (O) yang diperkirakan
cocok untuk mengatasi Kelemahan (W) dan Ancaman (T) yang telah
diitentifikasi pada langkah 1
c. Langkah 3: Pola Analisis SWOT
d. Langkah 4: Strategi untuk menangani Kelemahan (W) dan Ancaman (T)
termasuk pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan program secara
berkelanjutan.

e. Langkah 5: Prioritas penanganan Kelemahan (W) dan Ancaman (T) dengan


memilih salah satu strategi:
1.) Perluasan / Pengembangan Program: bila kekuatan lebih besar dari
kelemahan
2.) Upaya Konsolidasi ke dalam: bila kekuatan lebih kecil dari kelemahan
dan peluang lebih kecil dari ancaman. Strategi ini menekankan penataan
organisasi internal dengan menggunakan kekuatan (S) dan Peluang (O)
yang dimiliki Program Studi serta mengurangi Kelemahan (W) internal dan
Ancaman (T) eksternal.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 58


2. Strategi Pengembangan

1. Sosialisasi pemantapan visi, misi, tujuan dan sasaran Universitas, Fakultas


dan Departemen di lingkungan Program Studi Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi.
2. Penguatan program kerja Gugus Penjaminan Mutu untuk melakukan
konsolidasi internal khususnya di bidang manajemen organisasi dan
pembinaan mutu Program Studi.
3. Memperluas jaringan kerjasama pendidikan, pelayanan, penelitian dan
pengabdian masyarakat antara Program Studi dengan instansi Pemerintah
Pusat dan Daerah, perguruan tinggi lainnya baik nasional maupun
internasional, lembaga pelayanan kesehatan, perhimpunan profesi dokter,
dan sektor swasta terkait.
4. Koordinasi terpadu seluruh komponen Kepala Departemen, Ketua Prodi,
staf dosen, peserta didik, dan tenaga administrasi untuk bersama-sama
berkomitmen menyelenggarakan tinjauan manajemen dan tata kelola
program studi yang tertib, terarah dan berkesinambungan.
5. Mengembangkan sistem informasi dan komunikasi yang berbasis
teknologi.
6. Perlunya penyusunan program kerja program studi yang melibatkan peran
aktif dari seluruh komponen sehingga dihasilkan program kerja dan
pendanaannya yang sesuai dengan kebutuhan program studi.
7. Mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan diri di
bidang pendidikan, penelitian, dan kegiatan pengabdian masyarakat serta
kesempatan berorganisasi.
8. Mengadakan pertemuan rutin dan terjadual dengan pengguna lulusan,
alumni dan staf dosen untuk memperoleh masukan perbaikan program
studi.
9. Penataan dan monitoring pelaksanaan kurikulum pendidikan program studi
secara kontinu.
10. Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang
menunjang proses pembelajaran peserta didik.
11. Perlunya pengelolaan manajemen keuangan yang akuntabel dan
bersandar pada kebutuhan riil program studi.
12. Perlunya pengembangan investasi dana yang bertujuan untuk menopang
kegiatan program studi

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 59


13. Penguatan program penelitian program studi yang meliputi penumbuhan
minat peneliti, pembuatan pohon penelitian, pendanaan, dan publikasi
nasional/internasional.
14. Menggalakkan kegiatan pengabdian masyarakat guna meningkatkan daya
guna dan promosi program studi bagi masyarakat.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 60


DAFTAR RUJUKAN

Accreditation Commission for Senior Colleges and Universities, 2001. Handbook of


Accreditation. Alameda, CA: Western Association of Schools and Colleges.

BAN-PT, 2000. Guidelines for External Accreditation of Higher Education. Jakarta:


BAN-PT.

BAN-PT, 2000. Guidelines for Internal Quality Assessment of Higher Education.


Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. PedomanEvaluasi-diri Program Pendidikan. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Pendidikan D-III. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Pendidikan S1. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Pendidikan S2. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Doktor. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2005. PedomanEvaluasi-diri Program Pendidikan. Jakarta: BAN-PT.

McKinnon, K.R., Walker, S.H. & Davis, D., 2000. Benchmarking: A Manual for
Australian Universities. Canberra: Department of Education, Training and
Youth Affairs, Higher Education Division.

National Council for Accreditation of Teacher Education, 1997. Standards,


Procedures, and Policies for the Accreditation of Professional Education Units.
Washington, DC: NCATE.

Quality Assurance Agency for Higher Education, 1998. Quality Assurance in UK


Higher Education: A brief guide. Gloucester: QAA, http:/www.qaa.ac.uk.

Tadjudin, M.K., 2002. Asesmen Institusi untuk Penentuan Kelayakan Perolehan


Status Lembaga yang Mengakreditasi Diri bagi Perguruan Tinggi: Dari

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 61


Akreditasi Program Pendidikan ke Audit Lembaga Perguruan Tinggi. Jakarta:
BAN-PT.

Technological and Professional Skills Development Sector Project, 2001. Guidelines


for Self-evaluation Report Submission, Batch II. Jakarta: Directorate General of
Higher Education, Ministry of National Education.

LAM-PTKes, Pedoman Evaluasi-diri ProgramStudi dan Institusi Perguruan Tinggi, 2015. 62

Anda mungkin juga menyukai