Cermat Bahasa Indonesia Dan Penulisan Ilmiah Untuk Perguruan Tinggi
Cermat Bahasa Indonesia Dan Penulisan Ilmiah Untuk Perguruan Tinggi
CERMAT
BAHASA INDONESIA
DAN
PENULISAN ILMIAH
UNTUK PERGURUAN TINGGI
Diterbitkan Oleh:
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah Untuk
Perguruan Tinggi
Oleh: JUNI AHYAR, S.Pd., M.Pd.
Penerbit:
SEFA BUMI PERSADA
Jl. B. Aceh – Medan, Alue Awe - Lhokseumawe
email: sefabumipersada@gmail.com
Telp. 085260363550
Printed in Lhokseumawe, 2016
Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Cetakan I : 2015 – Lhokseumawe
Cetakan II: 2016 – Lhokseumawe
ISBN 978-602-1068-05-2
1. Hal. 325 : 14 ,5 x 20,6 cm I. Judul
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB I
PENGANTAR KULIAH
BAHASA INDONESIA
1.1 Deskripsi Kuliah
Pengaturan mengenai bahasa Indonesia dalam Undang-
Undang No. 24 Tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan (selanjutnya disebut UU
No. 24/2009) dan berdasarkan Surat Putusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Republik
Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, tanggal 6 September 2006,
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, mata kuliah
Bahasa Indonesia sebagai MPK menekankan keterampilan
mahasiswa untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Keterampilan berbahasa mahasiswa dapat dibina
melalui kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dengan keterampilan menulis akademik sebagai fokus. Materi
berbicara meliputi (a) presentasi, (b) berseminar, dan (c)
berpidato. Materi membaca meliputi (a) membaca artikel
ilmiah, (b) membaca tulisan populer, dan (c) mengakses
informasi melalui internet. Adapun materi menulis meliputi (a)
menulis makalah, (b) menulis laporan, (c) menulis
rangkuman/ringkasan teks, dan (d) menulis resensi buku.
1.2 Tujuan Kuliah (Kompetensi Dasar)
Ada dua tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai oleh
kuliah bahasa Indonesia, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
Bahasa Indonesia dijadikan mata kuliah pengembangan
kepribadian (MPK) di setiap perguruan tinggi dengan tujuan agar
para mahasiswa menjadi ilmuan profesional yang memiliki sikap
bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap bahasa
yang positif terhadap bahasa Indonesia diwujudkan dengan (1)
1. Pengantar Kuliah
2. Fungsi dan Ragam Bahasa
3. Ejaan
4. Tata Kalimat
5. Paragraf
6. Alinea
7. Jenis-jenis Makna Kata
8. Bentuk-bentuk Pertalian Makna
9. Pilihan Kata (Diksi)
10. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
11. Penulisan Daftar Referensi
12. Dasar Surat-Menyurat dalam Bahasa Indonesia
13. Berpidato
14. Teknik Membaca
15. Penggunaan Kata yang Baku dalam Bahasa Indonesia
Dengan berbagai pertimbangan, antara lain buku tidak
terlalu tebal dalam buku ini disajikan materi-materi yang mudah
diserap atau dipahami oleh mahasiswa.
1.4 Metode Kuliah
1. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian mahasiswa.
2. Bentuk aktivitas proses pembelajaran adalah (a) kuliah
tatap muka, (b) ceramah, (c) dialog (diskusi) interaktif
(d) studi kasus, (e) penugasan mandiri dan kelompok, dan
(f) tugas baca.
BAB II
PENDAHULUAN
Latihan!
1. Jelaskan perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulisan!
2. Bagaimanakah cara berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar berdasarkan situasi resmi dan situasi tidak resmi?
3. Jelaskan fungsi bahasa sebagai bahasa sebagai alat
komunikasi, bahasa sebagai alat intergrasi dan adaptasi,
bahasa sebagai alat kontrol sosial!
BAB III
EJAAN
3.1 Ejaan
Ejaan ialah keseluruhan aturan tata tulis suatu bahasa baik
yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan
kalimat, maupun penggunaan tanda baca. EYD yang kita pakai
sekarang ini menganut sistem tulisan fonemis. Pelambangan
fonem dengan huruf ejaan yang pernah dipakai dalam bahasa
Indonesia terdiri atas empat macam.
1) Ejaan Van Ophuysen (1901-1947). Ejaan hasil karya Ch. A.
Van Ophuisyen yang dibantu oleh Engku Nawawi.
2) Ejaan Republik/Ejaan soewandi (1947-1972).
Penyederhanaan ejaan Van Ophuysen maka diresmikanlah
bahasa Republik oleh Menteri P&K waktu itu Mr. Suwandi
maka dinamakan juga dengan ejaan Suwandi
3) Ejaan Melindo (1954-1959). Hasil kongres bahasa Indonesia
ke 2 di Medan disebut juga Ejaan Melindo (Melayu-
Indonesia). Karena adanya konfrontasi antara Indonesia dan
Malaysia.
4) Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan 1972- sekarang.
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus
1972 dan mulai diberlakukan tanggal 17 Agustus 1972. Tiga
tahun kemudian diterbitkanlah Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Mulai berlaku 31 Agustus 1975
KepMenDikBud No. 0196/U/1975.
Pertama:
Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam
bahasa indonesia seperti, reshuffle
Kedua:
Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa indonesia dalam hal ini disesuaikan agar
ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
1) Adopsi, yaitu memungut secara utuh tanpa pengubahan atau
penyesuaian.
Bahasa Sanskerta
Aneka, asrama, budaya, cita, darma, dirgahayu, guna, harta,
bina, indra, kuasa, mahkota, niscaya, pahala, purba, resi,
saksama, siksa, surga, upaya, wanita, warta.
Bahasa Arab
Abjad, adil, akal, amal, bab, balig, batal, berkat, derajat,
doa, fajar, gaib, hadir, hak, hal, kiamat, lafal, logat, rukun,
yakin
Bahasa Parsi
Bandar, daftar, istana, laskar, mawar, nakhoda, saudagar,
tahta, tamasya
Bahasa Tamil
Bahasa Portugis
Almari, armada, gereja, jendela, kemeja, lentera, ronda,
serdadu
Bahasa Cina
Bakso, cawan, kecap, kuah, kue, loteng, tahu, tauco
Bahasa Belanda
Atlas, bom, dogma, fase, kalender, ketel, kompas, meter,
pamflet, radio, rak, soda, tabel, ultra, violet
Bahasa Inggris
Dialog, fatal, filter, intern, liberal, modern, normal, novel,
program, senior
Tidak Baku
Sampel dipilih secara rambang.
Data dianalisis dengan teknik korelasi, Anova, dan regresi ganda.
... dengan teori; kemudian ...
... Sebagai berikut :
Hal itu tidak benar !
Benarkah hal itu ?
Jumlahnya sekitar 20 %.
Baku
Sampel dipilih secara rambang.
Data dianalisis dengan teknik korelasi, Anova, dan regresi ganda.
... dengan teori; kemudian ...
... Sebagai berikut:
Hal itu tidak benar!
Benarkah hal itu?
Jumlahnya sekitar 20%.
Tanda kutip (“...”) dan tanda kurung () diketik rapat dengan
huruf dari kata atau frasa yang diapit.
Tidak baku
Kelima kelompok “sepadan”.
Tes tersebut dianggap baku (standardized).
Baku
Kelima kelompok “sepadan”.
Tes tersebut dianggap baku (standardized).
Tanda hubung (-), tanda pisah (--), dan garis miring (/) diketik
rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Tidak baku
Tidak berbelit – belit.
Ini terjadi selama tahun 1942 – 1945.
Semua teknik analisis yang dipakai di sini
--kuantitatif dan kualitatif –- perlu ditinjau.
Dia tidak / belum mengaku.
Baku
Tidak berbelit–belit.
Ini terjadi selama tahun 1942–1945.
Semua teknik analisis yang dipakai di sini
--kuantitatif dan kualitatif–-perlu ditinjau.
Dia tidak/belum mengaku.
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah
(+), kurang (-), kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu
ketukan sebelum dan sesudahnya.
Tidak baku
Sadtono (1908:10)menyatakan pemenggalan kata pada
akhir baris (-) disesuaikan dengan suku katanya.
Masalah ini perlu ditegas-kan.
Tidak dilakukan dengan mem-babi-buta.
Baku
Sadtono (1908:10) menyatakan pemenggalan kata pada
akhir baris (-) disesuaikan dengan suku katanya.
Masalah ini perlu ditegas-kan.
Tidak dilakukan dengan mem-babi-buta.
Latihan!
BAB IV
JENIS KATA
S P O Ket.
Lemari ini tidak dikunci sejak tadi malam.
S P Ket.
S P
Contoh kata kerja intransitif berpelengkap
manasuka adalah beratap, berpakaian,
berdinding, berpagar, ketahuan, kecopetan,
bercat, berpola, naik, berbaju, berhenti,
kehujanan, berpintu.
3) Ditinjau dari hubungan kata kerja dengan kata benda
dalam kalimat, kata kerja dibedakan atas:
(1) Kata kerja aktif, biasanya berawalan me-, ber-, atau
tanpa awalan.
Contoh:
Datang, menulis, menyanyi, berkata, berdua,
mencintai, makan, pergi, tidur
(2) Kata kerja pasif, biasanya berawalan di- atau ter-.
Contoh:
Terbawa, terkenal, terlena, dilamar, dimakan,
tertawa, ditinju, tersiksa, ditembak
(3) Kata kerja anti-aktif (ergatif) adalah kata kerja pasif
yang tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif.
Subjek pada kata kerja ini merupakan penanggap
(pihak yang merasaka, menderita, atau mengalami).
Contoh:
Kecopetan, kena marah, kena pukul, terantuk,
tembus
(4) Kata kerja anti-pasif adalah kata kerja aktif yang
tidak dapat diubah menjadi kata kerja pasif.
Contoh:
Benci terhadap, bertanam, haus akan
4) Ditinjau dari hubungan antara kata benda yang
mendampinginya, kata kerja dibedakan atas:
(1) Kata kerja resiprokal adalah kata kerja yang
menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua
pihak secara berbalasan. Kedua belah pihak terlibat
perbuatan.
Contoh:
Cubit-cubitan, saling membenci, berantam, baku
hantam, baku tembak, berpegangan, bermaaf-
maafan, bersentuhan, saling memberi, tolong-
menolong.
(2) Kata kerja tidak resiprokal adalah kata kerja yang
tidak menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua
pihak dan tidak saling berbalasan.
Contoh:
Menari, menulis, menyanyi, memburu
5) Ditinjau dari sudut referensi argumennya, kata kerja
dibedakan atas:
1) Kata kerja refleksif adalah kata kerja yang kedua
referennya sama.
Contoh:
Berjemur, membaringkan diri, becermin, bercukur,
berdandan, berhias, melarikan diri
2) Kata kerja tidak repleksif adalah kata kerja yang
kedua argumennya mempuyai referen yang berlainan.
Contoh:
Bekerja, mengantuk, menangis, berlari
4.2 Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda.
Berikut ini merupakan contoh kata-kata sifat.
1) Dapat bergabung dengan partikel tidak, lebih, sangat,
agak.
Contoh:
Tidak mandi, lebih besar, sangat indah, agak dingin
2) Dapat mendampingi kata benda.
Contoh:
Baju baru, lukisan indah, sepeda kuno, rumah tua
3) Dapat diulang dengan imbuhan se-nya.
Contoh:
2) Denominalisasi
Contoh: Berbahaya, berbusa, berbisa, berhati-
hati, bersahabat, bermanfaat, budiman,
dermawan, kesatria, lebar, luas, malam,
membudaya, menggunung, meradang,
menyimpang, pagi, panjang, pemalas, pemarah,
penyanyang, rahasia, serasi, siang, sukses, tinggi
3) Deadverbialisasi
Contoh: Bertambah, berkurang, menyengat,
melebih, bersungguh-sungguh, mungkin
4) Denumeralisasi
Contoh: Menyeluruh, mendua, menunggal
5) Deinterjeksi
Contoh: Wah, sip, aduhai
4.2.3 Kata sifat majemuk
a. Subordinatif
Contoh:
buta huruf, besar mulut, buta warna, busuk hati,
hangat-hangat kuku, kepala dingin, keras kepala,
pahit lidah, panjang tangan, rendah hati, tajam
ingatan, tinggi hati
b. Koordinatif
Contoh:
besar kecil, gagah berani, lemah gemulai, letih lesu,
aman sentosa, porak poranda, sehat wal afiat, sopan
santun, suka duka, tua muda, riang gembira, senasib
sepenanggungan
4.3 Kata Benda (Nomina)
Kata benda adalah kata yang me ngacu pada manusia,
binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Contohnya murid,
kuda, burung, kursi, meja, dan kemiskinan adalah nomina.
Ciri-ciri kata benda adalah sebagai berikut:
1. Dalam kalimat yang predikatnya berupa kata kerja, kata
benda cendrung menduduki fungsi subjek, objek, atau
pelengkap.
Contoh:
Menteri Agama mengunjungi Universitas Malikussaleh.
s/kb p/kk o/kb
Negara Indonesia berlandaskan Pancasila.
s/kb p/kk pel/kb
Contoh:
Mobil mewah, naskah kuno, rumah angker, naskah yang
kuno, mobil yang mewah, rumah yang angker.
4. Deadverbialisasi
Contoh:
Kelebihan, kekurangan, keterlaluan
d. Kata benda yang mengalami proses pemajemukan
Contoh:
tata tertib, ganti rugi, uang muka, tata kota,
kontraindikasi, semifinal, pascapanen, mahaguru,
anak cucu, lalu lintas, sepak bola, pedagang
eceran, unjuk rasa, orang terpelajar
Contoh:
Baru, segera, tadi, kemarin, esok, lusa
2) Bernada negative
Contoh: Cis, cih, bah, ih, idih, brengsek, sialan
3) Bernada keheranan
Contoh: Astagfirullah, masya Allah, ai, Io
BAB V
KALIMAT
5.2.1 Subjek
Subjek, sering disebut pokok kalimat, adalah unsur
utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna
kalimat. Penempatan subjek yang tidak jelas atau tidak
tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan
subjek dalam kalimat berfungsi:
a) membentuk kalimat dasar, luas, tunggal, dan majemuk;
b) memperjelas makna;
c) menjadi pokok pikiran;
d) menegaskan atau memfokoskan makna;
e) memperjelas ungkapan pikiran, dan
f) membentuk kesatuan pikiran.
Contoh:
(1) Ibu / sangat ramah
S P = kata sifat = frasa = jawaban atas pertayaan
bagaimana
predikat; (b) harus lengkap; (c) tidak berupa anak kalimat atau
penggabungan anak kalimat; (d) urutan kata harus tepat; dan (e)
hubungan antarkalimat juga harus tepat. Hal ini dapat dilihat
pada contoh berikut ini.
1) Dalam sidang memutuskan bahwa terdakwa dikenai
hukuman penjara selama empat tahun. (salah)
2) Kalimat ini salah karena predikatnya berbentuk aktif tetapi
tidak mempuyai subjek karena subjeknya didahului oleh
kata dalam. Agar kalimat tersebut benar, perbaikannya
sebagai berikut.
Sidang memutuskan bahwa terdakwa dikenai hukuman
penjara selama empat tahun
(kata dalam dihilangkan sehingga kalimat ini mempuyai
subjek)
Dalam sidang diputuskan bahwa terdakwa dikenai
hukuman penjara selama empat tahun.
(kata dalam tetap digunakan, tetapi predikatnya diubah
menjadi bentuk pasif)
3) Sidang yang memutuskan bahwa terdakwa dikenai hukuman
penjara selama empat tahun. (salah)
Kalimat tersebut salah karena di depan predikat
menggunakan kata yang. Hal ini berarti kalimat tersebut
tidak mempuyai predikat, tetapi hanya mempuyai subjek
dan perluasan subjek. Agar menjadi kalimat yang benar
diperbaiki menjadi.
Sidang memutuskan bahwa terdakwa dikenai hukuman
penjara selama empat tahun.
(kata yang dihilangkan sehingga kalimat tersebut
mempuyai predikat)
4) Meskipun ia tidak pandai, tetapi ia suka membaca buku-
buku untuk menambah pengetahuannya. (salah)
S : KB P : (KD+KB)
Mereka / menonton / sandiwara
S : KB P : KK O : KB
Ayah / mencarikan / saya /pekerjaan
S : KB P : KK O1 : KB O2 : KB
Ahmad / pedagang
S : KB P : KB
Dari contoh diatas dapat dikatakan bahwa kalimat-
kalimat tersebut terdiri atas satu kalimat tunggal dan
berpola dasar dengan struktur subjek (selalu kata benda) dan
predikat (dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat,
kata bilangan, dan kata keterangan).
Kalimat tunggal dan berpola dasar dapat diperluas
dengan menambahkan kata-kata pada masing-masing
unsurnya sehingga kalimat itu menjadi panjang (lebih
panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat
dikenali unsur utamanya (subjek dan predikatnya). Perluasan
itu dapat dilihat pada contoh berikut.
7) Adik / menangis.
S P
Adik bungsuku / sedang menangis di pangkuan ibu.
S P K
8) Mereka / menonton / sandiwara.
S P O
Mereka beserta robongannya / menonton / sandiwara
tradisional.
S P O
Adiknya tinggi.
Kakaknya pendek.
Adiknya tinggi, tetapi kakanya pendek.
Adiknya tinggi, sedangkan kakaknya pendek.
Adiknya tinggi, namun kakaknya pendek.
Ucapan serah terima jabatan pengurus koperasi sudah
selesai.
Bapak Ustadz membacakan doa selamat.
Upacara serah terima jabatan pengurus koperasi
sudah selesai, lalu Bapak Ustadz membacakan doa
selamat.
Mula-mula upacara serah terima jabatan pengurus
koperasi, kemudian pembacaan doa selamat.
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di
kantor pos terdekat.
Para petugas menagihnya ke rumah pemi;lik televisi.
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di
kantor pos terdekat, atau para petugas menagihnya
ke rumah pemilik televisi langsung.
Kalimat majemuk setara, apabila unsur-unsurnya ada
yang sama, maka unsur-unsur itu dapat dipakai satu saja
atau dirapatkan sehingga akan menghasilkan kalimat
majemuk setara rapatan.
Contoh:
Kami mengambil data.
Kami menganalisis data.
Kami mengambil dan menganalisis data, kemudian
menyusun laporan.
Ciri-ciri:
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau, ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang,
disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan).
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:
1. Subjek akan menjadi Objek
2. Predikat berimbuhan me – ~ di-
3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif
maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan
di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat
tanpa imbuhan.
Contoh:
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K
verbal dapat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan kalimat
pasif.
A. Kalimat aktif, perhatikan contoh di bawah ini:
1. Ibu Gubernur akan membuka pameran itu.
2. Mereka harus mengerjakan tugas ini.
3. Bapak memperbaiki sebuah televisi.
4. Adik sedang berbelanja di pasar.
5. Kereta api berjalan cepat.
Kelima contoh di atas merupakan kalimat aktif. unsur ibu
gubernur, mereka, bapak, adik, dan kereta api dalam kalimat di
atas berfungsi sebagai subjek.
Unsur-unsur tersebut merupakan kata benda yang menyatakan
pelaku perbuatan. Unsur akan membuka, harus mengerjakan,
berjalan merupakan kata kerja yang berfungsi sebagai predikat
yang menunjuk suatu kegiatan.
Sedangkan unsur pemeran itu, tugas ini, dan sebuah televisi,
merupakan kata benda yang berfungsi sebagai objek kalimat.
Kalimat keempat dan kelima tidak mempunyai objek.
Pada kalimat kesatu, kedua, dan ketiga predikatnya berupa kata
kerja yang berimbuhan me-, me-kan, memper-i. Predikat
kalimat nomor 4 dan 5 berupa kata kerja yang berimbuhan ber.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri
kalimat aktif adalah sebagai berikut:
1. subjek berupa kata benda dan menyatakan sebagai pelaku
perbuatan.
2. predikat berupa kata kerja yang berimbuhan me-, me-kan,
me-i, memper- kan, memper-i, dan ber-.
3. predikat dapat pula berupa kata kerja aus.
Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu
kalimat transitif dan kalimat intransitif.
1. Kalimat transitif
2. Kalimat intransitif
Kalimat intransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya tidak
diikuti objek. Predikat kalimat intransitif berupa kata berawalan
ber- dan beberapa yang berawalan me-.
Contoh:
– Mobil sedan itu menepi.
– Ida belajar giat.
– Angin bertiup dengan kencang.
– Mereka sedang tidur nyenyak.
5.7 Kalimat Pasif
Perhatikan contoh kalimat pasif berikut ini:
– Pameran itu akan dibuka Ibu Gubernur.
– Tugas ini harus dikerjakan mereka.
– Sebuah televisi diperbaiki Bapak.
– Ia kedinginan.
– Ibu terbangun ketika itu.
– Hal itu telah saya katakan kepadanya.
5.8.1 Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah
kalimat. Dengan satu ide itu, kalimat boleh panjang atau
pendek, menghubungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat
mempertentangkan kesatuan yang satu dan yang lainnya asalkan
2. ...bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka.
(salah memilih kata namun sebagai pasangan kata bukan).
3. Manajer saya memang orangnya printer. Dia juga bekerja
dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun
demikian, dia... (salah memakai frasa namun demikian)
4. Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab para orang tua, guru, polisi atau petugas
dinas sosial; sebab sebagaian besar penduduk negeri ini
terdiri dari anak-anak, remaja, dan pemuda di bawah umur
30 tahun. (salah karena tidak diberi koma antara polisi dan
atau, dan antara remaja dan dan sehingga klasifikasi
anggota kelompok yang dirinci, masing-masing berkurang
satu).
Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor
ketepatan:
1a. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi
sampai petang.
2a. ...bukan saya yang tidak mau, melainkan dia yang tidak
suka.
3a. Manajer saya memang orangnya printer. Dia juga bekerja
dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun
demikian, dia...
4a. Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab para orang tua, guru, polisi atau petugas
dinas sosial; sebab sebagaian besar penduduk negeri ini
terdiri dari anak-anak, remaja dan pemuda di bawah umur
30 tahun.
5.8.5 Kehematan
Kehematan adalah adanya upaya menghindari pemakaian
kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-
kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata
Latihan!
Berikanlah fungsi kalimat pada contoh kata pengantar di bawah
ini!
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt.
yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Korelasi Antara
Pengetahuan Surat-menyurat dan Kemampuan Menulis Surat
Dinas Pada Siswa Kelas VIII MTsN 1 Lhokseumawe”. Selawat dan
salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad saw. yang
telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
BAB VI
PARAGRAF
100
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
102
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
104
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
b.
1. Topik umum : Bertanam di lahan sempit
2. Topik persuasi : a.
b.
106
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB VII
ALINEA
108
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
110
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
112
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
dsb --------------------------------------------------------------------------
---------------------------
Contoh:
Meskipun tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari
satu desa ke desa lainnya, dari satu negara ke negara
lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat
diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat
memenuhi harapan semua penduduk ... kedua,
pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan
pendidikan, dan pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan
pembangunan desa diharapkan pendapatan penduduk dapat
menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai
bentuk yang positif, ... keempat, pembangunan desa
diharapkan pula dapat menjamin keselamatan atau jaminan
dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan
membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga
desa.
114
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
116
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Contoh:
Apa saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang
pemimpin diskusi agar diskusinya dapat mencapai sasaran?
Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak mendominasi
jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar
diskusi berjalan lancar menurut arah yang dikenhendakai
pokok persoalan bersama, dan harus menstimulir anggota
diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah
pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli
pembicaraan oleh seorang peserta saja, dan kalau ada salah
paham atau perbedaan pendapat harus mengusahakan
penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus
membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.
Selain itu, ada juga pola urutan yang jika dilihat sepintas
lalu seperti kebalikan urutan tanya – jawab, yakni sebuah
pola urutan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan dan
diakhiri dengan sebuah pernyataan. Akan tetapi pernyataan
itu ada kalanya bukan pernyataan yang sebenarnya, tetapi
hanya merupakan ungkapan kesangsian terhadap hal-hal
yang diungkapkan sebelumnya. Jadi, dalam pola urutan ini
mula-mula diungkapkan pernyataan-pernyataan yang dapat
pula pendapat orang seorang, dapat juga pendapat umum,
kemudian penulis mengungkapkan kesangsianya terhadap
pendapat itu yang disusun dalam bentuk kalimat tanya.
118
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
---------------------------------------------------------------------------
---------------------------- pernyataan -------------------------------
---------------------------pernyataan 2, (dsb) 1----------------------
------------------------------ kesangsian ------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
Contoh:
Pembicaraan mengenai sasaran komunikasi tentu tidak
dapat dilepaskan dari pembangunan. Dalam konteks ini,
tujuan komunikasi pembangunan (termaksud yang dilakukan
dengan KMD) adalah untuk mendorong pembangunan. Lebih
jauh lagi, pada akhirnya komunikasi diharapkan
menimbulkan perubahan, menanamkan sikap, dan
mendorong inovasi. Akan tetapi mungkinkah KMD menjadi
suatu medium inovasi? Apakah koran mampu membawa
perubahan?
Kecuali pola-pola urutan di atas tentu saja masih ada pola
urutan lain. Pola urutan lain itu di antaranya adalah pola
urutan kombinasi atau campuran dari dua atau lebih suatu
pola urutan yang tersebut di atas. Perhatikanlah alinea
berikut ini!
Contoh:
Perbedaan yang sudah ada tentu sulit diseragamkan
mislnya biasa dilihat dari perserikatan wartawan. Di
Indonesia ada PWI yang beranggotakan mulai dari reporter
sampai pimpinan redaksi. Singapura dan Malaysia
mempunyai kemiripan dengan Inggris dan Australia.
Persatuan wartawan di sana hanyalah untuk mereka yang
berpangkat reporter saja, serikat kerja (trade union) saja.
Pangkat pemimpin redaksi di sana biasnya masuk kategori
majikan karena dia juga pemilik surat kabar. Kekudukanya
sejajar dengan penerbit, dan hubungannya dengan
wartawan terwujud dalam kerangka patron dan client. Di
Indonesia ada pula SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar),
yauitu semacam perkumpulan majikan. Jadi, di Indonesia
120
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
122
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
124
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
126
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB VIII
JENIS-JENIS MAKNA KATA
128
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Jenis I.
Sebagaimana yang diperlihatkan oleh kata hidup-mati. Cirinya,
bila salah satu disangkal, artinya sama dengan pasangannya itu.
Bila dikatakan tidak hidup, maka artinya sama dengan mati;
demikian pula sebaliknya.
Jenis II.
Sebagaimana yang diperlihatkan oleh kata pintar- bodoh cirinya
bila salah satu disangkal, belum tentu artinya sama dengan yang
lain. Bila dikatakan tidak pintar, belum tentu artinya bodoh.
Bisa juga hal itu berarti jenius atau cukup pinter
Jenis III.
Sebagaimana yang diperlihatkan oleh pasangan suami-istri. Ciri-
cirinya, yang satu menjadi syarat bagi yang lainnya. Seseorang
bisa disebut suami apabila ia sudah memiliki istri; demikian pula
sebaliknya.
130
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB IX
PILIHAN KATA (DIKSI)
132
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Informasi apa yang Anda peroleh dari entri beda dalam KBBI?
Paling tidak ada lima hal. Pertama, kita mendapat informasi
tentang jenis atau kelas dari kata dasar beda dan kata
turunannya (nomina dan verba). Kedua, kita memperoleh
informasi tentang makna kata beda itu sendiri. Ketiga, kita
diberi contoh penggunaan kata beda dalam kalimat.
Keempat, kita mengetahui bahwa dari kata beda dapat
diturunkan kata berbeda, berbeda-beda, perbedaan,
membedakan, membeda-bedakan, terbeda-bedakan,
perbedaan, memperbedakan, pembeda, dan pembedaan.
Kelima, kita memperoleh pula informasi tentang sinonim
dari kata berbeda, yaitu berlainan, berselisih, berpautan,
dan masing-masing berlaianan.
2) Tasaurus
Tasaurus merupakan khazanah kata yang disusun menurut
sebuah sistem tertentu, terdiri dari gagasan-gagasan yang
mempuyai pertalian timbal balik sehingga setiap pemakai
dapat memilih istilah atau kata yang ada di dalamnya (Keraf,
1994:69).
Apa yang kita peroleh jika kita membuka tesaurus? Tidak
hanya kelima informasi seperti yang kita peroleh dari
membaca kamus, tetapi kita juga akan mengetahui asal kata
134
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
136
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
138
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
140
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
142
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
144
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
146
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
148
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB X
PENULISAN KARANGAN ILMIAH
10.1 Karangan
Pada hakikatnya, karangan merupakan karya tulis yang
berupa bangunan bahasa, yang berisi ide/gagasan tertentu. Dari
pengertian ini, ada 3 hal penting yang terkandung dalam
pengertian karangan, yaitu (a) tulisan, (b) bahasa, dan (c)
ide/gagasan.
10.1.1 Karakteristik Karangan
Finoza dalam Alamsyah (2008:98) mengklasifikasikan
karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu:
1) Karangan ilmiah.
Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain
makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
2) Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan
Yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah
artikel, editorial, opini, feature, reportase.
3) Karangan non ilmiah.
Yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain
anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman,
dan naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang
berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah
persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan
bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang
tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi
ilmiah berada diantara keduanya. Prinsip-prinsip umum yang
mendasari penulisan sebuah karya ilmiah adalah:
(1) Objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya
harus didasarkan kepada data dan fakta. Kegiatan ini
150
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
152
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
154
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Tanaman
Budidaya Khasiat
Mengobati Mengobati
Luka dalam Luka luar
Pelatihan
Sebagai bahan latihan, buatlah pembatasan topik yang
tepat untuk topik-topik ini! Untuk memudahkanmu, kamu
dapat membuat bagan pembatasan topik terlebih dahulu,
kemudian menentukan judulnya!
1. Pendidikan
2. Pariwisata
3. Lingkungan
4. Teknologi sederhana
5. Sosial kemasyarakatan
6. Ekonomi
156
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Masalah:
a. Mengapa pemanfaatan buah merah untuk mengatasi penyakit
mematikan ditentang oleh banyak pakar kesehatan?
b. Apa saja yang dipertentangkan oleh para pakar kesehatan
tentang buah merah?
c. Bagaimana cara yang paling bijak untuk menyikapi pro dan
kontra tentang pemanfaatan buah merah bagi kesehatan?
Pembahasan:
a. Penyebab ditentangnya pemanfaatan buah merah untuk
mengatasi penyakit mematikan oleh banyak pakar kesehatan.
b. Hal-hal yang dipertentangkan oleh para pakar kesehatan
tentang buah merah.
c. Cara yang paling bijak untuk menyikapi pro dan kontra tentang
pemanfaatan buah merah bagi kesehatan.
Pelatihan 2
Pilihlah dua topik yang sudah kamu batasi dalam pelatihan 1!
Kemudian, tentukan rumusan masalah dan pembahasannya!
158
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi hal-hal di bawah ini:
1) Latar Belakang Masalah
(memaparkan pentingnya masalah yang akan diteliti dan
alasan pemilihan masalah tersebut)
2) Rumusan Masalah
(berisi sejumlah kalimat pertayaan yang akan dicari
jawabannya setelah melakukan penelitian)
3) Tujuan Penulisan
(berisi paparan tujuan yang akan dicapai berdasarkan
masalah yang akan dirumuskan)
4) Manfaat Penulisan
(berisi manfaat yang dapat diambil, baik bagi peneliti
maupun pihak lain)
5) Metode Penelitian
(berisi metode atau cara yang digunakan oleh penulis atau
peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu tempat dan
Bagian Isi
Bagian isi berisi pembahasan masalah sesuai tujuan
penulisan. Dalam bagian inilah penulis mengemukakan
pendapatnya berdasarkan temuan di lapangan. Untuk
memperkuat pendapatnya, penulis perlu mengunakan rujukan
berupa peryataan atau pendapat orang lein sesuai dengan
permasalahan yang ditulis.
Bagian penutup
Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan
yang ditulis didasarkan atas bagian pembahasan masalah. Saran
sifatnya boleh ada boleh tidak. Artinya, jika dipandang perlu,
saran dapat dikemukakan. Saran ditujukan kepada pihak yang
terkait dengan penerapan hasil penelitian.
160
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
162
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
2. Halaman Utama
• Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai
dengan Bab Kesimpulan dan Saran menggunakan
angka Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor
diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman
berikutnya diletakkan sudut kanan atas dengan jarak
tiga spasi. Penomoran bukan bab dan sub bab
menggunakan angka Arab dengan tanda kurung
misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.
Tugas:
Agar kamu lebih memahami cara menulis karya ilmiah, lakukan
kegiatan berikut!
1. Ambillah pokok permasalahan yang terdapat di sekitarmu sebagai
bahan untuk membuat karya ilmiah!
2. Buatlah kerangka karangannya terlebih dahulu!
3. Ajukanlah kerangka tersebut kepada dosen!
4. Jika sudah disetujui, kembangkan kerangka karangan tersebut
menjadi karangan ilmiah dengan sistematika penulisan seperti
penjelasan di atas!
164
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.2 Wayang
Cerita-cerita wayang, baik wayang orang maupun
wayang kulit diambil dari kitab Mahabharata atau
Ramayana. Jenis cerita ini sangat terbatas dan
tidak dapat menampilkan hal-hal atau cerita-
cerita baru yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
2.1.3 Ketoprak
Ketoprak lebih banyak mengambil cerita dari
kehidupan masa lalu, terutama yang berhubungan
dengan kerajaan-kerajaan, misalnya sejarah suatu
kerajaan, legenda rakyat, dan sebagainya.
166
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB III
PROSES PENELITIAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN
168
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Jumlah Jumlah
Jenis
No Tempat penonton penonton %
Kesenian
remaja
1 Ketoprak Lap. 415 39 9,4 %
Kalibotor
2 Ludruk
3 Wayang orang
4 Wayang kulit
170
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB V
PEMBAHASAN
1) Hasil Angket I
Para remaja lebih menyukai kesenian modern, termasuk
jenis musik modern. Kesenian tradisional, (ludruk, ketoprak,
wayang orang, dan wayang kulit) yang menggunakan musik
tradisional, sangat sedikit peminatnya.
2) Hasil Angket II
Berdasarkan analisis didapatkan hasil sebagai berikut.
(1) Ludruk : mempuyai kelompok yang bukan pendukung paling
banyak jika dibandingkan dengan kelompok pendukung dan
kelompok acuh tak acuh.
(2) Ketoprak : mempuyai kelompok bukan pendukung dan
kelompok acuh tak acuh yang paling banyak jika
dibandingkan dengan kelompok pendukung.
(3) Wayang Orang : mempuyai kelompok bukan pendukung
paling banyak jika dibandingkan dengan kelompok
pendukung dan kelompok acuh tak acuh.
(4) Wayang Kulit : mempuyai kelompok bukan pendukung yang
sama banyaknya dengan kelompok acuh tak acuh dan tidak
terdapat kelompok pendukung.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut:
1) Jenis kesenian tradisional (ketoprak, ludruk, wayang
orang, dan wayang kulit) mempuyai kelompok pendukung
paling sedikit.
2) Secara umum, remaja di Surabaya kurang berminat
terhadap kesenian tradisional.
3) Berdasarkan hasil wawancara dengan para remaja, mereka
kurang berminat terhadap kesenian tradisional karena hal-
hal berikut.
172
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
6.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, peneliti
menyarankan:
1) Sebaiknya, sedini mungkin kesenian tradisional
diperkenalkan dengan cara memasukkan kesenian
tradisional ke dalam kurikulum sekolah.
2) hendaknya ada usaha dari pemerintah untuk membuat
wadah khusus guna menampung usaha-usaha pelestarian
kesenian tradisional.
3) hendaknya diusahakan penggunaan teknologi yang lebih
canggih dan teknik-teknik pertunjukan yang modern (tanpa
meninggalkan unsur dasarnya).
4) hendaknya selalu dicari usaha pengembangan kesenian
tradisional agar dapat selalu mengikuti perkembangan
zaman.
Pelatihan:
Lakukan pengamatan terhadap dunia pendidikan dan hiburan!
Kamu dapat mengambil responden dari teman-teman kuliahmu.
Beberapa topik dapat kamu kembangkan sehingga menjadi sebuah
karya ilmiah, antara lain:
a. Minat belajar mahasiswa Unimal terhadap mata kuliah bahasa
Indonesia di kampus.
b. Motivasi belajar mahasiswa Unimal terhadap semua mata
kuliah yang ada di kampus.
c. Minat mahasiswa Unimal terhadap tayangan infotaiment di
televisi.
1 2 3 4 5 6 7
1 Pendahuluan
Kedudukan dan Fungsi
Bahasa Indonesia
Sikap Berbahasa
Indonesia
Bahasa Indonesia
Ragam Ilmu
2 Ejaan
Pengertian Ejaan
Fungsi Ejaan
Ejaan Yang
Disempurnakan
Pemakaian Huruf
Penulisan Kata
Penggunaan Tanda
Baca
3 Ejaan
Penulisan Singkatan
dan Akronim
Penulisan Angka dan
Lambang Bilangan
Penulisan Unsur
Serapan
174
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
4 Pembentukan Kata
Afiksasi
Reduplikasi
Komposisi
5 Diksi
Pengertian Diksi
Prinsip Pemilihan Kata
6 Kalimat
Pengertian Kalimat
Unsur-unsur Kalimat
7 Kalimat
Pola Kalimat Dasar
Bahasa Indonesia
Kalimat Tunggal dan
Kalimat Majemuk
8 Kalimat
Kalimat Efektif
Analisis Kesalahan
Kalimat
9 Paragraf
Pengertian Paragraf
Jenis-jenis Paragraf
Unsur-unsur Paragraf
10 Paragraf
Syarat-syarat Paragraf
Tempat Kalimat Utama
Penulisan Karya
11 Ilmiah
Pengertian Karya
Ilmiah
Jenis-jenis Karya
Ilmiah
Penulisan Karya
12 Ilmiah
Pemilihan Topik
Penggunaan Bahasa
Sistematika Penulisan
Penulisan Karya
13 Ilmiah
Teknik Pengutipan dan
Penyusunan
Daftar Rujukan
Bahan dan Lay Out
Penulisan Laporan
14 Teknis
Pegertian Laporan
Teknis
Jenis-jenis Laporan
Teknis
Tujuan Laporan Teknis
Tahap Penulisan
Laporan Teknis
Penulisan Laporan
15 Teknis
Bagian-bagian Laporan
Teknis
Data dan Informasi
Daftar Pustaka
Ilustrasi
Perwajahan dan Tata
Letak
Aspek Penalaran
Bahasa Laporan Teknis
16 Penulisan Surat Dinas
Pengertian Surat Dinas
Syarat Surat Dinas
Format Surat Dinas
Bagian-bagian Surat
Dinas
Jenis-jenis Surat
Bahasa Surat Dinas
Ejaan
Diksi
Kalimat
176
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB XI
CATATAN KAKI (FOOTNOTE), INNOTE, DAN
DAFTAR PUSTAKA
178
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
5
Gorys Keraf, op. cit. Hlm 8 (buku yang telah disebutkan
diatas)
6
Ismail Marahimin, loc. cit. (buku yang telah disebutkan
di atas di halaman yang sama, yakni hlm. 46
7
Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke
halaman yang sama dengan yang disebut terakhir, yakni
hlm. 23).
180
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Perhatikan Contoh:
Bangun, A.P. 2004. Menangkal Penyakit dengan Jus Buah dan
Sayuran. Depok: Agromedia Pustaka.
Damono, Sapardi Joko. 1983. Perahu Kertas. Jakrta: Balai
Pustaka.
Latihan!
Susunlah:
Catatan kaki, singkatan catatan kaki, dan daftar pustaka
berdasarkan sumber-sumber di bawah ini. Untuk catatan kaki
nomor halaman Anda buat sendiri.
Judul buku: Pembuatan dan Pemamfaatan Minyak Kelapa
Murni. Ir. Barlina Rindengan, M.S. Dan Dr. Ir. Hengky
Novarianto, M.S. Tahun 2005, Penerbit Penebar Swadaya,
Depok.
Judul buku: Anggur dalam Pot. Pengarang Eko M. Nurcahyo.
Penerbit Penebar Swadaya, Depok. Tahun: 2004
Judul buku: Pengololaan Sampah Rumah Tangga. Penerbit:
UM. Press, Malang. Pengarang: Mimien H.I. Al Muhdhar.
Tahun 2002.
Judul buku: Panduan Membuat Karya Tulis. Tahun 2001.
penerbit: Yrama Widya, Bandung. Pengarang Drs. Otong
Setiawan Djuharie, M.Pd. dan Drs. Suherli, M.Pd.
182
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB XII
SURAT
184
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
LOGO 1)
2) 3)
4)
5)
6)
7)
7)
Keterangan:
1) kepala surat 8) isi
2) nomor surat 9) salam penutup
3) tanggal surat 10) status/jabatan, 9)
4) lampiran tanda tangan, nama
5) hal atau perihal jelas 10)
6) alamat surat11) 11) tembusan
7) salam pembuka12) 12) inisial
1) Kepala Surat
Kepala surat terletak dibagian atas surat. Kepala surat
mewakili organisasi dalam berkomunikasi dengan pihak lain.
Kepala surat berfungsi untuk mengetahui nama, alamat, dan
informasi lain organisasi pengirim surat. Kepala surat memuat
informasi nama instansi, lambang atau logo instansi, alamat,
kode pos, nomor telepon, dan nomor faximilie atau e-mail. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan kepala
surat adalah sebagai berikut.
(1) Hendaknya menghindari penggunaan singkatan, misalnya
kata Jalan menjadi Jl. atau Telepon menjadi Tlp.
(2) Kepala surat disusun secara efesien. Misalnya kata nomor
dalam menunjukkan alamat, tidak perlu dicantumkan
karena mubazir.
2) Nomor Surat
Penulisan nomor surat berfungsi untuk mempermudahkan
dalam pengarsipan, mengetahui banyaknya surat keluar, dan
menjadi bahan rujukkan dalam surat-menyurat tahap
berikutnya. Nomor surat terdiri dari nomor urutan surat, kode
surat, angka, dan angka tahun. Hal-hal yang perlu diperlu
diperhatikan dalam penulisan nomor surat adalah sebagai
berikut.
(1) Huruf awal kata nomor harus ditulis dengan huruf
kapital.
(2) Kata nomor sebaiknya tidak disingkat, misalnya menjadi
no.
(3) Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
Contoh penulisan nomor surat yang salah:
nomor : 001/SMU-1/2001
No. : 21/KRS/II/2003
Nomor : 10/SU/III/2003. (memakai titik)
Contoh penulisan nomor surat yang benar:
Nomor : 001/SMU-1/2001
186
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Nomor : 21/KRS/II/2003
Nomor : 10/SU/III/2003 (tidak memakai
titik)
3) Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis sejajar dengan nomor surat. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penulisan tanggal surat adalah
nama bulan ditulis dengan huruf secara lengkap, angka tahun
tidak boleh disingkat, dan pada akhir baris tidak dibubuhi tanda
titik.
Berikut ini adalah penulisan tanggal surat yang salah:
17-8-2002
10 Nov. 2002
Contoh-contoh perbaikan tanggal surat yang benar:
17 Agustus 2002
10 November 2002
4) Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan sesuatu dengan yang
lain. Jika bersama surat laporan disertakan keterangan-
keterangan seperti jadwal kegitan, daftar peserta, dan perincian
biaya, jadi dalam lampiran itu ditulis tiga lembar atau satu
berkas. Lampiran berguna sebagai penunjuk bagi penerima surat
tentang adanya keterangan-keterangan tambahan selain surat
itu sendiri. Kaidah-kaidah penulisan lampiran:
(1) huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf kapital;
(2) sebaiknya kata lampiran tidak disingkat, misalnya
menjadi lamp;
(3) pencantuman jumlah lampiran hendaknya tidak
dirangkap antara yang menggunakan huruf dengan
menggunakan angka, sebaiknya pilih salah satu saja;
(4) bila tidak ada sesuatu yang dilampirkan, sebaiknya tidak
dicantumkan lampiran pada surat itu;
(5) pada akhir baris tidak menggunakan titik.
Contoh penulisan yang salah:
5) Hal Surat
Hal bermakna ‘perkara’, ‘soal’, ‘urusan’, ‘peristiwa’,
dan ‘tetang hal’. Hal surat berarti soal atau perkara yang
direncakan surat. Hal surat dapat disamakan dengan judul
karangan. Kaidah penulisan hal surat dalam karangan biasa
adalah sebagai berikut:
(1) harus ditulis dengan singkat, jelas, dan menarik;
(2) berwujud kata atau frase, bukan kalimat;
(3) huruf pertama pada setiap katanya harus ditulis
dalam huruf kapital.
Contoh penulisan hal yang benar:
Hal : Jadwal Ujian Matematika
Hal : Undangan Rapat Panitia
Contoh penulisan hal surat salah:
Hal/perihal : Permohonan bantuan tenaga kerja
Perihal : Penyusunan rapat anggaran
Hal : Teknik-teknik membuat surat
dinas
6) Alamat Surat
Pada umumnya surat dinas dikirim dengan menggunakan
sampul atau amplop. Ada dua macam alamat surat yaitu alamat
luar dan alamat dalam. Alamat luar adalah alamat yang ditulis
pada sampul surat. Alamat pada sampul surat berfungsi sebagai
penunjuk dalam menyampaikan surat kepada orang yang berhak
menerima.
Alamat pada sampul surat terdiri atas kata Kepada Yth,
nama jabatan, unit kerja, dan alamat lengkap. Selain itu, ada
188
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
190
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
8) Isi Surat
Secara umum isi surat, terbagi atas alinea pembuka,
alinea isi, dan alinea penutup.
(1) Alinea Pembuka
Alinea pembuka berfungsi sebagai pengantar isi surat.
Penulis hendaknya menggunakan alinea pembuka untuk
yang sesuai dengan isi surat.
(2) Alinea Isi
Alinea isi merupakan bagian surat yang menampung
maksud penulisan surat. Isinya merupakan kelanjutan
dari alinea pembuka dan isinya menerangkan hal yang
diterakan sebelumnya.
(3) Alinea Penutup
Alinea penutup juga harus disesuaikan dengan isi surat.
Alinea penutup berisi simpulan, harapan, ucapan terima
kasih, atau ucapan selamat. Alinea penutup lebih
sederhana bila dibandingkan dengan alinea isi maupun
alinea pembuka.
9) Salam Penutup
Salam penutup sering digunakan dalam menulis surat.
Salam penutup yang lazim digunakan adalah hormat kami,
hormat saya, salam takzim, dan wassalam. Hal-hal penting yang
perlu diperhatikan dalam penulisan salam penutup adalah huruf
awal salam penutup ditulis dengan huruf kapital, dan penulisan
salam penutup diakhiri dengan koma.
12) Inisial
Inisial terletak pada bagian kiri bawah surat dinas.
Inisial sering dijumpai tanda pengenal yang berupa singkatan
(inisial) dan nama pengonsep dan pengetik surat. Inisal berfungsi
mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat bersangkutan.
Sebenarnya inisial hanya berguna untuk keperluan intern
pengirim surat, bukan untuk penerima surat. Contoh inisial
adalah “IH/PA (Iin Hendrayani/Purnama Alam).
12.5 Bentuk Surat
Koesasih, dkk (2003:43) menyatakan bagian-bagian surat
dapat diletakkan dalam posisi yang berbeda-beda. Hal ini
bergantung pada bentuk surat yang kita susun. Kosasih dkk.,
(2003:43-51) ada tujuh macam bentuk surat sebagai berikut:
1) Bentuk Lurus Penuh
192
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Gambar 12.5.1
Bentuk Lurus Penuh
2) Bentuk Lurus
Bentuk lurus penuh ini dimulai margin sebelah kiri. Bentuk
lurus ini bersifat praktis dan mudah dalam pengetikan.
Kelemahan bentuk lurus adalah jika surat itu panjang, maka
diperlukan lebih dari satu helai kertas.
Gambar 12.5.2
Bentuk Lurus
Gambar 12.5.3
Bentuk Setengah Lurus
194
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Gambar12.5.4
Bentuk Resmi Indonesia Lama
5) Bentuk Resmi Indonesia Baru
Bentuk surat resmi Indonesia lama memiliki kelemahan-
kelemahan. Oleh karena itu, bentuk resmi Indonesia lama
dirumuskan menjadi resmi Indonesia baru. Bentuk surat ini
sebenarnya merupakan adopsi dari bentuk surat setengah lurus.
Penempatan alamat surat pada bagian sebelah kiri.
Gambar 12.5.5
Bentuk Resmi Indonesia Baru
6) Bentuk Lekuk
Tidak ada perbedaan yang cukup berarti antara bentuk lekuk
dengan bentuk resmi Indonesia baru. Hanya alamat surat, dalam
surat lekuk dilakukan pelekukan. Cara ini dimaksudkan untuk
lebih menonjolkan dan menjelaskan nama orang atau instansi
yang dituju.
Gambar 12.5.6
Bentuk Lekuk
7) Bentuk Alinea Menggantung
Cara ini dimaksudkan untuk mempertegas kata atau
pernyataan yang terdapat dalam baris-baris pertama itu. Bentuk
surat ini lazimnya digunakan untuk jenis surat keputusan.
Gambar 12.5.7
Bentuk Alinea Menggantung
196
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
198
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
200
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
1. Surat Pembelian
Adalah surat yang ditulis oleh calon pembeli kepada
penjual barang yang berisi rincian barang – barang yang akan
dibeli.
2. Surat Claim Atau Surat Keluhan.
Adalah surat pemberitahuan kepada penjual atau pemilik
barang yang tidak sesuai dengan pesanan dan disertai dengan
tuntutan penyelesaian.
3. Surat Kuasa
Surat kuasa adalah surat yang berisi kewenangan kuasa
untuk melakukan sesuatu atas nama orang yang memberikan
kuasa. Surat ini biasanya diberikan kepada orang yang dipercaya
untuk menyelesaikan urusan pemberi kuasa karena dia tidak
dapat melakukan sendiri.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat
kuasa:
1) Pemberian dan penerima surat kuasa harus dewasa,sehat
rohani, dan jasmani.
2) Diberikan kepada orang yang benar–benar dipercaya.
3) Untuk perorangan surat kuasa tidak perlu diberi nomor
surat.
4) Untuk satu instansi surat kuasa ditulis diatas kertas segel
atau dibubuhi materai.
202
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Kesimpulan
Surat adalah bentuk tulisan untuk menjelaskan pikiran,
perasaan seseorang ataupun percakapan tertulis. Oleh karena
itu, melalui surat orang bisa saling berdialog dan berkomunikasi.
Melalui surat, isi atau percakapan atau pesan yang dimaksud
dapat sampai kepada alamat yang dituju sesuai dengan sumber
aslinya. Hal ini berbeda dengan komunikasi yang terjadi secara
lisan. Penyampaian pesan sebagaimana yang dimaksud ini sangat
penting dalam urusan bisnis maupun pribadi Saat ini kemajuan
sistem pengiriman surat juga dipengaruhi oleh teknologi yang
berkembang saat ini; misalnya surat udara ataupun surat
elektronik.
204
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB XIII
PRESENTASI, PIDATO, RINGKASAN DAN RESENSI
206
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
208
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
13.2 BERPIDATO
Selain mampu menulis beragam karya ilmiah dan
mempersentasikannya dengan baik, mahasiswa juga di tuntut
mampu berpidato jika di perlukan. Dalam kenyataan, baik di
kampus maupun di dalam masyarakat, kemampuan berpidato di
butuhkan oleh mahasiswa.
13.2.1 Kriteria Berpidato
Pidato yang baik di tandai oleh beberapa kriteria. Kriteria
tersebut adalah sebagai berikut. (a) Isinya sesuai dengan
kegiatan yang sedang berlangsung, (b) isinya menggugah dan
bermanfaat bagi pendengar, (c) isinya tidak menimbulkan
pertentangan sara, (d) isinya jelas, (e) isi benar dan objektif, (f)
bahasa yang di pakai mudah di pahami, dan (g) bahasanya di
sampaikan secara santun, rendah hati, bersahabat.
210
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
212
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
13.3 RINGKASAN
13.3.1 Pengertian Ringkasan
Ringkasan berasal dan bentuk dasar “ringkas” yang
bersangkutan arti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal
ini di pakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang
yang di hadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan di
sajikan dalam bentuk yang lebih pendek dar tulisan aslinya
dengan berpedoman pada keutuhan topk dan gagasan yang ada
di dalam tulisan aslinya yang panjang itu. Pekerjaan meringkas
tersebut tidak ubahnya seperti pekerjaan memangkas-mangkas
sebatang pohon yang rimbun, membuang-buang yang tidak
perlu. Ranting-ranting yang tidak berfungsi lagi, pohon-pohon
panjat yang menjalar di sepanjang batang dahannya, serta daun
yang tidak berguna lagi di buang. Hasil ringkasan itu laksana
sebatang pohon yang memiliki batang,cabang,dan ranting,serta
daun yang di perlukan saja. Namun, esensinya sebagai sebatang
pohon masih di pertahan kan.Dengan demikian, sebuah
ringkasan adalah sebuah karangan yang kehilangan hiasan,
keindahan, ilustrasi, dan keterangan yang bertele-tele.
Penulis ringkasan harus memahami isi tulisan asli. Dia
berbicra sebagai “penyambung lidah” penulis asli dengan
karangannya yang lebih pendek. Akan tetapi, hasil ringkasannya
itu dapat di pandang sebagai karangan yang besudut pandang
orang ketika sehingga gaya kalimat langsung dapat di jadikan
kalimat tidak langsung dengan memnfaatkan kata bahwa dalam
ringkasannya itu. Oleh sebab itu,bagian perbagian dengan sangat
memedulikan tata urutan yang ada di dapat karagan asli.
13.3.2 Tujuan Membuat Ringkasan
Seorang mahasiswa di serahi oleh dosen sebuah cerita
rakyat atau cerita kepahlawanan untuk di baca oleh mahasiswa
tersebut. Dari bacaan itu di harapakn mahasiswa tersebut dapat
memahami isinya. mahasiswa di minta untuk menceritakan
kembali dengannya bahasanya sendiri tentang isi cerita rakyat
itu. Karena cerita aslinya itu memiliki alur lurus yang mudah di
ikuti, mahasiswa dengan mudah menceritakan kembali dengan
bahasanya sendiri sesuai dengan alur cerita asli. Hasil
penceritaan kembali oleh mahasiswa tersebut merupakan suatu
ringkasan. Dengan demikian, dapat di katakan bahwa ringkasan
cerita dapat di jadikan ukuran bagi dosen untuk melihat
seberapa jauh mahasiswa dapat memahami cerita kepahlawanan
yang di bacanya. Seorang mahasiswa yang tidak memahami
cerita yang di bacanya dengan baik, dia tentu tidak dapat
menceritakan kembali apa yang di bacanya. Tentu, dia tidak
dapat menulis ringkasan cerita itu.
Sebuah ringkasan di buat atas kerja menyingkat atau
memendekkan sebuah karangan yang panjang. Dia harus mampu
memilah-milah mana gagasan yang utama dan mana gagasan
yang bawahan. Ringkasan di buat untuk membantu pembaca
buku memahami buku yang panjang itu. Ringkasan membantu
pembaca buku untuk membca hal itu dalam waktu yang singkat
dengan cara menghemat waktu.
1. Membaca Naskah
214
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
216
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
218
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
LATIHAN
220
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB XIV
TEKNIK MEMBACA
222
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
224
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
226
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
228
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
230
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
b. 59.909
d. 30.876
232
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
BAB XV
PENGGUNAAN KATA BAKU DALAM
BAHASA INDONESIA
234
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
(=temuan/invensi)
Termohon pihak/orang yang orang yang dimintai
dan memohon permohonan (mis,
Pemohon pemulihan nama baik)
S2 atau S-2 Salah Betul
Pertandinga tersirat makna dua antarpihak yang
n dan pihak yang terlibat tidak saling
Perlombaan berhadapan berhadapan
Penjualan dimulai dengan dimulai dengan
dan produk yang sudah sasaran pelanggan
Pemasaran ada dan perlu perusahaan,
dilakukan usaha kemudian
keras agar tercapai memadukan dan
penjualan yang mengoordinasikan
menghasilkan laba semua kegitan yang
akan mempengaruhi
kepuasan pelanggan
sehingga perusahaan
akan mencapai laba
melalui upaya
penciptaan dengan
mempertahankan
kepuasan pelanggan
itu
Sekali dan satu kali 1. kadang-kadang,
Sekali-kali tidak sering, tidak
selalu, coba-coba
2. sama sekali, sedikit
pun (tidak), sedikit
pun jangan
236
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
238
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penjelasan
Kata nominator berasal dari kata kerja nominate (Inggris),
berarti 'mengusulkan atau mengangkat (seseorang) sebagai
calon pemenang atau penerima hadiah', dan nominator
berarti 'orang yang mengusulkan calon pemenang'. Oleh
karena itu, penggunaan kata nominator untuk menyatakan
makna 'calon yang diunggulkan sebagai pemenang' tidak
tepat.
240
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Tidak Tepat
1. Semua siswa akan mendapatkan buku. Masing-masing
siswa mendapat satu buah.
2. Seusai upacara, masing-masing murid kembali ke
kelas.
3. Masing-masing kelas membersihkan tiap-tiap ruang.
4. Kita harus menghormati tiap-tiap orang tua kita.
242
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
244
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
dapat digunakan pada akhir kalimat tanpa diiringi kata apa pun.
Contoh:
suatu
1. Pada suatu masa nanti, ia akan menyadari kesalahannya.
2. Menurut sahibul hikayat, di suatu negeri antah berantah,
ada seorang raja yang tidak dapat tidur.
3. Pada suatu hari sang Permaisuri ingin sekali menjenguk
putrinya di taman keputren.
4. Saya melihat suatu peristiwa yang amat indah.
sesuatu
1. Saya melihat tanda-tanda akan terjadinya sesuatu di
dalam perjalanan kita ini.
2. Jika kamu menemukan sesuatu di jalan, sedangkan
sesuatu itu bukan barang milikmu, janganlah sekali-kali
engkau memungutnya.
3. Aku yakin bahwa di antara mereka berdua tidak mungkin
terjadi sesuatu. Mereka berdua bersahabat sejak kecil
dan teman sepermainanku.
4. Tidak ada sesuatu yang sukar bagi mereka yang mau
berusaha secara sungguh-sungguh.
5. Ada sesuatu yang belum saya pahami mengenai hal itu.
246
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
harta', dan rupawan 'orang yang memiliki rupa elok' atau 'orang
yang elok rupa'.
Dalam perkembangannya, arti imbuhan –wan meluas.
Pada kata ilmuwan, negarawan, dan fisikawan, misalnya,
imbuhan –wan menyatakan 'orang yang ahli dalam bidang yang
disebutkan pada kata dasarnya'. Dengan demikian, ilmuwan
berarti 'orang yang ahli dalam bidang ilmu tertentu'; negarawan
'orang yang ahli dalam bidang kenegaraan'; dan fisikawan 'orang
yang ahli dalam bidang fisika'.
Pada kata seperti olahragawan, peragawan, dan
usahawan, imbuhan –wan berarti 'orang yang berprofesi dalam
bidang yang disebutkan pada kata dasar'. Jadi, olahragawan
berarti 'orang yang memiliki profesi dalam bidang olahraga';
peragawan 'orang yang berprofesi dalam bidang peragaan'; dan
usahawan 'orang yang berprofesi dalam bidang usaha (tertentu)'.
Pada contoh itu terlihat bahwa imbuhan –wan pada
umumnya dilekatkan pada kata benda (nomina), seperti bangsa,
harta, ilmu, olahraga, usaha, dan peraga. Imbuhan –wan tidak
pernah dilekatkan pada kata kerja (verba).
Berdasarkan kenyataan itu, penggunaan imbuhan –wan
pada kata relawan dipandang tidak tepat. Hal itu sama kasusnya
dengan penambahan –wan pada kata kerja pirsa yang menjadi
pirsawan (lihat #Pemirsa dan Pirsawan). Dalam hal ini pilihan
bentuk kata yang benar adalah pemirsa, yaitu orang yang
melihat dan memperhatikan atau menonton siaran televisi.
Kata sukarelawan mengandung pengertian orang yang
dengan sukacita melakukan sesuatu tanpa rasa terpaksa. Kata
sukarelawan ini berasal dari kata dasar sukarela dan imbuhan –
wan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:970) pun,
bentukan kata yang ada adalah sukarelawan, sedangkan kata
relawan tidak ada. Oleh karena itu, kata yang sebaiknya kita
gunakan adalah sukarelawan, bukan relawan.
Permasalahan
Lalu, bagaimanakah penggunaan kata anarkis yang tepat?
Penjelasan
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, kata anarkis
bermakna 'pelaku', yaitu 'orang yang melakukan tindakan
anarki'. Oleh karena itu, penggunaannya yang tepat adalah
248
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penjelasan
Afiliasi adalah 'gabungan sebagai anggota atau cabang'.
Setiap anggota atau cabang itu mempunyai hubungan
berjenjang naik dengan pusat yang digabunginya. Misalnya,
"sebuah universitas yang belum lama dirikan dan masih
belum maju serta belum berprestasi tinggi di bidang
akademis berafililasi dengan universitas yang maju,
modern, dan berprestasi tinggi". Universitas yang masih
muda dan belum maju itu merupakan afiliasi, anggota, atau
cabang dari universitas yang sudah maju dan modern.
Asosiasi (bahasa Inggris: "association") adalah 'organisasi
atau kumpulan orang yang memiliki satu tujuan yang sama
(biasanya) yang bertujuan positif'. Kata asosiasi biasanya
digunakan untuk menyatakan hubungan bagi organisasi yang
berbadan hukum.
250
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Esok lusa dan hari esok dari contoh di atas berarti 'saat
yang akan datang' atau 'masa depan', sedangkan besok lusa, alih-
alih lusa, berarti 'dua hari sesudah hari ini', sedangkan hari
besok, alih-alih besok, berarti 'hari sesudah hari ini;.
Pada contoh berikut pun keduanya tidak dapat digunakan
saling bergantian.
1. "Kapan Anda berangkat? "Besok. (bukan esok).
2. Ia datang besok pagi (bukan esok pagi).
Pada contoh berikut ini kata mengesokkan dan
membesokkan dapat dipakai bergantian.
Jangan mengesokkan/membesokkan pekerjaan hari
ini.
Kata mengesokkan dan membesokkan keduanya dapat
digunakan pada kalimat di atas, masing-masing dengan makna
'menangguhkan sampai esok' atau 'menangguhkan sampai waktu
yang akan datang' dan 'menangguhkan sampai besok' atau
'menangguhkan sampai satu hari kemudian'.
252
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penjelasan
Awalan ter- memang memiliki arti, (1) 'tidak sengaja'
seperti pada kata tertidur atau terbawa dan (2) 'paling'
seperti pada kata terpandai atau terjauh. Itulah sebabnya,
254
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
S2 atau S-2
Permasalahan
Pangguna bahasa selama ini tampak tidak seragam dalam
menuliskan jenjang pendidikan strata dua dan strata tiga
pada program pascasarjana. Di satu pihak, ada yang
menuliskannya dengan singkata S2 dan S3 (tanpa tanda
hubung), di pihak lain ada pula yang menuliskannya
dengan S-2 dan S-3 (dengan tanda hubung). Manakah
penulisan yang benar dengan atau tanpa tanda hubung?
Penjelasan
Untuk menjawab pertanyaan itu, perlu dijelaskan bahwa-
sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, tanda hubung mempunyai beberapa fungsi.
Salah satu fungsi tanda hubung itu adalah untuk
merangkaikan
1. se- dengan kata berikutnya yang diawali dengan huruf
kapital, misalnya se-Jakarta dan se-Indonesia;
2. ke- dengan angka, misalnya ke-2, ke-15, dan ke-25;
3. angka dengan –an, misalnya 2000an dan 5.000-an;
4. singkatan (huruf kapital) dengan imbuhan ata kata,
misalnya diPHK, sinar-X, atau hari-H;
5. nama jabatan rangkap, misalnya Menteri-Sekretaris
Negara.
Dalam ketentuan (2) dan (3) tersebut tampak bahwa
perangkaian ke- dengan angka dan angka dengan –an dilakukan
dengan menggunakan tanda hubung. Hal ini menunjukkan bahwa
perangkaian angka dengan unsur lain yang tidak sejenis (bukan
angka) dilakukan dengan tanda hubung. Selain itu, pada
ketentuan (4) tampak pula bahwa singkatan berhuruf kapital
dengan imbuhan atau kata juga dirangkaikan dengan tanda
hubung. Hal itu mengindikasikan bahwa singkatan berhuruf
256
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
258
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
260
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
262
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
264
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
266
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
268
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
270
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penjelasan
Menurut kaidah pembentukan kata, seharusnya bentuk
pengangguran diartikan 'proses, perbuatan, atau cara
menganggur' atau 'hal menganggur'.
Perhatikanlah urutan pembentukan kata berikut.
tulis -> menulis -> penulis -> penulisan-> tulisan(kata dasar) ->
(verba aktif transitif) -> (nomina pelaku) -> (nomina proses) ->
(nomina hasil)
Komplikasi
Permasalahan
Kita sering mendengar bahwa seseorang dirawat karena
menderita penyakit yang komplikasi. Kata komplikasi
(bahasa Inggris: "complication") berarti 'kumpulan situasi'
atau 'kumpulan detail karakter bagian utama alur cerita '.
Penjelasan
Di bidang kedokteran, komplikasi diartikan penyakit
sekunder yang merupakan perkembangan dari penyakit
primer' atau 'kondisi sekunder yang merupakan
perkembangan dari kondisi primer', mislnya penyakit primer
A berkembang menjadi penyakit sekunder B dan C. Kedua
penyakit yang terakhir itu disebut komplikasi. Kompilaksi
juga dapat berupa 'kumpulan faktor atau kumpulan isu yang
sering tidak diharapkan, yang dapat mengubah rencana,
metode, atau sikap. Contoh :
Komplikasi penyebab kerusuhan itu mengakibatkan
rencana penyelesiannya sering menemui jalan buntu.
272
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
274
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penjelasan
"Real estate" dan "estate" berasal dari bahasa Inggris dan
termasuk istilah bidang properti. Dalam bahasa asalnya,
"real estate" merupakan kata majemuk, yang berarti 'harta
tak bergerak yang berupa tanah, sumber alam, dan
bangunan'. Istilah "real estate" dapat diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi lahan yasan. Lahan berarti
'tanah garapan', sedangkan yasan dalam bahasa Indonesia
(yang diserap dari bahasa Jawa) berarti 'sesuatu yang dibuat
atau didirikan'. Penerjemahan itu dilakukan berdasarkan
konsep makna istilah yang dikandungnya, bukan
berdasarkan makna kata demi kata.
Contoh penerjemahan serupa terjadi pada kata
supermarket yang dipadankan dengan pasar swalayan.
Sementara itu, kata "estate" dapat diterjemahkan menjadi
bumi, bentala, atau kawasan. Kata mana yang hendak dipilih
ditentukan oleh konteks penggunaan kata itu. Untuk
mengindonesiakan istilah bahasa Inggris "industrial estate", kita
dapat memilih kawasan industri. Untuk nama perumahan, kita
dapat melakukan pilihan secara lebih leluasa.
Harus diakui bahwa pemadanan kata "real estate" itu
dilakukan setelah kata itu banyak digunakan, termasuk padanan
kata untuk nama kawasan. Sebagai akibatnya, orang sempat
berpikir bahwa kata itu tidak mempunyai padanan.
Hal yang lazim terjadi adalah bahwa kata asing yang
tidak berpadanan itu diserap dengan penyesuaian ejaan dan
lafal, seperti "accurate", "chocolate", "conglomerate", dan
"dictate" yang masing-masing menjadi akurat, cokelat,
konglomerat, dan diktat. Itu sebabnya orang mengindonesiakan
"real estate" menjadi realestat. Bentuk kata yang teakhir itulah
yang kemudian dipilih oleh para pengusahan di bidang
pembangunan rumah tinggal walaupun kata lahan yasan
memilikii makna konsep yang sama.
Betapa
Permasalahan
Dalam suatu pertemuan yang, antara lain, membahas
pentingnya pemimpin menunjukkan keteladanan, seorang
pembicara mengatakan sebagai berikut.
Betapa seorang pemimpin akan dihargai jika ia tidak
menunjukkan ketelandan.
Tepatkah pemakaian kata betapa pada kalimat itu?
Penjelasan
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu menelusuri apa
sebenarnya yang akan disampaikan lewat kalimat itu.
Tampaknya konsep yang akan disampaikan ialah
'bagaimana mungkin' atau 'tidak mungkin' seorang pemimpin
akan dihargai jika ia tidak menunjukkan sikap keteladanan. Akan
tetapi, konsep itu tidak tersampaikan dengan baik karena
276
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
278
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
280
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
282
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
284
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
286
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
288
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Rekayasa
Dalam bahasa Inggris terdapat istilah technical
engineering. Di dalam bahasa Indonesia konsep istilah itu
dipadankan dengan istilah rekayasa teknik. Kata rekayasa dalam
konteks itu bermakna 'hasil pekerjaan, perbuatan, atau tindakan
melakukan upaya perencanaan dan pelaksanaan tentang sesuatu
yang sesuai dengan tujuan dan harapan berdasarkan kaidah
keilmuan". Beranalogi dengan rekayasa teknik itu, pengguna
bahasa Indonesia membentuk istilah baru sebagai berikut.
Rekayasa bentuk, yaitu 'hasil pekerjaan, perbuatan, atau
tindakan melakukan upaya perencanaan dan pelaksanaan
tentang sesuatu yang sesuai dengan tujuan dan harapan
berdasarkan kaidah teknologi bangun. Rekayasa hukum, yaitu
'hasil pekerjaan, perbuatan atau tindakan melakukan upaya
perencanaan dan pelaksanaan tentang sesuatu yang sesuai
dengan tujuan dan harapan berdasarkan kaidah ilmu hukum'.
Rekayasa tani, yaitu 'hasil pekerjaan, perbuatan, atau tindakan
melakukan upaya perencanaan dan pelaksanaan tentang sesuatu
yang sesuai dengan tujuan dan harapan berdasarkan kaidah ilmu
bidang pertanian'.
290
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Sinonim
Setiap kata yang dapat dikelompokkan dengan kata lain
berdasarkan makna umum disebut kata bersinonim. Kata-kata
itu mengadung arti pusat yang sama (denotasi), tetapi berbeda
dalam nilai rasa (konotasi). Adapun makna denotasi bersifat
umum, harfiah, atau netral. Makna konotasi mengandung emosi
atau timbangan rasa yang bertalian dengan latar dan suasana
hati. Maknanya bersifat khusu, spesifik. Penguasaan kata
bersinonim, selain dapat menolong kita untuk menyampaikan
gagasan umum, juga membantu kita untuk membuat perbedaan
yang tajam dan tepat makna setiap kata. Misalnya, kata
memandang, menatap, mengintip, melirik, melotot, mengerling,
dan mengeker sama-sama berasal dari makna denotasi yang
sama, yaitu 'melihat', tetapi berbeda makna konotasinya.
Demikian juga, kata meninggal (dunia), berpulang ke
rahmatullah, gugur, dan tewas, makna denotasi setiap kata itu
sama, yaitu 'mati', tetapi makna konotasinya berlainan. Tentu
tidak gampang membedakan makna konotasi setiap kata yang
292
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Atas Nama
Dalam berbahasa sehari-hari ungkapan atas nama sering
kita temukan. Namun, pemakaiannya sering kurang tepat.
Perhatikan kalimat berikut.
Pada kesempatan ini saya atas nama Bupati Wanasari dan
atas nama pribadi menyampaikan ucapan belasungkawa
atas meninggalnya Bapak Subrata.
Pada kalimat (1) bupati berbicara sebagai pejabat dan
sebagai pribadi. Yang perlu dicatat ialah bahwa yang berbicara
adalah bupati sendiri, tidak mewakili orang lain. Dalam
pembicaraannya, baik sebagai bupati maupun sebagai pribadi,
digunakan ungkapan atas nama. Tepatkah penggunaan ungkapan
tersebut? Di dalam kamus dinyatakan bahwa ungkapan atas
nama berarti 'sebagai wakil, perintah, atau atas kuasa orang
lain'. Karena dalam kalimat (1) bupati itu sendiri yang berbicara
atau tidak mewakilkannya kepada orang lain, pemakaian
ungkapan atas nama itu tidak tepat. Sebagai penggantinya,
digunakan kata selaku atau sebagai sehingga kalimat (1) dapat
diperbaiki menjadi sebagai berikut.
Pada kesempatan ini saya selaku/sebagai Bupati
Wanasari dan selaku/sebagai pribadi menyampaikan
ucapan belasungkawa atas meninggalnya Bapak Subrata.
Jika yang berbicara bukan bupati, melainkan orang yang
mewakili bupati, pemakaian atas nama kalimat (1) sudah tepat.
Akan tetapi atas nama untuk pribadi tidak tepat. Dalam kalimat
itu tetap digunakan kata selaku/sebagai sehingga kalimat
perbaikannya sebagai berikut .
Memorandum
Di dalam bahasa Inggris kata memorandum berarti
'diingat, rekaman informal, atau catatan pengingat'. Kata
memorandum tidak ada kaitannya dengan hukuman atau vonis
atau putusan hakim. Di dalam bahasa Indonesia kata
memorandum berarti nota atau surat peringatan tidak resmi;
surat pernyataan dalam hubungan diplomasi; bentuk komunikasi
yang berisi saran, arahan, atau penerangan. Dari uraian di atas,
dapat diketahui bahwa kata memorandum tidak berhubungan
dengan 'peringatan'. Memorandum berkaitan dengan
memorandus atau memorare (Latin) yang mengandung makna
'ingat' atau 'ingatan'.
Euforia
Seiring dengan munculnya era reformasi, kata euforia
banyak digunakan orang. Kata itu oleh sebagian orang dianggap
terkait erat dengan reformasi, demokrasi, dan kebebasan.
Benarkah anggapan itu? Kata euforia berasal dari bahasa Yunani,
euforia (eu + pherein), yang berarti 'lebih tahan' atau 'sehat'.
Kata ini diserap oleh bahasa Inggris menjadi euphoria yang
berarti 'kegembiraan' atau 'perasaan membaik'. Kemudian, kata
itu diserap menjadi euforia, yang berarti 'perasaan gembira yang
berlebihan'. Kegembiraan yang berlebihan itu ditafsirkan
berlebihan pula sehingga sering berupa pesta-pesta, pawai
294
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Paradigma
Permasalahan
Ada sebagian orang yang menanyakan arti kata paradigma.
Apakah yang dimaksud dengan istilah paradigma, seperti
dalam contoh kalimat berikut.
1. TNI sekarang hadir dengan paradigma baru.
296
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penggunaan dan/atau
Kata penghubung dan/atau, dapat diperlakukan sebagai
dan, dapat juga diperlakukan sebagai atau. Tanda garis miring
itu mengandung arti pilihan, misalnya A dan/atau B yang berarti
A dan B atau A atau B. Oleh karena itu, cara penulisan yang
betul untuk maksud pernyataan tersebut ialah dan/atau, bukan
dan atau. Perhatikan contoh berikut.
1. Barang siapa meniru dan/atau memalsukan produk ini dapat
dikenai hukuman selama-lamanya lima tahun penjara atau
denda setinggi-tingginya Rp 10.000.000,00.
Kalimat itu mengandung makna (1) Barang siapa meniru
dan memalsukan produk ini dapat dikenai hukuman ... atau (2)
Barang siapa meniru atau memalsukan produk ini dapat dikenai
hukuman ... Ungkapan penghubung dan/atau itu sering ditulis
dan atau tanpa dibubuhi tanda garis miring (/) di antara kata
dan dan atau. Cara penulisan yang itu tidak dapat dibenarkan.
298
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penjelasan
IMF, seperti halnya IBM dan FBI, merupakan singkatan yang
berasal dari bahasa Asing. Dalam hal itu, jika digunakan
dalam konteks bahasa Indonesia , singkatan kata asing itu
yang dibaca huruf demi huruf itu dilafalkan sesuai dengan
nama huruf-huruf itu dalam bahasa Indonesia. Dasar
pertimbangannya adalah nama huruf i dalam bahasa
Indonesia ialah (i), bukan (ai) dan singkatan itu digunakan
dalam komunikasi bahasa Indonesia.
Atas dasar pertimbangan tersebut, singkatan IMF, IBM,
dan FBI-meskipun berasal dari bahasa asing-tetap dilafalkan
sesuai dengan kaidah nama huruf di dalam bahasa Indonesia.
Sejalan dengan itu, dalam bahasa Indonesia singkatan IMF, IBM,
dan FBI masing-masing dilafalkan dengan [i-em-ef], [i-be-em],
dan [ef-be-i]. Pelafalan singkatan kata asing itu berbeda dengan
pelafalan akronim dari bahasa asing. Bentuk kata akronim asing
dilafalkan sesuai dengan lafal bahasa asing di dalam bahasa
asalnya. Dasar pertimbangannya adalah bahwa akronim
dilafalkan seperti halnya kata biasa sehingga akronim asing pun
dilafalkan seperti halnya kata biasa sehingga akronim asing pun
dilafalkan seperti halnya kata asing jika digunakan di dalam
konteks kalimat bahasa Indonesia. Bentuk akronim Untea tidak
dilafalkan [untea], tetapi dilafalkan [anti]. Begitu pula akronim
Unesco dan Unicef. Kedua akronim itu masing-masing dilafalkan
[yunesko] dan [yunisyef].
300
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
302
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Masyarakat Madani
Kata Madani berarti 'berhubungan dengan kota Madinah".
Pada masa Nabi Muhammad saw. masyarakat kota Madinah
sudah berperadaban tinggi, santun, menghormati pendatang,
patuh dengan norma dan hukum yang berlaku, memiliki rasa
toleransi yang tinggi yang dilandasi penguasaan iman, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Atas dasar penalaran tersebut, masyarakat madani
berarti masyarakat yang memiliki peradaban tinggi, santun,
menjunjung tinggi norma dan hukum yang berlaku yang dilandasi
penguasaan iman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Di dalam perkembangan kontak budaya masyarakat
madani digunakan sebagai padanan kata Inggris "civil society".
304
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Menghujat
Permasalahan
Bersamaan dengan mulainya era reformasi, pemakaian kata
menghujat terkesan mendapat perhatian yang lebih.
Tampaknya, pemakaian kata itu tidak terlepas dari
komentar para tokoh politik terhadap tokoh lain atau
organisasi tertentu. Komentar itu menimbulkan reaksi pro
Penjelasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hujat, selain
berarti 'hinaan' atau 'fitnah', dapat pula berarti 'alasan' atau
'bukti'. Dengan demikian, pemakaian kata menghujat
'memfitnah' dan hujatan 'hinaan' atau 'fitnah' tentu saja
tidak salah.
Hal lain yang perlu diingat ialah bahwa selain kata hujat,
sering pula digunakan kata hujah. Perubahan huruf ta marbutah
( )ةpada posisi akhir (bahasa Arab) menjadi t dan h di dalam
bahasa Indonesia. Contoh lain adalah sebagai berikut. أمانات->
amanat عبادات-> ibadat أمانة-> amanah عبادة-> ibadah سنة-> sunat
جماعات-> jemaat -> sunah جاماعة-> Jemaah
306
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Dalam hal ini kata hanya dan saja juga merupakan kata
yang bersinonim sehingga pemakaiannya secara bersamaan
merupakan kelewahan atau mubazir. Oleh karena itu, digunakan
satu saja; hanya atau saja.
Berikut ini adalah contoh pemakian kata-kata itu secara efektif.
1. Peristiwa itu bukan hanya diketahui oleh keluarganya
saja, melainkan juga oleh masyarakat di sekitarnya.
2. Peristiwa itu bukan diketahui oleh keluarganya saja,
melainkan juga oleh masyarakat di sekitarnya.
Demikian juga kata dsb., dll., dan dlsb. yang digunakan
secara kurang tepat. Misalnya:
1. Ekspor nonmigas, misalnya rotan, kayu lapis, pakaian
jadi, dsb. makin meningkat
2. Ekspor nonmigas, antara lain rotan, kayu lapis, pakaian
jadi, dll. makin meningkat
Kata seperti, misalnya, atau antara lain itu sudah
bermakna 'beberapa atau sebagian'. Oleh karena itu, kata dsb.,
dll., atau dlsb. tidak perlu dimunculkan lagi apabila sudah
digunakan kata misalnya atau antara lain. Dalam hal itu lebih
baik jika digunakan kata dan atau atau sebelum butir perincian
yang terakhir. Contoh:
1. Ekspor nonmigas, misalnya rotan, kayu lapis, dan pakaian
jadi makin meningkat.
2. Ekspor nonmigas, seperti rotan, kayu lapis, dan pakaian
jadi makin meningkat.
3. Ekspor nonmigas, antara lain rotan, kayu lapis, dan
pakaian jadi makin meningkat.
Penggunaan kepada
Kata kepada yang sering kita lihat dalam penulisan
alamat surat, sebenarnya demi kecermatan berbahasa, tidak
perlu lagi digunakan. Tanpa digunakannya kata kepada pun
alamat surat yang dimaksud sudah jelas. Dalam hal itu, cukup
digunakan frasa Yang terhormat yang disingkat menjadi Yth.
308
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
310
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
312
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Penulisan Kata
Salah Benar
aktip aktif
apotik apotek
ekstrim ekstrem
gladi (bersih) geladi (bersih)
hirarki hierarki
insyaf insaf
jadual jadwal
karir karier
komplek kompleks
kwalitas kuanlitas
kwantitas kuantitas
kwarto kuarto
kwesioner kuesioner
pas photo pasfoto
perengko prangko
praktek praktik
rubah ubah
sub sistem subsistem
taqwa takwa
trampil terampil
trotoir trotoar
ujud wujud
ultra modern ultramodern
wassalam wasalam
Manuver
Kata manuver berarti 'gerakan yang tangkas dan cepat
dari pasukan (kapal dsb.) dalam perang; pelatihan perang yang
dilakukan oleh militer'. Kata manuver di dalam perkembangan
bahasa ternyata penggunaanya tidak terbatas pada bidang
kemiliteran. Contoh:
Kesebelasan Jepang akan membuat manuver-manuver pada
awal turnamen sepak bola Olimpiade Atlanta ketika tim itu
mengalahkan Brazil.
Negosiasi
Kata negosiasi mempunyai makna (1) proses tawar-
menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima
guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok atau organisasi) dan pihak yang lain; (2) penyelesaian
sengketa secara damai melalui perundingan di antara pihak-
pihak yang bersengketa. Contoh:
314
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Antisipasi
Kata antisipasi mempunyai makna 'perhitungan tentang
hal-hal yang akan (belum) terjadi; ramalan; penyesuaian mental
terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi'. Contoh:
Di dalam masyarakat antisipasi terhadap lahirnya teknologi
mutakhir masih belum ada.
Alih-alih
Kata alih-alih mempunyai arti 'kiranya; dengan tidak
disangka-sangka; sebagai gantinya' Contoh:
1. Saya pikir engkau sudah pergi, alih-alih masih tidur.
2. Penggunaan bahasa asing, alih-alih bahasa Inggris, selain
bahasa Indonesia kadang-kadang diperlukan di dalam
pergaulan modern.
Senyampang
Kata senyampang mengandung makna 'kebetulan; selagi;
mumpung' Contoh:
Senyampang pakar ekonomi ini ada di tengah-tengah kita,
Anda boleh bertanya langsung mengenai keadaan ekonomi
kita.
Tempah
Kata tempah berarti 'uang yang dibayarkan lebih dulu
(untuk panjar, pembeli barang, upah, dsb.); uang muka;
persekot' Contoh:
Pemesan rumah tipe 36 diwajibkan membayar (uang) tempat
sebesar Rp 300.000,00
316
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Kata Salat
Permasalahan
Kalau kita perhatikan dengan seksama, kata salat sering
dituliskan secara berbeda. Ada orang yang menuliskan kata
itu salat dan ada pula ada pula yang menuliskannya shalat.
Bahkan, ada yang menuliskannya sholat. Kita tentu
bertanya, mana penulisan yang benar?
Penjelasan
Suatu kata yang sudah menjadi warga kosakata bahasa
Indonesia ditulis sesuai dengan kaidah penulisan pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Sebaliknya, suatu kata Arab yang belum
menjadi kata bahasa Indonesia seyogianya ditulis mengikuti
Pedoman Transliterasi Arab-Latin.
318
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Perluasan Makna
Perubahan maujud yang ditunjuk oleh lambang bunyi
bahasa (kata) tertentu tidak selalu harus diikuti oleh penciptaan
kata baru. Bahkan, perubahan yang sangat radikal sekalipun
sering tidak diikuti oleh perubahan nama, seperti yang terjadi
pada kata kereta api dan saudara. Hal itu terjadi karena
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kata kereta api semula digunakan untuk mengacu pada
'benda yang berfungsi sebagai sarana transportasi yang berupa
kendaraan (kereta) beroda besi dan dijalankan di atas rel besi
dengan tenaga penggerak yang berasal dari api kayu bakar atau
batu bara. Namun, di dalam pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan bakar pembangkit
tenaga yang digunakan diganti dengan solar dan mesin
320
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
322
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
324
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Bertelingkah
Kata bertelingkah berarti (1) tidak bersatu hati;
berselisih; bercekcok; (2) tidak dapat dipersatukan.
Niskala
Kata niskala memiliki arti (1) tidak berwujud; tidak
berbenda; (2) mujarad; abstrak.
Ranah
Kata ranah berarti (dalam linguistik) lingkungan yang
memungkinkan terjadinya percakapan merupakan kombinasi
326
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
328
Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi
Dengan penguasaan materi mendasar di atas, selanjutnya, mahasiswa dibimbing untuk terampil
mereproduksi informasi dari bacaan atau tulisan orang lain, menyusun makalah, dan menulis
proposal penelitian. Materi-materi ini dipersiapkan dalam buku ini untuk membantu mahasiswa
dalam mengerjakan banyak tugas sepanjang perkuliahan. Lebih dari itu, buku ini menguraikan
bagaimana melakukan presentasi ilmiah di forum akademis. Penyajian lisan ini dirasakan penting
dikuasai sejak dini agar mahasiswa dapat betul-betul mahir mempresentasikan buah pikirannya.
Untuk menguji kemampuan setiap materi, dalam buku ini juga terdapat banyak latihan untuk di
diskusikan di ruang kuliah.
Buku ini dapat membantu bukan hanya mahasiswa dari jurusan apapun, melainkan juga para
pengajar dan pemerhati bahasa Indonesia. Tidak saja untuk pengusaan bahasa tulis ilmiah, tetapi
juga bahasa lisan formal.
Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd Sarjana Pendidikan dari Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) Pelita Bangsa, Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Magister Pendidikan (S-2) dari Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala (UNSYIAH) Banda Aceh. Pernah mengikuti beberapa seminar ilmiah
nasional dan internasional Tema: Seminar Nasional Tema Pembangunan masa
depan pendidikan Aceh yang bermutu melalui profesionalisme tenaga
kependidikan. Tahun 2009; Pelatihan Metode Penelitian Komunikasi, 5 Oktober
2011; Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Jurnal 07 November 2013; Observation
to Sabang Free Port Zone (chief Excecutive) 2001; Seminar Antarbangsa Pendidikan ICT Bernuansa
Islami tgl 19 s.d. 20 Des 2009; International Seminar (Sharia Law in Aceh and the Influences of Global
Culture) 15-16 2011. Mendapat Piagam penghargaan diantaranya: Supervisor Terbaik “Mewujudkan
Daya Saing Bangsa yang Berkualitas, Beriman dan Bertaqwa” 11 Mei 2013 dan Pemateri PKM
“Mengantarkan Mahasiswa Mencapai Taraf Pencerahan Kreatif dan Inovatif Berlandaskan
Penguasaan Sains dan Teknologi Serta Keimanan yang Tinggi” 2 November 2013. Pernah juga
menulis buku Alih Kode dan Campur Kode Bahasa Aceh Ragam lisan Siswa, Bahasa Indonesia dan
Penulisan Ilmiah, dan Korespondensi Bisnis Indonesia. menjadi guru Bahasa Indonesia di SMA
Muhammadiyah 3 Lhokseumawe. Tahun 2005 s.d 2008 menjadi Dosen tetap Bahasa Indonesia dan
Korespondensi Indonesia Universitas Malikussaleh (Unimal). Tahun 2008 sampai sekarang, dosen
Bahasa Indonesia Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh. Tahun 2010 sampai
sekarang, dosen Bahasa Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Nasional Lhokseumawe. Tahun 2010 sampai sekarang, dosen Bahasa Indonesia
Akademi Kesehatan dan Kebidanan (AKBID) PEMDA Aceh Utara. Tahun 2012 sampai sekarang, dosen
bahasa Indonesia Sekolah Tinggi keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bumi Persada Lhokseumawe.
Tahun 2011 sampai sekarang dan dosen Bahasa Indonesia dan Korespondensi Indonesia Politeknik
Negeri Lhokseumawe (Poltek). Selain aktif mengajar, ia juga memberikan pelatihan kebahasaan,
penulisan ilmiah dan korespondensi Indonesia, penelitian di Simtabmas dan dosen yang sudah
sertifikasi ini juga menulis di beberapa prosiding dan jurnal ilmiah.