Anda di halaman 1dari 8

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa Indonesia

Pengantar Perkuliahan PBPKW Bahasa


Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
FEB, BAHASA, Semua Program 190001007 Tim Dosen PBPKW Bahasa
TEKNIK, DAN DKV Studi Indonesia

Abstrak Kompetensi

Pada pertemuan ke-1 mata kuliah Mahasiswa memiliki pengetahuan


PBPKW Bahasa Indonesia, dan pemahaman tentang sejarah,
dijelaskan seputar sejarah, hakikat, fungsi, dan kedudukan
kedudukan, dan fungsi bahasa bahasa Indonesia, baik lisan maupun
Indonesia. tulis
Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi
Tujuan Umum
Mahasiswa memiliki sifat positif terhadap bahasa Indonesia.
1) Kesetian bahasa: mendorong mahasiswa memelihara bahasa nasional dan apabila
perlu mencegah adanya pengaruh asing.
2) Kebanggaan bahasa: mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan
menggunakannya sebagai lambang identitas bangsanya.
3) Kesadaran akan adanya norma bahasa: mendorong mahasiswa menggunakan
bahasanya sesuai dengan kaida yang berlaku.

Tujuan Khusus
Mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik
secara tertulis maupun secara lisan.
1) Tujuan jangka pendek
a) Mahasiswa mampu menyusun sebuah karya ilmiah sederhana dalam bentuk isi
yang baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b) Mahasiswa dapat membuat tugas-tugas (karangan ilmiah sederhana) dari dosen-
dosen dengan dengan menerapkan dasar-dasar yang diperoleh dari kuliah
Bahasa Indonesia.
2) Tujuang jangka panjang
a) Mahasiswa mampu menyususn skripsi menyusun skripsi sebagai
syarat ujian sarjana.
b) Mahasiswa terampil menyusun kertas kerja, laporan penelitian, surat, dan karya
ilmiah lainnya setelah lulus.

Mata kuliah Bahasa Indonesia tergolong mata kuliah pengembangan kepribadian


(MPK), selain mata kuliah Agama dan Pendidikan Pancasila. Apabila ditinjau lebih jauh,
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang berfungsi sebagai bahasa pengantar resmi
di lembaga-lembaga pendidikan formal dan bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan modern, penguasaan bahasa
indonesia yang baik dan benar adalah hal yang mutlak dan terus ditingkatkan. Oleh karena
itu, pengajaran Bahasa Indonesia – sebagai satu di antara mata kuliah pengembangan
kepribadian (MPK) diberikan pada semua program studi di Universitas Widyatawa-bagi
mahasiswa pada penguasaan bahasa ragam tulis dan lisan sehingga mereka dapat
memanfaatkannya dalam penulisan karya tulis ilmiah dan dapat berkomunikasi dengan
dosen dengan santun menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id
Penyelenggaraan mata kuliah Bahasa Indonesia sangat berhubungan dengan visi dan misi
Universitas Widyatama yang meliputi hal-hal berikut.

Kurikulum dan Tata Nilai PBPKW Bahasa Indonesia


Kurikulum Perkuliahan Bersama Pembentukan Karakter Utama (PBPKU) dirancang
untuk mempersiapkan kemampuan mahasiswa baru di bidang materi-materi dasar dan
pengembangan kepribadian dengan berbasis pada moto UTama dan pendidikan berbasis
budaya Sunda. Kurikulum PBPKU akan menjadi acuan pelaksanaan program pendidikan,
pengangkatan dan pengembangan dosen, serta pengembangan sarana dan prasarana
untuk pendidikan di PBPKU. Selain itu, sebagai acuan juga untuk pengembangan kurikulum
di setiap fakultas dan program studi. Kurikulum PBPKU dapat menjadi dasar kebijakan
pengembangan bagi Lembaga PBPKU dalam melaksanakan kegiatannya.
Ciri khas utama dari kurikulum PBPKU di lingkungan Universitas Widyatama adalah
adanya keintegratifan moto UTama, yakni DJITU (Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan
Ulet) dengan pendidikan berbasis budaya Sunda yang meliputi kosmologi Sunda,
karakteristik kesundaan, dan babasan/paribasa Sunda. Kesemua karakter tersebut
terintegrasi dalam tiga aspek proses belajar mengajar, yaitu media pembelajaran,
materi/bahan ajar, dan metode.

Karakter Utama Kosmologi Karakteristik Babasan/


(DJITU) Sunda Kesundaan Paribasa Sunda

Tiga Aspek PMB:


Media, Materi, dan
Metode

Perkembangan Bahasa Indonesia

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang kini dipakai sebagai bahasa resmi di Indonesia berasal dari
bahasa Melayu. Hal ini ditegaskan dalam Kongres Bahasa Indonesia di Medan tahun 1954.
Pada hari sumpah pemuda 28 oktober 1928, diresmikan suatu bahasa nasional, yaitu

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id
bahasa Indonesia. Nama baru ini bersifat politis, sejalan dengan nama negara yang diidam-
idamkan. Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia tidak terjadi dalam
waktu yang singkat, tetapi mengalami proses pertumbuhan secara perlahan dengan
perjuangan yang sangat keras. Beberapa paktor yang memungkinkan diangkatnya bahasa
Melayu menjadi Bahasa persatuan menurut Prof. Dr. Slamet Mulyana adalah sebagai berikut
1) Sejarah telah membantu penyebaran bahasa Melayu yang merupakan lingua franca
(bahasa perhubungan/perdagangan) di Indonesia. Malaka pada masa jayanya menjadi
pusat perdagangan dan pengembangan penyebaran agama Islam dengan bantuan para
pedagang. Bahasa Melayu disebarkan ke seluruh pantai nusantara terutama di kota-kota
pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa perhubungan antarindividu karena bahasa
Melayu itu sudah tersebar dan boleh dikatakan sudah menjadi bahasa sebagian
penduduk. Gubernur Jenderal Rochusen kemudian menetapkan bahwa bahasa Melayu
dijadikan bahasa pengantar di sekolah untuk mendidik calon pegawai negeri bangsa
bumiputra.
2) Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sangat sederhana ditinjau dari segi fonologi,
morfologi, dan sintaksis. Karena sistemnya yang sederhana itu, bahasa Melayu mudah
dipelajari. Dalam bahasa ini tidak dikenal gradasi (tingkatan) bahasa, seperti dalam
bahasa Jawa, Sunda, Bali, atau pemakaian bahasa kasar dan bahasa halus.
3) Faktor psikologi, yaitu suku Jawa dan Sunda telah dengan sukarela menerima bahasa
Melayu sebagai bahasa nasional semata-mata karena didasarkan kepada keinsafan akan
manfaatnya sehingga segera ditetapkan bahasa nasional untuk seluruh kepulauan
Indonesia.
4) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti luas.

Untuk mengikuti pertumbuhan bahasa Indonesia dari awal, terdapat fakta-fakta


historis hingga sekarang sebagai berikut.

1) Sebelum Masa Kolonial


Bahasa Melayu dipakai oleh kerajaan Sriwijaya pada abad VII. Hal ini terbukti
dengan adanya empat buah batu tertulis peninggalan kerajaan Sriwijaya. Keempat batu
bersurat itu ditemukan di Kedukan Bukit (680), di Talang Tuwo (dekat Palembang) (684), di
Kota Kapur (Bangka Barat) (686), di Karang Berahi (Jambi)(688). Bukti lain ditemukan di
Pulau Jawa, yaitu di Kedu. Di situ ditentukan sebuah prasasti yang terkenal bernama
Inskripsi Gandasuli (832). Berdasarkan penyelidikan Dr. J.G. De Casparis dinyatakan bahwa
bahasanya adalah bahasa Melayu Kuno dengan adanya dialek Melayu Ambon, Timor,
Manado, dsb.

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id
2) Masa Kolonial
Ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia pada abad XVII, mereka menghadapi
suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan
dan bahasa perantara dalam perdagangan. Ketika bangsa Portugis maupun bangsa
Belanda mendirikan sekolah-sekolah, mereka terbentur dalam soal bahasa pengantar.
Usaha menerapkan bahasa Portugis dan Belanda Dancerta sebagai bahasa pengantar
mengalami kegagalan. Demikian pengakuan Belanda Dancerta tahun 1631. Ia mengatakan
bahwa kebanyakan sekolah di Maluku memakai bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.

3) Masa Pergerakan Kebangsaan


Waktu timbulnya pergerakan kebangsaan terasa perlu adanya suatu bahasa
nasional untuk mengikat bermacam-macam suku bangsa di Indonesia. Suatu pergerakan
yang besar dan hebat hanya dapat berhasil kalau semua rakyat diikutsertakan. Untuk itu,
mereka mencari bahasa yang dapat dipahami dan dipakai oleh semua orang. Pada mulanya
agak sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan menjadi bahasa persatuan, tetapi
mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersatukan berbagai suku bangsa, akhirnya pada
1926 Yong Java mengakui dan memilih bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
Dengan adanya bermacam-macam faktor tersebut, akhirnya pada tanggal 28
Oktober 1928, yaitu saat berlangsungnya Kongres Sumpah Pemuda Indonesia di Jakarta
dihasilkan ikrar bersama, ”Ikrar Sumpah Pemuda”.
1) Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu – tanah air
Indonesia
2) Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu – bangsa Indonesia.
3) Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan – bahasa Indonesia.

4) Masa Jepang dan Zaman Kemerdekaan


Setelah perang Dunia II, ketika tentara Jepang memasuki Indonesia, bahasa
Indonesia telah menduduki tempat yang penting dalam perkembangan bahasa Indonesia.
Usaha Jepang untuk menggunakan bahasa Jepang sebagai pengganti bahasa Belanda
tidak terlaksana. Bahasa Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain,


bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id
sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu,
di dalam undang-undang dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai
kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan “bahasa negara adalah bahasa Indonesia”.
Dengan demikian, ada dua macam kedudukan Bahasa Indonesia. Pertama, bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah Pemudah 1928.
Kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan undang-
undang 1945.

A. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Adapun fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut.
1. Lambang kebanggaan kebangsaan
2. Lambang identitas nasional
3. Alat perhubungan
4. Alat penyatuan suku bangsa
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-
nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebangsaan ini,
bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan, dan rasa kebanggaan memakainya
senantiasa kita bina.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung, selain bendera
dan lambang negara kita. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sehingga terhindar dari unsur-
unsur bahasa lain yang tidak diperlukan. Berbagai alat perhubungan antarwarga
antardaerah dan antarsuku bangsa, bahasa Indonesia dipakai untuk berhubungan antarsuku
bangsa di Indonesia sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang
sosial, budaya, dan bahasa tidak perlu terjadi.
Di samping ketiga fungsi tersebut, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat
yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar
belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan
kebangsaan yang bulat. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-
bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa
meninggalkan identitas kesukaan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya nasional,
kita dapat meletakkan kepentingan nasional di atas kepentingan daerah atau golongan.

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id
B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Adapun fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara adalah sebagai berikut.
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3. Alat perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan
4. Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai, antara lain, di dalam
segala upacara, peristiwa, kegiataan kenegaraan, dokumen-dokumen, keputusan-
keputusan, serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, mulai
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan, mulai taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di
seluruh Indonesia.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat perhubungan
pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional untuk kepentingan pelaksanaan pemerintahan. Di dalam hubungan ini, bahasa
Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat luas sebagai alat perhubungan antar daerah, melainkan juga sebagai alat
perhubungan di dalam masyarakat yang berbeda latar belakang sosial dan budaya dan
bahasanya.
Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi,
bahasa Indonesia dipakai sebagai alat yang memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sehingga ia memiliki ciri-ciri identitasnya sendiri,
yang membedakannya dari kebudayaan daerah.

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka
Suganda, dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Prodi
Sastra Indonesia, Universitas Padjajaran.
Dikti. 2016. Modul Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Perguruan
Tinggi, Kemristekdikti.
Rahardi, K. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Dosen Pengampu http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai