LP - Ics - Pre
LP - Ics - Pre
(ICH)
NI’MATUL ILMIYA
211FK04017
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjuk kan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan Laporan Pendahuluan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar kedepan nya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar,
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
1.1 Pendahuluan.......................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................3
2.1.1 Definisi............................................................................................................4
2.1.3 Etiologi..........................................................................................................12
2.1.4 klasifikasi......................................................................................................13
2.1.6 Patofisiologi..................................................................................................15
2.1.7 Prognosa........................................................................................................18
2.2.1 Pengkajian.....................................................................................................22
II
2.2.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
III
.BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
yang rawat inap dalam kurun waktu 24 jam awitan stroke PIS. Berdasarkan
data dari ruangan 6 Bedah RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat selama 3
penurunan aliran darah otak timbul hipoksia, iskemia yang kemudian diikuti
1
dengan influx ion kalsium yang berlebihan dalam sel saraf (neuron). Akibat
lebih lanjutnya adalah terjadinya disfungsi membrane sel dan akhirnya terjadi
kematian sel saraf sehingga timbul gejala klinis deficit neurologis. (Iskandar
Junaidi. 2011)
dialami pasien sewaktu keluar dari rumah sakit dan biasanya kelemahan
2
6. Bagaimana patofisiologi dari Intra Cerebral Hematom?
1.3 Tujuan
Hematom?
Hematom !
3
BAB II
KONSEP TEORI
2.1.1 Definisi
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam
tengah.
cidera.
4
Intra secerebral hematom adalah pendarahan dalam jaringan otak itu
sendiri . hal ini dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang berat atau
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam
antara neuron otak yang relatif normal. Indikasi dilakukan operasi adanya
dan serebeluum. Semua berada pada satu bagian struktur tulang yang
dari tiga bagian fossa-fossa. Bagian fossa anterior berisi locus frontal
temporal dan oksipital dan bagian fossa posterior terdiri dari batang
5
Ada 3 bagian-bagian otak menurut (Smeltzer dan Bare, 2012),
yaitu:
1. Serebrum
Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Substansia grisea
terdapat bagian luar dinding serebrum dan substansi alba menutupi dinding
jaringan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang mengontrol fungsi, yaitu
A. Lobus frontal
B. Lobus parietal
sindromhemineglect.
C. Lobus temporal
6
D. Lobus oksipital
2. Serebelum
3. Batang otak
batang otak ini terdiri dari otak tengah, pons dan medulla
7
dan merupakan jembatan antara dua bagian serebelum, dan
dan motorik.
kedelapan.
C. Pusat pernafasan
Otak secara umum diperdarahi oleh dua arteri yaitu arteri vertebra dan
8
memenuhi sebagian besar hemisfer kecuali oksipital, basalganglia dan
Rongga otak merupakan ruang tertutup yang terdiri atas darah dan
9
disediakan otak sangat terbatas. Kebutuhan utama otak adalah oksigen
C. Suhu tubuh
D. Faktor hemodinamik
3. Perdarahan
10
Adalah kedaruratan bedah neoro yang memerlukan
B. Perdarahan Subdural
C. Perdarahan Subaraknoid
D. Perdarahan Intraserebral
11
menyebabkan penekanan, pergeseran dan pemisahan
berat.
2.1.3 Etiologi
5. Jatuh
7. Hipertensi
12
8. Malformasi Arteri Venosa
9. Aneurisma
11. Obat
2.1.4 klasifikasi
bagian dalam otak seperti daerah basal ganglia dan thalamus. Selain itu,
13
Di sisi lain, stroke hemoragik atipikal ditandai dengan adanya
setengah orang, hal itu diawali dengan sakit kepala berat, seringkali
hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan tidak bisa berbicara
perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak
kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai
menit.
14
Menurut Corwin 2000 manifestasi klinik dari dari Intra cerebral
Hematom yaitu :
cranium
2.1.6 Patofisiologi
ICH primer biasa terjadi pada kapsul internal dan hematoma meluas
yang relatif aseluler korona radiata. Pembuluh yang ruptur adalah satu
15
jarang perdarahan terjadi pada fossa posterior yang dimulai pada pons
ICH akut sering terjadi saat atau setelah latihan fisik. Sekitar
koma. Nyeri kepala dan mual dengan muntah terjadi pada 20-40% kasus.
umum terjadi, sekitar 7-14%. Gejala dan tanda lainnya tergantung ukuran
dan lokasi spesifik dari bekuan darah. Tanda khas perdarahan ganglia
basal, biasanya putaminal, adalah defisit motor kontralateral dan gaze ipsi
TIK dan pergeseran garis tengah. Gejala afasik bila hemisfer dominan
terkena.
yaitu:
16
mungkin reversibel. 80% pasien adalah hipertensif dan biasanya
Pria terkena 5-20% lebih sering dari wanita dan 75-90% terjadi
30%, serebelum 16%, talamus 10-15%, serta pons 5-12%. Arteria yang
17
Minoritas kasus PIS kemungkinan disebabkan aneurisma, AVM,
Kematian akibat ICH sekitar 50% dengan 3/4 pasien yang hidup,
lokasi serta ukuran perdarahan. Pasien sadar tentu lebih baik dari pada
dari 3 cm atau volumenya lebih dari 50 sk, lebih buruk. Pasien dengan
kondisi medis buruk dan yang berusia 70 tahun atau lebih cenderung
2.1.7 Prognosa
dari onset, usia pasien, volume, serta lokasi perdarahan. Komplikasi yang
Secara umum, semakin tua usia pasien, semakin dalam lokasi perdarahan,
18
serta semakin luas volume perdarahan pasien akan menyebabkan
antara lain:
1. Kematian
dekubitus
8. Risiko jatuh
19
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
1. Angiografi
3. Lumbal pungsi
4. MRI
5. EKG
6. Laboratorium
khususnya pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi yang kronis.
20
1. Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse
penggumpalan)
hidup, jarang dilakukan karena operasi itu sendiri bisa merusak otak.
21
2.2 Konsep Teori Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Pre operatif
B. Riwayat kesehatan
Hematom.
Intracerebral Hematom.
intracerebral.
22
operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu
ruang operasi.
D. Pemeriksaan fisik
perdarahan.
23
penglihatan, perubahan pupil, sering timbul cegukan dan
karakteristik urine.
penurunan nutrisi.
otak dengan reflex pada spinal selain itu dapat pula terjadi
2. Intra operatif
24
sebgai perawat amlop, atau membantu dalam mengatur posisi
B. Pemeriksaan fisik
output urine,
25
f) Bone : Pada sistem musculoskeletal dinilai adanya
3. Post operatif
mengkaji efek dari agen anastesi dan memantau fungsi vital serta
pemulangan. Setiap fase ditelaah detail lagi dalam unit ini. Kapan
B. Pemeriksaan fisik
26
b) Blood : Pada sistem kardiovaskular dinilai takanan darah,
Hb.
ekstremitas
yaitu:
1. Pre operasi
27
a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gangguan
2. Intra operasi
3. Post operasi
28
batas normal pemberiam oksigen
5. Kepatenan jalan napas dalam
batas normal
6. Saturasi oksigen dalam batas
normal
7. Penggunaan otot bantu napas
tidak ada
8. Retraksi dinding dada tidak
ada
9. Dispneu tidak ada
10. Akumulasi sputum tidak ada
11. .Suara napas tambahan tidak
ada
12. Batuk tidak ada
2 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Edema
jaringan serebral keperawatan maka perfusi Serebral (2540)
berhubungan dengan jaringan cerebral normal dengan 1. Monitor status neurologi
gangguan aliran arteri atau : 2. Monitor TTV
vena Kriteria Hasil: 3. Memonitori peningkatan
1. Kesadaran tidak terganggu TIK :
2. Fungsi sensorik dan 69otoric 4. Monitor status pernapasan
cranial tidak terganggu 5. Monitor nilai
3. Fungsi sensorik dan motori laboratorium urin, natrium
spinal tidak terganggu dan kalium
4. Tekanan intracranial tidak
terganggu
5. Ukuran pupil tidak terganggu
6. Pola tergerak mata tidak
terganggu
7. Tekanan darah tidak
terganggu
8. Denyut nadi tidak terganggu
9. Status kognitif tidak
terganggu
3 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400)
keperawatan maka perfusi 1. Lakukan pengkajian nyeri
jaringan cerebral normal pasien komprehensif yang meliputi
akan mennjukkan kontrol nyeri lokasi, durasi, gambaran
dengan : nyeri, frekuensi dan skala
Kriteria Hasil: nyeri
1. Nyeri berkurang 2. Observasi adanya
2. Tanda-tanda vital dalam petunjuk non verbal
batas normal mengenai ketidak nyamanan
3. Ekspresi wajah senang 3. Monitor tanda-tanda vital
4. Ajarkan tehnik non
farmakologi : seperti
relaksasi nafas dalam
5. Pemberian obat analgesik
INTRA OPERASI
1 Resiko pendarahan Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Pendarahan
keperawatan maka diharapkan (4010)
pasien mampu: 1. Monitor ketat tanda –
Kriteria Hasil : tanda perdarahan
1. Tidak ada hematuria, dan 2. Monitor monitor vital
kehilangan darah yang terlihat sign
29
2. Tekanan darah dalam batas 3. Pertahankan patensi IV
normal line
4. Monitor status cairan
meliputi intake dan output
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi intra
keperawatan maka diharapkan opratif (6545)
pasien mampu: 1. Monitor dan jaga suhu
Kriteria Hasil : ruangan antara 20o dan 24o
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi 2. Lakukan cuci tangan
sistemik dan lokal steril
3. Gunakan Alat Pelindung
Diri steril dengan
menggunakan teknik aseptik
4. Pisahkan alat steril dan
non steril
5. Gunakan peralatan steril
dengan menggunakan teknik
aseptik
6. Berikan terapi antibiotik
yang sesuai
POST OPERASI
1 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
jalan napas berhubungan keperawatan maka status 3140
dengan obstruksi jalan napas: kepatenan jalan napasan dengan 1. Buka jalan napas dengan
mucus berlebih : tekmik hettil chin lift atau
Kriteria Hasil: jaw thrut
1. Frekuensi pernapasan dalam 2. Auskultasi suara napas,
batas normal dan adanya suara napas
2. Irama pernapasan dalam tambahan
batas normal 3. Posisikan pasien untuk
3. Kedalaman inspirasi dalam meminimalkan ventilasi
batas normal 4. Monitor status pernapasan
4. Suara napas tambahan tidak dan oksigenasi
ada 5. Buang secret dan
5. Akumulasi sputum tidak ada motivasi pasien untuk
melakukan batuk efektif
atau suction
2 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakakan Pencegahan Jatuh (6490)
keperawatan, maka 1. Identifikasi perilaku dan
menunjukkan perilaku faktor yang mempengaruhi
pencegahan jatuh dengan : risiko jatuh
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi karakteristik
1. Menempatkan penghalang dari lingkungan yang
untuk mencegah jatuh secara mungkin meningkatkan
konsisten potensi jatuh
2. Memperhatikan peringatan 3. Instruksikan keluarga
ketika mengambil pengobatan pasienuntuk memanggil
yang mengakibatkan risiko bantuan terkait pergerakan
jatuh secara konsisten 4. Sediakan pengawasan
ketat dan alat pengikatan
(restrain)
5. Gunakan pembatas pada
kedua sisi tempat tidur
30
2.2.4 Implementasi keperawatan
seorang pasien.
tindakan.
31
keadaan dan keluhan pasien, yang timbul sebagai masalah berat. Evaluasi
32
BAB III
3.1. Kasus
3.2.1. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa : Sunda
Status : Menikah
No. RM : 076726
Tanggal Masuk : 06, november 2021
Tanggal : 06, november 2021
Pengkajian
Alamat : JL dago pojok no 79 rt/rw 003/003 dago ,
coblong , kota bandung jawa barat
c. Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran
33
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Post intra cerebral
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
-
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
-
e. Pola Aktifitas Sehari-hari
N0 ADL Saat Sehat Saat Sakit
1. Nutrisi
a. Makan
Jenis dan kesukaan Nasi,lauk dan sayur Tidak ada
b. Minum
Jenis Air Putih, teh dan susu Tidak ada
Frekwensi/Jumlah 8 gelas/hari Tidak ada
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Siang
34
Lama ± 6 jam ± 4 jam
Kualitas Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAK
Frekwensi 4-5x sehari 3-4x sehari
4. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekwensi 3x sehari 2x sehari seka dengan
bantuan sebagian
Penggunaan sabun - -
Gosok gigi 2xsehari 2x sehari dibantu
Gangguan Tidak ada Tidak ada
b. Berpakaian
Frekwensi 3x sehari di ganti 2x sehari dibantu
5. Aktivitas
Mobilitas fisik Bekerja Mobilitas ditempat
tidur dibantu
35
keluarga
Olahraga Jalan santai Tidak ada
Rekreasi Tidak ada Tidak ada
f. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum : tampak lemah
Kesadaran : somnolen
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 45 kg
GCS : GCS 13 (E4, V4, M5)
E : E4
M : M5
V : V4
TTV : T : 130/90 mmHg
N : 90x/menit
R : 40 x/menit
S : 36,2OC
SPO2 : 97% (dengan oksigen nasal kanul)
2. Sistem Pernafasan
a. Infeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
36
Suara nafas tnormal
3. Sistem Kardiovaskuler
a) Fungsi serebral
1. Kesadaran : somnolen
GCS : 13 (E4 V4 M5)
2. Orientasi :
- Orang : -
- Tempat : -
- Waktut : -
3. Memori ;-
4. Gaya Bicara :-
b) Fungsi Nervus Cranial
1. Nervus I (Olfaktorius)
37
Pasien dapat membedakan bau yang dirasakan seperti bau
parfum dan minyak angin
2. Nervus II (Optikus Penglihatan klien mulai berkurang
pada jarak 10 meter.
3. Nervus III (Okulomotorius)
Dilatasi reaksi pupil normal, refleks pupil klien pada saat
ada cahaya mengecil.
4. Nervus IV (Trochlearis)
Klien bisa menggerakkan mata klien ke bawah dan ke
dalam, tidak ada gangguan dibagian mata
5. Nervus V (Trigeminus)
klien dapat memejamkan mata. Tidak ada gangguan pada
kornea kanan dan kiri.
6. Nervus VI(Abdusen)
Klien dapat menggerakkan bola mata ke samping kiri dan
kanan.
7. Nervus VII(Fasialis)
Tidak terdapat gangguan pada otot wajah.
8. Nervus VIII(Vestibulo-Kokhlearis)
Tidak terdapat gangguan pendengaran pada klien.
9. Nervus IX(Glossofaringeus)
Tidak ada gangguan dalam kemampuan menelan.
10. Nervus X(Vagus)
Tidak ada gangguan dalam kemampuan menelan.
11. Nervus XI(Assesorius)
Klien dapat menggerakkan kepala dan mengangkat bahu.
12. Nervus XII(Hipoglossus)
Respon lidah baik, klien bisa menggerakkan lidah dari sisi
yang satu ke yang lain. Klien dapat membedakan rasa
asin, asam dan manis.
38
6. Sistem Ednokrin
7. Sistem Genitourinaria
8. Sistem Muskuloskeletal
Turgor
A. Status Emosi
Emosional klien tampak stabil
B. Kecemasan
Pasien tidak mengalami kecemasan
C. Pola Koping
Ketidakberdayaan pasien terhadap penyakit hipertiroid
D. Konsep Diri
- Body Image
39
Keluarga mengatakan sebelum pasien sakit paling suka dengan
bagian kulit klien karena kulit klien sawo matang
- Harga Diri
Klien tau tentang penyakitnya saat ini pasien dan dapat berkumpul
kembali dengan keluarga nya dan dapat beraktivitas kembali.
- Ideal Diri
Keluarga klien mengatakan bahwa dirinya tidak menginginkan apa-
apa, klien hanya berharap supaya ia bisa sembuh seperti semula.
- Peran Diri
Keluarga klien mengatakan bahwa selama ia dirawat kegiatannya
sehari-hari sebagai ibu rumah tangga sudah tidak dapat dilakukannya
lagi karena sakit dan digantikan oleh anaknya.
- Identitas Diri
klien sudah menikah dan mempunyai anak.
selama perawatan.
Klien beragama islam dan keluarga selalu berdoa agar klien cepat
sembuh. Selama sakit klien tidak dapat menjalankan sholat 5 waktu, klien
hanya beristigfar.
1) Laboratium
Hasil pemeriksaan Laboratium 22 Mei 2019
No Jenis Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan
1. HGB 1015.5 14,00 – 16,00
2. Lekosit 14.73 4,00 – 10,5
3. Eritrosit 5.07 4,10 – 6,00
40
4. Hematokrit 41.2 42,00-52,00
5. Trombosit 310 150-450
6. IPF 2.5 0.8-5.2
7. MCV 81.3 60-100
8. MCH 30.6 32-36
9. MCHC 37.6 26-34
10. Basofil 0.4 0-1
11. Eosinofil 1.2 2-4
12 Neutrofil 78.8 40-71
13 limfosit 14.9 25-40
14 monosit 25 2-8
15 Total Eosinofil 0.17 0.01-0.40
16. Total Neutrofil 11.62 0.01-0.40
17. Total limfosit 2.19 2.10-8.89
18. Total monosit 0.69 1.26-3.35
19. Total basofil 0.06 0.01-0.09
20 Neutral limfosit 5.31
ratio
21 Glukosa rapid 94
22. BUN 12 9.8-2-.1
DO: ↓ D.0077
Edema cerebral
N : 90 x/mnt
↓
TD : 130/90 mmhg
Pemimgkatan TIK
RR : 40xmenit ↓
Nyeri Akut
2 DS: - Cairan plasma hilang Risiko perfusi
41
N : 90 x/mnt ↓ D.0017
muskular (D.0119)
42
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuro
muskular D.0054
PRA OPRASI
2. Risiko perfusi Setelah dilakukan observasi
serebral tidak tindakan - Monitor
efektif keperawatan selama adanya
D 0017 4 x 24 jam tanda/gejala
Pengertian : diharapkan perfusi peningkatan
beresiko mengalami serebral meningkat TIK
penurunan sirkulasi dengan kriteria - Monitor
darah ke otak hasil: intake dan
- terjadinya output cairan
peningkatan Terapetik
kesadaran, - Minimaslka
- menurunnya sakit n stimulus
kepala, dengan
- tekanan darah menyediaka
43
sistolik dan diastolik n lingkungan
membaik, yang tenang
- dengan intervensi - Cegah
Manajemen TIK terjadinya
(Pemantauan kejang
Neurologis) - berikan
posisi semi
forwler
- Pertahankan
suhu tubuh
normal
Kolaborasi
-
INTRA OPERASI
3. Gangguan Setelah melakukan Observasi :
pengkajian selama 3 ×
komunikasi verbal - Pemeriksaan
24 jam tingkat
berhubungan komunikasi verbal fungsi
membaik, dengan
dengan gangguan pendengaran
criteria hasil :
neuro muskular - Kemampuan berbicara - Monitor
meningkat
(D.0119) - Kemampuan tanda dan
mendengar meningkat gejala
- respon perilaku
membaik disfungsi
telinga
Terapeutik:
- hindari
paparan suara
keras
POST OPERASI
4. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan
fisik berhubungan - identifikasi adanya
selama 3x24 jam
dengan gangguan masalah mobilitas nyeri atau keluhan
44
neuro muskular di fisik meningkat : fisik lainya
- kekuatan otot
tandai dengan fisik - identifikasi
meningkat
lemah dan gerakan toleranssi fisik
- rentang gerak
terbatas melakukan
rom
D0054 pergerakan
meningkat
- Menitor frekuensi
- kaku sendi
jantung dan tekanan
menurun
darah sebelum
- kelemahan
memulia mobilisasi
fisik menurun
- Monitor kondisi
umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik:
- fasilita aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
- Fasilitasi melakukan
pergerakan
- libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
- anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan
45
3.2.5. Implementasi Keperawatan
46
- memberikan
posisi semi
forwler
- mempertahankan
suhu tubuh
normal
Kolaborasi
47
- Memonitor kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik:
- memfasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
- memfasilitasi melakukan
pergerakan
- melilibatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
- menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
- mnejelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
- mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan
48
O:
Hasil TTV
N : 70 x/mnt
TD : 120/80
mmHg
RR : 24 x/mnt
A : Masalah
teratasi
P : Hentikan
Intervensi
10 november / D0017 S : Klien Ni’matul
08.00 mengatakan Ilmiya
sudah tidak
lemas
O:
Hasil TTV
N : 70 x/mnt
TD : 120/80
mmHg
RR : 24 x/mnt
A : Masalah
teratasi
P : Hentikan
Intervensi
11 november D0119 S : Klien Ni’matul
12.00 mengatakan Ilmiya
sudah bisa
berkomunikasi
walaupun tidak
terlalu lancar
O:
49
Klioen terlihat
dapat
berkomuikasi
A : Masalah
teratasi
P : Hentikan
Intervensi
11 november D0054 S : Klien Ni’matul Ilmiya
19.00 mengatakan bisa
sergerak
walapun masih
sulit
O : klien dapat
bergerak di atas
tempat tidur
A : Masalah
teratasi sebagian
P : Hentikan
intervensi
50
DAFTAR PUSTAKA
Elsevier
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Yogyakarta.
Journal.
51
Moorhead S, 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5.Indonesia:
Elsevier.
Jakarta: EEG.
Ns Enny Mulyatsih, Airiza Ahmad. 2008. Stroke petunjuk perawatan pasien pasca
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan.
Suatu
52