Tri Wulan Dari Askep Isk
Tri Wulan Dari Askep Isk
P
DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH
DI RUANG ANGGREK RUMAG SAKIT SOLO
Disusun oleh:
Tri Wulandari
S17208
A. Latar belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua
setelah infeksi saluran pernafasan dan dapat menyebabkan sepsis (WHO,
2013). Prevalensi infeksi saluran kemih di Indonesia masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia, penderita
ISK di Indonesia berjumlah 90 100 kasus per 100.000 penduduk per
tahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun (Depkes RI, 2014).
ISK dapat menyerang segala usia dari bayi hingga lansia baik
perempuan maupun laki laki.Penyebab infeksi saluran kemih adalah
adanya invasi dan perkembangbiakan mikroorganisme ke dalam saluran
kemih dalam jumlah yang bermakna (≥ 105 per mL urin).
Bakteri gram negatif sebagian besar menjadi penyebab infeksi
saluran kemih diantaranya Escherichia coli, Enterobakter, Citrobakter,
Klebsiella, dan Proteus. Bakteri dalam urin disebut dengan bakteriuria
dapat dideteksi secara akurat dengan kultur urin, namun pengerjaannya
membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga dibutuhkan parameter lain
berupa nitrit urin (Lisa dan Suryanto, 2012).
Maka dari itu di sini akan dilakukan asuhan keperawatan yang
komprehensif dan tepat yang meliputi dari pengkajian perumusan
masalah implementasi dan evaluasi untuk kesembuhan dari pasien yang
menderita infeksi saluran kemih dan tidak memperparah dari kondisi
pasien.
B. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui bagaimana penanganan pada ISK yang disusun ke
dalam Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian,perumusan
masalah,intervensi dan implementasi dan evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
(ISK) merupakan faktor resiko yang penting pada terjadinya
insufisiensi ginjal atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran
kemih terjadi secara asending oleh sistitis karena kuan berasal dari
flora fekal yang menimbulkan koloni perineum lalu kuman masuk
melalui uretra (Widagdo, 2012).
(ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya
pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di
parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih. Pertumbuhan
bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar pancar
tengah (midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan
diagnosa ISK (IDI, 2011).
Kesimpulan dari pengertian tentang penyakit infeksi saluran
kemih di atas yaitu dapat disimpulkan infeksi saluran kemih adalah
penyakit yang bertumbuhnya kuman di saluran kemih yang dapat
menyerang lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan laki-laki
dan juga tidak memandang umur karena bisa menyerang semua umur
baik anak-anak, usia remaja, dewasa dan lansia. Kebiasaan menahan
buang air kecil, kurang minum air putih dan (air kencing susah keluar
dan sedikit).
2. Etiologi
.Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh
bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri yang sering menjadi
penyebabnya. Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram-negatif
termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan naik ke
sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp,
Klebsiella, Enterobacter. Pasca operasi juga sering terjadi infeksi oleh
Pseudomonas, sedangkan Chlamydia dan Mycoplasma bisa terjadi
tetapi jarang dijumpai pada pasien ISK. Selain mikroorganisme, ada
faktor lain yang dapat memicu ISK yaitu faktor predisposisi .E.coli
adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela,
enterobakteri, pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (SudoyoAru,
dkk 2013). 1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,
antara lain :
a. Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated ( simple )
b Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-
lain
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif. b Mobilitas
menurun c Nutrisi yang sering kurang baik d Sistem imunitas
menurun, baik seluler maupun humoral e Adanya hambatan pada
aliran darah
f Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli
(80% kasus) dan organism enterik garam-negatif lainny merupakan
organisme yang paling sering menyebabkan ISK : kuman-kuman ini
biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme lain yag
menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,
Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus
koagulsenegatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK di
masa kanak-kanak (Wong, 2012).
3. Manifestasi klinik
Infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan beberapa gejala
seperti demam, susah buang air kecil, nyeri setelah buang air besar
(disuria terminal), sering buang air kecil, kadang-kadang merasa panas
ketika berkemih, nyeri pinggang dan nyeri suprapubik. Namun, gejala-
gejala klinis tersebut tidak selalu diketahui atau ditemukan pada
penderita ISK. Untuk memegakan diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, ureum
dan kreatinin, kadar gula darah, urinalisasi rutin, kultur urin, dan dip-
stick urine test (Permenkes, 2011
4. Klasifikasi
Menurut Purnomo (2012), (ISK) diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu:
ISK uncomplicated (sederhana) dan ISK (rumit). Istilah ISK
uncomplicated (sederhana) adalah infeksi saluran kemih pada pasien
tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran
kemih. ISK complicated (rumit) adalah infeksi saluran kemih yang
terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik atau struktur
saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik kelainan ini akan
menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.Klasifikasi infeksi
saluran kemih dapat dibedakan berdasarkan anatomi dan klinis. Infeksi
saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu:1) Infeksi
saluran kemih bawah
Berdasarkan presentasi klinis dibagi menjadi 2 yaitu : a)
Perempuan
Sistitis adalah infeksi saluran kemih disertai
bakteriuria bermakna dan Sindroma uretra aku
b) Laki-laki
Berupa sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis. 2) Infeksi
saluran kemih atas Berdasarkan waktunya terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Sukandar, 2011). b)
Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil (Liza, 2011).
Berdasarkan klinisnya, ISK dibagi menjadi 2 yaitu : 1) ISK Sederhana
(tak berkomplikasi) 2) ISK berkomplikasi
5. Komplikasi
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan
yaitu : gagal ginjal akut, urosepsis, nekrosis papilla ginjal,
terbentuknya batu saluran kemih, supurasi atau pembentukan abses,
dan granuloma.
Invasi mikroorganisme
(bakteri, virus)
Inflamasi/kerusakan infeksi
TU
Pertahanan tubuh
Hipertermi
menurun
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi nama klien,alamat,umur,agama,status
perkawinan,pendidikan,pekerjaan
c. Riwayat Kesehatan
d. Pemerikasaan Fisik
1) Tekanan darah
2) Nadi
- Frekuensi : /menit
- Irama : teratur/ tidak teratur
- Kekuatan : kuat/lemah
3) Pernafasan
- Frekuensi : x/menit
- Irama : teratur/tidak teratur
4) Suhu : ᵒC
2. Kepala
Bentuk dan ukuran kepala : mesochepal,brachycephaly
Kulit kepala : bersih, lesi/ tidak ada lesi, ketombe/
tidak ada ketombe
Rambut : distribusi rambut merata/botak,
hitam/putih beruban.
3. Muka
Mata
Palebra :edema/ tidak ada edema
Konjungtiva : ananemis/unanemis
Sclera : anikterik/ikterik
Pupil : isokor/sokor
Diameter Ka/Ki : 2 mm/ 2 mm
Reflek terhadap cahaya :+/+
Penggunaan alat bantu penglihatan : menggunakan/tidak
menggunakan alat bantu
b.Hidung : adanya polip / tidak ada pembesaran polip.
c.Mulut : mukosa bibir lembab/kering, sianosis/tidak terdapat
sianosis dan tidak terdapat stomatitis, mulut simetris /
tidak simetris
d.Telinga : telinga tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret, telinga
bersih, dan fungsi pendengaran baik
4.Leher
Kelenjar tyroid :pembesaran/ tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid
Kelenjar limfe : pembesaran / tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe
5.Dada ( Thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : perkembangan dada simetris, frekuensi , tidak ada
lesi dan jejas.
Palpasi : ada/tidak ada krepitasi, vocal fremitus kanan kiri
teraba sama.
Perkusi : suara paru sonor. Batas atas (ics 2) dan batas bawah
(ics 5)
Auskultasi : suara paru vesikuler/abnormal. Terdapat / Tidak
terdapat suara tambahan.
2) Jantung
Inspeksi : ada/ tidak ada lesi dan jejas. Ictus cordis tidak
tampak / tampak.
Palpasi : ictus kordis teraba 2cm dari mid clavicula sinistra.
Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi pekak di ics 2 parasternum dekstra dan ics 6
sinistra.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lub dub.
6.Abdomen
Inspeksi : terdapat/tidak terdapat luka atau jahitan post
operasi, tidak terdapat massa.
Auskultasi : bising usus x/menit
Perkusi : terdengar bunyi tympani / bising di kuadran kiri
atas.
Palpasi : terdapat/ tidak terdapat nyeri tekan
Bawah
A : Antropometri
BB : kg
TB : cm
B : Biomechanical
C : Clinical Sign
D : Diit
Meliputi :
3) Pola Eliminasi
Meliputi :
BAB. BAK
KETERANGAN KETERANGAN
Frekuensi Frekuensi
Konsistensi Konsistensi
Warna Warna
Keluhan Keluhan
Infus IWL
Ket :
6) Pola Kognitif-Perceptual
9) Pola Seksualitas
2. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut b.d agen cidera biologis dengan kondisi terkait infeksi
( D.0077)
Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih dengan
kondisi terkait infeksi ginjal dan saluran kemih (D.0040)
Aru.W Sudoyo. (2014) . Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Interna Publishing. Jakarta
Departemen Kesehatan RI 2014, Waspada Infeksi Saluran
Kemih:http://www.depkes.go.id/index.php/wasada+infeksi+saluran+ke
mih/.Diakses tanggal 02 Maret 2016
Lisa dan Suryanto. 2012. Hubungan Kadar Leukosit Esterase Dengan Kadar Nitrit
Di Urin Pada Pasien Klinis Infeksi Saluran Kemih RS PKU
Muhammadiyah, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah, Yogyakarta.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny.P DENGAN ISK DI RUANG ANGGREK 15
BIODATA
IDENTITAS KLIEN
Alamat : Solo
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama : Tn. K
Umur : 35 tahun
Pendidikan :S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Sukoharjo
RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RS Solo pada hari Sabtu 20 Juni 2020 jam 15.00
WIB dengan keluhan adanya rasa nyeri pada abdomen dan juga adanya
ketidaknyamanan saat sedang miksi dan telah mengalami perburukan
beberapa hari terakhir. Pasien menyatakan adanya nyeri di Supra publik
yang akan meningkat saat melakukan pergerakan. Pasien tampak sehat
hanya saja terkadang dia memegang pada area perut bagian bawah.
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan rutin untuk berolahraga
tetapi dia berusaha untuk makan makanan yang bergizi. Pasien mulai
menyadari adanya rasa nyeri tetapi masih awalnya berusaha untuk
menyangkal rasa nyeri itu dan distraksi nya tetapi beberapa hari terakhir
pasien merasakan nyeri yang teramat sangat saat sedang melakukan
buang air kecil. Pasien mengatakan ia memiliki kebiasaan merokok
sehari 15 batang rokok. skala nyeri saat sedang istirahat dua dari 10 tetapi
saat sedang melakukan buang air kecil sekalah nyeri enam dari 10.
Pasien mengatakan bahwa jika nyeri yang dirasakan semakin lama
semakin parah dan beberapa hari terakhir dia tidak bisa tidur dikarenakan
keinginan untuk berkemih yang semakin sering. Pasien mengatakan juga
bahwa dia merasakan kepanasan dan tubuh sedikit demam dikarenakan
dia malam tersebut terbangun dengan keadaan yang sangat panas dan
juga berkeringat yang banyak.Setelah itu pasien mendapatkan tindakan
TTV pemberian obat anti nyeri dan antibiotik. Tanda tanda vital pasien
suhu 37,9 ° Celcius, nadi 75 kali per menit, nafas 14 kali per menit,
tekanan darah 132 per 71, Saturasi oksigen 96% tanpa pemberian oksigen
nasal.Kemudian klien dianjurkan untuk rawat inap supaya mendapatkan
penanganan lebih lanjut di bangsal Anggrek.
: Pasien : Perempuan
: Keturunan : Pernikahan
: Meninggal
PEMERIKSAAN FISIK
2. Kepala
Bentuk dan ukuran kepala : mesochepal
Kulit kepala : bersih, tidak ada lesi, tidak ada
ketombe
Rambut : distribusi rambut merata warna hitam
beruban.
3. Muka
Mata
Palebra : tidak ada edema
Konjungtiva : ananemis
Sclera : anikterik
Pupil : isokor
Diameter Ka/Ki : 2 mm/ 2 mm
Reflek terhadap cahaya :+/+
Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak menggunakan alat
bantu
b.Hidung : tidak ada pembesaran polip.
c.Mulut : mukosa bibir lembab, tidak terdapat sianosis dan tidak
terdapat stomatitis, mulut simetris
d.Telinga : telinga tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret, telinga
bersih, dan fungsi pendengaran baik
4.Leher
Kelenjar tyroid : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
Kelenjar limfe : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
5.Dada ( Thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : perkembangan dada simetris, frekuensi 20x/menit,
tidak ada lesi dan jejas.
Palpasi : tidak ada krepitasi, vocal fremitus kanan kiri teraba
sama.
Perkusi : suara paru sonor. Batas atas (ics 2) dan batas bawah
(ics 5)
Auskultasi : suara paru vesikuler. Tidak terdapat suara
tambahan.
2) Jantung
Inspeksi : tidak ada lesi dan jejas. Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : ictus kordis teraba 2cm dari mid clavicula sinistra.
Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi pekak di ics 2 parasternum dekstra dan ics 6
sinistra.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lub dub.
6.Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat luka atau jahitan post operasi, tidak
terdapat massa.
Auskultasi : bising usus 8x/menit
Perkusi : terdengar bunyi tympani di kuadran kiri atas.
Palpasi : terdapat nyeri tekan Supra publik dan Distensi
kandung kemih.
ROM kanan dan kiri : ROM kanan aktif, ROM kiri aktif
Bawah
ROM kanan dan kiri : ROM kanan aktif, ROM kiri aktif
2. Pola Nutrisi/Metabolik
A : Antropometri
BB : 65 kg
TB : 156 cm
= 65 : (1,56meter)2
B : Biomechanical
HB : 10 g /dL
C : Clinical Sign
3. Pola Eliminasi
BAB
BAK
Sebelum Sakit
Selama Sakit
Masalah : tidak bisa tidur karena keinginan berkemih sering dan nyeri
6. Pola Kognitif-Perceptual
Sebelum sakit
Selama sakit
-Hb
10 - 12 g/dl 10
-Leukosit 4 - 10 103/uL 13
High
3.80-10.60 3
10 /uL 7.40
-Trombosit
150-440 103/uL 241
-Eritrosit
KIMIA KLINIK
FAAL GINJAL
Senin 22 URINE
Juni 2020
pH 4,5 - 8,0 7.0
jam 11.30
Keton Positif
diare
sakit kepala
Untuk mengganti
RL atau ringer Golongan kristaloid Ruam dada terasa
500 ml cairan tubuh
laktat sesak sakit kepala
Untuk mengatasi
Sesak nafas alergi
Analgesik nyeri akut atau
2 ml /8 hipotensi
Santa gesik kronik
jam
Untuk mengatasi
Anti emesis
mual dan muntah Demam sakit kepala
Ondansetron
4 mg /8
jam
Untuk Mual sakit kepala
Paracetamol 500 mg
Antipiretik menurunkan urine berwarna
per 8 jam
demam coklat
ANALISA DATA
DS :
- Pasien mengatakan
2
sering berkemih dan
Gangguan Iritasi Infeksi
terasa nyeri
Eliminasi kandung ginjal
- Pasien mengatakan
Urine kemih dan
jika BAK tidak
( D.0040) saluran
tuntas
kemih
DO :
- Volume urin
meningkat
- Frekuensi BAK
meningkat
DS :
Pasien mengatakan
juga bahwa dia
merasakan kepanasan
dan tubuh sedikit
demam Risiko Infeksi Supresi Imunosu
dikarenakan dia (D.0142) respon presi
3. malam tersebut inflamas
terbangun dengan i
keadaan yang sangat
panas dan juga
berkeringat yang
banyak
-
DO :
- Suhu : 37,9 ° C
- Leukosit : 13.103/uL
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis dengan kondisi terkait infeksi ( D.0077)
2. Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih dengan kondisi terkait
infeksi ginjal dan saluran kemih (D.0040)
3. Resiko infeksi dengan faktor risiko supresi respon inflamasi dengan kondisi
terkait imunosupresi (D.0142)
RENCANA KEPERAWATAN
Menganjurkan minum
yang cukup S: pasien mengatakan sudah habis 1,5
liter dalam satu hari
O : pasien kooperatif
2
Memonitor P,Q,R,S,T
Memonitor urine S : P : Nyeri terasa jika sedang
1,2,3 Memonitor tanda dan berkemih
Selasa,23 gejala infeksi
Juni 2020 Q : Nyeri tertusuk
08.00
R: Supra publik
S:1
T : Nyeri hilang timbul
O:
- Warna urine sedikit bening
- S : 36,7 °C
- Pasien tampak rileks .
Mengkolaborasikan
pemberian obat analgesik S: pasien mengatakan bersedia diberi
1,3 dan antibiotik obat
O : pasien kooperatif
Menjelaskan tujuan dan
prosedur irigasi kateter S : pasien mengatakan bersedia
2. menerima tindakan tersebut
O : pasien kooperatif
CATATAN KEPERAWATAN
Nama: Ny.P No. CM
: 064027
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi untuk kesimpulannya infeksi saluran kemih itu merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba bakteri terutama E.coli
yang infeksi pada saluran perkemihan,Untuk itu kita senantiasa selalu
menjaga kebersihan saluran kemih.
B. Saran
Semoga asuhan keperawatan yang saya buat bisa menjadi acuan
atau pedoman bagi pembaca. Dan mohon masukkan atau koreksi oleh
pembaca pada asuhan keperawatan yang saya buat.
Analisa Tindakan Pemasangan Kateter Pada Ny. P
Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Solo
Hari :Minggu
Tanggal :21 Juni 2020
Jam :10.00 WIB
A. KeluhanUtama
Pasien mengatakan jika keinginan berkemih sering dan tidak tuntas
B. Diagnosis keperawatan
Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih dengan kondisi terkait
infeksi saluran kemih
C. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS :
- Pasien mengatakan keinginan berkemih sering dan tidak tuntas
-Pasien mengatakan nyeri saat berkemih
DO :
- Pasien tampak terbaring di atas tempat tidur
- Distensi kandung kemih
- Pasien tampak memegangi perut
D. Dasar pemikiran (ceritakan pathway dalam bentuk narasi dari penyakitnya
sampai dengan dilakukan tindakan tersebut)
Beberapa pasien dengan diagnosa medis tertentu dan kondisi umum
tertentu mengharuskan dilakukan pemasangan kateter, seperti pasien pre
dan post operasi, ataupun pasien yang memerlukan bedrest total. Adapun
kateter merupakan sebuah pipa panjang, ramping, dan fleksibel terbuat
dari bahan yang lentur dan dapat dilihat dengan sinar X. Kateterisasi urin
adalah suatu tindakan untuk memasukkan kateter kedalam kandung kemih
melalui uretra, hal ini dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa karna ada
resiko masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih dan saluran
kemih.
Oleh karna itu digunakan teknik sterilisasi untuk meminimalkan resiko
kontaminasi mikroba .Pemasangan kateter merupakan salah satu intervens
yang diberikan kepada pasien dengan gangguan saluran perkemihan.
Berman, A., (Snyder, S., Kozier, B, Erg, B.Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta: 2009.)
E. Prinsip tindakan keperawatan
Tindakan pemasangan kateter berprinsip steril karena merupakan tindakan
aseptik supaya mikroorganisme tidak masuk ke dalam tubuh karena bisa
menimbulkan infeksi atau memperparah infeksi.
F. Analisa tindakan
Prosedur pemasangan kateter harus sesuai dengan standar yang ditentukan,
untukmenjamin dilaksanakannya teknik pemasanganyang benar, dan di
anjurkan dilaksanakan oleh perawat yang telahmendapatkan pelatihan
khusus. Resiko
terjadinya infeksi saluran kemih semakin tinggi apabila prosedur
pemasangan tidak dilakukan sesuai dengan standar
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara
kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang
kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan kelancaran aliran
urine pada sistem drainasi kateter.(Suharyanto T & Madjid A.
AsuhanKeperawatan Pada Klien denganGangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: 2013.)
G. Bahaya dilakukannya tindakan
Dalam pemasangan kateter memiliki resiko yang cukup besar,setiap 2 hari
sekali kateter diganti atau dibersih kan jika tidak akan memperparah
infeksi.Dan pemasangan pun harus sesuai Standar operasional prosedur.
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
- Irigasi Kateter
1.Menjelaskan tujuan dan prosedur
- manajemen eliminasi urine
1. Monitor frekuensi,warna, konsistensi urine
2. Anjurkan minum yang cukup
Jurnal
Judul Jurnal : Teknik Pemasangan Kateter Pada Kejadian Infeksi Saluran Kemih
Di Ruang Rawat Inap RSUD Pringsewu
Peneliti : Diny Vellyana, Gunawan Irianto, Rahmad
Volume : X
Tanggal : 2 Maret 2020
Di akses pada tanggal : Selasa 23 Juni 2020
Mengetahui