Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

P
DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH
DI RUANG ANGGREK RUMAG SAKIT SOLO

Disusun oleh:

Tri Wulandari

S17208

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua
setelah infeksi saluran pernafasan dan dapat menyebabkan sepsis (WHO,
2013). Prevalensi infeksi saluran kemih di Indonesia masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia, penderita
ISK di Indonesia berjumlah 90 – 100 kasus per 100.000 penduduk per
tahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun (Depkes RI, 2014).
ISK dapat menyerang segala usia dari bayi hingga lansia baik
perempuan maupun laki – laki.Penyebab infeksi saluran kemih adalah
adanya invasi dan perkembangbiakan mikroorganisme ke dalam saluran
kemih dalam jumlah yang bermakna (≥ 105 per mL urin).
Bakteri gram negatif sebagian besar menjadi penyebab infeksi
saluran kemih diantaranya Escherichia coli, Enterobakter, Citrobakter,
Klebsiella, dan Proteus. Bakteri dalam urin disebut dengan bakteriuria
dapat dideteksi secara akurat dengan kultur urin, namun pengerjaannya
membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga dibutuhkan parameter lain
berupa nitrit urin (Lisa dan Suryanto, 2012).
Maka dari itu di sini akan dilakukan asuhan keperawatan yang
komprehensif dan tepat yang meliputi dari pengkajian perumusan
masalah implementasi dan evaluasi untuk kesembuhan dari pasien yang
menderita infeksi saluran kemih dan tidak memperparah dari kondisi
pasien.

B. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui bagaimana penanganan pada ISK yang disusun ke
dalam Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian,perumusan
masalah,intervensi dan implementasi dan evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
(ISK) merupakan faktor resiko yang penting pada terjadinya
insufisiensi ginjal atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran
kemih terjadi secara asending oleh sistitis karena kuan berasal dari
flora fekal yang menimbulkan koloni perineum lalu kuman masuk
melalui uretra (Widagdo, 2012).
(ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya
pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di
parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih. Pertumbuhan
bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar pancar
tengah (midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan
diagnosa ISK (IDI, 2011).
Kesimpulan dari pengertian tentang penyakit infeksi saluran
kemih di atas yaitu dapat disimpulkan infeksi saluran kemih adalah
penyakit yang bertumbuhnya kuman di saluran kemih yang dapat
menyerang lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan laki-laki
dan juga tidak memandang umur karena bisa menyerang semua umur
baik anak-anak, usia remaja, dewasa dan lansia. Kebiasaan menahan
buang air kecil, kurang minum air putih dan (air kencing susah keluar
dan sedikit).
2. Etiologi
.Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh
bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri yang sering menjadi
penyebabnya. Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram-negatif
termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan naik ke
sistem saluran kemih antara lain adalah Escherichia coli, Proteus sp,
Klebsiella, Enterobacter. Pasca operasi juga sering terjadi infeksi oleh
Pseudomonas, sedangkan Chlamydia dan Mycoplasma bisa terjadi
tetapi jarang dijumpai pada pasien ISK. Selain mikroorganisme, ada
faktor lain yang dapat memicu ISK yaitu faktor predisposisi .E.coli
adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela,
enterobakteri, pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (SudoyoAru,
dkk 2013). 1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,
antara lain :
a. Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated ( simple )
b Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-
lain
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif. b Mobilitas
menurun c Nutrisi yang sering kurang baik d Sistem imunitas
menurun, baik seluler maupun humoral e Adanya hambatan pada
aliran darah
f Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli
(80% kasus) dan organism enterik garam-negatif lainny merupakan
organisme yang paling sering menyebabkan ISK : kuman-kuman ini
biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme lain yag
menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,
Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus
koagulsenegatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK di
masa kanak-kanak (Wong, 2012).
3. Manifestasi klinik
Infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan beberapa gejala
seperti demam, susah buang air kecil, nyeri setelah buang air besar
(disuria terminal), sering buang air kecil, kadang-kadang merasa panas
ketika berkemih, nyeri pinggang dan nyeri suprapubik. Namun, gejala-
gejala klinis tersebut tidak selalu diketahui atau ditemukan pada
penderita ISK. Untuk memegakan diagnosis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, ureum
dan kreatinin, kadar gula darah, urinalisasi rutin, kultur urin, dan dip-
stick urine test (Permenkes, 2011

4. Klasifikasi
Menurut Purnomo (2012), (ISK) diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu:
ISK uncomplicated (sederhana) dan ISK (rumit). Istilah ISK
uncomplicated (sederhana) adalah infeksi saluran kemih pada pasien
tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran
kemih. ISK complicated (rumit) adalah infeksi saluran kemih yang
terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik atau struktur
saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik kelainan ini akan
menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.Klasifikasi infeksi
saluran kemih dapat dibedakan berdasarkan anatomi dan klinis. Infeksi
saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu:1) Infeksi
saluran kemih bawah
Berdasarkan presentasi klinis dibagi menjadi 2 yaitu : a)
Perempuan
Sistitis adalah infeksi saluran kemih disertai
bakteriuria bermakna dan Sindroma uretra aku
b) Laki-laki
Berupa sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis. 2) Infeksi
saluran kemih atas Berdasarkan waktunya terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Sukandar, 2011). b)
Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil (Liza, 2011).
Berdasarkan klinisnya, ISK dibagi menjadi 2 yaitu : 1) ISK Sederhana
(tak berkomplikasi) 2) ISK berkomplikasi
5. Komplikasi
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan
yaitu : gagal ginjal akut, urosepsis, nekrosis papilla ginjal,
terbentuknya batu saluran kemih, supurasi atau pembentukan abses,
dan granuloma.

6. Patofisiologi dan Pathway


Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke
dalam saluran kemih dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari
kandung kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal (Purnomo, 2014).
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisma atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme ke dalam saluran kemih dan berkembang biak di
dalam media urin (Israr, 2009). Mikroorganisme penyebab ISK
umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara komensal dalam
introitus vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus.
Kuman yang berasal dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran
kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung kemih dan
dapat sampai ke ginjal (Fitriani, 2013).
Pathway

Invasi mikroorganisme
(bakteri, virus)
  

                         ke saluran kemih


                                               

  
Inflamasi/kerusakan infeksi
                                    TU

Pertahanan tubuh
Hipertermi
menurun                  
           

Ginjal  ureter   vesika ureterine  uretra 


           

Penurunan iritasi iritasi


iritasi
   sel darah     
  
ureum, Nyeri
kreatinin pinggang     
meningkat   
Penurunan Daya
Hb  tampung
vesika
urinaria
krisis turun
Suplai nause
situasional
O2 kurang     a       
       
disuria
anoreksia   kurang
Lemah Lekosit pengetahuan
fisik      Meningkat
   nyeri

       Ketidakseimbangan ansietas


Intoleransi resti Perubahan
Nutrisi kurang dari
Aktivitas infeksi pola
kebutuhan tubuh
                         eliminasi
7. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)
Menurut ikatan dokter Indonesia IDI (2011), beberapa
penatalaksaan medis mengenai infeksi saluran kemih (ISK) antara
lain :
1. Medikamentosa
Penyebab tersering ISK ialah Escherichia coli. Sebelum ada hasil
biakan urin dan uji kepekaan, antibiotik diberikan secara empiric
selama 7-10 hari untuk eradikasi infeksi akut. Jenis antibiotik dan
dosis dapat dilihat pada lampiran. Anak yang mengalami dehidrasi,
muntah, atau tidak dapat minum oral, berusia satu bulan atau kurang,
atau dicurigai mengalami urosepsis sebaiknya dirawat di rumah sakit
untuk rehidrasi dan terapi antibiotik intravena.
2. Bedah
Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan.
3. Suportif Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat
asupan cairan yang cukup, perawatan hygiene daerah perineum dan
periuretra, serta pencegahan konstipasi.
4. Pemantauan
Terapi
Pengobatan fase akut di mulai, gejala ISK umumnya menghilang. Bila
belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain.
Pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang dilakukan 3 hari
setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan
setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotic
sesuai hasil uji kepekaan.
5. Tumbuh kembang ISK simpleks umumnya tidak mengganggu
proses tumbuh kembang, sedangkan ISK kompleks bila disertai
dengan gagal ginjal kronik akan mempengaruhi proses tumbuh
kembang.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi nama klien,alamat,umur,agama,status
perkawinan,pendidikan,pekerjaan

b. Identitas penanggung jawab meliputi nama,


umur,pendidikan,pekerjaan,alamat,hubungan dengan klien

c. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama meliputi perasaan atau keadaan yang


dirasakan saat itu juga

2) Riwayat Penyakit Sekarang meliputi proses alur keadaan


klien sebelum dibawa ke rumah sakit dan sudaah
mendapatkan penanganan apa saja kemudian klien dibawa
rumah sakit setelah itu diberi tindakan kepada klien

3) Riwayat Penyakit Dahulu merupakan adakah riwayat


penyakit terdahulu yang dialami klien

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Merupakan adakah riwayat kesehatan pada keluarga yaitu


menurun, menular,dan tahunan

Genogram berisi urutan keluarga 3 generasi dengan


ditandai yaitu serumah,klien dan memiliki riwayat yang
penyakit yang sama dengan klien serta bagi keluarga yang
sudah meninggal
5) Riwayat kesehatan lingkungan merupakan keadaaan
lingkungan disekitar klien serta kondisi di rumah klien

d. Pemerikasaan Fisik

1) Keadaan Umum : baik atau buruk


a. Kesadaran : Composmentis serta hasil GCS
b. Tanda-Tanda Vital

1) Tekanan darah
2) Nadi

- Frekuensi : /menit
- Irama : teratur/ tidak teratur

- Kekuatan : kuat/lemah
3) Pernafasan

- Frekuensi : x/menit
- Irama : teratur/tidak teratur

4) Suhu : ᵒC

2. Kepala
Bentuk dan ukuran kepala : mesochepal,brachycephaly
Kulit kepala : bersih, lesi/ tidak ada lesi, ketombe/
tidak ada ketombe
Rambut : distribusi rambut merata/botak,
hitam/putih beruban.
3. Muka
Mata
Palebra :edema/ tidak ada edema
Konjungtiva : ananemis/unanemis
Sclera : anikterik/ikterik
Pupil : isokor/sokor
Diameter Ka/Ki : 2 mm/ 2 mm
Reflek terhadap cahaya :+/+
Penggunaan alat bantu penglihatan : menggunakan/tidak
menggunakan alat bantu
b.Hidung : adanya polip / tidak ada pembesaran polip.
c.Mulut : mukosa bibir lembab/kering, sianosis/tidak terdapat
sianosis dan tidak terdapat stomatitis, mulut simetris /
tidak simetris
d.Telinga : telinga tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret, telinga
bersih, dan fungsi pendengaran baik

4.Leher
Kelenjar tyroid :pembesaran/ tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid
Kelenjar limfe : pembesaran / tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe

5.Dada ( Thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : perkembangan dada simetris, frekuensi , tidak ada
lesi dan jejas.
Palpasi : ada/tidak ada krepitasi, vocal fremitus kanan kiri
teraba sama.
Perkusi : suara paru sonor. Batas atas (ics 2) dan batas bawah
(ics 5)
Auskultasi : suara paru vesikuler/abnormal. Terdapat / Tidak
terdapat suara tambahan.
2) Jantung
Inspeksi : ada/ tidak ada lesi dan jejas. Ictus cordis tidak
tampak / tampak.
Palpasi : ictus kordis teraba 2cm dari mid clavicula sinistra.
Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi pekak di ics 2 parasternum dekstra dan ics 6
sinistra.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lub dub.

6.Abdomen
Inspeksi : terdapat/tidak terdapat luka atau jahitan post
operasi, tidak terdapat massa.
Auskultasi : bising usus x/menit
Perkusi : terdengar bunyi tympani / bising di kuadran kiri
atas.
Palpasi : terdapat/ tidak terdapat nyeri tekan

7.Genitalia : bersih/ kotor , tidak terdapat kelainan dan tidak


terpasang kateter.

8.Rektum :terdapat/ tidak terdapat hemoroid.


9.Ekstremitas :
a. atas

Kekuatan otot kanan dan kiri : skala 1 sampai 5

ROM kanan dan kiri : pasif/ aktif

Perubahan bentuk tulang : terdapat / tidak terdapat perubahan


bentuk tulang

Perabaan akral : akral hangat/dingin

Pitting edema : ada/ tidak ada pitting edema

Bawah

Kekuatan otot kanan dan kiri : skala 1 sampai 5

ROM kanan dan kiri : pasif/ aktif

Perubahan bentuk tulang : terdapat / tidak terdapat perubahan


bentuk tulang

Perabaan akral : akral hangat / dingin

Pitting edema : terdapat / tidak ada pitting edema

e. Pola pengkajian fungsi Gordon

1) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

suatu pandangan seseorang terhadap tingkat kesehatannya dan


pentingnya kesehatan bagi seseorang tersebut
2) Pola Nutrisi/Metabolik

a. Pengkajian Nutrisi (ABCD) :

A : Antropometri

BB : kg

TB : cm

IMT = BB : TB (dalam meter)2

B : Biomechanical

Berisi hasil lab bisa berupa Hb,albumin dan lain lain

C : Clinical Sign

Kondisi fisik tubuh pada klien

D : Diit

Makanan diit yang di makan klien

b. Pengkajian Pola Nutrisi

Meliputi :

Sebelum Sakit Saat Sakit


Frekuensi
Jenis
Porsi
Keluhan

3) Pola Eliminasi
Meliputi :

BAB. BAK

KETERANGAN KETERANGAN

Frekuensi Frekuensi

Konsistensi Konsistensi

Warna Warna

Keluhan Keluhan

Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan

INTAKE OUTPUT ANALISA

Minuman Urine Intake

Makanan Faces Output

Infus IWL

Total Total Balance

4) Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum Sakit

Kemampuan dalam Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
Selama Sakit

Kemampuan dalam Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM

Ket :

0: Mandiri; 1: dengan alat bantu; 2: dibantu orang lain; 3: dibantu orang


lain dan alat; 4: tergantung total

5) Pola Istirahat Tidur

Meliputi pola tidur,ada masalah pada tidur dan istirahat

6) Pola Kognitif-Perceptual

Ada tetap karena mendorong, kesemutan, gangguan penglihatan,


penglihatan ganda,gangguan koordinasi, Pikiran sukarela benua.7.

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri

Gangguan citra diri oleh perubahan struktur anatomi, mata besar


(membelalak =exophthalmus), keluhan berbaring pada mata (spt nyeri,
peka cahaya, kelainan penglihatan dankonjungtivitis), Sejauh gondok
membesar (struma nodosa), kurus., kulit yang seperti beludru baik,
rambut halus dan tipis, Rambut rontok.8.
8) Pola Peran-Hubungan

Didalam suatu kelompok itu berperan sebagai apa. Bila bias


menyesuaikan tidak akanmenjadi masalah dalam menunggu dengan
anggota asrama.

9) Pola Seksualitas

Reproduksi Penurunan libido, hipomenore, amenore dan impoten,


Haid menjadi tidak teratur dansedikit, Kehamilan sering Berakhir
dengan keguguran, Bola mata menonjol, bisa istirahatdengan
penglihatan ganda (dua kali lipat penglihatan

10) Pola Koping

Toleransi menekankan Mengalami stres yang berat baik emosional


juga fisik. Emosi labil (euforia sedangsampai igauan), depresi.11.

11) Pola Nilai Kepercayaan

Kebiasaan, ajaran dan aturan dari agama yang kacang oleh


individutersebut. Nervus, tegang, gelisah, cemas,

2. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut b.d agen cidera biologis dengan kondisi terkait infeksi
( D.0077)
Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih dengan
kondisi terkait infeksi ginjal dan saluran kemih (D.0040)

Resiko infeksi dengan faktor risiko supresi respon inflamasi


dengan kondisi terkait imunosupresi (D.0142)
RENCANA KEPERAWATAN

Hari / Tgl No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Dx
Minggu,2 1 Setelah dilakukan tindakan a. Manajemen Nyeri (I.08238)
1 Juni keperawatan selama 3x8 jam
2020 diharapkan masalah nyeri dapat 1. Identifikasi P,Q,R,S,T
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Berikan teknik non farmakologis
- Tingkat Nyeri (L.08066) untuk mengurangi rasa nyeri (terap
hipnoterapi)
a. Keluhan nyeri dari skala 1
( meningkat) menjadi skala 4 ( cukup 3. Anjurkan memonitor nyeri secar
menurun ) mandiri

b. Kesulitan tidur dari skala 1 4.Kolaboradi pemberian analgesik


( meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
menurun )
c. Sikap protektif dari skala 1
( meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
menurun )

2. Setelah dilakukan tindakan b. Manajemen Eliminasi Urine


(I.04152)
keperawatan selama 3x8 jam
diharapkan masalah gangguan 1. Monitor eliminasi urine (misal
frekuensi, konsistensi,
eliminasi urine dapat teratasi dengan
aroma,volume,dan warna )
kriteria hasil :
2.Ambil sampel urine kultur
- Eliminasi Urine (L.04034) 3. Anjurkan minum yang cukup
a. Desakan berkemih dari skala 1 4. Kolaborasi dengan analis
( meningkat ) menjadi skala 4 (cukup kesehatan
menurun ) - Kateter Urine
1.Jelaskan tujuan dan prosedur
b. Berkemih tidak tuntas dari skala 1
( meningkat) menjadi skala 4 (cukup - Irigasi Kateter Urine
menurun ) 1. Jelaskan tujuan dan prosedur .

c. Frekuensi BAK dari skala 1


( memburuk ) menjadi skala 4
( cukup membaik)

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x8 jam
3 c. Pencegahan infeksi (I.14539)
diharapkan masalah risiko infeksi
dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
- Tingkat infeksi ( L.142137) sistemik

a. Demam dari skala 1 ( meningkat) 2.Pertahankan teknik antiseptik


menjadi skala 4 ( cukup menurun) pada pasien beresiko tinggi

b. Nyeri dari skala 1 ( meningkat) 3. Jelaskan tanda sang gejala infeks


menjadi skala 4 ( cukup menurun) 4.Kolaborasi pemberian obat
c. Kadar sel darah putih dari skala 1
( memburuk) menjadi skala 4 ( cukup
membaik)
DAFTAR PUSTAKA

Aru.W Sudoyo. (2014) . Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Interna Publishing. Jakarta
Departemen Kesehatan RI 2014, Waspada Infeksi Saluran
Kemih:http://www.depkes.go.id/index.php/wasada+infeksi+saluran+ke
mih/.Diakses tanggal 02 Maret 2016

Lisa dan Suryanto. 2012. Hubungan Kadar Leukosit Esterase Dengan Kadar Nitrit
Di Urin Pada Pasien Klinis Infeksi Saluran Kemih RS PKU
Muhammadiyah, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah, Yogyakarta.

PERMENKES RI, 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Kementrian


Kesehatan RI, Jakarta, 874

Purnomo BB. 2012. Buku kuliah dasar–dasar urologi. Jakarta: CV Infomedika.

World Health Organization (WHO). 2013. Kesehatan Reproduksi Wanita Infeksi


Saluran kemih (ISK). Salemba Medika. Jakarta.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny.P DENGAN ISK DI RUANG ANGGREK 15

RUMAH SAKIT SOLO

Tanggal/jam masuk rumah sakit : Sabtu,20 Juni 2020 / 15.00 WIB

Tanggal/jam pengkajian : Minggu, 21 Juni 2020 / 07.30 WIB

Metode pengkajian : Autoanamnesa dan Alloanamnesa

Diagnosa medis : Infeksi saluran kemih ( ISK)

No. Registrasi : 064027

BIODATA

IDENTITAS KLIEN

Nama klien : Ny. P

Alamat : Solo

Umur : 30 tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB

Nama : Tn. K

Umur : 35 tahun
Pendidikan :S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : Sukoharjo

Hubungan dengan klien : Suami

RIWAYAT KEPERAWATAN

Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri pada perut saat berkemih

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RS Solo pada hari Sabtu 20 Juni 2020 jam 15.00
WIB dengan keluhan adanya rasa nyeri pada abdomen dan juga adanya
ketidaknyamanan saat sedang miksi dan telah mengalami perburukan
beberapa hari terakhir. Pasien menyatakan adanya nyeri di Supra publik
yang akan meningkat saat melakukan pergerakan. Pasien tampak sehat
hanya saja terkadang dia memegang pada area perut bagian bawah.
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan rutin untuk berolahraga
tetapi dia berusaha untuk makan makanan yang bergizi. Pasien mulai
menyadari adanya rasa nyeri tetapi masih awalnya berusaha untuk
menyangkal rasa nyeri itu dan distraksi nya tetapi beberapa hari terakhir
pasien merasakan nyeri yang teramat sangat saat sedang melakukan
buang air kecil. Pasien mengatakan ia memiliki kebiasaan merokok
sehari 15 batang rokok. skala nyeri saat sedang istirahat dua dari 10 tetapi
saat sedang melakukan buang air kecil sekalah nyeri enam dari 10.
Pasien mengatakan bahwa jika nyeri yang dirasakan semakin lama
semakin parah dan beberapa hari terakhir dia tidak bisa tidur dikarenakan
keinginan untuk berkemih yang semakin sering. Pasien mengatakan juga
bahwa dia merasakan kepanasan dan tubuh sedikit demam dikarenakan
dia malam tersebut terbangun dengan keadaan yang sangat panas dan
juga berkeringat yang banyak.Setelah itu pasien mendapatkan tindakan
TTV pemberian obat anti nyeri dan antibiotik. Tanda tanda vital pasien
suhu 37,9 ° Celcius, nadi 75 kali per menit, nafas 14 kali per menit,
tekanan darah 132 per 71, Saturasi oksigen 96% tanpa pemberian oksigen
nasal.Kemudian klien dianjurkan untuk rawat inap supaya mendapatkan
penanganan lebih lanjut di bangsal Anggrek.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahulu

Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan,menular


dan menahun.
Keterangan :

: Pasien : Perempuan

: Laki-laki : Tinggal bersama

: Keturunan : Pernikahan

: Meninggal

RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN


Klien mengatakan rumahnya dekat dengan jalan raya dan lingkungan
sekitar rumahnya dalam keadaan bersih.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : baik


a. Kesadaran : Composmentis (GCS 15 : E4V5M6)
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan darah : 132/71 mmHg
2) Nadi
- Frekuensi : 75 x/menit
- Irama : teratur
- Kekuatan : kuat
3) Pernafasan
- Frekuensi : 14x/menit
- Irama : teratur
4) Suhu : 37,9ᵒC
c. Pengkajian Nyeri
P : Nyeri terasa jika sedang berkemih
Q : Nyeri tertusuk
R: Supra publik
S:6
T : Nyeri hilang timbul

2. Kepala
Bentuk dan ukuran kepala : mesochepal
Kulit kepala : bersih, tidak ada lesi, tidak ada
ketombe
Rambut : distribusi rambut merata warna hitam
beruban.
3. Muka
Mata
Palebra : tidak ada edema
Konjungtiva : ananemis
Sclera : anikterik
Pupil : isokor
Diameter Ka/Ki : 2 mm/ 2 mm
Reflek terhadap cahaya :+/+
Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak menggunakan alat
bantu
b.Hidung : tidak ada pembesaran polip.
c.Mulut : mukosa bibir lembab, tidak terdapat sianosis dan tidak
terdapat stomatitis, mulut simetris
d.Telinga : telinga tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret, telinga
bersih, dan fungsi pendengaran baik

4.Leher
Kelenjar tyroid : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
Kelenjar limfe : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe

5.Dada ( Thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : perkembangan dada simetris, frekuensi 20x/menit,
tidak ada lesi dan jejas.
Palpasi : tidak ada krepitasi, vocal fremitus kanan kiri teraba
sama.
Perkusi : suara paru sonor. Batas atas (ics 2) dan batas bawah
(ics 5)
Auskultasi : suara paru vesikuler. Tidak terdapat suara
tambahan.
2) Jantung
Inspeksi : tidak ada lesi dan jejas. Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : ictus kordis teraba 2cm dari mid clavicula sinistra.
Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi pekak di ics 2 parasternum dekstra dan ics 6
sinistra.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung lub dub.

6.Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat luka atau jahitan post operasi, tidak
terdapat massa.
Auskultasi : bising usus 8x/menit
Perkusi : terdengar bunyi tympani di kuadran kiri atas.
Palpasi : terdapat nyeri tekan Supra publik dan Distensi
kandung kemih.

7.Genitalia : bersih, tidak terdapat kelainan dan tidak terpasang


kateter.

8.Rektum : tidak terdapat hemoroid.


9.Ekstremitas :
a. atas

Kekuatan otot kanan dan kiri : tangan kanan 5, tangan kiri 5

ROM kanan dan kiri : ROM kanan aktif, ROM kiri aktif

Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan bentuk


tulang

Perabaan akral : akral hangat

Pitting edema : tidak ada pitting edema

Bawah

Kekuatan otot kanan dan kiri : kaki kanan 5,kaki kiri 5

ROM kanan dan kiri : ROM kanan aktif, ROM kiri aktif

Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan bentuk


tulang

Perabaan akral : akral hangat

Pitting edema : tidak ada pitting edema


PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL

1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan bahwa sehat itu penting. Pasien menjaga


kesehatannya dan keluargannya dengan membiasakan sarapan pagi
setiap hari sebelum beraktivitas. Pasien mengatakan, jika sakit langsung
membeli obat ke apotek dan periksa ke dokter terdekat.

2. Pola Nutrisi/Metabolik

a. Pengkajian Nutrisi (ABCD) :

A : Antropometri

BB : 65 kg

TB : 156 cm

IMT = BB : TB (dalam meter)2

= 65 : (1,56meter)2

= 26,7 ( berat badan lebih )

B : Biomechanical

GDS : 116 mg/dL

HB : 10 g /dL

C : Clinical Sign

Rambut hitam , konjungtiva ananemis, turgor kulit kembali kurang


dari 2 detik.
D : Diit

Bubur, lauk, buah (apaya)

b. Pengkajian Pola Nutrisi

Sebelum Sakit Saat Sakit


Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
Jenis Nasi, sayur, lauk Bubur, sayur, lauk, buah
Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

3. Pola Eliminasi

BAB

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT

Frekuensi 1 x /hari 2x/ hari sekali

Konsistensi Lunak berbentuk Lunak berbentuk

Warna Coklat kekuningan Kecoklatan

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

BAK

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT

Frekuensi 4-6x/hari 10 - 12x/hari

Konsistensi 150 cc 100 cc

Warna Kuning jernih Kuning keruh

Keluhan Tidak ada keluhan Nyeri saat berkemih


Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan

INTAKE OUTPUT ANALISA

Minuman 800 cc Urine 1500 cc Intake 1700 cc

Makanan 400 cc Faces 250 cc Output 1790 cc

Infus 500 cc IWL 40 cc

Total 1700 cc Total 1790 cc Balance -90 cc

4. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum Sakit

Kemampuan dalam Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √

Selama Sakit

Kemampuan dalam Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Ket :

0: Mandiri; 1: dengan alat bantu; 2: dibantu orang lain; 3: dibantu orang


lain dan alat; 4: tergantung total

5. Pola Istirahat Tidur

Sebelum sakit : tidur siang selama 1 jam, tidur malam 8 jam

Selama sakit : tidur siang 1 jam, tidur malam 8 jam

Masalah : tidak bisa tidur karena keinginan berkemih sering dan nyeri

6. Pola Kognitif-Perceptual

Sebelum sakit

Pasien mampu berbicara dengan baik

Selama sakit

Pasien mampu berbicara dengan jelas.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Sebelum sakit : Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang


mengurusi keluarga

Selama sakit : Pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya.

8. Pola Peran dan Hubungan

Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga harmonis, pasien


berhubungan baik dengan saudara maupun tetangganya.

Selama sakit : Pasien semakin dekat dengan keluarga karena selama


sakit selalu didampingi oleh keluarga
9. Pola Seksualitas dan Reproduksi

Pasien berjenis kelamin perempuan dan pasien masih menstruasi

10. Pola Mekanisme Koping


Pasien selalu berdoa kepada Allah untuk meminta kesembuhan akan
penyakitnya dan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati
penyakitnya.

11. Pola Nilai dan Keyakinan

Pasien beragama Islam, pasien mengatakan semua yang terjadi sudah


ditakdirkan oleh Allah dan pasien yakin akan kesembuhan di kemudian
hari.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hari/tgl/ Jenis Nilai Normal Satuan Hasil Keterangan Hasil


Jam Pemeriksaan
Minggu 21 HEMATOLOGI
Juni 2020 /
HEMATOLOGI
22.28 WIB
RUTIN

-Hb
10 - 12 g/dl 10

-Hematokrit 13.20-17.30 g/dL 13.60

-Leukosit 4 - 10 103/uL 13
High
3.80-10.60 3
10 /uL 7.40
-Trombosit
150-440 103/uL 241
-Eritrosit

KIMIA KLINIK Low

Gula Darah Low


Sewaktu
74-106 g/dL 116
(Strip)

KIMIA KLINIK

FAAL GINJAL

-Creatinin 0.67-1.17 106/uL 1.19 High


Hari/tgl/ Jenis Nilai Satuan Hasil Keterangan
Jam
pemeriksaan normal

Senin 22 URINE
Juni 2020
pH 4,5 - 8,0 7.0
jam 11.30
Keton Positif

Protein 0 -20 mg/dl 25 High


TERAPI MEDIS

Hari/tgl/ Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi & Efek


Jam Kandungan Farmakologi Samping
Minggu 21 Ceftriaxone 5500 Antibiotik Untuk membunuh Nyeri perut
Juni 2020 mg/12 bakteri
Alergi
jam 08.00 jam

WIB Mual muntah

diare

sakit kepala
Untuk mengganti
RL atau ringer Golongan kristaloid Ruam dada terasa
500 ml cairan tubuh
laktat sesak sakit kepala
Untuk mengatasi
Sesak nafas alergi
Analgesik nyeri akut atau
2 ml /8 hipotensi
Santa gesik kronik
jam
Untuk mengatasi
Anti emesis
mual dan muntah Demam sakit kepala
Ondansetron
4 mg /8
jam
Untuk Mual sakit kepala
Paracetamol 500 mg
Antipiretik menurunkan urine berwarna
per 8 jam
demam coklat
ANALISA DATA

Nama: Ny.P No. CM : 064027

Umur: 30 Tahun Diagnosa Medis: ISK

No Hari/Tgl/ Etiolog Symto


Data Fokus Problem Ttd
Jam i m
1 Minggu Nyeri Agen Terjadi
21 Juni DS : akut Cidera infeksi
2020 jam -pasien mengatakan (D.0077) Biologis
08.00 nyeri pada perut
WIB ketika berkemih
P : Nyeri terasa jika
sedang berkemih
Q : Nyeri tertusuk
R: Supra publik (Perut)
S:6
T : Nyeri hilang timbul
DO :
-pasien tampak
kesakitan
- pasien tampak
lemah
- pasien tampak
memegangi perut

DS :
- Pasien mengatakan
2
sering berkemih dan
Gangguan Iritasi Infeksi
terasa nyeri
Eliminasi kandung ginjal
- Pasien mengatakan
Urine kemih dan
jika BAK tidak
( D.0040) saluran
tuntas
kemih
DO :
- Volume urin
meningkat
- Frekuensi BAK
meningkat
DS :
Pasien mengatakan
juga bahwa dia
merasakan kepanasan
dan tubuh sedikit
demam Risiko Infeksi Supresi Imunosu
dikarenakan dia (D.0142) respon presi
3. malam tersebut inflamas
terbangun dengan i
keadaan yang sangat
panas dan juga
berkeringat yang
banyak
-
DO :
- Suhu : 37,9 ° C
- Leukosit : 13.103/uL
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis dengan kondisi terkait infeksi ( D.0077)

2. Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih dengan kondisi terkait
infeksi ginjal dan saluran kemih (D.0040)

3. Resiko infeksi dengan faktor risiko supresi respon inflamasi dengan kondisi
terkait imunosupresi (D.0142)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama: Ny.P No. CM: 064027

Umur: 30 tahun Diagnosa Medis:


ISK

Hari / Tgl No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Dx
Minggu,21 1 Setelah dilakukan tindakan a. Manajemen Nyeri (I.08238)
Juni 2020 keperawatan selama 3x8 jam
1. Identifikasi P,Q,R,S,T
diharapkan masalah nyeri dapat
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (terapi
- Tingkat Nyeri (L.08066)
hipnoterapi)
a. Keluhan nyeri dari skala 1
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
( meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
mandiri
menurun )
4.Kolaboradi pemberian analgesik
b. Kesulitan tidur dari skala 1
( meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
menurun )

c. Sikap protektif dari skala 1


( meningkat) menjadi skala 4 ( cukup
menurun )

2. Setelah dilakukan tindakan b. Manajemen Eliminasi Urine (I.0415


keperawatan selama 3x8 jam 1. Monitor eliminasi urine (misal
frekuensi, konsistensi,
diharapkan masalah gangguan aroma,volume,dan warna )
eliminasi urine dapat teratasi dengan
2.Ambil sampel urine kultur
kriteria hasil :
3. Anjurkan minum yang cukup
- Eliminasi Urine (L.04034) 4. Kolaborasi dengan analis kesehatan

a. Desakan berkemih dari skala 1 - Kateter Urine


( meningkat ) menjadi skala 4 (cukup 1.Jelaskan tujuan dan prosedur
menurun ) - Irigasi Kateter Urine

1. Jelaskan tujuan dan prosedur .


b. Berkemih tidak tuntas dari skala 1
( meningkat) menjadi skala 4 (cukup
menurun )

c. Frekuensi BAK dari skala 1


( memburuk ) menjadi skala 4
( cukup membaik)
c. Pencegahan infeksi (I.14539)

3 1. Monitor tanda dan gejala infeksi


Setelah dilakukan tindakan sistemik
keperawatan selama 3x8 jam
diharapkan masalah risiko infeksi 2.Pertahankan teknik antiseptik pada
pasien beresiko tinggi
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
3. Jelaskan tanda sang gejala infeksi
- Tingkat infeksi ( L.142137)
4.Kolaborasi pemberian obat
a. Demam dari skala 1 ( meningkat)
menjadi skala 4 ( cukup menurun)

b. Nyeri dari skala 1 ( meningkat)


menjadi skala 4 ( cukup menurun)

c. Kadar sel darah putih dari skala 1


( memburuk) menjadi skala 4 ( cukup
membaik)
TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
Nama: Ny.P No. CM :
064027

Umur: 30 tahun Diagnosa Medis:


ISK

Hari / No Dx Implementasi Respon T


Tgl / Jam
Minggu,21 1 Mengidentifikasi P,Q,R,S,T S:
Juni 2020 P : Nyeri terasa jika sedang berkemih
09.00
Q : Nyeri tertusuk
R: Supra publik
S:6
T : Nyeri hilang timbul
O : pasien tampak kesakitan .

Menjelaskan tujuan dan S : Pasien mengatakan bersedia untuk


2 prosedur ( pemasangan dipasang kateter
kateter)
O : Pasien kooperatif

Mengkolaborasi dengan S : pasien mengatakan sudah cocok


3,1 pemberian obat analgesik dengan gelang identitas dan bersedia
dan antibiotik O : - pasien kooperatif

S : pasien mengatakan bersedia diberi


terapi
Memberikan teknik
1 hipnoterapi untuk O : pasien tampak sedikit rileks
mengurangi rasa nyeri

S : pasien nengatakan kadang badan


Memonitor tanda infeksi terasa demam
3 O : S : 37,9 °C
Memonitor eliminiasi S : pasien mengatakan sudah
Senin,22 urine terpasang selang pipis
Juni 2020 2. O : Jumlah urine : 1300 CC
08.00 Urine sedikit keruh
WIB Memonitor P,Q,R,S,T
S:
1. P : Nyeri terasa jika sedang berkemih
Q : Nyeri tertusuk
R: Supra publik
S:4
T : Nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak meringis

Mengkolaborasi S : pasien mengatakan bersedia diberi


pemberian obat antibiotik obat
dan analgesik O : pasien kooperatif
1,3

Menganjurkan memonitor S : pasien mengatakan jika merasa


nyeri secara mandiri nyeri dialihkan dengan memainkan
handphone
1
O : pasien kooperatif

Menganjurkan minum
yang cukup S: pasien mengatakan sudah habis 1,5
liter dalam satu hari
O : pasien kooperatif
2
Memonitor P,Q,R,S,T
Memonitor urine S : P : Nyeri terasa jika sedang
1,2,3 Memonitor tanda dan berkemih
Selasa,23 gejala infeksi
Juni 2020 Q : Nyeri tertusuk
08.00
R: Supra publik
S:1
T : Nyeri hilang timbul

- Pasien mengatakan badan tidak panas


lagi

O:
- Warna urine sedikit bening
- S : 36,7 °C
- Pasien tampak rileks .
Mengkolaborasikan
pemberian obat analgesik S: pasien mengatakan bersedia diberi
1,3 dan antibiotik obat
O : pasien kooperatif
Menjelaskan tujuan dan
prosedur irigasi kateter S : pasien mengatakan bersedia
2. menerima tindakan tersebut
O : pasien kooperatif
CATATAN KEPERAWATAN
Nama: Ny.P No. CM
: 064027

Umur: 30 Tahun Diagnosa Medis


: ISK

No Dx Hari / Tgl / Evaluasi T


Jam
1 Minggu 21 S : Nyeri terasa jika sedang berkemih
Juni 2020
Q : Nyeri tertusuk
R: Supra publik
S:6
T : Nyeri hilang timbul
O : pasien tampak kesakitan .
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Kolaborasi pemberian obat analgesik
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

2 S : Pasien mengatakan sudah terpasang kateter


dan masih merasa kan nyeri
O: - Terpasang kateter
- Pasien tampak terbaring
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor urine
- Lakukan irigasi kateter

3 S : Pasien mengatakan kadang badannya demam sang kadang


tidak
O : S : 37,9
KU : baik
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Monitor tanda tanda infeksi
Kolaborasi pemberian obat antibiotik
Senin 22 S: P : Nyeri terasa jika sedang berkemih
1 Juni 2020
Q : Nyeri tertusuk
R: Supra publik
S:4
T : Nyeri hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi pemberian obat analgesik
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

S : Pasien mengatakan sudah minum air putih sekitar 1,5 l


2
dalam sehari

O: tampak terpasang kateter


- urine : 1300 CC
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Lakukan irigasi kateter kandung kemih

3 S: Pasien mengatakan tidak sering demam dari yang kemarin


O : pasien tampak terbaring
- pasien mengetahui tanda tanda infeksi
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi pemberian obat antibiotik .

S : P : Nyeri terasa jika sedang berkemih


1 Selasa,23
Juni 2020 Q : Nyeri tertusuk
R: Supra publik
S:1
T : Nyeri hilang timbul

O: Pasien tampak rileks


A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

2 S : Pasien mengatakan dilakukan perawatan selang kateter dan


dibersihkan
O : Pasien masih terpasang kateter
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Lakukan perawatan selang kateter

3 S : Pasien mengatakan badan sudah tidak panas lagi


O:
- S : 36,7 °C
- Tidak ditemukan tanda tanda infeksi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien berinisial nyonya P dengan diagnosa infeksi saluran kemih pasien


datang dengan keluhan nyeri pada saat berkemih. Kemudian pasien
bercerita di mana saat di rumah mengalami keinginan berkemih secara
sering dan tidak tuntas.Dia merasakan demam naik turun yang membuat
pasien susah tidur.Kemudian pasien datang ke RS solo untuk
memeriksakan keadaannya kemudian pasien datang ke IGD dan diperiksa
oleh dokter dan perawat.Dokter mendiagnosa pasien infeksi saluran kemih
dan pasien diberi tindakan pemeriksaan ttv dan diberi obat anti nyeri dan
antibiotik.Kemudian pasien dianjurkan untuk rawat inap dan dirawat di
bangsal anggrek. Kemudian perawat melakukan pengkajian pada pasien,di
dalam pengkajian tersebut perawat menemukan data yaitu nyeri yang
meningkat jika saat berkemih kemudian skala nyeri 6 dan nyeri dirasakan
di Supra publik dan seperti tertusuk-tusuk.Perawat merumuskan masalah
dianogsa yaitu nyari akut, gangguan eliminasi urine, serta resiko infeksi.
setelah itu perawat membuat perencanaan untuk membantu kesembuhan
klien selain itu untuk rencana atau intervensi adalah pemasangan
kateter,pengkajian p q r s t,kemudian pemberian obat analgesik untuk
mengurangi rasa nyeri dan memonitor frekuensi warna konsistensi pada
urine dan tidak lupa untuk mengendalikan infeksi dengan pemberian obat
antibiotik.kemudian klien mendapatkan beberapa tindakan dari
perencanaan yang sudah di direncanakan oleh perawat dan hasilnya adalah
ada 2 masalah yang sudah teratasi yaitu nyeri akut dan resiko infeksi dan
ada satu yang belum teratasi yaitu gangguan eliminasi urine jadi pasien
perlu pengawasan lebih lanjut. Jadiuntuk kasus ISK pada Ny.P di rumah
sakit solo tidak ada kesenjangan teori dan praktek sama-sama di pasang
kateter dan diberi obat antibiotik untuk mencegah infeksi yang lebih parah.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi untuk kesimpulannya infeksi saluran kemih itu merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba bakteri terutama E.coli
yang infeksi pada saluran perkemihan,Untuk itu kita senantiasa selalu
menjaga kebersihan saluran kemih.
B. Saran
Semoga asuhan keperawatan yang saya buat bisa menjadi acuan
atau pedoman bagi pembaca. Dan mohon masukkan atau koreksi oleh
pembaca pada asuhan keperawatan yang saya buat.
Analisa Tindakan Pemasangan Kateter Pada Ny. P
Di Ruang Anggrek Rumah Sakit Solo

Hari :Minggu
Tanggal :21 Juni 2020
Jam :10.00 WIB

A. KeluhanUtama
Pasien mengatakan jika keinginan berkemih sering dan tidak tuntas
B. Diagnosis keperawatan
Gangguan eliminasi urine b.d iritasi kandung kemih dengan kondisi terkait
infeksi saluran kemih
C. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS :
- Pasien mengatakan keinginan berkemih sering dan tidak tuntas
-Pasien mengatakan nyeri saat berkemih
DO :
- Pasien tampak terbaring di atas tempat tidur
- Distensi kandung kemih
- Pasien tampak memegangi perut
D. Dasar pemikiran (ceritakan pathway dalam bentuk narasi dari penyakitnya
sampai dengan dilakukan tindakan tersebut)
Beberapa pasien dengan diagnosa medis tertentu dan kondisi umum
tertentu mengharuskan dilakukan pemasangan kateter, seperti pasien pre
dan post operasi, ataupun pasien yang memerlukan bedrest total. Adapun
kateter merupakan sebuah pipa panjang, ramping, dan fleksibel terbuat
dari bahan yang lentur dan dapat dilihat dengan sinar X. Kateterisasi urin
adalah suatu tindakan untuk memasukkan kateter kedalam kandung kemih
melalui uretra, hal ini dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa karna ada
resiko masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih dan saluran
kemih.
Oleh karna itu digunakan teknik sterilisasi untuk meminimalkan resiko
kontaminasi mikroba .Pemasangan kateter merupakan salah satu intervens
yang diberikan kepada pasien dengan gangguan saluran perkemihan.
Berman, A., (Snyder, S., Kozier, B, Erg, B.Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. Jakarta: 2009.)
E. Prinsip tindakan keperawatan
Tindakan pemasangan kateter berprinsip steril karena merupakan tindakan
aseptik supaya mikroorganisme tidak masuk ke dalam tubuh karena bisa
menimbulkan infeksi atau memperparah infeksi.
F. Analisa tindakan
Prosedur pemasangan kateter harus sesuai dengan standar yang ditentukan,
untukmenjamin dilaksanakannya teknik pemasanganyang benar, dan di
anjurkan dilaksanakan oleh perawat yang telahmendapatkan pelatihan
khusus. Resiko
terjadinya infeksi saluran kemih semakin tinggi apabila prosedur
pemasangan tidak dilakukan sesuai dengan standar
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara
kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang
kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan kelancaran aliran
urine pada sistem drainasi kateter.(Suharyanto T & Madjid A.
AsuhanKeperawatan Pada Klien denganGangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: 2013.)
G. Bahaya dilakukannya tindakan
Dalam pemasangan kateter memiliki resiko yang cukup besar,setiap 2 hari
sekali kateter diganti atau dibersih kan jika tidak akan memperparah
infeksi.Dan pemasangan pun harus sesuai Standar operasional prosedur.
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
- Irigasi Kateter
1.Menjelaskan tujuan dan prosedur
- manajemen eliminasi urine
1. Monitor frekuensi,warna, konsistensi urine
2. Anjurkan minum yang cukup

I. Daftar pustaka/ referensi

Snyder,S., Kozier, B, Erg,B. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis.


Jakarta.
Suharyanto T & Madjid A. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta.

Jurnal
Judul Jurnal : Teknik Pemasangan Kateter Pada Kejadian Infeksi Saluran Kemih
Di Ruang Rawat Inap RSUD Pringsewu
Peneliti : Diny Vellyana, Gunawan Irianto, Rahmad
Volume : X
Tanggal : 2 Maret 2020
Di akses pada tanggal : Selasa 23 Juni 2020

Mengetahui

Mahasiswa Pembimbing Klinik/Preceptor

(Tri Wulandari) (Maria Wisnu K. S. Kep. Ns. M. Kep)

Anda mungkin juga menyukai