Laporan Praktek Fts Semi Solid
Laporan Praktek Fts Semi Solid
Dosen pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Harimawan S 01019257
2021
I. TANGGAL PRAKTIKUM
19 November 2021
1. Pengujian salap tentang: daya menyebar, daya melekat, dan kemampuan proteksi.
3. Mempelajari pengaruh basis terhadap sifat fisik dan pelepasan obat salep
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir.Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat
dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 % (FI ed IV).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakansebagai obat
luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasarsalep yang cocok
(Dirjen POM, 1995). Salep tidak boleh berbau tengik, kecualidinyatakan lain kadar bahan
obat dalam salep mengandung obat kerasa ataunarkotik adalah 10% (Anief, 1994).
a. Unguenta : adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair
b. Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe
c. Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu
salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi.
d. Cerata : adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin
e. Gelones Spumae : (Jelly) adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan
mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa
sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan
1
2. Menurut Efek Terapinya, salep dibagi atas :
Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan
b. Salep Endodermic
Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam tetapi tidak melalui kulit dan
terabsorbsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan.
Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek
mengandung senyawa Mercuri, Iodida, Belladonnae. Dasar salep yang baik adalah
campuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tak tercuci dengan air.
b. Salep hydrophillic yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w
atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga
Pada umumnya salap diujikan untuk pengobatan lokal, walaupun salap dapat pula
dipergunakan untuk sisitemik dengan bentuk salap atau bentuk yang berangkat dari
Dalam sediaan salap, komposisi basis ini merupakan hal yang penting karena akan
mempengaruhi kecapatan pelepasan obat dari basisnya yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi khasiat obat yang dikandungnya, karena untuk dapat berhasiat, obat harus
terlepas dahulu dari basis salapnya. Kecepatan ini dipengaruhi oleh faktor kimia fisika
2
baik dari basis maupun dari bahan obatnya, misalnya: konsentrasi obat, kelarutan obat
dalam basis, viskositas masa salep, ukuran partikel bahan obat, formulasi dan lain-lain.
Pelepasan obat dari salap secara in-vitro dapat digambarkan dengan kecepatan
pelarutan obat yang dikandungnya dalam medium tertentu. Ini disebabkan Karena
kecepatan pelarutan (mass transfer) merupakan langkah yang menentukan dalam proses
berikutnya.
Fungsi Salep :
3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulitdengan larutan
Zat-zat yang mudah atau dapat larut dalam campuran lemak, dilarutkan terlebih
Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain, dilarutkanlebih
dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat diserap seluruhnya
oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya.
Bahan-bahan yang sukai atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan airharus
Salep-salep yang dibuat dengan cara mencairkan, campurannya harus digerus sampai
3
Persyaratan salep (FI III) :
2. Dasar salep : Kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basissalep)
digunakan vaselin putih (vaselin album). Tergantung dari sifat bahan obatdan tujuan
pemakaian salep.
3. Kadar : Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yangmengandung obat keras, kadar
4. Homogenitas : Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparanlain yang
1. Dasar salep hidrokarbon (dasar salep bersifat lemak) bebas air, preparas yang berair
mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, dasar hidrokarbon dipakai
2. Dasar salep absorbsi ada yang memungkinkan pencampuran larutan yanghasil dari
pembentukan emulsi minyak dengan air. Misalnya petrolatum hidrofilikdan ada juga
3. Dasar salep yang mudah dicucidengan air merupakan emulsi minyakdalam air yang dapat
Dasar salep larut dalam air hanya mengandung komponen yang larutdalam air, tetapi
seperti dasar salep lain yang dapat dibersihkan dengan air basisyang terlarut dalam air dapat
4
d. Jangka lama dan pendeknya obat stabil dalam dasar salep.
e. Pengaruh obat bila ada terhadap kekentalan atau hal lainnya dari dasar salep.
segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. Pada skala kecil seperti resep yang dibuat tanpa
persiapan, ahli farmasi dapat mencampur komponen-komponen dari salep dalam lumping
dengan sebuah alu atau dapat juga menggunakan sudip dan lempeng salep (gelas besar atau
hasilnya lembut dan rata. Komponen serbuk dihaluskan lebih dahulu supaya dapat digerus secara
merata dalam lumpingditempatkan di bagian lain. Lalu sebagian dari serbuk dicampur dengan
sebagiandasar salep sampai merata dan proses ini diulang sampai semua bagian dari serbukdan
Pencampuran cairan. Bahan cairan atau larutan obat, seperti diurai kandiatas dapat
ditambahkan setelah dipertimbangkan sifat-sifat salepnya. Misalnya larutan atau preparat berair
akan menjadi sukar ditambahakan ke dalam salep berlemak, kecuali dalam jumlah yang kecil.
Tetapi dasar salep yang dapat menyerap air atau hidrofilik akan lebih sesuai untuk absorbs atau
pencampuran dari larutan berair. Larutan beralkohol dalam volume yang larut biasanya dapat di
tambahkan dengan mudah kepada pembawa berlemak atau dasar salep emulsi. Bahan cair
lainnya dalam hal ini, balsam-balsam alam, sukar dicampur dengan dasar salep.
Stabilitas salep
1. Organoleptis
5
2. Homogenitas
Untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit, dimana suatu basis salep
sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk menjamin pemberian bahan obat yang
4. Uji pH salep
Untuk melihat pH salep apakah berada pada rentang pH normal kulit yaitu4,5-7. Jika pH
terlalu basa dapat mengakibatkan kulit kering, jika pH kuli terlaluasam dapat memicu
iritasi kulit.
Untuk mengetahui kemampuan salep untuk melindungi kulit dari pengaruhluar seperti
asam, basa, debu, polusi, dan sinar matahari. Pengujian daya proteksi biasanya dengan
KOH 0,1 N yang bersifat basa kuat. Standar ujinya harus lebihdari 29,38 detik.
6. Uji kebocoran
Dilakukan selama 8 jam dengan posisi horizotal dan temperatur 60 °C ±3°C. Untuk
Dilakukan untuk mengetahui salep yang lebih lama melekat pada kulit. Semakin lama
daya lekat salep melekat anatar salep dengan kulit semakin baik sehingga absors obat
oleh kulit akan semakin baik. Daya lekat yang baik menurut literature yaitu lebih dari 4
Pengawetan salep
Preparat setengah padat ini harus pula dilindungi melalui kemasan dan penyimpanan yang sesuai
dari pengaruh pengrusakan oleh udara, cahaya, uapair (lembap) dan panas, serta kemungkinan
6
Pengemasan dan Penyimpanan
Salep biasanya dikemas baik dalam wadah, tube maupun botol. Botol dapat dibuat dari
gelas tidak berwarna, warna hijau, atau buram. Botol plastik juga dapat digunakan. Wadah dan
gelas buram dan berwarna berguna untuk salep yang mengandung obat yang peka terhadap
cahaya. Tube salep untuk pemakaian topikal yang sering digunakan dari ukuran 5-30 gram.
Pemerian Bahan
Pamerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, berbau tajam seperti minyak
Kelarutan : sl/air, m/etanol 95% & CHCl3 & eter, m/parafin cair & m. Atsiri
2. Paraffin Cair
Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral; sebagai zat
pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj. Pemerian
dari parafin cair adalah cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi; tidak berwarna; hampir
tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan dari bahan ini adalah praktis tidak larut
dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P (Anonim, 1979).
Pemerian : Serpihan wax berbentuk padat, berwarna putih, dan serbuk yang mudah mengalir.
Pemerian : Masa seperti lemak, putih atau kekuningan, pucat, masa berminyak transparan dalam
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas, dan dalam etanol
mutlak dingin, mudah larut dalam benzen, dalam karbon disulfida, dalam kloroform, larut dalam
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa
7
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P .
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala
api.
Alat :
3. Alat uji pH
4. Pencatat waktu
3. Alkohol
Formula salap
V. CARA KERJA
Pembuatan Formula
8
Salap Menthol Salap Menthol
basis lemak basis PEG
Tambahkan 50 g beban
Ukurlah berapa diameter
tambahan, diamkan selama
salap yang menyebar
1 menit dan catatlah
(dengan mengambil panjang
diameter salap yang
rata-rata diameter dari
menyebar seperti
beberapa sisi)
sebelumnya
Teruskanlah dengan
menambah tiap kali dengan
Gambarkanlah dalam grafik
beban tambahan 50 g dan
hubungan antara beban dan
catat diameter salap yang
luas salap yang menyebar
menyebar, setelah satu
menit
Ulangilah masing-masing 3
kali untuk tiap salap yang
diperiksa
9
Letakkan objek glas
Letakkanlah salap
yang lain diatas salap
secukupnya (0,5g) diatas
tersebut. Tekanlah
objek glas yang telah
dengan beban 1 kg
ditentukan luasnya
selama 5 menit
Tes/Uji pH salap
Sediaan kulit hendaknya memiliki pH yang kurang lebih mirip dengan pH kulit sehingga
tidak mudah mengiritasi kulit. Pengujian pH sediaan dilakukan dengan cara menyiapkan
larutan homogen salep 10% w/v, kemudian larutan tersebut dihitung pH-nya dengan pH
meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter (Mehta. dkk, 2013).
pH stick dicelupkan
ke dalam sediaan replikasi 3x tiap
gel, sesuaikan formulasi
dengan indikator
10
FORMULA EVALUASI SEDIAAN
Uji Organoleptis :
Bentuk : Salep
Uji Homogenitas :
Paraffin Cair = 30/100 x 10g = 3 gram b. Setelah ditambah dengan beban 50g selama
dioleskan
setelah 2 detik
Uji pH :
Menggunakan pH universal : 7
Formula II :
11
Warna : Putih pekat
Bentuk : Salep
Uji Homogenitas :
dioleskan
Uji pH :
Menggunakan pH universal : 5
Uji Homogenitas :
12
Homogen. Terdapat gelembung dan butiran
x 2,5cm / 2 = 2,5cm
2,6cm / 2 = 3,12cm
dioleskan
Uji pH :
Menggunakan pH universal : 6
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum FTS semi solid dan liquid adalah membuat tiga formulasi Salep. Tujuan
dari percobaan ini adalah Pengujian salap tentang: daya menyebar, daya melekat. Mempelajari
13
pelepasan obat dari sediaan salap. Mempelajari pengaruh basis terhadap sifat fisik dan pelepasan
obat salep.
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan preformulasi yang bertujuan dapat
merancang formula, meracik dan mengevaluasi, sehingga didapatkan suatu sediaan obat yang
optimal.
Langkah kedua melakukan formulasi, yaitu dengan melakukan perhitungan bahan yang
akan digunakan untuk membuat sediaan salep. Tujuan dari formulasi ini adalah untuk
menyesusaikan bahan bahan yang saling bercampur supaya menjadi suatu sediaan yang baik
sesuai standar. Selanjutnya menyiapkan bahan bahan yang telah ditimbang, kemudian
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan yaitu diantaranya
Menthol, PEG 6000, Vaselin Album, Parafin Cair digunakan sebagai basis salep, Alkohol
Metode yang digunakan dalam pembuatan salep yaitu metode pencampuran. Dalam
metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai
sediaan yang rata tercapai. Cara membuat sediaan salep yang pertama adalah :
Formula I : masukkan menthol kedalam mortir, tetesi alkohol q.s sampai larut gerus halus
homogen, masukkan sebagian vaselin album gerus halus homogen, masukkan parafin cair gerus
halus homogen, lalu masukkan sisa vaselin album grerus halus homogen.
Formula II : masukkan menthol kedalam mortir, tetesi alkohol q.s sampai larut gerus halus
Formula III : masukkan menthol kedalam mortir, tetesi alkohol q.s sampai larut gerus halus
homogen (campuran 1), masukkan PEG 6000 kedalam mortir, tetesi alkohol q.s sampai larut
Setelah sediaan selesai dibuat, masukkan ke dalam pot salep. Setelah itu adalah
melakukan evaluasi pada sediaan salep berupa uji organoleptik dengan menggunakan panca
indera yaitu penglihatan berupa warna, penciuman berupa bau dan pecobaan berupa rasa dari
sediaan tersebut. Dan hasil evaluasi menunjukkan bahwa sediaan salep yang dibuat dan setelah
dilakukan uji organoleptik sediaan tersebut berwarna putih kental, berbau khas menthol karena
menthol lebih dominan, berbentuk sediaan salep, dan pengukuran bobot jenis sediaan salep
Kemudian melakukan uji homogenitas yaitu dengan cara mengambil sampel sebanyak
0,5 gr dan diletakkan pada cover glass lalu diberi pencahayaan yang cukup sehingga terlihat ada
14
atau tidaknya partikel atau butiran kasar. Formula I : Tidak homogen, Formula II : Homogen,
Formula III : Tidak homogen. Dari hasil yang didapat bahwa tingkat homogenitas dari sampel
tersebut dikatakan baik, yaitu sesuai dengan standar karena tidak terlihat adanya partikel atau
butiran kasar.
Kemudian melakukan uji daya sebar, bertujuan untuk melihat kemampuan sediaan
menyebar pada kulit dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk
menjamin pemberian bahan obat yang baik. Pengujian dilakukan dengan cara mengambil sampel
sebanyak 0,5 gr kemudian letakkan ditempat uji daya sebar salep dengan diberi penambahan
beban 50 gr, lalu hitung diameter daya sebar sampel salep tersebut. Hasil yang didapat Formula I
: Sebelum ditambah beban, diameter = 2,2 cm Setelah ditambah dengan beban 50g selama 1
menit, diameter = 2,5cm , Formula II : Setelah ditambah dengan beban 50g selama 1 menit,
diameter = 7,3cm, Formula III : Sebelum ditambah beban, diameter = 2cm x 2,5cm / 2 = 2,5cm
Setelah ditambah dengan beban 50g selama 1 menit, diameter = 2,4cm x 2,6cm / 2 = 3,12cm.
Dari hasil yang didapat bahwa kemampuan uji daya sebar salep ini dapat dikatakan tidak baik,
karena sesuai standarnya kurang lebih 252,67 gr masing-masing yaitu 4,79 cm – 4,81 cm.
Semakin besar gaya menyebar salep, maka ketersediaan obat untuk diabsorpsi makin besar
Kemudian melakukan uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui salep yang lebih lama
melekat pada kulit. Semakin lama daya lekat salep melekat anatar salep dengan kulit semakin
baik sehingga absors obat oleh kulit akan semakin baik. Pengujian dilakukan dengan cara
mengambil sampel sebanyak 0,5 gram bahkan ke kaca slide, kemudian tutup dengan kaper glass
kemudian di beri beban 1000 gr diatasnya selama 5 menit, kemudian kaper glass ditarik.
Kemudian hitung hasil dari uji daya lekat tersebut. Dari hasil yang didapat bahwa kemapuan uji
daya lekat pada sampel Formula I : kuran baik karena memiliki hasil 2 detik, Formula II : baik
karena memiliki hasil 4 detik, Formula III : baik karena memiliki hasil 14 detik, karena tidak
sesuai standar. Daya lekat yang baik menurut literature yaitu lebih dari 4 detik (Nevi, 2006).
Kemudian melakukan uji pH untuk mengetahi tingkat keasaman dan kebasaan sediaan
salep terhadap kulit, jika terlalu basa dapat mengakibatkan kulit kering, jika pH kulit terlalu asam
dapat memicu iritasi kulit. Pengujian dilakukan dengan cara mengambil sampel salep 0,5 gr
diencerkan dengan aquades sebayak 50 ml, kemudian pH universal dan pH meter dicelupkan ke
15
sampel yang telah diencerkan. Dari hasil yang didapat bahwa pH salep dapat dikatakan baik
VIII. KESIMPULAN
bahwa :
1. Formula salep yang dibuat dengan Menthol, PEG 6000, Parafin Cair, Vaselin Album,
Alkohol
2. Uji evaluasi yang sudah memenuhi standar diantaranya uji organoleptik, pH,
4. Uji evaluasi pada sediaan topikal perlu dilakukan untuk menjamin bahwa sediaan
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi kelima. Direktorat Jendral Bina
16
X. LAMPIRAN FORMULA III KELOMPOK IV
Gambar 1.1
Gambar 1. 2
Gambar 1. 3
2. Uji Organoleptik
Gambar 2. 1
3. Uji Homogenitas
17
Gambar 3. 1 Gambar 3. 2
Gambar 3. 3
Gambar 4. 2
Gambar 4. 1
18
5. Uji pH
Gambar 5. 1 Gambar 5. 2
Gambar 5. 3 Gambar 5. 4
19