Anda di halaman 1dari 3

Nama : Robiatus Sofiah

NIM : 210431600723
Prodi/Kelas : Pendidikan Ekonomi/3A
Matkul : Ekonomi Regional
Instansi : Universitas Pendidikan Indonesia
Kabupaten Bogor adalah salah satu wilayah di Indonesia yang paling
terkenal, slogan kota hujan melekat kepada wilayah Bogor. Selain itu Kabupaten
Bogor memiliki karakteristik wilayah yang menarik, di mana tanah yang subur
dengan demografi pegunungan dan sungai menjadi ciri khas lain. Tidak hanya
itu, keberadaannya yang dekat dengan Ibu Kota Jakarta menjadi lebih istimewa.
Bogor menjadi wilayah yang tumbuh dengan berbagai karakteristik ekonomi, di
antaranya ekonomi wisata, ekonomi pertanian, ekonomi perhutanan, ekonomi
agrikultur, ekonomi peternakan, ekonomi industri, ekonomi real estate dan lain
sebagainya, sehingga menjadikannya sebagai salah satu kota yang paling cepat
pertumbuhannya.
Pemerintah kabupaten Bogor menyadari banyak potensi yang dapat
dikembangkan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan
kesejahteraan masyarakat kabupaten Bogor. Oleh karenanya pemerintah
kabupaten Bogor mulai memetakan sektor-sektor apa saja yang menjadi
unggulan pada setiap lini. Misalnya pada sektor pariwisata merupakan unggulan
dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, pada sektor pabrik merupakan
sektor unggulan dalam menekan angka pengangguran, pada sektor ritel
merupakan sektor unggulan dalam mata pencaharian masyarakat, pada sektor
pertanian merupakan sektor unggulan pada pangan dan lain sebagainya.
Berdasarkan nilai perhitungan analisis LQ yang dilakukan terhadap tujuh
belas sektor perekonomian yang ada di Kabupaten Bogor pada tahun 2012-2016
dengan mengacu PDRB atas harga konstan menurut lapangan usaha, maka
didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Hasil analisis nilai Rata-rata LQ kabupaten Bogor tahun 2012-2016
No Sektor Ekonomi Rata-rata LQ Sektor
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 0,650 NON BASIS
2 Pertambangan dan penggalian 1,264 BASIS
3 Industri pengolahan 1,275 BASIS
4 Pengadaan listrik dan gas 0,348 NON BASIS
Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur
5 1,438 BASIS
ulang
6 Konstruksi 1,066 BASIS
Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
7 0,800 NON BASIS
sepeda motor
8 Transportasi dan pergudangan 0,651 NON BASIS
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 0,990 NON BASIS
10 Informasi dan komunikasi 0,650 NON BASIS
11 Jasa keuangan dan asuransi 0,211 NON BASIS
12 Real estate 0,722 NON BASIS
13 Jasa perusahaan 0,493 NON BASIS
14 Administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial 0,800 NON BASIS
15 Jasa pendidikan 0,702 NON BASIS
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,699 NON BASIS
17 Jasa lainnya 0,881 NON BASIS
Berdasarkan hasil basis analisis data LQ di atas bahwa nilai LQ lebih dari
1 merupakan sektor ekonomi basis atau sektor ekonomi unggulan, sedangkan
yang kurang dari 1 merupakan sektor ekonomi non basis. Berdasarkan data
hasil analisis LQ tersebut bisa dilihat bahwa nilai LQ lebih dari 1 (LQ>1) yaitu
sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Industri Pengolahan; sektor
Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang; dan sektor
Konstruksi. Artinya sektor-sektor tersebut merupakan sektor ekonomi dasar
atau sektor unggulan yang memiliki prospek untuk dikembangkan dan memiliki
kontribusi lebih terhadap PDRB Kabupaten Bogor. Kemudian, bisa bersaing
dengan sektor yang sama di tingkat provinsi atau nasional.
Pemerintah kabupaten Bogor terus melakukan inovasi dalam berbagai
sektor, misalnya dalam rangka mendukung efektivitas mobilisasi usaha
pemerintah kabupaten membangun infrastruktur jalan yang layak. Dalam
rangka mendorong pertumbuhan industri pariwisata pemerintah membangun
sistem izin mendirikan usaha dengan sistem online dan cepat. Dalam rangka
mendorong meningkatnya produktivitas pertanian, pemerintah membangun
infrastruktur jalan yang layak. Maka terbukti, sekarang kabupaten Bogor cukup
maju dalam berbagai sektor ekonomi. Namun pemerintah daerah kabupaten
Bogor menyadari, pekerjaan rumah masih banyak. Masih perlu konsisten
melakukan perbaikan-perbaikan di bidang birokrasi, di bidang infrastruktur, di
bidang pendidikan, di bidang kesehatan sehingga kualitas sumber daya manusia
kabupaten Bogor dapat bersaing di tengah-tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN.
APBD dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yang diukur melalui
struktur penerimaan daerah menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan
daerah Pemerintah Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun cenderung
menunjukkan peningkatan. Diakui bahwa proporsi pendapatan daerah masih
didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari dana
perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi
Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal ini tetap diimbangi
dengan proposi pendapatan dari dana perimbangan yang terus meningkat juga
sedangkan pendapatan lain-lain yang sah cenderung menurun disebabkan
karena telah berkurangnya pendapatan dari sumber DBH (Dana Bagi Hasil)
Pajak dan Retribusi dari Provinsi dan Pemda lain serta tidak adanya lagi
pendapatan dari dana penyesuaian dan otonomi khusus.
Untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman
juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK). Prioritas
nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air
minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk [ CITATION Kab19 \l 1033 ]
memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan
termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi
digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi yang layak skala
kawasan (air limbah, persampahan, dan drainase) kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses
pemberdayaan masyarakat.
Selama periode 5 tahun terakhir, pendapatan daerah Kabupaten Bogor
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, baik dilihat dari sisi
target maupun realisasi, sementara itu dari sisi perekonomian, laju
pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya. Dengan adanya desentralisasi fiskal tentunya akan terjadi perubahan
dalam pengelolaan keuangan daerah. Otonomi yang diberikan pada pemerintah
daerah menuntun pemerintah daerah untuk mencari alternatif sumber
pembiayaan pembangunan daerahnya sendiri tanpa mengurangi harapan adanya
grant (bantuan) dan sharing (bagian) dari pemerintah pusat serta dapat
menggunakan dana publik dengan prioritas kepentingan serta aspirasi
masyarakat. Pemerintah daerah juga mampu menarik investor untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah.
Saran dari saya Pemerintah Kabupaten Bogor harus merancang dan
memetakan potensi yang ada di tiap-tiap kecamataan agar terbentuk suatu
klaster potensi ekonomi yang dimiliki di setiap kecamatan. Dengan demikian
pembangunan ekonomi dapat mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki
Kabupaten Bogor. Pemerintah sebaiknya gencar melakukan upaya pemasaran
terhadap potensi ekonomi unggulan yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian;
sektor Industri Pengolahan; sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah,
dan Daur Ulang; dan sektor Konstruksi untuk menarik investor. Selain itu,
dalam melakukan pengembangan potensi ekonomi lokal pemerintah tetap perlu
mempertahankan local wisdom dan mendasarkan pembangunan ekonomi
terhadap kajian lingkungan hidup, agar dapat meminimalisir adanya dampak
negatif pembangunan terhadap lingkungan.

Referensi
Bogor, K. (2015-2019). BAB V KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN
INFASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA. 1-17.

Prasetya, E. R. (2018). ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN DI


KABUPATEN BOGOR. SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION: Economic,
Accounting, Management and Business, 21-30.

Anda mungkin juga menyukai