LP Dan Askep - Tonsilitis - Kelompok 7 B
LP Dan Askep - Tonsilitis - Kelompok 7 B
TONSILITIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pembimbing : Ria Anggraini, S.Kep.Ners,M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 7 B
1. Ade Novitasari (A2R19057)
2. Dessy Ristina Jihan Pratiwi (A2R19067)
3. Erlina Mir’atul Husna (A2R19072)
4. Fitri Azizatus Zahro (A2R19074)
5. Hanaul Khamidah (A2R19076)
6. M. Bae Efendi (A2R19082)
7. Mella Eka Yunianda (A2R19084)
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan TONSILITIS yang disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan
Medikal Bedah III (THT) oleh dosen pembimbing Ria Anggraini, S.Kep.Ners,M.Kep.
Kami mengharap semoga Laporan Pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Akhir kata kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Kelompok 7 B
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………............
i
KATA PENGANTAR…...……......................................…........…………………………..ii
DAFTAR ISI.............................................................……………......………………...……1
LAPORAN PENDAHULUAN TONSILITIS………………………………………….…2
1. Definisi..........……… ...............…………………………...............................….............2
2. Etiologi..............................................................................................................................2
3. Klasifikasi……………….............................………………………………................….3
4. Manifestasi Klinis…………………......................................................…………………3
5. Pemeriksaan Penunjang……………..........................…………………………………...4
6. Penatalaksanaan……………………......................………………………………….......4
7. Komplikasi......…………………......……………………………....................................5
8. Patofisiologi.......................................................................................................................5
9. Pathway………...……………………………..................................................................6
10. Diagnosa Keperawatan……………..…………………………........................................7
11. Intervensi...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA…….……………...……………......................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS……….…………………………………....14
1
LAPORAN PENDAHULUAN
TONSILITIS
1. Definisi
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus. Selain virus dan bakteri,penyakit ini juga bisa disebabkan karena kegagalan
atau ketidaksesuaian pemberian antibiotik pada saat pertama kali menderita (tonsilitis
akut) sehingga penyakit ini semakin meradang jika timbul untuk kedua kalinya dan
menjadi tonsilitis kronis. Penyakit ini dapat mengenai semua umur namun umumnya
menyerang pada anak-anak (Ramadhan et al,2017).
Tonsilitis adalah terdapatnya peradangan umum dan pembengkakan dari
jaringan tonsil dengan pengumpulan lekosit, selsel epitel mati dan bakteri patogen
dalam kripta (Adam, Boeis, dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117).
Tonsil adalah kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki
keakifan munologik ( Ganong, dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117 ).
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil. Gejala penyakit ini yaitu sakit
tenggorokan, sulit menelan, dan demam. Tonsillitis disebabkan oleh bakteri atau virus.
Tonsillitis yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan pemberian antibiotic oleh
dokter. Sedangkan tonsillitis yang disebabkan oleh virus dapat diatasi dengan perawatan
pasien (pemberian minum dan obat demam). Namun, apabila bakteri dan virus yang
menyerang penderita telah kebal terhadap obat-batan maka pengobatan dilakukan
dengan operasi ( Saktiyono, 2014:107-108).
Tonsil merupakan terdapatnya peradangan umum dan pembengkakan dari
jaringan tonsil dengan leukosit,sel-sel epitel mati dan bakteri pathogen dalam kripta.
Tanda dan gejala tonsilitis ini adalah nyeri tenggorokan,nyeri telan dan kesulitan
menelan,demam,pembesaran tonsil,mulut berbau dan kadang telinga terasa sakit(North
American Nursing Diagnosis Association,2012).
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Manifestasi Klinis
3
Tanda-tanda maupun gejala tonsilitis yang sering ditemukan diantaranya
perasaan mudah lelah dan lesu,sulit berkonsentrasi,rasa tidak enak pada
tenggorokan,sulit menelan hingga rasa sakit saat menelan,nafas atau mulut
berbau serta terkadang muncul juga gangguan pada telinga dan siklus tidur
seseorang. Pengaruh non mikroba juga menjadi penyebab dari penyakit ini
seperti refluks esofagus,imunomodulator dan radikal bebas. Radikal bebas
sendiri merupakan molekul tidak stabil dan sangat reaktif sehingga bisa
menyebabkan kerusakan jaringan terutama di membrane sel (Liwikasari,2018)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada
didalam tubuh pasien merupakan bakteri grup A,karena grup ini disertai dengan
demam rematik,glomerunefritis, dan demam jengkering.
b. Pemeriksaan Usap Tenggorokan
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum memberikan
pengobatan,terutama bila keadaan memungkinkan. Dengan pemeriksaan ini kita
dapat mengetahui kuman penyebab dan obat yang masih sensitive terhadapnya.
c. Pemeriksaan Darah Lengkap
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan leukosit ,apabila
ada menandakan terkena infeksi.
d. Kultur dan Uji Resistensi Bila Diperlukan (Price,2015)
6. Penatalaksanaan
Menurut Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:121), penanganan pada klien
dengan tonsilitis akut adalah :
1). Penatalaksanaan Medis
a. Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksilin,
eritromisin
b. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen
c. Analgesik
4
Penatalaksanaan secara umum, menurut Firman S, dalam Andra Saferi dan
Yessie Mariza (2013:121) : Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral
(melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan
dalam bentuk suntikan. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
a) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/tahun.
b) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
c) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
d) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
7. Komplikasi
Komplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A dalam buku Andra
Saferi dan Yessie Mariza (2013:122), yaitu :
1.) Abses Pertonsil
Terjadi di atas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
disebabkan oleh streptococcus group A.
2). Otitis Media Akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah
pada ruptur spontan gendang telinga.
3). Mastoiditis Akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke
dalam sel-sel mastoid.
4).Laringitis
Laryngitis adalah infeksi pada laring oleh Legionella Pneumophilia
sehingga menyebabkan peradangan seperti Pneumonia (Annisa Rahmah,
dkk : 2017:422)
5).Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan rongga hidung bagian atas. Gejala-gejala
sinusitis adalah sakit kepala, rasa sakit di bagian wajah, demam, keluar
ingus bening, rasa sesak di rongga hidung, tenggorokan sakit, dan batuk.
(Saktiyono, 2004:108)
6).Rhinitis
Rhinitis adalah kondisi hidung memerah dan di sepanjang lapisan
hidung membengkak, atau radang membrane lender pada hidung (Lis
Sulistiawati dan Rostita, 2018:31)
5
8. Patofisiologi
Menurut Iskandar N dalam Andra Saferi dan Yessie Mariza (2013:118-119)
menyatakan patofisiologi Tonsilitis yaitu kuman menginfiltrasi lapisan epitel, apabila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara
klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus.
Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsilitis
akut dengan detritus disebut tonsilitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi
satu maka terjadi tonsilitis lakonaris. Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga
terbentuk membran semu (Pseudomembran), sedangkan pada tonsilitis kronik terjadi
karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis.
Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan
ini akan mengekrut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi
oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul
perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai
dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.
Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa
ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses
inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan
timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia. Bakteri
dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian tas, akan menyebabkan
infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui system linfa ke tonsil.
Adanya bakteri dari virus pathogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses
inflamasi dari infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masulnya udara. Infeksi ini juga dapat mengakibatkan kemerahan danm edema pada
faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, Nyeri menelan, deman tinggi, bau mulut
serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga (Nurbaiti dalam Andra Saferi dan
Yessie Mariza, 2013:119).
6
9. Pathway
7
10. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis ( mis inflamasi ) d.d pasien tampak
meringis.
2. Hipertermia b.d proses penyakit ( mis infeksi ) d.d suhu tubuh diatas nilai normal
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d. nafsu makan menurun.
4. Gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur d.d pasien mengeluh sulit untuk
tidur.
5. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian d.d khawatir dengan akibat dari kondisi
yang dihadapi.
8
11. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
13. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Hipertermia b.d proses penyakit ( mis infeksi ) d.d Suhu tubuh diatas nilai
normal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan termoregulasi membaik.
Kriteria hasil : Termoregolasi ( L.14134 )
1. Menggigil klien meningkat
2. Bradikardia klien meningkat
3. Suhu tubuh klien membaik
4. Tekanan darah klien membaik
Intervensi : Manajemen Hipertermia (l.15506)
Observasi :
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik :
4. Sediakan lingkungan yang dingin
5. Basahi dan kipas di permukaan tubuh
6. Lakukan pendinginan eksternal ( miskompres dingin pada dahi leher dada
abdomen dan aksila)
7. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Edukasi :
8. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena , jika perlu
9
4. Nyeri abdomen menurun
5. Berat badan klien membaik
6. Indeks massa tubuh klien membaik
7. Frekuensi makan playen membaik
8. Nafsu makan klien membaik
Intervensi : Manajemen Nutrisi ( l.03119)
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Monitor asupan makanan
5. Monitor berat badan
Terupetik :
6. Fasilitasi menentukan pedoman diet
7. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
8. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
9. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi :
10. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
11. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
12. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan ( mis pereda nyeri ) ,jika
perlu
13. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan , jika perlu
4. Gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur d.d pasien mengeluh sulit
tidur
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
pola tidur membaik
Kriteria hasil : Pola Tidur (L.05045)
1. Keluhan sulit tidur klien meningkat
2. Keluhan sering terjaga klien meningkat
3. Keluhan tidak puas tidur klien meningkat
4. Keluhan pola tidur berubah klien meningkat
5. Keluhan istirahat tidak cukup meningkat
6. Kemampuan beraktivitas klien menurun
Intervensi : Dukungan Tidur ( l.05174)
Observasi
10
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur ( fisik atau psikologis)
3. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terupetik
4. Modifikasi lingkungan ( mis pencahayaan kebisingansuhu matras dan
tempat tidur)
5. Jadwal tidur rutin
6. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan ( mis pijat
,pengaturan posisi)
7. Sesuaikan jadwal pemberian obat atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur terjaga
Edukasi
8. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
9. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
10. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
11. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
12. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara non farmakologi lainnya
5. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian d.d khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
tingkat ansietas menurun.
Kriteria hasil : Tingkat Ansietas (L.09093)
1. Verbalisasi kebingungan menurun
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah menurun
4. Perilaku tegang menurun
5. Konsentrasi membaik
6. Pola tidur membaik
Intervensi : Reduksi Ansietas (I.09314)
Observasi :
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (kondisi, waktu, stresor)
2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
Terapeutik :
3. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
4. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan.
5. Pahami situasi yang membuat ansietas
6. Motivikasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
11
Edukasi :
7. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis.
8. Anjurkan keluarga tetap bersama pasien, jika perlu
9. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
10. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/510761542/LP-TONSILITIS-HERLINA
https://id.scribd.com/document/359830868/KLASIFIKASI-TONSILITIS-docx
https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-tenggorokan/tonsilitis/etiologi
https://id.scribd.com/document/471855601/Lp
13
KASUS SEMU
Pada tanggal 28 September 2021 pukul 08.00 WIB Tn.A usia (30 Tahun) datang
ke RS Dr.Iskak Tulungagung mengeluh sakit tenggorokan seperti tertusuk-tusuk. Skala
nyerinya adalah 5, nyeri sejak dua hari yang lalu dan nyeri hilang timbul. Pasien juga
mengatakan demam sejak 2 hari yang lalu dan nafsu makannya menurun. Selain itu,
pasien mengatakan sulit untuk tidur, sering terbangun, istirahat tidak cukup dan pola
tidur berubah dan hanya tidur 2-3 jam.Setelah itu, dianjurkan oleh Dokter untuk
pemeriksaan Laboratorium. Saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil suhu tubuh px
adalah 38 0C, kulit hangat, dan TB : 165 cm. Berat badan menurun 10 % dibawah
rentang ideal.BB awal 55 kg dan BB saat sakit adalah 49,5 kg. IMT normal adalah 18,5
-22,9 kg/m² dan IMT saat sakit adalah 18,1 kg/m². Bising usus hiperaktif 36 x/menit.
Terdapat membran mukosa yang pucat dan kering dan terdapat lingkar mata yang
menghitam TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 118 x/menit, S : 38 0C, RR : 22 x/menit.
14
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn.A
2. Umur : 30 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Alamat : Ds. Tunggulsasi, Kec. Kedungwaru
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Tunggulsasi, Kec. Kedungwaru
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
b. Keluhan Utama :
Sakit tenggorokan
15
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Tn.A (30 Tahun) datang ke RS Dr.Iskak Tulungagung pada tanggal 28
September 2021 pukul 08.00 WIB dengan mengeluh sakit tenggorokan seperti
tertusuk-tusuk. Skala nyerinya adalah 5, nyeri sejak dua hari yang lalu dan nyeri
hilang timbul. Pasien juga mengatakan demam sejak 2 hari yang lalu dan nafsu
makannya menurun. Selain itu, pasien mengatakan sulit untuk tidur, sering
terbangun, istirahat tidak cukup dan pola tidur berubah dan hanya tidur 2-3 jam.
Setelah itu, dianjurkan oleh Dokter untuk pemeriksaan Laboratorium.
Saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil suhu tubuh px adalah 38 0C,
kulit hangat, dan TB : 165 cm. Berat badan menurun 10 % dibawah rentang
ideal.BB awal 55 kg dan BB saat sakit adalah 49,5 kg. IMT normal adalah 18,5
-22,9 kg/m² dan IMT saat sakit adalah 18,1 kg/m². Bising usus hiperaktif 36
x/menit. Terdapat membran mukosa yang pucat dan kering dan terdapat lingkar
mata yang menghitam.
TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 118 x/menit, S : 38 0C, RR : 22 x/menit
P : Nyeri tenggorokan
Q : Seperti tertusuk- tusuk
R : Di tenggorokan
S : Skala 5
T : Sejak dua hari yang lalu dan hilang timbul
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
16
: Pasien
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecolatan Pasien mengatakan
- Bau Khas selama di RS belum
- Konsistensi Konsistensi lembek pernah BAB
- Jumlah ± 1000 cc
- Frekwensi 1x sehari
- Masalah BAB Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada
2. B A K
- Sepontan /alat bantu
- Warna Kuning Kuning kemerahan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah ±850cc ±300 cc
- Frekwensi Frekuensi ±6x dalam sehari Frekuensi ±2x dalam
- Masalah BAK Tidak ada sehari
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
2. Minum
- Oral / NGT Oral Oral
- Frekwensi ±2 gelas perhari Belum minum
- Jenis Air putih Air putih
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Ada Ada
- Upaya mengatasi Ada Ada
18
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Pasien mengatakan saat dirumah sakit ia
tidak dapat bekerja sehingga tidak mendapat penghasilan.
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial : Pasien mengatakan
memiliki hubungan sosial yang baik dengan tetangga, keluarga serta teman-
teman yang ia kenal serta tidak memiliki perselisihan dengan orang lain.
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Pasien mengatakan dapat menghubungin istrinya ataupun kakak-kakaknya.
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri : Pasien mengatakan merasa sedih karna kondisinya
saat ini
B. Harga Diri : Pasien mengatakan sangan menghargai dirinya
apapun kondisinya.
C. Ideal Diri : Pasien mengatakan berharap kondisinya segera
membaik setelah mendapat perawatan di RS agar
dapat beraktifitas seperti semula
D. Identitas Diri : Pasien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki
berusia 30 tahun
E. Peran : Pasien mengatakan ia adalah seorang suami dan ayah
bagi anaknya dan istrinya dalam keadaan seperti
apapun tidak akan berubah.
19
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Simetris
Kulit kepala : Bersih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata dan rambut tebal
Bau : Sedikit apek
Warna : Hitam
c. Wajah
Warna Kulit : Sawo matang
Struktur Wajah : Normal
Tekstur : Kasar
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : Normal
c. Konjuctiva dan sklera : Tidak anemis dan tidak ikterik
d. Pupil : Isokor
e. Kornea dan iris : Tidak katarak dan tidak ada
peradangan
f. Ketajaman penglihatan / visus : Ketajaman penglihatan menurun
g. Tekanan bola mata : Tidak ada benjolan dan nyeri
tekan
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan simetris
b. Lubang Hidung : Bersih
c. Cuping hidung : Terdapat pernafasan cuping
hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris kanan/kiri
Ukuran telinga : Sedang
Ketegangan telinga : Normal
b. Lubang telinga : Bersih
c. Ketajaman pendengaran : Normal
20
b. Keadaan gusi dan gigi : Gigi pasien tampak kotor dan terdapat karies,
gusi berwarna merah muda
c. Keadaan lidah : Lidah berwarna merah muda dan tidak terdapat
luka, lidah tampak bersih
d. Orofarings : Terdapat pembesaran tonsil
6. Leher
a. Posisi trakhea : Ditengah
b. Tiroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
c. Suara : Normal
d. Kelenjar Lymphe : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfa
e. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut nadi Carotis : Denyut nadi carotis teraba
21
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : Ekspansi paru dan getaran
paru kanan dan kiri sama
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas : Vesikuler
Suara Ucapan : Tidak ada suara nafas tambahan
Suara Tambahan : Tidak ada suara nafas tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi
Inspeksi : Tidak terdapat jejas
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran jantung
- Ictus cordis : ICS V Midclavikula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
- Batas kiri atas : ICS II Parasternalis sinistra
- Batas kiri bawah : ICS V Midclavikula sinistra
- Batas kanan atas : ICS II Parasternalis dextra
- Batas kanan bawah : ICS III-IV Parasternalis dextra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Lup
- Bunyi jantung II : Dup
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada
- Bising / Murmur : Tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 118 x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal
- Benjolan / Massa : Tidak ada benjolan
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : Tidak ada
- Luka : post laparotomi / post SC ket luka : -
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 36 x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : Tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada
22
- Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Lien : Tidak ada pembesaran lien
- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Timpani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada acites
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
GCS 15 E=4 V=5 M= 6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : Normal
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) : Berfungsi baik
4. Fungsi Motorik : Berfungsi bai
5. Fungsi Sensorik : Berfungsi baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Refleks normal
b. Refleks Patologis : Refleks normal
23
Px mampu mengidentifikasi waktu, tempat, dan orang yang ia temui
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) :
Px memiliki ingatan yang baik.
d. Motivasi ( Kemauan ) :
Px memiliki kemaun yang kuat agar bisa sembuh.
e. Persepsi :
Px ingin segera sembuh.
f. Bahasa :
Px berbicara menggunakan Bahasa Indonesia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Tonsilitis
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
2. Rontgen : -
3. E C G : -
4. U S G : -
5. CT Scan : -
6. MRI : -
Mahasiswa
KELOMPOK 7 B
____________________________
25
ANALISA DATA
Persepsi nyeri
Nyeri Akut
26
2 Ds : Tonsilitis Hipertermia
- Px mengatakan
demam sejak 2 Pelepasan pirogen endogen (IL-1)
hari yang lalu.
IL-1 menuju hipotalamus
Do :
- Suhu tubuh px Merangsang pelepasan
adalah 38 0C. prostaglandin (E2)
- Kulit hangat
Prostaglandin meningkat sel point
Hipertermia
27
hiperaktif 36
x/menit.
- Terdapat
membran mukosa
yang pucat dan
kering.
Do :
- Lingkar mata px
menghitam
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 118 x/menit
S : 38 0C
RR : 22 x/menit
28
Umur : 30 Tahun
No. Register : 1234xxxx
29
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
30
7. Tekanan darah TENS, hipnosis, dapat membantu
membaik. akupresur, terapi pasien dalam
musik, biofeedback, mengurangi
terapi pijat, kecemasan nyeri.
aromaterapi, teknik 4. Membantu pasien
imajinasi terbimbing, agar istirahat dan
kompres tidur yang cukup.
hangat/dingin, terapi 5. Membantu pasien
bermain). meredakan nyeri.
4. Fasilitas istirahat dan 6. Pemberian
tidur. analgetik dapat
memblok nyeri
Edukasi : pada susunan saraf
5. Ajarkan teknik pusat.
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi :
6. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu.
(D.0130)
31
2 Hipertermia berhubungan dengan
proses penyakit (mis.infeksi) Setelah dilakukan Termoregulasi Manajemen Kelompok 7 B
dibuktikan dengan suhu tubuh diatas intervensi (L.14134) Hipertermia (I.15506)
nilai normal. keperawatan selama Observasi :
. 2x24 jam, maka Kriteria hasil : 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
termoregulasi 1.Suhu tubuh penyebab penyebab dari
membaik. membaik. hipertermia (mis. hipertermia dan
2.Suhu kulit membaik dehidrasi, dilakukan
terpapar tindakan
lingkungan panas, pengobatan.
penggunaan 2. Untuk mengetahui
inkubator.) berapa suhu tubuh
2. Monitor suhu pasien normal
tubuh atau tidak.
3. Menyediakan
Teraupetik : lingkungan yang
3. Sediakan dingin
lingkungan yang 4. Melonggarkan
dingin pakaian
4. Longgarkan atau 5. Untuk mengetahui
lepaskan pakaian bagian tubuh yang
5. Basahi dan kipasi dikipasi dan
permukaan tubuh dilakukan
6. Berikan cairan tindakan
32
oral selanjutnya.
7. Lakukan 6. Untuk mengetahui
pendinginan cairan oral yang
eksternal (mis. digunakan untuk
selimut tindakan
hipotermia atau pengobatan.
kompres dingin 7. Untuk mengetahui
pada dahi, leher, pendinginan
dada, abdomen, eksternal
aksila) 8. Menganjurkan
pasien untuk tirah
Edukasi : baring.
8. Anjurkan tirah 9. Memberikan
baring cairan dan
elektrolit
Kolaborasi : intravena yaitu
9. Kolaborasi dengan
pemberian cairan memberikan
dan elektrolit cairan NaCL
intravena, jika untuk
perlu mempercepat
penyembuhan.
33
Manajemen Nutrisi
(D.0019)
3 Defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan Status Nutrisi (I.03119) Kelompok 7 B
ketidakmampuan menelan makanan intervensi (L.03030) Observasi :
dibuktikan dengan nafsu makan keperawatan selama 1. Identifikasi status
menurun. 1x24 jam, maka Kriteria hasil : nutrisi.
status nutisi membaik. 1. IMT membaik 2. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
2. Frekuensi makan kebutuhan kalori status nutrisi
membaik dan nutrient 2. Untuk mengetahui
3.Nafsu makan 3. Monitor asupan kebutuhan kalori
membaik makan dan nutrisi pasien.
4. Bising usus 4. Monitor berat badan 3. Untuk mengetahui
membaik 5. Monitor hasil asupan nutris
5.Membran mukosa pemeriksaan pasien dan
membaik laboratorium dilakukan tindakan
selanjutnya.
Teraupetik : 4. Untuk mengetahui
6. Sajikan makanan berat badan pasien
secara menarik dan normal atau tidak.
suhu yang sesuai 5. Untuk mengetahui
7. Berikan makanan hasil pemeriksaan
tinggi kalori dan laboratorium.
6. Untuk mengetahui
34
tinggi protein makanan yang
8. Berikan suplemen disukai pasien dan
makanan, jika perlu menyajikan
makanan secara
Edukasi : menarik yang
9. Ajarkan diet yang bertujuan untuk
diprogramkan meningkatkan nafsu
makan pasien.
Kolaborasi : 7. Untuk mengetahui
10. Kolaborasi dengan makanan tinggi
ahli gizi untuk kalori dan tinggi
menentukan jumlah protein.
kalori dan jenis 8. Memberikan
nutrient yang suplemen makanan
dibutuhkan, jika untuk menambah
perlu. nafsu makan
pasien.
9. Mengajarkan diet
yang diprogramkan
10. Mengkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
Dukungan Tidur jumlah kalori dan
(I.05174) jenis nutrient yang
35
dibutuhkan.
Observasi :
1. Identifikasi faktor
penggangu tidur
(fisik dan/atau
(D.0055)
psikologis) Kelompok 7 B
Gangguan pola tidur berhubungan
Pola Tidur (L05045)
4
dengan kurang kontrol tidur Setelah dilakukan
Teraupetik :
dibuktikan dengan pasien mengeluh tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
2. Identifikasi
sulit untuk tidur. selama 1x24 jam
1. Keluhan sulit
lingkungan (mis. 1. Untuk
diharapkan kualitas
tidur menurun
pencahayaan, mengidentifikasi
tidur membaik.
2. Keluhan sering
kebisingan, suhu, penyebab aktual
terjaga menurun
matras dan tempat dari gangguan
3. Keluhan pola
tidur) tidur
tidur berubah
3. Lakukan prosedur 2. Lingkungan yang
menurun
untuk meningkatkan memadai
4. Keluhan istirahat
kenyamanan (mis. membantu
tidak cukup
pijat, pengaturan meningkatkan
menurun
posisi, terapi kenyamanan tidur
akupresur) 3. Upaya prosedur
peningkatkan
Edukasi : kenyamanan dapat
4. Ajarkan relaksasi membantu
otot autogenik atau kualitas tidur
36
cara nonfarmakologi 4. Relaksasi otot
lainnya autogenik dapat
meningkatkan
kenyamanan dan
kualitas tidur
Nama Pasien : Tn.A Umur : 30 Tahun No. Register : 1234xxxx Kasus : Tonsilitis
37
hilang timbul - Meringis cukup menurun
2. Mengidentifikasi skala nyeri - Gelisah cukup menurun
- Skala nyeri 5 - Skala nyeri 4
09.10 WIB 3. Memberikan teknik nonfarmakologis - Px sudah tidak sulit tidur
untuk mengurangi rasa nyeri. - Tekanan darah cukup membaik
- Dengan kompres hangat. - TTV :
4. Memfasilitas istirahat dan tidur. TD : 120/80 mmHg
- Memberikan suasana yang nyaman N : 100 x/menit
bagi px untuk tidur S : 38 0C
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis RR : 21 x/menit
09.15 WIB untuk mengurangi rasa nyeri. A : Masalah teratasi sebagian.
- Mengajarkan px dengan kompres P : Intervensi dilanjutkan no 1,2,3,5 dan 6
hangat.
6. Mengkolaborasi pemberian analgetik
- Paracetamol 10 mg
09.20 WIB
38
- Px sakit tenggorokan dan nyeri seperti mulai menurun.
tertusuk-tusuk. O:
- Suhu tubuh sudah mulai membaik
2. Memonitor suhu tubuh
yaitu 37,5 0C.
10.20 WIB - Suhu : 38 °C
- Kulit px masih hangat
3. Menyediakan lingkungan yang dingin
- Mengatur suhu ruangan
A : Masalah teratasi sebagian
4. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
P : Intervensi dilanjutkan no 2, 3, 4, 6, 7, dan
10.25 WIB 5. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
8.
6. Memberikan cairan oral
11.00 WIB 7. Melakukan pendinginan eksternal
- Kompres dingin pada dahi, aksila dan
leher.
8. Menganjurkan tirah baring
11.40 WIB 9. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena.
- Cairan NaCL
39
10.30 WIB disediakan. - Bising usus cukup membaik 33
4. Memonitor berat badan x/menit
- Membran mukosa masih kering
- BB awal 55 kg
- BB : 49,5 kg
- BB saat sakit adalah 49,5 kg
10.40 WIB - IMT : 18,1 kg/m².
5.Memonitor hasil pemeriksaan
A : Masalah teratasi sebagian
laboratorium.
P : Intervensi dilanjutkan no 1, 3, 4, 5, 6, 7,
6.Menyajikan makanan secara menarik dan
dan 8
suhu yang sesuai.
10.50 WIB
7.Memberikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein.
8.Memberikan suplemen makanan
- Curvit 10 kaplet 3x1 sehari
9.Mengajarkan diet yang diprogramkan
10.Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
10.50 WIB
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
11.05 WIB
40
1.Mengidentifikasi faktor penggangu tidur 7B 14.00 WIB - Px mengatakan sudah tidak sulit tidur 7B
10.35 WIB 2.Mengidentifikasi lingkungan - Px mengatakan masih sudah tidak
10.45 WIB 3.Melakukan prosedur untuk meningkatkan sering terbangun.
kenyamanan. - Px mengatakan pola tidur berubah 4-
10.55 WIB 4.Mengajarkan relaksasi otot autogenik atau 5 jam.
cara nonfarmakologi lainnya. O:
- Lingkar mata memudar
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
S : 38 0C
RR : 20 x/menit
41
- R : Di tenggorokan R : Di tenggorokan
- S : Skala 4 S : Skala 3
- T : Sejak dua hari dan hilang timbul T : Sejak dua hari dan hilang timbul
2. Mengidentifikasi skala nyeri. O:
- Skala nyeri 4 - Px tampak tenang
15.30 WIB 3. Memberikan teknik nonfarmakologis - Skala nyeri 3
untuk mengurangi rasa nyeri. - Px sudah tidak sulit tidur
15.30 WB - Dengan kompres hangat. - Tekanan darah membaik
4. Mengajarkan teknik nonfarmakologis - TTV :
untuk mengurangi rasa nyeri. TD : 110/70 mmHg
- Mengajarkan px dengan kompres N : 100 x/menit
16.00 WIB hangat. S : 36,5 0C
5. Mengkolaborasi pemberian analgetik RR : 20 x/menit
- Paracetamol 10 mg A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no 1-5
16.10 WIB
42
4. Melakukan pendinginan eksternal - Kulit px sudah tidak hangat
- Kompres dingin pada dahi, aksila dan A : Masalah teratasi
15.27 WIB leher. P : Intervensi dihentikan
5.Menganjurkan tirah baring
43
FORMAT PENYULUHAN
KESEHATAN
Topik : Tonsilitis
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Ruang : Ruang Nakula di Rs. Dr Iskak
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pentingnya mengerti 1. Pengertian 1. Ceramah 1. Leafleat Evaluasi Struktur
penyuluhan selama 30 penyuluhan tentang Tonsilitis. tentang Tonsilitis. 2. Tanya jawab 2. Lembar Balik a. Peserta hadir
menit diharapkan diharapkan pasien dan 2. Etiologi dari ditempat
orang tua mampu keluarga mampu : Tonsilitis. penyuluhan
meningkatkan 1. Mengetahui 3. Tanda dan b. Penyelenggaraan
pengetahuan, dan memahami gejala dari penyuluhan
pemahaman serta pengertian tentang Tonsilitis. dilaksanakan di
mampu Tonsilitis. 4. Pengobatan Rs. Dr Iskak
mengaplikasikan 2. Mengetahui Tonsilitis. Tulungagung.
penanganan mengenai dan memahami 5. Komplikasi
Tonsilitis. etiologi dari Tonsilitis. Evaluasi Proses
Tonsilitis. a. Acara dimulai
3. Mengetahui tepat waktu.
dan memahami b. Peserta antusias
tanda dan gejala terhadap materi
dari Tonsilitis. penyuluhan.
44
4. Mengetahui c. Peserta mengikuti
dan memahami kegiatan sesuai
tentang pengobatan dengan aturan
Tonsilitis. yang telah
5. Mengetahui dijelaskan.
dan memahami d. Peserta
komplikasi mendengarkan
Tonsilitis. dan
memperhatikan
penyuluhan.
Evaluasi Hasil
a. Ada umpan balik
positif dari
peserta seperti
dapat menjawab
pertanyaan yang
diajukan
pemateri.
b. Diharapkan
sekitar 80%
peserta
penyuluhan
45
mampu mengerti
dan memahami
penyuluhan yang
diberikan sesuai
dengan tujuan
khusus.
46
47