Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS PADA ANAK

DISUSUN OLEH

1. Lilia Lopes 201911030


2. Rangga Wijayantoro 201911045
3. Roberta Samangilailai 201911048
4. Rosalina R 201911050
5. Sr. Rebeka P 201911046
6. Stefani Elga 201911056
7. Zahra Diba 201911067

S1 KEPERAWATAN A
201911030
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan
berkat rahmat karunia-Nya kepada kami hingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Meningitis Pada Anak” ini dengan baik dan lancar.
Kami ucapkan pula Terima kasih kepada dosen yang sudah membimbing kami
dan memberikan tugas ini kepada kelompok sebagai acuan untuk penilaian tugas mata
kuliah Keperawatan Anak 1. Semoga dengan dibuatnya tugas ini, semakin menambah
pengetahuan dan wawasan bagi kelompok sebagai penyusun dan juga kepada para
pembaca.
Saat penulisan makalah kelompok sudah semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan individu anggota kelompok. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat
dikatakan sempurna. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah yang telah kami susun.

Jakarta, 21 september 20121


DAFTAR ISI

BAB I ( PENDAHULUAN )............................................................................................................i

Latar Belakan....................................................................................................................................i

Tujuan...............................................................................................................................................i

BAB II ( TINJAWAN PUSTAKA )................................................................................................ii

Konsep Teori Dasar.........................................................................................................................ii

Defenisi ...........................................................................................................................................ii

Anatomi Fisiologi............................................................................................................................ii

Etiologi............................................................................................................................................ii

Manifestasi Klinis............................................................................................................................ii

Patofisiologi.....................................................................................................................................ii

Tesdiagnostik...................................................................................................................................ii

Komplikasi.......................................................................................................................................ii

Penatalaksanaan...............................................................................................................................ii

BAB III ( KONSEP KEPERAWATAN )......................................................................................iii

Pengajian........................................................................................................................................iii

Diagnosa Keperawatan...................................................................................................................iii

Rencana Keperawatan....................................................................................................................iii

BAB IV ( PENUTUP )...................................................................................................................iv

Kesimpulan.....................................................................................................................................iv

Saran...............................................................................................................................................iv

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saat ini dunia sudah dapat melihat perkembangan besar dalam mengurangi angka
kematian anak sepanjang pergerakan United Nations (UN) Millennium Development Goals
(MDGs) dengan perkiraan penurunan 54% pada anak balita, dimana 93 kematian dari 1000
kelahiran di tahun 1990. Menjadi 43 kematian dari 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
United Nations (UN) Millennium Development Goals (MDGs) lebih ambisius lagi, dan
mendesak bahwa pada tahun 2030 kita harus “mengakhiri kematian bayi baru lahir dan
anak-anak di bawah usia lima tahun yang dapat dicegah, dengan semua negara bertujuan
untuk mengurangi kematian neonatal setidaknya hingga 12/1000 kelahiran hidup dan
kematian balita hingga paling sedikit 25/1000 kelahiran hidup.” Namun, mayoritas pada
tahun 2019 di perkiraan 38 kematian per 1000 kelahiran hidup disebabkan oleh penyakit
yang dapat dicegah dan diobati, dimana target masih terbilang jauh dari pencapaian target
(United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation, 2020).

Di antara penyakit yang dapat dicegah ini, meningitis termasuk salah satu penyakit
dengan tingkat kematian tertinggi dan berpotensi menyebabkan epidemi yang menyebabkan
kematian. Sejak pergantian abad, sudah telihat kemajuan hasil dari pengenalan global vaksin
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan pneumokokus, serta peluncuran vaksin
meningokokus A, MenAfriVac, pada beberapa daerah dengan insiden meningitis tertinggi
deperti di Afrika sub-Sahara.

Meskipun demikian, penelitian terbaru telah mengidentifikasi bahwa meningitis


menjadi beban global pada semua kelompok umur tetap tinggi dan perkembangan nya jauh
tertinggal dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin lainnya (GBD, 2017) Sedangkan
kematian akibat meningitis diperkirakan hanya mengalami penurunan sebesar 51%. Terlepas
dari jarang nya kasus meningitis, meskipun begitu disebutkan dalam dokumen kesehatan
global dan regional utama.
Menanggapi panggilan dari pemerintah, organisasi kesehatan global, masyarakat sipil,
badan kesehatan masyarakat, akademisi dan sektor swasta, kolaborasi yang dipimpin World
Health Organization (WHO) sedang bergerak dalam Mengalahkan Meningitis pada tahun
2030 dengan program Global Roadmap. Global Roadmap ini berfokus pada empat penyebab
umum utama dari meningitis yaitu bakteri; Neisseria meningitidis (meningococcus),
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), Haemophilus influenzae (Hi), dan
Streptococcus agalactiae (streptococcus grup B (GBS)) (WHO, 2021)

Tujuan
1. Mengetahui definisi dari penyakit Meningitis pada anak.
2. Mengetahui etiologi dari penyakit Meningitis pada anak
3. Mengetahui patofisiologi dari penyakit Meningitis pada anak
4. Mengetahui tanda dan gejala dari penyakit Meningitis pada anak
5. Mengetahui tes diagnostik dari penyakit Meningitis pada anak
6. Mengetahui penatalaksanaan medis dari penyakit Meningitis pada anak
7. Mengetahui komplikasi dari penyakit Meningitis pada anak
8. Mempelajari konsep keperawatan dari penyakit Meningitis pada anak
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP TEORI DASAR

A. DEFENISI
Meningitis merupakan radang dari selaput otak yaitu pada lapisan arachnoid dan
piameter. Penyebab dari meningitis disebabkan oleh bakteri dan virus (Judha & rahil
2012 )
Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selaput mengineal yang adapt disebabkan
oleh berbagi mikroorganisme dengan ditandai adanya gejela spesifik dari sistem saraf
pusat yaitu ganguan kesadaran gejala rangsangan meningkatkan gejala peningkatan
tekanan intrakaranial dan gejala deficit neurologi ( Widagdo, 2011)
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput otak araknoid dan
piameter( Sujona Riyadi 2009)

B. ANATOMI FISILOGIS
Anatomi Otak Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti dengan meningea yang
melindungi struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh darah dan sekresi cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu : (Prince, 2006)

1. Lapisan Luar (Durameter) Durameter merupakan tempat yang tidak kenyal yang
membungkus otak, sumsum tulang belakang, cairan serebrospinal dan pembuluh darah.
Durameter terbagi lagi atas durameter bagian luar yang disebut selaput tulang tengkorak
(periosteum) dan durameter bagian dalam (meningeal) yang meliputi permukaan
tengkorak untuk membentuk falkas serebrum, tentorium serebelum dan diafragma sella
2. Lapisan Tengah (Arakhnoid) Lapisan tengah ini disebut juga selaput otak. Lapisan
tengah merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dengan piameter,
membentuk sebuah kantung atau balon yang berisi cairan otak dengan meliputi seluruh
susunan saraf pusat. Ruangan diantara duramater dan arachnoid disebut ruangan subdural
yang berisi sedikit cairan jernih yang menyerupai getah bening. Pada ruangan ini terdapat
pembuluh darah arteri dan vena yang menghubungkan sistem otak dengan meningen
serta dipenuhi oleh cairan serebrospinal
3. Lapisan Dalam (Piameter) Lapisan piameter merupakan selaput halus yang kaya akan
pembuluh darah kecil yang mensuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Lapisan
ini melekat erat dengan jaringan otak dan mengikuti gyrus dari otak. Ruangan diantara
arakhnoid dan piameter disebut sub arakhnoid. Pada reaksi radang ruangan ini berisi sel
radang. Disini mengalir cairan serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang belakang

Gambaran Umum Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak Gambar

C. ETIOLOGI
Banyak bakteri dan virus yang menyebabkan meningitis cukup umum dan terkait dengan
penyakit rutin lainya.Bakteri atau virus yang menginfeksi kulit,sistem kemih,atau saluran
pencernaan dan pernapasan dapat menyebar melalui aliran darah ke meningen melalui
cairan serebrospinal cairan yang berada di dalam dan sekitar sumsum tulang
belakang.Dalam beberapa kasusu meningitis bakterial,bakteri menyebar ke meningen dari
trauma kepala berat atau infeksi lokal yang parah,seperti infeksi telingah serius (otitis
media) atau infeksi sinus hidung (sinusitis).
Banyak jenis bakteri dapat menyebabkan meningitis bakteial.pada bayi baru
lahir,penyebab paling umum adalah streptokokus grup B,Escherichia coli,Listeria
monocytogenes.Pada balita dan anak-anak yang lebih tua,Streptococcus pneumoniae
(pneumokokus) dan Neisseria meningitidis (meningococcus) lebih sering menjadi
penyebab timbulnya meningitis.Selain bakteri-bakteri tersebut,Haemophilus influenza
tipe b ( Hib)juga dapat menyebabkan meningitis namun kasusu ini jarang terjadi karena
dapat di cegah dengan imunisasi.Sementara itu,banyak virus yang berbeda juga dapat
menyebabakan meningitis viral,termasuk enterovirus (seperti cosackievirus dan virus
polio) serta virus herpes.

D. MANIFESTASI KLINIS

a. Meningitis bakteri
Meningitis bakteri disebut juga meningitis purulenta atau meningitis septic,
penyebabnya adalah bakteri. Bakteri infeksi masuk ke susunan saraf pusat
melalui peredaran darah atau langsung dari luar misalnya pada fraktur atau
luka terbuka.
Bakteri-bakteri yang sering menimbulkan meningitis diantaranya
meningococus, pneumococus dan haemophilus influenza. Bakteri-bakteri ini
banyak terdapat pada nasopharing.
Ketika organisme pathogen masuk ke ruang subaraknoid, maka reaksi
peradangan terjadi dan mengakibatkan :
-Bendungan cairan serebrospinalis
- Penumpukan eksudat
- Perubahan arteri pada subaraknoid
- Perubahan jaringan disekitarnya (edema).
Manifestasi Klinis :
1) Demam merupakan gejala awal
2) Nyeri kepala
3) Mual dan muntah
4) Kejang umum
5) Fotofobia
6) Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan kesadaran
sampai dengan koma
Adanya tanda-tanda iritasi meningeal seperti :
 Kaku kuduk, pasien mengalami kekakuan pada leher sehingga terdapat
kesulitan dalam memfleksikan leher karena adanya spasme otot-otot leher
 Tanda Kernig positif, ketika paha pasien dalam keadaan fleksi lebih dari
135 derajat karena nyeri
 Tanda Brudzinski positif, bila leher paien di fleksikan maka dihasilka
fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas
bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat pada sisi
ekstremitas yang berlaawanan. Untuk memastikan meningitis, selain tanda
dan gejala maka perlu dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis. Pada
kultur cairan didapatkan 70-80% kasus didapatkan mikroorganisme.
Cairan serebrospinalis pada meningitis yang disebabkan tubekulosa
didapatkan :
 Warna : Jernih atau santokrome
 Sel : Jumlah sel meningkat
- Kadar protein meningkat
-Kadar glukosa meningkat
-Terdapat kuman tuberkulosa (Ronny Yoes dalam Harsono,2003).
b. Meningitis Virus
Virus penyebab infeksi pada meningitis masuk melalui sistem respirasi, mulut,
genetalia atau melalui gigitan binatang. Jenis penyakit virus yang dapat
menyebabkan meningitis adalah measles, mumps, herpes simplex dan herpes
zoster. Virus lain yang sering menyebabkan meningitis adalah virus HIV.
Manifestasi klinis yang menyertai seperti nyeri kepala, nyeri ketika membuka
mata, photofobia dan adanya kaku kuduk. Adanya kelemahan, rash, dan nyeri
pada ekstremitas. Demam dan tanda-tanda iritasi meningeal dijumpai seperti kaku
kuduk, tanda bridzinski dan kernig. Pada meningitis virus terapi yang utama
adalah menghilangkan gejala (asimtomatik), bedrest pada masa akut, mengurangi
rasa nyeri kepala, control dengan demam dan menghilangkan kejang
E. PATOFISIOLOGI
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada bagian paling
luar adalah durameter, bagian tengah araknoid dan bagian dalam piameter. Cairan
serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada dalam ruang subarachnoid yang
dihasilkan dalam fleksus-fleksus choroid yang kemudian di alirkan melalui sistem
ventrikel. Mikroorganisme daoat masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui beberapa
cara misalnya hematogen (paling banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada CSF
dank arena lingkungan. Invasi bakteri pada meningen mengakibatkan respon peradangan.
Netropil bergerak ke ruang subarachnoid untuk memfagosit bakteri menghasilkan
eksudat dalam ruang subarachnoid. Eksudat ini yang dapat menimbulkan bendungan
pada ruang subarkhnoid yang pada akhirnya dapat menimbulkan hidrosepalus.
Selain itu luka atau fraktur terbuka pada kepala dan medulla spinalis, memungkinkan
mudahnya bakteri atau kuman masuk ke otak. Infeksi pada telinga seperti otitis media
dan mastoiditis meningkatkan resiko meningitis bakteri. Kuman bakteri akan mudah
menembus membrane epithelium dan masuk ke ruang subarachnoid, berkembang
menimbulkan respon inflamasi. Radang paru yang paling sering adalah karena
tuberkolusis paru mengakibatkan meningitis bakteri atau meningitis TB. Selain itu
pembedahan otak dan spinal secara langsung kuman dapat masuk ke lapisan otak. Sepsis
atau infeksi sistemik juga beresiko terjadinya meningitis (Arif Muntaqqin,2008).

F. TEST DIAGNOSTIK
1. Darah : Pemeriksaan darah lengkap, peningkatan sel darah putih (10.000-
40.000/mm3), pemeriksaan koagulasi, kultur adanya mikroorganisme pathogen
2. Urine : Albumin, sel darah merah, sel darah putih ada dalam urine
3. Radiografi : Untuk menentukan adanya sumber infeksi misalnya Rongen dada untuk
menentukan adanya penyakit paru seperti TBC paru, pneumonia, abses paru. Scan
otak untuk menentukan kelainan otak
4. Pemeriksaan lumbal pungsi : untuk membandingkan keadaan CSF normal dengan
meningitis
G. KOMPLIKASI
 Peningkatan tekanan intracranial
 Hydrosephalus : Penumpukan cairan pada rongga otak, sehingga meningkatkan
tekanan pada otak
 Infark serebral : Kerusakan jaringan otak akibat tidak cukup suplai oksigen,
karena terhambatnya aliran darah ke daerah tersebut
 Ensepalitis : peradangan pada jaringan otak dan meningenakibat virus, bakteri,
dan jamur
 Syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormon
 Abses otak : Infeksi bakteri yang mengakibatkan penimbunan nanah didalam otak
serta pembengkakakan
 Kejang : Gangguan aktivitas listrik di otak. Ditandai dengan gerakan tubuh yang
tidak terkendali dan hilangnya kesadaran
 Endokarditis : Infeksi pada endokardium yaitu lapisan bagian dalam jantung
 Pneumonia : Infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara disalah
satu atau kedua paru-paru yang dapat berisi cairan
 Syok sepsis : Infeksi luas yang menyebabkan kegagalan organ dan tekanan darah
yang sangat rendah.

H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksaan secara umum yang dilakukan di rumah sakit adalah :
 Pemberian cairan intravena. Pilihan utama awal yang bersifat isotonic seperti
asering atau ringer lakatat dengan dosis yang di pertimbagnkan melalui
penurunan berat badan anak atau tingkat dehidrasi. Ini diberikan karena anak
yang menderita meningitis sering datang dengan penurunan kesdaran karena
kekurangan cairan akibat muntah, pengeluaran cairan melalui proses
evaporasi akibat hipertemia dan intake cairan yang kurang akibat penurunan
kesadaran.
 Pemberian diazepam apabila anak mengalami kejang. Pada dosis awal
diberikan diazepam 0,5 mg/KG BB / kali pemberian secara intravena. Setelah
kejang dapat diatasi maka diberikan secara intravena.
 penempatan pada ruangan yang minimal rangsangan seprti rangsangan suara,
cahay dan rangasangan polusi. Rangsangan yang berlebihan dapat
membangkitkan kejang pada anak karena peningkatan rangasangan
depolarisasi neuron yang dapat berlangsung cepat.
 pembebasan jlan nafas dengan menghisap lendir melalui section dan
memposisikan anak kepada posisi kepala miring hiperekstensi. Tindakan
pembebasan jalan dipadu dengan pemberian oksigen untuk mensupport
kebutuhan metabolisme yang meningkat selain itu mungkin juga terjadi
depresi pusat pernapasan karena peningkatan tekanan intracranial sehingga
perlu diberikan oksigen bertekanan lebih tinggi yang lebih mudah masuk ke
saluran pernapasan. Pemeberian dianjurkan konsentrasi yang masuk bisa
tinggi melalui masker oksigen.
 Pemberian antibiotic yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab.
Antibiotic yang sering dipakai adalah ampisilin dengan dosis 300-400 mg/ Kg
BB dibagi dalam 6 dosis pemberian secara intaravena dikombinasikan dengan
kloramfenikol 50 mg/kgBB dibagidalam 4 dosis pemberian. Pemeberian
antibiotic ini yang paling rasional melalui kultur dari pengambilan cairan
serebrospinal melalui lumbal fungtio.
2. Penatalaksanaan di Rumah
 Penatalaksanaan di rumah bersifat sementara untuk memberi pertolongan awal
dalam memberikan support berfungsinya oragan vital. Setelah itu anak harus
segera dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
 Anak dengan meningitis biasanya karena didahului dengan demam tanpa
disertai kejang kadang dianggap peradangan pada organ lain seperti tonsiliis,
faringitis banyak melalui peradangan pada organ – oragan tersebut. Oleh
karena itu penalaksanaan yang dapat dilakukan di rumah antara lain
 Tempatkan anak pada ruangan dengan sirkulasi udara baik, tidak terlalu panas
dan tidak terlalu lembab. Sirkulasi udara yang baik berfungsi mensupport
penyedian oksigen lingkungan yang cukup karena anak yang menderita
demam terjadi peningkatan metabolisme aerobic yang praktis membentuk
masuk oksigen yang cukup. Selain itu ruangan yang cukup oksigen juga
berfungsi menjaga fungsi saluran pernafasan dapat berfungsi dengan baik.
Adapun lingkungan yang panas selain mempersulit perpindahan panas ke
lingkungan juga dapat terjadi sebaliknya
 Tempatkan anak pada tempat tidur yang rata dan lunak dengan posisi kepala
miring hiperektensi. Posisi ini diharapkan dapat menghindari tertekuknya
jalan nafas sehingga menggangu masuknya oksigen.
 Berikan komprs hangat pada anak untuk membantu menurunkan demam.
Kompres ini berfungsi memindahkan panas anak melalui proses konduksi.
Perpindahan panas anak biar dapat lebih efektif dipadukan dengan pemberian
pakaian tips sehingga panas tubuh anak mudah berpindah ke lingkungan.
 Berikan anak obat turun panas ( dosis disesuaikan dengan umur anak ). Untuk
patokan umum dosis dapat diberikan anak dengan usia sampai 1 tahun 60-120
mg, 1-5 tahun 120-150 mg, 5 tahun ke atas 250-500 mg yang diberikan rata-
rata 3 kali sehari.
 Anak diberikan minum yang cukup dan hangat dengan patokan rata-rata
kebutuhan 30-40 cc/kgBB perhari. Cairan ini selain secara volume untuk
menganti cairan yang hilang karena peningkatan suhu tubuh juga berfungsi
untuk menjaga kelangsungan fungsi sel tubuh yang sebagian besar
komposisnya adalah unsur cairan. Sedangkan minuman hangat dapat
membantu mengencerkan secret yang kental pada saluran pernafasan.
Penatalaksanaan umum :

 Pasien di isolasi
 Pasien di istirahatkan/bedrest
 Kontrol hipertermia dengan kompres, pemberian antipiretik seperti
 parasetamol, asam salisilat
 Kontrol kejang : Diazepam, fenobarbital
 Kontrol peningkatan tekanan intracranial : Manitol, kortikosteroid
 Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
1. Pemberian antibiotic
 Diberikan 10-14 hari atau sedikitnya 7 hari bebas panas
 Antibiotik yang umum diberikan : Ampisilin, gentamisin,
 kloromfenikol, selalosporin.
 Steroid untuk mengatasi inflamasi
 Antipiretik untuk mengatasi demam
 Antikonvulsant untuk mencegah kejang
 Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa
dipertahankan
 Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt (Ventrikel Periton)
2. Pengobatan simtomatis :
 Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 – 0.6/mg/kg/dosis
 Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
 Turunkan panas Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.
 Kompres air PAM atau es
3. Pengobatan suportif :
 Cairan intravena
 Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 – 50%
 Perawatan pada waktu kejang
1. Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.
2. Hisap lende
3. Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi
4. Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh)
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Kajian persepsi Kesehatan- pemeliharaan Kesehatan

- Kaji Riwayat penyakit seperti TBC, ISPA, dan BP


- Kaji apakah pasien pernah mengalami trauma kepala atau fraktur pada tengkorak
- Kaji pengobatan yang pernah dilakukan sebelumnya
- Kaji adanya riwayat kejang
- Kaji Riwayat bepergian ke daerah endemic

Kajian pola Nutrisi metabolic

-Kaji frekuensi dan jumlah makanan yang masuk dalam sehari


-Kaji lebih lanjut Apakah ada perubahan makan pada pasien sejak saat sakit
-Kaji berapa cc anak meminum susu dan air putih dalam sehari
-Kaji Apakah anak mengalami mual dan muntah
-Kaji Apakah ada demam

Kajian pola eliminasi

-Kaji lebih lanjut frekuensi, karakteristik saat BAK dan BAB


-Kaji Apakah ada kesulitan saat BAK dan BAB
-Kaji lebih lanjut Apakah anak dibantu pada saat BAK dan BAB

Kajian Pola Aktivitas dan Latihan

-Kajian Kebiasan sehari – hari ada anak sebelum dan sesudah sakit
-Kaji lebih lanjut Aktivitas yang tidak lagi mampu dilakukan
-Kaji kekuataan otot pada ekstermitas bawah
-Pemeriksaan fisik saraf kranial III, IV, VI

Kajian Pola Tidur dan Istirahat

- Kaji lebih jam tidur pada anak sesudah dan sebelum sakit
- Kaji apa kah anak mengalami gangguan /pada saat tidur dimalam hari
- Apakah merasakan sakit atau nyeri pada saat ingin tidur

Kajian Pola Kognitif

- Kaji nyeri pada kepala (PQRST)


- Kaji keluhan nyeri pada leher
- Kaji bagaiman cara pasien mengatasinya
- Jika terjadinya nyeri, pada skala berapa 1-10
- Kaji Apakah pasien mengalami kejang, dan Bagaimana cara menanganinya

Diagnosa Keperawatan

No Tanda Tangan
Diagnosa Keperawatan
Kelompok
1. Risiko Perfusi serebral tidak efektif b.d infeksi otak
Kelompok V
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d proses infeksi
3. Hipertermi b.d proses penyakit (infeksi)
4. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit tubuh b.d pengeluaran yang
berlebih
5. Resiko gangguan perfusi jaringan b.d penurunan oksigen dari luar
6. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
7. Resiko cedera b.d perubahan fungsi kognitif
8. Resiko ketidakseimbangan cairan b.d trauma atau perdarahan
Tgl Rencana Keperawatan Hasil Yang Diharapkan Tindakan Keperawatan Alasan Tindakan
21/09/21 Risiko Perfusi serebral tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 3×24 jam peningkatan edema serebral penyebab dan mengtasi
efektif b.d infeksi otak diharapkan perfusi serebral membaik 2. Monitar tekanan darah 2. Untuk mengontrol dan
dengan kriteria hasil : 3. Monitor pelebaran tekanan nadi mempertahankan tekanan
4. Monitor peningkatan tingkat darah dalam batas normal
 Kognitif meningkat kesadaran 3. Untuk mengatasi
 Tekanan intra kranial 5. Monitor tekanan perfusi pelebaran pembuluh darah
menurun serebral agar tidak menyebar
 Sakit kepala menurun 6. Monitor jumlah, kecepatan, dan 4. Untuk mengerahui
 Kesadaran membaik karakteristik drainase cairan peningkatan Tik
 Tekanan darah sistolik serebrospinal 5. Unutk mengatasi adanya
membaik 7. Ambil sampe drainase cairan tekanan perfusi serebral
 Tekanan darah diastolic serebrospinal berlebih
membaik 8. Pertahankan posisi kepala dan 6. Mempertahankan cairan
leher netral kebutuhan pasien
9. Atur internal pemantauan sesuai 7. Mengetahui resiko infeksi
kondisi pasien pada pasien
10. Jelaskan tujuan dan procedure 8. Meminimalisir agar pasien
pemamntauan tidak merasa nyeri
9. B
10. Agar keluarga memahami
dan bisa bekerja sama
Tgl Rencana Keperawatan Hasil Yang Diharapkan Tindakan Keperawatan Alasan Tindakan
21/09/2 Bersihan jalan nafas tidak efekti Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi 1. Agar pasien dapat
1 selama 3×24 jam diharapkan bersihan jalan kemampuan batuk batuk secara efekti
b.d proses infeksi nafas membaik dengan kriteria hasil : efektif dan memudahkan
2. Monitor adanya mengekuarkan
 Produksi sputum menurun retensi sputum dahak
 Suara mengi menurun 3. Monitor tanda dan 2. Untuk melakukan
 Wheezing menurun gejala infeksi intervensi lanjutan
 Frekuensi nafas membaik saluran nafas 3. Agar mengetahui
 Pola nafas membaik 4. Atur posisi semi infeksi saluran
fowler-fowler pernafasan
5. jelaskan tujuan dan 4. Untuk
proseure meningkatkan
6. Anjurkan batuk ekspansi paru
efektif 5. Agar keluarga
7. Kolaborasi memahami
pemberian tindakan yang
mikolitik diberika kepada
pasien
6. Membantu pasien
agar lebh mudah
mengeluarkan
sekret
7. Menurunkan
kekentalan secret
melonggorkan
trakea
Tgl Rencana Keperawatan Hasil Yang Diharapkan Tindakan Keperawatan Alasan Tindakan
21/09/2 Hipertermi b.d proses penyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor suhu tubuh 1. Memastikan anak
1 selama 3×24 jam diharapkan hipertermi anak tiap 2 jam terhindar dari suhu
(infeksi) membaik dengan kriteria hasil : 2. Monitor tekanan yang memanjang
darah 2. Untuk mengontrol dan
 Menggigil menurun 3. Monitor frekuensi mempertahankan
 Kejang membaik pernafasan dan nadi tekanan darah dalam
 Suhu tubuh membaik 4. Minitor dan catat batas normal
 Suhu kulit membaik 5. Tanda dan gejala 3. Untuk mengetahui
 Kadar glikosa sarah membaik hipertermi keadaan umum dan
 Pengisisn kapiler membaik 6. Pasang alat mempertahankan jalan
 Tekanan darah membaik pemantauan suhu nafas pasien
kontinu 4. Agar rencana tindakan
7. Jelaskan cara dapat mudah dan
pencegahan lancar
hipertermi 5. Untuk mengatasi
8. Jelaskan pemberian masalah hipertrmi
antipiretik pada pasien
6. Agar suhu tetap
terpantau
7. Agar keluarga dapat
mengatasi saat pasien
kambuh
8. Mengurangi demam
pada pasien

BAB IV
PENUTUP

Kesimpilan

Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selaput mengineal yang adapt disebabkan oleh berbagi mikroorganisme dengan ditandai
adanya gejela spesifik dari sistem saraf pusat yaitu ganguan kesadaran gejala rangsangan meningkatkan gejala peningkatan tekanan
intrakaranial dan gejala deficit neurologi.

Saran

Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan mengenai pasien dengan Meningitis. Dengan
adanya pengetahuan dan wawasan yang luas mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat dan memberikan
pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai Meningitis, faktor-faktor pencetusnya serta bagaimana pencegahan untuk kasus
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Burke,M Karen,dkk.2016. Buku Ajar Keperawatan Bedah. Jakarata

Hidayat,A.Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Keperawatan 1.Jakarta:Salemba Medika.

WHO dan UNICEF.2009.Pedoman Pelayanan Anak di Rumah sakit.Pedoman Bagi Rumah sakit Rujukan Tingkat Pertama di
Kabupaten/kota.Jakarta:WHO Indonesia

Riyadi S & Sukarmin.2009.Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Widagdo. 2011.Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto

Guyton & Hall.2008.Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC

Wilkinson M. 2016. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai