Anda di halaman 1dari 31

MKDU Olahraga

Institut Teknologi Sumatra


Gerak Fundamental Manusia
Pada dasanya gerak dasar manusia adalah
jalan, lari, lompat dan lempar. Gerak dasar
manusia merupakan pola gerakan yang
melibatkan bagian tubuh yang berbeda
1 seperti kaki, lengan, dan kepala.
Lokomotor

2
Non Lokomotor

3
Manipulatif
Lokomotor

Gerak lokomotor adalah gerak memindahkan


tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain.
Non Lokomotor

Gerakan non lokomotor adalah aktivitas yang


menggerakkan anggota
tubuh pada porosnya dan pelaku tidak pindah
tempat.
Manipulatif

Gerakan manipulatif adalah keterampilan motorik


yang melibatkan penguasaan terhadap objek di luar
tubuh oleh tubuh atau bagian tubuh.
FITT AND POSNER THEORY TAHAP KOGNITIF

TAHAP ASOSIATIF

TAHAPAN BELAJAR GERAK


TAHAP OTOMATISASI

Magill, Richard A. Motor Leraning and Control. (New York:Mc Graw Hill Education, 2016)
TAHAP KOGNITIF

Untuk pertama kalinya diperkenalkan pada


ketrampilan gerak yang baru dan tugas
utamanya adalah mengerti dan memahami
tentang tahapan dan persyaratan-
persyaratan melakukan gerakan itu.
Mahasiswa di dalam tahap kognitif ini
mungkin punya banyak pertanyaan-
pertanyaan.
TAHAP ASOSIATIF

Tahapan ini ditandai oleh gerakan yang semakin baik. Setelah


mencoba banyak gerakan yang disertai dengan strategi gerakan,
seorang mahasiswa pada tahap ini menjadi merasa terikat dan
memilih pada pola gerakan tertentu.
Gerakan menjadi lebih konsisten, dengan sedikit kesalahan.
Kemampuan melakukan gerakan dengan obyek/ kejadian dari
luar dan juga memperbaiki kekurangan seperti perhatian
tentang melakukan  gerakan diri sendiri, membiarkan mahasiswa
untuk mulai melakukan hal-hal yang baru.
TAHAP OTOMATISASI

Tahapan ini siswa memerlukan latihan dengan waktu yang lama.


Sebenarnya  tahap akhir ini tidak semua mahasiswa akan
mencapainya. Di dalam tahap automatisasi, penampilan mencapai
tingkat kecakapan yang paling tinggi dan telah menjadi
otomatisasi.
Perhatian mahasiswa selama tahap ini direlokasikan kepada
pengambilan keputusan yang strategis. Sebagai tambahan, tugas-
tugas ganda dapat dilaksanakan secara serempak. Akhirnya, dalam
tahap ini mahaiswa mampu melakukannya bersifat konsisten,
merasa yakin/ percaya diri, membuat sedikit kesalahan dan secara
umum dapat mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang mereka
lakukan.
OLAHRAGA

Olahraga adalah kegiatan fisik


yang mengandung sifat
permainan dan berisi perjuangan
dengan diri sendiri atau
perjuangan dengan orang lain
serta konfrontasi dengan unsur
alam

International Council of Sport


and education
Banyak sekali manfaat yang di rasakan
dengan olahraga, tidak hanya untuk
kesehatan saja, namun juga banyak nilai-nilai
universal yang terkandung dalam olahraga
yaitu nilai- nilai hubungan, komunikasi,
menghargai aturan, memecahkan masalah,
berhubungan dengan orang lain, bagaimana
menyikapi kemenangan, bagaimana
menyikapi kekalahan, nilai-nilai kerja keras,
fairplay, berbagi, kejujuran, menghargai diri
sendiri, toleransi, kerjasama, dan
kedisiplinan

Ma’mun, A. (2012). Pengembangan Pola Pembinaan Olahraga di Perguruan Tinggi.


Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
NILAI DALAM
OLAHRAGA

Saling
Persatua Kerjasam Persahaba Sportivita
Menghor
n a tan s
mati

Kerja Solidarita Keberani Tanggun


Fairness
Keras s an g Jawab
Olahraga Rekreasi

Olahraga Prestasi

OLAHRAGA
Olahraga Pendidikan
Memiliki Soft Skill dan Hard Skill

MKDU
1
(Soft Skill melalui Olahraga)

Olahraga 2 Memiliki Kebugaran Jasmanı


MKDU Olahraga
1

SOFT SKILL

Saling
Persatua Kerjasam Persahaba Sportivita
Menghor
n a tan s
mati

Kerja Solidarita Keberani Tanggun


Fairness
Keras s an g Jawab
MKDU Olahraga
2

KEBUGARAN JASMANI

Kebugaran jasmani adalah derajat sehat


dinamis seseorang yang menjadi kemampuan
jasmani dasar untuk dapat melaksanakan
tugas yang harus dilaksanakan (Giriwijono,
2017). Kebugaran jasmani sangatlah penting
untuk meningkatkan kualitas hidup
seseorangkarena semua bentuk kegiatan
manusia selalu menggunakan aktivitas fisik
sehingga memerlukan kebugaran yang baik
untuk mendukung aktifitas tersebut.

Giriwijono, S. (2017). Fisiologi Kerja dan Olahraga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu: 2

Umur, setiap tingkatan mempunyai tataran tingkat kebugaran jasmani


1 yang berbeda dan dapat ditingkatkan pada hampir semua usia.

Jenis kelamin, tingkat kebugaran jasmani putra biasanya lebih baik


2 jika dibandingkan dengan tingkat kebugaran jasmani putri (Kidokoro
et al., 2016).

Asupan makanan, Asupan gizi yang seimbang (12% protein, 50%


karbohidrat, dan 38% lemak akan berpengaruh bagi kebugaran
3 jasmani seseorang. Menurut (Savanur et al., 2017) bahwa Status gizi,
kadar hemoglobin, dan aktivitas fisik berhubungan dengan tingkat
kebugaran ini remaja.

4 Tidur dan istirahat untuk membangun kembali otot-otot setelah


latihan.

Kidokoro, T., Tanaka, H., Naoi, K., Ueno, K., Yanaoka, T., & Kashiwabara, K. (2016). Sex-specific associations of moderate and vigorous physical activity with physical fitness in adolescents, 1391(May). https://doi. org/10.1080/17461391.2016.1183050
Savanur, M. S., Sathye, A., Udawant, A., Udipi, A., Ghugre, P., Haas, J., ... Bhatnagar, A. (2017). Nutritional Status and Physical Fitness of Tribal Adolescents in Ahmednagar District of Maharashtra Nutritional Status and Physical Fitness of Tribal
Adolescents in Ahmednagar District of Maharashtra. Ecology of Food and Nutrition, 56(6), 552–566. https://doi.org/10.1080/03670244.2017.1399370
OLAHRAGA PENDIDIKAN
Dalam jurnal nasional olahraga pendidikan menurut Aripin (2014:80) menyatakan bahwa “olahraga pendidikan
sebagai salah satu lingkup kegiatan keolahragaan tak lepas dari upaya pengembangan dan peningkatan
kualitas dalam pelaksanaannya.

Hal ini terkait dengan amanat Undang - undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
pasal 25 ayat (1) yang menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan
dan diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan
nasional.

Lebih lanjut dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan
pasal 25 ayat (1) menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani serta pengembangan
minat dan bakat olahraga”
Ketika seseorang / sekelompok melakukan olahraga dengan tujuan untuk
pendidikan, maka semua aktifitas gerak diarahkan untuk memenuhi Bermain Olahraga
tuntunan tujuan pendidikan. Maka olahraga yang bertujuan untuk
pendidikan identik dengan aktifitas dalam pendidikan jasmanı.
ASPEK OLAHRAGA PENDIDIKAN

1 Aspek Kognitif

2 Aspek Afektif

3 Aspek Psikomotor
CIRI OLAHRAGA PENDIDIKAN

Diselenggarakan oleh
Memberikan kesempatan
lembaga pendidikan
yang sama
(Sekolah, Universitas)

Memberikan gerak kepada Dalam pembelajaran tidak


peseta didik sebesarnya membedakan antara
agar yang tidak bisa peserta didik yang bisa dan
menjadi bisa yang belum bisa
OLAHRAGA REKREASI
Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu
senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena dapat
memberi kepuasan atau kesenangan
TUJUAN OLAHRAGA REKREASI

Untuk memperoleh
Pelepas lelah, penat dan Memperoleh kesenangan kebugaran jasmani dengan
kebosanan melalui olahraga olahraga yang
menyenangkan

Sebagai pemenuh fungsi Memperkenalkan sekaligus


sosial (fungsi sosial ini memberitahukan secara
Pengisi waktu luang
dilakukan untuk kegiatan yata bahwa olahraga itu
berkelompok) mcenyenangkan
CIRI - CIRI OLAHRAGA REKREASI

Tidak memiliki bentuk atau macam ter


Tidak ada paksaan
tentu

Dilakukan karena terdorong oleh


Bersifat universal
keinginan atau motif

Dilakukan pada waktu senggang


OLAHRAGA PRESTASI
Olahraga prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola
secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal
pada cabang olahraga yang merupakan cabang olahraga prestasi
TEKNOLOGI KEOLAHRAGAAN

Anda mungkin juga menyukai