Anda di halaman 1dari 7

LANGKAH-LANGKAH YANG TEPAT DALAM

PELAKSANAAN PROSES KEPERAWATAN


Putri Wiratama 181101072
Email: putriwiratama110@gmail.com

ABSTRAK

Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam pemberian
asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons unik individu pada suatu kelompok
atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik actual maupun potensial (Deswani,
2011). Tahap keempat dari proses keperawatan adalah implementasi atau pelaksanaan. Implementasi
merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi
keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan pasien (Riyadi,
2010).
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012). Dalam melaksanakan rencana perawatan
dibutuhkan lingkungan yang kondusif. Perawat harus mampu menghormati martabat dan rahasia
pasien, mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, menyesuaikan diri dengan beban
kerja yang ada serta mampu bekerja dengan tim kesehatan yang lain (Aziz Alimul Hidayat, 2009.
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam
bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi,
2008). Untuk mencapai asuhan keperawatan yang tepat dan sempurna maka implementasi
keperawatan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Kata Kunci: Implementasi, keperawatan, asuhan keperawatan

LATAR BELAKANG keperawatan adalah tugas perawat

Keperawatan adalah suatu profesi pelaksana (Hidayat, 2011). Perawat

yang berorientasi pada pelayanan pelaksana bertugas memberikan asuhan

kesehatan dengan segala perencanaan atau keperawatan, membantu penyembuhan,

tindakan untuk membantu meningkatkan membantu memecahkan masalah pasien

kesejahteraan kehidupan masyarakat dibawah pengawasan dokter atau kepala

(Hidayat, 2007). Pemberi asuhan ruang (Pratiwi & Utami, 2010). Untuk
mencapai asuhan kepeawatan yang pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan
sempurna maka proses keperawatan harus dan memfasilitasi koping.
dilaksanakan sesuai dengan prosedurnya, Kemampuan yang harus dimiliki
salah satu dari proses keperawatan adalah perawat pada tahap implementasi adalah
implementasi. kemampuan komunikasi yang efektif,
Implementasi merupakan langkah kemampuan untuk menciptakan hubungan
keempat dalam tahap proses keperawatan saling percaya dan saling bantu,
dengan melaksanakan berbagai strategi kemampuan melakukan teknik psikomotor,
keperawatan (tindakan keperawatan) yang kemampuan melakukan observasi
telah direncanakan dalam rencana tindakan sistematis, kemampuan memberikan
keperawatan. Implementasi keperawatan pendidikan kesehatan, kemampuan
adalah pelaksanaan rencana keperawatan advokasi, dan kemampuan evaluasi
oleh perawat dan pasien (Riyadi, 2010). (Asmadi, 2008).
Implementasi adalah pengelolaan dan TUJUAN
perwujudan dari rencana keperawatan Tujuan dari pengkajian ini yaitu
yang telah disusun pada perencanaan. membantu atau mendukung kegiatan
Implementasi merupakan proses perawatan sehari-hari klien, memberikan arahan
di mana perawat memberikan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan yang
keperawatan langsung dan tidak langsung berpusat pada klien, mencatat dan
terhadap klien. mengerjakan informasi yang relevan
Implementasi adalah tahap ketika dengan perawatan kesehatan yang
perawat mengaplikasikan rencana asuhan didukung oleh klien.
keperawatan ke dalam bentuk intervensi METODE
keperawatan guna membantu klien
Penelitian ini merupakan Penelitian
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Deskriptif Analitik dengan pendekatan
(Asmadi, 2008). Tahapan ini perawat
Metode Cross Sectional. Metode cross
mencari inisiatif dari rencana tindakan
sectional yaitu suatu penelitian untuk
untuk mencapai tujuan yang spesifik.
mencari dinamika korelasi antara faktor-
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
faktor risiko dengan efek dengan cara
tindakan disusun dan ditunjukan pada
pendekatan, observasi atau pengumpulan
nursing orders untuk membantu klien
data sekaligus pada suatu saat/point time
mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
approach. Tujuan penelitian ini untuk
yang mencakup peningkatan kesehatan,
mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen responden paling banyak di Ruang Interne
pada waktu bersamaan. yaitu 18 Responden (9,0%).
Penelitian ini dilakukan di seluruh Hasil mengenai gambaran metode
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa tim di Rumah Sakit Umum Abdul Manaf
Daerah Provinsi Jambi dan Rumah Sakit dengan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi
Abdul Manap Kota Jambi dan penelitian sebanyak 199 Responden yang di peroleh
dilaksanakan pada bulan Agustus - dari pengisian kueisoner oleh perawat
September Tahun 2018. pelaksana di Rumah Sakit Umum Abdul
HASIL Manaf dengan Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Perawat Pelaksana didominasi oleh Jambi.

Perempuan sebanyak 152 Responden (76,4 Penerapan metode tim di Rumah Sakit

%) sedangkan Perawat Pelaksana Laki-laki Umum Abdul Manaf dan Rumah Sakit

sebanyak 47 Responden (23,6%). Rentang Jiwa Provinsi Jambi sebanyak 116

usia terbanyak pada rentang 26-35 Tahun Responden (58,3) menilai penerapan

sebanyak 140 Responden (70,4%), pada metode tim baik sedangkan sebanyak 83

rentang 36-45 Tahun sebanyak 28 Responden (41,7%) menilai kurang baik.

Responden (14,1%), Pada Rentang 17-25 Hasil mengenai gambaran kinerja

Tahun sebanyak 26 Responden (13,1%) perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum

dan Rentang Usia paling sedikit terdapat Abdul Manaf dan Rumah Sakit Jiwa

pada rentang 46-55 Tahung sebanyak 5 Provinsi Jambi sebanyak 199 Responden

Responden (2,5%). yang diperoleh dari pengisian kueisoner

Pendidikan terakhir Perawat oleh perawat pelaksana di Rumah Sakit

Pelaksana paling banyak sampai D3 Umum Abdul Manaf dan Rumah Sakit

Keperawatan yaitu `154 Responden Jiwa Provinsi Jambi. Dapat diketahui

(77,4%), pendidikan terakhir sampai bahwa dari 199 Responden di Rumah Sakit

profesi Ners 42 Responden (21,1%) Umum Abdul Manaf dan Rumah Sakit

Sedangkan pendidikan terakhir sampai Jiwa Provinsi Jambi, didapatkan perawat

DIV sebanyak 3 Responden (1,5%). Masa dengan kinerja yang baik sebanyak 144

kerja yang paling banyak berada pada Responden (57,3%) dan kinerja yang

masa kerja ≥ 4 Tahun sebanyak 144 kurang baik sebanyak 85 Responden

Responden (72,4%) sedangkan masa kerja (42,7%).

< 4 Tahun sebanyak 55 Responden


(27,6%). Perawat pelaksana yang menjadi
PEMBAHASAN Dalam perjuangan memajukan perawat di

Implementasi merupakan langkah Indonesia, profesi perawat mempunyai

keempat dalam tahap proses keperawatan organisai profesi perawat yaitu Persatuan

dengan melaksanakan berbagai strategi Perawat Nasional Indonesia/PPNI. Melalui

keperawatan (tindakan keperawatan) yang PPNI profesi perawat berjuang untuk

telah direncanakan dalam rencana tindakan meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan. Dalam melaksanakan keperawatan kepada masyarakat. PPNI

rencana perawatan dibutuhkan lingkungan telah berhasil memperjuangkan legislasi

yang kondusif. Perawat harus mampu dalam keperawatan. Yang terdiri dari dua

menghormati martabat dan rahasia pasien, komponen yaitu registrasi dan lisensi

mampu memberikan pendidikan kesehatan keperawatan. Registrasi adalah upaya

kepada pasien, menyesuaikan diri dengan untuk menjamin tingkat kemampuan

beban kerja yang ada serta mampu bekerja tenaga keperawatan untuk dapat

dengan tim kesehatan yang lain (Aziz memberikan pelayanan yang memenuhi

Alimul Hidayat, 2009). Implementasi standar profesi. Lisensi adalah pemberian

keperawatan adalah pelaksanaan rencana ijin melaksanakan keperawatan sebelum

keperawatan oleh perawat dan pasien diperkenankan melakukan pekerjaan yang

(Riyadi, 2010). Implementasi keperawatan telah ditetapkan. Aturan yang berhasil

adalah pengelolaan dan perwujudan dari diperjuangkan oleh PPNI adalah

rencana keperawatan yang telah disusun Keputusan Menteri Pendayagunaan

pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012). Aparatur Negara No.

Dasar hukum tindakan 94/KEP/M.PAN/II/2001 tentang Jabatan

keperawatan Undang-Undang Nomor 38 Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya;

Tahun 2014 tentang Keperawatan, Pasal 4 dan Keputusan Menteri Kesehatan No.

ayat (3), Pasal 23, Pasal 28 ayat (5), Pasal 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang

34, Pasal 35 ayat (5), dan Pasal 57 Registrasi dan Praktik Perawat.

memerlukan aturan pelaksanaan. Aturan Menurut Asmadi (2008) dalam

Pelaksanaan UU 38 tahun 2014 tentang melakukan implementasi keperawatan

Keperawatan ditetapkan dengan Peraturan terdapat tiga jenis implementasi

Menteri. Kebijakan tersebut adalah keperawatan, yaitu : Pertama, Independent

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 implementations adalah suatu tindakan

tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan yang dilakukan secara mandiri oleh

UU 38 tahun 2018 tentang Keperawatan. perawat tanpa petunjuk dari tenaga


kesehatan lainnya. Independent
implementations ini bertujuan untuk yaitu sebagai berikut : Pertama, Tahap
membantu klien dalam mengatasi Prainteraksi 1) Membaca rekam medis
masalahnya sesuai dengan kebutuhan klien klien. 2) Mengeksplorasi perasaan, analisis
itu sendiri, seperti contoh : membantu kekuatan dan keterbatasan professional
klien dalam memenuhi activity daily living pada diri sendiri. 3) Memahami rencana
(ADL), memberikan perawatan diri, keperawatan secara baik. 4) Menguasai
menciptakan lingkungan yang aman, keterampilan teknis keperawatan. 5)
nyaman dan bersih untuk klien, Memahami rasional ilmiah dari tindakan
memberikan dorongan motivasi, yang akan dilakukan. 6) Mengetahui
membantu dalam pemenuhan psiko-sosio- sumber daya yang diperlukan. 7)
spiritual klien, membuat dokumentasi, dan Memahami kode etik dan aspek hukum
lain-lain. yang berlaku dalam pelayanan
Kedua, Interdependent atau keperawatan 8) Memahami standar praktik
collaborative implementations adalah klinik keperawatan untuk mengukur
tindakan perawat yang dilakukan keberhasilan. 9) Memahami efek samping
berdasarkan kerjasama dengan tim dan komplikasi yang mungkin muncul. 10)
kesehatan yang lain. Contohnya dalam Penampilan perawat harus meyakinkan.
pemberian obat, harus berkolaborasi Kedua, Tahap Perkenalan 1)
dengan dokter dan apoteker untuk dosis, Mengucapkan salam. 2) Mengorientasikan/
waktu, jenis obat, ketepatan cara, memperkenalkan nama. 3) Menanyakan
ketepatan klien, efek samping dan respon nama, alamat dan umur klien. 4)
klien setelah diberikan obat. Ketiga, Menginformasikan kepada klien tujuan
Dependen implementations adalah dan tindakan yang akan dilakukan oleh
pelaksanaan rencana tindakan perawat. 5) Memberitahu kontrak waktu,
medis/instruksi dari tenaga medis seperti berapa lama akan dilakukannya tindakan.
ahli gizi, psikolog, psikoterapi, dan lain- 6) Memberi kesempatan kepada klien
lain dalam hal pemberian nutrisi kepada untuk bertanya tentang tindakan dan
klien sesuai dengan diet yang telah dibuat bertanya kepada klien setuju atau tidak
oleh ahli gizi dan latihan fisik sesuai pada tindakan yang akan dilakukan.
dengan anjuran bagian fisioterapi. Ketiga, Tahap Kerja 1) Menjaga
Menurut Purwaningsih & Karlina privacy klien. 2) Melakukan tindakan yang
(2010) ada 4 tahap operasional yang harus sudah direncanakan. 3) Hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh perawat dalam diperhatikan pada saat pelaksanaan
melakukan implementasi keperawatan, tindakan adalah energi klien, pencegahan
kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, Adam., Rono A. (2013). Pengembangan
privacy, kondisi klien, respon klien Budaya Organisasi Keperawatan Untuk
terhadap tindakan yang telah diberikan. Meningkatkan Kinerja Dan Kepuasan
Keempat, Tahap Terminasi 1) Beri Perawat Dalam Penerapan Metode
kesempatan kepada klien untuk Asuhan Keperawatan Profesional Di
mengekspresikan perasaannya setelah Rumah Sakit. Diss. Universitas
dilakukan tindakan oleh perawat. 2) Airlangga
Berikan feedback yang baik kepada klien Bumulo., Mohammad I., Hendro B., &
dan puji atas kerjasama klien. 3) Kontrak Jeavery B. (2017). Pengaruh
waktu selanjutnya. 4) Rapikan peralatan Manajemen Model Asuhan
dan lingkungan klien dan lakukan Keperawatan Profesional Tim Terhadap
terminasi. 5) Berikan salam sebelum Kualitas Pelayanan Keperawatan Di
meninggalkan pasien 6) Lakukan Bangsal Pria Rsud Datoe Binangkang
pendokumentasian. Kabupaten Bolaang Mongondow.
KESIMPULAN Jurnal Keperawatan 5(2).

Implementasi adalah tahap ketika Kambuaya, H.G., Rompas, Sefty., &

perawat mengaplikasikan rencana asuhan Hamel, R.S. (2016). Hubungan Tingkat

keperawatan ke dalam bentuk intervensi Pendidikan dan Lamanya Kerja dengan

keperawatan guna membantu klien Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum

mencapai tujuan yang telah ditetapkan Kabupaten Sorong. e-journal

(Asmadi, 2008). Kemampuan yang harus Keperawatan (e-Kp), 4(1): 1-6.

dimiliki perawat pada tahap implementasi Kumajas., Fisella Wilfin., Herman

adalah kemampuan komunikasi yang Warouw., & Jeavery Bawotong. (2014).

efektif, kemampuan untuk menciptakan Hubungan karakteristik individu dengan

hubungan saling percaya dan saling bantu, kinerja perawat di ruang rawat inap

kemampuan melakukan teknik psikomotor, penyakit dalam RSUD Datoe

kemampuan melakukan observasi binangkang kabupaten bolaang

sistematis, kemampuan memberikan mongondow. Jurnal Keperawatan 2(2).

pendidikan kesehatan, kemampuan Madonni S., & Rismadefi W. (2016).

advokasi, dan kemampuan evaluasi. Hubungan Penerapan Metode Tim


Dengan Rencana Asuhan Keperawatan
Pasien Diruang Rawat Inap. Jurnal

REFERENSI Online Mahasiswa Program Studi Ilmu


Keperawatan Universitas Riau 2(2): Simamora, R.H. (2008). Peran Manajer
1520-1527. dalam Pembinaan Etika Perawat
Mawarti I., Sri F.W., & Wawan W. Pelaksana dalam Peningkatan Kualitas
(2016). Analisis Faktor-faktor Yang Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal
Berhubungan Dengan Pelaksanan IKESMA, 2(4).
Sistem Pemberian Pelayanan Simamora, R.H. (2009). Dokumentasi
Keperawatan Profesional Oleh Perawat Proses Keperawatan. Jilid 1. Jember
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD University Press.
Raden Mattaher Jambi Tahun 2014. Simamora, R.H. (2010). Komunikasi
Jambi Medical Journal 4(1). dalam Keperawatan. Jilid 1. Jember
Notoatmodjo, S. (2007). Metodologi University Press.
penelitian kesehatan. Jakarta : PT Sari, Ike Prafita. Hubungan Pengetahuan
Rineka Cipta Perawat Tentang Model Asuhan
Oroh, Merryani E., Sefti Rompas., & Keperawatan Metode Tim Dengan
Linnie Pondaag. (2014). Faktor-faktor Implementasinya Di Ruang Bedah
yang berhubungan dengan tingkat Flamboyan Rsud Dr Soetomo Surabaya.
kepuasan pasien rawat inap terhadap (2016). Medica Majapahit 8(2): 74-79.
pelayanan keperawatan di ruang interna Setadi, (2013). Konsep Dan Praktik
RSUD Noongan. Jurnal Keperawatan, Penulisan Riset Keperwatan.
2(2) Yogyakarta : Graha Ilmu.
Putra, Putu E.S., Tri Prabowo., & Deden Sudrajat, D.A. (2008). Aspek Hukum
Iwan Setiawan. (2013). Hubungan Praktik Keperawatan. Jurnal Kesehatan
Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kartika Stikes A. Yani, 12(2): 9-19.
Pelaksanaan Metode Penugasan Dalam Yusnilawati., Mawarti, Indah., &
Model Praktek Keperawatan Nurhusna. (2019). Hubungan Penerapan
Profesional (Mpkp) Di Rsud Wates. Metoda Tim Dengan Kinerja Perawat
Medika Respati 8(3). Pelaksana di RSJD Provinsi Jambi dan
Robert Priharjo, (2008). Konsep & RSUD Abdul Manaf Kota Jambi.
perspektif praktik keperawatan Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan
profesional. Jakarta: EGC. Universitas Jambi, 3(1): 41-48.

Anda mungkin juga menyukai