FUNGSI MUSEUM
Dokter Belanda pertama yang bertugas pada Rumah sakit ini adalah Dr. Kaiser, Sang
dokter dibantu oleh 5 perawat (Laki laki dan Perempuan), 5 Siswa Perawat, 3 Kuli,
dan 1 Koki, dengan poliklinik, tiga Vaksinator (tukang suntik/setingkat mantri), 2
tentara medis. Berdasarkan nama nama mereka dapat diasumsikan semuanya
adalah orang Pribumi (Indonesia).
Tahun 1989 dengan Surat Keputuan Bupati KDH Tk.II Majene Nomor:142/HK-
KPTS/IX/1989 Bahwa status Museum Mandar berubah dari status swasta (Yayasan)
menjadi status pemerintah Kabupaten Majene. Dengan menempati Gedung Rumah
Sakit Lama Majene (Tinggalan masa Kolonial Belanda Tahu 1908) di Jalan Raden
Suradi No.17, Lingkungan Timbo-timbo, Kelurahan Pangali-ali, Kecamatan
Banggae,Kabupaten Majene
Bagian yang difungsikan sebagai Museum Mandar adalah bekas Rumah Sakit Lama
dari yang di bangun oleh pemerintah Belanda pada tahu 1908. Pada masaa
pemerintahan Belanda bangunan ini dikenal sebagai “Boyang Tomonge”. Bentuk
dan gaya bangunan ini bergaya Ekstotok Eropa dan saat ini tercatat sebagai
bangunan cagar budaya oleh Balai Cagar Budaya Makassar
Semua artefak-artefak yang ada di Museum Mandar adalah peninggalan dari suku
Mandar oleh sebab itu, Museum ini dinamakan Museum Mandar.
1. Geologika, benda koleksi disiplin ilmu geologi (fosil, batuan, mineral, dan benda
bentukan alam lainnya, seperti andesit dan granit).
2. Biologika, benda koleksi disiplin ilmu biologi (rangka manusia, tengkorak, hewan,
dan tumbuhan baik fosil ataupun bukan).
3. Etnografika, benda koleksi budaya disiplin ilmu antropologi yang merupakan hasil
budaya atau identitas suatu etnis.
4. Arkeologika, benda koleksi yang merupakan peninggalan budaya sejak masa
prasejarah sampai masuk penagaruh barat.
5. Historika, benda koleksi yang memiliki nilai sejarah dan menjadi objek penelitian
sejak masuknya pengaruh barat hingga sekarang (negara, tokoh, kelompok, dan
sejenisnya).
6. Numismatika dan heraldika. Numismatika adalah alat tukar atau mata uang
yang sah. Heraldika adalah lambang, tanda jasa dan tanda pangkat resmi (cap atau
stempel).
7. Filologi, benda koleksi disiplin filologi (naskah kuno tulisan tangan yang
mendeskripsikan suatu peristiwa).
8. Keramonologi, benda koleksi barang pecah belah yang terbuat dari tanah laiat
yang dibakar.
9. Seni rupa, benda koleksi yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia
melalui karya sua atau tiga dimensi.
10. Teknologika, setiap benda atau kumpulan benda yang menunjukkan
perkembangan teknologika tradisional hingga modern.
JENIS – JENIS KOLEKSI DI MUSEUM
Jumlah seluruh koleksi Museum Mandar adalah 1.300 buah yang terdiri dari 10 jenis
koleksi, diantaranya :
A. GEOLOGIKA : benda koleksi disiplin ilmu geologi (fosil, batuan, mineral, dan benda
bentukan alam lainnya, seperti andesit dan granit). Koleksi geologika yang ada di
museum mandar majene antara lain :
1. Fosil Kayu : ditemukan pada saat penggalian pondasi masjid pasar sentral majene
di Pakkola pada Tahun 1980 yang dihibahkan oleh Saudara Baharuddin di
Lingkungan Timbo – timbo kel. Pangali – ali Kec. Banggae
2. Fosil Kayu Jati : Ditemukan oleh Bapak Tammalele, Di Lingkungan Galung Lego (
Pambusuang pada tahun 1987
3. Fosil Ubi Jalar : Ditemukan di Lingkungan Pangali – ali dihibahkan oleh saudara
Suriyawan
2. Ular Piton
C. ETNOGRAFIKA : benda koleksi budaya disiplin ilmu antropologi yang merupakan hasil
budaya atau identitas suatu etnis. Contoh : Busana, Rumah Adat, Peralatan Dapur
Koleksi biologika yang ada di museum mandar majene antara lain :
1. Busana Adat, terdiri atas :
a. Pakaian Adat Dan Asesoris Pengantin keturunan Bangsawan Adat Dan Topia.
b. Pakaian dan Asesoris Pengantin Laki – Laki Keturunan Raja ( Mara’dia )
c. Baju Boko Dan Baju Pokko
Baju
Baju
Pokko
Boko
Ket : Baju Boko : terbuat dari kain sutera warna biru, berfungsi sebagai baju
yang dipakai oleh perempuan yang sudah berkeluarga pada acara adat di
mandar. Baju boko dipakai berpasangan dengan sarung sutera mandar
berbagai corak atau sure’ pada gambar diatas diatas berpasangan dengan
sure’ pazdazda dengan konde atau sanggul bersama sepasang beru’- beru’
simbolong, kedua telinga dihiasi dengan anting tradisional mandar Dali,
dibagian dada terdapat Bros ( Patto’do’Ringgi’ ) yang terbuat dari mata uang
logam emas serta di tangan kanan memakai ratte suku – suku atau ratte tali
- tali
Baju Pokko : terbuat dari kain beludru warna Coklat, berfungsi sebagai
baju yang dipakai oleh para gadis ( na’íwaine ) pada acara adat di mandar.
Baju pokko dipakai berpasangan dengan sarung sutera mandar berbagai
corak atau sure’ pada gambar diatas diatas berpasangan dengan sure’ batu
dazdima’ dengan konde atau sanggul bersama sepasang beru’- beru’
simbolong, kedua telinga dihiasi dengan anting tradisional mandar Dali,
dibagian dada menggunakan kalung tradisional mandar ( Tombi Jijir ) pada
bagian pinggang menggunakan ikat pinggang ( Kaliki’)
d. Beberapa Asesoris yang digunakan pada busana tradisional pengantin
perempuan ataupun untuk acara adat.
1. Bunga – Bunga siwali, merupakan tusuk konde yang juga berfungsi
sebagai asesoris pengantin perempuan keturunan bangsawan raja dan
bangsawan adat serta asesoris bagi pengantin pria keturunan raja yang
memakai sigar di kepala.
3. Teppang / Sima’taya : asesoris yang diikatkan pada ujung lengan baju kiri
dan kanan.
4. Kipa – Kipa : Hiasan yang terdapat pada bagian ujung belakang selendang
5. Potto : asesoris yang dipakai pada lengan kiri dan kanan terletak pada
bagian atas sima’ – sima’ :
7. ‘Gallang Balle : Asesoris yang dipakai pada lengan kiri dan kanan terletak
pada bagian atas potto.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
3. Peralatan Dapur :
a. Pallu : tungku masak tradisional mandar terbuat dari bentukan tanah liat yang
sudah melalui proses pembakaran.
b. Pakkuikuiang, Wadah untuk memasak kue tradisional mandar ( kuikui’).
Terbuat dari bentukan tanah liat yang sudah melalui proses pembakaran.
c. Panjepang, Wadah untuk memasak makanan tradisional mandar ( jepa )
terbuat dari bentukan tanah liat yang sudah melalui proses pembakaran. Bahan
untuk membuat jepa ada dua macam :
Parutan ubi kayu atau tepung sagu yang sudah diperas airnya.
Parutan ubi kayu atau tepung sagu yang dicampur dengan parutan daging
kelapa.
d. Pisau’ Bong, alat yang digunakan untuk memindahkan air dari guci ke belanga,
memindahkan dari belangan ke mangkok, memasukkan bahan jepa ke
panjepangan dan lain – lain, terbuat dari pelepah bamboo dan batok buah
kelapa.
e. Pikellu’ : alat yang digunakan untuk mengeruk daging kelapa dari batok kelapa
yang sudah dibelah dua. Terbuat dari balok kayu yang bentuknya menyerupai
binatang tunggangan, di bagian depan terdapat besi bergerigi digunakan untuk
mengeruk daging kelapa. Cara penggunaan : duduk diatas balok kayu yang
berbentuk binatang, tangan kiri dan kanan memegang batok kelapa yang sudah
di belah kemudian daging kelapa dikerukkan pada besi yang bergerigi sampai
semua daging kelapa terkeruk semua.
ETNOGRAFIKA
Koleksi Museum Mandar Majene yang termasuk juga ke dalam jenis
Etnografika adalah :
a. TAMBAHAN ASESORIS PAKAIAN TRADISIONAL MANDAR
Tombi a’di – a’di : merupakan kalung yang dipakai pada bagian luar baju book.
Tombi Ana’i : kalung yang terbuat dari kuningan ataupun emas yang berbentu rangkaian
bunga.
Tombi Cucur : kalung yang dipakai pada bagian bawah tombi bu’ang
Tombi jijir : kalung yang terbuat dari mata uang logam kuningan atau emas.
Kawari’ : asesoris yang dipakai pada bagian dalam baju boko. Kawari’ depan dan delapan.
b. Panggilingan Bata’
Alat pemecah jagung menjadi beras jagung terbuat dari 2 buah
batu berbentuk lingkaran batu bagian atas memiliki pegangan
terbuat dari kayu Ulin setinggi 15 cm. dan ditengah batu tersebut
terdapat lubang yang menembus sampai bidang bawah sebesar
jari telunjuk dengan kedalaman 14 cm. koleksi ini merupakan
hibah dari Yayasan Museum Mandar Pada Tahun 1989
c. Alat pertanian
Pedhui :
berfungsi sebagai alat pembersih akar – akar ilalang atau
rumput lainnya saat sedang berkebun. Gagngnya terbuat dari
kayu ulin bermata besi. Koleksi ini di beli dari masyarakat
melalui dana hibah APBD Tk. II Majene pada tahun 2001
Pattora’
Bahan terbuat dari kayu uling, bermata besi berfungsi sebagai
alat penggembur tanah di kebun
HISTORIKA
Koleksi Museum Mandar Majene yang termasuk kedalam jenis HISTORIKA adalah :
a. Bendera Kerajaan
Duplikat I naga : bahan terbuat dari kain berwarna kuning dan terdapat rumbai – rumbai
berwarna merah pada pinggirnya, dibagian dalam terdapat gambar dua ekor naga dengan
ekor saling mengait ( naga sikoi’) yang disilang oleh dua buah tombah trisula, bagian atas
terdapat bulan bintang. Duplikat I naga ini dibuat oleh Drs. Bachtiar Guru SMA Negeri 2
Majene. I naga yang asli diperkirakan di bawa dari kerajaan Mataram Islam di Jawa oleh
Suryodilogo pada abad ke XVII masehi. I naga berfungsi sebagai bendera kebesaran
kerajaan Pamboang
Duplikat I Macan : Bahan terbuat dari kain berwarna kuning. Bagian pinggir berwarna
merah kecoklatan segiempat. Bagian tengah kain terdapat lukisan Harimau yang
ditunggangi oleh seseorang yang sedang mengayunkan pedang. Disisi pinggir bagian
dalam terdapat tulisan arab berbunyi nama khalifah : Abu Bakar, Umar, Ustman Dan Ali,
sedangkan di sisi luar terdapat tulisan arab Berbunyi nama – nama malikat : Jibril, Israfil,
Israil dan Mikail, ditulis dengan tinta atau cat warna hita. Duplikat I Macan ini dibuat oleh
Drs. Bachtiar, guru SMA 2 Majene. Aslinya didesain dan dibuat oleh Syech. Abdul
Mannan, salah seorang ulama penyebar agama islam di kerajaan Banggae pada abad ke
XVII masehi. I macan asli di simpan oleh Papuangan Salabose di Salabose. Benda ini
berfungsi sebagai bendera kebesaran Kerajaan Banggae
b. Foto Tokoh – Tokoh Pejuang Mandar
AMMANA WEWANG
Beliau di kenal pula dengan sebutan I CALO AMMANA I WEWANG dikenal pula
dengan gelar TO POLE DI BALITUNG beliau ang di anugrahi oleh pemerintah
sebagai PEJUANG PERINTIS KEMERDEKAAN. Beliau melawan penjajah belanda dari
tahun 1905 sampai tahun 1945. Beliau diasingkan ke Pulau Belitung ( sekarang
propinsi Bangka Belitung ) pada tanggal 1 November 1907 sampai dengan 1 April
1945. Ammana Wewang Wafat di Limboro POL – MAS , pada 11 April 1967.
Beliau adalah salah seorang Pahlawan Nasional. Beliau di kenal dengan sebutan Ibu
Agung Hj. Andi Depu. Pengukuhan Hj Andi Depu sebagai Pahlawan Nasional,
ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden nomor; 123/TK/2018 tanggal 6
November 2018 pada momentum peringatan hari pahlawan pada tahun 2018.
Profil Singkat :
ANDI TONRA
Beliau adalah pejuang kemerdekaan RI, Beliau Ketua Umum Pemuda Republik
Indonesia di Mandar yang berpusat di Majene Tahun 1945
ANDI GATIE
Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, Ketua II Pemuda Republik Indonesia
PRI di mandar yang berpusat di Majene tahun 1945
KERAMOLOGIKA
Koleksi Museum Mandar yang termasuk ke dalam jenis ini adalah koleksi barang pecah
belah yang disatukan dalam sebuah lemari kaca.
ARKEOLOGIKA
Benda – benda koleksi Museum Mandar yang tergolong ke dalam jenis Arkeologika Antara Lain
Patung Kepala,
Benda ini ditemukan di Lingkungan Teppo Kel. Baru Kec. Banggae Tahun 2009
SENI RUPA
Benda – benda koleksi Museum Mandar yang tergolong ke dalam jenis Seni Rupa Antara Lain :
Ukiran Pahat Pada Maket Perahu
Ukiran pahat garis berjenjang pada sisi maket perahu yang terbuat dari
bahan kayu ulin berfungsi sebagai hiasan. Maket perahu ini digunakan
sebagai wadah peralatan rumah tangga seperti benang jahit, jarus dsb.
Koleksi ini diperoleh dari hibah Bapak Hasan tahun 1989
Selain ukiran pahat , karya seni rupa juga terdapat pada koleksi museum berupa
Pakkaracangan : Alat untuk bermain karacang ( Congklak )
Regan : Berfungsi sebagai Meja tempat meletakkan Al Qur’an saat mengaji
Gasing : Alat permainan tradisional mandar
serta kerajinan dari batok kelapa.
Ukiran pahat juga terdapat pada salah satu koleksi alat music tradisional mandar
D.