Referat Cytomegalovirus Dikonversi
Referat Cytomegalovirus Dikonversi
PENDAHULUAN
1
sedangkan infeksi kongenital atau perinatal yang pada awalnya berjalan tanpa
gejala dapat menjadi manifest di kemudian hari (Lisyani, 2007).
Infeksi CMV tidak selalu bergabung dalam infeksi TORCH, melainkan dapat
berdiri sendiri, karena selain pada ibu hamil dan fetus, dapat menyerang setiap
individu. Prevalensi infeksi sangat tinggi walupun umumnya bersifat silent.
Infeksi CMV ternyata dapat memicu banyak macam penyakit lain antara lain
keganasan, penyakit autoimun, bermacam inflamasi seperti radang ginjal-saluran
kemih, hati, saluran cerna, paru, mata dan infertilitas (Lisyani, 2006).
Diagnosis infeksi CMV tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan latar
belakang klinik saja, terlebih bila dijumpai keluhan atau hanya menimbulkan
keluhan yang mirip dengan infeksi virus pada umumnya. Deteksi secara
laboratorik diperlukan untuk menunjang diagnosis. Berbagai metode pemeriksaan
laboratorium telah dikembangkan dengan menggunakan bahan pemeriksaan
serum darah, urin dan cairan tubuh lain. Sejauh ini, pemeriksaan laboratorium
untuk mendeteksi CMV banyak dilakukan oleh pasangan pranikah, prahamil atau
wanita hamil yang mempunyai riwayat kelainan kehamilan termasuk keguguran
atau ingin punya anak, serta bayi baru lahir cacat. Namun, dengan memahami
seluk beluk infeksi CMV akan dapat dipahami bahwa deteksi laboratorik juga
diperlukan oleh setiap individu yang dicurigai terinfeksi CMV, baik hamil
maupun tidak hamil, wanita maupun pria, dewasa, anak maupun bayi baru lahir
(Lisyani, 2006).
Pengetahuan tentang CMV, respon imun terhadap CMV perlu didalami agar
dapat diketahui bagaimana tubuh berusaha memberikan perlindungan, bagaimana
kegagalan usaha perlindungan terjadi, sehingga mengakibatkan timbulnya
berbagai penyakit atau manifestasi klinik infeksi CMV. Interpretasi hasil
pemeriksaan laboratorium perlu dipelajari agar dapat diketahui adanya infeksi
asimtomatik, status infeksi, kemungkinan penyebaran infeksi baik didalam tubuh
sendiri ataupun di luar tubuh. Semua hal tersebut diperlukan dalam upaya
memberikan wawasan untuk membantu penatalaksanaan infeksi CMV,
melakukan pengobatan seawal mungkin, mencegah dampak negatif, baik pada
individu dengan kompetensi imun yang baik maupun immunocompromised atau
yang lemah, serta mencegah penyebaran atau penularan penyakit (Lisyani, 2007).
Cytomegalovirus ditemukan pada berbagai binatang, termasuk juga pada
manusia. Meskipun demikian infeksi CMV pada manusia hanya dapat ditularkan
oleh manusia. Binatang yang terinfeksi CMV tidak dapat menularkan CMV pada
manusia dan sebaliknya. Dengan kata lain CMV bersifat sangat spesifik, strain
tertentu hanya dapat menginfeksi binatang tertentu pula. Peranan CMV dalam
kehidupan semakin penting dalam 2 dekade terakhir ini terutama akibat dari
munculnya AIDS, terapi yang bersifat imunosupresif post transplantasi dan
imunodefisiensi lainnya. Selain itu infeksi CMV pada manusia merupakan
penyebab penting kelainan kongenital pada bayi dan anak (Edward & Mocarski,
1996).
Dalam membahas infeksi CMV perlu dipahami pengertian-pengertian berikut:
a) infeksi primer adalah infeksi yang terjadi pertama kali; b) reinfeksi adalah
infeksi yang terjadi lagi setelah infeksi primer dan CMV yang menginfeksi
berasal dari orang lain, bukan dari pasien itu sendiri; c) infeksi laten adalah
terdapat infeksi tetapi tidak ada aktifitas virus; d) reaktivasi/rekurensi adalah
kembalinya aktifitas virus setelah infeksi laten; e) infeksi persisten adalah infeksi
yang disertai dengan produksi virus baru secara terus menerus (Stehel & Sanchez,
2005).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Etiologi
Cytomegalovirus (CMV) merupakan salah satu anggota virus dari
famili herpesviridae, subfamili beta herpesviridae. Semua anggota dari
kelompok virus ini memiliki persamaan dalam hal kemampuannya untuk
menimbulkan infeksi yang laten seumur hidup. Masing-masing virus famili
herpesviridae memiliki perbedaan dalam hal preferensi untuk menginfeksi
hanya organ- organ atau sel-sel tertentu. Cytomegalovirus sebelumnya lebih
dikenal sebagai ‘virus kelenjar ludah’ dan istilah CMV baru dipakai ketika
Weller mengajukannya untuk menggambarkan manifestasi infeksi yang
berupa penyakit cytomegalic inclusion akibat dari pembesaran luar biasa dari
sel yang terinfeksi virus tersebut (Weller et al., 1963).
Cytomegalovirus adalah virus DNA (deoxyribonucleic acid) untai
ganda dengan ukuran genom kira-kira 240 kbp, termasuk yang tersebar
diantara virus herpes (famili herpesviridae) yang dapat hidup pada manusia,
tetapi antibodi terhadap satu strain pada umumnya juga bereaksi terhadap
strain lainnya selaras dengan homologi sekuen yang mencapai 95% (Huang
et al., 1976). Cytomegalovirus terdiri dari bagian envelope (mengandung
lipid), tegument, capsid dan memiliki genom DNA untai ganda berukuran
besar yang mampu mengkode lebih dari 227 macam protein struktural dan
lain-lain protein nonstruktural yang tidak jelas fungsinya. Cytomegalovirus
terdiri dari bermacam strain yang dapat dibedakan dengan cara melakukan
pencernaan tertentu terhadap genom ini. Protein CMV disebut dengan
singkatan p untuk protein, gp atau g untuk glikoprotein, pp untuk
phosphoprotein. Protein-protein tersebut dapat dijumpai pada bagian-bagian
CMV seperti envelope sekurang- kurangnya ada 5 macam, tegument juga 5
macam yang paling imunogenik serta paling banyak diproduksi, capsid ada 5
macam pula yang bersifat imunogenik. Glikoprotein paling imunogenik pada
envelope ialah glikoprotein B (gB). Semua antibodi yang terbentuk bersifat
netralisasi terhadap semua protein
imunogen ini kecuali terhadap glikoprotein 48 dari envelope yang terbentuk
awal (Stagno, 1994).
BAB III
a. Simpulan
Conpton, T., Nepomuceno, R., Nowlin, D.M. 1992. Human cytomegalovirus penetrate by
pH-independent fusion at the cell surface. Virobiologi; 101:387-95
Costello, M. & Yungbluth, M. 1998. Viral infection. In: Henry JB ed. Clinical Diagnosis
and Management by Laboratory Methods. 19th ed. Philadelphia: WB Saunders; 1083-
114
Crowe, S. 1997. Virus infections of the immune system. In: Stites DP, Terr AI, Parslow TG
eds. Medical immunology. 9th ed. New Jersey: Appleton & Lange; 760-1
Drew, W.L., Sweet, E.S., Miner. 1984. Multiple infection by cytomegalovirus with AIDS:
Documentation by southern blot hybridation. J. Infect Dis: 150; 952
Edwards, S. & Mocarski, Jr. 1996. Cytomegalovirus and their replication. In: Fields, B.N.,
knipe, D.M., and Howley, P.M. (eds): Virology, 3 nd ed. Lippicot-raven Publisher,
Philadelphia.
Gail, L.W., Yezid Guiteretz, David, H.W., Purtilo, T., Shanley, J.D. 1993. Diagnosis
Pathology of Infection Disease; Lea and Fbringer, Philadelphia
Huang, E.S., Kilpatrick, B.A., Huang, Y.T., Pagano, J.S. 1976. Detection of Human
Cytomegalovirus and analysis of strain variation. Yale. J. Bio Med; 49:29-43
Lang, D.J. & Kummer, J.F. 1972. Demonstration of Cytomegalovirus in semen. N Engl J.
Lipitz, S., Yagel, S., Shalev, E., Achiron, R., Mashiach, S., Schiff, E. 1997. Prenatal
diagnosis of fetal primary cytomegalovirus infection. Obstetric and Gynecology;
89(5);763-7
Lisyani, B.S. 1992. Aspek Imunologik dan Laboratorik Infeksi TORCH. Temu Ilmiah
POGI Cabang Semarang
Lisyani, B.S. 2006. The association between tubular cell intranuclear inclusions and serum
anti-cytomegalovirus Igg and urinary inflammatory elements. Jurnal Kedokteran Yarsi;
14(2): 87-94
Rahier, J.F., Ben-Horin, S., Chowers, Y., et al., 2009. European evidence-base consensus
on the prevention, diagnosis and management of opportunistic infections in
inflammatory bowel disease. Jour of Crohn’s and colitis; 3: 47-91
Reinolds, D.W., Stagno, S., Hosty, T.S., Tiller, M., Alford, C.A. 1975. Maternal
cytomegalovirus infection and perinatal infection. N Engl Med; 289: 1-5
Smith, J.D., de Harven, E. 1974. Herpes simplex viruses and human cytomegalovirus
replication in WI-cells II. An ultra structure study of viral penetration. J. Virol; 14: 945-
56
Stehel, E.K., Sanchez, P.J. 2005. Cytomegalovirus infection in the fetus and neonate. Neo
Reviews; 4(1):38-94
Stinky, M.F. 1983. Moleculer biology of megalovirus In Roizman B. Eds. Herpes Viruses.
New York Plenum: 67-113
Weller, T.H., Hanshaw, J.B., Scott, D.E. 1963. Serological Differentiation of Viruses
Responsible for Cytomegalic Virus Inclusion Disease. Virology; 12: 130-132