Anda di halaman 1dari 5

~**

‫أم  ور ا وآ‬..."~**‫أه و‬..."Puisi Islamic-Writing ... http://arrohwany.multiply.com/journal/item/4298/Islam_Mengajarkan...

My Site

~**‫~**أه و‬
"...‫أم  ور ا و
آ‬..."
Puisi Islamic-Writing Mendidik-Jiwa Tips-Ngeblog Tips-Bisnis Online-Strategy
Islamic-Program
|Linux|Tips-Trik|E-Book|E-Learning|My-Produk|Prospek|Bisnis-Online|Creative-Tulisan|ToTheBestOfMy|Photo
Blog Clip & Reader yang Enak di Lihat, Enak di Baca, Mudah Dipahami & Bermanfaat
"Membaca internet, memahaminya, Menyederhanakanya & Membangunya..."
[ indo-blog | seo | strategi-online | Bisnis-Online | review | shop | chat | teman | bookmark ]

"Islam Mengajarkan Keadilan, Bukan Persamaan dalam Apr 24, '08 9:07 PM
for everyone arrohwany
Segala Hal"
Abu Busthom
"Islam Mengajarkan Keadilan, Bukan Persamaan dalam Online now
Segala Hal"
Seorang hamba, meniti
Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi jalan ilmu

Customize My Site

ٍ ْ َ َ
َ ْ ُ 
َ ْ َ 
ُ ‫ َ ا‬  َ َِ ‫
َ ا َ ِء‬ َ ‫ن‬ َ ُ‫ا "!َ ُل َا‬ Promote My Site
My Contacts (602)

َِ ‫ب‬
ِ ْ#َ$ ْ ِ ٌ‫ت َ ِ*)َتٌ (َ ِ'َت‬
ُ َ+ِ ,َ ْ ِ ِ ‫ْ َأ َْا‬.ِ ‫ُا‬/0َ *ْ ‫َو َِ َأ‬
My Groups (21)
Photos of Me
RSS Feed [?]

ُ ‫ا‬3 َ 0ِ (
َ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”
(An-Nisa`: 34)

Penjelasan Mufradat Ayat


‫ن‬
َ ُ‫َا‬
Qawwamun adalah jamak dari qawwam, yang semakna dengan kata qayyim

Artinya adalah pemimpin, pembesar, sebagai hakim dan pendidik, yang bertanggung jawab
atas pengaturan sesuatu. Namun kata qawwammemiliki arti yang lebih dari qayyim. (Lihat Tafsir
Ibnu Katsir dan Al-Baghawi)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam menjelaskan ayat ini mengatakan: “Qawwam artinya
pemimpin, di mana wajib atas seorang istri taat kepadanya sebagaimana yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala perintahkan baginya untuk taat kepada suami, serta menaatinya
dengan berbuat baik kepada keluarganya dan menjaga hartanya” (Tafsir Ath-Thabari)

ْ ِ ِ‫ْ َأ َْا‬.ِ ‫ُا‬/0َ *ْ ‫َو َِ َأ‬


“Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”, meliputi seluruh jenis
nafkah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan atas kaum laki-laki untuk kaum perempuan di
dalam Al-Kitab dan As-Sunnah. Baik berupa mahar pernikahan, berbagai macam nafkah dalam
keluarga, dan beban-beban lainnya

ٌ‫َ ِ*)َت‬
Maknanya adalah wanita-wanita yang taat kepada suaminya, sebagaimana yang diriwayatkan dari
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan yang lainnya. (Tafsir Ibnu Katsir)

4
ِ 5ْ $َ ْ ِ ٌ‫(َ ِ'َت‬
“Memelihara diri ketika suaminya tidak ada”, yaitu para wanita yang senantiasa memelihara
suaminya, dengan cara memelihara kehormatan dirinya dan menjaga harta suaminya


ُ ‫ا‬3
َ 0ِ (
َ َِ
Yang terpelihara adalah yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala

Penjelasan Ayat
Al-Allamah As-Sa’di rahimahullah berkata:

1 of 5 24/04/2008 21:15
~** ‫أم  ور ا وآ‬..."~**‫أه و‬..."Puisi Islamic-Writing ... http://arrohwany.multiply.com/journal/item/4298/Islam_Mengajarkan...

“(Allah) Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa kaum lelaki itu pemimpin atas kaum wanita,
yaitu menjadi penegak atas mereka dalam memerintahkan mereka untuk melaksanakan
hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar memelihara kewajiban-kewajiban dan mencegah
mereka dari berbagai kerusakan

Maka kaum lelaki wajib memerintahkan hal tersebut kepada kaum wanita dan menjadi
penegak atas mereka. Juga dalam hal memberi nafkah, pakaian, dan tempat tinggal kepada
mereka.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sebab yang mengharuskan kaum lelaki
mengurusi para wanita. Dia berfirman “dengan apa yang telah Allah utamakan sebagian mereka
atas sebagian yang lain dan dengan apa yang mereka beri nafkah dari harta-harta mereka”, yaitu
dengan sebab keutamaan kaum lelaki atas kaum wanita serta diberikannya kelebihan atas
mereka.
Diutamakannya kaum lelaki di atas kaum wanita dari berbagai sisi:
Dari sisi memegang kepemimpinan dalam negara hanya dikhususkan bagi kaum laki-laki;
kenabian, kerasulan; dikhususkannya mereka dalam sekian banyak dari perkara ibadah
seperti berjihad, melaksanakan (shalat) hari raya, dan Jum’at
Juga dari sisi yang Allah Subhanahu wa Ta’ala khususkan kepada mereka berupa akal,
ketenangan, kesabaran, kekuatan yang mana para wanita tidak memiliki yang semisal itu.
Demikian pula mereka dikhususkan dalam memberi nafkah kepada istri-istri mereka. Bahkan
kebanyakan pemberian nafkah tersebut khusus menjadi tanggung jawab kaum laki-laki.
Inilah yang membedakan mereka dari kaum wanita. Dan mungkin ini rahasia dari firman-Nya
“dengan apa yang mereka memberi nafkah …” dan obyeknya tidak disebutkan, untuk
menunjukkan keumuman nafkah.
Dari semua ini, diketahuilah bahwa seorang laki-laki berkedudukan seperti pemimpin, tuan di
hadapan istrinya. Dan istri di hadapan suami bagaikan tawanan dan pelayannya.
Maka tugas seorang lelaki adalah menegakkan tanggung jawab pemeliharaan yang
telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepadanya. Sedangkan tugas wanita adalah
taat kepada Rabb-nya kemudian taat kepada suaminya.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wanita-wanita yang shalihah
dan yang tunduk”, yaitu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “memelihara diri di
saat suaminya tidak ada”, yaitu senantiasa taat kepada suaminya walaupun suami
tidak ada di sisinya, memelihara suaminya dengan menjaga diri dan hartanya.
Hal itu merupakan bentuk pemeliharaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap mereka.
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah yang memberi taufiq kepada mereka (untuk
melakukannya), bukan dari jiwa mereka sendiri. Sebab jiwa tersebut selalu
memerintahkan kepada keburukan.
"Namun siapa yang bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kecukupan padanya dengan apa yang
dia butuhkan dari perkara agama dan dunianya”
(Tafsir Taisir Al-Karim Ar-Rahman)

Islam adalah Agama yang Mengajak kepada


Keadilan, bukan Persamaan dalam Segala Hal
Ayat ini menjelaskan bahwa kaum pria memiliki perbedaan dengan kaum wanita. Juga, bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala memberikan kelebihan kepada pria dalam hal kepemimpinan yang tidak
dimiliki oleh kaum wanita. Di dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ٌ6!
َ ‫ َد َر‬.
 ِ 5ْ َ

َ ‫َوِ "!َ ِل‬


“Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya” (Al-Baqarah: 228)
Oleh karena itu, Islam memerintahkan untuk memberikan hak kepada masing-masing yang
memiliki hak. Inilah yang disebut keadilan.
Adil bukanlah persamaan hak dalam segala hal. Namun adil adalah menempatkan setiap
manusia pada tempat yang selayaknya dan semestinya, serta menempatkan segala sesuatu
pada posisinya yang telah diatur dalam syariat-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada keadilan dan bukan


kepada persamaan antara sesama manusia dalam segala hal.
Firman-Nya:

‫ْ ِل‬9َ ْ ِ ‫ُا‬:ُ +


ْ ;َ ْ‫س َأن‬
ِ ‫ ا‬.
َ 5ْ َ ْ )ُ ْ :َ (
َ ‫َوِإذَا‬
“Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil” (An-Nisa`: 58)
Dan firman-Nya:

.
ِ

َ َ ْ ?َ ‫"َْ َو‬/ُ ْ ‫ن َوإِ?)َ ِء ذِي ا‬


ِ َ(
ْ Aِ ْ‫ْلِ َوا‬9َ ْ ِ "ُ ُ Bْ ?َ 
َ ‫نا‬
 ‫ِإ‬

2 of 5 24/04/2008 21:15
~** ‫أم  ور ا وآ‬..."~**‫أه و‬..."Puisi Islamic-Writing ... http://arrohwany.multiply.com/journal/item/4298/Islam_Mengajarkan...

‫ن‬
َ ‫ آ"ُو‬Dَ ;َ ْ :ُ َ َ ْ :ُ '
ُ ِ ?َ #
ِ $ْ Eَ ْ ‫ ِ" وَا‬:َ ُْ ْ ‫َ ِء وَا‬F+
ْ 0َ ْ ‫ا‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (An-Nahl: 90)

ُ‫ُا ُه َ َأ ْ"َب‬9ِ

ْ ‫ُا ا‬9ِ ْ ;َ H ‫
َ َأ‬
َ ‫ن َْ ٍم‬
ُ JَK
َ ْ :ُ  َ "ِ L
ْ ?َ Hَ ‫َو‬
‫ن‬
َ ُ َ ْ ;َ َِ ٌ"5ِEMَ  َ ‫نا‬  ‫ ِإ‬
َ ‫ُا ا‬/; ‫َى وَا‬/ْ ) ِ
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Ma`idah: 8)
Dan ayat-ayat yang berkenaan tentang masalah ini sangat banyak sekali. Sedangkan persamaan antara
sesama manusia bukanlah ajaran Islam. Bahkan Islam senantiasa menyebutkan perbedaan antara
satu dengan yang lainnya sesuai standar syariah dan kemaslahatan yang telah ditetapkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala membedakan antara yang muslim dan yang kafir, yang taat dan yang
berbuat kemaksiatan, dalam firman-Nya:

ُ ‫ ُه‬6ِ  L
َ ْ ‫ب ا‬
ُ َ+O
ْ ‫ َأ‬6ِ  L
َ ْ ‫ب ا‬
ُ َ+O
ْ ‫ب ا ِر َوَأ‬
ُ َ+O
ْ ‫ َ)ِي َأ‬
ْ ?َ H
‫ن‬
َ ‫ُو‬PQِ َ0ْ ‫ا‬
“Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni
surga itulah orang-orang yang beruntung” (Al-Hasyr: 20)
Dan firman-Nya:

‫ض‬
ِ ْ‫ر‬Rَ ْ‫ ا‬#ِ .
َ ?ِ9
ِ 0ْ ُ ْ َ‫ت آ‬
ِ َ+ِ ,‫
ِ ُا ا‬َ ‫ َُا َو‬S . َ ?ِD‫ َ ُ ا‬L ْ *َ ْ‫َأم‬
‫ ِر‬L0ُ ْ َ‫ آ‬.
َ 5ِ/) ُ ْ ‫ َ ُ ا‬L
ْ *َ ْ‫َأم‬
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama
dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap
orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (Shad: 28)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga membedakan antara orang yang berilmu dengan yang tidak
berilmu, dalam firman-Nya:

ُ‫ َذ آ ُ" أُو‬U


َ ?َ َ* ‫ن ِإ‬
َ ُ َ ْ ?َ Hَ .
َ ?ِD‫ن وَا‬
َ ُ َ ْ ?َ .
َ ?ِD‫ َ)ِي ا‬
ْ ?َ ْ‫ُْ َه‬
‫ب‬
ُ َEْ Rَ ْ‫ا‬
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar:
9)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menjelaskan tentang adanya perbedaan kedudukan manusia dan
tidak menyamakan antara mereka. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingkari
Dzulkhuwaishirah yang menginginkan agar pembagian harta rampasan perang dilakukan secara
merata serta menganggap bahwa hal tersebut termasuk keadilan.
Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,, beliau berkata: “Tatkala Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang membagi harta berupa emas, maka datanglah Abdullah
bin Dzulkhuwaishirah At-Tamimi lalu berkata: ‘Berbuat adil-lah engkau, wahai Rasulullah.’
Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Celaka engkau, siapakah yang akan
berbuat adil jika aku tidak berbuat adil?’ Umar lalu berkata: ‘Izinkan saya untuk memenggal
lehernya.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Biarkan dia, karena sesungguhnya dia
memiliki pengikut, yang salah seorang kalian menganggap rendah shalatnya dibandingkan shalat
mereka, puasanya dibandingkan puasa mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana
keluarnya anak panah dari sasarannya” (HR. Al-Bukhari no. 6534)
Dalam riwayat Muslim rahimahullah disebutkan bahwa tatkala ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
datang dari negeri Yaman membawa emas yang masih bercampur tanah, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam membaginya untuk empat orang: ‘Uyainah bin Hisn, Al-Aqra’ bin Habis, Zaid
Al-Khail, yang keempat ‘Alqamah bin Ulatsah atau ‘Amir bin Ath-Thufail. Lalu datanglah
Dzulkhuwaishirah tersebut…. (HR. Muslim no.1064)
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membagi
rata harta yang beliau dapatkan tersebut. Namun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
kepada orang yang beliau pandang lebih mendatangkan kemaslahatan untuk diri orang tersebut.
Di dalam hadits yang lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Sa’d,
sesungguhnya aku memberikan (harta) kepada seseorang, padahal yang lain lebih aku cintai
daripada orang yang kuberi tersebut, karena aku khawatir orang tersebut dilemparkan Allah
ke dalam neraka.” (HR.Al-Bukhari no. 27, Muslim no. 150)
Demikian pula halnya antara kaum laki-laki dan perempuan. Allah Subhanahu wa Ta’ala

3 of 5 24/04/2008 21:15
~** ‫أم  ور ا وآ‬..."~**‫أه و‬..."Puisi Islamic-Writing ... http://arrohwany.multiply.com/journal/item/4298/Islam_Mengajarkan...

memerintahkan manusia untuk berbuat adil kepada mereka dengan memberikan hak kepada yang
berhak menerimanya, sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam syariat.
Sebab, menyamakan antara pria dan wanita dalam segala sesuatu adalah suatu hal yang
bertentangan dengan fitrah dan syariat. Bagaimana tidak, dari sisi penciptaan saja mereka
sudah berbeda. Di antaranya:
Wanita memiliki fisik dan jenis kelamin yang berbeda dengan kaum lelaki
Wanita lebih lemah dibanding kaum lelaki
Wanita melahirkan, tidak demikian halnya kaum lelaki
Wanita mengalami masa haid, kaum lelaki tidak
Dan masih banyak lagi perbedaan di antara keduanya
Maka dari itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha mengetahui kemaslahatan
hamba-Nya, menempatkan mereka pada posisinya masing-masing.
Di antara perbedaan antara keduanya dari sisi syariat adalah:
Wanita diperintahkan berhijab dengan menutupi seluruh tubuhnya, tidak demikian halnya kaum
lelaki
Wanita dianjurkan tinggal di rumahnya dan tidak keluar dengan ber-tabarruj (bersolek), tidak
demikian halnya kaum lelaki
Lelaki menjadi pemimpin rumah tangga dan melindungi para wanita yang lemah
Lelaki mendapatkan warisan dua kali lipat dibanding wanita
Dan perbedaan lainnya yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang lebih
mengetahui kemaslahatan para hamba-Nya tersebut.

Lelaki adalah Pemimpin dalam Bernegara dan


Berumah tangga
Ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mulia ini menjelaskan bahwa seorang lelaki adalah pemimpin
bagi kaum wanita, dan seorang wanita adalah berada di bawah perlindungan dan pemeliharaan
lelaki. Oleh karena itu, seorang wanita tidak boleh diberi tanggung jawab sebagai pemimpin yang
membawahi kaum lelaki, karena hal tersebut bertentangan dengan keadaan penciptaan wanita itu sendiri
yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Hal ini dapat mengantarkan kepada kerusakan dan
kehancuran.
Di dalam hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari rahimahullah dari hadits Abu Bakrah radhiyallahu
‘anhu, dia berkata: Tatkala sampai berita kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa penduduk Persia mengangkat seorang anak wanita Kisra 1) (gelar raja Persia)
sebagai pemimpin yang memimpin mereka, maka beliau bersabda:

‫ َْمٌ َوْا َأ ْ َ" ُه ُ ا ْ َ"َأ ًة‬X


َ ِ 0ْ ?ُ ْ.َ
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang mereka menyerahkan urusan mereka kepada
seorang wanita” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Maghazi, bab Kitabun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ila Kisra wa Qaishar, 7/4425 bersama Al-Fath)
Al-Hafizh rahimahullah setelah menyebutkan hadits ini berkata: “Al-Khaththabi berkata: Hadits ini
menunjukkan bahwa seorang wanita tidak boleh memegang kepemimpinan dan qadha`
(menjadi hakim)” (Fathul Bari, 7/735)
Dan tidak ada perselisihan di kalangan para ulama tentang tidak diperbolehkannya kaum
wanita menjadi pemimpin negara. (lihat penukilan kesepakatan tersebut dalam Adhwa`ul
Bayan, Asy-Syinqithi rahimahullah, 1/75; Al-Qurthubi rahimahullah dalam tafsirnya menukil dari
Al-Qadhi Abu Bakr Ibnul ‘Arabi rahimahullah, 13/183, Ahkamul Qur`an, Ibnul ‘Arabi, 3/482)
Demikian pula dalam hal berumah tangga. Seorang suami adalah pemimpin dan penanggung jawab
atas rumah tangganya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ع‬
ٍ ‫
َ اس رَا‬ َ ‫ِي‬D‫ ُ" ا‬5ِBَ ْ َ Yِ )ِ 5
ِ ‫ْ َر‬.َ
ٌ‫ُول‬Z ْ َ َ ‫ع‬ ٍ ‫ ْ رَا‬:ُ \‫ُآ‬
ٌ‫ُول‬Z ْ َ َ ‫ َو ُه‬Yِ )ِ 5ْ َ ِ ‫ َأ ْه‬
َ َ
‫ع‬ ٍ ‫! ُ رَا‬ ُ " ‫ وَا‬،ْ ُ ْ

َ ٌ‫ُول‬Z ْ َ َ ‫َو ُه‬


ٌ6َ ‫ُو‬Zْ َ # َ ‫ ِ^ َو ِه‬9ِ َ ‫ َ ْ ِ َ َو َو‬U
ِ 5ْ َ َ
َ ٌ65َ

ِ ‫ وَاْـ َ"َْأ ُة رَا‬،ْ ُ ْ


َ
ْ :ُ \‫ف ُآ‬
َ َ‫ َأ‬،ُYْ
َ ٌ‫ُول‬Z ْ َ َ ‫ ِ^ َو ُه‬9ِ 5ِّ b
َ ‫ع
َ َ َ ِل‬ ٍ ‫ رَا‬9ُ Eْ َ ْ ‫ وَا‬،ْ ُ ْ

َ
Yِ )ِ 5

ِ ‫ْ َر‬.
َ ٌ‫ُول‬Z ْ َ ْ :ُ \‫ع َو ُآ‬ ٍ ‫رَا‬
“Setiap kalian adalah pemelihara, maka dia bertanggung jawab atas apa yang dia pelihara. Seorang
penguasa adalah pemelihara atas rakyatnya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang lelaki
adalah pemelihara atas keluarganya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang wanita
adalah pemelihara atas rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab atas
mereka. Seorang budak adalah pemelihara atas harta tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya.
Ketahuilah, setiap kalian adalah pemelihara dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang
dipeliharanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

4 of 5 24/04/2008 21:15
~** ‫أم  ور ا وآ‬..."~**‫أه و‬..."Puisi Islamic-Writing ... http://arrohwany.multiply.com/journal/item/4298/Islam_Mengajarkan...

Akan tetapi, tatkala kaum lelaki memiliki kelebihan dari satu sisi, bukan berarti kedudukan
wanita di dalam Islam tersebut menjadi rendah
Sebab, yang menjadi standar kemuliaan seseorang di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah
Apabila seorang wanita senantiasa taat kepada Allah
ketakwaan.
Subhanahu wa Ta’ala, taat kepada suami, memelihara kehormatan
diri, menjaga harta suami di saat ia ditinggal, maka dia akan
mendapatkan jaminan surga yang tidak didapatkan oleh
kebanyakan kaum lelaki yang tidak memiliki ketakwaan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ !
َ ْ"َ ْUَ ,َ ( َ ‫ ْ َ"هَ َو‬Kَ ْUَ َO‫ َ َو‬ َ ْ ‫َـ‬M ‫ اْـ َ"َْأ ُة‬U
ِ O
َ ‫ِإذَا‬
6ِ  L
َ ‫ب الْـ‬ِ ‫ي َأ َْا‬
ِّ ‫ْ َأ‬.ِ 6َ  L
َ ‫ اْـ‬#ِ M
ُ ْ‫ اد‬:َ ‫ َ َـ‬5ْ ِ ،َ !
َ ْ‫ْ َزو‬U
َ َd‫َوَأ‬
U
ِ fْ K
ِ
“Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, memelihara
kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah engkau ke dalam
surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki”
(HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al-Albani rahimahullah dalam
Shahih Al-Jami’ no. 660)
Footnote:
1) Wanita ini bernama Buuraan bintu Syairawaih bin Kisra, disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar
rahimahullahu dalam Fathul Bari menukil dari Ibnu Qutaibah. (Fathul Bari, 7/735)
Sumber (ana edit dalam pemformatan): http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=614
Semoga bermanfaat...
Tags: islamicwriting
Prev: Tips dan Trik - Tips Menghapal Al Qur'an

edit delete share reply

Add a Comment audio reply video reply

Submit (Ctrl+Enter)
Preview & Spell Check

······

5 of 5 24/04/2008 21:15

Anda mungkin juga menyukai