Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN MELAYU DAN KERAJAAN SRIWIJAYA

1.KERAJAAN MELAYU

A. LOKASI KERAJAAN

Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi yang oleh para pendatang disebut


sebagai pulau emas yang memiliki tambang emas, dan pada awalnya mempunyai kemampuan
dalam mengontrol perdagangan di Selat Melaka sebelum direbut oleh Kerajaan Sriwijaya.

B. SUMBER SEJARAH
Benda-benda purbakala yang bersejarah tersebut diantaranya: istana-istana, makam, masjid dan
candi.
Berasal dari sumber Cina karena tidak ditemukan prasasti. Musafir Cina I-Tsing (671-695 M)
menyatakan bahwa pada abad ke-7 M secara politik Kerajaan Melayu dimasukkan ke dalam
Kerajaan Sriwijaya.

C. PENDIRI
Pendirinya adalah Sunan kalijaga dan sunan kudus

D. RAJA-RAJA KERAJAAN MELAYU


1. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183). Sumber: Prasasti Grahi tahun 1183 di
selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yang bernama Mahasenapati Galanai supaya
membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. Ibukota: Dharmasraya.
2. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. (1286). Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur,
pengiriman Arca Amonghapasa sebagai hadiah kepada Raja Dharmasraya. Ibukota: Dharmasraya.
3. Akarendrawarman. (1300). Sumber: Prasasti Suruaso. Ibukota: dharmasraya atau Suruaso.
4. Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa. (1347).
Sumber: Arca Amoghapasa. Ibukota: Suruaso atau Pagarruyung.
5. Ananggawarman. (1375). Sumber: Prasasti Pagaruyung. Ibukota: Pagaruyung.

E. KONDISI GEOGRAFIS
Kerajaan Melayu terletak di Pantai Timur Sumatera dan pusatnya di sekitar Jambi. Karena
letaknya yang strategis di tepi pantai dekat Selat Malaka, maka kerajaan Melayu merupakan jalan
perdagangan yang ramai sekaligus merupakan jalan yang terdekat antara India dan Cina. Pada suatu
saat, Melayu memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan.

F. KONDISI EKONOMI
Kegiatan perekonomian yang lebih banyak dilakukan oleh masyarakat melayu pada zaman itu
adalah kegiatan perdagangan

G. KONDISI SOSIAL
Beberapa benda arkeologis yang ditemukan di daerah Jambi (kerajaan Melayu) menunjukkan
bahwa, di daerah ini telah berlangsung suatu aktifitas ekonomi yang berpusat di daerah Sungai
Batang Hari. Temuan benda-benda keramik juga membuktikan bahwa, di daerah ini, penduduknya
telah hidup dengan tingkat budaya yang tinggi. Temuan arca-arca Budha dan candi juga
menunjukkan bahwa, orang-orang Jambi merupakan masyarakat yang religius. Ini hanyalah sedikit
gambaran mengenai kehidupan di Jambi.

H. KONDISI POLITIK
Bersarnya pengaruh islam terhadap politiok melayu mengakibatkan timbulnya gelar raja-raja
Melayu yang bercorakkan islam seperti zillullah fil alam, sultan dan khalifah. Implikasinya,
pengembangan konsep-konsep hukum melayu merujuk pada hukum-hukum islam yang
berlandaskan al-Qur’an dan sunnah Nabi
Bagi raja-raja melayu islam bukan sekedar agama tetapi lebih dari itu ia menjadi lansdasan politik
dan panbdangan hidup mereka dalam menjalankan roda pemerintahannya.

I. HASIL KEBUDAYAAN
● Candi pulau sawah.
● Kompleks candi Padang Roco.
● Arca Amoghapasa atau prasasti Padang Roco.
● Candi Bukik Awang Moambiak.
● Kompleks Candi Muaro Jambi, pada kompleks ini ditemukan 6 candi yakni Candi Tinggi, Candi
Kembar, Candi Gumpung, Candi Gedong I dan II serta candi Astono.
● Prasasti Batusangkar.

J. KERUNTUHAN KERAJAAN
Kedudukan kerajaan ini makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga
memiliki kepentingan dalam bidang perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara yang
menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka termasuk Tanah Genting Kra. Dan Kerajaan
Singasari di daerah timur yang dipimpin oleh Raja Kertanegara dengan mengirim ekspedisi ke arah
barat (Ekspedisi Pamalayu) yang mengadakan pendudukan terhadap Kerajaan Melayu, Pahang, dan
Kalimantan yang membuat kedudukannya semakin terdesak.

2.KERAJAAN SRIWIJAYA

A. LOKASI KERAJAAN
Kerajaan Sriwijaya ialah kerajaan Melayu kuno yang berada di pulau Sumatra yang memiliki
pengaruh pada kepulauan Nusantara. Di dalam bahasa Sangsekerta, nama dari Sriwijaya ini awal
mulanya berasal dari kata “sri” yang mana arti dari kata sri ini ialah bercahaya, dan kata “wijaya”
yang memiliki arti kemenangan.

B. SUMBER SEJARAH
● Berita dari Cina
● Berita dari Arab
●Berita dari India
●Berita dari dalam negeri

C. PENDIRI
pendiri Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanegara yang berkedudukan di
Minangatwan.

D. RAJA-RAJA KERAJAAN SRIWIJAYA


1. Dapunta Hyan Srijayanasa (terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 Masehi dan Prasasti
Talang Tuwo tahun 684 Masehi)
2. Sri Indrawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 724 Masehi
3. Rudrawikrama (terdapat dalam Berita Cina tahun 728 Masehi)
4. Wishnu (terdapat dalam Prasasti Ligor tahun 775 Masehi
5. Maharaja (terdapat dalam Berita Arab tahun 851 Masehi)
6. Balaputera Dewa (terdapat dalam Prasasti Nalanda tahun 860 Masehi)
7. Sri Udayadityawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 960 Masehi)
8. Sri Udayaditya (terdapat dalam Berita Cina tahun 962 Masehi)
9. Sri Sudamaniwarmadewa (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi)
10. Marawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi)
11. Sri Sanggaramawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Chola tahun 1044 Masehi)

E. KONDISI EKONOMI
geografis, Pelembang merupakan daerah yang strategis, terutama keberadaan sungai Musi
yang menghubungkan dengan daerah pedalaman Pulau Sumatra. Pulau-pulau yang terletak di
depan muara sungai Musi sangat berguna sebagai pelindung pelabuhan sehingga keadaan ini
sangat tepat untuk kegiatan pemerintahan dan pertahanan.

F. KONDISI EKONOMI
Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perekonomiannya pada kegiatan
perdagangan dan hasil-hasil laut. Letak geografis dan keadaan Sriwijaya yang strategis mendukung
perdagangan menjadi berkembang pesat.

G. KONDISI SOSIAL
Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di Sriwijaya sangat
baik. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya
berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi
masyarakat Sriwijaya.

H. KONDISI POLITIK
Kehidupan politik di Kerajaan Sriwijaya berkemang pesat menjadi kerajaan yang besar dan
menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Balaputradewa menjalin hubungan yang baik
dengan kerajaan di India seperti Nalanda dan Cola. Balaputradewa adalah keturunan dinasti
Syailendra (kerajaan Mataram), yakni putra dari Raja Samaratungga dan Dewi Tara dari Sriwijaya.
Buktinya ada pada prasasti Nalanda.

I. HASIL KEBUDAYAAN
 Candi Muara Takus
 Candi Muaro Jambi
 Candi Biaro Bahal
 Candi Kota Kapur
 Gapura Sriwijaya

J. KERUNTUHAN KERAJAAN
Kemunduran yang berakhirnya Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda di Koromande, India
Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah armada perang Sriwijaya dan membuat
perdagangan di wilayah Asia-tenggara jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih
berdiri.
Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah taklukannya melepaskan diri
sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai
kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa
bagian barat.
Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para pedagang yang melakukan
aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena daerha-daerah strategis yang
dulu merupakan daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja sekitarnya.
Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya
seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang tercatat melakukan sebuah ekspedisi yang bernama
ekspedisi Pamalayu.
Kerajaan Sriwijaya pun akhirnya runtuh di tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.

Anda mungkin juga menyukai