Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH PENGANTAR TERAPI WICARA

Dosen Pengampu : Sudarman, SST.TW.,SKM.,MPH

Disusun oleh :

Nama : Ikha Anggun Pramesti

NIM : P27229021131

Prodi : D4 Terapi Wicara

Kelas : 1A

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPI WICARA

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, mungkin saya tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Terapi Wicara.
Makalah ini berisi tentang 25 Organ Artikulasi beserta fungsinya yang didapat dari berbagai
sumber mulai dari jurnal, modul, dan juga artikel yang dipercaya. Saya berharap makalah ini
dapat menjadi referensi bagi teman-teman mahasiswa lain maupun bapak atau ibu dosen agar
dapat menambah wawasan dan juga ilmu.

Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Sudarman, SST.TW.,SKM.,MPH


selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Terapi Wicara dan dosen pembimbing.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Saya menerima berbagai kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik
terkait penulisan maupun konten, saya memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Salatiga, 31 Oktober 2021

Ikha Anggun Pramesti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Organ-Organ Artikulasi
1.
B. Batang Tenggorokan (Trachea Wind Pipe)
C. Pangkal Tenggorokan (Larynx)
D. Pita Suara (Vocal Chords)
E. Rongga Kerongkongan (Pharynx)
F. Akar Lidah (Roof of The Tongue)
G.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Artikulasi adalah pengucapan lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola
standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), artikulasi dinyatakan sebagai lafal, pengucapan kata, dan perubahan rongga dan
ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa.

Artikulasi dalam ilmu biologi adalah suatu keterkaitan antar tulang atau lokasi yang mana
dua atau juga lebih tulang melakukan kontak yang berpotensi untuk menghasilkan suara
gemeretak.

Proses produksi suara pada manusia dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis, yaitu
pembentukan aliran udara dari paru-paru, perubahaan aliaran udara dari paru-paru menjadi
suara baik voiced, maupun unvoiced atau dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi
yaitu prosess modulasi atau pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.

Mekanisme pembentukan suara pada manusia terbagi menjadi tiga subproses, yaitu
resonansi, artikulasi, dan radiasi. Resonansi adalah suara-suara yang diperkuat dan
dimodifikasi oleh resonator vokal (tenggorokan, rongga mulut, dan hidung bagian).
Resonator menghasilkan suara yang dapat dikenali oleh seseorang. Artikulasi atau
pembentukan suara menjadi sebuah kata yang dilakukan oleh lidah, langit-langit lunak, dan
bibir. Dan juga radiasi atau pemancaran suara yang dihasilkan ke lingkungan atau ke sekitar
sumber suara tersebut

Proses produksi suara manusia dapat dianalogikan seperti suara yang dihasilkan oleh
harmonika. Pemain harmonika menghasilkan suara pada bagian mulutnya dengan getaran
pada bibirnya yang berasal dari udara yang melintas dari mulut. Getaran di dalam mulut
menghasilkan suara, yang kemudian diubah atau “dibentuk” saat melewati alat musik. Saat
posisi harmonika berubah, suara alat musik juga berubah. Begitu pula dengan manusia, suara
dihasilkan dari beberapa anatomi tubuh yang saling bekerja sama sehingga menghasilkan
suara seperti yang kita kenal. Pita suara merupakan bagian utama sebagai penghasil suara.

1
Namun, untuk menjalankan fungsinya dengan baik, pita suara memerlukan bantuan dari
beberapa bagian tubuh lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada paru-paru?


2. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada batang tenggorokan?
3. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada pangkal tenggorokan?
4. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada pita suara?
5. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada rongga kerongkongan?
6. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada akar lidah?
7. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada pangkal atau belakang lidah?
8. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada tengah atau depan lidah?
9. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada daun lidah?
10. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada ujung lidah?
11. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada gigi bawah?
12. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada gigi atas?
13. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada bibir bawah?
14. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada bibir atas?
15. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada lekung kaki gigi dan gusi?
16. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada langit-langit keras?
17. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada langit-langit lunak?
18. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada anak tekak?
19. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada rongga mulut?
20. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada rongga hidung?
21. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada hidung?
22. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada mulut?
23. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada lekum atau tiroid?
24. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada krikoit?
25. Bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot yang ada pada epiglotis

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam paru-paru.


2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam batang
tenggorokan.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam pangkal
tenggorokan.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam pita suara.

2
5. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam rongga
kerongkongan.
6. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam akar lidah.
7. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam pangkal atau
belakang lidah.
8. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam tengah atau depan
lidah.
9. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam daun lidah.
10. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam ujung lidah.
11. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam gigi bawah.
12. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam gigi atas.
13. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam bibir bawah.
14. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam bibir atas.
15. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam lekung kaki gigi
dan gusi.
16. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam langit-langit keras.
17. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam langit-langit lunak.
18. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam anak tekak.
19. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam rongga mulut.
20. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam rongga hidung.
21. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam hidung.
22. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam mulut.
23. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam lekum atau tiroid.
24. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam krikoid.
25. Untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan otot-otot dalam epiglotis.
26.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Paru-Paru (Lungs)

Sumber : https://materi.co.id

1. Fungsi Organ
Paru-Paru adalah organ vital yang memiliki fungsi penting di dalam
kehidupan manusia. Karena tanpa paru-paru maka manusia tidak dapat bernafas.
Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan
uap air (H2O). Ini adalah organ utama sistem pernapasan. Paru-paru menerima
oksigen dan mengusir karbondioksida. Sel darah merah yang hadir dalam darah
mengambil oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh yang
membutuhkan oksigen. Sel darah merah (RBC) memberikan oksigen ke sel-sel yang
membutuhkannya dan mengambil karbon dioksida sel telah menghasilkan.

Di dalam paru-paru terjadi pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.


Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida
sebagai hasil metabolisme tubuh dan akan membawanya menuju paru-paru. Dalam
paru-paru, karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru ke
hidung.

2. Fungsi Produksi

Paru-paru adalah sumber arus uadara yang merupakan syarat mutlak untuk
terjadinya bunyi bahasa. Namun, perlu diketahui bahwa bunyi bahsa dapat juga

4
dihasilkan dengan arus udarayang datang dari luar mulut. Bunyi egresif dan ingresif
dibedakan berdasarkan arus udara. Bunyi egresif dibentuk dengan cara mengeluarkan
arus udara dari dalam paru-paru, sedangkan bunyi ingresif dibentuk dengan cara
menghisap udara kedalam paru-paru. Kebanyakan bunyi bahasa Indonesia merupakan
bunyi egresif.

Bunyi egresif dibedakan lagi atas bunyi egresif pulmonik dan bunyi egresif glotalik.
a) Egresif pulmonik dibentuk dengan cara mengecilkan rongga paru-paru oleh
otot paru-paru, otot perut, dan rongga dada. Hampir semua bunyi bahasa
Indonesia dibentuk melalui egresif pulmonik.
b) Egresif glotalik dibentuk dengan cara merapatkan pitas suara sehingga gloatis
dalam keadaan tertutup sama sekali. Bunyi egresif glotalik disebut juga bunyi
ejektif, yang ditandai dengan tanda apostrof, contohnya (p’,t’,k’,s’).

Bunyi ingresif dibedakan atas bunyi ingresif glotalik dan bunyi ingresif velarik.
a) Ingresif glotalik, memiliki kemiripan dengan cara pembentukan bunyi egresif
glotalik, hanya arus udara yang berbeda. Dibentuk dengan cara menghisap
udara dan merapatkan pita suara sehingga glotis menutup. Adapun bunyi yang
dihasilkan disebut implosive, yang ditandai dengan tanda melengkung ke
sebelah kanan, contohnya (b,d,g).
b) Ingresif velarik, dibentuk dengan cara menghisap udara dan menaikkan
pangkal lidah dalam langit-langit lunak; bersama-sama dengan merapatkan
bibir; begitu pula, ujung lidah dirapatkan ke dalam gigi/gusi.

3. Struktur Paru-Paru
1) Pleura, yaitu membran (selaput) tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru.
Pleura terbagi atas dua lapisan yaitu Pleura dalam (visceral), yang terletak di
sebelah paru-paru dan Pleura luar (parietal) yang melapisi bagian dinding
dada.
2) Bronkus (Bronchi), yaitu cabang batang tenggorokan yang terletak setelah
tenggorokan (trakea) sebelum paru-paru. Bronkus merupakan saluran udara
yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus dan juga
mencegah infeksi.
3) Bronkiolus (Bronchioles), yaitu cabang terkecil dari bronkus yang tidak
memiliki kelenjar atau tulang rawan. Bronkiolus berfungsi menyalurkan udara
dari bronkus ke alveoli dan juga untuk mengontrol jumlah udara yang masuk
dan keluar saat proses bernapas berlangsung.
4) Alveoli, yaitu sebutan bagi kantong alveolus di ujung bronkiolus dan juga
merupakan kelompok terkecil dalam anatomi paru-paru. Alveoli ini berfungsi
sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, yang kemudian
menyerap oksigen dari udara yang dibawa oleh bronkiolus dan
mengalirkannya ke dalam darah.

5
B. Batang Tenggorokan (Trachea wind pipe)

Sumber : https://www.haruspintar.com
1. Fungsi Organ

Trakea menyaring udara yang Anda hirup dan juga bercabang ke bronkus.
Fungsi utama dari trakea adalah untuk memungkinkan saluran udara ke paru-paru,
untuk respirasiuntuk menghirup udara kaya oksigen dan menghembus karbon
dioksida. Ketika menghirup udara oksigen bergerak ke trakea,kemudia ke bronkus,
kemudian ke bronkiolus, kemudian ke alveoli. Meskipun fungsi utama trakea adalah
pertukaran udara, juga membantu dalam perlindungan dari mikroba dan zat
berbahaya.

Batang tenggorokan (trachea) adalah sebuah tabung yang panjangnya sekitar 5


inci yang terbuat dari tulang rawan hialin cincin berbentuk C dilapisi dengan epitel
kolumnar bersilia semu. Trakea menghubungkan laring ke bronkus dan
memungkinkan udara untuk melewati leher dan ke dada. Cincin tulang rawan yang
membentuk trakea memungkinkan untuk tetap terbuka ke udara setiap saat. Ujung
terbuka dari cincin tulang rawan menghadap posterior ke arah kerongkongan,
sehingga kerongkongan memperluas ke ruang yang ditempati oleh trakea untuk
mengakomodasi massa makanan bergerak melalui kerongkongan.

2. Fungsi Produksi

Batang tenggorokan (trachea wind pipe ini satu jalur dengan laring dan
pita suara sehingga bunyi yang dihasilkan itu bunyi Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan
yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sesudah bunyi utama diucapakan sehingga
terdengar bunyi sertaan [‘]. Misalnya, bunyi [a] pada kata “akan” terdengar sebagai
bunyi [a’], sehingga di ucapakan menjadi [a’kan].

6
C. Pangkal Tenggorokan (Larynx)

Sumber : Delmar/Cengage Learning

1. Fungsi Organ
Larynx atau disebut juga kotak suara adalah organ pada leher manusia yang
melidungi trakea dan terlibat dalam produksi suara. Larynx adalah saluran pernapasan
yang membawa udara menuju ke trakea. Fungsi utama larynx adalah untuk
melindungi saluran pernapasan dibawahnya dengan cara menutupi secara cepat
stimulasi mekanik, sehingga mencegah masuknya benda asing ke saluran pernapasan.

2. Fungsi Produksi
Larynx berhubungan dengan pita suara karena larynx melindungi
produksi suara yang dihasilkan oleh pita suara. Kerja larynx ini
mengakibatkan pengelompokan bunyi-bunyi bahasa atas bunyi yang bersuara dan
bunyi tak bersuara. Apabila klep ini ditutup rapat, udara yang ada di dalam paru-paru
akan terpisah dari udara di dalam mulut atau hidung. Apabila klep itu terbuka lebar-
lebar, udara dari paru-paru atau ke dalam paru-paru akan mengalir dengan lancar dan
bebas. Pengawasan arus udara yang melalui klip laring ini dilakukan oleh pita suara
yang dapat menutup, membuka, mengendor, atau memegang menjadi tebal atau
menjadi tipis. laring menghasilkan bunyi glotis. Proses membuka-menutupnya Glotis.

Posisi Glotis akan mempengaruhi pola terbentuknya bunyi bahasa. Jika posisi
glotis membuka akan menghasilkan bunyi tak bersuara. Sebaliknya, jika posisi glotis
menutup akan menghasilkan bunyi bersuara. Di bawah ini dijelaskan posisi pita suara
ketika membentuk bunyi bahasa.
1) Posisi pita suara ketika bernafas
Ketika bernafas, pita suara membuka lebar sehingga udara yang keluar
dari paru-paru melalui tenggorokan tidak ada yang menghalangi. Posisi pita
suara seperti ini umumnya menghasilkan bunyi vokal, bunyi [h p,t,s k].

7
2) Posisi pita suara bergetar
Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit sehingga
membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak bergetar, akan
menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s].

3) Posisi pita suara ketika ngengucapkan bunyi glotal


Ketika ngucapkan konsonan glotal, pita suara menutup sehingga bunyi
yang melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan menghasilkan bunyi hamzah.

4) Posisi pita suara ketika berbisik


Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit, udara
yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi-bunyi bahasa tersebut tidak
jelas terdengarnya.

Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis


ditutup sesudah bunyi utama diucapakan sehingga terdengar bunyi sertaan [‘].
Misalnya, bunyi [a] pada kata “akan” terdengar sebagai bunyi [a’], sehingga di
ucapakan menjadi [a’kan].

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Transverse Arytenoid
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Aduksi pita suara
2) Otot Oblique Arytenoid
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Menarik puncak ke medial
3) Otot Posterior Cricoarytenoid
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Membatu kartilago arytenoid secara lateral, abduksi
(menjauhi/menjauhkan) pita suara
4) Otot Cricothyroid
Disarafi (Innervation) : Cabang eksternal nervus laringeus superior X vagus
Fungsi : Menekan tiroid relatif terhadap krikoid, mengencangkan pita suara
5) Otot Thyrovocalis (Thyroarytenoid Medial)
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Menegangkan pita suara
6) Otot Thyromuscularis (Thyroarytenoid Lateral)
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Merelaksasi pita suara
7) Otot Thyroarytenoid Superior
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Melemaskan (relaksasi) pita suara

8
8) Otot Thyroepiglottic
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Memperlebar jalan nafas
9) Otot Aryepiglottic
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Menyempitkan pembukaan laring

D. Pita Suara (Vocal Chords)

Sumber : https://www.scribd.com

1. Fungsi Organ
Fungsi utama pita suara ialah sebagai pintu klep yang mengatur pengawasan
arus udara antara paru paru dengan mulut atau hidung. Pita suara adalah komponen
penting dalam memproduksi bicara dan bernyanyi. Istilah medis untuk pita suara
adalah “pita suara” karena fungsi mereka untuk bernafas dan berbicara. Ketika salah
satu atau kedua pita suara tidak bekerja dengan benar, maka nada bicara akan menjadi
mendesah dan tersedak pun dapat terjadi.

2. Fungsi Produksi
Bunyi yang dihasilkan pita suara diatur oleh sistem otot aritenoid. Pita suara
bagian depan mengait pada tulang rawan tiroid. Adapun pita suara bagian belakang
mengait pada tulang rawan Aritenoid. Pita suara dapat membuka luas atau menutup,
fungsinya sebagai katup yang ngatur jalannya udara dari paru-paru ketika melalui
tenggorokan.

Akibat dari membuka dan menutupnya pita suara, akan memunculkan rongga
di antara pita suara yang disebut dengan glotis. Posisi glotis ini ada empat macam,
yaitu : membuka lebar, membuka, menutup, dan menutup rapat. Proses bergetarnya
pita suara tersebut disebut dengan proses fonasi.

Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita. Di
tengah- tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dun menyempit. Celah pits

9
suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat berubah-ubah
posisinya, antara lain sebagai berikut ini :

1) Posisi terbuka lebar Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dart
terjadi pada pernafasan normal saja.
2) Posisi agak menyempit Posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak
bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].
3) Posisi menyempit Posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara,
misalnya [b], [d], [g], [j].
4) Posisi tertutup Posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa hamzah atau glotal
stop, misalnya [h]

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Thyrovocalis (Thyroarytenoid Medial)
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Menegangkan pita suara
2) Otot Thyromuscularis (Thyroarytenoid Lateral)
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Merelaksasi pita suara
3) Otot Lateral Cricoarytenoid
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Aduksi pada pita suara, meningkatkan kompresi medial
4) Otot Posterior Cricoarytenoid
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Membatu kartilago arytenoid secara lateral, abduksi
(menjauhi/menjauhkan) pita suara
5) Otot Cricothyroid
Disarafi (Innervation) : Cabang eksternal nervus laringeus superior X vagus
Fungsi : Menekan tiroid relatif terhadap krikoid, mengencangkan pita suara
6) Otot Thyroarytenoid Superior
Disarafi (Innervation) : X vagus, saraf laring berulang
Fungsi : Melemaskan (relaksasi) pita suara

E. Rongga Kerongkongan (Pharynx)

10
Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id

1. Fungsi Organ
Faring atau rongga kerongkongan adalah sebuah rongga yang terletak di antara
pangkal tenggorokan dengan rongga mulut dan rongga hidung. Faring adalah lorong
umum untuk udara dan makanan, yang mengapa faring memiliki peran ganda. Faring
dibuka menjadi dua jalur, salah satu yang mengarah ke kerongkongan atau makanan
bagian dan trakea lain atau saluran udara.
Fungsi utama rongga kerongkongan (pharynx) adalah sebagai saluran alat
pencernaan yang membawa makanan dari rongga mulut hingga ke esofagus.
Hubungan faring dengan rongga hidung dan laring ini membuat faring menjadi cukup
penting dalam produksi suara, serta memungkinkan manusia untuk bernapas
menggunakan mulut serta jika diperlukan secara medis memasukkan makanan
melalui hidung.

2. Fungsi Produksi
Faring berfungsi sebagai “tabung udara” yang akan ikut bergetar bila pita
suara bergetar. Bunyi bahasa yang di hasilkan di sebut bunyi faringal. Bunyi faringal
adalah fonem yang juga ditempatkan artikulasi yang berada di rongga leher, di bawah
glotis. Bunyi fenem ini di realisakan denga menggerkan ujung belakang lidah ke
belakang. Bunyi faringal, bunyi yang dhasilkan atau yang proses penghasilannya
berada didalam rongga faring. Contoh : [h].
3. Bagian-Bagian dalam Faring
1) Nasofaring
Merupakan bagian faring yang letaknya berada pada bagian belakang
rongga hidung. Nosafaring hanya dapat dilalui udara. Ukuran lebar dan
panjang nasofaring berkisar antara 2-4 cm. Ada 2 struktur penting yang
terdapat pada nosafaring, yaitu:
a) Tuba Eustachius, yaitu struktur yang mengubungkan telinga
tengah dengan nasofaring. Tabung ini hanya akan terbuka pada
saat menelan, bersin, menguap, atau menggerakkan rahang
pada posisi tertentu.
Fungsi : Mengatur tekanan udara dalam telinga dan lingkungan
luar tubuh.
b) Tonsil Adenoid (Faringeal), yaitu massa berlobus yang berupa
jaringan limfoid yang berada dibagian langit-langit mulut.
Fungsi : Melawan bakteri atau organisme berbahaya yang
masuk melalui hidung dan mulut, dan juga
menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi.
2) Orofaring
Orofaring adalah bagian dari faring yang berada dibelakang rongga
mulut. Orofaring bisa dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam
sistem pernapasan dan sistem pencernaan.

11
Orofaring mempunyai klep yang disebut dengan epiglotis, yang
berfungsi untuk mengatur makanan agar tidak masuk ke saluran pernapasan.
Ketika kita menelan makanan, epiglotis akan menutup saluran pernapasan dan
ketika kita bernafas, epiglotis akan membuka kembali saluran pernapasan.
Pada bagian dinding lateral atau bagian kanan dan kiri terdapat tonsil palatina
yang merupakan massa jaringan limfatik. Fungsi tonsil adalah melindungi dari
infeksi.
3) Laringofaring
Laringofaring atau hipofaring merupakan bagian paling akhir dari
faring. Laringofaring mampu dilewati udara juga makanan. Laringofaring
dilapisi sel epitel skuamosa berlapis. Laringofaring merupakan tempat
bertemunya saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Ketika kita menelan
makanan, makanan akan masuk ke saluran pencernaan dan saat itumaka
saluran pernapasan akan tertutup. Untuk itulah, ketika kita makan kita tidak
bisa menelan sambil bernapas.

4. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Constrictor Pharyngis Superior
Disarafi (Innervation) : Plexus pharyngeus
Fungsi : Membantu palatum molle dalam menutup nasofaring , mendorong
bolus kebawah
2) Otot Constrictor Pharyngis Medius
Disarafi (Innervation) : Plexus pharyngeus
Fungsi : Mendorong bolus ke bawah
3) Otot Constrictor Pharyngis Inferior
Disarafi (Innervation) : Plexus pharyngeus
Fungsi : Mendorong bolus ke bawah
4) Otot Cricopharyngeus
Disarafi (Innervation) : Plexus pharyngeus
Fungsi : Sebagai sfingter pada ujung bawah laring
5) Otot Stylopharyngeus
Disarafi (Innervation) : N. Glossopharyngeus
Fungsi : Mengangkat laring selama proses menelan
6) Otot Salphingopharyngeus
Disarafi (Innervation) : N. Glossopharyngeus
Fungsi : Mengangkat faring
7) Otot Palatopharyngeus
Disarafi (Innervation) : Plexus Pharyngeus
Fungsi : Mengangkat dinding faring, menarik plica palatopharyngeal ke
Medial

12
F. Akar Lidah (Roof of The Tongue)

Sumber : Delmar/Cengage Learning.

1. Fungsi Organ
Akar Lidah terletak di antara tulang hyoid dan rahang bawah. Bagian
punggung duduk di orofaring. Menempel lidah ke langit-langit mulut. akar lidah
berfungsi untuk menelan makanan atau minuman yang masuk kedalam mulut.
2. Fungsi Produksi
Akar lidah dalam pembentukan bunyi bahasa selalu menjadi artikulator aktif,
yakni artikulator yang bergerak. Kategorisasi bunyi keras (fortis) dan bunyi lunak
(lenis) dobedakan berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara pada waktu bunyi
itu diartikulasikan (Malmberg, 1963:51-52). Bunyi bahasa disebut keras apabila pada
waktu diartikulasikan disertai ketegangan kekuatan arus udara. Sebaliknya,
apabila pada waktu diartikulasikan tidak disertai ketgangan kekuatan arus udara,
bunyi itu disebut lunak. Dalam bahasa Indonesia terdapat kedua jenis bunyi tersebut.
Baik bunyi keras maupun bunyi lunak dapat berupa vokal dan konsonan seperti
diuraikan berikut ini :
1) Bunyi keras :
a) Bunyi letup tak bersuara : (p, t, c, k)
b) Bunyi geseran tak bersuara : (s)
c) Bunyi vokal : (Ə)
2) Bunyi lunak
a) Bunyi letup bersuara : (b, d, j, g)
b) Bunyi geseran bersuara : (Z)
c) Bunyi nasal : (m, n, ň, ŋ)
d) Bunyi likuida : (r, l)
e) Bunyi semi-vokal : (w, y)
f) Bunyi vokal : (i, e, o, u)

13
3. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Geniohyoid
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossa
Fungsi : Menekan mandibula

G. Pangkal atau Belakang Lidah (Back of The Tongue, Dorsum)

Sumber : Delmar/Cengage Learning.


a. Fungsi Organ
Pangkal atau belakang lidah juga disebut otot lidah, otot-otot lidah dapat
dibagi ke dalam kelompok intrinsik dan ekstrinsik. Secara otot intrinsik dapat
mengubah bentuk lidah sementara otot-otot ekstrinsik mengubah posisi lidah. Otot
intrinsik. Keempat otot berasal dan berakhir pada lidah dan tidak melampirkan ke
tulang apapun. Memanjang superior, memanjang rendah, melintang, dan vertikal.

Otot-otot memanjang superior dan inferior dapat menarik kembali lidah


sehingga membuat pendek dan tebal. Melintang dan otot vertikal menjulurkan lidah
keluar dari mulut sehingga membuat panjang dan sempit. Keempat otot ini berasal
dari luar lidah di mana ia menempel pada tulang. Otot-otot ini bertanggung jawab
untuk memindahkan lidah, tetapi juga berperan dalam mengubah bentuk lidah.
b. Fungsi Produksi
Pangkal atau belakang lidah (back of the tongue, dorsum) menghasilkan bunyi :
1) Dorsovelar bunyi yang dihasilkan oleh punggung lidah (dorsum)dan langit-
langit lunak (velum). Contoh bunyi, [k], [g].
2) Bunyi uvula, bunyi yang dihasilkan oleh belakang lidah dan anak tekak
(uvula). Contohnya bunyi [q].
3) Bunyi yang dihasilkan pangkal lidah dan langit-langit lunak [ng]
4) Penyempitan dinding varing dan pangkal lidah [h].

14
c. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Longitudinal Superior
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Mengangkat, membantu retraksi, atau menyimpangkan ujung lidah

2) Otot Longitudinal Inferior


Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Menarik ujung lidah ke bawah, membantu retraksi, dan
menyimpangkan lidah
3) Otot Transversal
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Menyediakan mekanisme untuk mempersempit lidah.
4) Otot Vertical
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : menarik lidah ke bawah atau ke dasar mulut

H. Tengah atau Depan Lidah (Middle of The Tongue, Medium)

Sumber : Delmar/Cengage Learning.


1. Fungsi Organ
Bagian atas lidah (permukaan superior) memiliki garis berbentuk V dikenal
sebagai sulkus terminal yang membagi lidah ke permukaan anterior dan posterior.
Permukaan anterior terdiri dari puncak di ujung dan tubuh. Permukaan posterior
terdiri seluruhnya dari akar. Permukaan inferior lidah (bawah) juga terdiri dari tubuh
dan puncak. Akar Lidah terletak di antara tulang hyoid dan rahang bawah. Bagian
punggung duduk di orofaring. Menempel lidah ke langit-langit mulut. Fungsi tengah
atau depan lidah :
1) Cita Rasa. Selera, reseptor sensorik untuk rasa, yang terletak di lidah.
2) Ucapan. Gerakan lidah sangat penting untuk artikulasi.

15
3) Mengunyah dan menelan. Lidah membantu gigi dan bagian lain dari mulut
dengan mengunyah makanan dan melewati bawah tenggorokan sebagai
bagian pertama dari proses menelan.
4) Membersihkan. Gerakan lidah mengusir partikel makanan yang terjebak di
antara gigi, gusi dan pipi sehingga dapat meludahkan atau tertelan.

2. Fungsi Produksi
Lidah menghasilkan beberapa jenis bunyi hambatan :
1) Bunyi stop atau bunyi letus, bunyi yang dihasilkan dengan udara terhenti sama
sekali dan di lepas dengan tiba-tiba. Contoh: [p], [b].
2) Bunyi lateral atau samping, bunyi Yng dihasilkan dengan udara melalui sisi
lidah yang menghalangi keluarnya udara. Contoh : [│]
3) Bunyi getar, bunyi yang dihasilkan dengan cara udara tergetar di dalam mulut
yang disebabkan oleh getaran lidah. Contoh: [r].
4) Dihasilkan tengah lidah dan langit-langit keras [ny]

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Genioglossus
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Serabut anterior menarik lidah, serat posterior menonjol
lidah, bersama-sama, serat anterior dan posterior tertekan
lidah
2) Otot Hyoglossus
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Menarik sisi lidah ke bawah
3) Otot Styloglossus
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Menarik lidah ke belakang dan ke atas
4) Otot Chondroglossus
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Menekan lidah
5) Otot Palatoglossus
Disarafi (Innervation) : Pleksus faring dari aksesori XI dan saraf vagus X
Fungsi : Mengangkat lidah atau menekan langit-langit lunak.

16
I. Daun lidah (Blade of The Tongue, Lamine atau Laminal)

Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id Sumber : http://www.personal.rdg.ac.uk

1. Fungsi Organ
Daun lidah (blade of the tongue, lamine atau laminal), berfungsi untuk
mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan
(proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar ludah. Selain itu, lidah juga
berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.

Pada dorsum, atau permukaan atas, lidah adalah sejumlah besar proyeksi kecil
yang dikenal sebagai papila. Di bagian depan lidah papila ini cukup kecil. Beberapa
dari mereka yang sempit dan tinggi dan disebut papila filiform. Lain yang lebih luas
dan hanya sedikit bangkit dari permukaan; ini disebut papila fungiform. Jauh di
belakang, diatur dalam bentuk menunjuk V menuju tenggorokan, adalah 9 sampai 14
jauh lebih besar papila. Ini adalah vallate atau papila sirkumvalata, dan apa yang
disebut yang karena punggung jaringan yang berjalan seperti dinding di sekitar tepi
masing-masing. Juga pada punggung adalah selera – reseptor yang sensitif
terhadap bahan kimia tertentu. Setiap pengecap adalah termos kecil berisi sekitar
setengah lusin sel sensorik. Seperti dengan indera penciuman, zat harus dalam
larutan sebelum mereka dapat mencicipi.

2. Fungsi Produksi
Daun lidah (blade of the tongue, lamine atau laminal) menhasilkan
bunyi :
1) lamioalveolar, bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah (lamina) dan pangkal
gigi (alveolum).
Contoh bunyi : [s].
2) Penyempitan daun lidah dan lengkung kaki gigi
Contoh bunyi : [s], [z]

17
3. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Genioglossus
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Serabut anterior menarik lidah, serat posterior menonjol
lidah, bersama-sama, serat anterior dan posterior tertekan
lidah
2) Otot Transversal
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : Menyediakan mekanisme untuk mempersempit lidah.
3) Otot Vertical
Disarafi (Innervation) : saraf XII hypoglossal
Fungsi : menarik lidah ke bawah atau ke dasar mulut
4) Otot Palatoglossus
Disarafi (Innervation) : Pleksus faring dari aksesori XI dan saraf vagus X
Fungsi : Mengangkat lidah atau menekan langit-langit lunak.

J. Ujung Lidah (Tip of The Tongue, Apico)

Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id Sumber : http://www.personal.rdg.ac.uk

1. Fungsi Organ
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. fungsi ujung lidah
dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap.
fungsi Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak
balik makanan dalam mulut.

Lidah merupakan massa jaringan pengikat dan otot lurik yang diliputi oleh
membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan
penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas
otot, Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan
suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut
(cavum oris) dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke laryng.

18
Fungsi lidah antara lain :

1) Mengecap rasa
Permukaan lidah terdiri dari begitu banyak sel pengecap dan ujung saraf yang
memungkinkan kita mengenali berbagai rasa, seperti:
- Manis
- Asin
- Asam
- Pahit
- Gurih (umami)
Kemampuan mengecap rasa ini juga bisa dibilang melindungi tubuh dari
bahaya. Sebagai contoh, mengenali makanan yang sudah basi atau beracun,
karena rasanya berbeda dari biasanya.

2) Untuk makan dan minum


Lidah adalah organ yang lentur dan bisa digerakkan ke berbagai arah.
Hal ini membuatnya berguna saat kita sedang makan dan minum.Sebagai
contoh, membantu mengisap, mengubah makanan padat menjadi lembut agar
lebih mudah ditelan, dan memulai proses menelan sebelum masuk ke
kerongkongan.Dalam hal ini berkaitan dengan fungsi lidah sebagai proses
pencernaan kimiawi dan mekanik dalam mengubak ukuran nutrisi serta
molekul makanan.

3) Membantu proses mengisap


Pada bayi, lidah berperan sangat penting dalam proses menyusu. Organ
ini bekerja layaknya mesin pompa yang menekan puting untuk mengeluarkan
susu. Tekanan yang dihasilkan lidah ini yang akan merangsang air susu untuk
keluar dari payudara.

4) Membantu proses mengunyah


Saat kita mengunyah makanan, lidah bersama dengan pipi bagian
dalam akan bekerja sama menggerakkan makanan ke permukaan gigi. Lalu,
anatomi lidah akan berfungsi menekan makanan yang sudah dikunyah ke
langit-langit mulut, sehingga siap untuk proses menelan. Pergerakan lidah di
dalam rongga mulut saat mengunyah juga merangsang keluarnya air liur,
sehingga makanan lebih mudah ditelan.

5) Bagian dari sistem pertahanan tubuh


Ujung lidah merupakan bagian yang paling sensitif terhadap sentuhan.
Sensitivitas inilah yang membuat lidah bisa melindungi tubuh dari berbagai
gangguan. Contohnya, saat ada kerikil kecil atau duri ikan yang tidak sengaja
masuk ke rongga mulut, Anda bisa merasa terganggu. Ini karena fungsi bagian
lidah yang sangat sensitif terhadap sentuhan.

19
6) Membantu berbicara
Untuk bisa mengasilkan suara, lidah, bibir, dan gigi perlu bekerja sama
dengan baik. Dalam proses bicara, lidah adalah salah satu organ terpenting.
Bahkan, organ ini bisa membantu menghasilkan lebih dari 90 kata per menit
dengan lebih dari 20 gerakan berbeda. Lidah juga merupakan organ utama
dalam pengucapan huruf T, D, L, dan R.

2. Fungsi Produksi
Konsonan Letupan, dihasilkan dengan cara udara dihambat kemudian diletupkan oleh
artikulator. Konsonan letupan dibagi atas lima jenis yaitu:
1) Yang dihasilkan di antata bibir [p], [b]
2) Yang dihasilkan oleh ujung lidah dan langit-langit keras
3) Yang dihasilkan oleh ujung lidah dan lengkung kaki gigi [t], [d]
4) Yang dihasilkan oleh tengah lidah dan langit-langit keras [c], [j].
5) Yang dihasilkan oleh pangkal lidah dan langit-langit tekak [k],

Gugus/Klaster, konsonan rangkap atau lebih yang termasuk dalam satu suku kata
yang sama Konsonan Sengau, dihasilkan dengan menutup arus udara keluar dari
rongga mulut dengan membuka agar dapat keluar melalui hidung. Konsonan sengau
dibagi atas empat jenis yaitu:
1) dihasilkan antara bibir [m]
2) dihasilkan ujung lidah dan lengkung gigi atas/gusi [n]

K. Gigi bawah (Lower Teeth)

Sumber : Delmar/Cengage Learning.

20
Sumber : Delmar/Cengage Learning.

1. Fungsi Organ
Pada manusia, gigi bawah berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini,
gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal
ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih
efisien dan cepat, gigi juga berfungsi memperindah mulut manusia dimana dengan
ada ny gigi pada manusia terlihat cantik dan indah untuk dilahat. seseorang
memiliki dua set gigi selama seumur hidup.

Rata-rata anak memiliki 20 set lengkap primer mereka (atau susu atau bayi)
gigi pada usia tiga tahun. Gigi primer mulai rontok antara usia sekitar enam dan tujuh
tahun, dan secara bertahap digantikan oleh gigi tetap (atau sekunder atau orang
dewasa). Dengan sekitar 21 tahun, rata-rata orang memiliki 32 gigi permanen yang
terdiri dari 16 di rahang atas dan 16 di rahang bawah.

2. Fungsi Produksi

Gigi bawah menghasilkan bunyi :

- Labiodental - bibir bawah dan ujung gigi atas, misal: (f)

- Dental - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gigi depan atas

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Masseter
Disarafi (Innervation) : saraf mandibular bagian dari saraf V Trigeminal
Fungsi : Mengangkat mandibula
2) Otot Temporalis
Disarafi (Innervation) : saraf mandibular bagian dari saraf V Trigeminal
Fungsi : Mengangkat mandibula dan menariknya kembali jika menonjol

21
3) Otot Medial pterygoid
Disarafi (Innervation) : saraf mandibular bagian dari saraf V Trigeminal
Fungsi : Mengangkat mandibula
4) Otot Lateral pterygoid
Disarafi (Innervation) : saraf mandibular bagian dari saraf V Trigeminal
Fungsi : untul menonjolkan mandibula

L. Gigi Atas (Upper Teeth)

Sumber : Delmar/Cengage Learning. Sumber : https://dokumen.tips

1. Fungsi Organ
- Rahang atas bekerja sama dengan gigi dan memiliki fungsi yaitu :
1) Rahang atas berperan dalam menyokong gigi,
Rahang atas sangat penting untuk menyokong gigi gigi manusia yang
berada di bagian atas mulut. Gigi bagian atas yang mendapat bantalan berupa
gusi tersusun rapi dan dipertahankan keseimbangannya oleh tulang rahang atas
sehingga memiliki struktur yang kuat dan mampu kuat melekat di posisinya
masing masing.
2) Menyusun Rongga Mulut
Tulang rahang atas yang bekerja dengan bagiannya yaitu tulang langit
langit mulut yang termasuk salah satu penyusun rongga mulut manusia
sehingga mulut dapat membuka dan menutup dengan lancar dan menjadi
fungsi penting dalam proses berbicara, mengunyah, dan sebagainya yang
berhubungan dengan aktifitas mulut.

22
3) Menjaga Tulang Hidung,
Tulang rahang atas yang juga membentuk sebagian dari tulang hidung
memiliki fungsi untuk menjaga bentuk tulang hidung agar tetap ideal, juga
menjaga beberapa bagian dari rongga hidung sehingga hidung dapat
menjalankan perannya dengan baik dan terlindung dari trauma.

2. Fungsi Produksi
Gigi terbagi dua, yaitu gigi atas dan gigi bawah. Ketika membentuk
bunyi bahasa, gigi yang berperan penting yaitu gigi atas. Gigi atas biasanya bersama-
sama dengan bibir baeah atau ujung lidah. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh gigi
atas dan gigi bawah disebut bunyi dental, bunyi bahasa yang dihasilkan oleh gigi atas
dan bibir bawah disebut labio-dental. Adapun bunyi bahasa yang terbentuk oleh gigi
atas dan ujung lidah disebut bunyi apiko-dental :
1) Labio dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi
atas (titik artikulasi) dengan bibir bawah (artikulator)
Contoh : bunyi [f], [v], [w].
2) Bunyi [b] dimana bunyi [b] mendapat hambatan dari kedia bibir, dan [d]
mendapatkan hambatan pada ujung lidah (apeks)dan gigi atas.
3) Bunyi apikodental, bunyi yang dihasilkan gigi atas dan bawah serta ujung
lidah.
Contoh : bunyi [t]

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Muskulus Masseter
Disarafi (Innervation) : saraf maxillary bagian dari saraf V Trigeminal
Fungsi : Mengangkat mandibula
2) Otot Zygomatic Minor
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat bibir atas
3) Otot Levator Labii Superioris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat bibir atas
4) Levator Labii Alaeque nasi superioris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat bibir atas

23
M. Bibir Bawah (Lower Tip, Labium atau Labial)

Sumber : https://docplayer.info

1. Fungsi Organ

Fungsi bibir bawah untuk menjaga agar makanan dan minuman tidak tercecer
keluar, merasakan panas dan dingin makanan, percakapan, senyuman, ciuman,
mengetahui emosi seseorang, untuk bermain alat musik. Bibir terbagi menjadi dua,
yaitu bibir bawah dan atas. Fungsi pokok kedua bibir adalah sebagai pintu penjaga
rongga mulut. Dalam pembentukan bunyi bahasa bibir atas adalah sebagai
artikulator pasif bekerja sama dengan bibir bawah sebagai artikulator aktifnya.
Dapat juga bibir bawah sebagai artikulator aktif itu bekerja sama dengan gigi atas,
hasilnya ialah bunyi labio-dental.

2. Fungsi Produksi
Bibir berfungsi sebagai pembentuk bunyi vokal, Apabila bibir membulat maka
akan terjadilah vokal (u) atau dlommah,apabila bibir semi bulat maka terjadilah vokal
(o), apabila bibir netral, maka terjadilah vokal (a) atau fathah, apabila bibir
membentang terjadilah vokal ( i ) atau kasroh, apabila bibir semi membentang maka
terjadilah vokal (e) atau imalah,Disamping itu, kerja sama antara bibir atas dengan
bibir bawah merupakan makhraj (wawu-mim-ba), sedangkan kerja sama antara bibir
bawah dengan ujung gigi menjadi makhraj bunyi (fa).

Bunyi-bunyi yang dihasilkan bibir :

1) Bunyi vokal, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan udara tanpa hambatan.
Contoh : bunyi [a], [i], [u].
2) Bunyi konsonan, bunyi yang dihasilka dengan udara mengalami hambatan.
Contoh : bunyi [b], [d]

24
3) Bunyi hambat, yaitu kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung tertutup,
kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba.
Misal: bunyi (p) dan (b)
4) Bunyi semi-hambat, yaitu kedua bibir terkatup, udara dikeluarkan melalui
rongga hidung.
Misal: bunyi (m)
5) Bunyi frikatif, yaitu arus udara dikeluarkan melalui saluran sempit sehingga
terdengar bunyi berisik (desis).
Misal: bunyi (f) dan (s)
6) Bilabial, yaitu bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup).
Misal: bunyi (p), (b), (m).
7) Bunyi [w] termasuk bilabial dan [y] termasuk bunyi laminopalatal
8) Bunyi labial, bunyi yang dihasilkan bibir atas dan bawah.
Contoh: bunyi [w], [p].

Ada beberapa bunyi bahasa yang dihasilkan oleh sentuhan baik secara
langsung atau tidak oleh bibir manusia. Bunyi [p, b] terjadi karena sentuhan antara
bibir bawah dengan bibir atas sehingga aliran udara tertahan sebentar. Selanjutnya
aliran udara tersebut dihembuskan sampai terdengarnya bunyi tersebut. Bunyi [p,b]
dalam fonetik disebut bunyi bilabial, sebab terjadi karena sentuhan kedua bibir yaitu
bibir atas dan bibir bawah. Selain itu, kedua bunyi itu dapat dinamai stop bilabial.

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Mentalis
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat dan mengerutkan dagu dan menarik keluar bibir bawah
2) Otot Depressor anguli oris (Triangularis)
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Menekan sudut mulut dan membantu menekan bibir atas ke bibir
bawah
3) Otot Depressor labii inferioris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Melebarkan lubang dengan menarik bibir ke bawah dan keluar
4) Otot Orbicularis Oris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : membuat gerakan kompresi di bibir atau membuat bulatan bibir.

25
N. Bibir Atas (Upper Lip, Labium atau Labial)

Sumber : https://docplayer.info

1. Fungsi Organ
Fungsi bibir atas adalah untuk menjaga agar makanan dan minuman tidak
tercecer keluar, merasakan panas dan dingin makanan, percakapan, senyuman,
ciuman, mengetahui emosi seseorang, untuk bermain alat musik. Bibir terbagi
menjadi dua, yaitu bibir bawah dan atas. Fungsi pokok kedua bibir adalah
sebagai pintu penjaga rongga mulut. Dalam pembentukan bunyi bahasa bibir
atas adalah sebagai artikulator pasif bekerja sama dengan bibir bawah sebagai
artikulator aktifnya. Dapat juga bibir bawah sebagai artikulator aktif itu bekerja
sama dengan gigi atas, hasilnya ialah bunyi labio-dental.

2. Fungsi Produksi
Bunyi-bunyi yang dihasilkan bibir :
1) Bunyi vokal, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan udara tanpa hambatan.
Contoh: bunyi [a], [i], [u].
2) Bunyi konsonan, yaitu bunyi yang dihasilka dengan udara mengalami
hambatan.
Contoh : bunyi [b], [d]
3) Bunyi hambat, yaitu kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung tertutup,
kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba.
Misal : bunyi (p) dan (b)
4) Bunyi semi-hambat, yaitu kedua bibir terkatup, udara dikeluarkan melalui
rongga hidung.
Misal : bunyi (m)
5) Bunyi frikatif, yaitu arus udara dikeluarkan melalui saluran sempit sehingga
terdengar bunyi berisik (desis).

26
Misal : bunyi (f) dan (s)
6) Bilabial - bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup)
Misal : bunyi (p), (b), (m)

Ada beberapa bunyi bahasa yang dihasilkan oleh sentuhan baik secara
langsung atau tidak oleh bibir manusia. Bunyi [p, b] terjadi karena sentuhan
antara bibir bawah dengan bibir atas sehingga aliran udara tertahan sebentar.
Selanjutnya aliran udara tersebut dihembuskan sampai terdengarnya bunyi
tersebut. Bunyi [p,b] dalam fonetik disebut bunyi bilabial, sebab terjadi karena
sentuhan kedua bibir yaitu bibir atas dan bibir bawah. Selain itu, kedua bunyi
itu dapat dinamai stop bilabial.

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Zygomatic minor
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat bibir atas
2) Levator labii alaeque nasi superioris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat bibir atas
3) Otot Depressor anguli oris (triangularis)
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Menekan sudut mulut dan membantu menekan bibir atas ke bibir
bawah
4) Otot Levator anguli oris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Menarik sudut mulut ke atas dan ke medial
5) Otot Risorius
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Menarik bibir ke sudut
6) Otot Levator labii superioris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat bibir atas
7) Otot orbicularis oris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : membuat gerakan kompresi di bibir atau membuat bulatan pada bibir.

27
O. Lekung Kaki Gigi, Gusi (Alveolar, Gums)

------Sumber : s

1. Fungsi Organ
Gusi berfungsi untuk tempat tumbuhnya gigi. Gusi dapat disebut
artikulasi, sedangkan articulator aktifnya ialah ujung lidah. Bunyi yang
dihasilkan oleh gusi disebut bunyi alveolar. Selain itu, gusi dapat bersama-
sama dengan daun lidah (lamina) membentuk bunyi bahasa, sehingga
menghasilkan bunyi laminal. Gabungan kedua bunyi tersebut disebut bunyi
lamino-alveolar. Gusi terdiri dari jaringan fibrosa dan padat yang melapisi
lengkungan alveolar dan pelukan gigi.

2. Fungsi Produksi
Lengkung kaki gigi, gusi (alveolar, gums) menghasilkan bunyi:
a. Alpico interdental/dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung
lidah (artikulator) dengan daerah lengkung gigi (titik artikkulator),
seperti [t], [d], [n].
b. Bunyi apikopalatal, bunyi yang dihasilkan ujung lidah dan pangkal gigi
(alveolum), seperti bunyi [n].
c. Bunyi laminoalveolar, bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah (lamina)
dan pangkal gigi (alveolum), seperti bunyi [s]
3. Otot-Otot dan Innervasi
Persarafan Dentis dan Gingiva Rahang atas:
1) Permukaan labia dan buccal,yaitu, N. alveolaris superior posterior,
medius dan anterior.
a. Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva dan
gigi anterior.
b. Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva dan
gigi premolar dan molar Ibagian mesial.

28
c. Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva
dan gigi molar I bagiandistal, molar II danmolar III.
2) Permukaan palatal : N. palatinus major dan nasopalatinuso
a. Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen
incisivum), mempersarafigingiva dan gigianterior rahang atas.
b. Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari
foramen palatina mayor),mempersarafi gingiva dan gigi
premolar dan molar rahang atas.

P. Langit-Langit Keras (Hard Palate, Palatal)

Sumber : Delmar/Cengage Learning.

a. Fungsi Organ
Langit-langit keras berfungsi sebagai atap tulang mulut. Langit-langit
lunak adalah lipatan membran yang menggantung antara rongga mulut dan
bagian belakang tenggorokan. Kecil menggantung yang sedikit dapat kita lihat
ketika kita menjulurkan lidah dan berkata ‘ah’ disebut uvula. Langit-langit
keras merupakan susunan bertulang. Pada bagian depan mulut langit-langit
melengkung cekung ke atas dan bagian belakang berakhir dengan bagian yang
terasa lunak bila diraba.

Dalam pembentukan bunyi bahasa langit-langit keras ini sebagai


artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah atau tengah
lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh langit-langit keras (palatum) disebut palatal,
bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah (apex) disebut apikal dan bunyi yang
dihasilkan dengan hambatan tengah lidah (medium) disebut medial.
Gabungan yang pertama menjadi apiko-palatal, sedangkan gabungan yang
kedua menjadi medio-palatal.

b. Fungsi Produksi
Langit-langit keras menghasilkan bunyi sebagai berikut :

29
1) Bunyi apikopalatal, bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dan
langit-langit keras. Bila ujung lidah itu membalik ke arah belakang,
maka bunyi yang dihasilkan adalah bunyi retrofleks.
Contoh : bunyi [d].
2) Bunyi laminopalatal, bunyi yang dihasilkan oleh lamina dan langit-
langit keras.
Contoh : bunyi [c], [j].
3) Konsonan hambat letup apiko-palatal yaitu konsonan yang terjadi jika
artikulator aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya langit-langit
keras (langit-langit atas). Bunyi yang dihasilkan [t.d]. [t] ditulis th
sedangkan [d] ditulis [dh].
4) Konsonan hambatan letup medio-palatal yaitu konsonan yang terjadi
jika artikulator pasifnya langit-langit keras. Bunyi yang dihasilkan
adalah [c], [j].
c. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Tensor Veli Palatini (Tensor Veli Palati)
Disarafi (Innervation) : Palatal aponeurosis
Fungsi : Melebarkan tuba Eustachius
2) Otot Palatoglossus
Disarafi (Innervation): Pleksus faring dari aksesori XI dan saraf vagus
X

Fungsi : Mengangkat lidah atau menekan langit-langit lunak

3) Otot Palatopharyngeus
Disarafi (Innervation) : Pleksus faring dari aksesori XI dan cabang
faring, saraf X vagus

Fungsi : Menyempitkan faring, menurunkan langit-langit lunak

4) Otot Levator veli palatini (levator palati)


Disarafi (Innervation) : Pleksus faring dari aksesori XI dan saraf vagus
X

Fungsi : Mengangkat dan menarik kembali velum posterior

30
Q. Langit-Langit Lunak (Soft Palate, Velum atau Velar)

Sumber : Delmar/Cengage Leraning

a. Fungsi Organ
Langit-langit lunak (soft plate, velum atau velar) berfungsi sebagai
atap tulang mulut. Langit-langit lunak (velum) beserta bagian ujungnya yang
disebut anak tekak (uvula) dapat turun naik sedemikian rupa. Dalam keadaan
bernafas normal maka langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menurun,
sehingga udara dapat keluar masuk melalui rongga hidung. Demikian juga
pada waktu terbentuknya bunyi nasal. Dalam kebanyakan
pembentukan bunyi bahasa, yaitu bunyi non nasal, atau pada waktu kita
menguap, langit- langit lunak berserta anak tekaknya terangkat keatas
menutup rongga hidung.
Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh langit-langit lunak ini disebut bunyi
velar. Dalam pembentukan bunyi ia sebagai artikulator pasif (dasar atau basis
artikulasi), sedangkan artikulator (aktif)-nya ialah
pangkal lidah. Bunyi yang dibentuk oleh pangkal lidah (dorsum) disebut
dorsal. Gabungan keduanya menjadi dorsovelar. Untuk bunyi yang dihasilkan
dengan hambatan anak tekak (uvula) disebut uvular.

b. Fungsi Produksi
Langit-langit termasuk organ yang pasif, kecuali langit-langit lunak
yang bisa bergerak mundur ke belakang dan bekerja sama dengan tekak untuk
membuka dan menutup saluran udara ke hidung.

Apabila bagian lidah bergerak menuju salah satu bagian dari langit-
langit di atas akan terjadilah bunyi tersendiri: Apabila ujung lidah bertemu
dengan gusi tejadilah bunyi za-shod-sin-ro (apikoalveolar). Apabila ujung
lidah bertemu dengan langit-langit keras, terjadilah bunyi jim-syin
(apikopalatal). Apabila tengah lidah bertemu dengan langit-langit

31
keras,terjadilah bunyi ro(mediopalatal). Apabila pangkal lidah bertemu dengan
langit-langit lunak,terjadilah bunyi kho-kaf-ghoin(dorsovelar).

1) Bunyi dorsovelar, bunyi yang dihasilkan oleh punggung lidah


(dorsum) dan langit-langit lunak (velum).
Contoh : bunyi [k], [g].
2) Konsonan hamzah yaitu konsonan yang terjadi dengan menekan rapat
yang satu terhadap yang lain pada seluruh pita suara, langit-langit
lunak beserta anak tekak di tekan ke atas sehingga arus udara
terhambat beberapa saat, bunyi yang di hasilkan [ ? ].
c. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Tensor Veli Palatini (Tensor Veli Palati)
Disarafi (Innervation) : Palatal aponeurosis
Fungsi : Melebarkan tuba Eustachius
2) Otot Palatoglossus
Disarafi (Innervation): Pleksus faring dari aksesori XI dan saraf vagus
X
Fungsi : Mengangkat lidah atau menekan langit-langit lunak
3) Otot Palatopharyngeus
Disarafi (Innervation) : Pleksus faring dari aksesori XI dan cabang
faring, saraf X vagus
Fungsi : Menyempitkan faring, menurunkan langit-langit lunak
4) Otot Levator veli palatini (levator palati)
Disarafi (Innervation) : Pleksus faring dari aksesori XI dan saraf vagus
X
Fungsi : Mengangkat dan menarik kembali velum posterior
5) Otot Salpingopharyngeus
Disarafi (Innervation) : Saraf aksesori tulang belakang X vagus dan XI
melalui pharyngeal plexus

Fungsi : Mengangkat dinding faring lateral

R. Anak Tekak (Uvular)

Sumber : https://www.kompasiana.com/

32
1. Fungsi Organ
Anak tekak (uvular) berfungsi untuk turun naik dan untuk mengatur
arus udara yang keluar masuk malai organ hidung atau rongga mulut.
Anak tekak terdapat dibagian atas, antara langit-langit lunak dengan
tenggorokan , diantara rongga mulut dengan rongga hidung.fungsinya hampir
sama dengan fungsi langit-langit lunak. Langit-langit lunak dapat bergerak
menutup klep udara yang menuju ke rongga hidung, sehingga bunyi akan
keluar dari rongga hidung.oleh karena itu, fungsinya hampir sama dengan
fungsi langit-langit lunak, Disamping itu kerja sama dengan anak lidah dengan
pangkal lidah merupakan makhraj bunyi (qof).
2. Fungsi Produksi

Bunyi yang dihasilkan oleh anak tekak yaitu, bunyi uvula, bunyi yang
dihasilkan oleh belakang lidah dan anak tekak (uvula). Contoh: [q]. Dan bunyi
[r] yang tidak jelas.
3. Otot-Otot dan Innervasi
- Otot Musculus Uvulae
Disarafi (Innervation) : Pleksus faring dari aksesori XI dan saraf vagus
X
Fungsi : memendekan dan menebalkan uvula

S. Rongga Mulut (Mouth Cavity atau Oral Cavity)

Sumber : pinterest

1. Fungsi Organ
Fungsi rongga mulut sebagai bagian pertama dari saluran pencernaan,
sumber sekunder respirasi, area manipulasi suara untuk berbicara dan lokasi
organ sensorik untuk rasa. Sebagai bagian dari saluran pencernaan, rongga
mulut adalah letak di mana makanan dikunyah dan air liur diproduksi untuk
membantu mendorong makanan ke lambung.

33
Bagian atas dari rongga mulut adalah daerah di mana selera keras dan
lunak berada, dengan lidah yang berfungsi sebagai organ utama di daerah
tersebut. Rongga mulut dibatasi oleh beberapa struktur. Lengkungan alveolar
(struktur tulang yang mengandung gigi) mengelilingi rongga mulut di depan
dan di sisi – overhead selera keras dan lembut dan di bawah ini adalah lidah.
Rongga mulut tetap basah oleh sekresi dari kelenjar ludah submaksilaris dan
sublingual terletak di dasar mulut di bawah lidah.

2. Fungsi Produksi

Bunyi yang dihasilkan rongga mulut (mouth cavity atau oral cavity)
adalah bunyi nasal dan oral. Bunyi nasal atau sengau dibedakan dari bunyi
oral berdasarkan jalan keluarnya arus udara. Bunyi nasal dihasilkan dengan
menutup arus udara ke luar melalui rongga mulut, tetapi membuka jalan agar
dapat keluar melalui rongga hidung.

Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi :

a) Antara kedua bibir, misalnya bunyi (m)


b) Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c) Antara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d) Antara ujung lidah dan langt-langit keras, hasilnya bunyi (ň)

Bunyi oral dihasilkan dengan jalan mengangkut ujung anak tekak


mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus
udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi
vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
3. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Buccinator
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Memindahkan makanan ke permukaan penggilingan gigi geraham;
menyempitkan orofaring
2) Otot Geniohyoid
Disarafi (Innervation) : saraf XII Hypoglossal
Fungsi : menarik laring ke depan saat menelan makanan

34
T. Rongga Hidung (Nose Cavity atau Nasal Cavity)

Sumber : https://materi.co.id

1. Fungsi Organ

Fungsi Rongga hidung memiliki empat fungsi:


1) Menghangatkan dan humidifies udara terinspirasi.
2) Menghapus dan perangkap patogen dan partikel dari udara inspirasi.
3) Bertanggung jawab untuk indra penciuman.
4) Saluran air dan membersihkan sinus paranasal dan saluran lakrimal.
2. Fungsi Produksi

Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh rongga hidung disebut bunyi nasal.
Bunyi nasal ini dihasilkan dengan cara menutup rapa-rapatarus udara di
rongga mulut, dan menyalurkannya keluar melalui rongga hidung. Yang
dalam bahasa indonesia adalah bunyi nasal bilabial [m], bunyi nasal
apikeolvelar [ŋ] bunyi nasal laminopalatal [ň], bunyi nasal dorsovelar [ŋ]. Dan
[d] Bunyi nasal, bunyi yang dihasilkan dengan udara lewat rongga
hidung. Contoh: [m], [n].
3. Otot-Otot dan Innervasi
- Otot nasalis
Disarafi (Innervation) : saraf maksila (CN V2) salah satu dari cabang saraf
Trigerminus

35
U. Mulut (Mouth)

Sumber : https://www.kompas.com

1. Fungsi Organ
Mulut merupakan rongga berbentuk oval di dalam tengkorak. Dua
fungsi utama mulut adalah untuk makan dan berbicara. Bagian mulut termasuk
bibir, vestibulum, rongga mulut, gusi, gigi, langit-langit keras dan lembut,
lidah dan kelenjar ludah. Mulut juga dikenal sebagai rongga mulut atau rongga
bukal.
Fungsi utama dari mulut meliputi makanan dan asupan cairan, rasa dan
respon sensorik untuk makanan, mastikasi (mengunyah), pencernaan kimia,
menelan, berbicara dan respirasi. Mulut memainkan peran penting dalam
makan, minum dan bernapas. Bayi lahir dengan refleks mengisap, dimana
mereka secara naluriah tahu menghisap untuk makanan menggunakan bibir
dan rahang mereka. Mulut juga membantu dalam mengunyah dan menggigit
makanan kita.

2. Fungsi Produksi

Artikulator adalah alat ucap yang bersentuhan atau yang didekatkan


untuk membentuk bunyi bahasa. Daerah artikulasi adalah daerah pertemuan
antara dua artikulator. Berikut penjelasannya:
1) Bilabial - bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup), misal: (p),
(b), (m)
2) Labiodental - bibir bawah dan ujung gigi atas, misal: (f)
3) Alveolar - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gusi, misal: (t), (d),
(s)
4) Dental - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gigi depan atas
5) Palatal - depan lidah menyentuh langit-langit keras, misal: (c), (j), (y)
6) Velar - belakang lidah menempel/mendekati langit-langit lunak, misal:
(k), (g)

36
7) Glotal (hamzah) - pita suara didekatkan cukup rapat sehingga arus
udara dari paru-paru tertahan, misal: bunyi yang memisahkan bunyi (a)
pertama dan (a) kedua pada kata saat.

Cara artikulasi adalah cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah


artikulasi:

1) Bunyi hambat - kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung


tertutup, kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba. Misal: (p) dan (b)
2) Bunyi semi-hambat - kedua bibir terkatup, udara dikeluarkan melalui
rongga hidung. Misal: (m)
3) Bunyi frikatif - arus udara dikeluarkan melalui saluran sempit sehingga
terdengar bunyi berisik (desis). Misal: (f) dan (s)
4) Bunyi lateral - ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar
melalui samping lidah. Misal: (l)
5) Bunyi getar - ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-
ulang. Misal: (r).

Selain bunyi-bunyi di atas, ada bunyi yang cara


pembentukannya sama seperti pembentukan vokal, tetapi tidak pernah
dapat menjadi inti suku kata. Misal: (w) dan (y) disebut dengan semi
vokal.
3. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Risorius
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Menarik bibir di sudut
2) Otot orbicularis oris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : membuat gerakan kompresi di bibir atau membuat bulatan
bibir.
3) Otot Levator anguli oris
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Menarik sudut mulut ke atas dan ke medial
4) Otot Zygomatic major
Disarafi (Innervation) : saraf VII Facial
Fungsi : Mengangkat dan menarik kembali sudut mulut

37
V. Lekum atau Tiroid (Thyroid)

Sumber : https://www.shutterstock.com/

1. Fungsi Organ
Lekum atau tiroid (thyroid) berfungsi untuk mengatur laju
metabolisme dengan cara menalir bersama-sama darah dan memicu sel untuk
mengubah lebih banyak glukosa. Tiroid adalah salah satu kelenjer endokrin
terbesar pada tubuh manusia. Kelenjer ini dapat di temui di bagian depan
leher, sedikit dibawah laring.
2. Otot-Otot dan Innervasi
1) Otot Cricothyroid
Disarafi (Innervation) : Cabang eksternal nervus laringeus superior X
Vagus

Fungsi : Menekan tiroid relatif terhadap krikoid, mengencangkan pita


suara

2) Otot Thyrovocalis (Medial thyroarytenoid)


Disarafi (Innervation) : Saraf laring rekuren, X vagus
Fungsi : Menegangkan pita suara

38
W. Krikoid (Cricoid)

Sumber : Delmar/Cengage Learning

1. Fungsi Organ

Krikoid berfungsi untuk udara dari paru-paru, rongga tersebut dapat


membuka dan menutup. tenggorokan adalah rongga di ujung saluran
pernapasan. Pangkal tenggorokan ini terdiri atas empat komponen, yakni:
1) Tulang rawan krikoid
2) Tulang rawan Aritenoid
3) Sepasang pita suara,
4) Tulang rawan tiroid.

Tenggorokan (larynx), rongga anak tekak (pharinx), pita suara (vokal


cords), dan anak tekak (uvula). Tenggorokan berfungsi untuk
mengeluarkan udara dari paru-paru, rongga tersebut dapat membuka atau
menutup. Jika rongga tenggorokan membuka akan membentuk bunyi
vokal, sebaliknya jika rongga tenggorokan menutup akan membentuk
bunyi konsonan. Tentu saja, fungsi pita suara sangat penting dalam
menghasilkan bunyi.

2. Fungsi Produksi

a. Posisi pita suara ketika bernafas


Ketika bernafas, pita suara membuka lebar sehingga udara yang
keluar dari paru-paru melalui tenggorokan tidak ada yang
menghalangi. Posisi pita suara seperti ini umumnya menghasilkan
bunyi vokal, bunyi [h p,t,s k].
b. Posisi pita suara bergetar

39
Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit
sehingga membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak bergetar,
akan menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s].
c. Posisi pita suara ketika ngengucapkan bunyi glotal
Ketika ngucapkan konsonan glotal, pita suara menutup
sehingga bunyi yang melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan
menghasilkan bunyi hamzah.
d. Posisi pita suara ketika berbisik
Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit,
udara yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi bunyi bahasa
tersebut tidak jelas terdengarnya.

Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis


ditutup sesudah bunyi utama diucapakan sehingga terdengar bunyi
sertaan [‘]. Misalnya, bunyi [a] pada kata “akan” suaraterdengar
sebagai bunyi [a’], sehingga di ucapakan menjadi [a’kan].

3. Otot-Otot dan Innervasi


1) Otot Posterior cricoarytenoid
Disarafi (Innervation) : saraf X Vagus
Fungsi : Membatu kartilago arytenoid secara lateral; abduksi pita suara
2) Otot Cricothyroid
Disarafi (Innervation) : saraf X Vagus
Fungsi : Menekan tiroid relatif terhadap krikoid; mengencangkan pita
3) Otot Lateral cricoarytenoid
Disarafi (Innervation) : saraf X Vagus
Fungsi : Adduksi pita suara; meningkatkan kompresi medial

X. Epiglotis (Epiglotis)

Sumber : https://roboguru.ruangguru.com/

1. Fungsi Organ
40
Epiglotis adalah struktur yang ditemukan pada tenggorokon. Secara
khusus, ini terletak dibelakang lidah adan diatas laring yang terbentuk oleh
tulang rawan elastis tipis terbentuk flap. Epiglotis melayani peran penting
untuk kelangsugan hidup manusia. Epiglotis berfungsi untuk memberikan
ruang yang cukup untuk pita suara dan memegang pita suara erat untuk
pengembangan dan produksi suara. Tulang rawan fleksibel sangat
membantu dalam pengucapan.

2. Fungsi Produksi
Proses membuka-Nutupnya Glotis.
Posisi Glotis akan mempengaruhi pola terbentuknya bunyi bahasa. Jika
posisi glotis membuka akan menghasilkan bunyi tak bersuara. Sebaliknya,
jika posisi glotis menutup akan menghasilkan bunyi bersuara. Di bawah ini
dijelaskan posisi pita suara ketika membentuk bunyi bahasa.

a. Posisi pita suara ketika bernafas


Ketika bernafas, pita suara membuka lebar sehingga udara yang keluar
dari paru-paru melalui tenggorokan tidak ada yang menghalangi. Posisi pita
suara seperti ini umumnya menghasilkan bunyi vokal, bunyi [h p,t,s k].
b. Posisi pita suara bergetar
Jika pita suara bergetar, bagian atasnya membuka sedikit sehingga
membentuk bunyi [b,d,g,m,r]. Jika pita suara tidak bergetar, akan
menghasilkan bunyi [p,t,c,k,f,h,s]
c. Posisi pita suara ketika ngengucapkan bunyi glotal
Ketika ngucapkan konsonan glotal, pita suara menutup sehingga bunyi
yang melalui tenggorokanberhenti sejenak, dan menghasilkan bunyi hamzah.
d. Posisi pita suara ketika berbisik
Posisi pita suara ketika berbisik, bagian bawahnya menutup sedikit,
udara yang keluarnya pun berkurang sehingga bunyi – b unyi bahasa tersebut
tidak jelas terdengarnya.

Glotalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis


ditutup sesudah bunyi utama diucapakan sehingga terdengar bunyi sertaan [‘].
Misalnya, bunyi [a] pada kata “akan” terdengar sebagai bunyi [a’], sehingga di
ucapakan menjadi [a’kan].

1) Posisi terbuka lebar Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa
dart terjadi pada pernafasan normal saja.
2) Posisi agak menyempit Posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak
bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].
3) Posisi menyempit Posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara,
misalnya[b], [d], [g], [j]. Posisi tertutup Posisi ini akan menghasilkan
bunyi bahasa hamzah atau glotal stop, misalnya [h], dan [?].
3. Otot-Otot dan Innervasi

41
1) Otot Thyroepiglottic
Disarafi (Innervation) : saraf X Vagus
Fungsi : Melebarkan jalan napas
2) Otot Aryepiglottic
Disarafi (Innervation) : saraf X Vagus
Fungsi : Menyempitkan pembukaan laring

Y. Diafragma (Diaphragm)

Sumber : https://id.wikipedia.org/

1. Fungsi Organ
Paru-paru mempunyai tugas bersama dengan diafragma untuk
menghembuskan udara ke luar sehingga menimbulkan bunyi bahasa. Paru-
paru biasa disebut sebagai motor penggerak alat bicara. Diapragma sangat
penting dalam proses pernapasan. Kontraksi dan ekspresi diapragma,
membantu dalam menghirup dan menghembuskan udara.

2. Fungsi Produksi
Diapragma dan paru-paru adalah sumber arus uadara yang merupakan
syarat mutlak untuk terjadinya bunyi bahasa. Namun, perlu diketahui bahwa
bunyi bahsa dapat juga dihasilkan dengan arus udarayang datang dari luar
mulut.
Bunyi egresif dan ingresif dibedakan berdasarkan arus udara. Bunyi
egresif dibentuk dengan cara mengeluarkan arus udara dari dalam paru-paru,
sedangkan bunyi ingresif dibentuk dengan cara menghisap udara kedalam
paru-paru. Kebanyakan bunyi bahasa Indonesia merupakan bunyi egresif.

3. Otot dan Innervasi

42
- Otot Diafragma
Disarafi (Innervation) : Saraf frenikus yang timbul dari pleksus serviks saraf tulang
belakang C3, C4, C5
Fungsi : Menekan tendon sentral diafragma, memperbesar dimensi vertikal thorax,
dan perut buncit.

43
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Artikulasi adalah pengucapan lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola
standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), artikulasi dinyatakan sebagai lafal, pengucapan kata, dan perubahan rongga dan
ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa.
Dalam proses artikulasi, terdapat organ-organ yang berperan dalam prosesnya, diantaranya :
1. Paru-paru (Lungs)
2. Batang tengorokan (Trachea Wind Pipe)
3. Pangkal tenggorokan (Larynx)
4. Pita suara (Vocal Chord)
5. Rongga Kerongkongan (Pharynx)
6. Akar lidah (Root of Tongue)
7. Pangkal atau belakang lidah (Back of The Tongue, Dorsum)
8. Tengah atau depan lidah (Middle of The Tongue, Medium)
9. Daun lidah (Blade of The Tongue, Lamine, atau Laminal)
10. Ujung lidah (Tip of The Tongue, Apico)
11. Gigi bawah (Lower Teeth)
12. Gigi atas (Upper Teeth)
13. Bibir bawah (Lower Lip, Labium, atau Labial)
14. Bibir atas (Upper Lip Labium, atau Labial)
15. Lekung kaki gigi, gusi (Alveolar, Gums)
16. Langit-langit keras (Hard Palate, Palatal)
17. Langit-langit lunak (Soft Palate, Velum, atau Velar)
18. Anak Tekak (Uvular)
19. Rongga mulut (Mouth Cavity atau Oral Cavity)
20. Rongga hidung (Nose Cavity atau Nasal Cavity)
21. Mulut (Mouth)
22. Lekum atau Tiroid (Thyroid)
23. Krikoid (Cricoid)
24. Epiglotis (Epiglottis)

44
25. Diafragma (Diaphragm)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/07/190000769/gigi-anatomi-dan-jenisnya

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-si-pengecap-rasa-ini-bagian-bagian-lidah-dan-
fungsinya

https://dosenbiologi.com/manusia/tulang-rahang-atas

https://hellosehat.com/pernapasan/anatomi-paru/

https://www.pelajaran.co.id/faring/

https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-faring/

https://www.haruspintar.com/organ-pernapasan-manusia/

https://www.shutterstock.com/id/image-vector/anatomy-thyroid-gland-medical-3d-vector-
1308964633

https://fdokumen.com/reader/full/anatomi-rongga-mulut-5697b3f23b935

45

Anda mungkin juga menyukai