Anda di halaman 1dari 20

Analisis Pengendalian Internal

A. Kelemahan dan Resiko Internal Kontrol, serta Rekomendasi untuk Perbaikan


1. Siklus Pembelian dan Pengeluaran Kas
a. Bagian Gudang
 Kelemahan Internal Kontrol
1) Pada siklus pembelian kelemahan yang muncul yaitu banyak terdapat
pemisahan tugas yaitu pada bagian logistik dan bagian gudang.
2) Pada bagian gudang otorisasi transaksi belum dijelasakan yaitu pada permintaan
barang dan pembelian yang dilakukan perusahaan akan dipertanggung jawabkan
pada bagian yang terpusat atau bagian yang jelas.
3) Pengecekan independensi atas pelaksanaan yang belum dilaksanakan oleh
perusahaan.
 Resiko yang mungkin timbul
1) Berdasarkan kelemahan di atas, dapat dilihat resiko yang mungkin timbul yaitu
menambah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji setiap bagian, jika bagian
logistik dan bagian gudang dipisah, biaya gaji akan lebih banyak dikeluarkan.
2) Karena belum adanya pengecakan independensi atas pelaksanaan, perusahaan
tidak dapat mengidentifikasi kesalaha-kesalahn timbul akibat kelalaian manusia
(Human Error).
3) Resiko lain yang mungkin timbul akibat tidak adanya otorisasi transaksi adalah
memperbesar kemungkinan terjadinya kecurangan dan penyelewengan pada
bagian tersebut.
 Rekomendasi
a.1) Melakukan pemeriksaan antara jumlah yang berada di gudang dengan jumlah
barang yang tercatat dalam kartu stok, dengan waktu yang tidak pernah
ditentukan dan dengan menempatkan orang yang berbeda untuk melakukan
tugas tersebut dengan tujuan menghindari kerjasama di luar kesepakatan.
a.2) Selain itu perusahaan harus menempatkan penanggungjawab (otorisasi) pada
bagian gudang yang disetujui oleh Area Manager.
a.3) Perusahaan harus menggabungkan tugas bagian gudang dengan bagian
logistik pada satu bagian yaitu pada bagian gudang, karena pada siklus
pembelian PT Elang Perkasa tugas bagian logistik dan bagian gudang hampir
sama.
a.4) Perusahaan membuat laporan permintaan pembelian rangkap 3. Rangkap 1
untuk bagian pembelian, rangkap 2 untuk bagian utang dagang. Rangkap yang
ke 3 di file.
a.5) Perusahaan membuat laporan penerimaan barang rangkap 2. Rangkap 1 untuk
bagian hutang dagang dan rangkap 2 di file.
 Kesimpulan
Kelemahan-kelemahan yang ada pada bagian Gudang seperti banyak
terdapat pemisahan tugas, transaksi belum dijelaskan, dan pengecekan
indepedensi atas pelaksanaan yang belum dilaksanakan oleh perusahaan,
mengakibatkan beberapa resiko yang akan muncul yaitu, menambah biaya yang
dikeluarkan untuk menggali setiap bagian, perusahaan tidak dapat
mengidentifikasi kesalahan-kesalahan timbul akibat kelalaian manusia dan
memperbesar kemungkinan terjadinya kecurangan dan penyelewengan pada
bagian tersebut.
Namun, saran yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
antara jumlah yang berada di Gudang dengan jumlah barang yang tercatat dalam
kartu stock, dengan waktu yang tidak pernah ditentukan dan dengan
menempatkan orang yang berbeda untuk melakukan tugas tersebut dengan
tujuan menghindari kerjasama di luar kesepakatan, menempatkan
penaggungjawab (otorisasi) pada bagian Gudang yang disetujui oleh Manajer
dan menggabungkan tugas bagian Gudang dengan bagian logistik

b. Bagian Pembelian
Pada bagian pembelian ini otorisasi sudah jelas yaitu untuk pesanan pembelian
akan diotorisasi oleh bagian pembelian yang disetujui oleh CFO. Pembagian tugas
sudah cukup baik, serta dokumen dan catatan yang dibutuhkan juga sudah cukup
memadai. Perusahaan membuat pesanan pembelian rangkap 4. Rangkap 1 akan
dikirim ke vendor, rangkap 2 dikirim kebagian hutang dagang. Rangkap 3 di kirim ke
bagian gudang dan rangkap 4 di file.
 Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian pembelian yaitu kurangnya pengecekan atas
pemilihan vendor yang sesuia.
 Resiko yang mungkin timbul
resiko yang mungkin muncul yaitu adanya kesalahan pada komunikasi
dengan bagian manajer, dampak yang akan timbul dari kesalahan dan kurang
nya komunikasi yaitu kesalahan pada pemilihan vendor yang tidak sesuai.
 Rekomendasi
1) Sebelum memilih vendor yang sesuai sebaiknya melakukan validasi dahulu
terhadap manajer agar tidak adalnya kesalahan dengan kesesuaian yang ada,
tujuan nya adalah agar dilakukannya double check oleh 2 pihak, tidak hanya
pada bagian pembelian saja
 Kesimpulan
Pada bagian pembelian memiliki kelemahan yaitu kurangnya pengecekan atas
pemilihan vendor yang sama sehingga resiko yang mungkin timbul dari
kesalahan dan kurangnya komunikasi yaitu kesalahan pada oemilihan vendor
yang ttidak sesuai, sebaiknya dilakukan pengecekan atas pemilihan vendor
dengan memvalidasi terhadap manajer agar tidak adanya kesalahan dengan
kesesuaian yang ada.

c. Bagian Hutang Dagang


 Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan dari bagian hutang dagang yaitu kurangnya pengecekan independensi
atas pelaksanaan yang dilakukan oleh bagian hutang dagang.
 Resiko yang mungkin timbul
Resiko yang mungkin muncul yaitu adanya penggelapan atau penyelewengan pada
hutang dagang perusahaan yang akan menimbulkan dampak bagi kelangsungan
perusahaan .
 Rekomendasi
1) Perusahaan harus melakukan pengecekan atau pemeriksaan pada kinerja bagian
hutang dagang, karena ditakutkan terjadi salah catat pada saat melakukan
pencatatan hutang dagang perusahaan tersebut, serta dilakukan pada waktu yang
tidak pernah ditentukan dan dengan menempatkan orang yang berbeda untuk
melakukan tugas tersebut dengan tujuan menghindari kerjasama di luar
kesepakatan.
2) Rekomendasi yang lain adalah pada pembagian tugas, bagian general ladger dan
bagian hutang dagang berada pada satu departement yang sama yaitu
departement akuntansi.
3) Perusahaan membuat voucher pengeluaran kas rangkap 2, rangkap 1 untuk
dikirim kebagian tresury dan rangkap 2 di file.
 Kesimpulan
Bagian Hutang dagang memiliki kelemahan yaitu kurangnya pengecekan
indepedensi atas pelaksanaan yang dilakukan oleh bagian hutang dagang, dari
kelemahan tersebut dapat mengakibatkan resiko yang mungkin timbul yaitu,
adanya penggelapan atau penyelewengan pada hutang dagang perusahaan yang
akan menimbulkan dampak bagi kelangsungan perusahaan.
Dari kelemahan dan resiko yang akan muncul tersebut terdapat
rekomendasi yang dapat dilakukan seperti melakukan pengecekan atau
pemeriksaan pada kinerja bagian hutang dagang, pada pembagian ugas, bagian
genera; ;adger dan bagian hutang dagang berada pada satu department yang
sama yaitu department akuntansi, perusahaan membuat voucher pengeluaran kas
rangkap 2, rangkap 1 untuk dikirim ke bagian treasury dan rangkar 2 di file

d. Bagian Treasury
 Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian tresury yaitu kurangnya pengecekan independensi atas
pelaksanaan yang dilakukan.
 Resiko yang mungkin timbul
Terjadi kesalahan dalam pencatatan atau dalam pembuatan cek pembayaran
hutang dagang. Dampak yang timbul dari kesalahan dan kurangnya
pengawasan pada bagian ini dapat menyebabkan salah pencatatan yang
imbasnya pada laporan hutang dagang.
 Rekomendasi
Perusahaan melakukan pengecekan atau pengawasan independensi atas
pelaksanaan pada bagian tresury agar tidak terjadi kesalah yang berdampak pada
laporan yang berhubungan dengan laporan dari bagian tresury.
 Kesimpulan
Pada bagian treasury terdapat kelemahan internal kontrol yaitu
kurangnya pengecekan indepedensi atas pelaksanaan yang dilakukan, sehinggal
terdapat resiko yang mungkin akan timbul yaitu terjadi kesalahan dalam
pencatatan atau dalam pembuatan cek pembayaran hutang dagang, sehingga
dapat menyebabkan salah pencatatan yang imbasnya pada laporan hutang
dagang.
Dari kelemahan dan resiko yang mungkin timbul terdapat rekomendasi
yang dapat dilakukan oleh bagian treasury yaitu perusahaan dapat melakukan
pengecekan atau pengawasan independensi atas pelaksanaan pada bagian
treasury agar tiak terjadi kesalahan yang berdampak pada laporan yang
berhubungan dengan laporan dari bagian treasury.

2. Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas


a. Bagian Penjualan
 Kelemahan Internal Kontrol
Kurangnya dokumentasi dan pencatatan yang memadai pada bagian
penjualan, hal tersebut dapat dilihat dari pengarsipan yang dilakukan oleh bagian
penjualan dimana dokumen yang diarsipkan hanyalah kartu pesanan penjualan dan
surat perintah pengeluaran barang, sedangkan kartu pesanan pelanggan dari
administrasi penjualan tidak diarsipkan oleh bagian penjualan. Pada bagian
penjualan juga belum terdapat pemisahan tugas yang cukup, dimana seorang
supervisi penjualan selain bertugas untuk melakukan pengecekan atas pesanan
pelanggan juga bertugas untuk membuat pesanan penjualan. Hal tersebut sangat
rentan terhadap fraud (kesalahan) yang disebabkan human error dikarenakan belum
adanya pengecekan independen atas pelaksanaan tugas yang terkait.
 Resiko yang Mungkin Timbul
1) Akibat kurangnya dokumentasi dan pencatatan yang memadai,
Jika suatu saat terjadi complain atas pesanannya dikarenakan adanya
kesalahan atas penulisan pesanan, maka bagian penjualan akan kesulitan untuk
melakukan cek ulang atas pesan tersebut. Selain itu, dengan melakukan
pengarsipan atas kartu pesanan pelanggan dari admininistrasi penjualan maka
akan lebih memudahkan dalam pengendalian internal perusahaan. Dan hendaknya
penyimpanan atau pengarsipan yang dilakukan perusahaan tidak hanya dengan
cara manual, melainkan secara computerized, agar setiap data transaksi memiliki
backup data yang memadai.
2) Akibat kurangnya pemisahan tugas,
Jika pada satu individu memiliki otorisasi dalam lebih dari satu tugas,maka hal
tersebut akan sangat rentan terhadap kesalahan yang disebabkan karena human
error, selain itu kurangnya pemisahan tugas juga sangat rentan akan terjadinya
kecurangan.
 Rekomendasi
Penulis memberikan beberapa rekomendasi yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan bagi perusahaan, antara lain:
1. Melakukan pengarsipan dengan cara manual maupun computerized agar backup
data terkait lebih memadai.
2. Administrasi penjualan membuat kartu pesanan pelanggan rangkap 3. Dengan
rincian, rangkap ke-1 untuk bagian penjualan, rangkap ke-2 untuk pelanggan, dan
rangkap ke-3 untuk arsip.

b. Bagian Gudang
 Kelemahan Internal Kontrol
Kurangnya pengendalian fisik aktiva dan catatan, dimana tidak terdapatnya
buku pembantu gudang yang berfungsi sebagai kontrol terhadap persediaan yang
tersedia di gudang. Selain itu, kurangnya supervisi pada area dimana tidak ada
pemisahan tugas yang memadai sehingga sangat rentan akan terjadinya
kecurangan. Bagian gudang merupakan bagian yang sangat rentan akan tindak
kecurangan di tambah lagi pada perusahaan tersebut belum ada tenaga pengecekan
independen atas pelaksanaan yang bertugas untuk melakukan pengecekan atas
persediaan di gudang.
 Resiko yang Mungkin Timbul
a. Akibat kurangnya pengendalian fisik atas aktiva dan catatan sangat dikhawatirkan
terjadi kecurangan pada bagian gudang, seperti penggelapan barang-barang di
gudang.
b. Belum adanya supervisi yang mengurusi seluk beluk gudang juga sangat rentan
terhadap pencurian yang dilakukan oleh karyawan karena kurang adanya
pengawasan secara langsung
c. Dan tidak adanya pengecekan independen atas pelaksanaan tugas di khawatirkan
akan membuat setiap tindak kecurangan yang terjadi akan terjadi semakin tidak
terkendali, sehingga dapat merugikan pihak perusahaan.
 Rekomendasi
Penulis memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukan oleh
perusahaan, antara lain:
1. Hendakknya bagian gudang membuat buku besar pembantu persediaan, yang
berfungsi untuk mengetahui jumlah persediaan yang ada, dan persediaan tersebut
nantinya akan di cocokkan dengan bagian pembelian dan penjualan untuk
mengetahui sisa stock yang tersedia di gudang berdasarkan data masing-masing
bagian.
2. Menunjuk salah seorang karyawan gudang untuk menjadi supervisi yang bertugas
untuk menghandel bagian gudang, baik dalam bentuk pengawasan maupun
pelaporan.

c. Bagian Billing
 Kelemahan Internal Kontrol
Kelamahan pada bagian Billing adalah kurangnya pemisahan tugas yang
cukup. Bagian Billing selain bertugas membuat dan mengeluarkan faktur tagihan
juga bertugas memperbarui buku besar pembantu piutang dan membuat voucher
jurnal. Hendaknya petugas pembuat faktur tidak di perkenankan untuk melakukan
pencatatan terhadap faktur yang ia keluarkan sendiri, harus ada pihak lain yang
melakukan pencatatan terhadap faktur yang dikeluarkan tersebut. Pada perusahaan
ini juga masih kurang dalam hal otorisasi transaksi, dimana masih kurang jelasnya
job discription bagian Billing (hutang piutang) dalam melakukan penanganan
terhadap adanya hutang maupun piutang pelanggan yang terjadi terkait.
 Resiko yang Mungkin Timbul
1. Akibat kurangnya pemisahan tugas, sangat dimungkinkan terjadi kecurangan
yang bisa dilakukan oleh bagian Billing, selain itu tingkat kesalahan pun juga
akan sangat rentan jika dua pekerjaan atau lebih di lakukan oleh satu pihak saja.
2. Akibat kurangnya otorisasi transaksi, dimana bagian Billing hendakknya
memiliki tugas yang menyeluruh terkait penanganan hutang maupun piutang,
baik perhitungan pengecekan akan umur piutang agar tidak terjadi piutang yang
melewati jangka waktu penagihan yang pastinya akan menyebabkan rasio piutang
gagal bayar akan semakin meningkat.
 Rekomendasi
Penulis memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukan oleh
perusahaan, antara lain:
a. Melakukan pemisahan tugas yang jelas, dimana bagian Billing hanya bertugas
melakukan pembuatan faktur dan melaporkan faktur tersebut ke bagian keuangan,
dan nantinya pencatatan akan dilakukan oleh bagian keuangan.
b. Membuat job discription yang lebih rinci dengan menunjukkan tugas dan fungsi
masing-masing bagian, agar tidak terjadi tugas yang saling tumpang tindih. Dan
terjadi pemisahan tugas yang jelas.

d. Bagian Kasir
 Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian kasir adalah dokumen dan catatan yang memadai,
dimana bagian kasir tidak melakukan pencatatan layaknya buku besar penerimaan
kas yang nantinya dapat di gunakan sebagai alat untuk melakukan cross ceck dengan
bagian billing.
 Resiko yang Mungkin Timbul
Resiko yang mungkin timbul akibat kurangnya dokumen dan catatan yang
memadai dikhawatirkan terjadi kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
terhadap pencatatan uang masuk yang berkaitan dengan penjualan maupun yang
lain. selain itu, dokumen tersebut juga dapat digunakan sebagai alat pengendalian
bagian kasir sendiri apabila sewaktu-waktu di butuhan laporan akan arus keluar
masuknya uang ke perusahaan.
 Rekomendasi
Hendaknya kasir membuat buku pembantu yang di gunakan untuk mencatat
arus keluar masuk uang perusahaan yang nantinya akan di lakukan cross ceck
dengan bagian-bagian yang terkait,sehingga dapat meminimalisir tindak kecurangan.
Dan pencatatan yang dilakukan selain secara manual juga disarankan dilakukan
dengan cara komputerized, agar backup data lebih lengkap dan aman.

e. Bagian F&A
 Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian F&A adalah kurang adanya pengecekan independen
atas pelaksanaan, dimana semua dokumen yang di terima dicatat tanpa melalui
proses pengecekan akan kebenaran dari dokumen transaksi yang di terima tersebut.
 Resiko yang Mingkin Timbul
Resiko yang mungkin timbul akibat kelemahan tersebut adalah, tingkat
keandalan akan laporan keuangan yang dilaporkan akan sangat riskan terhadap
kesalahan. Dikarenakan tidak adanya pengecekan independen atas pelaksanaan tugas
dan wewenang bagian F&A.
 Rekomendasi
Hendaknya perusahaan tersebut memiliki supervisi pada tiap-tiap bagian yang
berfungsi sebagai controler awal dari setiap bagian, sehingga dokumen transaksi
yang dihasilkan oleh setiap bagian tersebut bisa dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Selain itu, perusahaan juga hendaknya memiliki tenaga internal ahli
seperti auditor internal yang bertugas untuk menjadi tenaga pengecekan independen
atas pelaksanaan tugas, dan pelaporan yang dihasilkan oleh bagian F&A.
3. Sistem dan Prosedur Aktiva Tetap
a. Kebijakan Perusahaan Berkaitan Dengan Aktiva Tetap
 Kelemahan Internal Control
1.1.1. Kurangnya pengendalian fisik aktiva dan catatan, tidak adanya ketentuan
jenjang atau level biaya mengenai harga perolehan aktiva yang bermacam-macam
ketika terjadi pengeluaran untuk pemeliharaan ataupun perbaikan, oleh
perusahaan hal ini disamaratakan. Misalnya pada harga perolehan suatu aktiva
tetap barupa mesin sekitar Rp 50.000.000 – Rp 75.000.000 maka biaya
pemeliharaan atau perbaikan atas mesin tersebut akan diakui sebagai capital
expenditure jika mencapai lebih dari Rp 10.000.000 dan jika kurang dari itu maka
tetap diakui sebagai capital expenditure.
1.1.2. Kurangnya juga pengendalian fisik aktiva dan catatan akan tidak adanya
nilai sisa atau nilai residu yang ditetapkan perusahaan pada aktiva tetapnya.

 Resiko yang Mungkin Timbul


1. Hal ini akan beresiko kesalahan pembebanan pada aktiva tetap tertentu yang harga
perolehannya lebih rendah daripada biaya pemeliharaan dan perbaikan yang ditetapkan
perusahaan. Selain itu akan mempengaruhi juga nilai buku aktiva tetap beserta biaya
penyusutannya.
2. Resikonya adalah perusahaan tidak mengetahui taksiran nilai atau potensi arus kas
masuk pada saat dilakukan penarikan atau penghentian aktiva tetap.

 Rekomendasi
1. Perusahaan harus menetapkan kebijakan yang berbeda mengenai hal ini
berdasarkan jenis aktiva tetap, harga perolehan dan umur ekonomisnya.
2. Seharusnya ada nilai residu untuk aktiva tetap karena merupakan taksiran nilai atau
potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan atau
penghentian aktiva.

b. SOP Terkait Dengan Aktiva Tetap


1. Sistem Pembelian Aktiva Tetap
 Kelemahan Internal Kontrol
kurangnya Dokumen dan Catatan yang Memadai pada saat bagian yang
membutuhkan aktiva tetap membuat surat permintaan pembelian. Bagian yang
membutuhkan aktiva tetap tidak membuat surat permintaan pembelian rangkap 2
yang seharusnya 1 untuk bagian pembelian dan 1 untuk difile.
tidak adanya supervisi pada area dimana tidak adanya pemisahan tugas yang
memadai, seharusnya yang menerima aktiva tetap dari pemasok adalah bagian
pembelian dengan terlebih dahulu mengadakan pemeriksaan antara surat pengantar
barang dan aktiva tetapnya apakah sesuai dengan order pembelian yang ada pada
surat pesanan pembelian.

 Resiko yang mungkin timbul


Resiko yang mungkin timbul adalah terjadi tindak kecurangan oleh pihak yang
menertbitkan surat permintaan pembelian jika pihak tersebut tidak mengarsip surat
permintaan pembelian tersebut.
Akan terjadi fraud (kecurangan) oleh pihak-pihak tertentu atau dengan sengaja
membiarkan pesanan yang diterima tidak sesuai dengan pesanan dengan
memanipulasi.

 Rekomendasi
d.1. Bagian yang membutuhkan aktiva tetap akan membuat surat permintaan
aktiva tetap dan daftar aktiva tetap sebanyak rangkap dua (2), yang akan
didistribusikan kepada :
Rangkap 1 : arsip bagian yang membutuhkan aktiva tetap
Rangkap 2 : bagian pembelian
2. Bagian penerimaan akan menerima barang dari suplier dan melakukan
pemeriksaan atas barang yang dikirim. Setelah barang yang dikirim cocok
dengan pesanan yang tertera dalam surat pesanan penerimaan, maka bagian
penerimaan akan memberikan stempel ke surat pengantar barang beserta surat
pesanan pembelian rangkap ke-4 ke bagian keuangan dan administrasi. Bagian
penerimaan akan membuat surat penerimaan aktiva tetap dalam rangkap 3 yang
akan didistribusikan kepada :
Rangkap 1 : bagian keuangan dan administrasi
Rangkap 2 : bagian yang membutuhkan aktiva
Rangkap 3 : arsip bagian penerimaan
3. Bagian keuangan
Setelah menerima dokumen dari bagian penerimaan, bagian keuangan dan
administrasi akan melakukan pencatatan ke dalam bukti jurnal dalam rangkap 3,
yang akan didistribusikan kepada :
Rangkap 1 : arsip bagian keuangan dan administrasi
Rangkap 2 : bagian seksi aktiva tetap
Rangkap 3 : bagian hutang dagang
4. Bagian Aktiva Tetap
Berdasarkan bukti jurnal dari bagian keuangan dan administrasi bagian seksi
aktiva tetap akan melakukan pencatatan ke dalam formulir penambahan aktiva
tetap dalam rangkap 3, yang akan didistribusikan kepada:
Rangkap 1 : arsip bagian keuangan dan administrasi
Rangkap 2 : bagian hutang dagang
Rangkap 3 : arsip bagian seksi aktiva tetap
5. Bagian Hutang Dagang
Berdasarkan dokumen yang diperoleh yakni, formulir penambahan aktiva tetap
rangkap ke 2 dan bukti jurnal rangkap ke 3, bagian hutang dagang akan
melakukan pencatatan ke akun hutang dagang yang kemudian dicatat ke dalam
buku besar oleh bagian keuangan dan administrasi.
Pemasok akan mengirim faktur tagihan ke bagian hutang dagang yang nantinya
akan dicatat sebagai kewajiban dan akan dibayar berdasarkan tanggal jatuh
tempo setelah disetujui oleh bagian keuangan dan administrasi.

6. Sistem Pemeliharaan Dan Penyusutan Aktiva Tetap


 Kelemahan Internal Kontrol
Kurangnya dokumen dan catatan yang memadai ketika pihak pemakai aktiva
tetap mengirimkan laporan perbaikan ke bagian akuntansi utang dagang,
seharusnya pihak pemakai utang dagang juga melakukan pengarsipan atas laporan
perbaikan tersebut agar dapat menilai seberapa lama ketahanan aktiva tetap
tersebut setalah dilakukan perbaikan. Jika sudah tidak tahan lama ketahanannya
maka aktiva tetap tersebut bisa direkomendasikan untuk dilakukan penghentian.

 Resiko yang mungkin timbul


pihak pemakai aktiva tidak mengetahui umur manfaat aktiva tetapnya setelah
dilakukan perbaikan.

 Rekomendasi
Membuat laporan perbaikan rangkap 3, rangkap 1 untuk bagian akuntansi utang
dagang, rangkap ke-2 untuk bagian akuntansi aktiva-tetap jika biaya perbaikan
melebihi nominal yang dutetapkan perusahaan sehingga akan menambah nilai
buku aktiva tetap, dan rangkap ke-3 untuk difilekan.

7. Sistem Penghentian Aktiva Tetap


 Kelemahan Internal Kontrol
Tidak adanya pemisahan tugas yang cukup, penjualan atas aktiva tetap yang
telah dihentikan dilakukan oleh bagian keuangan.

 Resiko yang mungkin timbul


Akan terjadi fraud (kecurangan) dalam penentuan harga aktiva tetap yang akan
dijual oleh bagian keuangan.

 Rekomendasi
Penjualan aktiva tetap dilakukan oleh bagian penjualan yang telah diotorisasi oleh
CEO dan manajer keuangan. Pada saat terjadi penjualan maka bagian penjualan
membuat laporan penjualan rangkap 2, rangkap ke-1 untuk bagian akuntansi dan
ke-2 untuk difile.
4. Sistem dan Prosedur Perekrutan dan Penggajian yang digunakan Perusahaan
a. Prosedur Perekrutan Karyawan
 Kegiatan control yang dilakukan oleh PT. Elang Perkasa
1. Pencarian karyawan baru dimulai dari mencari karyawan lama yang sesuai
dengan kriteria, jika tidak ada maka akan melakukan pencarian melalui media
massa, referensi dari pelanggan, referensi dari management, dari karyawan yang
ada dalam perusahaan
2. Dalam perekrutan karyawan PT. Elang Perkasa memberikan syarat – syarat
perekrutan karyawan baik syarat bersifat akademis ataupun syarat
professionalitas.
3. Terdapat pemisahan bagian yang merekrut karyawan, untuk level supervisor
keatas, perekrutan dilakukan oleh HRD kantor pusat, dan untuk tingkat staff ke
bawah dilakukan oleh kantor cabang.
4. Terdapat seleksi penerimaan karyawan baru, dari penyeleksian berkas lamaran
pekerjaan, test kemampuan kerja baik praktek maupun teori, hingga test
wawancara

 Kelemahan Internal Kontrol


1. Kurang kejelasan dalam kualifikasi atau syarat dalam penyeleksian karyawan .
2. Kurang jelasnya bagian mana pihak yang berwewenang secara spesifik terhadap
perekrutan karyawan baru untuk tingkat staff ke bawah yang dilakukan oleh
kantor cabang.
3. Test wawancara yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas dan user

 Resiko yang mungkin timbul akibat kelemahan pengendalian internal


 perusahaan
1. Lamanya waktu dalam perekrutan karyawan karena tidak diketahui syarat dan
ketentuan secara spesifik dan mencari yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Orang yang tidak memiliki kecakapan dalam bidang perekrutan karyawan baru
atau tidak mengusai bidangnya cenderung akan melakukan keputusan yang keliru
atau kesalahan yang tidak disengaja yang akan berdampak kepada kebijakan
perusahaan ataupun kelangsungan perusahaan.
3. Jika test wawancara dilakukan oleh manajemen tingkat atas dan user maka dapat
mengganggu kinerja manajemen yang sebenarnya, dan juga dapat menghambat
laju kinerja perusahaan, yang kegiatan test ini dapat dilakukan oleh bagian HRD.

 Rekomendasi dalam memperbaiki kelemahan internal kontrol perusahaan


1. Menjelaskan persyaratan apa yang harus diberikan oleh calon karyawan untuk
dapat melamar pekerjaan di PT. Elang Perkasa, sehingga akan lebih mudah dan
cepat dalam menemukan karyawan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
2. Pembagian bagian perekrutan antara level supervisor keatas dilakukan oleh HRD
kantor pusat sedangkan untuk tingkat staff kebawah dilakukan oleh kantor
cabang, sudahlah bagus, namun perekrutan di bagian cabang lebih baik juga
diotorisasikan ke bagian HRD kantor cabang, sehingga tidak ada sewenang –
wenang dalam menjalankan perekrutan karyawan.
3. Perekrutan karyawan lebih baik dilakukan oleh bagian HRD saja. Dapat
dilakukan oleh HRD kantor pusat atau HRD kantor cabang sesuai dengan
karyawan yang diinginkan. Dari melalukan pencarian, penyeleksian surat
lamaran, melaksanakan test (test kemampuan kerja, maupun test wawancara) ,
membicarakan hak dan kewajiban , penandatangan kontrak kerja , hingga
perbaharuan data base karyawan. sehingga perekrutan karyawan dapat dilakukan
oleh HRD kantor pusat atau kantor cabang dari awal hingga akhir.

b. Kebijakan Kepegawaian
 Kegiatan internal control yang dilakukan oleh PT. Elang Perkasa
1. Hari kerja ditetapkan lima hari seminggu, dimulai hari senin hingga hari jum’at,
kecuali untuk bagian gudang dan pengiriman, satuan pengaman dan Maintenance.
2. Pekerjaan lembur bersifat sukarela kecuali dalam hal:
 Bertumpuknya pekerjaan sehingga apabila tidak dikerjakan akan menimbulkan
kerugian pada perusahaan
 Pekerjaan harus segera diselesaikan, jika tidak akan mengganggu distribusi
yang lebih lanjut atau dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan
 Terlambatnya dalam pertukaran shiff sehingga menyebabkan terganggunya
pekerjaan dibagian tersebut atau bagian lainnya
3. Terdapatnya sanksi atas pelanggaran tata tertib perusahaan, antara lain:
 Peringatan lisan yang dilakukan oleh bagian personalia utuk kesalahan yang
bersifat ringan dan masalah dapat diatasi,
 Peringatan dengan pengeluaran surat peringatan I, II, III
 Pembebasan tugas sementara
 Pemecatan
4. Terdapat kebijakan tunjangan bagi karyawan meliputi tunjangan kesehatan untuk
tujuan pengobatan, tunjangan uang makan dan transport, dan tunjangan Hari Raya
(THR)
5. Terdapat kebijakan cuti bagi karyawan:
Cuti tahunan : Diberikan kepada karyawan yang mempunyai masa kerja
minima satu tahun berturut – turut atau lebih dengan ketentuan 6 hari
merupakan cuti missal, dan 6 hari hari cuti pribadi
 Cuti bersalin : Untuk karyawan wanita yang habis melahirkan selama 3 bulan
 Cuti lainnya : diberikan jika ada keperluan khusus atau mendadak

 Kelemahan Internal Kontrol


1. Kurang kejelasan terhadap waktu kerja pada bagian gudang dan pengiriman,
satuan pengaman dan Maintenace.
2. Lemahnya dalam pengawasan dalam pekerjaan atau kurang tegasnya kebijakan
dalam hal pekerjaan sehingga pekerjaan kurang tepat waktu
3. Jam istirahat yang terlalu singkat
4. Tidak ada otorisasi yang jelas dan terpusat untuk devisi atau personalia yang
berwenang memberikan izin, menegur, dan melakukan pengecekan kehadiran
karyawan
5. Tidak adanya pelimpahan wewenang terhadapa orang yang mengatur pengganti
karyawan sementara akibat sakit ataupun berhalangan.

 Resiko yang mungkin timbul akibat kelemahan pengendalian internal


perusahaan
1. Untuk bagian gudang dan pengiriman,pengamanan dan maintanace akan
melakukan pekerjaannya semena –mena karena tidak ada kejelasan terhadap
waktu bekerjanya
2. Jika dalam pekerjaan lemah akan pengawasan atau kebijakan maka akan
terjadinya bertumpuknya pekerjaan dan mengganggu distribusi barang labih
lanjut, dan ini menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan. Terlebih lagi jika
bertumpuknya pekerjaan ini dikarena penggantian freelance yang terlambat, ini
merupakan kesalahan karyawan yang dapat terganggunya pekerjaan dibagian
karyawan tersebut dan atau dibagian yang lain.
3. Jam istirahat yang terlalu singkat akan memberikan tekanan dan tingkat stress
kepada karyawan, sehingga kurang bisa memaksimalkan kinerjanya
4. kerja lembur seharusnya bersifat wajib jika pekerjaan karyawan tersebut memang
belum selesai

 Rekomendasi dalam memperbaiki pengendalian internal perusahaan


1. Meskipun bagian gudang dan pengiriman, satuan pengamanan dan maintenance
merupakan pekerjaan khusus, namun harus tetap diberikan ketetapan hari kerja
atau waktu kerja, bagian gudang dan pengiriman, satuan pengamanan dan
maintenance bekerja setiap hari kerja, senin hingga jum’at kecuali akan di
hitung sebagai kerja lembur jika terdapat pekerjaan yang harus dikerjakan pada
hari sabtu dan minggu. Sehingga tidak ada sewenang – wenangnya dalam
pekerjaannya
2. Memberikan jadwal ketetapan kuota pekerjaan yang harus dikerjakan,
memberikan pengawasan yang lebih ketat terhadap karyawan pergantian shiff
sehingga tidak terjadi kesengganggan dalam pergantian shiff.

c. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir


 Kegiatan internal control yang dilakukan oleh PT. Elang Perkasa
1. Dalam pencatatan waktu hadir, PT. Elang Perkasa menggunakan mesin pencatat
waktu sebagai alat untuk mencatat kehadiran karyawan yang berupa kartu (seperti
kartu ATM “cardnetic”) menunjukkan waktu datang dan pulang karyawan.
sehingga ketika datang memasukkan cardnetic ke dalam mesin pencatat waktu
yang tersedia didalam perusahaan kemudian ketika pulang juga memasukkan
cardnetic tersebut kedalam mesin pencatat waktu. Jika ada karyawan yang
terlambat maka secara otomatis pada layar computer akan muncul warna merah
2. Ketika karyawan pergi meninggalkan pekerjaannya dengan alasan apapun
diwajibkan mengisi formulir Izin Keluar Kantor yang dibuat satu rangkap
3. Pada akhir bulan, seluruh jam dijumlahkan oleh sistem untuk menentukan jumlah
waktu kerja selama sebulan.

 Kelemahan Internal Kontrol


Kurangnya pengawasan dalam pencatatan waktu hadir. Jika hanya dilakukan oleh
komputerisasi maka aka ada kemungkinan terjadi kecurangan yang dilakukan oleh
karyawan.

 Resiko yang mungkin timbul akibat kelemahan pengendalian internal


perusahaan
Ketidak teraturan atau kurang tepat waktu karyawan terhadap pekerjaan,
sehingga dapat mengganggu kelangsungan hidup perusahaan

 Rekomendasi dalam memperbaiki pengendalian internal perusahaan


Selain dari cardnetic, sebaiknya juga menggunakan daftar absen. Daftar ini bisa
dibuat oleh pengawas pabrik, pencatat waktu kerja, atau pemimpin unit, dan bisa
memuat informasi yang sama dengan yang tercantum pada cardnetic . Sehingga
tidak ada kecurangan dalam melakukan absensi.

d. Prosedur Perhitungan Gaji


 Kegiatan internal control yang dilakukan oleh PT. Elang Perkasa
1. Terdapat pemisahan antara perhitungan gaji karyawan tetap dengan karyawan
kontrak outsourcing
2. Terdapat bagian HRD yang bertanggung jawab atas data – data kepegawaian,
pencatatan waktu hadir dan juga menghitung uang makan beserta uang transport
dan setiap akhir bulan bagian HRD lokasi mencetak formulir perhitungan uang
makan dan transport untuk diverifikasi dan diotorisasi oleh pihak yang terkait.
Kemudian formulir perhitungan uang makan dan transport, rekapitulasi absensi,
lembur, cuti dan shiff final yang telah diverifikasi dan diotorisasi didistribusikan
ke bagian payroll
3. Terdapat bagian payroll yang bertugas menverifiasi laporan dari HRD ,
menggolongkan pos – pos pendapatan dan pos – pos potongan yang diterima
karyawan, menghitung pendapatan masing – masing karyawan, menyiapkan slip
gaji karyawan berisi rincian besarnya gaji karyawan beserta tunjangan dan
potongan.

 Kelemahan Internal Kontrol


1. Rekap yang dilakukan oleh HRD dilakukan pada akhir bulan, yang renggang
wanktu yang lama.
2. Kurang pengawasan terhadap kinerja Payroll dalam menghitung gaji para
karyawan.

 Resiko yang mungkin timbul akibat kelemahan pengendalian internal


Perusahaan
1. Jika ada permintaan penjelasan oleh Payroll terhadap HRD atas kekeliruan dalam
laporan maka akan memerlukan waktu yang lama untuk mencari kesalahan
pencatatan, karena rentang waktu yang lama.
2. Kemungkinan ada kecurangan yang dilakukan oleh bagian payroll

 Rekomendasi dalam memperbaiki pengendalian internal perusahaan


1. Rekap dapat dilakukan setiap hari atau maksimal satu minggu sekali, sehingga
jika ada kesalahan tidak akan memakan waktu yang lama, dan tidak mengganggu
aktifitas yang lain.
2. Dibagian Payroll terdapat badan pengawas untuk megnawasi kinerja payroll
sehingga kemungkinan kecurangan tidak ada.
e. Prosedur Pembayaran Gaji
 Kegiatan internal control yang dilakukan oleh PT. Elang Perkasa
Terdapat pembagian bagian antara payroll dan bagian keuangan

 Kelemahan Internal Kontrol


Bagian payroll hanya menyerahkan rekap penghasilan kepada bagian keuangan tidak
beserta perincian bagaimana pengasilan itu dibebankan

 Resiko yang mungkin timbul akibat kelemahan pengendalian internal


perusahaan
Kemungkinan akan terjadi kecurangan yang dilakukan oleh payroll atau bisa sebagai
modus dalam melakukan korupsi

 Rekomendasi dalam memperbaiki pengendalian internal perusahaan


Payroll dalam melaporkan hasil pengolahan gaji seharusnya tidak hanya rekapnnya
saja, atau hasil akhirnya saja, namun juga data karyawan sesuai dengan pencatatan
dari HRD.

Anda mungkin juga menyukai