Kasus 2 Pengendalian Internal-1
Kasus 2 Pengendalian Internal-1
b. Bagian Pembelian
Pada bagian pembelian ini otorisasi sudah jelas yaitu untuk pesanan pembelian
akan diotorisasi oleh bagian pembelian yang disetujui oleh CFO. Pembagian tugas
sudah cukup baik, serta dokumen dan catatan yang dibutuhkan juga sudah cukup
memadai. Perusahaan membuat pesanan pembelian rangkap 4. Rangkap 1 akan
dikirim ke vendor, rangkap 2 dikirim kebagian hutang dagang. Rangkap 3 di kirim ke
bagian gudang dan rangkap 4 di file.
Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian pembelian yaitu kurangnya pengecekan atas
pemilihan vendor yang sesuia.
Resiko yang mungkin timbul
resiko yang mungkin muncul yaitu adanya kesalahan pada komunikasi
dengan bagian manajer, dampak yang akan timbul dari kesalahan dan kurang
nya komunikasi yaitu kesalahan pada pemilihan vendor yang tidak sesuai.
Rekomendasi
1) Sebelum memilih vendor yang sesuai sebaiknya melakukan validasi dahulu
terhadap manajer agar tidak adalnya kesalahan dengan kesesuaian yang ada,
tujuan nya adalah agar dilakukannya double check oleh 2 pihak, tidak hanya
pada bagian pembelian saja
Kesimpulan
Pada bagian pembelian memiliki kelemahan yaitu kurangnya pengecekan atas
pemilihan vendor yang sama sehingga resiko yang mungkin timbul dari
kesalahan dan kurangnya komunikasi yaitu kesalahan pada oemilihan vendor
yang ttidak sesuai, sebaiknya dilakukan pengecekan atas pemilihan vendor
dengan memvalidasi terhadap manajer agar tidak adanya kesalahan dengan
kesesuaian yang ada.
d. Bagian Treasury
Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian tresury yaitu kurangnya pengecekan independensi atas
pelaksanaan yang dilakukan.
Resiko yang mungkin timbul
Terjadi kesalahan dalam pencatatan atau dalam pembuatan cek pembayaran
hutang dagang. Dampak yang timbul dari kesalahan dan kurangnya
pengawasan pada bagian ini dapat menyebabkan salah pencatatan yang
imbasnya pada laporan hutang dagang.
Rekomendasi
Perusahaan melakukan pengecekan atau pengawasan independensi atas
pelaksanaan pada bagian tresury agar tidak terjadi kesalah yang berdampak pada
laporan yang berhubungan dengan laporan dari bagian tresury.
Kesimpulan
Pada bagian treasury terdapat kelemahan internal kontrol yaitu
kurangnya pengecekan indepedensi atas pelaksanaan yang dilakukan, sehinggal
terdapat resiko yang mungkin akan timbul yaitu terjadi kesalahan dalam
pencatatan atau dalam pembuatan cek pembayaran hutang dagang, sehingga
dapat menyebabkan salah pencatatan yang imbasnya pada laporan hutang
dagang.
Dari kelemahan dan resiko yang mungkin timbul terdapat rekomendasi
yang dapat dilakukan oleh bagian treasury yaitu perusahaan dapat melakukan
pengecekan atau pengawasan independensi atas pelaksanaan pada bagian
treasury agar tiak terjadi kesalahan yang berdampak pada laporan yang
berhubungan dengan laporan dari bagian treasury.
b. Bagian Gudang
Kelemahan Internal Kontrol
Kurangnya pengendalian fisik aktiva dan catatan, dimana tidak terdapatnya
buku pembantu gudang yang berfungsi sebagai kontrol terhadap persediaan yang
tersedia di gudang. Selain itu, kurangnya supervisi pada area dimana tidak ada
pemisahan tugas yang memadai sehingga sangat rentan akan terjadinya
kecurangan. Bagian gudang merupakan bagian yang sangat rentan akan tindak
kecurangan di tambah lagi pada perusahaan tersebut belum ada tenaga pengecekan
independen atas pelaksanaan yang bertugas untuk melakukan pengecekan atas
persediaan di gudang.
Resiko yang Mungkin Timbul
a. Akibat kurangnya pengendalian fisik atas aktiva dan catatan sangat dikhawatirkan
terjadi kecurangan pada bagian gudang, seperti penggelapan barang-barang di
gudang.
b. Belum adanya supervisi yang mengurusi seluk beluk gudang juga sangat rentan
terhadap pencurian yang dilakukan oleh karyawan karena kurang adanya
pengawasan secara langsung
c. Dan tidak adanya pengecekan independen atas pelaksanaan tugas di khawatirkan
akan membuat setiap tindak kecurangan yang terjadi akan terjadi semakin tidak
terkendali, sehingga dapat merugikan pihak perusahaan.
Rekomendasi
Penulis memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukan oleh
perusahaan, antara lain:
1. Hendakknya bagian gudang membuat buku besar pembantu persediaan, yang
berfungsi untuk mengetahui jumlah persediaan yang ada, dan persediaan tersebut
nantinya akan di cocokkan dengan bagian pembelian dan penjualan untuk
mengetahui sisa stock yang tersedia di gudang berdasarkan data masing-masing
bagian.
2. Menunjuk salah seorang karyawan gudang untuk menjadi supervisi yang bertugas
untuk menghandel bagian gudang, baik dalam bentuk pengawasan maupun
pelaporan.
c. Bagian Billing
Kelemahan Internal Kontrol
Kelamahan pada bagian Billing adalah kurangnya pemisahan tugas yang
cukup. Bagian Billing selain bertugas membuat dan mengeluarkan faktur tagihan
juga bertugas memperbarui buku besar pembantu piutang dan membuat voucher
jurnal. Hendaknya petugas pembuat faktur tidak di perkenankan untuk melakukan
pencatatan terhadap faktur yang ia keluarkan sendiri, harus ada pihak lain yang
melakukan pencatatan terhadap faktur yang dikeluarkan tersebut. Pada perusahaan
ini juga masih kurang dalam hal otorisasi transaksi, dimana masih kurang jelasnya
job discription bagian Billing (hutang piutang) dalam melakukan penanganan
terhadap adanya hutang maupun piutang pelanggan yang terjadi terkait.
Resiko yang Mungkin Timbul
1. Akibat kurangnya pemisahan tugas, sangat dimungkinkan terjadi kecurangan
yang bisa dilakukan oleh bagian Billing, selain itu tingkat kesalahan pun juga
akan sangat rentan jika dua pekerjaan atau lebih di lakukan oleh satu pihak saja.
2. Akibat kurangnya otorisasi transaksi, dimana bagian Billing hendakknya
memiliki tugas yang menyeluruh terkait penanganan hutang maupun piutang,
baik perhitungan pengecekan akan umur piutang agar tidak terjadi piutang yang
melewati jangka waktu penagihan yang pastinya akan menyebabkan rasio piutang
gagal bayar akan semakin meningkat.
Rekomendasi
Penulis memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukan oleh
perusahaan, antara lain:
a. Melakukan pemisahan tugas yang jelas, dimana bagian Billing hanya bertugas
melakukan pembuatan faktur dan melaporkan faktur tersebut ke bagian keuangan,
dan nantinya pencatatan akan dilakukan oleh bagian keuangan.
b. Membuat job discription yang lebih rinci dengan menunjukkan tugas dan fungsi
masing-masing bagian, agar tidak terjadi tugas yang saling tumpang tindih. Dan
terjadi pemisahan tugas yang jelas.
d. Bagian Kasir
Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian kasir adalah dokumen dan catatan yang memadai,
dimana bagian kasir tidak melakukan pencatatan layaknya buku besar penerimaan
kas yang nantinya dapat di gunakan sebagai alat untuk melakukan cross ceck dengan
bagian billing.
Resiko yang Mungkin Timbul
Resiko yang mungkin timbul akibat kurangnya dokumen dan catatan yang
memadai dikhawatirkan terjadi kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
terhadap pencatatan uang masuk yang berkaitan dengan penjualan maupun yang
lain. selain itu, dokumen tersebut juga dapat digunakan sebagai alat pengendalian
bagian kasir sendiri apabila sewaktu-waktu di butuhan laporan akan arus keluar
masuknya uang ke perusahaan.
Rekomendasi
Hendaknya kasir membuat buku pembantu yang di gunakan untuk mencatat
arus keluar masuk uang perusahaan yang nantinya akan di lakukan cross ceck
dengan bagian-bagian yang terkait,sehingga dapat meminimalisir tindak kecurangan.
Dan pencatatan yang dilakukan selain secara manual juga disarankan dilakukan
dengan cara komputerized, agar backup data lebih lengkap dan aman.
e. Bagian F&A
Kelemahan Internal Kontrol
Kelemahan pada bagian F&A adalah kurang adanya pengecekan independen
atas pelaksanaan, dimana semua dokumen yang di terima dicatat tanpa melalui
proses pengecekan akan kebenaran dari dokumen transaksi yang di terima tersebut.
Resiko yang Mingkin Timbul
Resiko yang mungkin timbul akibat kelemahan tersebut adalah, tingkat
keandalan akan laporan keuangan yang dilaporkan akan sangat riskan terhadap
kesalahan. Dikarenakan tidak adanya pengecekan independen atas pelaksanaan tugas
dan wewenang bagian F&A.
Rekomendasi
Hendaknya perusahaan tersebut memiliki supervisi pada tiap-tiap bagian yang
berfungsi sebagai controler awal dari setiap bagian, sehingga dokumen transaksi
yang dihasilkan oleh setiap bagian tersebut bisa dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Selain itu, perusahaan juga hendaknya memiliki tenaga internal ahli
seperti auditor internal yang bertugas untuk menjadi tenaga pengecekan independen
atas pelaksanaan tugas, dan pelaporan yang dihasilkan oleh bagian F&A.
3. Sistem dan Prosedur Aktiva Tetap
a. Kebijakan Perusahaan Berkaitan Dengan Aktiva Tetap
Kelemahan Internal Control
1.1.1. Kurangnya pengendalian fisik aktiva dan catatan, tidak adanya ketentuan
jenjang atau level biaya mengenai harga perolehan aktiva yang bermacam-macam
ketika terjadi pengeluaran untuk pemeliharaan ataupun perbaikan, oleh
perusahaan hal ini disamaratakan. Misalnya pada harga perolehan suatu aktiva
tetap barupa mesin sekitar Rp 50.000.000 – Rp 75.000.000 maka biaya
pemeliharaan atau perbaikan atas mesin tersebut akan diakui sebagai capital
expenditure jika mencapai lebih dari Rp 10.000.000 dan jika kurang dari itu maka
tetap diakui sebagai capital expenditure.
1.1.2. Kurangnya juga pengendalian fisik aktiva dan catatan akan tidak adanya
nilai sisa atau nilai residu yang ditetapkan perusahaan pada aktiva tetapnya.
Rekomendasi
1. Perusahaan harus menetapkan kebijakan yang berbeda mengenai hal ini
berdasarkan jenis aktiva tetap, harga perolehan dan umur ekonomisnya.
2. Seharusnya ada nilai residu untuk aktiva tetap karena merupakan taksiran nilai atau
potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan atau
penghentian aktiva.
Rekomendasi
d.1. Bagian yang membutuhkan aktiva tetap akan membuat surat permintaan
aktiva tetap dan daftar aktiva tetap sebanyak rangkap dua (2), yang akan
didistribusikan kepada :
Rangkap 1 : arsip bagian yang membutuhkan aktiva tetap
Rangkap 2 : bagian pembelian
2. Bagian penerimaan akan menerima barang dari suplier dan melakukan
pemeriksaan atas barang yang dikirim. Setelah barang yang dikirim cocok
dengan pesanan yang tertera dalam surat pesanan penerimaan, maka bagian
penerimaan akan memberikan stempel ke surat pengantar barang beserta surat
pesanan pembelian rangkap ke-4 ke bagian keuangan dan administrasi. Bagian
penerimaan akan membuat surat penerimaan aktiva tetap dalam rangkap 3 yang
akan didistribusikan kepada :
Rangkap 1 : bagian keuangan dan administrasi
Rangkap 2 : bagian yang membutuhkan aktiva
Rangkap 3 : arsip bagian penerimaan
3. Bagian keuangan
Setelah menerima dokumen dari bagian penerimaan, bagian keuangan dan
administrasi akan melakukan pencatatan ke dalam bukti jurnal dalam rangkap 3,
yang akan didistribusikan kepada :
Rangkap 1 : arsip bagian keuangan dan administrasi
Rangkap 2 : bagian seksi aktiva tetap
Rangkap 3 : bagian hutang dagang
4. Bagian Aktiva Tetap
Berdasarkan bukti jurnal dari bagian keuangan dan administrasi bagian seksi
aktiva tetap akan melakukan pencatatan ke dalam formulir penambahan aktiva
tetap dalam rangkap 3, yang akan didistribusikan kepada:
Rangkap 1 : arsip bagian keuangan dan administrasi
Rangkap 2 : bagian hutang dagang
Rangkap 3 : arsip bagian seksi aktiva tetap
5. Bagian Hutang Dagang
Berdasarkan dokumen yang diperoleh yakni, formulir penambahan aktiva tetap
rangkap ke 2 dan bukti jurnal rangkap ke 3, bagian hutang dagang akan
melakukan pencatatan ke akun hutang dagang yang kemudian dicatat ke dalam
buku besar oleh bagian keuangan dan administrasi.
Pemasok akan mengirim faktur tagihan ke bagian hutang dagang yang nantinya
akan dicatat sebagai kewajiban dan akan dibayar berdasarkan tanggal jatuh
tempo setelah disetujui oleh bagian keuangan dan administrasi.
Rekomendasi
Membuat laporan perbaikan rangkap 3, rangkap 1 untuk bagian akuntansi utang
dagang, rangkap ke-2 untuk bagian akuntansi aktiva-tetap jika biaya perbaikan
melebihi nominal yang dutetapkan perusahaan sehingga akan menambah nilai
buku aktiva tetap, dan rangkap ke-3 untuk difilekan.
Rekomendasi
Penjualan aktiva tetap dilakukan oleh bagian penjualan yang telah diotorisasi oleh
CEO dan manajer keuangan. Pada saat terjadi penjualan maka bagian penjualan
membuat laporan penjualan rangkap 2, rangkap ke-1 untuk bagian akuntansi dan
ke-2 untuk difile.
4. Sistem dan Prosedur Perekrutan dan Penggajian yang digunakan Perusahaan
a. Prosedur Perekrutan Karyawan
Kegiatan control yang dilakukan oleh PT. Elang Perkasa
1. Pencarian karyawan baru dimulai dari mencari karyawan lama yang sesuai
dengan kriteria, jika tidak ada maka akan melakukan pencarian melalui media
massa, referensi dari pelanggan, referensi dari management, dari karyawan yang
ada dalam perusahaan
2. Dalam perekrutan karyawan PT. Elang Perkasa memberikan syarat – syarat
perekrutan karyawan baik syarat bersifat akademis ataupun syarat
professionalitas.
3. Terdapat pemisahan bagian yang merekrut karyawan, untuk level supervisor
keatas, perekrutan dilakukan oleh HRD kantor pusat, dan untuk tingkat staff ke
bawah dilakukan oleh kantor cabang.
4. Terdapat seleksi penerimaan karyawan baru, dari penyeleksian berkas lamaran
pekerjaan, test kemampuan kerja baik praktek maupun teori, hingga test
wawancara
b. Kebijakan Kepegawaian
Kegiatan internal control yang dilakukan oleh PT. Elang Perkasa
1. Hari kerja ditetapkan lima hari seminggu, dimulai hari senin hingga hari jum’at,
kecuali untuk bagian gudang dan pengiriman, satuan pengaman dan Maintenance.
2. Pekerjaan lembur bersifat sukarela kecuali dalam hal:
Bertumpuknya pekerjaan sehingga apabila tidak dikerjakan akan menimbulkan
kerugian pada perusahaan
Pekerjaan harus segera diselesaikan, jika tidak akan mengganggu distribusi
yang lebih lanjut atau dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan
Terlambatnya dalam pertukaran shiff sehingga menyebabkan terganggunya
pekerjaan dibagian tersebut atau bagian lainnya
3. Terdapatnya sanksi atas pelanggaran tata tertib perusahaan, antara lain:
Peringatan lisan yang dilakukan oleh bagian personalia utuk kesalahan yang
bersifat ringan dan masalah dapat diatasi,
Peringatan dengan pengeluaran surat peringatan I, II, III
Pembebasan tugas sementara
Pemecatan
4. Terdapat kebijakan tunjangan bagi karyawan meliputi tunjangan kesehatan untuk
tujuan pengobatan, tunjangan uang makan dan transport, dan tunjangan Hari Raya
(THR)
5. Terdapat kebijakan cuti bagi karyawan:
Cuti tahunan : Diberikan kepada karyawan yang mempunyai masa kerja
minima satu tahun berturut – turut atau lebih dengan ketentuan 6 hari
merupakan cuti missal, dan 6 hari hari cuti pribadi
Cuti bersalin : Untuk karyawan wanita yang habis melahirkan selama 3 bulan
Cuti lainnya : diberikan jika ada keperluan khusus atau mendadak