Anda di halaman 1dari 2

PERGESERAN PARADIGMA PENILAIAN HASIL BELAJAR

Paradigma adalah model utama, pola atau metode. Selama ini penilaian hasil belajar siswa
kebanyakan hanya dilakukan dengan menggunakan alat ukur tes saja. Padahal tujuan dari
belajar tidak hanya dari hasil akhir saja, tetapi juga harus mengandung ranah afektif dan
psikomotor. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai. Sedangkan  Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Sebagai salah satu alat ukur hasil tes siswa, tes mempunyai kelemahan antara lain :

1. Tes hanya dapat mengukur hasil belajar dalam hal kognitif dan ketrampilan sederhana saja,
tidak mencakup ketrampilan dan sikap.

2. Tes sering dianggap sebagai satu – satunya indikator keberhasilan belajar siswa. Padahal
pertanyaan – pertanyaan yang terdapat dalam tes hanya mengukur sebagian materi yang telah
dipelajari oleh siswa.

3. Tes selalu menimbulkan kecemasan pada diri siswa. Kecemasa dapat mendorong siswa
untuk berfikir secara maksimal. Tapi kecemasan yang berlebihan malah akan menjadi
penghambat bagi siswa untuk berfikir secara maksimal.

4. Jawaban pada tes sudah ditentukan pola dan isinya, sehingga tes justru tidak memberi ruang
gerak yang cukup pada siswa yang kreatif.

Penjelasan di atas merupakan model penilaian hasil belajar yang tradisional. Pada model
tradisional, penilaian hasil belajar terpisah dari proses pembelajaran dan penilaian dapat
dilakukan oleh orang luar (bukan guru yang mengajar) asalkan mengetahui tujuan belajar yang
harus dicapai. Salah satu contoh penerapan metode ini adalah dalam Ujian Nasional (UN), dan
penyelenggaraan UN mendapat banyak kritik dari masyarakat.

Dikarenakan adanya kelemahan inilah para ahli dan praktisi pendidikan mencari alternatif
penilaian hasil belajar yang lebih utuh atau hakiki. Karena pada dasarnya suatu kompetensi
tidak dapat diukur hanya pada hasil akhir saja, tetapi juga proses belajar sampai mampu
menguasai suatu kompetensi adalah faktor yg sangat penting.

Pada model penilaian (dalam arti asesmen), penilaian hasil belajar merupakan bagian yang
tidak terpisah dengan proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar juga hanya bisa dilakukan
oleh guru yang bersangkutan. Dengan demikian terjadi pergeseran paradigma dari penilaian
yang berorientasi pada hasil akhir saja ke penilaian yang berorientasi pada proses dan hasil
belajar.

Anda mungkin juga menyukai