Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Radikalisme dan Liberalisme

1. Pengertian Radikalisme
Radikalisme merupakan paham atau aliran yang mengingikan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Esensi radikalisme
adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Sementara itu Radikalisme
Menurut Wikipedia adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara-cara kekerasan. Apabila dilihat dari sudut pandang keagamaan dapat
diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat
mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang penganut
dari paham/aliran tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda
paham/aliran untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan dipercayainya
untuk diterima secara paksa. Adapun yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan ya
berpandangan kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan
mereka. Sementara Islam merupakan agama kedamaian. Islam tidak pernah mengajarkan
kekerasan dalam menyebarkan agama, paham keagamaan serta paham politik.

1
Kata radikalisme ditinjau dari segi terminologis berasal dari kata dasar radix yang
artinya akar (pohon). Bahkan anak-anak sekolah menengah lanjutan pun sudah
mengetahuinya dalam pelajaran biologi. Makna kata tersebut, dapat diperluas kembali,
berarti pegangan yang kuat, keyakinan, pencipta perdamaian dan ketenteraman, dan
makna-makna lainnya. Kata ini dapatdikembangkan menjadi kata radikal, yang berarti
lebih adjektif. Hingga dapat dipahami secara kilat, bahwa orang yang berpikir radikal pasti
memiliki pemahaman secara lebih detail dan mendalam, layaknya akar tadi, serta
keteguhan dalam mempertahankan kepercayaannya. Memang terkesan tidak umum, hal
inilah yang menimbulkan kesan menyimpang di masyarakat. Setelah itu, penambahan
sufiks –isme sendirri memberikan makna tentang pandangan hidup (paradigma), sebuah
faham, dan keyakinan atau ajaran. Penggunaannya juga sering disambungkan dengan suatu
aliran atau kepercayaan tertentu.

Dari berbagai definisi maka dapat dikatakan makna radikalissme, yaitu


pandangan/cara berfikir seseorang yang menginginkan peningkatan mutu, perbaikan, dan
perdamaian lingkungan multidimensional, hingga semua lapisan masyarakatnya dapat
hidup rukun dan tenteram. Perkembangannya pemahaman terhadap radikalisme itu sendiri
mengalami pemelencengan makna, karena minimnya sudut pandang yang digunakan,
masyarakat umum hanya menyoroti apa yang kelompok-kelompok radikal lakukan (dalam
hal ini praktek kekerasan), dan tidak pernah berusaha mencari apa yang sebenarnya mereka
cari (perbaikan). Hal serupapun dilakukan oleh pihak pemerintah, hingga praktis
pendiskriminasian terhadap paham yang satu ini tak dapat dielakkan.

1
A Faiz Yunus, ‘’ Radikalisme, Liberalisme, dan Terorisme ; Pengaruhnya Terhadap Agama Islam’’, Studi Al-Qur’an,
Vol 13, No 1, (2007), 80-81.
2
.Pengertian Liberalisme

Liberalisme adalah faham yang kemudian menghendaki adanya kebebasan


kemerdekaan individu di semua bidang, baik itu di dalam bidang politik, ekonomi ataupun
juga agama. Secara umum, liberalisme tersebut ini ialah mencita-citakan masyarakat yang
bebas, yang kemudian dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi tiap-tiap atau masing-masing
individu, dan merupakan paradigma berfikir dan kebudayaan yang tengah menjadi
mainstream dunia. Dimana atmosfir pemikiran maupun konstelasi kemanusiaan
kontemporer didominasi paradigma liberal ini.

Berbagai perubahan yang melahirkan idiom-idiom global, seperti


kebebasan pers, pasar bebas, serta demokrasi, nampaknya tidak dapat
dilepaskan dari liberalisme sebagai titik tolaknya. Idiom-idiom tersebut
secara imperatif memaksakan perubahan di berbagai kawasan dunia,
tidak hanya dalam hal tatanan politik dan ekonomi, melainkan juga
pada budaya, bahkan agama sekalipun.

Tiap-tiap masyarakat yang tinggal di negara yang menganut dari paham liberalisme
tersebut bebas melaksanakan apa saja (selama hal yang dilakukannya itu tidak melanggar
hukum) di dalam segala macam aktivitas atau pun kegiatan seperti misalnya gaya hidup,
perdagangan,serta juga penganutan agama/kepercayaan. Di dalam pemerintahan liberal,
pemerintah itu biasanya hanya menetapkan peraturan dasar yang penting saja. Masalah –
masalah yang kemudian dianggap tidak penting seperti misalnya penentuan harga jual
2007).produk (meskipun didalamnya terkandung hajat hidup orang banyak) biasanya hal
tersebut akan diserahkan pada mekanisme persaingan pasar.

2
Moch. Tolchah, ‘’ Pendidikan dan Faham Radikalisme’’, At-Ta’dib, Vol 3, No 2, (2007), 163.

Anda mungkin juga menyukai