DI SUSUN OLEH :
HUSWATUN HASANAH
MATARAM
2021
BAB I
KONSEP TEORI
A. Konsep Dasar Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan serangkaian proses yang diawali dari
konsepsi atau pertemuan antara ovum dan sperma sehat dan dilanjutkan
dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi. Lama kehamilan dibagi menjadi 3
trimester yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) (Sulistyawati,
2012).
2. Etiologi Kehamilan
a. Ovum
Adalah suatu sel dengan diameter kurang lebih 0,1 mm yang terdiri
dari suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitelis dilingkari oleh
zona pllusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak
cepat.
c. Konsepsi
Adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallofi.
d. Didasi
Adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium.
e. Plasentasi
Adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu dan anaknya.
3. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti atau Dugaan (Presumptive Sign)
Menurut Sulistyawati (2012), tanda tidak pasti atau dugaan
kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Amenorea ( berhentinya menstruasi )
2) Mual ( nausea ) dan muntah (emesis )
3) Ngidam ( menginginkan makanan tertentu )
4) Syncope ( pingsan )
5) Kelelahan
6) Payudara Tegang
7) Sering Miksi
8) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut
ini:
a) Sekitar pipi : cloasma gravidarum
b) Sekitar leher : tampak lebih hitam
c) Dinding perut : striae gravidarum dan linea nigra
d) Sekitar payudara : hiperpigmenasi areola mamae
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat pembesaran
bagian tersebut.
9) Varises ( penampakan pembuluh darah vena )
b. Tanda Kemungkinan ( Probability Sign )
Menurut Sulistyawati (2012) tanda kemungkinan (Probability
Sign) kehamilan adalah sebagai beriku :
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
Tabel 2.1
Tinggi fundus uteri menurut MC. Donald
No Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
1. 22-28 Minggu 24-25 cm diatas simpisis
2. 29 minggu 26-28 cm diatas simpisis
3. 30 minggu 29 cm diatas simpisis
4. 31-32 minggu 29,5-30 cm diatas simpisis
5. 33-34 minggu 30,5-31 cm diatas simpisis
6. 35-36 minggu 31,5-32 cm diatas simpisis
7. 37-38 minggu 32,5-33 cm diatas simpisis
8. 39-40 minggu 33,5-37,5 cm diatas simpisis
Sumber : Sofian, A. 2012
Tabel 2.2
Tinggi Fundus Uteri Menurut Leopold
N Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
o
1 28 minggu 2-3 jari diatas pusat
2 32 minggu Pertengahan pusat demgan px
3 36 minggu 3 jari dibawah px atau sampai
setinggi pusat
4 40 minggu Perlengkapan pusat px, tetapi
melebar kesamping
Sumber : Sofian, A. 2012
2) Tanda Hegar (pelunakan dan dapat ditekannya istmus uteri).
3) Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks
seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti
bibir.
4) Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontaksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,
sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu,
tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester
ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya,
dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.
7) Teraba janin
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan ( Planotest ) positif
c. Tanda pasti ( Positive Sign )
Menurut Sulistyawati (2012) tanda pasti (positive sign) kehamilan
adalah sebagai berikut:
1) Teraba Gerakan janin dalam rahim
2) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) pada kehamilan 12 minggu
3) Teraba Bagian-bagian janin
4) Kerangka janin bila dilakukan rontgen
5) Terlihat kntong janin pada pemeriksaan USG.
6)
4. Pathway Kehamilan Kehamilan
Oligohidraminion
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan bayi)
2. Resiko cedera pada janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan
amnion
3. Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan janin
(kelahiran posterm)
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan(SIKI)
(SLKI)
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama ….x 24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
diharapkan nyeri berkurang dengan intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Meringis menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3. Sikap protektif menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tenang nyeri
4. Gelisah menurun 6. Identifikasi pengaruh budata terhadap respon nyeri
5. Kesulitan tidur menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
6. Frekuensi nadi membaik 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
7. Tekanan darah membaik diberikan
8. Pola tidur membaik 9. Monitor efek samping pengguna analgetik
Terapeutik
10. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
dingin/hangat, terapi bermain)
11. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebingsingan)
12. Fasilitas istirahat dan tidur
13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
14. Jelaskan penyebab nyeri, periode, dan pemicu nyeri
15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
17. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
18. Ajarkan teknik non farmakolgis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Resiko Cedera Pada Janin Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Denyut Jantung Janin
keperawatan selama ….x 24 jam Observasi
diharapkan resiko cedera pada janin 1. Identifikasi status obstetrik
menurun dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi riwayat obstetrik
1. Kejadian cedera menurun 3. Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan merokok
2. Perdarahan menurun 4. Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
3. Ekspresi wajah kesakitan 5. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
menurun 6. Monitor denyut jantung janin
4. Denyut jantung apikal membaik 7. Monitor tanda-tanda vital ibu
5. Denyut jantung radialis Terapeutik
membaik 8. Atur posisi pasien
9. Lakukan manuver leopoid untuk menentukan posisi janin
Edukasi
10. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
11. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
3. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
keperawatan selama ….x 24 jam Observasi
diharapkan ansietas menurun 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis, kondisi, waktu,
dengan kriteria hasil : stressor)
1. Verbalisasi kebingungan 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
2. Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik
kondisi yang dihadapi 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
menurun 5. Temani pasien pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
3. Perilaku gelisah menurun memungkinkan.
4. Anoreksia menurun 6. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
5. Pucat menurun penuh perhatian.
6. Frekeuensi nadi menurun 7. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
7. Tekanan darah menurun 8. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
8. Konsentrasi membaik 9. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
9. Kontak mata membaik 10. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang.
Edukasi
11. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami.
12. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
13. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu.
14. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan.
15. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
16. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan.
17. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
18. Latih teknik relaksasi.
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu.
E. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatf dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan (kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan respon klien
b. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan.
c. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam
rencana intervensi keperawatan. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan
klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan pesan serta untuk merawat
diri sendiri (self care). Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya
peningkatkan status kesehatan. Dapat menjaga rasa aman, harga diri, dan
melindungi klien. Memberi pendidikan, dukungan dan bantuan. Bersifat
holistic. Kerjasama dengan profesi lain. Melakukan dokumentasi.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisa data, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
Meskipun tahap evaluasi di letakkan pada akhir proses keperawatan,
evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang
telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi
sudah sesuai. Diagnose juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya. Tujuan dan intervensi dievaluasi adalah untuk menentukan
apakah tujuan tersebut, dapat dicapai secara efektif.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
Ambarwati. 2017. Praktik Kebidanan Riset Dan Isu Alih Bahasa Devi Yulianti.
Jakarta: EGC
Wikojosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kandungan Edisi Ke-2 Cetakan Ke-4. Jakarta:
YBB- SP.