Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Promosi Kesehatan”
KOMUNIKASI

KELAS : 1.A

KELOMPOK 9 :

Umi Farida (8801190064)

Indah Sukma Ningrum (8801190084)

Usniah (8801190106)

Rohim Bagus Yudha Fajar Riski (8801190112)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,dan juga
berterimakasih kepada ibu Eti Suryati, S.Kep., Ners., M.Kes dan Bapak Suyanto,
S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes yang telah memberikan tugas sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
konsep dasar keperawatan dengan judul “Promosi Kesehatan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
A. Promosi Kesehatan ............................................................................................... 4
B. Strategi Promosi Kesehatan .................................................................................. 4
C. Pelayanan Kesehatan ............................................................................................. 5
D. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ......................................................................... 6
E. Progam Pelayanan Kesehatan ............................................................................... 7
F. Perkembangan Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia ............. 10
G. Berbagai Upaya untuk Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat .......... 12
H. Pengertian Penyuluhan Kesehatan ........................................................................ 13
I. Tujuan Penyuluhan ................................................................................................. 13
J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan .............................. 14
K. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ......................................................... 15
15
L. Metode Penyuluhan ...............................................................................................
18
BAB 3 PENUTUP ...........................................................................................................
18
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
18
B. Saran ......................................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupaan sehari-hari kita sering menemui pelayanan kesehatan di
tempat tertentu, seperti di Pustu, Puskesmas, dan rumah sakit. Pelayanan
kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan,
baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan yang
terdiri dari pengobatan tradisional dan komplementer melalui pendidikan dan
pelatihan dengan selalu mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat  menyangkut kepentingan
masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
masyarakat  mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun karena
keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali
atau diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja
tertentu.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di
hadapi oleh masyarakat kita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang
kedokteran, semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat.
Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri.
Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif
(pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran
penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan
maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang
telah direncanakan (Maulana, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pelayanan kesehatan?
2. Apa itu penyuluhan kesehatan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Promosi kesehatan
1.    Pengertian promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan
kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik,
danorganisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahanperilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan (lawrence green, 1984).
Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka
( who,1984).
Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam
mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai
keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi
dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau
mengendalikan lingkungan ( piagam ottawwa, 1986 ).
Menurut level dan clark magatakan adanya 5 tingkat pencegahan
penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat yait :
a. Health promotion ( peningkatan promosi kesehatan )
b. Specifik protection ( perlindungan khusus melalui imunisasi )
c. Early diagnosis and prompt treatment ( diagnosis dini dan
pengobatan segera )
d. Disability limitation ( membatasi atau mengurangi terjadinya
kecacatan )
e. Rehabilitation ( pemulihan )
B. Strategi promosi kesehatan
Strategi komunikasi kesehatan merupakan teknik atau cara untuk
mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara
berhasil dan dan berdaya guna ( notoatmojo, 2010 )
Berdasarkan rumusan who ( 1994 ), strategi promosi kesehatan secara
global terdiri dari 3 hal yaitu :

5
a. Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan.
b. Dukungan sosial ( social support )
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh
masyarakat.
c. Pemberdayaan masyarakat ( empowerment )
Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kesehatannya.
Strategi promkes (piagam ottawa, 1986) ada 5 yaitu :
a. Kebijakan berwawasan kesehatan
b. Lingkungan yang mendukung
c. Reorientasi pelayanan kesehatan
d. Keterampilan individu
e. Gerakan masyarakat

C. Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menurut
pendapat Levey dan Loomba (1973), Pelayanan kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
2. Macam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical
services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services).
Jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah :
a. Pelayanan kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri atau secara bersama-sama dalam satu organisasi,
tujuan utamanya ialaha untuk menyembuhkan penyakit dan

6
memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan
dan keluarga.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian
yang umumnya bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya
ialah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
3. Bentuk Pelayanan Kesehatan
Secara umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu sakit
ringan (mild), sakit sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang
menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu,
perlu dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni : 
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary health care) : Pelayanan
kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau
promosi kesehatan. Pelayanan yang diperlukan pada jenis ini bersifat
pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan
pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk
pelayanan ini seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, dan Balkesmas.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) :
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah
Sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga
spesialis.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services): Pelayanan
kesehatan ini diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasiaen yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Pelayanan kesehatan ini sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga
super spesialis. Contohnya Rumah sakit bertipe A dan B.

7
D. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Oleh
karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat  menyangkut
kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan
kesehatan masyarakat  mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun
karena keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu
digali atau diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut. Mengalang potensi masyarakat mencakup 3 dimensi, yaitu :
1. Potensi masyarakat dalam arti komunitas (misalnya masyarakat RT, RW,
Kelurahan dan sebagainya). Bentuk-bentuk partisipasi dan penggalian
potensi masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat seperti adanya
dana sehat, iuran untuk PMT (Pembinaan Makanan Tambahan), untuk
anak balita, dan sebagainya.
2. Menggalang potensi masyarakat melalui organisasi-organisasi masyarakat
atau sering disebut Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Penyelenggaraan pelayanan-pelayanan kesehatan masyarakat oleh LSM-
LSM pada hakikatnya merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam
system pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Menggalang potensi masyarakat melalui perusahaan-perusahaan swasta
yang ikut membantu meringankan beban penyelenggara pelayanan
kesehatan masyarakat (Puskesmas, Balkesmas, dan sebagainya).
Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta, antara lain :
a. Penanggung jawab; pengawasan, standar pelayanan, dan sebagainya dalam
pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah (Puskesmas) maupun
swasta (Balkesmas) berada di bawah koordinasi penanggung jawab seperti
Departemen Kesehatan.
b. Standar pelayanan; pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah
maupun swasta harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di

8
Indonesia standar ini telah ditetapkan oleh Departemene Kesehatan,
dengan adanya “Buku Pedoman Puskesmas”
c. Hubungan kerja; dalam hal ini harus ada pembagian kerja yang jelas antara
bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan harus
mempunyai struktur organisasi yang jelas yang menggambarkan hubungan
kerja baik horizontal maupun vertical.
d. Pengorganisasian potensi masyarakat; keikutsertaan masyarakat atu
pengorganisasian masyarakat ini penting, karena adanya keterbatasan
sumber-sumber daya penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat.
E. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada
seluruh masyarakat, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa program
pelayanan kesehatana masyarakat.
1. Puskesmas
Usaha kesehatan masyarakat terutama dilakukan melalui
peningkatan pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan kerja. Upaya
kesehatan Puskesmas direncanakan terutama ditujukn kepada golongan
ibu, anak, tenaga kerja, dan masyarakat berpenghasilan rendah baik di
pedesaan maupun di perkotaan.
Puskesmas akan dikembangkan menjadi pusat pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Pemerataan upaya kesehatan Puskesmas
akan diusahakan, baik melalui peningkatan fungsi Puskesmas maupun
peran serta masyarakat dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
2. Keluarga Berencana
Kegiatan kelurga berencana diarahkan pada pengembangan
keluarga sehat sejahtera, yaitu dengan makin diterimanya Norma Keluaga
Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) melalui kegiatan penyuluhan
dan motivasi pada pasangan usia subur, generasi muda serta pelayanan
medic KB.

9
Pelaksanaan program KB dilaksanakan secara bertahap, mula –
mula program mempunyai orientasi klinis. Kemudian berkembang dengan
pesat, untuk mendapat liputan yang lebih luas, beberapa tenaga pelaksana
lapangan ditempatkan di klinik juga diwajibkan mengadakan kunjungan ke
rumah-rumah untuk memberikan motivasi dan penerangan di mana dapat
memperoleh pelayanan KB.
Peningkatan peranan masyarakat dalam program KB akan
memungkinkan alih peran pengelolaan program KB kepada masyarakat di
masa yang akan datan, dengan demikian perkembangan NKKBS juga akan
menjadi kenyataan.
3. Kesejahteraan Ibu dan Anak
Pelayanan dan monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu
menyusui ditingkatkan melalui pemeriksaan kehamilan, imunisasi,
identifikasi risiko tinggi kehamilan dan tindak lanjutnya, pelayanan ibu
menyusui dan pertolongan oleh tenaga terlatih.
Pelayanan bayi dan anak prasekolah termasuk murid Taman
Kanak-kanak dilakukan melalui penelitian dan pengamatan dari
pertumbuhan dan perkembangan secara berkala, imunisasi, identifikasi
risiko tinggi dengan tindak lanjutdan pencegahan dehidrasi.
Peran serta masyarakat ditingkatkan melalui penyuluhan yang
terutama ditujukan kepada ibu dan dukun beranakserta guru TK.
Penyuluhan juga dilakukan melalui PKK.
4. Kesehatan Sekolah
Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat
ditingkatkan derajat kesehatan dan kemampuan untuk hidup sehat dari
anak sekolah pada tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), SMP, dan SMA termasuk pondok pesantren melalui upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan sehingga
mempunyai dampak terhadap penurunan angka absensi karena sakit.

10
5. Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam memperluas jangkauan, pemerataan dan peningkatan suatu
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan kegiatan-kegiatan :
a. Pelayanan kesehatan gigi pada unit kelurga terutama ibu hamil, ibu
menyusui dan anak pra sekolah.
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara paripurna di sekolah dasar,
kegiatan promotif dan preventif di SD.
c. Pelayanan medic dasar kedokteran gigi dilakukan di puskesmas.
6. Kesehatan Jiwa
Tujuan pokok kesehatan ini adalah mencegah meningkatnya angka
penderita berbagai gangguan jiwa, seperti psikonerotik, psikomatik,
retardasi mental, kelainan perilaku dan penyalahgunaan narkotik, alcohol,
obat, dan bahan berbahaya lainnya.
Pelayanan kesehatan jiwa dilakukan berdasarkan pendekatan yang
menyeluruh dan mendalam dari berbagai segi yang saling berkaitan, dan
melakukan pembinaan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
jiwa, terutama untuk dapat mendeteksi secara dini berbagai gangguan
kesehatan jiwa.
7. Laboratorium sederhana
Sasaran pokok kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan
pemeriksaan sediaan, untuk mencapai ini dilakukan penataran tenaga
laboratorium. Kegiatannya adalah melaksanakan pelayanan rutin,
penyuluhan dan pengiriman sediaan penyakit dalam rangka pengamatan
kejadian penyakit.
8. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
PKMD diselenggarakan oleh masyarkat sendiri yang pengelolaan
di lapangan memanfaatkan sumber-sumber setempat dalam
penyelenggaraan secara terus-menerus serta terorganisir hingga ikut
merangkaikan hasil-hasil kegiatannya secara tersambung dengan
perpanjangan program-program Puskesmas di desanya serta mampu
terpadu dan menunjang system kesehatan nasional.

11
9. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Tujuan pokok kegiatan ini adalah untuk mencegah timbulnya
penyakit, menurunkan angka kesakitan, kematian, dan akibt buruk dari
penyakit menular. Untuk mencapai tujuan tersebut diambil langkah-
langkah untuk meningkatkan :
a. Pengamatan penyakit menular, termasuk pelabuhan.
b. Kualitas dan kuantitas tenaga di bidang epidemiologi, entomologi,
ekologi, sanitasi, dan laboratorium.
c. Kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam hal
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dengan
menggunakan teknologi tepat guna dan secara sederhana yang
berhasilguna dan berdayaguna.
d. Penggunaan alat, serum dan vaksin dalam negeri.
e. Isolasi penderita npenyakit manular.
f. Pengamatan vector penyakit.
10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tak menular
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat penyakit jantung, dan pembuluh darah, kanker,
kecelakaan, dan lain-lain. Kegiatan pelayanan penyembuhan dan
pemulihan diutamakan pada pengobatan jalan melalui Puskesmas dan
rujukannya. Sebagai langkah pertama diadakan kegiatan pengumpulan
data dan penelitian tentang masalah penyakit tak menular, antara lain
dengan mengadakan kegiatan panduan dan penjaringan selektif pada
Puskesmas di daerah tertentu.
11. Program perbaikan gizi
Program ini bertujuan bertujuan untuk menunjang upaya
penurunan angka kematian balita, dan meningkatkan kemampuan
masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, melalui
peningkatan status gizi, terutama bagi golongan rawan dan masyarakat
berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota. Pokok kegiatan yang
dilaksanakan dalm program perbaikan gizi adalah Usaha Perbaikan Gizi

12
Keluarga (UPKG), pencegahan dan penanggulangan penyakit gangguan
gizi terutama KKP, Kekurangan Vitamin A, gondok endemic dan anemi
gizi besi, peningkatan gizi anak sekolah, dan pelayanan gizi institusi.
12. Program peningkatan kesehatan lingkungan
Program ini bertujuan mencapai mutu lingkungan yang dapat
menjamin kesehatan menuju derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
serta untuk mewujudkan keikutsertaan dan kesadaran masyarakat dan
sector pemerintah yang berkaitan dalam tanggung jawab upaya
peningkatan dan pelestarian kesehatan lingkungan. Program ini meliputi
program peningkatan air bersih, program penyehatan perumahan dan
lingkungan, program pengawasan kualitas lingkungan, dan pengembangan
kegiatan instalasi pemeriksaan specimen kesehatan lingkungan.
F. Perkembangan Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Mengkaji perkembangan pelayanan kesehatan massyarakat di Indonesia
memang sejalan dengan perjuangan bangsa mensejahterahkan masyarakat
Indonesia. Beberapa catatan penting di bawah ini baik sebelum maupun
sesudah Indonesia merdekadapat dijadikan tonggak sejarah perkembangan
program kesehatan masyarakat di Indonesia.
Tahun 1942 : Mulai dirintis pengembangan program pendidikan kesehatan
masyarakat untuk peningkatan sanitasi lingkungan di wilayah pedesaan.
Tahun 1952 : Pengembangan upaya usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
mulai dirintis dengan didirikannya Direktorat KIA di lingkungan Kementrian
Kesehatan
Tahun 1956 : Proyek UKS diperkenalkan di wilayah Jakarta.
Tahun 1959 : Program pemberantasan penyakit malaria di milai dengan
bantuan WHO.
Tahun 1960 : UU Pokok kesehatan dirumuskan
Tahun 1969 : Dengan mulai tersusunnya Repelita, sector kesehatan juga
mulai menata perencanaannya secara nasional
Tahun 1982 : Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mulai diberlakukan.
Tahun 1988 : Penggunaan obat generic diperkenalkan

13
Tahun 1991 : Dokter sebagai pegawai tidak tetap (PTT) mulai diberlakukan.
Tahun 1992 : UU no. 23 mulai diterapkan untuk sector kesehatan.
Tahun 1994 : Keppres 36 tentang strategi penanggulangan AIDS Nasional
dan Daerah
Tahun 1995 : Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimulai untuk mencapai target
Indonesia bebas polio tahun 2000.
Pembangunan Puskesmas di Indonesia mulai dirintis dengan berbagai
pertimbangan yang bersifat strategis. Untuk jangka panjang pengembangan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care/PHC) melalui Puskesmas
dinilai jauh lebih efisien dan efektif hasilnya dibandingkan pengembangan
pelayanan RS.
Dari konsep pengembangan PHC lahirlah konsep PKMD (Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa) di Indonesia. PKMD saat ini sudah berkembang
menjadi model peran serta masyarakat di bidang pelayanan kesehatan yang
kemudian diberikan nama sesuai dengan muatan lokalnya seperti muatan
tambahan program gizi dikenal dengan nama UPKG (Upaya Pelayanan Gizi
Keluarga); Proyandu (Program Pelayanan Terpadu) yang diberikan muatan
program KIA, Gizi (Penimbangan Balita, pemberian vitamin A untuk Balita,
dan Sulfas Ferrosus untuk Ibu Hamil), P2M (Imunisasi dan pemberantasan
diare, cacingan), program KB (Konseling); POD (Pos Obat Desa); DUKM
(Dana Upaya Kesehatan Masyarakat) semacam ansuransi kesehatan di desa;
Bidan Desa dengan Polindes (Poliknik Persalinan); pembinaan pengobatan
tradisional, dan sebagainya.
Globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia (AFTA 2003 dan APEC
2010-2020) akan berpengaruh pada kebijakan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di Indonesia. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan
pelatihan sangat dibutuhkan untuk memasuki persaingan global di bidang
kesehatan.
Setelah 25 tahun Indonesia mengembangkan primary health care services,
Indonesia sudah mencatat sukses besar dengan turunnya tingkat kematian
bayi (IMR), tingkat fertilitas (FR), tingkat kematian ibu bersalin (MMR),

14
kematian kasar (CDR), angka kesakitan beberapa penyakit menular terutama
yang bias dicegah dengan imunisasi dan memperpanjang angka harapan
hidup.
Meskipun Indonesia sudah mencatat sukses besar di bidang pembangunan
kesehatan namaun globalisasi di bidang jasa pelanyanan kesehatan juga akan
ditandai dengan adanya investasi modal asing di Indonesia untuk membangun
pusat–pusat pelayanan kesehatan seperti RS dan laboratorium, termasuk di
biidang farmasi dengan membangunpabrik obat PMA . Akibatnya, persaingan
tenaga kesehatan juga akan berlangssung semakin ketat.
G. Berbagai Upaya untuk Pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja
tertentu. Upaya pengembangannya dapat dilaksanakan melalui perluasan
jangkauan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan wilayah sesuai dengan
tingkat kemajuan transportasi, peningkatan rujukan, peningkatan mutu
pelayanan dan keterampilan staf, peningkatan manajemen organisasi dan
peningkatan peran serta masyarakat. Adapun upaya untuk  pengembangan
pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan
membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan,
Posyandu, dan penempatan Bidan di desa yang mengelola sebuah polindes
(Poliknik Persalinan Desa).
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, baik dengan meningkatkan
keterampilan dan motivasi kerja staf dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat maupun dengan cara mencukupi berbagai
jenis kebutuhan peralatan dan obat-obatan.
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya didasarkan pada
analisis epidemiologi penyakit yang berkembang di wilayah kerjanya.

15
4. System rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih diperkuat dengan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sampai ke tingkat desa. Rujukan
pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila pembangunan sector lain di
tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi
yang lebih memadai dan peningkatan pendapatan keluarga.
5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD). Kegiataan ini perlu dilakukan secara gotong-
royong dan swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai mutu hidup
yang sehat dan sejahtera.
H. Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan
adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-
prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy,
1998).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang
yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan
masyarakat . Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang
oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau
suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses
perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang
menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang
berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai
kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan
pesan dan menanamkan keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya

16
sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang
berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana, 2009).
I. Tujuan Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu,
kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai
kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi
perilaku hidup sehat (Munajaya, 2004).
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku
sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk
mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima
pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target
penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan
pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya
peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah
perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat
menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.
Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan
penyuluhan kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan
kesehatan, menurut Effendy (1998) tujuan penyuluhan kesehatan adalah :
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

17
J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
informasi didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula
dalam manerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal
yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat
menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-
orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan
masyarakat dengan penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas
masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan.
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang
baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam
penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut : Mengkaji kebutuhan
kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat,
memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat, menyusun perencanaan penyuluhan.

18
K. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah
sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan
sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada
kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok
masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,
kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak
sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,
masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan
lain-lain (Effendy, 2003).
L. Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.
Metode yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari
pendekatan ini antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.
Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu

19
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi
apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode Penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok
kecil.

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran


penyuluhan. Metode ini mencakup:
a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah adalah :
a) Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu
penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan
sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam
diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu
pengajaran.

20
b) Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai
sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan
yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan /
dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat bantu
lihat semaksimal mungkin.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar
deng pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu
penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di
masyarakat.
b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.
Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

3. Metode Penyuluhan Massa


Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat
umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk
pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa.
Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui
media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan,
sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir
jalan, spanduk, poster dan sebagainya.

21
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat (Levey dan Loomba,1973).
Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan
yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan
keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan
mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan
dengan kesehatan
B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah diharapkan agar pemerintah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, agar tercapai derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33046943/Makalah_Upaya_pelayanan_kesehat
an,di akses pada 01 februari 2020 pukul 13.00

https://www.academia.edu/5926535/MAKALAH_PENYULUHAN_KES
EHATAN_MASYARAKAT, di akses 01 februari 2020 pukul 13.00.

23

Anda mungkin juga menyukai