BIDANG KEGIATAN:
Diusulkan oleh:
Sari Imro’atun
19105241046
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran. Diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode, teknik, serta media
pembelajaran. Dari peserta didik sendiri atau siswa pastinya memiliki karakter yang berbeda-
beda. Untuk itu diperlukan tenaga pendidik yang mumpuni dan berkompetensi. Kompetensi guru
merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus
dimiliki.Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran. Sekarang
pertanyannya, kompetensi apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai Guru sebagai agen
pembelajar, Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal
10, ayat 1, kompetensi Guru atau pendidik meliputi: kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian, dan sosial(Dudung, 2018)
Kegiatan pendampingan belajar menggunakan metode bermain peran ini nanti dimaksudkan
untuk dapat mengatasi masalah belajar. Penerapan belajar dengan metode belajar menggunakan
bermain peran ini diharapkan mampu menghasilkan output peserta didik yang memiliki
kemampuan ekspresif dalam berinteraksi dengan oranglain.
Rumah Budaya ini kedepannya bisa digunakan sebagai wadah siswa untuk berkembang sesuai
potensi yang dimiliki. Pemetaan sesuai minat dan bakat anak akan memfasilitasi mereka dalam
pemberian ruang dan fasilitas berupa peralatan untuk berkembang, jika anak tertarik pada dunia
tulis menulis maka diberi pendampingan dalam berlatih membuat karya sastra dan diarahkan
untuk memperbanyak kosa kata dengan meningkatkan budaya literasi, begitupun bagi mereka
yang tertarik di bidang seni seperti menari, teater, dan lainnya. Jadi output yang dihasilkan tidak
hanya berkutat pada capaian nilai akademis saja melainkan bisa lebih luas. Seni Ketoprak bisa
menjadi jawaban dari penerapan metode bermain peran sebagai implementasi dari merdeka
dalam belajar. Jika konsep ini bisa diterapkan di beberapa bahkan seluruh desa di Indonesia
maka perbaikan mutu sumber daya manusia akan bisa tercapai.
1.3 Tujuan
1. Menerapkan merdeka belajar dalam lingkup desa untuk anak
2. Mengetahui efektivitas metode role playing melalui praktik wayang orang sebagai upaya
peningkatan motivasi belajar anak di Desa Kepanjen Delanggu Klaten
3. Menciptakan desa yang ramah budaya melalui penerapan belajar anak dengan metode bermain
peran untuk mewujudkan implementasi merdeka belajar
BAB II.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Desa Kepanjen merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Delanggu Kabupaten
Klaten Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 111.7015 Ha dengan jumlah penduduk
sebanyak 3.435 jiwa. Wilayah ini terbagi atas 5 RW dan 20 RT, potensi desa banyak terdapat di
bidang pertanian disamping sector lain yang mendukung meliputi perdagangan, industri kecil
yang menunjang sektor perekonomian di desa tersebut.
Hampir seluruh anak di desa ini sudah mampu mengoperasikan gadget dan banyak diantaranya
memang sudah diberikan sejak dini. Menjamurnya budaya gadget ini mengakibatkan ruang
bertemu anak menjadi terbatas. Permainan tradisional mulai ditinggalkan, padahal melihat
potensi antusiasme warga Desa Kepanjen mengenai kebudayaan bisa dikatakan cukup besar, hal
ini dibuktikan dengan diselenggarakannya pentas serta karnaval di tiap tahunnya dimana pemuda
sebagai penggerak utama dalam kegiatan tersebut. Anak-anak lebih memilih diam dirumah
dibanding bermain dengan teman sebayanya. Pola pikir mereka pun menjadi dewasa sebelum
waktunya karena konten yang disajikan baik dari media televisi dan internet seringkali tidak
mendidik, padahal jika diarahkan dengan benar banyak sekali konten – konten edukasi di internet
itu sendiri.
Tingkat pendidikan bisa dibilang cukup baik karena hampir seluruh anak di Desa Kepanjen
sedang menempuh pendidikan, hanya saja kebanyakan memang tamatan Sekolah Menengah
Atas dan kalaupun ada yang melanjutkan di perguruan tinggi jumlahnya tidak terlalu banyak.
BAB III.
METODE PELAKSANAAN
Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang
disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow map yang akan dijalankan :
2.
X 1. penyusunan
observasi materi dan
pembuatan tim
5. 3.
laporan sosialisasi
akhir program
4.
pelaksanaan
program
1. Observasi berguna untuk melakukan pendataan terkait jumlah anak dan rentang usia yang
ada di Desa Kepanjen Delanggu Klaten
2. Penyusunan materi serta pembuatan tim dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dapat
tersistem dengan baik. Jelas, terstruktur, dan bertujuan.
3. Sosialisasi program disampaikan oleh tim kepada masyarakat Desa Kepanjen bisa
dilakukan melalui melalui penyuluhan langsung kepada orangtua, media sosial berupa
grup whatsap, juga kerjasama dengan Karang Taruna di desa tersebut,serta sosialisasi di
beberapa sekolah dasar yang terdapat di Desa Kepanjen.
4. Pelaksanaan program dimulai setelah urutan skema kegiatan telah dilaksanakan. Metode
pelaksanaan yang dilakukan adalah membangun kepercayaan antara komponen
stakeholder lalu dilanjutkan kepada pendekatan secara personal tentang pentingnya
melestarikan budaya dengan belajar menggunakan metode role playing kepada anak.
Berikut langkah – langkahnya :
5. Laporan akhir dibuat oleh penyelenggara kegiatan, yaitu mahasiswa penyusun PKM
Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Kepanjen Delanggu Klaten.