Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Rumah Budaya sebagai Upaya Implementasi Merdeka Belajar melalui

Metode Bermain Peran dalam Lingkup Desa Kepanjen Delanggu Klaten

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENGABDIAN MASYARAKAT

Diusulkan oleh:

Sari Imro’atun

19105241046

Teknologi Pendidikan 2019

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keragaman budaya didalamnya.


Perkembangan teknologi mempengaruhi intensitas ruang bertemu antar anak yang satu dengan
yang lain. Mereka cenderung untuk bermain gadget dibanding dengan melakukan hal lain. Untuk
itu perlu adanya yang mewadahi mereka untuk belajar, belajar yang dimaksud disini bukan
belajar yang terkait dengan akademik saja melainkan meliputi aspek kreativitas, psikomotorik,
dan juga afektif. Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan Republik Indonesia menyampaikan
gagasan tentang Merdeka dalam hal belajar. Dewasa ini merdeka belajar seharusnya juga dapat
diimplementasikan dalam lingkup yang lebih luas, misalnya di lingkungan perdesaaan melalui
Rumah Budaya yang akan dicanangkan.

Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran. Diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode, teknik, serta media
pembelajaran. Dari peserta didik sendiri atau siswa pastinya memiliki karakter yang berbeda-
beda. Untuk itu diperlukan tenaga pendidik yang mumpuni dan berkompetensi. Kompetensi guru
merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus
dimiliki.Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran. Sekarang
pertanyannya, kompetensi apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai Guru sebagai agen
pembelajar, Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal
10, ayat 1, kompetensi Guru atau pendidik meliputi: kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian, dan sosial(Dudung, 2018)

Kegiatan pendampingan belajar menggunakan metode bermain peran ini nanti dimaksudkan
untuk dapat mengatasi masalah belajar. Penerapan belajar dengan metode belajar menggunakan
bermain peran ini diharapkan mampu menghasilkan output peserta didik yang memiliki
kemampuan ekspresif dalam berinteraksi dengan oranglain.
Rumah Budaya ini kedepannya bisa digunakan sebagai wadah siswa untuk berkembang sesuai
potensi yang dimiliki. Pemetaan sesuai minat dan bakat anak akan memfasilitasi mereka dalam
pemberian ruang dan fasilitas berupa peralatan untuk berkembang, jika anak tertarik pada dunia
tulis menulis maka diberi pendampingan dalam berlatih membuat karya sastra dan diarahkan
untuk memperbanyak kosa kata dengan meningkatkan budaya literasi, begitupun bagi mereka
yang tertarik di bidang seni seperti menari, teater, dan lainnya. Jadi output yang dihasilkan tidak
hanya berkutat pada capaian nilai akademis saja melainkan bisa lebih luas. Seni Ketoprak bisa
menjadi jawaban dari penerapan metode bermain peran sebagai implementasi dari merdeka
dalam belajar. Jika konsep ini bisa diterapkan di beberapa bahkan seluruh desa di Indonesia
maka perbaikan mutu sumber daya manusia akan bisa tercapai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan merdeka belajar bagi anak dalam lingkup desa?
2. Apakah metode belajar role playing melalui praktik wayang orang mampu meningkatkan
motivasi belajar anak di Desa Kepanjen Delanggu Klaten?
3. Strategi apa yang disusun untuk menerapkan pola merdeka belajar melalui metode role
playing melalui rumah budaya di Desa Kepanjen Delanggu Klaten?

1.3 Tujuan
1. Menerapkan merdeka belajar dalam lingkup desa untuk anak
2. Mengetahui efektivitas metode role playing melalui praktik wayang orang sebagai upaya
peningkatan motivasi belajar anak di Desa Kepanjen Delanggu Klaten
3. Menciptakan desa yang ramah budaya melalui penerapan belajar anak dengan metode bermain
peran untuk mewujudkan implementasi merdeka belajar

1.4 Luaran yang diharapkan


Dengan adanya program kreativitas mahasiswa dalam bidang pengabdian ini diharapkan dapat
menambah minat anak untuk melestarikan budaya lewat metode belajar role playing yang
diterapakan sehingga wacana merdeka dalam belajar dapat diaplikasikan dalam lingkup
perdesaan.
1.5 Manfaat
Program ini dapat memberikan manfaat yaitu :
a. Bagi mahasiswa
- Mahasiswa mampu menerapkan tri dharma perguruan tinggi dalam bidang pengajaran
sekaligus pengabdian sehingga mampu mencetak generasi yang unggul, kreatif, dan berbudaya.
- Sebagai inovasi lanjutan untuk keberlangsungan proses pembelajaran yang dapat diberikan oleh
mahasiswa
b. Bagi masyarakat
- Menarik minat belajar anak di lingkup perdesaan
- Melestarikan budaya khususnya drama jawa atau kethoprak melalui metode belajar role
playing
- Membentuk karakter anak yang lebih tanggap dan cakap dalam bergaul dengan teman sebaya
- Menciptakan pembelajaran interaktif yang komunikatif dan menyenangkan.

BAB II.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Desa Kepanjen merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Delanggu Kabupaten
Klaten Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 111.7015 Ha dengan jumlah penduduk
sebanyak 3.435 jiwa. Wilayah ini terbagi atas 5 RW dan 20 RT, potensi desa banyak terdapat di
bidang pertanian disamping sector lain yang mendukung meliputi perdagangan, industri kecil
yang menunjang sektor perekonomian di desa tersebut.

Hampir seluruh anak di desa ini sudah mampu mengoperasikan gadget dan banyak diantaranya
memang sudah diberikan sejak dini. Menjamurnya budaya gadget ini mengakibatkan ruang
bertemu anak menjadi terbatas. Permainan tradisional mulai ditinggalkan, padahal melihat
potensi antusiasme warga Desa Kepanjen mengenai kebudayaan bisa dikatakan cukup besar, hal
ini dibuktikan dengan diselenggarakannya pentas serta karnaval di tiap tahunnya dimana pemuda
sebagai penggerak utama dalam kegiatan tersebut. Anak-anak lebih memilih diam dirumah
dibanding bermain dengan teman sebayanya. Pola pikir mereka pun menjadi dewasa sebelum
waktunya karena konten yang disajikan baik dari media televisi dan internet seringkali tidak
mendidik, padahal jika diarahkan dengan benar banyak sekali konten – konten edukasi di internet
itu sendiri.

Tingkat pendidikan bisa dibilang cukup baik karena hampir seluruh anak di Desa Kepanjen
sedang menempuh pendidikan, hanya saja kebanyakan memang tamatan Sekolah Menengah
Atas dan kalaupun ada yang melanjutkan di perguruan tinggi jumlahnya tidak terlalu banyak.

BAB III.
METODE PELAKSANAAN
Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang
disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow map yang akan dijalankan :

2.
X 1. penyusunan
observasi materi dan
pembuatan tim

5. 3.
laporan sosialisasi
akhir program

4.
pelaksanaan
program

1. Observasi berguna untuk melakukan pendataan terkait jumlah anak dan rentang usia yang
ada di Desa Kepanjen Delanggu Klaten

2. Penyusunan materi serta pembuatan tim dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dapat
tersistem dengan baik. Jelas, terstruktur, dan bertujuan.

3. Sosialisasi program disampaikan oleh tim kepada masyarakat Desa Kepanjen bisa
dilakukan melalui melalui penyuluhan langsung kepada orangtua, media sosial berupa
grup whatsap, juga kerjasama dengan Karang Taruna di desa tersebut,serta sosialisasi di
beberapa sekolah dasar yang terdapat di Desa Kepanjen.

4. Pelaksanaan program dimulai setelah urutan skema kegiatan telah dilaksanakan. Metode
pelaksanaan yang dilakukan adalah membangun kepercayaan antara komponen
stakeholder lalu dilanjutkan kepada pendekatan secara personal tentang pentingnya
melestarikan budaya dengan belajar menggunakan metode role playing kepada anak.
Berikut langkah – langkahnya :

a. Perkenalan terlebih dahulu dengan melakukan beberapa praktik icebreaking


kepada para anak, langkah ini bisa dilakukan di hari pertama pelaksanaan
kegiatan, pemaparan tentang pentingnya melestarikan budaya melalui metode
belajar role playing juga bisa mulai disampaikan.
b. Selanjutnya anak dipetakan sesuai minat dan bakat mereka. Pemberian ruang dan
fasilitas serta pendampingan dalam belajar.
c. Rutin melakukan latihan
d. Mulai melakukan pentas sederhana

5. Laporan akhir dibuat oleh penyelenggara kegiatan, yaitu mahasiswa penyusun PKM
Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Kepanjen Delanggu Klaten.

Anda mungkin juga menyukai