Laporan Tutorial 2 Kep - Paliatif
Laporan Tutorial 2 Kep - Paliatif
SKENARIO KASUS
Seorang wanita berusia 46 tahun dilarikan ke RS Sriwijaya dengan
kondisi tidak sadarkan diri disertai kejang. Sebelumnya pasien mangalami nyeri
kepala yang hebat pada pagi hari disertai mual dan muntah, kondisi ini akan
membaik di siang hari. pasien memiliki riwayat tumor otak ganas. Hasil
pemeriksaan tanpak tekanan intrakranial meningkat dan terjadi papiledema.
Pasien terlihat hemiparesis, aphasia, visual-feld deficits, ekstremitas kaku. Hasil
pemeriksaan ct-scan tampak sudah bermetastase ke berbagai kubah cranial
meliputi cerebrum, kelenjar pituitari, bahkan terjadi residual jaringan embrionik
dan menginfiltrasi jaringan otak.. Dokter merekomendasikan untuk melakukan
perawatan paliatif, karena sudah tidak dapat dilakukan pengobatan lagi dan angka
harapan hidup pasien sangat kecil. Keluarga pasien menangis dan khawatir
terhadap kondisi pasien. Ibu pasien mengatakan apabila ia menjaga pola makan
dengan baik pasti penyakit tersebut tidak akan muncul kembali dan makin
memburuk seperti ini. Pasien saat ini menjalani homecare di rumah.
2. Hemiparesis adalah kondisi ketika salah satu sisi tubuh, dari kepala
hingga kaki, mengalami kelemahan sehingga sulit digerakkan. Kondisi
ini umumnya dialami oleh penderita stroke dan harus segera ditangani
karena bisa menyebabkan kelemahan permanen dan kelumpuhan.
Hemiparesis dialami oleh 8 dari 10 orang yang menderita stroke. Kondisi
ini dapat membuat penderitanya kesulitan untuk melakukan banyak hal,
termasuk berdiri, berjalan, bahkan menelan. Oleh karena itu, hemiparesis
perlu ditangani secara menyeluruh, sehingga kualitas hidup penderitanya
bisa membaik.(Rikek Ridhola)
11. Perawatan paliatif yang akan diberikan pada pasien tumor/kanker otak
yaitu:Prosedur yang dilakukan selama perawatan paliatif adalah:
Mengatasi gangguan fisik, seperti nyeri, susah tidur. Kemudian
mengatasi gangguan emosi dan sosial, seperti merasa takut, marah, sedih,
emosi tidak terkontrol, dan depresi.
Berikut ini beberapa jenis perawatan paliatif yang bisa dijalani pasien
penyakit tumor/kanker:
1. Terapi spiritual
2. Terapi humor
3. Terapi aurasoma
4. Terapi musik
5. Terapi seni
6. Terapi hipnoterapi kognitif. (Monaliza Kasumadewi)
3. Tindakan pencegahan lain selain deteksi dini melalui MRI adalah dengan
tidak membiarkan stres berat yang menyerang secara terus-menerus.
Apabila kamu mengalami stres, ada baiknya menyempatkan waktu
beristirahat, dan refreshing untuk mengurangi dan menghilangkan stres.
Pencegahan tumor otak pun sangat penting dilakukan dengan membatasi
radiasi langsung yang berlebihan pada tubuh. Misalnya dengan
menggunakan handsfree saat sering menggunakan telepon seluler dalam
waktu lama.
Kamu pun disarankan untuk menerapkan pola makan sehat dengan gizi
seimbang. Misalnya dengan mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran,
dan biji-bijian. Ditambah membatasi diri mengonsumsi lemak. Selain itu,
diet makanan lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi
makanan yang diasap, dibakar, dan diawetkan dengan nitrit, maupun zat
kimiawi buatan, termasuk menghindari rokok dan konsumsi alkohol.
Memeriksakan kesehatan secara teratur pun sangat penting untuk
dilakukan. Apalagi jika ada riwayat keluarga yang mengidap kanker otak
sebelumnya. Jangan juga mengonsumsi obat-obatan tertentu sebelum
mendapat rujukan dokter. Kesalahan penggunaan obat dapat merangsang
perkembangan sel kanker. Melakukan olahraga secara teratur dengan
porsi yang cukup pun penting untuk dilakukan.(Novi lestari)
8. Manifestasi Klinis Gejala yang timbul pada pasien dengan tumor otak
tergantung dari lokasi dan tingkat pertumbuhan tumor. Kombinasi gejala
yang sering ditemukan adalah peningkatan tekanan intrakranial (sakit
kepala hebat disertai muntah proyektil), defisit neurologis yang progresif,
kejang, penurunan fungsi kognitif. Pada glioma derajat rendah gejala
yang biasa ditemui adalah kejang, sementara glioma derajat tinggi lebih
sering menimbulkan gejala defisit neurologis progresif dan tekanan
intrakranial meningkat.(Redy Novrian Utama)
10. Tumor otak merupakan penyebab yang ditakuti oleh pasien dengan
keluhan nyeri kepala, meskipun tumor otak cukup jarang menjadi
penyebab nyeri kepala.8,9 Prevalensi nyeri kepala pada pasien tumor
otak berkisar antara 32,2% hingga 71%, dengan prevalensi tumor otak
primer dan metastasis yang menyebabkan nyeri kepala adalah sama.
Namun ada laporan yang kontroversial dari pasien dengan tumor
intrakranial ukuran besar dengan peningkatan tekanan intrakranial tanpa
disertai gejala nyeri kepala. Nyeri kepala pada tumor otak biasanya
muncul dengan tanda-tanda dan gejala neurologis seperti kejang,
mual/muntah, perubahan kepribadian, papiledema, penglihatan kabur,
dan defisit neurologis fokal lainnya. Perubahan karakter nyeri kepala,
gejala nyeri kepala baru, atau gejala memberatnya intensitas maupun
frekuensi nyeri kepala harus dipikirkan kemungkinan adanya penyebab
tumor otak.
Metastasis tumor ke dasar tengkorak dapat menimbulkan sindrom klinis
yang berbeda terkait dengan lokasinya adalah sebagai berikut:
Orbital: nyeri kepala supraorbital unilateral yang tumpul,
diplopia, ptosis, penurunan sensibilitas pada distribusi
saraftrigeminal.
Parasellar: nyeri kepala frontal unilateral, penurunan sensibilitas
pada distribusi saraf trigeminal cabang 1, diplopia, dan paresis
Kondilus oksipital: nyeri oksipital unilateral yang hebat,
memburuk dengan fleksi leher
Foramen jugularis: nyeri retroaurikular unilateral, kelumpuhan
saraf kranial IX hingga XI,suara serak, dan disfagia
Gasserian ganglion syndrome: nyeri tipe neuropatik di dahi, pipi
atau rahang, serta penurunan sensibilitas pada distribusi saraf
trigeminal cabang 2 atau 3.(Reni Apriyanti).
Dananjoyo, K., Tama, W. N., Malueka, R. G., & Asmedi, A. Nyeri kepala
tumor otak pada dewasa. Berkala NeuroSains, 18(2), 94-99
Agar Otak Sehat 2,Elex Media Komputindo,2013
Dananjoyo, K., Tama, W. N., Malueka, R. G., & Asmedi, A. Nyeri kepala
tumor otak pada dewasa. Berkala NeuroSains, 18(2), 94-99
Panduan Penataksanaan Tumor Otak,Kementerian Kesehatan RI,2015
Jurnal Nyeri kepala tumor otak pada dewasa,Kusumo Dananjoyo, Whisnu
Nalendra Tama, Rusdy Ghazali Malueka, Ahmad Asmedi,Staf
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
Jurnal Sinaps,Vol.3 No.1(2020) Hlm 18-31,Tinjauan Patofisiologi Tumor
Otak Metastasic Brain Tumor From Parotis Glands Cancer-Case
Report,Eric Tanoto,Junita Maja Pertiwi,Rizal Tumewah
Pace, A., Villani, V., Pasquale, A. Di, Benincasa, D., Guariglia, L., Ieraci,
S., Regina, N. (2002). Perawatan di rumah untuk pasien tumor
otak.
Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf, et al. "PEDOMAN
NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TUMOR OTAK."
Syarif H.Nurachman,E,&Gayatri D.(2011),Terapi Akupresur dapat
menurunkan keluhan mual muntah akut akibat kemoterapi pada
pasien kanker:Randomized Clinical Trial.Jurnal Keperawatan
Indonesia,14(2),133-140.
Rasmussen BK, Jensen R, Schroll M. Epidemiology of headache in a
general population–a prevalence study.
Klasifikasi Tumor Otak Jinak(Benigna)Dan Ganas(Maligna)
Menggunakan Ekstraksi Fitur GLCM Dan SVM,Rahmawati