Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS KUALITAS MADU KEMASAN X

PROPOSAL ANALISIS TERPADU II

AL FAJRI

NIS 186940

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG


BADAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL ANALISIS TERPADU II

JUDUL

ANALISIS KUALITAS MADU KEMASAN X

Disusun oleh:
Al Fajri
NIS 186940

Telah disetujui tanggal:

di

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA PADANG

Disetujui oleh:

Pembimbing Analisis Terpadu II

Wityanita, M.Pd
I

NIP. 197810162002122003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan dan kerunia-Nya

sehingga penulis dapat membuat hingga menyelesaikan Proposal Analisis

Terpadu II ini dengan judul “Analisis Kualitas Madu Kemasan X” tepat

pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat dan salam tidak lupa

dihanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah

menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya dan untuk berbuat kebajikan.

Penyusunan proposal Analisis Terpadu II adalah salah satu syarat

penyelesaian studi di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang dan

laporan ini sebagai bukti bahwa penulis telah mengajukan proposal analisis

produk AT II sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dorongan dan sumbangan pikiran

sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik antara lain kepada:

1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa serta dukungan

moral maupun material

2. Bapak Drs.Nasir, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan

SMAK Padang

3. Ibu Wityanita, M.Pd selaku guru pembimbing selama Praktikum

Analisis Terpadu II

II
4. Guru, staff dan karyawan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK

Padang yang memberikan ilmu, dukungan, semangat, bantuan dan

pengalamannya kepada penulis

5. Kakak-kakak BINALAB yang telah memberikan motivasi kepada

penulis selama penyusunan proposal

6. Teman-teman angkatan 54 (Antariksa Gloria) yang sama-sama

berjuang dan yang telah memberikan banyak dukungan

7. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang

sudah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis baik itu

secara langsung maupun tidak langsung

Penyusunan proposal ini telah dilakukan semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk penulis pakai sebagai materi evaluasi.

Akhir kata, mudah-mudahan proposal Analisis Terpadu II ini dapat

bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi semua pihak khususnya bagi

ilmu Analisis Kimia dengan segala kekurangan dan kelebihan.

Padang, 31 Agustus 2021

(Al Fajri)
III
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Pembatasan Masalah....................................................................................4
C. Perumusan Masalah.....................................................................................4
D. Tujuan penelitian.........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian........................................................................................5
F. Batasan Istilah...............................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................8
A. Kajian Teori.................................................................................................8
1. Madu......................................................................................................8
2. Madu dan kandungan kimianya.............................................................9
3. Kualitas Madu.....................................................................................12
4. Kelebihan dan Kekurangan Madu.......................................................13
5. Parameter dan Metode Uji..................................................................17
5.1. Kadar Air Metode Refraktometer...................................................17
5.2. Penentuan Cemaran Logam Pb (Timbal) Metode AAS.................18
5.3. Penetapan Angka Cemaran Mikroba Metode Angka Lempeng Total
.....................................................................................................19
B. Penelitian Relavan......................................................................................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................22
A. Jadwal dan Tempat Penelitian...................................................................22
B. Rancangan Penelitian.................................................................................22
1. Pengumpulan Bahan Baku...................................................................22
2. Teknik Sampling..................................................................................22
C. Metode Penelitian.......................................................................................23
D. Alat dan Bahan...........................................................................................23
1. Alat......................................................................................................23
1.1. Alat Gelas..................................................................................23
1.2. Alat Non Gelas...........................................................................24
2. Bahan...................................................................................................25
E. Teknik Analisis Data..................................................................................26
1. Penetapan Kadar Air Metode Refraktometer pada Sampel Madu......26
2. Penetapan Cemaran Logam Pb Metode AAS pada Sampel Madu......28
3. Penetapan Cemaran Mikroba dengan Angka Lempeng Total
pada Madu...........................................................................................30
KEPUSTAKAAN.................................................................................................36
LAMPIRAN..........................................................................................................39
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madu merupakan substansi alam berupa cairan kental dan berasa m

anis yang dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga.

Jika Tawon madu sudah berada dalam sarang nektar dikeluarkan dari ka

ntung madu yang terdapat pada abdomen dan dikunyah dikerjakan bers

ama tawon lain, jika nektar sudah halus ditempatkan pada sel, jika sel s

udah penuh akan ditutup dan terjadi fermentasi (Nelson dan Couto, 200

9).

Rasa manis madu disebabkan oleh unsur monosakarida fruktosa da

n glukosa yang terdapat didalam madu itu sendiri, dan memiliki rasa ma

nis yang hampir sama dengan gula (Keeling dan Gonyou, 2001).

Madu pada dasarnya terdiri atas campuran gula dan senyawa lainny

a. Sehubungan dengan karbohidrat, madu mengandung terutama fruktos

a (sekitar 38,5%) dan glukosa (sekitar 31,0%), sehingga mirip dengan si

rup gula sintetis diproduksi terbalik, yang sekitar 48% fruktosa, glukosa

47%, dan sukrosa 5%. Karbohidrat madu yang tersisa termasuk maltosa,

sukrosa, dan karbohidrat kompleks lainnya. Seperti semua pemanis ber

gizi yang lain, madu sebagian besar mengandung gula dan hanya menga
1

ndung sedikit jumlah vitamin atau mineral. Madu juga mengandung sej

umlah kecil dari beberapa senyawa dianggap berfungsi sebagai antioksi


dan, termasuk chrysin, pinobanksin, vitamin C, katalase, dan pinocembr

in. Komposisi spesifik dari sejumlah madu tergantung pada bunga yang

tersedia untuk lebah yang menghasilkan madu (Martos, Ferreres dan To

mas, 2000).

Madu banyak dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat sehari-ha

ri. Selain dikonsumsi secara langsung, madu juga dimanfaatkan untuk i

ndustri makanan, industri minuman, industri farmasi, industri jamu, dan

industri kosmetik. Industri makanan dan minuman yang menggunakan

bahan baku madu sebagai bahan penolong adalah roti, biscuit, kue-kue,

susu, sari buah dan sajian makanan. Sementara bagi industri jamu, mad

u mengandung vitamin, mineral, dan kerbohidrat seperti fruktosa, gluko

sa, dan gula lainnya. Di dalam industri kosmetik, madu menjadi campur

an yang berguna menjadikan ambut, bibir, dan kulit menjadi lebih halus

dan indah (Ahmed et al., 2003).

Madu dapat dibagi berdasarkan tanaman yang menjadi sumber nekt

arnya, salah satunya adalah madu hutan yaitu madu yang diambil nektar

nya lebih dari satu tanaman atau disebut juga madu poliflora. Semua ma

du memiliki rasa manis yang dihasilkan dari nektar bunga, dimana rasa

manis ini akan menimbulkan aktivitas mikroba yang dapat hidup didala

mnya seperti khamir. Pada saat penyimpanan dalam waktu yang lama,

madu akan mengasilkan bagian-bagian seperti gas atau beruap, hal ini

menunjukkan bahwa dalam madu juga terjadi aktivitas yang disebabkan

oleh enzim maupun mikroba


2 selain khamir di dalamnya (Nadhilla, 201

4).
Penelitian tentang madu di Indonesia telah banyak dilaporkan seper

ti Wahyuni, Budiarti dan Dewi, (2016) melaporkan tentang uji aktivitas

antibakteri pada madu. Selanjutnya Rio, Djamal dan Asterina, (2012) ju

ga telah melaporkan perbandingan efek antibakteri pada beberapa madu

maupun isolasi oligosakarida dan aktivitas prebiotik pada madu oleh Ka

rimah, Anggowo, Falah dan Suryani, (2011).

Kualitas madu dapat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya y

aitu berdasarkan warna madu, kadar air, cemaran logam Pb dan angka l

empeng total (ALT). Kadar air merupakan salah satu parameter yang di

gunakan untuk menentukan jumlah air dalam madu. Cemaran logam ber

at tidak boleh melebihi persyaratan yang sudah ditentukan, pada parame

ter uji kadar logam Pb dalam madu tidak boleh lebih dari 1,0 mg/kg. An

gka Lempeg Total (ALT) merupakan salah satu parameter yang diguna

kan untuk menentukan cemaran mikroba pada madu sesuai persyaratan

dalam SNI yaitu <5x103 koloni/g. (SNI 01-3545-2013)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka analisis ini sangat penting aga

r masyarakat mengetahui kualitas madu yang dikonsumsi. Oleh karena i

tu, penulis tertarik untuk melakukan analisis pada produk madu dengan

merk Super Honey, sehingga proposal Analisis Terpadu II ini diberi jud

ul “Analisis Kualitas Madu Kemasan X”

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang diteliti dibatasi


3

dengan penetapan kadar air, penetapan kadar cemaran logam Pb dan


cemaran mikroba pada produk madu kemasan dengan merk madu

Super Honey.

C. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan seperti berikut:

a. Bagaimana cara penetapan kadar air pada produk?

b. Bagaimana cara penetapan cemaran logam Pb pada produk?

c. Bagaimana cara penetapan cemaran mikroba pada produk?

d. Apakah produk yang dianalisis memenuhisyarat SNI 01-3545-

2013?

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Salah satu syarat dalam menyelesaikan mata pelajaran produktif

di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang dalam bentuk A

nalisis Terpadu II

2. Dapat mengetahui kualitas produk madu kemasan yang dianalisi

E. Manfaat Penelitian
4

Manfaat penelitian ini adalah untuk:


1. Menambah pengetahuan pembaca tentang kandungan dalam

madu serta kualitas atau mutu standarnya

2. Dapat dijadikan referensi masyarakat yang ingin mengkonsu

msi madu

3. Menambah informasi tentang penelitian lebih lanjut mengen

ai madu

4. Melatih berwirausaha dan merangsang pertumbuhan muncul

nya industri kecil

5. Bagi peneliti sendiri penelitian ini diharapkan dapat menamb

ah wawasan dan pengetahuan penulis tentang madu

6. Bagi sekolah diharapkan penelitian ini dapat memperkaya ke

pustakaan dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk meng

embangkan inovasi

F. Batasan Istilah

Untuk memandu pelaksanaan dan hasil penelitian, dijelaskan tujuh

definisi istilah atau operasional, yaitu (1) analisis (2) pangan, (3) madu,

(4) kadar air, (5) cemaran, (6) logam berat, (7) angka lempeng total.

1. Analisis

Dalam penelitian ini yang dimaksud analisis adalah penyelidika


5

n terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) un


tuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk p

erkaranya, dan sebagainya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2. Pangan

Dalam penelitian ini, yang dimaksud pangan adalah segala ses

uatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun tida

k diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi k

onsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku p

angan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pen

golahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. (SNI 7387:2

009)

3. Madu

Dalam penelitian ini, yang dimaksud madu adalah cairan yang

banyak mengandung zat gula pada sarang lebah atau bunga (rasany

a manis). Contoh: sarang lebah ini jika diperas keluar madunya. (K

amus Besar Bahasa Indonesia)

4. Kadar Air

Dalam penelitian ini, yang dimaksud kadar air adalah persentas

e air yang ada pada pulp, kertas dan karton, ditetapkan dengan cara

mengeringkan contoh uji pada suhu antara 100 derajat celcius105 d

erajat celcius. Kadar air memiliki arti dalam bidang ilmu grafika da

n geografi dan geologi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


6
5. Cemaran
Dalam penelitian ini, yang dimaksud cemaran adalah bahan ya

ng keberadaannya dalam pangan tidak dikehendaki dan mungkin ad

a sebagai akibat dari berbagai tahapan sejak dari bahan baku, prose

s produksi, pengemasan, transportasi, atau dari kontaminasi lingkun

gan. (SNI 7387:2009)

6. Logam Berat

Dalam penelitian ini, yang dimaksud logam berat adalah eleme

n kimiawi metalik dan metaloida, memiliki bobot jenis yang tinggi,

yang dapat bersifat racun bagi makhluk hidup.

7. Angka Lempeng Total

Dalam penelitian ini, yang dimaksud angka lempeng total adal

ah metode yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba aero

b mesofil, angka bakteri aerob mesofilik per gram atau per mililiter

sampel yang ditentukan dengan metode standar. (SNI, 2009)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

7
A. Kajian Teori

Berkaitan dengan masalah yang diteliti, berikut ini dijelaskan teori

yang berhubungan dengan penelitian, yakni

1. Madu

Madu adalah cairan manis alami yang berasal dari nektar tumbu

han yang diproduksi oleh lebah madu. Nektar berasal dari bunga mek

ar, cairan tumbuhan yang mengalir di daun dan kulit pohon. Setelah n

ektar dihisap, lebah akan memfermentasikan dalam perutnya dengan

mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim invertas

e yang berasal dari tenggorokan. Madu disimpan di dalam sel-sel sara

ng kemudian madu akan mengalami ekstraksi air, pembentukan mon

osakarida, dan pengayaan dengan campuran aromatik. Setelah tiga sa

mpai tujuh hari, lebah menutup sel dengan malam yang mematangka

n madu (Adji, 2007).

Madu murni merupakan kumpulan dari sari bunga. Madu asli

biasanya tidak terlalu jernih, melainkan mengandung sedikit gula

ketika diterawang ke cahaya. Jika memeperhatikan madu secara

seksama akan ditemui butiran-butiran kecil. Butiran-butiran ini terdiri

dari serbuk sari, serpihan lilin atau koloid. Semua zat tersebut

menambahkan nilai gizi madu. (Hammad,2014)

Madu berbeda dengan gula, madu mengandung glukosa


8
sehingga saat diminum langsung diserap oleh darah dan cepat

menghasilkan energi, sedangkan gula mengandung sukrosa baru bisa


diserap setelah beberapa jam kemudian. Keberagaman madu

ditentukan oleh musim, jenis bunga yang dikonsumsi lebah, dan

lebahnya sendiri.

2. Madu dan kandungan kimianya

Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari

berbagai sumber nektar. Senyawa - senyawa yang terkandung dalam

madu bunga berasal dari nektar berbagai jenis bunga. Nektar adalah s

uatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “necterifier” t

anaman dalam bentuk larutan gula yang bervariasi. Komponen utama

dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa serta terdapat juga d

alam jumlah kecil sedikit zat-zat gula lainnya seperti maltose, melibi

ose, rafinosa serta turunan karbohidrat lainnya. (Adji,S ,2004)

Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium, ma

gnesium, alumunium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin – vitamin yan

g terdapat dalam madu adalah thiamine (B1), riboflavin (B2), asam a

skorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam fol

at, dan vitamin K. Sedangkan enzim yang penting dalam madu adala

h enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase.

Selain itu unsurkandungan lain madu adalah memiliki zat antibiotic

atau antibakteri (Adji, S, 2004).

Nilai kalori madu sangat besar 3.280 kal/kg. Nilai kalori 1 kg ma

du setara dengan 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu, 1,68 kg daging, 2
9

5 buah pisang, 40 buah jeruk, dan 4 kg kentang. Madu memiliki kand

ungan karbohidrat yang tinggi dan rendah lemak. Kandungan gula da


lam madu mencapai 80%, asam utama yang terdapat dalam madu ada

lah asam glutamate. Sementara itu, asam organik yang terdapat dala

m madu adalah asam asetat, asam butirat, format, suksinat, glikolat,

malat, proglutamat, sitrat, dan piruvat (Adji, S, 2004). Komposisi ma

du secara lengkap terdapat dalam tabel 2.1

Tabel 2.1. Komposisi kimia madu per 100 gram (Adji, S, 2004)

Komposisi Jumlah
Kalori 328 kal
Kadar air 17,2 g
Protein 0,5 g
Karbohidrat 82,4 g
Abu 0,2 g
Tembaga 4,4 – 9,2 mg
Fosfor 1,9 – 6,3 mg
Besi 0,06 – 1,5 mg
Mangan 0,02 – 0,4 mg
Magnesium 1,2 – 3,5 mg
Thiamin 0,1 mg
Riboflavin 0,02 mg
Niasin 0,20 mg
Lemak 0,1 g
PH 3,4 – 4,5
Asam total 43,1 mg

Madu mengandung air, glukosa, sukrosa, fruktosa, asam amoniak dan

asam lemak selain itu, juga mengandung mineral penting seperti kalsium,

fosfor, potasium, sodium, besi, magnesium, dan tembaga. Tubuh manusia

jika kekurangan unsur-unsur tersebut dapat menyebabkan seseorang terkena

kurang darah. Kandungan vitamin dalam madu merangsang tubuh untuk

memproduksi protein dan hormon, serta menjaga tubuh dari berbagai

penyakit (Hammad,2014)
10
3. Kualitas Madu

Kualitas madu merupakan pertimbangan yang sangat penting,

kerena itu sangat perlu diperhatikan bahwa madu harus murni, bersih

dari kotoran, misalnya lalat dan bulu-bulu. Kualitas madi ditentukan

oleh beberapa hal diantaranya viskositas, konduktivitas listrik, pH,

kadar air, dan warna madu. (Apriani,Gusnedi & Darvina,2013)

Warna madu beragam, mulai dari kuning jernih hingga semua

hitam. Penyebabnya adalah zat warna yang terdapat pada tanaman.

Warna merupakan salah satu kriteria mutu madu. Madu yang

disimpan dalam jangka waktu yang lama maka warna madu akan

cenderung lebih tua. Madu mengandung bahan tertentu sehingga

mempunyai sifat kental. Madu berkualitas memiliki kekentalan yang

tinggi. Semakin kental madu, maka kualitasya semakin bagus.

Kekentalan madu dipengaruhi oleh kadar air yang dikandung oleh

madu tersebut.

Di indonesia, untuk kualitas madu sudah ditentukan berdasarkan

Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01-3545-2013 seperti yang

tercantum pada tabel 2.2, dimana standar tersebut merupakan kriteria

dari mutu madu yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasionl

(BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI tahun 1994

Madu memiliki keunggulan karena karakteristik. Karakteristik fisik

madu, di antaranya viskositas, densitas, sifat menarik air, tegangan


11
permukaan, suhu, warna, aroma, rasa, sifat mengkristal, dan rotasi

optik. Kualitas madu berdasarkan ISO (International Organization of


Standardization) tahun 1999, tercantum pada tabel 2.2 (Rehman,

Khan, dan Maqbool,2008)

Tabel 2.2 Syarat mutu madu

N Jenis Uji Satuan Persyarata


o n
1. Aktivitas enzim diastase DN Min. 3
2. Hidroksimetil furfural - Maks. 40
3. Air % b/b Maks. 22
4. Gula reduksi % b/b Min. 60
5. Sukrosa % b/b Maks. 10
6. Keasaman - Maks. 40
7. Padatan yang tak larut % b/b Maks. 0,5
dalam air
8. Abu % b/b Maks. 0,5
9. Cemaran logam - -
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 5,0
10 Cemaran arsen mg/kg Maks. 0,5
.

Karakteristik fisika madu yang terdaftar di BPOM memiliki nilai

massa jenis sebesar 1331,25 kg/m3, viskositas sebesar 3,631 poise

dan indeks bias sebesar 1,5 (Amaliya, Riad, dan Sugianto, 2016)

4. Kelebihan dan Kekurangan Madu

12
Madu memiliki banyak khasiat bagi manusia, hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 68-69 menjelaskan
bahwa “buatlah sarang-sarang di bukut-bukit, di pohon-pohon kayu, dan

tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap

(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah

dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang

bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang

menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya, pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang

memikirkan” (An-Nahl:68-68).

Banyak sekali khasiat madu bagi manusia di antaranya, adalah:

A. Sebagai anti mikroba

Sejumlah studi laboratorium menunjukkan bahwa madu mempunyai

spesifikasi kandungan anti mikroba. Ilmu kedokteran modern, telah

membuktikan hasil analisis di laboratorium bahwa bakteri berbahaya

sekalipun tidak akan bisa lahir dan hidup di dalam madu. Dr.Sacitt, guru

besar ilmu bakteri institut Pertanian America Serikat telah melakukan

percobaan dengan meletakkan beberapa bakteri dalam wadah. Kemudian

wadah tersebut ia penuhi dengan madu.(Hammad,2014)

B. Sebagai anti kanker

Lebah mengeluarkan
13 beberapa 20ntise yang mencegah pecahnya sel-

sel serbuk sari yang dapat dalam madu. Dr. Haafas dari Prancis, mengatakan
titik utama dalam pengkajian dan pengobatan penyakit kanker adalah

mencegah terpecahnya sel-sel kanker. Dr.Zakaria Al-Khayyath, seorang

guru besar ilmu pengetahuan media di Pusat Riset Nasional Mesir

menjelaskan bahwa 20ntise zink dalam madu mempunyai peranan penting

dalam melawan sel-sel kanker (Hammad,2014).

C. Khasiat madu bagi wanita

Bagi wanita madu dapat dimanfaatkan untuk kecantikan. Orang

mencampur madu dengan susu untuk masker wajah. Mereka percaya

bahwa cairan itu mampu memberikan nutrisi bagi kulit, mencerahkan dan

melindungi dari bakteri. Selain itu madu juga dapat mengurai rasa mual

pada wanita hamil. Madu digunakan untuk mempermudah proses

persalinan di Cina, hal itu dilakukan dengan menyuntikan madu ke dalam

otot. Hasilnya, persalinan lebih mudah karena leher rahim lebih cepat

membuka. Hal tersebut disebabkan karena madu mengandung bahan

prostaglandin yang dikenal bisa menambah efektivitas kontraksi rahim dan

pembukaan leher rahim (Hammad,2014)

D. Sebagai obat

Madu digunakan untuk menyembuhkan peradangan dan luka, dan

sebagai zat 21 anti septic untuk peradangan di dalam tubuh. Mengkonsumsi

madu menyebabkan tubuh memproduksi serotonin lebih banyak dalam

otak, suatu senyawa


14 kimia yang mampu memberikan ketenangan. Madu

sangat ampuh untuk menghilangkan letih, lelah, lesu dan membantu


menurunkan hipertensi, mengatasi berbagai gejala penyakit seperti panas

dalam, flu, demam, masuk angin, kurang darah, serangan jantung, liver dan

TBC. (Rosdiana,2008)

Madu sangat banyak sekali manfaatnya bagi manusia, akan tetapi madu juga

memiliki kekurangan, diantaranya:

a. Madu tidak baik diberikan kepada anak yang berusia dibawah 2 tahun.

Menurut Dr. Arianti Widodo, SpA, kandungan Clostridium Botulinum dalam

madu memiliki efek yang berpotensi merusak tubuh anak usia byi. Senyawa

tersebut berperan melumpuhkan otot-otot dan memiliki efek botoks untuk

menghilangkan kerutan wajah. Anak usia satu tahun kebawah belum

memiliki kemampuan yang baik untuk merespon senyawa ini sehingga dapat

untuk merespon senyawa ini sehingga dapat menyebabkan kejang otot.

(Fatimah,2013)

b. Botulisme (keracunan bakteri), madu mentah berpotensi mengandung

spora bakteri botulisme. Botulisme ditandai dengan kram perut, mual, diare,

demam, muntah, mulut kering, dan otot melamah. Jika tidak ditangani dengan

tepat, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

c. Alergi, madu mentah masih memiliki kandungan serbuk sari asli, beberapa

orang yang elergi dengan serbuk sari bisa mengalami reaksi energi tertentu.

Reaksi alergi yang ditimbulkan antara lain sulit bernapas, pusing, gatal,

muncul ruam, dan pembengkakan.


15 ( Hellosehat.com diakses 23 agustus 2021)
Mengkonsumsi madu dalam jumlah yang banyak juga kurang baik bagi tubuh,

diantaranya dapat menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah,

penambahan berat badan, sembelit dan masalah perut, mempengaruhi saluran

gastriuntestinal. (Suara.com diakses 23 agustus 2021)

5. Parameter dan Metode Uji

5.1. Kadar Air Metode Refraktometer

Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung didalam suatu benda,seperti

tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan

sebagainya. Kadar air dalam bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan

daya simpan dari pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu

bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun

pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Kandungan air bahan pangan

bervariasi. Keberadaan air dalam bahan pangan selalu dihubungkan dengan mutu

bahan pangan dan sebagai pengukur bagian bahan kering atau padatan. Air dalam

bahan pangan dapat digunakan sebagai indeks kestabilan selama penyimpanan

serta penentu muu organoleptik terutama rasa dan keempukan.

Analisa kadar air dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan segar dan

olahan. Analisa sering tidak sederhana karena secara fisik atau kimia dengan

komponen bahan pangan lainnya sehingga sulit memecahkan ikatan-ikatan air

tersebut. Penentuan kadar air dalam makanan dapat dilakukan dengan beberapa

metode yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa), metode destilasi, metode
16
kimia, dan metode khusus. Namun pada penentuan ini hanya dilakukan metode

kadar air dengan refraktometer. Pengukuran menggunakan refraktometer yaitu


dengan meneteskan cairan madu ke salah satu bagian refraktometer. Pengukuran

ini memanfaatkan prinsip indeks bias. Semakin tinggi kadar gula pada cairan

madu maka indeks biasnya akan semakin tinggi sehingga refraktometer akan

menunjukkan skala yang semakin besar.(Nawi,2012)

5.2. Penentuan Cemaran Logam Pb (Timbal) Metode AAS

Pencemaran logam adalah masuknya zat logam ke dalam tempat yang tidak

semestinya dan sangat berbahaya, baik bagi tubuh ataupun lingkungan. Cara yang

sering digunakan untuk menentukan cemaran logam Pb adalah dengan metode

spektrofotometri serapan atom (AAS). Untuk menentukan cemaran logam Pb,

sampel yang digunakan harus melakukan tahap preparasi sampel dengan cara

destruksi. Destruksi terbagi atas 2, yaitu destruksi basah dan destruksi kering.

Dalam praktikum ini destruksi yang digunakan destruksi basah. Destruksi contoh

dengan cara pemanasan dengan melarutkan sampel menggunakan pelarut asam.

Logam yang terlarut dihitung menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom

(SSA) dengan panjang gelombang maksimal 283,3 nm.

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom

menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat

unsurnya. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyka energi, suatu

atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ketingkat eksitasi.

Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis

resonansi yang tepat.


17
Cara kerja Spektrofotometri Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas

penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah

menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya

yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung

unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi akan diukur pada

panjang gelomban tertentu menurut jenis logamnya (Darmono,1995).

5.3. Penetapan Angka Cemaran Mikroba Metode Angka Lempeng Total

Angka lempeng total adalah metode yang digunakan untuk menghitung

jumlah mikroba aerob mesofil, angka bakteri aerob mesofilik per gram atau per

militer sampel yang ditentukan dengan metode standar (SNI,2009). Angka

Lempeng Total (ALT) menunjukan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu

produk dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri yang ditumbuhkan pada

media agar. Bakteri aerob mesofil dapat tumbuh setelah sampel diinkubasi dalam

pembenihan yang cocok yaitu pada suhu 370C selama 24 sampai 48 jam

(Pollack dkk,2016)

Beberapa negara menyebut Angka Lempeng Total (ALT) dengan sebutan

Aerobic Plate Count (APC), Standard Plate Count (SPC) atau Aerobic Microbial

Count (AMC). Secara umum metode Angka Lempeng Total (ALT) tidak

berkaitan dengan bahaya keamanan pangan namun metode ini bermanfaat untuk

menunjukkan kualitas, masa simpan, serta higiens pada saat proses produksi

(SNI,2009).
18
Prinsip dari metoda ini adalah perhitungan bakteri mesofil aerob setelah

contoh diinkubasi dalam pembenihan yang cocok selama 24-48 jam pada suhu

350C .(SNI 06-4085-1996)

B. Penelitian Relavan

Berdasarkan studi kepustakaan yang dilakukan, ditemukan penelitian yang

relevan dengan penelitian ini, antara lain dilakukan oleh Devyana Dyah

Wulandari (2017), Tajuddin Abdullah & Ratnasari Dewi (2019) dan Ni Putu

Tasya Savitri, Endah Dwi Hastuti dan Sri Widodo Agung Suedy (2017)

Devyana Dyah Wulandari (2017) melakukan penelitian dengan judul

“Kualitas Madu (Keasaman, Kadar Air, dan Kadar Gula Pereduksi) berdasarkan

Perbedaan Suhu Penyimpanan”. Berdasarkan hasil penelitiannya disimpulkan

bahwa keasaman rata-rata 32 ml NaOH 0,1N/kg, kadar air madu suhu dingin rata-

rata 27,112%, kadar gula pereduksi madu suhu ruang sebesar 51,625% sedangkan

pada suhu dingin sebesar 62,5%.

Tajuddin Abdullah & Ratnasari Dewi (2019) melakukan penelitian dengan

judul “Kadar Cemaran Logam Timbal(Pb) dalam Madu yang Beredar di Kota

Makasar”. Berdasarkan hasil penelitiannya disimpulkan kadar logam timbal (Pb)

pada sampel madu A -1,6764 mg/kg, sampel madu B -1,0528 mg/kg, dan sampel

madu C -1,3582 mg/kg dinyatakan sampel madu negatif tercemar logam timbal

(Pb).

19
Ni Putu Tasya Savitri, Endah Dwi Hastuti dan Sri Widodo Agung Suedy

(2017) melakukan penelitian dengan judul “ Kualitas Madu Lokal dari Beberapa
Wilayah di Kabupaten Temanggung”. Berdasarkan hasil penelitiannya

disimpulkan kadar air 20,9%, kadar gula total 77,5% dan kadar keasaman 34,59

ml NaOH/kg.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Devyana Dyah Wulandari (2017), Tajuddin Abdullah & Ratnasari Dewi

(2019) dan Ni Putu Tasya Savitri, Endah Dwi Hastuti dan Sri Widodo Agung

Suedy (2017) adalah melakukan penelitian untuk mengetahui kualitas dari madu

dan kelayakan produk untuk dikonsumsi

Sebaliknya, perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian

sebelumnya terletak pada parameter yang dilakukan. Pada penelitian yang

dilakukan peneliti melakukan pengujian 4 parameter, sedangkan yang akan di

analisa hanya 3 parameter, yaitu kadar air, cemaran logam Pb dan ALT.

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jadwal dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober s.d. 12 November

2021 di Laboratorium SMK-SMAK Padang.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dimaksud pada penelitian ini adalah persiapan

kerja analisis kualitas madu kemasan (1) pengumpulan bahan baku dan (2) teknik

sampling

1. Pengumpulan Bahan Baku

Pada proses analisis ini, bahan baku atau sampel madu kemasan dengan

merk Madu TJ Murni dikumpulkan atau diambil dengan membeli 2 botol

madu merk Madu TJ Murni ditempat yang berbeda yaitu di swalayan “A” di

Kota Sawahlunto dan swalayan “B” di Kota Padang. Hal yang harus di

perhatikan saat membeli sampel dengan melihat kondisi fisik sampel, seperti

keadaan botol atau kemasan dan tanggal kadarluarsanya. Dalam pengamatan

tersebut didapatkan keadaan botol yang masih aman dan tanggal

kadarluarsanya yang masih lama. Banyak sampel yang digunakan untuk

pengujian ini adalah 1 botol (150 gram) dan 1 botol ( 150 gram) lagi
21
digunakan untuk arsip apabila terjadi kesalahan dalam pengujian.
2. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Probolity Sampling.

Probolity Sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Lalu untuk teknik sampling yang lebih

spesifik, digunakan teknik Simple Random Sampling (sampling acak

sederhana).

Teknik sampling acak sederhana ini dipilih agar sampel yang terambil

dapat bersifat representatif (mewakili) keseluruhan sampel yang ada di

berbagai swalayan, digabungkan dengan sebuah wadah (tempat) dan

dihomogenkan lalu diambil secara representatif, yang berarti item-item yang

dijadikan sampel populasi serupa dengan item-item yang tidak dijadikan

sampel.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah:

1. Penetapan Kadar Air Metode Refraktometer

2. Penetapan Cemaran Logam Pb Metode AAS

3. Penetapan Angka Cemaran Mikroba Metode Angka Lempeng Total

D. Alat dan Bahan

Pada penelitian ini digunakan


22 alat dan bahan untuk mengumpulkan data

penelitian. Alat dan bahan tersebut yakni sebagai berikut:


1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.1. Alat Gelas


NO NAMA ALAT KAPASITAS MERK JUMLAH
1 Tabung reaksi - - 3
2 Pipet tetes - - 4
3 Labu ukur 25ml iwaki 6
4 Labu ukur 50ml iwaki 1
5 Labu ukur 100ml iwaki 1
6 Labu ukur 250ml iwaki 1
7 Buret 25ml iwaki 1
8 Pipet gondok 50ml iwaki 1
9 Pipet gondok 10ml iwaki 2
10 Pipet takar 10ml iwaki 3
11 Gelas piala 250ml iwaki 6
12 Gelas piala 500ml iwaki 2
13 Gelas piala 1000ml iwaki 2
14 Kaca arloji - - 1
15 Batang pengaduk - - 4
16 Corong - - 1
17 Cawan petri - - 6
18 Tabung kuvet bertutup - - 3
19 Pipet takar 1ml iwaki 3
20 Erlenmeyer 250ml iwaki 3
21 Lampu spiritus - - 2

23
1.2. Alat Non Gelas

NO NAMA ALAT KAPASITAS MERK JUMLAH


1 Refraktometer - - 1
2 Rak tabung reaksi - - 3
3 Penangas air (baki) - - 2
4 Kompor dan gas - - 2
5 Neraca analitik - - 1
6 Neraca kasar - - 1
7 AAS - - 1
8 Botol semprot 500ml - 2
9 Standar - - 1
10 Klem - - 1
11 Kuvet AAS - - 6
12 Inkubator - - 1
13 Oven - - 1
14 Autoklaf - - 1
15 Colony counter - - 1

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

N NAMA BAHAN RUMUS KLARIFIKASI SATU JUMLAH


O AN
KIMIA
1 Madu Super Honey - cair ml 500ml
2 Tissue - - - 2
3 Alkohol C2H5OH cair ml 10ml
4 Aquadest H2O cair L 1L
24
5 Aquabidest H2O cair L 1L
6 Asam nitrat pekat HNO3 cair ml 50ml
7 Asam nitrat 1:1 HNO3 cair ml 50ml
8 Kertas serap - - - 10
9 Kertas saring - - - 10
10 Titrisol Pb 1000ppm Pb cair ml 1000ml
11 BPW - padat gram 10g
12 PCA - padat gram 10g
13 Spiritus CH3OH cair ml 500ml
14 Korek api - - - 2
15 Kapas - - - 5
16 Karet - - - 10
17 Kertas HVS - - - 10
18 Alkohol 70% C2H5OH cair - 200ml
19 Label - - - 10
20 Asam klorida HCl cair ml 50ml

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dari sampel penelitian adalah menggunakan parameter

uji sebagai berikut:

1. Penetapan Kadar Air pada Sampel Madu (SNI 01-3545-2013)

1.1. Prinsip

Pembacaan nilai indeks bias madu pada suhu 200C, atau suhu pembacaan

yang telah dikoreksi 200C, menunjukkan besarnya kadar air dari contoh

madu.

25
1.2. Alat

 Refraktometer
 Pipet tetes

 Tabung reaksi

 Rak tabung reaksi

1.3. Bahan

 Madu Super Honey

 Alkohol

 Aquades

 Tissue

1.4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja penetapan kadar air adalah sebagai berikut:

1. Hidupkan refraktometer.

2. Bersihkan prisma refraktometer dengan meneteskan 1 tetes alkohol,

lalu lap prisma dengan tissue.

3. Lalu uji kalibrasi alat dengan mengukur indeks bias aquades.

4. Bersihkan prisma refraktometer kembali seperti langkah ke 2

5. Teteskan 1 tetes sampel yaitu madu pada prisma refraktometer.


26

6. Tutup refraktometer, putar tombol kunci.


7. Cari bayangan gelap terang dengan memutar makro.

8. Paskan garis silang dengan gelap terang yang kontras.

9. Baca skala yang ditunjukkan oleh garis dan catat.

10. Bersihkan kembali refraktometer dengan meneteskan alkohol pada

kedua prisma, lalu lap dengan tissue.

11. Tutup kembali refraktometer dan matikan

2. Penetapan Cemaran Logam Pb Metode AAS pada Sampel Madu

2.1. Prinsip

Adanya absorbsi sinar UV atau Vis oleh atom-atom dalam keadaan

dasar yang terdapat dalam bagian pembentuk atom-atom dengan bantuan

energi api atau arus listrik.

2.2. Alat

 Labu ukur 25ml

 Labu ukur 50ml

 Labu ukur 100ml

 Labu ukur 250ml

 Buret 25ml
27
 Pipet gondok 10ml
 Corong

 Gelas piala

 Pipet tetes

 Standar

 Klem

 Botol semprot

 AAS

 Kuvet AAS

 Rak tabung

2.3. Bahan

 Titrisol Pb 1000 ppm

 Aquabidest

 Madu Super honey

2.4. Prodesur Kerja

2.4.1. Preparasi sampel

1. Pipet 50ml28sampel, masukkan kedalam gelas piala 250ml

2. Tambahkan asam kuat (HNO3) lalu homogenkan


3. Lakukan pemanasan hingga volume larutan 1/3 bagian dari

volume awal

4. Saring larutan dengan kertas saring kedalam labu ukur 250ml

5. Paskan dengan aquabidest dan homogenkan

2.4.2. Pembuatan larutan intermediet dengan larutan titrisol Pb 1000

ppm

1. Pipet larutan titrisol sesuai perhitungan dan masukkan kedalam

labu ukur dengan penambahan HCl

2. Paskan dengan aquabidest dan homogenkan

3. Buat deret standar dengan larutan intermediet

4. Turunkan sesuai perhitungan kedalam labu ukur 25ml

5. Paskan dengan aquabidest dan homogenkan

2.4.3. Penetapan kadar Pb dengan AAS

1. Siapkan kuvet berisi deret standar dan sampel untuk dihitung

2. Letakkan kuvet pada alat AAS

3. Operasikan alat AAS sesuai petunjuk penggunaan alat

4. Print data yang dihasilkan

2.5. Perhitungan

29
Kadar Pb : Vol(L) x konsentrasi / mg sampel x 100%
3. Penetapan Cemaran Mikroba dengan Angka Lempeng Total pada
Madu

3.1. Prinsip

Perhitungan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan dalam

pembenihan yang sesuai selama 24-72 jam pada suhu 35+10C.

3.2. Alat

 Pipet takar 1ml

 Kuvet bertutup

 Rak tabung

 Spiritus

 Cawan petri

 Autoklaf

 Inkubator

 Oven

 Neraca kasar

 Colony counter

 Erlenmeyer

 Gelas piala
30
 Batang pengaduk

 Kompor dan gas


 Penangas air

3.3. Bahan

 Larutan BPW

 Media PCA

 Aquadest

 Madu Super Honey

3.4. Prosedur Kerja

3.4.1. Pengencer dan Pembenihan

1. Buffered peptone water (BPW):

Peptone 10g; Natrium Klorida 5g; Disodium Hidrogen Fosfat

3,5g; Kalium Hidrogen Fosfat 1,5g; Larutan dalam 1 liter air

suling, atur pH 7,0, masukkan dalam botol (labu) dan sterilkan

pada suhu 1210C selama 20 menit

2. Plate Count Agar (PCA)

Yeast extract 2,5g; pancreatic digest of casein 5g; glukosa 1g;

agar 15-20g; larutan dalam satu liter air suling, atur pH 7,0,

masukkan kedalam labu dan sterilkan pada suhu 1210C selama


31

15 menit
3.4.2. Prosedur kerja

1. Disiapkan lat-alat untuk penyiapan contoh yang sudah steril atau

dapat disterilkan dengan alkohol 70%. Cara terakhir dilakukan

sesaat sebelum pengujian berlangsung. Untuk wadah plastik,

pada bagian yang akan dibuka dibersihkan dengan alkohol 70%,

kemudian dibuka secara aseptik

2. Lakukan homogenisasi contoh dengan memipet 25ml contoh

masukkan kedalam erlenmeyer atau wadah lain yang sesuai,

yang telah berisi 225ml larutan pengencer hingga diperoleh

pengenceran 1:10. Dikocok dengan baik kemudian dilanjutkan

dengan pengenceran yang diperlukan

3. Pipet 1ml dari masing-masing pengenceran kedalam cawan petri

steril secara duplo

4. Kedalam setiap cawan petri tuangkan sebanyak 12-15ml media

PCA yang telah dicairkan yang bersuhu 45 + 1 0C dalam waktu

15 menit dari pengenceran pertama

5. Goyangkan cawan petri dengan hati-hati (putar dan goyangkan ke

depan dan ke belakang serta ke kanan dan ke kiri) hingga contoh

tercampur rata dengan pembenihan

6. Kerjakan pemeriksaan blanko dengan mencampurkan air

pengencer dengan pembenihan untuk setiap contoh yang


32
diperiksa
7. Biarkan hingga campuran dalam cawan petri membeku

8. Masukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik kedalam

lemari pengeram (inkubator) dan inkubasikan pada suhu 35 + 1


0
C selama 24 - 48 jam

9. Catat pertumbuhan koloni pada setiap cawan yang mengandung

25 - 250 koloni setelah 48 jam

10. Hitung angka lempeng total dalam 1 gram atau 1 ml contoh

dengan mengalihkan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan

faktor pengenceran yang digunakan (sesuai)

3.4.3. Cara Menghitung dan Menyatakan Hasil

Syarat Standart Plate Count :

1. Jumlah koloni yang dihitung percawan antara 30-300 koloni

2. Beberapa koloni yang bergabung jadi satu, merupakan satu koloni

yang dihitung jumlahnya sebagai satu koloni

3. Satu deretan rantai koloni yang membentuk garis tebal dihitung

sebagai satu koloni

Peraturan Standart Plate Count :

1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari 2 angka, yaitu angka

pertama dan angka kedua. Jika angka ketiga lebih besar atau

sama dengan 5, maka dibulatjan satu angka lebih tinggi


33
2. Jika semua pengenceran menghasilkan koloni lebih kecil dari 30,

maka hanya koloni pada pengenceran terendah yang dihitung

3. Jika semua pengenceran menghasilkan koloni lebih besar dari 300,

maka hanya koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung

4. Jika cawan dalam 2 tingkat pertama pengenceran menghasilkan

koloni antara 30-300, maka kedua pengenceran tersebut harus

dibandingkan terlebih dahulu. Jika perbandingan dari kedua

pengenceran lebih kecil atau sama dengan 2, maka tentukan

rata-rata kedua nilai dengan menghitungkan tingkat

pengenceran. Jika perbandingan dari kedua pengenceran lebih

besar dari 2, maka yang dilaporkan adalah hasil yang terkecil

5. Jika digunakan dua cawan petri per pengenceran (duplo), maka

data yang diambil harus diambil dari kedua cawan, tidak boleh

salah satunya

3.5. Perhitungan :

Jumlah koloni per ml = jumlah koloni per cawan x 1/FP

34
KEPUSTAKAAN

Abdullah,Tajjudin.,Ratnasari Dewi.2019. Kadar Cemaran Logam (Timbal) Pb

dalam Madu yang Beredar di Kota Makassar. Karya Ilmiah. Makassar: Politeknik

Negeri Makassar.

Ahmed, A.K., Hoesksstra M.J., Hage J.J., Karim R.B. 2003. Honey- medicated

Dressing: Transformation of an Anciebt Remedy Into Modern Therapy. Ann Plast

Surg. 50 (2):143-147

Amaliya, R., Riad S., Sugianto. 2016. Pengaruh Sifat Fisika Terhadap

Kemurnian Madu yang Beredar di Kota Pekanbaru. Karya Ilmiah. Riau: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau.

Apriani, D., Gusnedi, Yenni D. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu Hutan

dari Beberapa Daerah di Sumatra Barat untuk Mengetahui Kualitas Madu. Pillar

of Physics. Vol 2, 91-98.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 7387:2009. Batas Maksimum

Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta.


35
Fatimah, Okki. 2013. Menilik Ulang Madu. Makalah. Solo: Fakultas Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Sebelas Maret.

Hammad, S. 2014. Kedokteran Nabi. Solo: Aqwamedika.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di:

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. Diakses 20 agustus 2021.

Nawi, N.M., Troy J., and Guangnan C. 2012. The Application of Spectroscopic

Methods to Predict Segarcane Quality Based on Stalk Cross-sectional Scanning.

Journal American Society of Sugar Cane Techonologists, Vol.32,2012.

Nelson dan Couto, 2009. Ilmu Lebah dan Serangga. Jakarta: Universitas

Indonesia

Rehman, S., Zia F.K., Tahir M. 2008. Physical and Spectroscopic

Characterization of Pakistani Honey. Ciencia e Investigacion Agraria. 35(2): 199

– 201.

36
Rosdiana, A. 2008. Sukses Bisnis Lebah Madu. Bandung: CV Alfarisi Putra.
Standar Nasional Indonesia. 2013. SNI 3545-2013 Madu. Jakarta: Badan Standar

Nasional Indonesia.

Suara. 2017. Akibat Terlalu Sering Mengkonsumsi Madu. Diunduh di

http://www.suara.com/ tanggal 23 agustus 2021.

Savitri,Ni Putu., Endah Dwi Hastuti., Sri Widodo Agung Suendy.2017. Kualitas

Madu Lokal dari Beberapa Wilayah di Kabupaten Temanggung.Semarang:

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.

Wulandari,Devyana Dyah.2017. Kualitas Madu (Keasaman, Kadar Air, dan

Kadar Gula Pereduksi Berdasarkan Perbedaan Suhu Penyimpanan).Surbaya:

Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

37
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Reagen

1. Pembuatan Bufferd Peptone Water (BPW)

Perhitungan :

Volume larutan = 100 ml

Keterangan pada packing = 25,5 g/L

Gram BPW:

25,5 gram x gram


=
1000 ml 100 ml

25,5 gram×100 ml
x gram= =2,55 gram
1000 ml

Prosedur kerja :

1. Timbang 2,55 gram BPW dengan neraca kasar

2. Masukkan ke dalam gelas piala 250ml


38
3. Larutkan dengan 100ml aquadest
4. Panaskan diatas hot plate sambil diaduk sampai larutan jernih

5. Sterilkan di dalam autoklaf dengan suhu 121 0C selama 15 menit

2. Pembuatan Plate Count Agar (PCA)

Perhitungan:

Volume larutan = 150ml

Keterangan pada packing = 22,5 g/L

Gram PCA :

22,5 gram x gram


=
1000 ml 100 ml

22,5 gram×150 ml
x gram= =3,375 gram
1000 ml

Prosedur kerja :

1. Timbang 3,375 gram PCA dengan neraca kasar

2. Masukkan ke dalam gelas piala 250ml

3. Larutkan dengan 150 ml aquadest

4. Panaskan diatas hot plate sambil diaduk sampai larutan jernih

5. Sterilkan di39dalam autoklaf dengan suhu 121 0C selama 15 menit


3. Alkohol 70%

Perhitungan :

Volume larutan = 200ml

Prosedur kerja :

1. Diambil 14 ml alkohol 96% dengan menggunakan gelas piala

250ml

2. Ditambahkan aquadest hingga volume 200 ml dan homogenkan

3. Dipindahkan kedalam botol reagen

4. Diberi label

4. HNO3 1:1

Perhitungan :

Volume larutan = 50 ml

Prosedur kerja :

1. Diambil HNO3 pekat sebanyak 25 ml kedalam gelas piala 250ml

2. Tambahkan aquadest hingga volume 50ml pada gelas piala

3. Homogenkan dengan batang pengaduk

4. Beri label
40

Anda mungkin juga menyukai