Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
Nim : 2021010037
Kelas : A (Pagi)
FAKULTAS HUKUM
2021
1
KATA PENGANTAR
Bissmillahirahmanirahim
Rasa syukur patut saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah mengijinkan dan
memberi nikmat kemudahan kepada saya dalam menyusun dan menulis makalah yang
Hal yang paling mendasar yang mendorong saya menyusun makalah ini adalah tugas
dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam, untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat
penulis, mahasiswa dan para pembaca semuanya. Namun makalah ini tidak lepas dari
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga
dari semua pihak sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik.
Andai ada kekurangan dalam makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya
dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak mulia,
atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.
Jadi akhlak pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau
sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah
berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji
menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan
sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang
tercela.
Mengejar nilai materi saja, tidak bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan
yang hakiki. Bahkan hanya menimbulkan bencana yang hebat, karena orientasi hidup
manusia semakin tidak memperdulikan kepentingan orang lain, asalkan materi yang
dikejar-kejarnya dapat dikuasainya, akhirnya timbul persaingan hidup yang tidak sehat.
hidupnya.
Di samping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada
Rasulullah saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun
keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana
keimanan kita kepada Allah swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya.
4
Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita
wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para
Pada dasarnya, utusan Tuhan (rasulullah) adalah manusia biasa yang tidak berbeda
dengan manusia lain. Namun demikian, terkait dengan status “rasul” yang disandangkan
Tuhan ke atas dirinya, terdapat ketentuan khusus dalam bersikap terhadap utusan yang
tidak bisa disamakan dengan sikap kita terhadap orang lain pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam membuat makalah ini adalah metode penelitian hukum
normatif. Metode penelitian hukum normatif atau penelitian perpustakaan ini merupakan
D. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
seyogyanya perlu dimengerti terlebih dahulu tentang definisi Ilmu Akhlak itu.
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
khuluqun ( )خلقyang diartikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kalimat
kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq ( )خالقyang berarti pencipta dan makhluk
Secara terminologi, akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan baik,
Akhlak pada hakikatnya ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa
dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan
cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari
kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal
pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan
Untuk meneladani dan mengikuti Rasulullah Saw., kita terlebih dahulu harus
mengetahui bagaimana Beliau dalam kehidupannya. Maka pada kali ini, mari kita sedikit
6
mengingat kembali tentang keagungan pribadi dan akhlak Baginda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Pribadi Rasulullah Saw. adalah pribadi yang sangat agung, yang menjunjung tinggi
akhlak mulia. Akhlak Beliau memadukan antara pemenuhan terhadap hak Allah, sebagai
Rasulullah Saw. adalah seorang hamba yang banyak sekali bersyukur kepada Allah Swt.
atas nikmat-nikmat-Nya dan sering bertaubat dan beristigfar. Beliau juga sangat takut
terhadap murka Allah Swt. Jika beliau melihat gumpalan awan, terlihat di wajah Beliau
isyarat seakan tidak suka. Aisyah r.a pernah menanyakan hal tersebut, “Wahai Rasulullah
! orang-orang umumnya senang melihat gumpalan awan karena berharap guyuran hujan,
sementara engkau terlihat tidak suka.” Rasulullah Saw. bersabda: “Wahai Aisyah! Adakah
yang memberi jaminan kepadaku bahwa tidak ada adzab dibalik awan itu? Karena ada juga
Rasulullah Saw. juga seorang yang sangat lembut dan tidak tergesa-gesa. Beliau tidak
pernah memukul siapapun dengan tangan Beliau, meskipun seorang budak, kecuali dalam
Betapa tinggi serta mulia akhlak Rasulullah Saw., sehingga Allah Swt. memuji dalam
Al-Qur’an :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Qs. al-Qalam: 4).
Rasulullah Saw. orang yang paling agung, paling mulia dan paling luhur akhlaknya.
Beliau tidak pernah melakukan perbuatan nista, tidak pernah mencela dan beliau bukanlah
Akhlak mulia Rasulullah Saw. berikutnya adalah Beliau sangat zuhud terhadap dunia,
padahal Beliau Rasulullah, utusan Allah Swt., Rabb yang maha kaya. Jika Beliau
7
menginginkan dunia, maka pasti Beliau bisa mendapatkannya, namun Beliau tidak
menginginkannya.
Ketika Rasulullah Saw. diberikan pilihan antara hidup di dunia semaunya ataukan
menemui Rabbnya, Beliau memilih untuk menemui Rabbnya. Beliau meninggalkan dunia
ini tanpa meninggalkan harta warisan berupa emas, perak maupun binatang ternak.
Rasulullah Saw. hanya meninggalkan senjata dan baju besi. Beliau yang digadaikan
Berakhlak kepada Rasulullah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut:
1. Rasulullah SAW sangat besar jasanya dalam menyelamatkan kehidupan manusia dari
kehancuran. Berkenaan dengan tugas ini, beliau telah mengalami penderitaan lahir
2. Rasulullah SAW sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinaan ini
4. Rasulullah SAW telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran yang sangat mulia
5. Rasulullah SAW telah memberikan contoh model masyarakat yang sesuai dengan
Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman
kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan
sebagaimana hadist Nabi Saw: “Aku ridho kepada Allah sebagai tuhan, Islam sebagai
8
agama dan Muhammad sebagai nabi dan rasul”. Beriman kepada nabi dan rasul, yaitu
berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan Tuhan kepada ummat
manusia. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran yang disampaikannya.
Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-
orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak
kepada Rasul, bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan
Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah:
Artinya: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang
yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW Allah SWT
akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah
Artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi
Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan
mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt.
Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata
uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman:
9
Artinya: “Barangsiapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah
mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan
kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah
keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai
daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda
ucapan terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal
dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat
kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi.
Jika Rasulullah bersikap kasih sayang, keras dalam mempertahankan prinsip, dan
Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.” (QS al-Fath 29).
10
Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang
mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak
akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus
dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada
dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh sabda
Rasul Saw: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani
Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka
Tirmidzi dari Ibnu Umar).Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita
termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.
Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan cemoohan orang-orang yang
tidak suka padanya. Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati
para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-
nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh sabda Rasulullah Saw: “Dan
sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang
dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka, maka
barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar.” (HR.
Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak
hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan
kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang
11
harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya
yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau
wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik
kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak
sesat, beliau bersabda:”Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat
selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku” (HR.
Hakim).Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah
dengan segala bahayanya, beliau bersabda: “Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku,
akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,kamu semua agar berpegang teguh
kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-
petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru
itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka.” (HR. Ahmad,
Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi). Dengan demikian, menghidupkan
sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh
Rasulullah Saw.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak pada hakikatnya ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap
dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan
pemikiran.
Cara Berakhlak Terhadap Rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman
kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita
nyatakan sebagaimana hadist Nabi saw: “Aku ridho kepada Allah sebagai tuhan,
Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi dan rasul.” Beriman kepada nabi
dan rasul, yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan
dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita
pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-
nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak
hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan
kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah
13
B. Saran
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
14
DAFTAR PUSTAKA
Alfan Faiza Rahman, dkk. Akhlak kepada Rasulullah. Sorong: STAIN Sorong. 2014.
Wahyu Anggoro, E. (Rabu, 18 Maret 2015). Berakhlak Kepada Rasulullah. Blog Eka
rasulullah.html.
(Bandung:Mizan,1998), Hlm. 9.
Press,2005), Hlm. 2.
15