Anda di halaman 1dari 15

AKHLAK TERHADAP RASULULLAH SAW

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah

Pendidikan Agama Islam.

Dosen Pengampu

Dra. Hj. Nurul Hidayah, M. Ag

Disusun Oleh:

Nama : Nur Indah Wulan Afryani

Nim : 2021010037

Kelas : A (Pagi)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraakatuh

Rasa syukur patut saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah mengijinkan dan

memberi nikmat kemudahan kepada saya dalam menyusun dan menulis makalah yang

berjudul “ Akhlak Terhadap Rasulullah SAW”.

Hal yang paling mendasar yang mendorong saya menyusun makalah ini adalah tugas

dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam, untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat

tugas Ujian Akhir Semester.

Penulis menyampaikan dan mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi

penulis, mahasiswa dan para pembaca semuanya. Namun makalah ini tidak lepas dari

kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat

saya harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga

dari semua pihak sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik.

Andai ada kekurangan dalam makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Sukoharjo, 29 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

C. Metode Penulisan ............................................................................................................ 5

D. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

A. Pengertian Akhlak ........................................................................................................... 6

B. Akhlak Rasulullah SAW ................................................................................................. 6

C. Dasar Pemikiran Terhadap Rasulullah SAW .................................................................. 8

D. Cara Berakhlak Terhadap Rasulullah SAW ................................................................... 8

BAB III .................................................................................................................................... 13

PENUTUP................................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya

dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak mulia,

atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.

Jadi akhlak pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau

sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah

berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa

memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji

menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan

sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang

tercela.

Mengejar nilai materi saja, tidak bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan

yang hakiki. Bahkan hanya menimbulkan bencana yang hebat, karena orientasi hidup

manusia semakin tidak memperdulikan kepentingan orang lain, asalkan materi yang

dikejar-kejarnya dapat dikuasainya, akhirnya timbul persaingan hidup yang tidak sehat.

Sementara manusia tidak memerlukan lagi agama untuk mengendalikan segala

perbuatannya, karena dianggapnya tidak dapat digunakan untuk memecahkan persoalan

hidupnya.

Di samping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada

Rasulullah saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun

keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana

keimanan kita kepada Allah swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya.

4
Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita

wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para

sahabat telah melakukannya.

Pada dasarnya, utusan Tuhan (rasulullah) adalah manusia biasa yang tidak berbeda

dengan manusia lain. Namun demikian, terkait dengan status “rasul” yang disandangkan

Tuhan ke atas dirinya, terdapat ketentuan khusus dalam bersikap terhadap utusan yang

tidak bisa disamakan dengan sikap kita terhadap orang lain pada umumnya.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pokok masalah yang dibicarakan tentang, “Akhlak Terhadap

Rasulullah” maka rumusan masalah ini difokuskan pada :

1. Apa yang dimaksud dengan akhlak itu ?

2. Bagaimana akhlak Rasulullah semasa hidupnya?

3. Apa yang menjadi dasar pemikiran Rasulullah?

4. Bagaimana cara berakhlak kepada Rasulullah itu?

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam membuat makalah ini adalah metode penelitian hukum

normatif. Metode penelitian hukum normatif atau penelitian perpustakaan ini merupakan

penelitian yang mengkaji studi dokumen seperti peraturan perundang-undangan,

keputusan pengadilan,teori hukum, dan dapat berupa pendapat para sarjana.

D. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari akhlak

2. Untuk mengetahui akhlak Rasulullah semasa hidupnya

3. Untuk mengetahui dasar pemikiran Rasulullah

4. Untuk mengetahui cara berakhlak kepada Rasulullah

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Sebelum melangkah lebih jauh membahas masalah akhlak terhadap Rasulullah,

seyogyanya perlu dimengerti terlebih dahulu tentang definisi Ilmu Akhlak itu.

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya

khuluqun (‫ )خلق‬yang diartikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kalimat

tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalkun (‫ )خلق‬yang berarti

kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq (‫ )خالق‬yang berarti pencipta dan makhluk

(‫ ) مخلوق‬yang berarti diciptakan.

Secara terminologi, akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang

tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan baik,

atau perbuatan buruk yang tercela sesuai dengan pembinaannya.

Akhlak pada hakikatnya ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa

dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan

cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari

kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal

pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan

yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.

B. Akhlak Rasulullah SAW

Untuk meneladani dan mengikuti Rasulullah Saw., kita terlebih dahulu harus

mengetahui bagaimana Beliau dalam kehidupannya. Maka pada kali ini, mari kita sedikit

6
mengingat kembali tentang keagungan pribadi dan akhlak Baginda Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam.

Pribadi Rasulullah Saw. adalah pribadi yang sangat agung, yang menjunjung tinggi

akhlak mulia. Akhlak Beliau memadukan antara pemenuhan terhadap hak Allah, sebagai

Rabbnya dan penghargaan kepada sesama manusia.

Rasulullah Saw. adalah seorang hamba yang banyak sekali bersyukur kepada Allah Swt.

atas nikmat-nikmat-Nya dan sering bertaubat dan beristigfar. Beliau juga sangat takut

terhadap murka Allah Swt. Jika beliau melihat gumpalan awan, terlihat di wajah Beliau

isyarat seakan tidak suka. Aisyah r.a pernah menanyakan hal tersebut, “Wahai Rasulullah

! orang-orang umumnya senang melihat gumpalan awan karena berharap guyuran hujan,

sementara engkau terlihat tidak suka.” Rasulullah Saw. bersabda: “Wahai Aisyah! Adakah

yang memberi jaminan kepadaku bahwa tidak ada adzab dibalik awan itu? Karena ada juga

kaum yang diadzab dengan menggunakan angin”.

Rasulullah Saw. juga seorang yang sangat lembut dan tidak tergesa-gesa. Beliau tidak

pernah memukul siapapun dengan tangan Beliau, meskipun seorang budak, kecuali dalam

kondisi jihad fi sabilillah.

Betapa tinggi serta mulia akhlak Rasulullah Saw., sehingga Allah Swt. memuji dalam

Al-Qur’an :

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Qs. al-Qalam: 4).

Rasulullah Saw. orang yang paling agung, paling mulia dan paling luhur akhlaknya.

Beliau tidak pernah melakukan perbuatan nista, tidak pernah mencela dan beliau bukanlah

tipe orang yang suka malaknat.

Akhlak mulia Rasulullah Saw. berikutnya adalah Beliau sangat zuhud terhadap dunia,

padahal Beliau Rasulullah, utusan Allah Swt., Rabb yang maha kaya. Jika Beliau

7
menginginkan dunia, maka pasti Beliau bisa mendapatkannya, namun Beliau tidak

menginginkannya.

Ketika Rasulullah Saw. diberikan pilihan antara hidup di dunia semaunya ataukan

menemui Rabbnya, Beliau memilih untuk menemui Rabbnya. Beliau meninggalkan dunia

ini tanpa meninggalkan harta warisan berupa emas, perak maupun binatang ternak.

Rasulullah Saw. hanya meninggalkan senjata dan baju besi. Beliau yang digadaikan

kepada seorang Yahudi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

C. Dasar Pemikiran Terhadap Rasulullah SAW

Berakhlak kepada Rasulullah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut:

1. Rasulullah SAW sangat besar jasanya dalam menyelamatkan kehidupan manusia dari

kehancuran. Berkenaan dengan tugas ini, beliau telah mengalami penderitaan lahir

batin, namun semua itu diterima dengan ridha.

2. Rasulullah SAW sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinaan ini

dilakukan dengan memberikan contoh tauladan yang baik.

3. Rasulullah SAW berjasa dalam mejelaskan al-Qur’an kepada manusia, sehingga

menjadi jelas dan mudah dilaksanakan.

4. Rasulullah SAW telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran yang sangat mulia

dalam berbagai bidang kehidupan.

5. Rasulullah SAW telah memberikan contoh model masyarakat yang sesuai dengan

tuntunan agama, yaitu masyarakat yang Beliau bangun di Madinah.

D. Cara Berakhlak Terhadap Rasulullah SAW

Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman

kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan

sebagaimana hadist Nabi Saw: “Aku ridho kepada Allah sebagai tuhan, Islam sebagai

8
agama dan Muhammad sebagai nabi dan rasul”. Beriman kepada nabi dan rasul, yaitu

berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan Tuhan kepada ummat

manusia. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran yang disampaikannya.

Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW. Diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW

Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-

orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak

kepada Rasul, bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan

Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah:

Artinya: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama

dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang

yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah

teman yang sebaik-baiknya.” (QS 4:69).

Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW Allah SWT

akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah

manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman.

Artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya

Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang (QS 3:31)

Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan

mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt.

Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata

uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman:

9
Artinya: “Barangsiapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan

barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk

menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS 4:80).

2. Mencintai dan memuliakan Rasulullah

Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah

mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan

kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah

Artinya: “Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,

keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri

kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai

daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai

Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-

orang yang fasik.” (QS 9:24).

3. Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah

Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda

ucapan terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal

dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat

kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi.

Jika Rasulullah bersikap kasih sayang, keras dalam mempertahankan prinsip, dan

seterusnya maka manusia juga harus demikian. Allah berfirman:

Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia

adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat

mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.” (QS al-Fath 29).

4. Melanjutkan Misi Rasulullah.

10
Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang

mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak

akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus

dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada

dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh sabda

Rasul Saw: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani

Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka

hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Ahmad, Bukhari dan

Tirmidzi dari Ibnu Umar).Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita

termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.

5. Menghormati Pewaris Rasul

Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan cemoohan orang-orang yang

tidak suka padanya. Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati

para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-

nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS 35:28).

Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh sabda Rasulullah Saw: “Dan

sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang

dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka, maka

barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar.” (HR.

Abu Daud dan Tirmidzi).

Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak

hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan

kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang

11
harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya

yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama

yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk menghormatinya.

6. Menghidupkan Sunnah Rasul

Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau

wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik

kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak

sesat, beliau bersabda:”Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat

selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku” (HR.

Hakim).Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah

dengan segala bahayanya, beliau bersabda: “Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku,

akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,kamu semua agar berpegang teguh

kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-

petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru

itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka.” (HR. Ahmad,

Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi). Dengan demikian, menghidupkan

sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh

Rasulullah Saw.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak pada hakikatnya ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap

dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam

perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan

pemikiran.

Cara Berakhlak Terhadap Rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman

kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita

nyatakan sebagaimana hadist Nabi saw: “Aku ridho kepada Allah sebagai tuhan,

Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi dan rasul.” Beriman kepada nabi

dan rasul, yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan

Tuhan kepada ummat manusia.

Mencintai dan memuliakan Rasulullah keharusan yang harus kita tunjukkan

dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita

kepada Allah Swt.

Berakhlak baik kepada Rasulullah juga berarti harus menghormati para

pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-

nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.

Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak

hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan

kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah

yang harus kita hormati.

13
B. Saran

Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki

kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki

makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.

Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai

pembahasan makalah di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alfan Faiza Rahman, dkk. Akhlak kepada Rasulullah. Sorong: STAIN Sorong. 2014.

Wahyu Anggoro, E. (Rabu, 18 Maret 2015). Berakhlak Kepada Rasulullah. Blog Eka

Wahyu Anggoro. http://berbagiilmu185.blogspot.com/2015/03/berakhlak-kepada-

rasulullah.html.

Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai Rasulullah,

(Bandung:Mizan,1998), Hlm. 9.

Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai Rasulullah,

(Bandung:Mizan,1998), Hlm. 10.

Shaleh Ahmad Asy-syamsi, Berakhlak dan Beradab Mulia, (Jakarta:Gema Insani

Press,2005), Hlm. 2.

15

Anda mungkin juga menyukai