Pabrik Tahu
Oleh
Kelompok 13
PENDAHULUAN
seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk yang berkualitas
tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumber daya
suatu masalah penting dalam setiap proses operasional sebab hal tersebut terkait erat
Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam setiap aktivitas. Pada bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, risiko yang paling sering diperhatikan adalah
risiko yang berakibat negatif. Risiko tersebut berupa bahaya yang mengancam
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Untuk menghindari dampak negatif dari
risiko tersebut, setiap industri harus mampu melakukan pengelolaan potensi risiko
yang timbul sehingga peluang terjadi atau akibat yang ditimbulkannya tidak besar.
Dengan kata lain, dengan mengetahui tingkat risiko yang akan terjadi, maka
ditimbulkannya sehingga risiko tersebut dapat dikendalikan. Oleh karena itu, yang
menjadi fokus utama dalam manajemen risiko keselamatan kerja adalah tindakan
Kecelakaan kerja dapat timbul baik dari lingkungan fisik kerja, perilaku para
rata-rata 6000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik, atau 2,2
juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan
350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam pekerjaan
elemen pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
samping itu, HIRARC juga merupakan bagian dari sistem manajemen risiko
penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Tujuan identifikasi bahaya yaitu untuk
dan keberadaan pekerja sebagai operator. Salah satu metode identifikasi bahaya
ini adalah Job Safety Analysis (JSA). JSA berfungsi untuk menganalisis potensi
bahaya dari pekerjaan yang akan dijalankan dan nantinya dapat membantu pekerja
untuk memahami kegiatan kerja yang akan dilakukan. Dengan demikian pekerja
menjadi sadar akan potensi bahaya yang ada dalam menjalankan kegiatan kerja
risiko. Risiko yang dinilai berupa risiko bahaya yang telah diidentifikasi
sebelumnya.
Industri Tahu merupakan milik perorangan yang bergerak dalam bidang produksi
beberapa mesin tradisional dan mesin modern seperti semprong bara api yang
mereka punya. Dimana pada setiap aktivitasnya yang mereka jalankan terdapat
risiko bahaya bagi mereka, baik dari segi manusia (pekerja), mesin dan peralatan,
1.2 Tujuan
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses produksi tahu, dilihat dari
HASIL KEGIATAN
Sulih Kecamatan Way Halim yang kami kunjungi telah berdiri sejak tahun
1980 hingga sekarang usia industri tahu ini berusia 37 tahun. Usaha industri
tahu rumahan ini memiliki satu orang pemilik pabrik tahu dan enam orang
tahu, satu orang sebagai pencetak tahu, dua orang sebagai penggoreng tahu,
dan dua orang dibagian pengemasan tahu. Setiap harinya 125-150 Kg kacang
kedelai diproses menjadi sekitar 12000 tahu goreng yang akan dipasarkan
kembali ke sejumlah pasar. Pembuatan tahu ini dilakukan mulai dari pukul
07.00-15.00 WIB.
Industri tahu yang bertempat di Jl. Sari Dele II Kelurahan Gunung Sulih
Kecamatan Way Halim ini memiliki 5 orang pekerja yang bekerja dalam
proses produksi. Lima orang pekerja dalam proses produksi ini terdiri dari 2
orang yang bertugas dalam penggorengan tahu, 2 orang yang bertugas dalam
pembuatan bahan mentah tahu, dan 1 orang yang bertugas dalam pengemasan
fisik adalah suhu panas yang berasal dari kompor yang dipakai dalam proses
yang dapat memperberat resiko terjadinya penyakit, paparan asap yang terus
kanker paru. Bahaya potensial lain yang ditemukan adalah air yang dipakai
menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan) pada saat proses produksi.
Licinnya lantai dikarenakan air yang dibuang dari proses produksi bahan
Bahaya potensial lain dari segi ergonomis yang mungkin dapat terjadi yaitu
low back pain karena selama proses penggorengan tahu, para pekerja
menggoreng dengan posisi membungkuk, dan juga pada saat produksi bahan
mentah tahu pekerja kerap berbalik badan dengan posisi yang kurang baik.
Masalah lain yang kami temukan yaitu adalah penggunaan minyak goreng
2.3 Penatalaksanaan
yang telah kami identifikasi dan evaluasi yaitu berupa promosi kesehatan
kesehatan. Metode Promosi Kesehatan ini kami lakukan dengan tujuan agar
Kami menggunakan media intervensi berupa poster tentang higiene, flip chart
tentang bahaya potensial dan alat pelindung diri, serta leaflet tentang jaminan
kepada pekerja. Hasil yang diharapkan agar para pekerja dapat melakukan
pencegahan dimulai dari hal-hal yang penting seperti memakai sarung tangan
dan masker saat melakukan pembuatan tahu dan saat penggorengan tahu,
memakai sepatu boot khusus untuk pekerja pembuat tahu agar terhindar dari
temple di sekitar dapur dan bingkisan berupa alat pelindung diri dan obat-
plastik, untuk pekerja pembuat tahu dan penggoreng tahu . Pemilik Industri
pembuat tahu mengaku bahwa para pekerja telah disediakan alat pelindung
diri berupa sarung tangan, namun para pekerja tidak nyaman memakainya,
sehingga dengan adanya diskusi ini kami berharap para pekerja dapat
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada
selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu
peraturan kesehatan tahun 1988. Evaluasi bahaya yang tampak nyata dapat
(Harrington dan Gill, 1995). Kegiatan evaluasi dilakukan setelah tahap tahap
Bahaya potensial di lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada pada
lingkungan kerja yang berpotensi menjadi bahaya akibat adanya suatu proses
tempat kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain faktor kimia, faktor
fisik, faktor biologi, faktor ergonomis dan faktor psikologi (ILO, 2013).
antara lain :
dari api kayu bakar pada saat proses penggorengan tahu. Pada
faktor fisik berupa asap, yang dihasilkan oleh kayu yang di bakar
membungkuk.
c. Bahaya Faktor Biologi
3.1 Dari walkthrough survey yang telah kami lakukan, kami mengacu pada
kerja pabrik tahu, lantai yang licin berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
sehingga perlu dibersihkan supaya tidak licin lagi. Kemudian minyak goreng yang
digunakan untuk menggoreng tahu terlihat hitam seperti sudah berkali – kali
digunakan dalam menggoreng. Maka dari itu kami menyarankan kepada pemilik
pabrik untuk mengganti minyak goreng tersebut apabila sudah berganti warna
Aspek yang menjadi fokus utama kelompok kami pada kelompok usaha
pembuatan tahu yaitu alat pelindung diri (APD). Pada intervensi telah dijelaskan
kepada para pekerjanya tentang pentingnya penggunaan APD yang sesuai dengan
pekerjaan yang mereka lakukan. Kami juga meminta agar para pekerja selalu
Hal-hal lainnya yang kami sampaikan pada saat intervensi yaitu tentang
jamkesmas, higiene dan sanitasi, ergonomi, dan pemakaian minyak goreng. Pada
para pekerja untuk mendaftarkan diri sebagai anggota BPJS. Selain itu telah
dijelaskan higiene dan sanitasi yang baik dan sesuai pada lingkungan kerja,
4.1 Saran
sebagai berikut.
pabrik tahu ini sehingga target perubahan yang diinginkan bisa terpantau.
pemilik dan pekerja pabrik lebih mudah memahami maksud dan tujuan
yang diinginkan.
4.2 Kesimpulan
sebagai berikut:
perusahaan.
2. Kurang lengkapnya alat pelindung diri untuk para pekerja perusahaan yang
kesehatan pekerja.