Anda di halaman 1dari 6

Mata kuliah Dosen Pembimbing

Study Hadits Jasmiati s sy,MH

KELOMPOK 10
“Pemetaan/pembagian hadits mardud karena perawinya tidak adil”

OLEH:

1. Vahrul Rozy
2. Yaser Nukri Harahap

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH ( MUA)


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2021 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam Studi Hukum Ekonomi Syariah.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 13 september 2021


Daftar Isi

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Hadits berkedudukan sebagai sumber hukum utama dan urutan kedua setelah
Alqur’an yang menjadi pedoman hidup umat Islam secara universal. Salah satu fungsi
Hadits yaitu sebagai penjelasan hukum dari ajaran-ajaran yang ada dalam alqur’an.
Umat Islam akan sulit memahami makna yang terkandung dalam Alqur’an tanpa
melalui Hadits sebagai petunjuk atau sebagai hikmah yang merupakan Sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh para Sahabat, Tabi’in, dan para Ulama yang
hidup tiga abad sepeninggal Rasullullah SAW.Problematik yang dihadapi umat Islam
saat ini adalah masih bayak yang menjalankan syariat Islam dengan cara mengikut
dengan orang di sekitarnya tanpa memahami Hadits sebagai pedoman dan sumber
hukum,hadis palsu tersebar masih banyak ditemukan disekitar kita.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Pemetaan/pembagian hadits hadits mardud karena perawinya tidak adil?

C.TUJUAN MASALAH

1.Untuk mengetahui pembagian hadits mardud karena perawinya tidak adil

BAB II

PEMBAHASAN
Hadis maqbul artinya hadis yang telah jelas kebenaran yang diriwayatkan perawi.
Maqbul sendiri secara bahasa berarti yang diterima. Hukum hadis maqbul adalah
wajib dijadikan landasan dalil hukum dan diamalkan.Berdasarkan kualitasnya, hadis
maqbul terbagi menjadi empat bagian;

Shahih li dzatihi; Hadis yang sanadnya tersambung, dengan perantara perawi yang
‘adil dan kuat hafalannya, tanpa ada syadz dan illat.

Shahih li lighairihi; Hadis hasan yang naik derajatnya menjadi shahih karena ada
riwayat yang sama yang lebih kuat darinya.

Hasan li dzatihi; hadis yang sanadnya tersambung dengan perantara perawi yang adil
tapi terdapat kekurangan pada hafalannya, tidak ada syadz dan illat.

Hasan di ghairihi; hadis dhaif yang naik dejaratnya menjadi hasan karena ada riwayat
lain yang lebih kuat darinya.

Jika hadis maqbul adalah hadis yang memiliki syarat-syarat hadis maqbul seperti
dijelaskan di atas, maka hadis mardud adalah hadis yang tidak mencukupi syarat
hadis maqbul. Setiap hadis yang mardud atau ditolak hukumnya dhaif

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN
Maka dari uraian di atas dapat kami simpulkan bahwa pentingnya belajar iImu
Hadist, dikarenakan Hadist adalah sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-
quran, karena Ilmu Hadist adalah ilmu yang melengkapi penjelasan dalam Al-quran.

DAFTAR PUSTAKA

https://bincangsyariah.com/khazanah/hadis-maqbul-dan-mardud/

Anda mungkin juga menyukai