Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKODIAGNOSTIKA III
WAWANCARA (INTERVIEW INDIVIDU)

SETTING KLINIS

GAMBARAN STRESS AKADEMIK PADA MAHASISWA SAAT


MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER

DOSEN PEMBIMBING :
Firdaus Dwi Suwandi, M.Psi., Psikolog.

Disusun Oleh :
Putri Aghnya Hanifa
190207046

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
I. KERANGKA ACUAN
1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktikum interview yang dilakukan adalah
untuk mengetahui Gambaran Stress Akademik pada Mahasiswa saat
Menghadapi Ujian Akhir Semester.

1.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dalam praktikum interview yang dilakukan
adalah :
1. Untuk mengetahui seperti apa gambaran sress akademik yang
dirasakan oleh mahasiswa saat menghadapi ujian akhir semester.
2. Untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu mengatasi stress
akademik yang dia rasakan saat menghadapi ujian akhir semester.
3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak stress akademik pada
mahasiswa terhadap pembelajarannya, prestasinya, dan saat
menghadapi ujian akhir semester.
4. Untuk mengetahui apakah stress akademik yang dirasakan oleh
mahasiswa dipengaruhi oleh diri sendiri, keluarga, atau
lingkungannya.
5. Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang memunculkan stress
akademik pada mahasiswa saat menghadapi ujian akhir semester.

1.3 Landasan Teori


Menurut Dixson (2015; dalam Qonita, 2021) keterlibatan
mahasiswa dalam perkuliahan daring dapat diartikan sebagai sejauh
mana mahasiswa terlibat secara aktif dalam berpikir, berbicara, dan
berinteraksi dengan mahasiswa lain dan dosen dalam pembelajaran
daring. Setiap mahasiswa pasti akan dihadapkan dengan ujian akhir
semester, ujian akhir semester adalah suatu rangkaian pengujian materi
perkuliahan yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa di akhir
semester. Sehingga banyak mahasiswa yang dihadapkan dengan

2
permasalahan dalam mengerjakan tugas ujian akhirnya. Tugas-tugas
diperkuliahan akan menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri. Proses
perubahan gaya belajar dan beban akademik tersebut dapat
menyebabkan mahasiswa memiliki perasaan stress karena tuntutan
akademik dari perguruan tinggi (dalam Widianti dan Damajanti, 2020).
Menurut Bedewy & Gabriel (2015; dalam Qonita, 2021), stres
akademik merupakan persepsi siswa terhadap tekanan yang mereka
hadapi, kendala waktu untuk menyelesaikan tugas, beban kerja
akademik yang dirasa melebihi kemampuan, serta kekhawatiran akan
ketidakpastian akan masa depan dan menurunnya prestasi akademik.
Kemudian menurut Bedewy Delia & Gabriel Adel (2015;
dalam Adha, Shinta, dan Mochammad, 2020) dalam The Perception of
Academic Stress Scale, menjelaskan bahwa terdapat beberapa stresor
pada mahasiswa diantaranya; Beban tugas yang banyak, ujian yang
panjang, tekanan orang tua (harapan orang tua), harapan dari pengajar,
pemilihan karier, kepribadian, kecerdasan, prestasi akademik,
lingkungan, dan psikososial.
Bedewy dan Gabriel (2015; dalam Affani, 2021), menjelaskan
bahwa ada tiga aspek stres akademik diantaranya yaitu:
1. Ekspektasi Akademik (Academic Expectation)
Aspek ini berkaitan dengan harapan akademik yang tinggi
terhadap mahasiswa, harapan ini bisa berasal dari diri sendiri
maupun dari lingkungan sekitar seperti keluarga, dosen dan
kerabat.

2. Tuntutan Perkuliahan dan Ujian (Faculty Work and


Examinations)
Aspek ini berkaitan dengan pandangan mahasiswa
terhadap segala bentuk tuntutan perkuliahan dan ujian. Tuntutan
perkuliahan yang berlebihan atau menumpuk, durasi waktu, dan
kesulitan dalam menghadapi ujian.

3
3. Persepsi Diri Akademik Mahasiswa (Student Academic Self
Perception)
Aspek ini berkaitan dengan persepsi kemampuan diri yang
negatif dalam bidang akademik. Persepsi tersebut muncul saat
mahasiswa tidak mampu dalam memenuhi tuntutan akademik.
Sumber yang terkait dengan persepsi diri akademik siswa berupa
karakteristik kepribadian, kecerdasan, prestasi masa lalu, dan
psikososial lainnya (Bedewy & Gabriel, 2015; dalam Widianti
dan Damajanti, 2020).

4
1.4 Rumusan/Kerangka Wawancara

NO. ASPEK DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PERTANYAAN


1. Ekspektasi Akademik Individu memiliki tuntutan dan Individu melihat tekanan dari diri Apa harapan anda untuk diri anda
(Academic tekanan yang dirasa berasal dari sendiri sebagai salah satu sumber sendiri saat menjalani ujian akhir
Expectation) diri sendiri dan lingkungan baik stress semester ?
Seberapa besar harapan anda
keluarga, dosen, kerabat, atau
terhadap diri anda sendiri ?
teman untuk mencapai target
Apakah anda memiliki tuntutan
akademik disertai komentar
untuk diri anda sendiri dalam
kritis terhadap prestasi.
mendapatkan nilai yang tinggi
dalam ujian akhir semester ?
Individu menganggap adanya Apakah ada tekanan dan juga
tekanan yang cukup besar dari tuntutan dari lingkungan yang anda
lingkungan dalam mendapatkan rasakan dalam mendapatkan hasil
hasil kademik akademik ?
Apakah ada tekanan dan tuntutan
dari orang tua kepada anda dalam
menjalani ujian dan mendapatkan
hasil ujian ?
Menurut anda apakah dosen

5
menuntut anda untuk mendapatkan
hasil yang baik dalam ujian ?
Seberapa besar pengaruh tekanan
dan tuntutan yang diberikan oleh
lingkungan anda terhadap hasil
akademik anda ?
Individu melihat adanya tekanan Menurut anda apakah terdapat
terhadap prestasi melalui persaingan antara anda dan teman-
persaingan dengan teman teman anda dalam meraih sebuah
prestasi ?
Bagaimana perasaan anda jika
teman anda mampu mendapatkan
hasil yang lebih tinggi dalam ujian
dibandingkan dengan anda ?
2. Tuntutan Perkuliahan Individu memiliki persepsi Individu merasa adanya tugas yang Menurut anda apakah beban ujian
dan Ujian (Faculty mengenai beban kerja yang berlebihan yang menjadi sumber akhir semester ini lebih berat dari
Work and dirasa berlebihan saat stress semester sebelumnya ?
Tugas-tugas seperti apa yang
Examinations) perkuliahan dan ujian. Serta
menurut anda dapat membebani ?
adanya kekhawatiran akan
Apakah anda bisa mengimbangi
kesulitan dan kegagalan juga
antara tugas dalam ujian yang

6
durasi waktu yang terbatas. diberikan oleh dosen dengan
kemampuan anda ?
Individu saat menghadapi ujian Apakah anda pernah merasakan
merasa adanya sebuah cemas dan khawatir saat akan
kekhawatiran akan kesulitan dan menghadapi ujian akhir semester ?
Kekhawatiran dan kecemasan
kegagalan
seperti apa yang anda rasakan
dalam menghadapi ujian akhir
semester ?
Apakah anda pernah merasakan
ketakutan akan kegagalan dalam
menjalani ujian akhir semester ?
Apakah anda merasa kesulitan
dalam mengerjakan ujian akhir
semester ini ?
Individu melihat durasi waktu yang Apakah anda mampu mengatur
terbatas dalam mengerjakan tugas waktu dalam menyelesaikan tugas
dan ujian selama ujian ?
Bagaimana pendapat anda jika
dosen hanya memberikan waktu
yang terbatas untuk pengumpulan

7
tugas ujian ?
Seberapa besar tekanan yang anda
rasakan perihal waktu yang
diberikan oleh dosen itu hanya
terbatas ?
3. Persepsi Diri Sikap individu untuk memenuhi Individu melihat adanya rasa takut Dalam menjalani ujian akhir
Akademik Mahasiswa tuntutan akademik yang akan kegagalan terhadap hasil semester apakah ada rasa takut
(Student Academic Self berkaitan dengan kemampuan belajarnya yang anda rasakan jika hasil belajar
Perception) untuk membuat keputusan tidak sesuai dengan hasil ujian ?
Apakah ada rasa takut pada diri
akademik yang tepat. Kemudian
anda jika mengalami penurunan
adanya persepsi diri yang
nilai IPK ?
negatif, bentuk karakteristik
kepribadian, kecerdasan, prestasi Individu cenderung memiliki Apakah anda pernah memiliki
akademik, dan psikososial ekspektasi negatif pada hal pemikiran negatif pada hasil ujian
mahasiswa dalam memberikan akademik yang akan anda terima ?
persepsi terhadap konsep diri
Menurut anda apakah anda mampu
umum maupun akademiknya.
menyelesaikan ujian akhir semester
dengan baik ?

8
II. STATUS PRAESENSE
2.1 Pelaksanaan Wawancara
Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Juli 2021
Waktu : 16.35 WIB - Selesai
Tempat : Google Meet

2.2 Identitas
Nama : SDA
Usia : 20 Tahun
Instansi : Universitas Muhammadiyah Bandung
Alamat : Jl. Sukalaksana No. 25
Pekerjaan : Mahasiswa S1 Psikologi Semester 4

2.3 Status Fisik


Konstitusi tubuh
Itee adalah seorang wanita yang berusia 20 tahun memiliki
bentuk tubuh yang tinggi dan proporsi tubuh yang normal, terlihat
berisi namun tidak gemuk, itee memiliki tinggi badan sekitar 155 cm
dengan berat badan sekitar 53 kg. Itee mengenakan kerudung segi
empat berwarna hitam, baju kemeja polos berwarna hijau tua, dan
celana berwarna ungu. Secara keseluruhan penampilan itee cukup
rapih. Itee cenderung tidak menutup diri dan juga tidak pemalu.

Kondisi tubuh
Itee terlihat bersih dan juga berseka dengan mengenakan riasan
diwajah seperti bedak dan juga lipstik, kondisi kesehatan dari itee
sehat dan bugar terlihat dari kondisinya yang tidak lesu dan sangat
bersemangat. Itee memiliki kondisi khas yaitu tubuh yang tegap dan
sedikit berisi. Kesan pertama saat bertemu, itee sangat ramah,
menarik, ceria, terlihat ekspresif, murah senyum dan juga selalu
tertawa.

9
2.4 Status Psikis
Saat akan dan melakukan wawancara tingkat kesadaran itee
normal yaitu sadar sepenuhnya dan dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaan sekelilingnya. Sikap yang ditunjukan oleh itee yaitu
percaya diri dan juga dapat terbuka terlihat dari badannya yang tidak
kaku dan tegang yang artinya itee bersedia untuk diwawancarai.
Intonasi dan cara berbicara itee santai namun terkadang sedikit
terburu-buru, dan terkesan semiformal, kemudian intonasi dan volume
bicara itee terkadang terdengar kencang. Cara berpakaian itee rapih
terlihat dari penataan hijabnya yang sederhana dan baju yang
dikenakannya tidak lusuh, itee terlihat memakai riasan yang sederhana,
tidak berlebihan hanya menggunakan bedak dan lipstik dengan warna
yang tidak terlalu mencolok. Selama wawancara itee duduk dengan
nyaman dengan posisi yang tidak berpindah-pindah, itee tidak terlihat
banyak memainkan tangannya saat menjawab namun dalam menjawab
pertanyaan itee terlihat ekspresif dengan memperlihatkan suasana
hatinya, dan pandangan itee fokus ke depan.

10
III. PROSES WAWANCARA

PERTANYAAN/ KATEGORI
No
PERNYATAAN E-ex E-in Ev A O I S F Adv M
1. Iter : “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,    
selamat sore”
Itee : “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
selamat sore”
Iter : “Perkenalkan saya Putri Aghnya Hanifa mahasiswi
Psikologi dari Universitas Muhammadiyah Bandung
semester 4 tujuan saya disini adalah untuk mewawancarai
saudari, sebelumnya saudari silahkan untuk
memperkenalkan diri terlebih dahulu”
Itee : “Baik terimakasih, sebelumnya perkenalkan nama
saya Sufia Dwi Ambarini dariii euu Universitas
Muhammadiyah Bandung, sekarang mahasiswi semester
4 dan prodinya psikologi”
Iter : “Baik sebelumnya, saya ingin bertanya pada
saudari.. saudari berkenan untuk dipanggil apa ya?”

11
Itee : “Euu untuk itu boleh sih apa aja ka, misalkan
kayaapanggil nama juga boleh atau mau panggil kaka
atau teteh juga boleh”
Iter : “Baik kalau begitu saya panggil dengan ka Pia gitu
ya”
Itee : “Silahkan”
Iter : “Baik, sebelum memulai wawancara ini saya ingin
memberitahukan bahwasannya wawancara ini akan
dilangsungkan selama kurang lebih enam puluh menit,
apakah ka Pia berkenan?”
Itee : “Berkenan”
Iter : “Kemudian dalam sesi wawancara ini saya juga
akan menggunakan alat perekam dan juga alat tulis,
apakah diizinkan?”
Itee : “Dipersilahkan ka”
Iter : “Baik kalau begitu akan saya mulai rekam ya?”
Itee : “Iya silahkan”
Iter : “Baik terimakasih. Selanjutnya untuk wawancara ini
itu mengenai Gambaran Stress Akademik Pada

12
Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Akhir Semester,
kemudian wawancara ini 23 poin pertanyaan. Dalam
wawancara ini tidak akan saya sebar luaskan, saya akan
jaga kerahasiaannya, dan juga wawancara ini tidak akan
saya gunakan kepada hal-hal yang negatif. Hanya akan
saya gunakan untuk keperluan praktikum Psikodiagnostik
III seperti itu, apakah ka Pia mengizinkan?”
Itee : “Silahkan”
Iter : “Baik terimakasih, kalau begitu sebelumnya saya
berterimakasih juga kepada ka Pia karena telah
meluangkan waktunya untuk diwawancarai, kalau begitu
langsung saja ya saya mulai dengan pertanyaan pertama”
Itee : “Baik silahkan”
2. Iter : “Baik, saya ingin bertanya kepada ka Pia, apakah ka  
Pia sudah menyelesaikan ujian akhir semesternya?”
Itee : “Sudah.. alhamdulillah sudah”
Iter : “Bagaimana perasaan ka Pia ketika menghadapi
ujian akhir semester?”
Itee : “Untuk perasaan sih.. lumayan aga ini yaa aga

13
menegangkan gitu karena dari sebelumnya eu untuk ujian
praktek itu sebelumnya cuman sedikit gitu, sedangkan
sekarang ada beberapa ujian praktek yang harus diikuti
gitu”
Iter : “Jadi memang lagi banyak-banyaknya ujian praktek
ya ka”
3. Iter : “Selanjutnya saya ingin bertanya..”
Itee : “Iya”
Iter : “Apakah ada harapan gitu untuk diri ka Pia sendiri
gitu dalam menjalani ujian akhir semester ini?”
Itee : “Harapannya siih, ingin apa yaa ingin.. eu untuk
bisa lebih lebih baik dari yang.. semester sebelumnya sih, 
karnakan semakin kitaaa naik semester gitu harus
semakin lebih baik gitu”
Iter : “Jadi ada harapan untuuk lebih meningkat lagi gitu
ya ka, disemester ini dan semester kedepannya gitu”
Itee : “Ya betul”
4. Iter : “Selanjutnya seberapa besar sih harapan itu gitu 
untuk dirii ka Pia sendiri?”
Itee : “Iyaa sangat besar sih harapannya terlebihkan orang

14
tua juga gitukan support system yang emang bener-bener
buat ngebikin harapan itu semakin tinggi gitu sih”
Iter : “Jadi memang ada support system untuk
meeningkatkan harapan untuk diri sendiri itu ya”
Itee : “Iyaah, terlebih sama orang tua sih gitu, support
systemnya”
5. Iter : “Ekhmm, saya ingin bertanya apakaah ka Pia
memiliki tuntutan untuk diri sendiri gitu dalam
mendapatkan nilai yang tinggi dalam ujian akhir?”
Itee : “Untuk itu sih ada ya tuntutannya eu untuk selalu
rajin menulis materi dari dosen atau pun teman yang
disampaikan trus rajin baca buku mungkin yaa seperti itu.

Jadi tidak apa ya, banyak-banyak cari referensi gitu sih”
Iter : “Jadi tuntutan yang ka Pia berikan itu untuk
mendapatkan nilai yang tinggi itu dengan cara banyak-
banyak eu belajar gitu ya, lebih rajin lagi dan mencari
referensi yang banyak gitu ya”
Itee : “Iyap betul”
6. Iter : “Selanjutnya jika harapan dan tuntutan yang  
diberikan pada diri sendiri itu ketika menjalani ujian tidak

15
dapat terealisasikan apa yang akan ka Pia lakukan?”
Itee : “Eu mungkin untuk itu saya akan melakukannya di
semester depan jadi apa yang ngga saya capai bakal saya
lakuin juga di semester depan gitu, kalau engga pas lagi
liburan tuntutan yang tadi itu saya akan kejar gitu kaya
baca buku atau cari referensi lain mengenai mata kuliah
di semester selanjutnya”
Iter : “Jadii kalau misalnya tuntutan itu tidak terlaksana di
semester ini, ka Pia akan melaksanakannya di semester
depan. Kira-kira menurut ka Pia nih kan kalau misalnya
semester ini tidak terlaksana dan akan melaksanakannya
di semester depan apakah ka pia sanggup gitu untuk
melaksanakan tuntutan dan juga harapan yang itu.. yang
ka Pia berikan kepada diri sendiri di semester depan?”
Itee : “InsyaaAllah sanggup sih, karna kan emang udah
ada plan dari sebelumnya pasti harus apa ya.. harus ngejar
juga plan dari sebelumnya”
7. Iter : “Selanjutnya, apakah ada tekanan dan juga tuntutan 
dari lingkungan ka Pia gitu yang ka Pia rasakan dalam

16
mendapatkan hasil akademik yang baik?”
Itee : “Untuk itu sih tidak, jadi euu ga lebih ke menuntut
sih ya lebih ke kaya support gitu kalau kita tuh harus euu
bisa ngemanage waktu kapan buat.. kapan buat main,
kapan buat belajar, dan kapan juga buat euu beres-beres
rumah gitu ka mungkin, dari faktor lingkungan ya”
Iter : “Berarti dari jawaban ka Pia itu tidak ada tuntutan
gitu ya dari faktor lingkungan.. lingkungan-lingkungan ka
Pia tuh ga ada tuntutan terhadap ka Pia untuk
mendapatkan hasil akademik yang baik”
Itee : “Iyahh tidak ada”
8. Iter : “Selanjutnya kalau misalnya dari orang tua apakah   
ada tuntutan gitu untuk menjalani ujian yang baik
kemudian mendapatkan hasil ujian yang baik juga gitu
kepada ka Pia?”
Itee : “Euhmm baik untuk itu sih ada ya pasti orang tua
karna kan orang tua yang ngebiayain pasti ada harapan
gitu yang harus dicapai sama diri kita sendiri jadi euu
harus apa ya harus kaya rajinn masuk kuliah gitu kan

17
jangan bolos, apalagi kan kalo sistemnya online sekarang
kan gampang gitu kan tinggal buka hape aja ga perlu
datang ke kampus gitu sih kalau dari eu orang tua faktor
orang tua”
Iter : “Biasanya kalau orang tua ka Pia ini lebih menuntut
ke arah apa gitu ketika menjalani ujian dan juga
mendapatkan hasil yang baik untuk ujian tu tuntutannya
seperti apa?”
Itee : “Tuntutannya sih terlebih kan kalau kita belum apa
ya belum bayar spp spp atau belum bayar pembayaran
lain orang tua lebih nuntutin harus cepet-cepet dibayar
gitukan harus ada konfirmasi sama pihak kampusnyatrus
euu apa ya jadi lebih ke harus apa ya harus rajin
kuliahnyaa gitukan terlebih zaman kaya gini emang
gampang gitukan kita hanya perlu meluangkan waktu
untuk membuka euu handphone atau alat elektronik
elektronik lain gitu trus euu jangan bolos dan harus bisa
nilainya itu lebih dari semester kemarin sih gitu kalau dari
orang tua”

18
Iter : “Jadi orang tua ka Pia sendiri lebih menuntut pada
rajin gitu kalau misalkan kuliah kemudian nilai kalau bisa
meningkat gitu”
Itee : “Iya seperti itu..”
Iter : “Selanjut..”
Itee : “Tapi engga memaksakan juga gitu kalau misalkan
kita udah standardnya atau capenya diiisitu gitu yaudah
gitu gapapa gitu mungkin nanti bisa dicapai di euu di
yang lain gitu”
Iter : “Jadi ada toleransi gitu ya ka kalau misalnya ka Pia
belum sanggup untuk memenuhi tuntutan dari orang tua
itu, orang tua akan memberikan toleransi bahwa ka Pia
memang belum sanggup seperti itu ya”
Itee : “Iya seperti itu”
9. Iter : “Selanjutnya apakah dosen dari ka Pia itu menuntut 
ka Pia mendapatkan hasil ujian yang baik?”
Itee : “Untuk itu sih tidak ya ka yaa jadi lebih ke
mengingatkan gitu untuk euu mengisinya harus dengan
benar-benar gitukan agar hasilnya juga memuaskan apa

19
yang kita harapkan dan sama apa yang kita udah jawab
dariii soal-soal sebelumnya begitu”
Iter : “Jadi dari jawaban ka Pia bahwasannya dosen tidak
ada tuntutan gitu ya bagi pa.. ka Pia untuk mendapatkan
hasil ujian yang baik sedangkan dosen hanya memberikan
arahan gitu kepada ka Pia untuuk lebih mengerjakannya
secara baik dan benar gitu ya dan juga teliti”
10. Iter : “Selanjutnya saya ingin bertanya, seberapa besar sih 
pengaruh tekanan dan juga tuntutan yang diberikan
lingkungan kepada ka Pia terhadap hasil akademik ka Pia,
kaya misalnya tadikan ada tuntutan dari orang tua gitu,
nah itu seberapa besar sih pengaruhnya gitu?”
Itee : “Untuk itu sih cukup besar ya ka kalo dari faktor
lingkungan juga kan udah termasuk orang tua ya yang ada
di rumah gitu, cukup besar karna emang orang tua kan
emang support system pertama gitu ya buat kita apa ya
bangkit lagi gitu ketika kita ada.. ada rasa malesnya
gitukan ada rasa ah udahlah gitu ga akan dikerjain tapi
kan liat orang tua gitu yang udah ngebiayain kita se..

20
sejauh ini gitu udah sampe semester 4 jadi kaya ada
pengaruh yang lebih besar sih untuk selalu bersemangat
gitu”
Iter : “Jadi memang ada pengaruh ya dari orang tua
utamanya gitu untuk menjadi support system buat ka Pia
gitu”
Itee : “Iyah”
11. Iter : “Selanjutnya, jika tuntutan-tuntutan dan juga  
harapan yang diberikan oleh orang tua itu kemudian
keluarga dan juga lingkungan tidak terealisasikan oleh ka
Pia, apa yang akan ka Pia lakukan?”
Itee : “Euu sesuai dengan yang tadi ya mungkin saya akan
melakukannya secara euu bertahap gitu ya kalau ga nanti
waktu di semester berikutnya saya akan melakukan
mungkin yang lebih baik gitu insyaaAllah dari euu
semester-semester sebelumnya begitu sih”
Iter : “Jadi sama gitu ya ka kalau misalnya harapan dan
juga tuntutan itu tidak terlaksanaa dari orang tua maupun
keluarga kaka akan melaksanakannya di semester depan

21
sama seperti tututan yang kaka berikan kepada diri kaka
sendiri gitu”
Itee : “Iyah seperti itu”
12. Iter : “Selanjutnya menurut ka Pia apakah terdapat
persaingan antara ka Pia dan juga teman-teman ka Pia
dalam meraih sebuah prestasi?”
Itee : “Untuk itu sih menurut saya tidak ya, karna kita
slalu mengerjakannya secara bersama-sama gitu tidak ada
euu tidak ada perselisihan atau apapun itu tetapi kita
mengerjakannya secara bersama-sama euu tapi memang 
sesuai denga napa ya dengan pemikiran sendiri gitu dan
untuk nilaipun ya tergantung dosen gitukan jadi kita euu
engga tau sih hanya.. hanya saja kita untuk bekerjasama
sih ada gitu ga ada perselisihan seperti itu”
Iter : “Jadi tidak ada persaingan gitu antara ka Pia dan
juga teman-teman ka Pia dalam meraih sebuah prestasi”
13. Iter : “Selanjutnyaa..”   
Itee : “Iya”
Iter : “Bagaimana perasaan ka Pia jika teman ka Pia
mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dalam ujian

22
dibandingkan dengan ka Pia?”
Itee : “Untuk sih euu perasaan saya senang gitu ya sangat
senang, alhamdulillah teman saya sudah bisa
mendapatkana nilai yang tinggi gitu.. perasaanya senang
sih, jadi kita bisa belajar gitu sama temen kita sendiri
gimana untuk euu untuk apa mata kuliah selanjutnya gitu,
banyak berdiskusi sih begitu”
Iter : “Berarti perasaan ka Pia lebih pada senang gitu ya
kalau misalnya punya teman yang mendapatkan hasil
ujian yang lebih tinggi, tapi pernah ga sih kalau ka Pia ini
merasakan misalnya ada tekanan gitu kalau misalnya
temen mendapatkan hasil yang lebih tinggi jadi merasa
khawatir atau misalnya takut gitu, takut kalau misalnya ga
bisa menyaingi dan sebagainya gitu ka?”
Itee : “Untuk itu sih engga yaa karna kan emang kita
sebelu.. berusaha gitu ya untuk mendapatkan hasil yang
terbaik untuk semuanya sih serahkan gitu ya kepada
Allah karna emang untuk apa ya penilaian itukan
berbeda-beda gitu kan tergantung dari dosennya juga,

23
terus sama jawaban yang kita kasih juga kaya gimana gitu
sih, lebih biasa aja gitu kalau ditanya”
Iter : “Jadi lebih biasa aja gitu ya tidak ada rasa khawatir
ataupun euu teta takut.. takut gitu ya ka”
Itee : “Iyaah”
14. Iter : “Selanjutnya menurut ka Pia tadikan sebelumnya di   
awal saya bertanya bagaimana gitu ujian akhir semester
ini terus tadi ka Pia berkata bahwasannya ujian semester
ini jauh berbeda gitu ya banyak praktikum-praktikumnya
dibandingkan semester lalu, nah menurut ka Pia apakah
ujian akhir semester ini itu menjadi beban gitu bagi ka
Pia.. menjadi beban yang lebih berat di semester ini
dibandingkan semester sebelumnya?”
Itee : “Heeeeuu gimana yah, kalau mungkit itu sih
memang beban banget gitu ya karna kan kita ada
beberapa mata kuliah yang harus merealisasikannya terus
terlebih dari apa ya dariii untuk euuh deadline nya itu pun
emang aga mepet-mepet gitu sama uas-uas yang
sebelumnya jadi sebisa mungkin gitu kita harus euu

24
beresin dulu yang mepet dulu baru ke yang selanjutnya
yang mepet gitu yang mepet lagi gitu memang beban
banget gitu ya untuk bisa ngemanage waktunya kapan
harus bisa berdiskusi, kapan harus bisa meresalisasikan
euu tugas yang kelompok yang sebelumnya gitu sih, lebih
emang beban gitu kan sulit banget buat hehe buat
ngeimbanginnya”
Iter : “Berarti di semester ini itu lebih membebani gitu ya
bagi ka Pia..”
Itee : “Iyaa”
Iter : “Berarti ada tekanan yang lebih besar gitu ka?”
Itee : “Ada sih karna kan dariiii apa ya dari ujian
praktikum juga ada yang harus menghapal juga kan trus
ada yang harus menghitung yang gitu-gitu sih emang
lebih”
15. Iter : “Selanjutnya, tugas-tugas apa sih yang menurut ka  
Pia gitu dapat membebani dari tadikan ka Pia bilang kalau
semester ini memang lebih menjadi beban gitu bagi ka
Pia, nah tugas-tugas yang seperti apa sih yang mebebani

25
ka Pia?”
Itee : “Euuu seperti tadi ya untuk kaya menghapal gitu ka
untuk perhitungan untuk merealisasikan projek karna eee
untuk kalau jika untuk mere.. merealisasikan projek kan
kita harus mondar mandir gitu ya harus ada daftar dulu
untuk bisa ngebeli sesuatu, kalau untuk hapalan gitukan
emang harus bener-bener kita hapal apalagi euu untuk apa
ya sistem sistem untuk eu praktek itu kan dikocok ya
harus hari itu juga gitu ka, jadi kita ga tau kita dapet yang
mana jadi beban banget sih untuk hapal semuaa satu buku
gitu satu buku dari.. dari apa yaa dari dari ujian ini gitu
ujian semester ini, untuk penghitungan yaa itu karna saya
memang kurangnya kurang suka menghitung gitu ya jadi
emang kerasa beban jadi banyak nanya-nanya ke temen
gitu, gitu sih ka”
Iter : “Jadi tugas-tugasnya yang membebani ka Pia ini
lebih pada menghafal kemudian menghitung dan juga
merealisasikan projek-projek gitu ya ka”
Itee : “Iya seperti itu”

26
16. Iter : “Nah apakah ka Pia bisa mengimbangi antara tugas
dalam ujian yang diberikan oleh dosen dengan
kemampuan yang ada dalam diri ka Pia?”
Itee : “Untuk itu teh.. untuk, maaf.. untuk it itu sih euu
alhamdulillah bisa gitu ya karna kan emang kita harus
banyak belajar juga dari temen-temen gitu kalau ga bisa
ya nanya gitu dibanding kita engga mencobanya dan
 
cuman nanya aja gitu jadi harus mencoba dan jalanin gitu
apa yang udah jadi proses kita gitu, gitu sih ka”
Iter : “Jadi ka Pia lebih pada kalau misalnya tidak bisaa..
bertanya kepada teman-teman begitu ya”
Itee : “Jadi jangan gengsi gitu bertanya ke temen, karna
buat kebaikan kita juga gitu”
Iter : “Ya benar ka seperti itu”
17. Iter : “Selanjutnyaa, bagaimana perasaan ka Pia jika   
mendapatkan tugas ujian yang berlebihan dan juga sangat
rumit gitu ka?”
Itee : “Yaa untuk itu sih pasti mau gimanapun gitu ya
pasti dikerjain karna kan emang untuk penilaian gitu ya,

27
mau gimanapun mau semales apapun misalkan mau
sesusah apapun pasti yaa dikerjain gitu meskipun euu
prosesnya aga lama juga gitu, pasti dikerjain sih ya”
Iter : “Kalau untuk perasaanya gimana ka?”
Itee : “Untuk perasaannyahh yaa mungkin aga apa yaa
aga aga musingin gitu ya, musingin kalau sundanya mah
musingin gitu karna emang harus kaya gimana nih
caranya gitu kan untuk ngerjain itu gitu, jadi yahh cukup
memusingkan sih untuk kalau misalkan kita ga ngerti
sama mata kuliah itu”
Iter : “Jadi kalau misalnya ada tugas ujian yang
berlebihan ataupun rumit itu menurut ka Pia
memusingkan gitu tapi sebisa mungkin harus tetap bisa
dikerjakan gitu ya ka”
Itee : “Iyaap betul ka seperti itu”
18. Iter : “Selanjutnya apakah ka Pia pernah merasakan rasa  
cemas dan juga khwatir saat akan menghadapi ujian akhir
semester?”
Itee : “Hemm untuk semester ini sih emang aga ad..

28
emang ada gitu perasaan cemas karna apa ya untuk
menghapal sih jadi harus ditonton langsung sama
dosennya seberapa baik kita gitu sih, emang ada perasaan
cemas karna takutnyakan ada salah atau kaya gimana gitu
ka”
Iter : “Seberapa besar sih rasa cemas itu gitu yang ka Pia
rasakan?”
Itee : “Untuk seberapa besar sih mungkin cukup besar ya
engga engga sangat besar gitu karna emang kitanya juga
bisa memanage gitu.. saya juga bisa ngemanage udah
jangan.. udah jangan kaya apa ya jangann cemas gitu
karna kalo cemas kaya gitu pasti materi yang sudah saya
hapal pasti ngeblank gitu jadi sebisa mungkin sih
ngurangin rasa cemas jadi.. jadi gimana ya rasa cemasnya
yaa cukup cemas, kita cukup cemas jadi itu sih ka”
Iter : “Jadi perasaan ka Pia cukup cemas namun ka Pia
berusaha untuk tetap memanage rasa cemas itu agar tidak
berlebihan dan juga tidak mengganggu konsentrasi gitu
ya ka”

29
Itee : “Yahh seperti itu”
19. Iter : “Selanjutnya kekhawatiran dan kecemasan seperti
apa sih yang ka pia rasakan dalam menghadapi ujian
akhir semester?”
Itee : “Kekhawatirannya yaa pasti untuk apa yaa untuk
euu penilaiannya kaya gimana gitu kan apakah kita
mengerjakannya secara maksimal atau engga gitu,
 
takutnya berimbas juga gitu sama penilaian dari dosen
yang kasih ke kita gitu buat nilai IP kita gitu sih,
khwatirnya yaa penilaian sih”
Iter : “Kekhawatiran sama kecemasannya lebih pada
penilaian yang diberikan gitu ya ka”
Itee : “Iyah”
20. Iter : “Selanjutnya apakah ka Pia merasa kesulitan gitu 
dalam mengerjakan ujian akhir semester ini?”
Itee : “Untuk di semester ini sih cukup cukup apa ya
cukup menyulitkan gitu, menyulitkan ya karna, ya karna
emang dari sebelum-sebelumnya ga banyak ujian praktek
kaya sekarang gitu ya jadi cukup menyulitkan, tapi
alhamdulillah juga gitukan Allah kasih kasih apa ya

30
kasih.. kasih jalan buat semangat trus masih dilancarin
juga alhamdulillahnya”
Iter : “Jadi menurut ka Pia cukup menyulitkan karna
berbeda dengan semester lalu”
21. Iter : “Selanjutnya apakah ka Pia mampu mengatur waktu  
dalam menyelesaikan tugas selama ujian semester akhir
ini.. akhir semester ini?”
Itee : “Euuu alhamdulillah sih bisa ya untuk mengatur
waktunya jadi untuk untuk mengatur waktunya ya itu
harus tau kapan yang harus dikerjakan untuk terlebih
dahulu gitu apa yang deadline apa yang cepet gitu, jadi ya
sebisa mungkin kerjain dulu euu yang menurut kita
mudah dan kemudian kita bisa lanjut ke tahap ujian yang
selanjutnya gitu ya”
Iter : “Jadi ka Pia lebih mengatur waktu dengan melihat
deadline-deadline yang ada gitu ya ka”
Itee : “Iya seperti itu”
Iter : “Apakah dengan mengatur deadline-deadline yang
ad aitu membuat ka Pia jadi lebih mudah lagi gitu

31
mengerjakan ujiannya atau masih ada kesulian gitu? Kan
terkadang ada dosen yang tiba-tiba mengubah deadline
begitu saja gitu ka”
Itee : “Yaa untuk itu sih ada gitu yang penting kita
sebelumnya ada mentahannya dulu gitu sebelumnya kita
udah udah mengerjakan gitu jadi engga pas dos dosen apa
ya pas dosen ngasih plek waktu segini kita udah ada
gambaran buat apa ya buat ngediskusiin lagi si materi itu
sama temen-temen gitu, soalnya kalau untuk semester
sekarang sih lenih banyaknya sama euu perkelompok
ujiannya gitu dibandingkan sama individu gitu sih ka”
Iter : “Jadi ka Pia tetap menyiapkan mentahannya gitu
walaupun did deadline yang ada kadang berubah seperti
itu ya ka”
Itee : “Yahh seperti itu”
22. Iter : “Selanjutnya bagaimana pendapat ka Pia jika dosen 
hanya memberikan waktu yang terbatas untuk
pengumpulan tugas?”
Itee : “Untuk itu sih ada perasaan greget gitu ya samaa

32
apa sama waktunya karna kan emang harus cepet-cepet
ngejar waktu apalagi kalau ujiannya itungan gitukan
susah banget cuman dikasih waktu satuu empat.. satu jam
empat puluh menit gitu sih lebih ke yaa greget gitulah
hee, pengen apa ya pengen nambahin waktunya cuman ga
bisa kan udah pleknya segitu yaa kita harus sebisa
mungkin harus ikutin aturan dari dosennya, jadi sebisa..
sebisa.. sebisa apa ya sebisa kita aja gitu ngerjainnya heee
gitu sih ka”
Iter : “Jadi bahwasannya kalau ka pia greget gitu ya kalau
misalnya ada dosen yang memberikan waktu yang hanya
terbatas gitu, tapi tidak bisa melakukanss ss apapun.. jadi
tetap dikerjakan sebisa mungkin”
Itee : “Iyaa, yang penting ngerjain dan ada nilai gitu”
23. Iter : “Nah selanjutnya dari deadline itu dari waktu yang  
terbatas yang diberikan oleh dosen itu seberapa besar sih
tekanan yang ka Pia rasakan gitu perihal waktu yang
diberikan dosen itu?”
Itee : “Tekanannya sih cukup tertekan ya apabila

33
waktunya emang waktu euu yang cukup sedikit juga gitu
ya, tapi kitapun harus bisa apa ya berpikir gitu gimana sih
harus.. euu harus bisa ngerjain waktunya.. eee waktu.. euu
ngerjain ujiannya tepat waktu gitu, jadi yaa cepet-cepet
gitu beresin gitu jangan harus mikirin ih ini waktunya ih
ini waktunya apa euu cuman sebentar jangan ngomong
aja gitu tapi harus apa ya harus ngerealisasiin langsung
gitu tugas biarcepet selesai juga gitu kalau kan kalau kita
ngomong aja kan pasti ga beres-beres gitu yaa”
Iter : “Berarti tadi tekanan yang ka Pia rasakan cukup
tertekan, cukup tertekan namun..”
Itee : “Dengan dikasih waktu yang dikit”
Iter : “Namun tetap dikerjakan dan tidak banyak berbicara
gitu jadi tidak menunda-nunda gitu ya ka”
Itee : “Iyaa engga banyak menunda-nunda”
24. Iter : “Selanjutnya saya ingin bertanya, apakah ka Pia   
pernah tertinggal ataupun menyusul gitu untuk mengikuti
ujian akhir semester?”
Itee : “Ehmmm.. untuk itu sih pernah yaa pas pernah ehm

34
mungkin untuk semester ini aja karna karna karna kalau
ga salah saya itu ada jadwal vaksin jadi saya izin dulu ke
dosen gitu kan untuk menunda dulu menunda dulu ujian
tetapi tetap dikerjakan gitu disaat sore harinya gitu setelah
vaksin selesai begitu”
Iter : “Jadi pernah, ka Pia pernah tertinggal gitu ya dan
menyusul untuk mengikuti ujian. Nah apa sih yang ka Pia
rasakan ketika ka Pia tertinggal dalam mengerjakan dan
juga mengumpulkan tugas dibandingkan dengan teman-
teman yang lain gitu yang duluan mengerjakan, apa
perasaan ka Pia?”
Itee : “Euuh baik mungkin untuk, untuk itu ya pasti ada
gitu ya ka rasa khwatirnya karna kan takutnya dosen itu
ga mengizinkan gitu ep euu untuk kita ujian menyusul
gitu tapi alhamdulillahnya gitu kan saya slalu ep saya
sudah diperbolehkan gitu sebelumnya harus izin dulu tapi
alhamdulillah dosen slalu slaluuu apa ya slalu
mempermudah gitu apabila kita memiliki kendala gitu,
gitu sih ka”

35
Iter : “Jadi ka Pia ada rasa khawatir ketika tertinggal dan
juga meng.. menyusul untuk mengikuti ujian namun
ternyata dosen slalu mempermudah gitu ya ka”
Itee : “Iya.. iyalah seperti itu alhamdulillah gitukan
dosennya pada baik-baik”
25. Iter : “Selanjutnya menurut ka Pia apakah hasil belajar 
yang ka Pia jalani selama semester ini itu cukup
memuaskan?”
Itee : “Menurut saya sih alhamdulillah ya memuaskan
karna tapi kita tidak tau gitu kan bagaimana hasilnya yang
penting kita sudah berusaha dan hasilnyapun kan emang
dari dosennya gitu hasilnya emang dari dosennya gitu
dikasih jadi yaa.. yaa cukup cukup apa yaa cukup
memuaskan gitu kalau menurut saya karna usaha yang
saya keluarkan juga emang ga engga apa yaa enggaa
engga begitu apa ya engga begituu engga begituu rendah
gitu ya ga begitu merendahkan suatu ujian gitu, jadi harus
mengejar sebisa mungkin se.. seberapa besar usaha kita
yaa insyaaAllah gitu kan Allah eh akan memudahkan trus

36
tergantung dosen juga mau kasih nilai berapa gitu sih ka”
Iter : “Jadi menurut ka Pia bahwa hasil belajar di semester
ini itu cukup memuaskan bagi ka Pia”
Itee : “Iya seperti itu”
26. Iter : “Saya ingin bertanya kembali, apakah selama  
pembelajaran di semester ini itu ka Pia cukup aktif
mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh dosen?”
Itee : “Heeehh untuk itu sih tidak ya karna, mungkin
cukuplah ya ka ya karna emang apa ya dari situasi yang
sekarang gitu pasti kita juga ada perasaan bosan gitu ya,
udah berapa ya tiga semester mungkin ya kita menjalani
hal ini jadi udah kaya apa ya pasrahlah mau kaya
gimanapun gitu”
Iter : “Apakah hal tersebut seperti membosankan menurut
ka Pia tadi membosankan itu membuat ka Pia menjadi
tertekan untuk mengkikuti pembelajaran selama semester
ini dan juga untuk mengikuti ujian akhir semester?”
Itee : “Untuk itu sih euuu tidak ya ka alhamdulillahnya
karna karna belajar dari apa ya dari semester-semester

37
sebelumnya gitu kalo.. kalau misalkan kita tertekan ya
nanti kita juga aka napa ya akan berantakan gitu
kedepannya untuk memikirhakan ap.. sesuatu hal yang
lain gitu jadi sebisa mungkin sih harus apa ya harus bisa
mengontrol gitu mengontrol apa yang apa yang harus kita
yaa yaa jadi yaa sebisa mungkin kita harus bisa
mengontrol emosi kita gitu jangan sampe kita stress kan
jadi kedepannya takutnya kaya berantakan gitu ga bisa
mengerjakan euuu tugas-tugas yang lain atau ujian-ujian
ujian-ujian akhir semester yang lain, begitu sih ka”
Iter : “Jadi untuk ka Pia lebih.. harus bisa lebih
mengontrol gitu ya ka, walupun ada tekanan-tekanan
selama mengikuti pembelajaran dan juga ujian akhir”
Itee : “Yah seperti itu”
27. Iter : “Selanjutnya.. selanjutnya dalam menjalani ujian  
akhir semester ini apakah ada rasa takut yang ka Pia
rasakan jika hasil belajar tidak sesuai dengan hasil ujian
yang ka Pia dapatkan?”
Itee : “Untuk itu sih ada rasa takutnya karnakan takutnya

38
kita ga lulus dari satu mata kuliah itu kita harus
mengulang tahun depannya lagi ga bisa gabisa kaya apa
gabisa taun eehh semester limanya kita harus mengulang
lagi pelajaran itu ya ga bisa karna kan kalau misalkan kita
euu kita apa yaa gagal diii ta diii ujian semester yang
ganjil ya kita pun harus menggantinya di semester yang
ganjil enggaa ga bisa disemester yang genap gitu sih ka,
ada rasa takutnya pasti”
Iter : “Jadi ada rasa takut gitu ya bagi ka Pia, takutnya
kalau misalnya mata kuliah itu harus mengulang. Nah
rasa takut ini itu bisa menjadi hall atau sumber gitu dari
misalnya ka Pia jadi stress gitu atau tidak?”
Itee : “Untuk itu sih engga ya karna kan apa yaa saya
lebih ke memikirkannya yaudah gitu kan saya sudah
berusahamau apapa.. mau apapun itu nilainya kaya
gimana yaudah serahin aja gitu sama Allah gitu kan,
karna kita ga ada yang tau hehehe, gitu sih”
Iter : “Jadi bahwasannya ka Pia tidak menganggap hal itu,
rasa takut itu menjadi sumber stress ka Pia tapi lebih pada

39
menyerahkan diri pada Allah gitu ya apapun hasilnya”
Itee : “Yahh betul sekali”
28. Iter : “Selanjutnya tadikan ka Pia sebelumnya 
mengatakan bahwa ada ketakutan nilai IPK menjadi turun
gitu ya ka, nah seberapa besar rasa takut yang ka Pia
rasakan gitu jika ada.. jika mengalami penurunan IPK?
Dan seperti apa gitu antisipasi ka Pia agar nilai IPK itu
tidak turun?”
Itee : “Untuk itu sih aga takut yaa karna yaa jangan
sampai gitu kalau nilai IPK nya kurang dari tiga gitukan
karna susah lagi gitu buat kaya cari beasiswa ataupun hal
yang kaya gitu, terus antisi.. untuk antisipasinya mungkin
euu lebih memperhatikan gitu ya lebih memperhatikan
apa yang dosen ucapkan apa yang dosen euu suruh
gitukan jadi kita lebih mengerti gitu pemahaman pada
saat ujian nanti gitu”
Iter : “Jadi ada rasa takut gitu ya ka kalau misalnya nilai
IPK jadi turun, tapi antisipasinya ka Pia mencoba untuk
memperhatikan dosen”

40
Itee : “Iyahh”
29. Iter : “Selanjutnya apakah ka Pia pernah memiliki   
pemikiran negatif pada hasil ujian yang akan ka Pia
terima?”
Itee : “Hee.. pasti ada sih ya pemikiran negatif itu karna
euu kita apa yaa sesuai dengan apa yang kita ini ya
kerjakan gitukan karna kalau kita engga maksimal
ngerjainnya pasti kita pun ada ngerasa kaya ah inimah
pasti nilainya kecil gitu, kalau misalkan kita udah apa ya
ngelaksanainnya secara maksimal insyaaAllah nilainya
besar tapikan balik lagi gitu sama hasil apa yang kita tulis
atau kita kirim jawaban ke dosen gitu sesuai apa engga
sama materi euu atau soal yang diberikan dari dosen gitu
sih ka”
Iter : “Jadi ada pemikiran negatif ketika ka Pia merasa
bahwa jawaban yang ka Pia berikan itu kurang
memuaskan tapi kalau misalnya ka Pia merasa bahwa
jawaban itu sudah memuaskan tidak ada pikiran negatif
gitu ya ka”

41
Itee : “Iyah begitu”
Iter : “Seberapa sering ka Pia merasakan adanya gitu
pikiran negatif ketika memikirkan hasil ujian?”
Itee : “Untuk itu sih ga sering yaa karna kan untuk euu
hasil ujian kan kita ga tau gitu kan euu launchingnya
kapan gitu kan jadi untuk itu ga ada rasa khwatir sih euu
tapi kalo rasa khawatir itu muncul pass apa yaa pass
pemberitahuan gitu kalau nilainya akan keluar pasti rasa
khawatirnya lebih menjolak.. men.. me melonjak
dibandingkan ras khawatir yang sebelum-sebelumnya
gitu”
Iter : “Jadi ketika tau pengumumannya gitu ya ka rasa
khawatirnya lebih lebih lebih gitu”
Itee : “Iyah, dibandingkan sebelum”
30. Iter : “Bagaimana cara ka Pia agar rasa khawatir ketika  
mendapat nilai itu dapat tertanggulangi gitu ka?”
Itee : “Rasa khawatirnya untuk bisa apa ya ka ya
tertanggulangi itu mungkin euu dengan apa ya dengan
kita selalu berpikiran positif gitu apapun yang terjadi ya

42
kita harus menerimanya gitu lebih ikhlas apa yang akan
kita dapetin, jadi harus lebih iya lebih ikhlas sih”
Iter : “Jadi menurut ka pia harus berpikir positif dan juga
lebih ikhlas gitu ya”
31. Iter : “Nah selanjutnya menurut ka Pia..”
Itee : “Baik”
Iter : “Menurut ka Pia, apakah ka Pia mampu
menyelesaikan ujian akhir semester ini dengan baik?”
Itee : “Untuk itu sihh alhamdulillah gitu ya saya bisa
menyelesaikannya dengan baik karna euuu ujian-ujian

yang saya lakukan itu deadline nya tidak pernah melebihi
gitu melebihi dari apa yang dosen berikan gitu ka
alhamdulillahnya seperti itu”
Iter : “Jadi untuk semester ini ka Pia sudah mampu
mengerjakan dan juga menyelesaikan dengan secara
baik”
32. Iter : “Selanjutnya ini pertanyaan terakhir yaa ka, dari  
kesimpulan yang tadi ka Pia jawab apakah tuntutan atau
harapan yang ka Pia berikan pada diri sendiri ataupun
tuntutan dan harapan yang diberikan oleh orang tua

43
kepada ka Pia, kemudian adanya beban tugas yang
lumayan memusingkan dalam ujian akhir semester yang
tadi ka pia katakan, dan adanya waktu yang singkat dalam
pengumpulan tugas apakah itu semua membuat ka Pia
menjadi tertekan kemudian munculnya stress, cemas, dan
juga khawatir?”
Itee : “Eumm mungkin untuk itu yaaa pasti aga tertekan
ya tapi engga ga sangat tertekan gitu, terlebih sih
perasaan cemas yang ada sih ka, karna kan emang apa
deadline nya deket-deket juga jadi kita harus cemas gitu,
karna takutnya ga kekejar juga gitu, gitu sih ka”
Iter : “Apakah rasa cemas itu muncul dengan berlebihan
gitu ga ka Pia?”
Itee : “Untuk berlebihan sih engga ya ka ya karna emang
eu dari diri sayanya juga bisa apa ya bisa bisa
mengimbangi gitu perasaan cemas itu dengan tugas-tugas
yang diberikan oleh dosen”
Iter : “Jadi dari semua itu terdapat muncul rasa cemas dan
juga khawatir akan tetapi ka Pia masih bisa

44
mengimbanginya gitu ya ka”
Itee : “Iyah seperti itu”
33. Iter : “Baik terimakasih ka Pia karna sudah menjawab
semua pertanyaan saya dengan baik, dan sudah terjawab
semuanya. Saya ucapkan terimakasih juga karna sudah
meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh saya.
Mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangan yang   
saya ucapkan, mungkin sekian saja dari saya, saya akhiri
wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh”
Itee : “Wa’alaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh,
sama-sama ya ka putri”
Jumlah 0 16 0 0 31 2 12 2 0 0

45
Penilaian Kualitas Interview
1. Kuantitatif Keterangan :
O+ E−¿ E-ex :0
Rumus : ×100 % ≥60 %
N −(F + S) E-in : 16
Ev :0
A :0
O+ E ¿ O : 31
Nilai interview = ×100 %
N −( F+ S )
I :2
O+ E ¿
×100 % S : 12
N −( F+ S )
F :2
31+ 16
= ×100 % Adv :0
63−(2+12)
22+60 25+62 M :0
×100 %0,46 ×100 % ×100 %
137−(9+ 49) 147−(10+42) Total pernyataan : N = 63
47
= ×100 %
63−1 4
47
= ×100 %
49
= 0,95 ×100 %
= 95%
2. Kualitatif
Penilaian secara kualitatif terhadap wawancara ini dapat dilihat dari
norma wawancara yang sudah ditentukan, yaitu telah terpenuhinya norma
free attitude. Salah satu norma dalam wawancara ini dapat dilihat dari
kecenderungan munculnya 10 kategori yang Vrolijk sebut sebagai reaksi
verbal, yaitu : E-ex (eksplorasi eksternal), E-in (Eksplorasi internal), O
(Ordening), I (Informasi), S (Sisipan), F (Formal), Ev (Evaluasi), A
(Asumsi), Adv (Advice) dan M (Menentramkan).
Secara norma A dan Ev tidak boleh ada dalam wawancara ini, dan
hal ini telah interviewer penuhi. Sehingga interviewer lebih banyak
menggunakan O, yaitu sebanyak 31 kali. Pada dasarnya O ini digunakan
untuk menyimpulkan pernyataan-pernyataan dari jawaban interviewee.
Kemudian interviewer juga banyak menggunakan E-in, yaitu sebanyak 16

46
kali, E-in ini digunakan untuk menggali hal-hal yang dirasa perlu di
eksplor lebih jauh dari pernyataan interviewee.
Dalam mengawali dan mengakhiri wawancara ini pun interviewer
banyak menggunakan reaksi verbal Sisipan (S) untuk membangun rasa
nyaman dan merasa di hargai dalam setiap jawaban interviewee . Adapun
S yang dilakukan sebanyak 12 kali, selain itu interviewer mencoba banyak
melakukan Ordening berupa Content response dan Echo response, juga
kalimat-kalimat Formil semisal “ Assalamualaikum” “Selamat Sore”
“Terimakasih”, dsb. Sebagai bentuk respon membangun hubungan yang
baik dengan interviewee.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Jum’at tanggal
30 Juli 2021, itee adalah seorang perempuan berinisial nama SDA yang
berusia 20 tahun, yang merupakan salah satu mahasiswa dari Universitas
Muhammadiyah Bandung. Itee memiliki tinggi badan sekitar 155 cm dan
berat badan sekitar 53 kg, dengan bentuk tubuh yang tinggi dan proporsi tubuh
yang normal, terlihat berisi namun tidak gemuk. Itee cenderung tidak menutup
diri dan juga tidak pemalu terlihat dari badannya yang tidak kaku dan tegang
saat proses wawancara berlangsung, yang artinya itee terbuka untuk
diwawancarai. Dari hasil wawancara dengan itee pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh iter dari 3 aspek stres akademik menurut Bedewy dan Gabriel
(2015; dalam Affani, 2021) yang terdiri dari Ekspektasi Akademik (Academic
Expectation), Tuntutan Perkuliahan dan Ujian (Faculty Work and
Examinations), dan Persepsi Diri Akademik Mahasiswa (Student Academic
Self Perception) dapat dijawab seluruhnya, sehingga tujuan dari wawancara
yang dilakukan untuk mengetahui Gambaran Stress Akademik Pada
Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Akhir Semester dapat terpenuhi, karena
jawaban-jawaban itee telah menjawab tujuan khusus dari dilakukannya

47
interview ini. Seperti dalam hasil wawancara dengan itee, iter mampu melihat
gambaran stress akademik yang dirasakan oleh itee pada saat menghadapi
ujian akhir semester yang bahwasannya terdapat kecemasan, ketakutan, dan
tekanan yang dialami oleh itee selama mengikuti ujian akhir semester seperti
adanya tekanan dalam keterbatasan waktu ujian, kemudian kecemasan akan
hasil nilai yang didapatkan, lalu adanya kesulitan pengerjaan tugas ujian
utamanya dalam hal perhitungan, menghafal, dan merealisasikan projek-
projek yang diberikan oleh dosen kepada itee, namun itee mengatakan bahwa
itee masih dapat memanage tingkat stress, kecemasan, kekhawatiran, dan
ketakutan yang dia rasakan, sehingga dapat dikatakan bahwa gambaran stress
akademik yang dirasakan oleh itee di saat menghadapi ujian akhir semester
tidak terlalu menekannya dan masih mampu itee kendalikan. Kemudian untuk
dampak dari stress akademik yang dirasakan oleh itee terhadap
pembelajarannya, prestasinya, dan saat menghadapi ujian akhir semester
cukup mempengaruhi namun tidak signifikan dan tidak membuat itee menjadi
menurun. Kemudian dapat diketahui pula bahwa stress akademik itee tidak
begitu dipengaruhi oleh dirinya sendiri dan keluarga terkhususnya orang tua
karena itee memiliki tingkat toleransi untuk tidak begitu menekan dirinya
sendiri dan tekanan yang diberikan dari orang tuanya juga tidak terlalu
menekankan untuk itee sehingga tidak membuat munculnya atau adanya stress
akademik yang dirasa oleh itee.
Kemudian iter mampu mengetahui aspek-aspek stress akademik apa
saja yang terpenuhi oleh itee saat menghadapi ujian akhir semester, terdapat
aspek yang memunculkan stress akademik itee yaitu aspek Tuntutan
Perkuliahan dan Ujian (Faculty Work and Examinations) hal ini dikarenakan
adanya tugas-tugas yang berbeda dengan semester lalu yang dirasa oleh itee
cukup membebaninya utamanya jika tugas dari salah satu mata kuliah tidak
dapat dimengerti, kemudian adanya tuntutan dalam waktu yang terlalu singkat
yang diberikan oleh dosen membuat itee cukup tertekan sehingga itee perlu
lebih dalam lagi untuk memanage waktu mengerjakan tugas yang dirasa perlu
segera dikerjakan, dan adanya perealisasian projek-projek yang membuat itee

48
harus mondar-mandir untuk mengerjakannya hal ini pula membuat itee cukup
terbebani. Kemudian munculnya aspek Persepsi Diri Akademik Mahasiswa
(Student Academic Self Perception) pada aspek ini munculnya kekhawatiran
dan juga kecemasan dalam diri itee saat melaksanakan ujian akhir semester
utamanya dalam tugas-tugas ataupun ujian-ujian berkenaan dengan
menghitung dan juga menghafal karena itee merasa bahwa dirinya kurang
dalam bidang tersebut namun hal ini tidak begitu memunculkan stress
akademik yang begitu tinggi karena iteepun masih mampu memanagenya
dengan cara berdiskusi dengan teman-temannya. Dan untuk aspek Ekspektasi
Akademik (Academic Expectation) tidak muncul karena tidak munculnya
harapan maupun tekanan yang lebih dan besar terhadap itee dari dirinya
sendiri, keluarga, dosen, maupun lingkungannya, sehingga hal ini tidak
memunculkan stress akademik itee.
Selama proses interview itee duduk dengan nyaman dan tidak
berpindah-pindah posisi dengan badannya tang terlihat rileks dan tidak tegang.
Saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh iter, mulai dari pertanyaan
pertama hingga terakhir itee menjawab dengan nada dan juga intonasi yang
santai, namun terkadang sedikit terburu-buru namun artikulasinya tetap jelas,
kemudian kata-kata yang dipilihnya terkesan semiformal. Itee terkadang
banyak mengulang kalimat “ya apa ya” sehingga muncul ketidakjelasan
maksud dari jawaban itee. Sehingga dapat disimpulkan bahwa itee mampu
menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh iter dengan baik meskipun
terdapat beberapa kalimat pengulangan dari itee saat menjawab pertanyaan
dan terkadang intonasi dan nada bicara itee sedikit terburu-buru dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan.

Bandung, 30 Juli 2021

Putri Aghnya Hanifa

49
190207046

50
DAFTAR PUSTAKA

Qonita, I. (2021). Kontribusi Konsep Diri Akademik Terhadap Keterlibatan


Mahasiswa Dalam Perkuliahan Daring Yang Dimediasi Stress Akademik. Jurnal:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Widianti, F. P. dan Damajanti, K.D. (2020). Perbedaan Perceived Academic
Stress Ditinjau Dari Tahun Angkatan Kedua Dan Ketiga Oada Mahasiswa
Fakultas X Di Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Penelitian Psikologi, Volume
07 Nomor 03.
Affani, A. R. (2021). Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Dalam
Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19. Skripsi: Fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Malang.

51
LAMPIRAN

Surat Kesediaan Interview

52
Dokumentasi

53

Anda mungkin juga menyukai