Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“SENAM KAKI DIABETES SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN


KOMPLIKASI DIABETES PADA KAKI DIRUANGAN
AR-RAUDAH RSI IBNU SINA PAYAKUMBUH
TAHUN 2021”
(STASE PRAKTEK KEPERAWATAN DASAR PROFESI)

DISUSUN OLEH :

1. Deby Dwi Vayana


2. Intan Permata Surya
3. Ovilia Zulita
4. Ratika Wulandari Zuhri
5. Saraya Silmina Mandagi
6. Sherin Safitri
7. Sindy Eka Putri
8. Tesya Nandra Cimberly

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES YARSI SUMBAR
BUKITINGGI

2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. PENGANTAR
Topik : Pengaruh Senam kaki diabetes sebagi upaya dalam
mencegah komplikasi diabetes pada kaki di
ruangan Ar- Raudah di Rsi Ibnu Sina Yarsi
Payakumbuh tahun 2021.
Sub Topik : Senam kaki diabetes
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien Diabetes Melitus
Hari/Tanggal :
Jam : 10.00 wib
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruangan Ar- Raudah RSI Ibnu Sina Yarsi
Payakumbuh

B. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit menahun (kronis) berupa
gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi
batas normal. Penyebab kenaikan kadar gula darah menjadi landasan
pengelompokkan jenis DM (Kemenkes RI, 2020). DM merupakan
ancaman serius bagi kesehatan global. Orang yang hidup dengan DM
berisiko mengalami komplikasi, jika tidak dikelola dengan baik akan
berujung pada kematian dini. Secara global, DM adalah salah satu dari 10
penyebab kematian teratas (International Diabetes Federation, 2019).
Penyakit DM timbul tanpa diketahui oleh penderitanya karena
tanda-tanda dari DM sangat sulit untuk diketahui. Oleh karena itu penyakit
DM sering disebut sebagai silent killer (Fatimah, 2015). Menurut
Rumahorbo (2014) terdapat berbagai faktor resiko DM yang dibagi
menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain faktor genetik, gender,
usia, gestasional diabetes, dan ras. Sedangkan faktor resiko DM yang
dapat diubah yaitu obesitas, latihan fisik yang kurang, dan asupan
makanan yang tidak seimbang.
Organisasi International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun
di dunia yang menderita DM pada tahun 2019. Angka ini setara dengan
angka prevalensi 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Asia
Tenggara menempati urutan ke 3 dengan persentase prevalensi diabetes
penduduk umur 20-79 tahun sebesar 11,3%, setelah Pasifik Barat (11,4%)
dan Arab Afrika Utara (12,2%). Sedangkan Indonesia berada pada urutan
ke 7 dalam 10 negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia
tahun 2019, yaitu berjumlah 10,7 juta penderita (International Diabetes
Federation, 2019).
Berdasarkan data dari IDF tersebut, tidak mengherankan bahwa
DM termasuk salah satu diantara penyakit tidak menular yang masih
menjadi permasalahan utama di Indonesia. Data Riskesdas pada tahun
2018 menunjukkan bahwa prevalensi DM di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter pada umur ≥ 15 tahun menunjukkan peningkatan dari
tahun 2013 dengan jumlah 1,5% (Ardhiyanto, 2019; Kemenkes RI, 2020).
Hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan prevalensi pada tahun
2013-2018 terkecuali provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Prevalensi
DM provinsi Sumatera Barat menempati posisi 27 dari 33 provinsi di
Indonesia (Infodatin, 2020).
Prevalensi DM di Sumatera Barat memiliki nilai 1,6% berdasarkan
diagnosis dokter. Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh
masuk dalam 10 kabupaten/kota tertinggi angka penderita diabetes.
Prevalensinya yaitu pada penduduk semua umur dengan jumlah sebesar
2.615 (0,92%) dan pada umur ≥ 15 tahun dengan jumlah 182.852 (1,29%)
(Riskesdas,2018).
C. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta
mampu mengetahui dan menerapkan senam kaki diabetes sebagai upaya
menurunkan komplikasi diabetes pada kaki (luka diabetes) diruangan Ar-
Raudah RSI Ibnu Sina Yarsi Payakumbuh.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta mampu dan dapat;
a) Menjelaskan definisi diabetes melitus
b) Mengetahui penyebab diabetes melitus
c) Mengetahui tanda dan gejalah diabetes melitus
d) Mengetahui komplikasi diabetes melitus
e) Mengetahui penanganan diabetes melitus
f) Mengetahui dan mempraktekkan senam kaki diabetes

D. PROSES PELAKSANAAN
1. Penanggung jawab dan Pelaksana
a. Moderator : Saraya Silmina Mandagi
b. Presentator : 1. Intan Permata Surya
2.Tesya Nandra Cimberly
c. Fasilitator : 1. Sherin Syafitri
2.Ratika Wulandari Zuhri
d. Observer : 1. Ovilia Zulita
2.Sindy Eka Putri
e. Dokumentasi : Debi Dwi Vayana

2. Uraian tugas
a. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan diri mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan kontrak waktu
4) Meminta perpanjangan untuk memperhatikan penjelasan yang tidak
dipahami (dalam acara penutup)
5) Memberikan kesempatan untuk tanya jawab pertanyaan yang
diajukan
6) Menyimpulkan dan menutup penyuluhan
7) Mengucapkan salam
b. Presentator
1) Memberikan penyuluhan kepada peserta
2) Memberikan penjelasan jika pada proses penyuluhan terdapat
pertanyaan
c. Fasilitator
1) Memotivasi peserta penyuluhan agar berperan aktif
2) Membuat observasi penyuluhan
d. Observer
1) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akir acara
2) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
e. Seksi dokumentasi
1) Mendokumentasikan jalanya penyuluhan
2) Melaporkan hasil dokumentasi penyuluhan
f. Seksi perlengkapan
1) Mempersiapkan tempat dan media yang dibutukan untuk penyuluhan
2) Mempersiapkan seluruh perlengkapan yang dianggap perlu

E. MATERI
Terlampir

F. MEDIA
1. Leaflet
2. PPT

G. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

H. Setting Tempat

Keterangan : Moderator

Presentator

Peserta

Observer

Fasilitator

Dokumentasi

I. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta waktu
1. Pembukaan Menjawab salam
a. Memberi salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri Mendegarkan Penyuluh
c. Menjelaskan tujuan
penyuluhan Mendengarkan Penyuluh
d. Menyatakan Kontrak
waktu, bahasa, serta Menyetujui Kontrak
tidak meninggalkan
ruangan selama
penyuluhan
2. Pelaksanaan Mendegarkan Penyuluh
a. Menggali pengetahuan 30
peserta tentang materi Mendegarkan Penyuluh men
penyuluhan senam kaki it
diabetes melitus Mendegarkan Penyuluh
b. Memberikan
reinforcment dan Mendegarkan Penyuluh
meluruskan jawaban dari
peserta Mendegarkan Penyuluh
c. Menyampaikan materi
yang akan di sampaikan Mendegarkan Penyuluh
dengan teratur
1) Menjelaskan definisi Mendegarkan Penyuluh
diabetes melitus
2) Menjelaskan Menyampaikan Pertanyaan
penyebab diabetes kepada penyuluh
melitus
3) Menjelaskan tanda Mengemukakan Pendapat
dan gejalah diabetes
melitus
4) Menjelaskan
komplikasi diabetes
melitus
5) Menjelaskan
penanganan diabetes
melitus
6) Menjelaskan
prosedur senam kaki
diabetes melitus
d. Memberikan
Kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
e. Menjawab pertanyaan
peserta
3. Penutup Bersama menyimpulkan
a. Menyimpulkan materi materi dengan penyuluh 10
bersama peserta menit
b. Terminasi atau membuat Mendegarkan Terminasi
kontrak pertemuan Penyuluh
c. Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup

J. Ktiteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Peserta 15 menit sebelum penyuluhan dilaksanakan sudah siap untuk
mengikuti kegiatan
b. Peserta aktif dan menjawab
2. Evaluasi Proses
a. Moderator menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
b. Penyaji menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
c. Fasilitator menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya
d. Peserta ikut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya
e. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanannya
f. Suasana mendukung
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan kepada peserta, 80% peserta mampu:
a. Menyebutkan kembali definisi diabetes melitus
b. Menyebutkan kembali penyebab diabetes melitus
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejalah diabetes melitus
d. Menyebutkan kembali komplikasi diabetes melitus
e. Menyebutkan kembali penanganan diabetes melitus
f. Menyebutkan dan menpraktekkan senam kaki diabetes
LAMPIRAN MATERI

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES SEBAGI UPAYA DALAM


MENCEGAH KOMPLIKASI DIABETES PADA KAKI

A. KONSEP DIABETES MELITUS


1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai
dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, dan atau
peningkatan resistensi insulin seluler terhadap insulin. Hiperglikemia kronik dan
gangguan metabolik diabetik melitus lainnya akan menyebabkan kerusakan
jaringan dan organ, seperti mata, ginjal, syaraf, dan sistem vaskular. Ulkus
diabetikum merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus pada sistem
integumen, diawali dengan adanya rasa baal atau kesemutan.
Diabetes Melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah Penyakit
yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)
akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar
glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita Diabetes Melitus atau
tidak (Hasdianah, 2012). Penyakit Diabetes Melitus dapat diartiakan individu
yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi.
Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2011).
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2011). Menurut Riyadi ,S., dan Sukarmin 2011. Diabetes
Melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan
kelainan metabolism, lemak, karbohidrat, protein dan berkembangnya
kompilkasi makrovaskuler dan neurologis.
2. Penyebab Diabetes Melitus
Diabetes Melitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel -
sel beta pulau Langerhans. Jenis juvenilis ( usia muda ) disebabkan oleh
predisposisi herediter terhadap perkembangan antibodi yang merusak sel - sel
beta atau degenerasi sel - sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas disebabkan
oleh degenerasi sel - sel beta akibat penuaan dan akibat kegemukan / obesitas.
Tipe ini jelas disebabkan oleh degenerasi sel - sel beta sebagai akibat penuaan
yang cepat pada orang yang rentan dan obesitas mempredisposisi terhadap
obesitas ini karena diperlukan insulin dalam jumlah besar untuk pengolahan
metabolisme pada orang kegemukan dibandingkan orang normal.
Faktor-faktor penyebab resistensi insulin :
a. Faktor Genetik
Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus akan ikut
diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi
insulin.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
Dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah usia 40 tahun. Penurunan
ini akan beresiko pada penurunan fungsi endoktrin Pankreas untuk
memproduksi insulin.
c. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang
cepat saji yang kaya pengawet,lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh
terhadap kerja pankreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme
dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada
kenaikan kerja pankreas. Beban yang tinggi membuat pankreas mudah rusak
hingga berdampak pada penurunan insulin.
d. Pola makan salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan
resiko terkena diabetes. Mlnitrisi juga dapat merusak pankreas, sedangkan
obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan
yang tidak teratur dan cenderung lambat juga akan berperan pada
ketidakstabilan kerja pankreas.
e. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel – sel beta pankreas mengalami hipertropi
yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertropi
pancreas disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa pada
penderita obesitas untuk mencukupi energin sel yang terlalu banyak.
3. Tanda dan Gejalah Diabetes Melitus
Menurut Riyadi ,S. dan Sukarmin, (2011) tanda dan gejala yang dijumpai pada
pasien Diabetes Melitus yaitu :
a. Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
b. Polidipsi ( peningkatan rasa haus ) akibat volume urin yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel akan berdifusi keluar sel mengikutin
penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik ( sangat pekat ).
Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH (Antidiuretik Hormone)
dan menimbulkan haus.
c. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama,katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian
sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
d. Polifagia (peningkatan rasa lapar).
e. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa dieksresi mucus,
gangguan fungsi imun, dan penurunan alitan darah pada penderita diabetes
kronik.
Kelainan kulit : gatal - gatal, bisul. Kelainan kulit berupa gatal - gatal,
biasanya terjadi didaerah ginjal. Lipatan kulit seperti diketiak dan dibawah
payudara. Biasanya akibat tumbuh jamur.
4. Komplikasi Diabetes Melitus
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan
komplikasi akut dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu :
a. Komplikasi akut
a) Hipoglikemia
Adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai normal
(< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM
tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, Kadar gula darah
yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat
pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami
kerusakan.
b) Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat
secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme
yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma
Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.
b. Komplikasi kronik
a) Komplikasi makrovaskuler
Komplikasi makrovaskuler yang umum berkembang pada
penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada
sebagian otak), mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal
jantung kongetif, dan stroke.
b) Komplikasi mikrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi pada penderita
DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan),
neuropati, dan amputasi.
5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Prinsip penatalaksanaan diabates melitus secara umum ada lima sesuai
dengan Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia tahun 2006 adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien DM.
a. Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama
dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing- masing
individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan
makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada
mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar
yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam
hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%. Untuk
menentukan status gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks
Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau
cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk
mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
BeratBadan (Kg)
IMT = ------------------------------------------------
Tinggi Badan (m)Xtinggi Badan (m)

b. Exercise (latihan fisik/olahraga)


Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang
lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical, Interval,
Progresive, Endurance (CRIPE). Training sesuai dengan kemampuan pasien.
Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit.
Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.
c. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan. Pendidikan
kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok masyarakat
resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada kelompok pasien
DM. Sedangkan pendidikan kesehatan untuk pencegahan tersier diberikan kepada
pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit menahun.
d. Obat : oral hipoglikemik, insulin
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik
tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan
pemakaian obat hipoglikemik.
Obat – Obat Diabetes Melitus
1. Antidiabetik oral
Penatalaksanaan pasien DM dilakukan dengan menormalkan kadar
gula darah dan mencegah komplikasi. Lebih khusus lagi dengan
menghilangkan gejala,optimalisasiparameter metabolik, dan mengontrol
berat badan. Bagi pasien DM tipe 1 penggunaan insulin adalah terapi utama.
Indikasi antidiabetik oral terutama ditujukan untuk penanganan. pasien DM
tipe 2 ringan sampai sedang yang gagal dikendalikan dengan pengaturan
asupan energi dan karbohidrat serta olah raga. Obat golongan ini
ditambahkan bila setelah 4-8 minggu upaya diet dan olah raga dilakukan,
kadar gula darah tetap di atas 200 mg% dan HbA1c di atas 8%.
Jadi obat ini bukan menggantikan upaya diet, melainkan membantunya.
Pemilihan obat antidiabetik oral yang tepat sangat menentukan keberhasilan
terapi diabetes. Pemilihan terapi menggunakan antidiabetik oral dapat
dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi. Pemilihan dan penentuan
regimen antidiabetik oral yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat
keparahan penyakit DM serta kondisi kesehatan pasien secara umum
termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada. Dalam hal ini
obat hipoglikemik oral adalah termasuk golongan sulfonilurea, biguanid,
inhibitor alfa glukosidase dan insulin sensitizing.
2. Insulin
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 pada manusia.
Insulin mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam dua rantai yang
dihubungkan dengan jembatan disulfide, terdapat perbedaan asam amino kedua rantai
tersebut. Untuk pasien yang tidak terkontrol dengan diet atau pemberian
hipoglikemik oral, kombinasi insulin dan obat-obat lain bisa sangat efektif. Insulin
kadangkala dijadikan pilihan sementara, misalnya selama kehamilan. Namun pada
pasien DM tipe 2 yang memburuk, penggantian insulin total menjadi kebutuhan.
Insulin merupakan hormon yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat maupun
metabolisme. protein dan lemak. Fungsi insulin antara lain menaikkan
pengambilan glukosa ke dalam sel–sel sebagian besar jaringan, menaikkan
penguraian glukosa secara oksidatif, menaikkan pembentukan glikogen dalam
hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen, menstimulasi pembentukan
protein dan lemak dari glukosa.

B. SENAM KAKI DIABETES


1. Definisi Senam Kaki Diabetes
kaki diabetes merupakan salah satu infeksi kronik DM. Terjadinya kaki
diabetes dimulai dari glukosa yang tinggi dan akan merusak pembuluh darah perifer
kaki.
2. Manfaat Senam Kaki Diabetes
Manfaat senam kaki diabetes adalah:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mebcegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
f. Meningkatkan kebugaran pasien diabetes mellitus
3. Prosedur Senam Kaki Diabetes
a. Langkah Pertama
Posisikan pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
b. Langkah kedua
Letakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

c. Langkah ketiga
Angkat telapak kaki keatas dengan posisi tumit dilantai. Angkat
telapak kaki keatas kemudian turunkan telapak kaki dan naikkan tumit
dengan posisi jari dilantai. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan
kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

d. Langkah ke empat
Angkat telapak kaki dengan posisi tumit dilantai dan buat gerakan
memutar dengan pergetakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/853
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiJvL_Zi7DzAhXT7
3MBHao7BjoQFnoECAMQAQ&url=http%3A%2F%2Frepository.ump.ac.id
%2F3967%2F3%2FNovian%2520Marsewa%2520BAB
%2520II.pdf&usg=AOvVaw3KX7aJE_RtktzTldSCjCSx
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjOvryNmLDzAhV
UdCsKHSwxDMIQFnoECAcQAQ&url=https%3A%2F
%2Fjuke.kedokteran.unila.ac.id%2Findex.php%2Fmajority%2Farticle
%2FviewFile%2F615%2F619&usg=AOvVaw0WmjQZHbRHPihc1lcoG8T7

Anda mungkin juga menyukai